Disusun Oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan program profesi
ners stase komunitas pada kelompok khusus di Pondok Pesantren STIKes Surya
Global Yogyakarta. Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini dibuat sebagai
syarat menyelesaikan tugas Stase Keperawatan Komunitas Program Pendidikan
Profesi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta Angkatan XXV.
Dalam proses penyelesaian laporan ini banyak pihak yang telah membantu,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu penyusunan laporan ini :
1. Dwi Suharyanta, ST., MM., M.Kes selaku Ketua Yayasan STIKes
Surya Global Yogyakarta
2. Ust. Sugiono Al Munawwari S.IP., MM., M.PH, Selaku Pengasuh
Pondok Pesantren STIKes Surya Global Yogyakarta
3. Dr. Hj. Arita Murwani, S.Kep., Ns., M.Kep., Selaku Pembimbing
Akademik Stase Keperawatan Komunitas Program Studi Pendidikan
Profesi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta
4. Ustadzah Nunik Nuraini, Selaku Penanggung Jawab Maskan Darul
Jannah Pondok Pesantres STIKes Surya Global Yogyakarta
5. Para Ustadzah dan MPKD Pondok Pesantren STIKes Surya Global
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan dalam
penyusunan laporan ini.
Dengan motivasi, bantuan dan bimbingan penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan komunitas. Penulis menyadari dalam penulisan laporan
komunitas masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon
maaf dan mohon saran serta kritik yang membangun demi tercapainya
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca untuk memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 14 Februari 2021
Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Pada masa pandemi Covid 19, peran asuhan keperawatan
komunitas sangat penting. Sesuai Astana Global Conference (ASC) on
primary health care tingkat komunitas merupakan yang tidak terpisah bagi
pelayanan kesehatan primer, kunci bagi pemberian layanan dan fungsi
kesehatan masyarakat essentsial dan bagi keterlibatan serta pemberdayaan
masyarakar mengenai kesehatan mereka. Platform berbasis komunitas
dengan kapasitas pemberian pelayanan kesehatan dan keterlibatan sosial
ini memiliki peran penting dalam penanggulangan covid 19 dan penting
dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan yang ada terutama bagi orang
orang yang rentan (WHO, 2019).
Pada tahun 2015 telah ditetapkan program Sustainable Devel
opment Goals (SDGs) yang diinisiasikan oleh World Health Organization
(WHO) yang diikuti oleh 182 negara termasuk Indonesia. SDGs
merupakan pembaharuan dari program MDGs (Millenium Development
Goals). Program SDGs ini berupa 17 tujuan pembangunan berkelanjutan
(Leiwakabessy, 2015) Era Sustainable Development Goals (SDGs) atau
tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah dimulai saat negara-negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk Indonesia,
menyepakati Outcome Document SDGs. Dokumen ini berisi tentang
deklarasi, tujuan, target dan cara pelaksanaan SDGs hingga tahun 2030.
Dokumen ini adalah kerangka kerja pembangunan global baru pengganti
Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015, dengan
17 tujuan dan 169 target seperti yang dijelaskan diatas.
Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun
2005-2025 atau “Indonesia Sehat 2025” disebutkan bahwa perilaku
masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku
yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;
mencegah risiko terjadinya penyakit; melindungi diri dari ancaman
penyakit dan masalah kesehatan lainnya; sadar hukum; serta berpartisipasi
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan
masyarakat sehat dan aman (safe community).
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta
meningkatkan kemampuan bekerja sama dengan kelompok khusus. Maka
Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Surya Global Angkatan XXV Kelompok I melaksanakan
praktik klinik keperawatan komunitas di Pondok Pesantren STIKes Surya
Global Yogyakarta dengan menggunakan dua pendekatan yaitu
pendekatan individu dan masyarakat kelompok khusus.
Pendekatan individu dilakukan dengan cara setiap mahasiswa
mengkaji setiap setiap santri yang ada pada pondok pesantren. Pendekatan
kelompok khusus dilakukan dengan cara memberdayakan pengurus
maskan. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan
dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada mashasiswa santri.
Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama
yang baik dengan seluruh komponen pondok pesantren untuk
mengikutsertakan mahasiswa santri dalam upaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan. Mahasiswa santri diharapkan dapat mengenal
masalah kesehatan yang terjadi diwilayahnya, membuat keputusan
tindakan kesehatan bagi diri sendiri dan teman sekamarnya, serta mampu
memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di pondok pesantren.
