Disusun Oleh :
Kelompok 5 / AJ1 B19
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema Discharge Planning dengan
baik.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Pihak-pihak tersebut adalah:
1. Dosen koordinator Mata Kuliah Manajemen Keperawatan yaitu Bapak Candra
Panji A., S.Kep., Ns., M.Kep
2. Dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Keperawatan yaitu Bapak Syamsul
Hidayat, S.Kep.Ns.,M.Kep
3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan Penulisan 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Discharge Planning 6
2.2 Skenario Role Play Discharge Planning 23
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan 24
3.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa
siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses
formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan
sekelompok orang ke kelompok lainnya (Chasta, 1990 dalam Nursalam, 2009).
Hariyati dkk (2008) menyatakan bahwa masih banyak laporan tentang pelayanan
keperawatan yang belum optimal. Salah satu kegiatan keperawatan yang belum optimal
adalah discharge planning. Hal ini juga didukung oleh data dari Family Caregiver Alliance
(2009), penelitian menunjukkan bahwa akibat dari discharge planning yang tidak baik,
sebanyak 40% pasien mengalami lebih dari 65 kesalahan pengobatan setelah meninggalkan
rumah sakit, dan 18% pasien yang dipulangkan dari rumah sakit dirawat kembali di rumah
sakit dalam waktu 30 hari. Di sisi lain, penelitian telah menunjukkan bahwa perencanaan dan
tindak lanjut yang baik dapat meningkatkan kesehatan pasien, mengurangi perawatan
berulang dan mengurangi biaya kesehatan.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan
dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan
dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan. Merupakan
usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi
kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain
untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan
juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep tentang discharge planning dalam asuhan keperawatan
pada pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Rice (1992) dalam Potter & Perry (2005:93), setiap pasien yang
dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning atau rencana pemulangan.
Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi tentang semua
rencana pemulangan (Medical Mutual of Ohio, 2008 dalam Siahaan, 2009:12).
Discharge planning atau rencana pemulangan tidak hanya melibatkan pasien tapi juga
keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan kesehatan dengan catatan bahwa
pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama (The Royal Marsden Hospital, 2004
dalam Siahaan, 2009:11).
Perencanaan Pulang
1. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis
Diabetes Melitus dengan Luka Gangren
Hari/tanggal : Selasa, 1 April 2017
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang Kamboja
Pelaksana : Karu, Katim, Perawat pelaksana
Sasaran : Klien dan keluarga klien
2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Sindhu Agung Laksono
Ketua Tim (PP) : Dewi Fajarwati P.
Perawat Pelaksana (PA) : Ari Kurniawati, Robeta Lintang D.
Dokter : Ezra Ledya S.S
Klien : Rina Afriani
Keluarga Pasien : Hermansyah, Henny Sulistyarini
3. Instrumen
1) Status klien
2) Format discharge planning (terlampir)
3) Leaflet (terlampir)
4) Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang
4. Mekanisme kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Karu mengucapkan salam kemudian 10 menit Ruang Karu
menanyakan bagaimana persiapan Ketua Karu
Tim untuk pelaksanaan discharge planning Katim
2. Ketua Tim sudah siap dengan status klien
Katim
dan format discharge planning
Katim
3. Menyebutkan masalah-masalah klien
4. Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan
Karu
pada klien dan keluarga.
5. Karu memeriksa kelengkapan discharge
planning
Pelaksana 1. Karu membuka acara discharge planning 30 menit Bed Karu
2. Ketua Tim dibantu perawat pelaksana Katim dan Perawat
an pasien
menyampaikan pendidikan kesehatan, dan pelaksana
menjelaskan tentang:
1) Memotivasi pasien untuk mematuhui diet
yang sudah ditetapkan yaitu rendah
lemak, rendah glukosa, tinggi serat
sebagai cara efektif untuk mengendalikan
lemak darah, gula darah dan kolesterol.
2) Menjelaskan tanda-tanda hipoglikemi
(kadar gula darah turun) seperti
mengantuk, binggung, lemas, keringat
dingi, mual muntah.