Pendekatan ini diterapkan oleh Mahasiswa Ilmu Keperawatan
STIKES Surya Global Yogyakarta Angkatan XXV Kelompok I Stase
Keperawatan Komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada kelompok khusus di Pondok Pesantren STIKes Surya Global
Yogyakarta dengan pemberdayaan mahasiswa santri melalui pengasuh
pondok pesantren dan pengurus pondok pesantren. Sehingga melalui
pendekatan tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan mashasiswa
santri seperti pola perilaku hidup bersih, menurunkan angka kesakitan dan
kematian, yang merupakan salah satu program pemerintah untuk
mewujudkan visi Indonesia Sehat 2025. Keperawatan komunitas di
kelompok khusus pesantren darul jannah
Hasil SMD dan survey kepatuhan protokol covid di pondok
pesantren darul jannah didapatkan masalah di komunitas pesantren darul
jannah berupa kurangnya pemantauan dari satgas covid pesantren terkait
penerapan protokol Covid-19 di lingkungan pondok pesantren, kurangnya
perhatian terhadap keberisihan lingkungan di pondok pesantren, serta
banyaknya hama tomcat yang terdapat pada lingkungan pesatren.
Oleh karena itu kami bermaksud untuk melakukan kegiatan Stase
Keperawatan komunitas kelompok khusus yang tujuannya tak lain adalah
untuk meningkatkan derajat kesehatan komunitas kelompok khusus di
pondok pesantren STIKes Surya Global Yogyakarta, dimana dalam
menjalankan program pendidikan profesi ners stase keperawatan
komunitas ini, pelaksanakan kegiatan komunitas berfokus pada upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan diri dari penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (rehabilitative).
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengalaman nyata mengenai keperawatan
kesehatan komunitas pada kelompok khusus yang mempunyai masalah
kesehatan di Maskan Darul Jannah Ponpes STIKes Surya Global
Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik lapangan keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas di
Maskan Darul Jannah Pondok Pesantren STIKes Surya Global
Yogyakarta bersama semua santri yang meliputi:
a. Mengkaji status kesehatan masyarakat keseluruhan melalui
wawancara, observasi maupun membaca literature yang ada
b. Merumuskan masalah kesehatan yang terdapat di Maskan Darul
Jannah berdasarkan hasil pengkajian
c. Merencanakan tindakan keperawatan untuk kelompok khusus
yaitu mahasiswa santri
d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan
yang telah dirumuskan
e. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan
C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa Santri Asrama Darul Jannah
a. Mampu mengaplikasi konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada mahasiswa santri di Asrama Darul Jannah
b. Mampu belajar menjadi model profesional dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas
c. Mampu meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan
bijaksana dalam menghadapi dinamika mahasiswa santri di
Asrama Darul Jannah
d. Mampu meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal
2. Untuk Mahasiswa Profesi Ners STIKes Surya Global Yogyakarta
Mampu mengaplikasikan teori keperawatan komunitas yang telah
dipelajari selama proses perkuliahan
3. Untuk Institusi Pendidikan STIKes Surya Global Yogyakarta
Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas selanjutnya
D. Sasaran
Mahasiswa santri di Pondok Pesantren Maskan Darul Jannah STIKes
Surya Global
E. Strategi
Strategi yang digunakan dalam penerapan asuhan keperawatan yaitu:
1. Penjajakan Umum
Pendekatan dan penjelasan program kepada pengurus Pondok
Pesantren Maskan Darul Jannah serta mahasiswa santri Pondok
Pesantren Maskan Darul Jannah
2. Pengumpulan Data
a. Pengkajian melalui wawancara dan observasi terhadap santri
Pondok Pesantren Maskan Darul Jannah STIKes Surya Global
Yogyakarta
b. Pengumpulan data melalui metode google form untuk mahasiswa
santri yang berada dirumah
3. Observasi Lingkungan
Observasi lingkungan Pondok Pesantren Maskan Darul Jannah
4. Identifikasi dan Prioritas Masalah
5. Perencanaan Plant of Action
6. Pelaksanaan
7. Evaluasi
F. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktek keperawatan kesehatan komunitas yang
dilaksanakan selama 3 minggu yaitu dari tanggal 8 Februari-27 Februari
2021dengan jadwal kegiatan sebagai berikut:
1. 8 Februari 2021 (Mengkonfirmasi dengan pihak ponpes STIKes Surya
Global Yogyakarta)
2. 9 Februari 2021 (Pelaksanaan MMD I)
3. 10-13 Februari 2021 (Pengkajian dan observasi)
4. 16 Februari 2021 (Pelaksanaan MMD II)
5. 17-23Februari 2021 (Implementasi keperawatan)
6. 24-25 Februari 2021 (Evaluasi keperawatan)
7. 26 Februari 2021 (MMD III)
8. 27 Februari 2021 (Penarikan mahasiswa profesi ners XXV pada stase
komunitas)
BAB II
TINJAUAN TEORI
3) Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya seperti:
1. Ibu hamil
2. Bayi baru lahir
3. Balita
4. Anak usia sekolah
5. Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan diantaranya adalah:
1. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit
lainnya.
2. Penderita dengan penyakit tak menular seperti: penyakit DM,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya
b. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit diantaranya:
1. Wanita tunasusila
2. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3. Kelompok-kelompok pekerja tertentu dan lain-lain
c. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi diantaranya adalah
1. Panti wredha
2. Panti asuhan
3. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4. Penitipan balita
5. Pondok pesantren
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
bergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam
berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian,
politik maupun kesehatan khususnya.
J. Perencanaan Intervensi
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan
menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam
tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan, maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan
dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan
sumber/ potensi masyarakat seperti dana, sarana dan tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan
cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan
bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap Pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukkan kelompok kerja kesehatan untuk
menemukan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat.
Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan
yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk
menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan dan
masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan
di wilayahnya.
c. Tahap Pendidikan dan Latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat.
2) Melakukan pengkajian.
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan.
4) Melatih kader.
5) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga atau masyarakat.
d. Tahap Formasi Kepemimpinan
e. Tahap Koordinasi Intersektoral
f. Tahap Akhir
g. Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk
mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan
kelompok kerja kesehatan lebih lanjut. Untuk lebih singkatnya,
perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut:
1) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi.
2) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik.
3) Melakukan deteksi dini tanda-tanda kekurangan gizi.
4) Bekerjasama dengan aparat desa setempat untuk mengamankan
lingkungan.
5) Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
K. Pelaksanaan Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya yaitu :
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang
gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktek keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan yaitu:
a. Pencegahan primer, yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan
pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan
gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder, yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit, contoh:
mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, seperti: mata, gigi, telinga
dan lain-lain.
c. Pencegahan tersier, yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian
individu pada tingkat berfungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga, contoh: membantu keluarga yang
mempunyai anak dengan risiko gangguan kurang gizi untuk melakukan
pemeriksaan secara teratur ke posyandu.
L. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk
memodifikasi rencana berikutnya. Fokus dari evaluasi asuhan keperawatan
komunitas adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan,
peran staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya, bagaimanakah pencarian sumber dan penggunaannya
serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja, apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak, apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
4%
Keperawatan=41
41% kesehatan masyarakat=30
55%
Farmasi=3
No Suku Jumlah %
1 Maluku 6 8
2 Jawa 43 59
3 Sunda 5 7
4 1
Mandar 1
1
5 Bugis 5 7
6 Melayu 6 8
7 Banjar 1 1
8 Sasak 1 1
9 Bajo 1 1
10 Piliang 1 1
11 1
Bengkuli 1
1
12 Sumbawa 1 1
13 Tabose 1 1
14 Batak 1 1
Jumlah 74 100%
Sumber Data Primer Profesi Ners bulan Februari, 2021.
8%
<=500.000=39
45% >500.000-1.000.000=30
47% >1.000.000=5
18%
Ya=61
Tidak=13
82%
27%
Ya=54
73% Tidak=20
5%
ya=70
Tidak=4
95%
14%
Ya=64
Tidak=10
86%
16%
Ya=62
Tidak=12
84%
1%
Ya=73
Tidak=1
99%
12%
Ya=65
Tidak=9
[]
[]
Ya=57
Tidak=17
[]
7% Ya=69
Tidak=5
93%
Ya=30