3) Menjelaskan penatalaksanaan hipoglikemi
4) Menjelaskan pentingnya merawat kaki
dan mencegah luka:
a. Jaga luka tetap bersih dan kering
b. Hindari penekanan yang lama pada
kaki yang luka
c. Anjurkan pada klien dan keluarga
untuk membersihkan kaki dengan
sabun terutama disela-sela jari
d. Potong kuku jari kaki mengikuti
lekukkan jari kaki jangan memotong
kuku berbentuk lurus pada tepinya
karena dapat menyebabkan tekanan
pada jari-jari yang berdekatan
e. Hati-hati saat mengikir tepi kuku yang
kasar untuk mencegah kerusakan kuku
f. Hindari merendam kaki berlama-lama
dan mengunakan air panas
g. Gunakan pelembab untuk kulit yang
kering
h. Pakai kaos kaki yang terawat dari
bahan kualitas baik
i. Anjurkan klien untuk melakukan
latihan kaki untuk mempertahankan
sirkulasi
j. Informasi kepada klien mengenai alas
kaki
k. Hindari berjalan tanpa alas kaki
l. Anjurkan klien untuk memakai sepatu
yang pas, tidak sempit
m. Periksa sepatu dari benda asing setiap
hari
n. Hindari memakai kaos kaki yang
sempit
o. Gunakan sepatu yang terbuat dari
bahan yang menyerap
p. Ganti sepatu bila sudah rusak
4) Menganjurkan tetap untuk kontrol gula
darah secara rutin.
5) Minum obat secara teratur.
Menjelaskan jangan menghentikan terapi
obat tanpa konsultasi dengan dokter
6) Ketua Tim menanyakan kembali kepada
klien dan keluarga tentang materi yang
telah disampaikan
7) Ketua Tim mengucapkan terima kasih
8) Pendokumentasian
9) Timbal balik antara Karu, Ketua Tim,
Perawat pelaksana dengan keluarga klien
Penutup Karu memberikan pujian dan masukan atau 2 menit Ruang Karu
saran kepada Ketua Tim dan perawat Karu
pelaksana
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
Pada tanggal 1 April 2017 datang seorang pasien bernama Ny. Rina di Ruang Penyakit Dalam
melati RS. Bakti Husada, dengan diagnosa medis Diabetes melitus dengan luka Gangren di
tungkai kaki sebelah kanan. Setelah gula darah didapatkan hasil 350 mg/dl.
Pada tanggal 2 April 2017 pasien divisite oleh dokter ezra bersama dengan perawat primer.
Setelah dilakukan pengecekan dan perawatan luka selama 3 hari pasien Rina mengalami
perbaikan kondisi dengan hasil akhir gula darah 150 mg/dl dan kondisi luka bersih dan
kering. Setelah dokter melakukan visite, pasien rina dibolehkan pulang dan di anjurkan untuk
kontrol gula darah rutin ke puskesmas terdekat.
Setelah pasien di bolehkan pulang, karu, PP dan PA melakukan diskusi untuk persiapan
discharge planning
Tahap Persiapan di ruang Karu
Karu :selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk pasien Ny. Rina
adalah melakukan Discharge Planning karena kondisi pasien sudah membaik dan
memungkinkan untuk perawatan dirumah. Bagaimana persiapan Katim dari
pasien Ny. Rina?
Perawat primer :baik, untuk persiapan discharge planning pada pasien Ny. Rina
sudah siap. Status pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan.
Untuk masalah pada pasien saat ini adalah luka pada kaki sebelah kiri pasien
yang memungkinkan untuk kambuh kembali sehingga perlu diinformasikan
kepada pasien dan keluraga mengenai diet, tempat kontrol, cara perawatan kaki
dirumah, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan kegawatan pada pasien
Karu :baik, terima kasih untuk Ns.Dewi . Untuk berkasnya saya periksa dulu
Perawat Primer :baik pak ini berkasnya beserta format discharge planningnya
Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu PP dan PA ke ruangan pasien untuk
melakukan discharge planning
Tahap pelaksanaan
Karu :selamat pagi ibu Rina, bagaimana kabar ibu hari ini?