40%
Tidak=44
60%
B. ANALISA DATA
No Analisa Data Etiologi Problem
1. Ds: Sumber daya KetidakEfektifan
a) Mayoritas mahasiswa santri tidak cukup pemeliharaan
mengatakan kesehatan kesehatan
komunitas di lingkungan
pesantren kurang baik, seperti
kamar mandi yang kurang bersih,
banyaknya hama tomcat di
lingkungan pesantren sehingga
menyebabkan mahasiswa santri
terkena penyakit kulit
b) Mayoritas mahasiswa santri
mengatakan penanganan
kesehatan di pondok pesantren
ketika ada mahasiswa yang sakit
kurang cepat tangap dalam
mengatasi masalah
c) Mahasiswa santri mengatakan
sampah disimpan di
penampungan sementara di
depan pondok pesantren
d) Sebagian Mahasiswa santri
mengeluhkan pelayanan
kesehatan yang tersedia di
pesantren (SHB)
Do:
a) Tempat sampah yang tersedia
hanya satu buah di setiap lantai
b) Tidak ada kader kesehatan
khusus yang menangani
mahasiswa yang sakit
c) Berdasarkan hasil observasi
masih banyak mahasiswa santri
yang membuang sampah di
talang air hujan
2 Ds: Kurangnya Perilaku
a) Sebagian mahasiswa santri pemahaman kesehatan
mengeluhkan tidak disimplinnya cenderung
mahasiswa santri lain membuat beresiko
tempat cuci piring jadi kotor karena
sisa makanan yang tidak di buang
pada tempatnya
Do:
a) Kurangnya kesadaran mahasiswa
santri dalam membersikan tempat
cuci piring sehingga tempat cuci
piring menjadi kotor dan berlumut
b) Kurangnya kesadaran mahasiswa
santri dalam membuang sisa makan
ketempat samapah yang
menyebabkan tersumbatanya
saluran wastafel
Ds: Kesiapan
a) Mahasiswa santri berharap Meningkatkan
kesehatan di ponpes dapat Manajemen
ditingkatkan Kesehatan
b) Mahasiswa santri memeriksakan
sendiri kesehatannya ke fasilitas
kesehatan ketika sakit
Do:
a) Persentase santri mandi 2 kali
sehari 82%
b) Santri yang mencuci rambut dalam
dua hari sekali 72%
c) Santri gosok gigi sehari ada 94%
d) Santri memotong kuku dalam
seminggu ada 86%
e) Santri mencuci tangan dengan
sabun sebanyak 83 %
f) Santri memcuci pakaian dengan
sabun sebanyak 98%
g) Santri yang memiliki TD normal
selama sebulan sebanyak 87%
h) Santri yang memiliki IMT normal
sebanyak 77%
i) Santri yang memiliki suhu normal
selama sebulan sebanyak 93%
j) Santri memiliki keluhan fisik
(pusing, demam dll) sebanyak 59%
C. PERENCANAAN
NOC
Diagnosa
No Tgl/Jam Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi NIC
2. 17 Februari Peilaku kesehatan Untuk Setelah dilakukan Perilaku hidup sehat Pendidikan kesehatan
2021 cenderung meningkatkan tindakan kepeawatan dengan mencuci (5510)
beresiko b/d perilaku selama 2 minggu tangan, menggosok 1. Edukasi manfaat
kurangnya diharapkan : gigi, senam lansia, perilaku hidup bersih
mahasiswa santri Pengetahuan : promosi merokok pada warga
pemahaman dan sehat
terkait perilaku terkait perilaku kesehatan (1823) dusun Glondong 2. Demontrasikan
hidup bersih dan hidup bersih dan dengan kriteria cara menjaga
sehat sehat Mampu meningkatkan evaluasi : lingkungan agar tetap
prilaku kesehatan yaitu 70% mahasiswa bersih dan sehat
PHBS. santri menerapkan 3. Lakukan
perilaku hidup
senam sehat
bersih dan sehat
minimal 1 minggu
sekali
4. 1-03-2020 Kesiapan Meningkatkan Setelah dilakukan Mahasiswa santri Pendidikan Kesehatan
meningkatkan pengetahuan tindakan keperawatan mampu mengetahui (5510)
pengetahuan b/d terkait selama 3 minggu kasiat tanaman obat 1. Edukasi para kader
pemanfaatan diharapkan: keluarga. kesehatan dan warga
minat yang tinggi tanaman obat 1. 70% Mahasiswa
Pengetahuan : Promosi terkait jenis-jenis dan
dan kurangnya keluarga untuk Kesehatan (1823) santri mampu manfaat tanaman obat
pengetahuan kesehatan serta 1. Mahasiswa santri dapat mengetahui tentang Keluarga
tentang manfaat agar bernilai mengetahui manfaat pengertian, manfaat 2. Kolaborasikan dengan
penanaman ekonomis dari penanaman tanaman dan jenis-jenis ahli dibidang tanaman
obat keluarga tanaman obat. obat dari Rumah Sehat
tanaman obat
2. Mahasiswa santri mampu 2. 65% Mahasisw Alami Stikes Surya
keluarga santri Terlibat Global Yogyakarta).
mengelola tanaman obat pemanfaatan
keluarga menjadi tanaman obat
pengobatan alternatif keluarga.
dalam kehidupan sehari-
hari.
D. PLANNING OF ACTION
Diagnosa
No keperawatan Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu/tempat Strategi Media
1 Ketidakefektifan Orientasi kesehatan Mahasiswa Masjid Baitu Surga Komunikasi dan Power
pemeliharaan (1705) santri maskan Informasi point
kesehatan b/d 1. Mahasiswa Edukasi terkait darul jannah
santri mampu lingkungan beresiko
kurangnya kesadaran
berfokus pada
Mahasiswa santri menimbulkan penyakit
kesejahteraan
akan kesehatan dan lingkungan.
kebersihan 2. Mahasiswa
santri mampu Pelatihan pengolahan Mahasiswa Maskan darul jannah Pelatihan, role Roleplay
lingkungan
menjaga perilaku sampah rumah tangga santri maskan play, komunikasi,
kesehatan menjadi kompos dan darul jannah informasi dan
(mengelola sampah). pupuk cair. Peembuatan
motivasi
mikroorganisme lokal
3. Mahasiswa
(MOL)
santri memiliki
persepsi bahwa
kesehatan Bersama dengan Mahasiswa Maskan Darul Jannah Gotong Royong -
merupakan
mahasiswa santri santri maskan
prioritas tinggi
dalam kehidupan melakukan kerja bakti darul jannah
sehari-hari
Mahasiswa Maskan Darul Jannah Komunikasi dan -
Bekerjasama dengan santri maskan Informasi
pemuda terkait pengelolaan darul jannah
tong sampah
2 Perilaku kesehatan Promosi Mahasiswa Masjid Baitu Surga Demonstrasi, Power Point
cenderung beresiko b/d kesehatan (1823) santri maskan Motivasi
kurangnya pemahaman 1. Mampu Memberikan penyuluhan darul jannah
terkait perilaku hidup meningkatkan
prilaku kesehatan pengolahan sampah
bersih dan sehat. membuang limbah
sampah sesuai
tempatnya. Memberikan Mahasiswa Masjid Baitu Surga Demonstrasi, Power Point
2. Mampu Penyuluhan cara santri maskan motivasi
meningkatkan menbersihkan kamar agar darul jannah
kebiasaan
terhindar dari tomcat
membersihkan
asrama dan kamar Memberikan senam Mahasiswa Maskan darul jannah Role play, Video
mandi maskan darul Senam Sehat santri maskan komunikasi,
jannah darul jannah motivasi
3. Mampu
meningkatkan
kesadaran
mahasiswa untuk
senam
3 Kesiapan Pengetahuan : 1. Mengedukasi para Mahasiswa Masjid baitu surga dan Komunikasi, Power Point
meningkatkan Promosi mahasiswa santri serta santri dan Maskan Darul Jannah motivasi dan
pengetahuan b/d Kesehatan (1823) ustadzah cara Ustadzah informasi
minat yang tinggi dan 1. Mahasiswa menggunakan tanaman
kurangnya santri dapat obat yang di tanam di
pengetahuan tentang mengetahui maskan darul jannah
manfaat penanaman manfaat dari 2. Melakukan
tanaman obat penanaman tanaman penanaman tanaman
keluarga obat obat bersama dengan
2. Mahasiswa para ustadzah dan
santri mampu mahasiswa santri
mengelola tanaman 3. Kolaborasikan
obat menjadi dengan ahli dibidang
pengobatan tanaman obat dari
alternatif dalam Rumah Sehat Alami
mencegah hama STIKes Surya Global
Yogyakarta
tomcat
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Lingkungan
a. Pondok pesantren maskan Darul Jannah
Untuk mengetahui kepadatan vektor nyamuk pada suatu
tempat, diperlukan survei jentik (Taviv 2009 dalam kurniawan
2016). Berdasarkan hasil pengkajian angka bebas jentik di maskan
Darul Jannah 1 didapatkan hasil sebesar 61% dan di maskan darul
jannah 2 didapatkan hasil 75%. Artinya, dari ke 20 kamar dan
lingkungan yang diperiksa tersebut masih terdapat jentik nyamuk.
Indikator ABJ yang baik berada pada skor 95% sedangkan hasil
yang didapatkan dari hasil pengkajian masih berada dibawah 95%
yang mana merupakan faktor beresiko untuk terjadinya persebaran
penyakit DBD karena vektor nyamuk lebih besar.
Jadi berdasarkan hasil diatas kemungkinan diarea maskan
Darul Jannah tersebut akan timbul penyakit seperti DBD, malaria
dan chikungunya.
b. Asrama dan kamar
Berdasarkan data dari hasil pengkajian, didapatkan hasil
Tipe bangunan asrama permanen, jumlah kamar yang tersedia di
lantai 1 sebanyak 30 kamar dan lantai 2 sebanyak 30 kamar,
kapasitas setiap 1 kamar untuk lantai 1 dan 2 yaitu sebanyak 4
mahasiswa santri, namun pada 1 kamar untuk pengurus MPKD
sebanyak 2 mahasiswa santri, dan 1 kamar untuk 1 ustadzah. Lantai
asrama maskan Darul Jannah semua sudah berupa keramik,
Ventilasi pada setiap kamar cukup baik karena terdapat jendela dan
juga kusen atas jendela yang terdapat lubang-lubang, Penerangan
sinar matahari dan listrik cukup baik dan luas kamar 4x5, Jarak
antar kamar sangat dekat hanya terpisah oleh triplek, halaman
disekitar kamar berupa lorong. Lorong didepan kamar biasa
digunakan untuk kegiatan rutin seperti dzikir pagi & petang al-
matsurot, sholat berjamaah, serta tempat berdiskusi/belajar bersama
antar santri, keadaan kamar santri bersih, tertata rapi dan memiliki
teras disekitar kamar yaitu berupa lorong.
c. Sumber air dekat
Berdasarkan hasil pengkajian Penyediaan air bersih
bersumber dari sumur. Jarak antara sumur 1 dengan septic tank 1
yaitu 20m dan jarak antara sumur 2 dengan septic tank ke 2&3
yaitu 10m. Sumber air untuk dimasak diambil dari sumur, namun
sumber air untuk diminum biasanya mahasiswa santri
menggunakan air minum isi ulang galon. Sumber air untuk mandi
dan mencuci berasal dari sumur yang di tampung di 2 tandon besar.