Pasien :selamat pagi pak. Alhamdulillah semakin baik
Karu :alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk ibu. Jadi hari ini ibu
diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum pulang keluarga harus mengurus
administrasi
Pasien :mohon maaf Pak untuk administrasinya sudah diurus semua, ini berkasnya
Karu :o.. baik, bagus sekali kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang perlu
dilakukan terkait dengan kepulangan Ibu. Nanti Ns. dewi akan menyampaikan
hal-hal yang terkait dengan perawatan bapak dirumah, bagaimana apakah bapak
bersedia?
Pasien :iya pak, boleh. Silahkan
Perawat Primer :baik pak, dari hasil pemeriksaan gula darah ibu Rina sudah normal,
luka dikaki akibat Diabetes juga mulai sembuh. Prinsip dari penyakit Diabetes
yaitu ibu Rina harus menjaga pola hidup sehat. Apabila pola hidup ibu Rina
sehat, maka resiko kecil luka akan timbul lagi. Baik, disini saya akan
menyampaikan beberapa hal untuk perawatan ibu Rina di rumah (sambil
memberikan leaflet)
1. Ibu harus mematuhi pola makan 3J yaitu tepat jumlah, tepat jenis, tepat
jadwal. Konsumsi makanan yang rendah lemak, rendah glukosa, tinggi
protein ini untuk mengendalikan lemak darah, gula darah dan kolesterol
seperti beras merah, hindari asin, jeroan, masakan bersantan serta makan
sesuai jadwal.
2. Ibu harus teratur minum obat anti diabet. Ibu harus ingat obat anti diabet
diminum 30 menit sebelum makan. Jangan menghentikan terapi obat tanpa
konsul dengan dokter. Bapak dan keluarga harus mengawasi ibu untuk
meminum obatnya.
3. Ibu harus rajin control, seminggu lagi ibu bisa control di poli penyakit dalam
dengan dokter yang merawat ibu kemarin. Atau ibu bisa control di pelayanan
kesehatan terdekat seperti puskesmas. Apabila ada keluhan sebelum waktuya
control, ibu bisa segera datang ke RS atau puskesmas terdekat.
4. Ibu harus rajin berolahraga, seperti jogging 10-15menit. Yang perlu diingat
ibu harus bawa permen manis. Saat setelah selesai olahraga ibu disarankan
makan permen manis supaya tidak hipoglikemi.
5. Ibu dan bapak harus mengenali tanda-tanda hipoglikemi (kadar gula darah
turun) seperti mengantuk, binggung, lemas, keringat dingin, mual muntah,
maka keluarga bisa membuatkan teh manis, kemudian harus segera pergi ke
pelayanan kesehatan.
6. Ibu dan keluarga harus melakukan perawatan kaki dan mencegah luka baru
seperti tidak memakai sepatu yang sempit, harus memakai alas kaki, dan
hindari kulit yang lembab. Apabila terjadi luka, jaga luka tetap bersih dan
kering serta hindari penekanan yang lama pada kaki yang luka.
Perawat Primer :ini surat kontrolnya, bagaimana ada yang ditanyakan ibu bapak?
Keluarga px:apabila saya ada keluhan bisa menghubungi kemana ya sus?
Perawat Primer :Ibu bisa menghubungi ke nomor telepon yang tertera di surat
control ini, ada lagi yang ingin ditanyakan?
Keluarga px :apakah untuk pemeriksaan gula darah hanya dilakukan seminggu saat control,
sus?
Perawat primer :tidak ibu bapak, pemeriksaan bisa dilakukan kapan saja saat ibu
Rina ingin mengetahui kadar gula darahnya.
Suami px :ohh begitu, jadi control nya tidak harus disini ya sus?
Perawat primer : iya pak, bisa di puskesmas atau dirumah sakit ini.