Air tersebut digunakan oleh seluruh mahasiswa santri di maskan
Darul Jannah. Kondisi penampungan air ada yang terbuka dan
tertup jaring, sehingga membuat air yang di tampung dalam tandon
menjadi sedikit kurang bersih Kondisi air dalam penampungan
tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna Terdapat jentik
nyamuk pada bak-bak di kamar mandi, dan Santri rutin melakukan
3M setiap 1 minggu sekali pada hari minggu.
Berdasarkan data dari hasil pengkajian, didapatkan hasil
Tempat pembuangan sampah menggunakan bak sampah yang telah
disediakan oleh pondok sebanyak 1 bak sampah per lantai. Jenis
sampah organik dan anorganik dicampur menjadi satu, diarea
maskan darul jannah terdapat penampungan sampah sementara.
Pembuangan sampah dibuang ke TPA oleh petugas kebersihan
pondok.
Menurut UU No.18 tahun 2008, dalam wildawati dan
hasnita 2019 tentang pengelolahan sampah menekankan tentang
perlunya perubahan pola pengelolahan sampah convesional
menjadi pengelohan sampah yang bertumpuh pada pengurangan
dan penanganan sampah, disebutkan dalam pasal 20 meliputi
pembatasan timbulan sampah, pendaur sampah, dan atau
pemanfaatan kembali sampah atau dikenal dengan 3R (Reduce,
Reuse dan Recycle).
Tata cara pemilihan lokasi tempat sampah pembuangan akhir
sampah (SNI 03-3241-1994) dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a) Kriteria regional, yaitu kriteria yang digunakan untuk zona layak
atau tidak layak sebagian berikut:
1) Kondisi geologi
Tidak berada dizona bahaya geologi.
2) Kondisi hidrologi
Tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter.
Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100
meter dihilir airran
3) Kemiringan zona harus kurang dari 20%
4) Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter
5) Tidak boleh pada daerah lindung atau cagar alam dan daerah
banjir periode 25 tahun.
b) Kriteria penyisih
Yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik yaitu
terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria berikut:
1) Iklim
2) Utilitas
3) Lingkungan biologis
4) Kondisi tanah
5) Demografi
6) Batas administrasi
7) Kebisingan
8) Bau
9) Estetika
10) Ekonomi
c) Kriteria penetapan
Yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi yang berwenang untuk
menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijakan
instansi yang berwenang setempat dan ketentuan berlaku.
2. Pembuangan limbah
Berdasarkan data dari hasil pengkajian, didapatkan hasil Para santri
di maskan Darul Jannah BAB/BAK di jamban/WC. Jenis jamban yang
digunakan oleh para mahasiswa santri yaitu wc jongkok. Pembuangan air
limbah menggunakan got yang dialirkan ke sungai, Kondisi saluran air di
maskan darul jannah lancar, dan terdapat sumbatan.
Lokasi tempat pengelolan septic tank dengan sumur dan bangunan.
Detail ketentuannya adalah sebagi berikut:
a) Jarak minimal sumur resapan septic tank dengan sumur air bersih
adalah 10 meter, dengan bangunan atau rumah 1,5 meter, dan dengan
sumur resapan air hujan 5 meter.
b) Jarak minimal up flow filter septic tank dengan sumur air bersih,
bangunan/rumah, dan sumur resapan air hujan, masing-masing adalah
1,5 meter.
c) Jarak minimal taman dengan septic tank dengan sumur air bersih,
bangunan/rumah, dan sumur resapan air hujan, masing-masing adalah
1,5 meter.
B. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan mulai melakukan kegiatan
memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, menetapkan rencana serta
merumuskan rencana evaluasi. Hal ini sehingga memudahkan mengatasi
masalah pada kelompok khusus remaja yaitu mahasiswa santri di Pondok
Pesantren Maskan Darul Jannah STIKes Surya Global Yogyakarta.
Perencanaan yang telah direncanakan oleh kelompok 1 dengan
mahasiswa santri maskan Darul Jannah dan sudah mendapatkan
persetujuan dari penanggungjawab pihak pondok pesantren. Dalam
menetapkan rencana tindakan, tidak berbeda jauh dengan teori yaitu tetap
mempertimbangkan apa yang direncanakan dan kapan dilaksanakan, serta
memperhatikan tingkat kemauan dan kemampuan mahasiswa santri dalam
berpartisipasi dalam perencanaan yang telah ditetapkan (Fatmawati dkk,
2017)
Berdasarkan hasil pengkajian serta penetapan diagnosa maka
didapatkan perencanaan yaitu:
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Manajemen Lingkungan: Komunitas (6484)
dengan perencanaan sesuai NIC :
a. Evaluasi tentang tingkat pengetahuan, sikap dan peilaku dalam
pengelolaan sampah
b. Lakukan reedukasi tentang pengolahan sampah agar bernilai
ekonomis
c. Bekerja sama dengan mahasiswa santri untuk melakukan kerja
bakti
d. Bekejasama dengan musryfah pondok untuk pemilahan sampah
e. Edukasi dampak pembuangan sampah sembarangan
3. Evaluasi kegiatan ke 3
Pada kegiatan penyuluhan ketiga tentang pengolahan sampah
dan sanitasi lingkungan yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 20
Februari 2021 yang di ikuti oleh 9 mahasiswa santri. Pada saat
dilakukan evaluasi pengetahuan yang diukur dengan Pretes-postest
menggunakan Google Form dengan hasil pretest sebanyak 40% santri
dapat menjawab dengan benar pertanyaan pretest.
Saat kegiatan berlangsung, mahasiswa santri yang mengikuti
penyuluhan terlihat sangat antusias, dilihat dari banyaknya mahasiswa
santri yang bertanya baik secara offline maupun online melalui google
meet. Kegiatan penyuluhan yang ke tiga berlangsung dengan lancar
sesuai dengan Rundown acara yang telah disusun dan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung mahasiswa santri mengikuti kegiatan
penyuluhan dari awal sampai akhir. Mahasiswa santri terlihat paham
terkait materi yang dipaparkan oleh pemateri, terlihat dari hasil post
test sebanyak 80% mahasiswa santri dapat menjawab post test dengan
benar. Sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan pengetahuan
santri setelah dilakukan penyuluhan terkait dengan pengolahan
sampah dan sanitasi lingkungan.
4. Evaluasi Kegiatan ke 4
Pada hari minggu tanggal 21 Februari 2021 telah dilakukan
implementasi dari kegiatan penyuluhan pengolahan sampah dan
sanitasi lingkungan, dengan melakukan kerja bakti di lingkungan
maskan Darul Jannah, kegiatan ini di ikuti oleh mahasiswa santri
sebanyak 6 peserta. Sebelum kegiatan kerja bakti di lakukan
mahasiswa santri melakukan kegiatan senam sehat. Selama proses
pelaksanaan senam berlangsung mahasiswa santri mengikuti senam
dengan antusias dari awal hingga akhir.
Setelah melakukan kegiatan senam sehat, selanjutnya
mahasiswa santri di arahkan untuk melakukan kegiatan bersih-bersih
di maskan Darul Jannah. Kegiatan kerja bakti dilakukan dengan
membersihkan area-area yang terlihat kotor seperti di lorong kamar,
kamar mandi, tempat cuci piring dan membersihkan jaring laba-laba
di maskan Darul Jannah. Saat kegiatan kerja bakti mahasiswa yang
mengikuti kegiatan sangat kooperatif.
Kendala dalam kegiatan implementasi yang ke tiga, tidak semua
mahasiswa santri mengikuti kegiatan kerja bakti diarea maskan Darul
Jannah. Ada beberapa mahasiswa santri yang tidak dapat mengikuti
kegiatan kerja bakti dikarenakan karena adanya kuliah online.
5. Evaluasi kegiatan ke 5
Pada hari selasa, tanggal 23 februari 2021 telah dilakukan
kegiatan penyuluhan tentang penanggulangan dan pencegahan tomket,
penyuluhan ini dihadiri oleh 7 mahasiswa santri secara offline dan
dihadiri 10 mahasiswa santri secara online melalui googlemeet..
Sebelum pemaparan materi mahasiswa santri diberikan pretest terlebih
dahulu. Dari hasil pretest didapatkan hasil sebanyak 41,4% mahasiswa
yang menjawab pertanyaan dengan benar.
Saat kegiatan pemaparan materi berlangsung, mahasiswa santri
terlihat sangat memperhatikan dan saat sesi tanya jawab berlangsung
mahasiswa santri sangat antusias terlihat dari banyaknya pertanyaan
yang diajukan baik secara offline maupun online. Dimana terlihat dari
hasil post-test yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan mahasiswa santri sebanyak 75,4%. Sehingga dapat
disimpulkan terjadi peningkatan pengetahuan santri Darul Jannah.
Mahasiswa santri juga dapat memberikan evaluasi terkait kegiatan
yang telah dilakukan dari tanggal 18-24 Februari 2021, dimana
mahasiswa santri memberikan tanggapan yang positif.
Kendala yang dihadapi pada saat penyuluhan yaitu over time,
sehingga ada beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab secara
langsung dan dijawab melalui chat di google meet.
6. Evaluasi Kegiatan Ke 6
Pada tanggal 24 februari 2021 telah dilaksanakan kegiatan
pembudidayaan penanaman tanaman herbal di sekitar lingkungan
maskan Darul Jannah. Kegiatan ini diikiti oleh mahasiswa santri
sebanyak 4 orang dan 1 ustadzah. Pembudidayaan ini termasuk
pemberdayaan masyarakat. Menurut safi’i tujuan pemberdayaan
masyarakat adalah mendirikan masyarakat atau membangun
kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik
secara seimbang. Karena pemberdayaan masyarakat adalah upaya
memperluas horizon pilihan masyarakat, ini berarti masyarakat
diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang baik bagi
dirinya (dalam Aziz, 2019).
Kegiatan ini dilakukan dengan pembudidayaan penanaman
tanaman herbal seperti serai dan laos disekitar area maskan Darul
Jannah dengan pembuatan mini garden di samping maskan Darul
Jannah. Dalam kegiatan ini penanaman pertama dilakukan oleh ketua
panitia bersama dengan perwakilan pengurus maskan Darul Jannah
yang di wakilkan kepada ustadzah ruqoyah sebagai penanggung jawab
maskan Darul Jannah. Saat kegiatan berlangsung mahasiswa santri
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dengan baik. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan tepat waktu dan sesuai rundown acara. Setelah
penanaman pembudidayaan tanaman herbal kemudian dilakukan
dengan kegiatan penyiraman pada tanaman di area mini garden yang
dilakukan oleh mahasiswa santri dan panitia kegiatan.
Hambatan dalam kegiatan adalah kurangnya bahan tanaman
herbal yang di rencanakan seperti penanaman tanaman bunga krisan
dan bunga lavender dikarenakan harga yang cukup mahal dan daun
mimba yang sulit untuk didapatkan.
Berdasarkan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan dari tanggal
18-24 februari, tujuan asuhan keperawatan komunitas di maskan
Darul Jannah telah tercapai.
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktik lapangan keperawatan komunitas serta evaluasi
asuhan keperawatan komunitas pada mahasiswa santri maskan Darul
Jannah yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa:
1. Kegiatan yang telah dilakukan dari tanggal 18 sampai dengan 24
Februari 2021, terjadi peningkatan pengetahuan mahasiswa santri
dari semua penyuluhan yang telah dilakukan.
2. Kemampuan mahasiswa santri dalam menanggulangi masalah
kesehatan/keperawatan mengalami peningkatan.
3. Setelah dilakukan implementasi penyuluhan dan kerja bakti bersama,
maskan Darul Jannah mengalami peningkatan kebersihan dan
berkurangnya resiko terjadinya penyakit.
4. Kegiatan yang telah dilakukan di maskan Darul Jannah yang
meliputi penyuluhan ABJ, Pengolahan sampah, sanitasi lingkungan,
dan penanggulangan tomcat, terjadi perubahan perilaku hidup bersih
dan sehat pada mahasiswa santri di maskan darul jannah
B. SARAN
Dengan adanya laporan ini, kami mengharapkan kepada pembaca agar
dapat memahami konsep dari keperawatan komunitas
1. Untuk Mahasiswa Profesi Ners
Kami mengarapkan dari keperawatan komunitas ini mahasiswa
Profesi Ners dapat lebih memantapkan penggunaan proses
keperawatan dalam pemecahan masalah keperawatan komunitas.
2. Untuk Mahasiswa Santri
Kami mengharapkan kepada mahasiswa santri untuk selalu terus
menerus meningkatkan hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan
agar terbebas dari dampak apa saja yang bisa ditimbulkan.
3. Untuk STIKes Surya Global Yogyakarta
Kami mengharapkan untuk STIKes Surya Global Yogyakarta agar
dapat bekerja sama dengan pihak yang akan dilakukan perawatan
komunitas agar mudah bagi mahasiswa untuk melakukan praktek di
tempat yang sudah di tentukan.
4. Untuk Ponpes Darul Jannah
Kami mengharapkan dari laporan dan kegiatan yang telah kami
lakukan selama kurang lebih 2 minngu, dapat di implementasikan
oleh mahasiswa santri di maskan Darul Jannah secara berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA
A Wawan & Dewi M. 2014. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Prilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.
Dinkes Sleman. 2011. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Sleman. Diunduh dari
https://dinkes.sleman.go.id