Suami Pasien : jadi begitu ya sus. Nanti kalau ada yang ingin saya tanyakan, saya
akan telpon ke No. tadi ya sus. Terimakasih
Perawat Primer :baik kalau tidak ada pertanyaan lagi, kita lanjutkan ya, selain itu hal
ini juga perlu bapak dan kelurga ketahui, yaitu:
1. cara perawatan kaki
a. Ibu sendiri atau bisa dibantu keluarga harus membersihkan kaki dengan
sabun terutama disela-sela jari
b. Potong kuku jari kaki mengikuti lekukkan jari kaki jangan memotong
kuku berbentuk lurus pada tepinya karena dapat menyebabkan tekanan
pada jari-jari yang berdekatan
c. Hati-hati saat mengikir tepi kuku yang kasar untuk mencegah kerusakan
kuku
d. Hindari merendam kaki berlama-lama dan mengunakan air panas
e. Gunakan pelembab untuk kulit yang kering
f. Pakai kaos kaki yang terawat dari bahan kualitas baik
g. latihan kaki untuk mempertahankan sirkulasi
2. mengenai alas kaki
a. Hindari berjalan tanpa alas kaki
b. Pakai sepatu yang pas, tidak sempit
c. Periksa sepatu dari benda asing setiap hari
d. Hindari memakai kaos kaki yang sempit
e. Gunakan sepatu yang terbuat dari bahan yang menyerap
f. Ganti sepatu bila sudah rusak
Perawat primer :bagaimana bu sudah jelas?
Pasien :sudah sus
Jadi saya nanti makannya harus sesuai jumlah jenis dan jadwal. Serta olahraga
10-15 menit/ minggu dan tidak boleh memakai kaos kaki yang ketat. Dan apabila ada yang
kurang jelas saya boleh telpon sewaktu-waktu kesini.
Perawat Primer :bagus sekali ibu Rina, saya kira ibu cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh perawat. Nanti bisa sambil baca leaflet yang tadi saya kasih.
Terima kasih atas kerjasamanya.
Pasien :iya sus, sama-sama
Perawat Primer :baik ibu Rina, saya kira semua sudah disampaikan dan ibu sudah
paham. Sekarang ibu dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap
meninggalkan ruangan ini. Dan kami mohon maaf apabila selama perawatan ibu
disini ada yang kurang. Semoga ibu sehat selalu.
Pasien :iya pak, tidak apa-apa. Terima kasih banyak
Perawat Primer :mohon maaf, untuk kendaraan pulang apakah pihak keluarga sudah
mempersiapkan?
Suami px :sudah, saya sudah menyiapkan kendaraan dari rumah pak.
Karu :baiklah, hati-hati dijalan ya bu. Untuk persiapan pulang, ibu Rina akan dibantu
oleh perawat
Pasien :terima kasih pak
Kemudian Karu dan TIM kembali keruangan
Tahap penutup
Karu :terima kasih atas kerjasama rekan-rekan semua, saya kira untuk kegiatan
discharge planning pada pagi hari ini cukup bagus, namun saya harap untuk
kedepannya lebih ditingkatkan lagi untuk kenyamanan dan kepuasan pasien dan
kelurga
PP/PA :baik pak.
Karu :baik selamat bertugas kembali, dan tetap jaga diri dan semangat
PP/PA : baik Pak
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai
perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya
yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau
diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan
keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan
dengan kondisi penyakitnya.
Tujuan utama discharge planning adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan, manfaat discarge planning bagi pasien
diantaranya dapat menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali ke rumah sakit, dan
kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa serta
dapat kembantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan.
3.2. Saran
3.2.1 Bagi institusi
Diharapkan institusi dapat melaksanakan tahap-tahap discharge planning dalam
memberikan suhan keperawatan pada pasien secara tepat.
3.2.2 Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan
discarge planning dalam memberikan suhan keperawatan pada pasien secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Alfianti & Yosafianti. (2010). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Persiapan Pasien Pulang
Maret 2017.
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fondamental Keperawatan : Konsep, Proses
Nursalam., Efendi, Ferry. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salamba Medika.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2005)Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Rahmi, U. (2011) Pengaruh Discharge Planning Terstruktur Terhadap Kualitas Hidup Pasien
Stroke Iskemik di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan dan RS Al-Islam Bandung.
maret 2017.
Siahaan, Marthalena. 2009. Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat