INTERVENSI PMR
OLEH :
NAMA : NIM :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat serta bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Masalah
Psikososial Kecemasan Dengan Intervensi PMR “. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.9 Penatalaksanaan...............................................................................................................20
3.4 Perencanaan.....................................................................................................................24
3
3.5 Asuhan Keperawatan Kasus............................................................................................25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................42
4.2 Saran................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
Berdasarkan uraian diatas kami ertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam suatu
Karya Tulis Ilmiah dengan masalah : “Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Aman dan Nyaman: Kecemasan di kelurahan liliba.
1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini agar mahasiswa memperoleh pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny. E dengan prioritas masalah
kebutuhan aman dan nyaman : Kecemasan di kelurahan liliba.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan masalah kebutuhan aman dan
nyaman: Kecemasan penulis mampu:
1.3 Manfaat
6
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang proses asuhan keperawatan
dengan masalah kecemasan dan dapat menerapkan ilmu yang di peroleh selama
perkuliahan serta meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Bagi Klien
Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kecemasan
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonomy
(sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman (Heather,2014).
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek
yang spesifik. Kecemasan di alami secara subjektif dan dikomunikasikan secara
interpersonal (Stuart & Laraia).
8
Kecemasan merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang
menggambarkan keadaan khawatir. Gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai
keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan
dan berbagai gangguan kesehatan. Kecemasan berbeda dengan takut. Takut merupakan
penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan objeknya jelas.
1. Faktor predisposisi
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab kecemasan adalah:
a. Teori psikionalitik
Kecemasan merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide,
ego dan Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super
ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang, sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.
Kecemasan berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu
segera diatasi.
b. Teori interpersonal
Kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan juga
dengan trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan
harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami kecemasan berat.
c. Teori perilaku
Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Kajian biologis
9
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di perkirakan
turut berperan dalam mengatur kecemasan.
2. Faktor presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
menurunnya kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan seharihari.
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan
integritas fungsi sosial.
3. Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku
secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya
mempertahankan diri dari kecemasan. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan
peningkatan ansietas
1. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-
hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan
waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas.
Respon fisiologi:
a. Sesekali napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Gejala ringan pada lambung
d. Muka berkerut dan bibir bergetar
Respon kognitif:
10
Respon Perilaku dan Emosi:
Respon Kognitif:
11
b. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
c. Berkeringat dan sakit kepala
d. Penglihatn kabur
e. Ketegangan
Respon Kognitif:
Respon Kognitif
12
b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
c. Kehilangan kendali atau kontrol diri
d. Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia adalah:
a. Sistem Kardiovaskuler
1. Palpitasi
2. Jantung berdebar
3. Tekanan darah meningkat
4. Denyut nadi menurun
5. Rasa mau pingsan
b. Sistem respirasi
1. Napas cepat
2. Pernapasan dangkal
3. Rasa tertekan pada dada
4. Pembengkakan pada tenggorokan
5. Rasa tercekik
6. Terengah-engah
c. Sistem kardiovaskuler
1. Peningkatan reflex
2. Reaksi kejutan
3. Insomnia
4. Ketakutan
5. Gelisah
6. Wajah tegang
7. Kelemahn secara umum
8. Gerakan lambat
9. Gerakan yang janggal
d. Sistem Gastrointestinal
1. Kehilangan nafsu makan
2. Menolak makanan
13
3. Perasaan dangkal
4. Rasa tidak nyaman pada abdominal
5. Rasa terbakar pada jantung
6. Diare
e. Sistem Perkemihan
1. Inkontensia urine
2. Sering miksi
f. Sistem integument
1. Rasa terbakar
2. Berkeringat banyak di telapak tangan
3. Gatal-gatal
4. Perasaan panas atau dingin pada kulit
5. Muka pucat
6. Berkeringat seluruh tubuh
a. Perilaku
1. Gelisah
2. Ketegangan fisik
3. Tremor
4. Gugup bicara cepat
5. Tidak ada koordinasi
6. Kecenderungan untuk celaka
7. Menarik diri
8. Menghindar
9. Terhambat melakukan aktifitas
b. Kognitif
1. Gangguan perhatian
2. Konsentrasi hilang
3. Pelupa
4. Salah tafsir
14
5. Adanya bloking pada fikiran
6. Bingung
7. Rasa khawatir yang berlebihan
8. Kehilangan penilaian objektifitas
9. Takut akan kehilangan kembali
10. Takut berlebihanTingkat kecemasan
Kategori
Ringan Sedang Berat Panik
Indikator Semakin sering Semakin sering Komunikasi sulit Komunikasi
Tingkat bertanya bertanya dipahami mungkin tidak
dapat dipahami
15
respirasi dan perasaan gelisah menyempit. mampuan untuk si motorik buruk
sirkulasi. dan waspada. fokus atau
berkonsentras,
mudah distraksi
Perubahan Penggunaan Mampu berfokus Persepsi
lain belajar untuk tetapi tidak Kemampuan mengalami
beradaptasi. perhatian pada belajar sangat distorsi atau
hal-hal tertentu. terganggu melebih-lebihkan
Kemampuan Ketidakmampuan
Tidak ada belajar sedikit Takikardia, untuk belajar atau
mengalami hiperventilasi. berfungsi
gangguan.
1. Bayi/anak-anak
a. Berhubungan dengan perpisahan
b. Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
c. Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya
2. Remaja
16
a. Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
b. Perkembangan seksual
c. Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3. Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Kehamilan
b. Menjadi orang tua
c. Perubahan karir
d. Efek penuaan
4. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Penurunan sensori
b. Penurunan motorik
c. Masalah keuangan
d. Perubahan pada masa pension
Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal dari diri
sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal). Namun demikian
pencetus ansieta dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:
17
mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama perilaku yang
patologis, individu akan menggunakan energy yang lebih besar untuk dapat mengatasi
ancaman tersebut.
18
kecewa terhadap kematian orang yang dicintai, dialihkan dengan cara menyalahkan
diri sendiri
e. Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Penyangkalan (Denial) adalah menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah penting, sederhana,
primitive
f. Pemindahan (displacement) adalah pengalihan emosi yang semula ditujukan pada
seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang biasanya netral atau kurang
mengancam dirinya.
g. Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang menggangu dapat
bersifat sementara atau berjangka lama.
h. Proyeksi adalah pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat
ditoleransi.
i. Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima
masyarakat untuk membenarkan perasaan perilaku dan motif yang tidak dapat
diterima.
j. Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari yang
bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin dilakukan.
k. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
l. Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang-tentang pikiran, ingatan
yang menyakitkan atau bertentangan ,dari kesadaran seseorang merupakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
m. Pemisahan (spiliting) adalah sikap mengelompokkan orang dianggap semuanya baik
atau semuanya buruk, kegagalan untuk memajukan nilainilai positif dan negatif di
dalam diri seseorang.
n. Sublimasi penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami halangan normal.
19
o. Supresi suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan sebetulnya
merupakan analog represi yang di sadari, pengesampingan yang disengaja tentang
suatu bahan dari kesadaran seseorang. Tindakan/perilaku atau komunikasi yang
menghapuskan sebagian dari tindakan /perilaku atau komunikasi sebelumnya
merupakan mekanisme pertahanan primitive.
2.9 Penatalaksanaan
20
a. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa
ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
b. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (rekonstruksi)
kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
c. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan
untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
d. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika
kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi
stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
e. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
sebagai faktor pendukung.
21
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Data yang perlu dikaji ada dua tipe yaitu sebagai berikut:
1. Data Subyektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya, misalnya tentang nyeri, perasaan lemah,
ketakutan, kecemasan lemah, , (Potter & Perry).
2. Data Obyektif
22
Data yang dapat diobservasi dan diukur,dapat diperoleh menggunakan panca indera
(lihat, dengar, cium, raba)selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan,
tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry).
Masalah yang mungkin muncul pada pasien Ny. E berdasarkan buku NANDA
Internasional diagnosis Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Kecemasan
Domain : 9 Koping/Toleransi terhadap stress
Kelas 2 : Respon koping
Defenisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon autonomy (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu, perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi
dan memampukan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman
Batasan karakteristik:
a. Gelisah
b. Insomnia
c. Nyeri
d. Peningkatan tekanan darah
23
3. Nyeri akut
Domain : 12 Kenyamanan
Kelas : 1 Kenyamanan fisik
Defenisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dan
muncul akibat kerusajan jaringgan aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the
study of Painawitan yang tibatiba atau lambat dengan intensitas dari
ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau berulang tanpa akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung.
Batasan karakteristik:
a. Gangguan tidur
b. Mengekspresikan perilaku seperti kegelisahan
c. Melaporkan nyeri secara verbal
Faktor yang berhubungan : Agens cidera misalnya psikologis.
3.3 Rumusan Masalah
Masalah yang mungkin muncul pada pasien Ny.E adalah sebagai berikut:
1. Kecemasan
2. Gangguan pola tidur
3. Nyeri akut
3.4 Perencanaan
Pada klien dengan ansietas ringan,tidak ada intervensi khusus, sebab pada ansietas
ringan ini klien masih mampu mengontrol dirinya dan mampu membuat keputusan yang
tepat dalam penyelesaian masalah.sedangkan pada kecemasan sedang, intervensi yang
dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pola mekanisme koping yang positif.
Pada ansietas berat dan panik, terdapat strategi khusus yang perlu diperhatikan oleh
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Prinsip intervensi keperawatan pada klien
24
tersebut adalah melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa aman pada klien
karena klien tidak dapat mengendalikan perilakunya (purba).
3.5.1 Pengkajian
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Status Perkawinan : Menikah
25
Agama : Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Liliba
26
Keluarga mengatakan Ny. E pernah mendapat tindakan medis sebelumnya di Rumah
Sakit Umum W.J. Yohanes Kupang.
d. Lama dirawat
Keluarga mengatakan Ny. E pernah dirawat selama 1 minggu di RS. Umum W.J
Yohanes Kupang.
e. Alergi
Ny. E mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
f. Imunisasi
Klien mengatakan tidak mengingat riwayat imunisasinya.
27
4. Peran diri : Ny.E berperan sebagai seorang istri dan juga ibu bagi anak-anak
mereka.
5. Identitas diri : selama sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu oleh suami
nya.
c. Keadaan emosi
Klien kadang-kadang tidak bisa menahan emosinya.
d. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti : orang yang berarti bagi klien adalah anak dan suaminya.
2. Hubungan dengan keluarga : hubungan klien dengan keluarga baik.
3. Hubungan dengan orang lain : hubungan klien dengan orang lain yaitu
tetangga cukup baik
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada hambatan dalam
berhubungan.
e. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan dalam kehidupan sehari-hari
klien melakukan aktivitas sesuai dengan ajaran agama dari keyakinannya.
2. Kegiatan ibadah : klien melakukan ibadah sesuai ajaran dan keyakinannya
dengan melaksanakan shalat 5 kali sehari semalam.
28
1. Suhu tubuh : 36,5°C
2. Tekanan darah : 150/100 mmHg
3. Nadi : 76x/menit
4. Pernafasan : 24x/menit
5. Skala nyeri : 4 (1-10)
6. TB : 153 cm
7. BB : 47 kg
b. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan rambut bentuk : simetris dan ovale
2. Ubun-ubun : tepat di tengah dan tidak ada
benjolan
3. Kulit kepala : bersih tidak ada iritasi
c. . Rambut
1. Penyebaran dan keadaan rambut : rambut tumbuh merata dan
keadaan rambut bersih
2. Bau : kulit kepala Ny.E tidak berbau
3. Kulit kepala : bersih, tidak ada iritasi
d. Wajah
1. Warna kulit : sawo matang
2. Struktur wajah : oval dan simetris
e. Mata
1. Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua bola mata memiliki ukuran
yang sama.
2. Palpebra : merah muda dan lembab
3. Konjungtiva dan sclera : merah muda dan sclera putih
4. Pupil : isokor Cornea dan iris
5. Cornea dan iris : bening
6. Tekanan bola mata : tekanan bola mata baik,
dapat digerakkan kekiri dan kekanan.
f. Hidung
29
1. Tulang hidung dan posisi septumnasi : tulang hidung simetris dan
posisi septumnasi di tengah.
2. Lubang hidung : lubang hidung normal,
bersih dan tidak ada sumbatan, simetris kiri
3. Cuping hidung : pernafasan tidak
menggunakan cuping hidung
g. Telinga
1. Bentuk telinga : bentuk telinga normal, simetris kiri dan kanan
2. Bentuk telinga : bentuk telinga normal, simetris kiri dan kanan
3. Lubang telinga : lubang telinga paten dan bersih
4. Ketajaman pendengaran : Ny. E mampu mendengar dengan jarak 100
meter.
h. Mulut dan faring
1. Keadaan bibir : Mukosa bibir kering
2. Keadaan gusi dan gigi : gigi dan gusi Ny. E tampak terawat dengan
baik dan bersih
3. Keadaan lidah : lidah bersih dan tidak ada kelainan
4. Orofaring : tidak terdapat udema pada orofaring Ny. E
i. Leher
1. Posisi trakea : Posisi trakea medial.
2. Thyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
3. Suara : Ny. E mampu berbicara dengan baik
4. Kelenjar limfa : Normal dan tidak ada tanda-tanda edema.
5. Vena jugularis : Ada dan teraba.
6. Denyut nadi karotis : Ada dan teraba
j. Pemeriksaan integument
1. Kebersihan : kulit tampak bersih
2. Kehangatan : Kulit integument terasa dingin jika
diraba.
3. Warna : warna kulit sawo matang
30
4. Turgor : turgor kulit bersih dan tidak
terdapat edema
5. Kelembaban : kelembaban kulit baik
6. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit, kulit
tampak bersih,
31
1. BAB
1. Pola BAB : 1-2 kali/ hari
2. Karakter feses : lunak
3. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan
4. Diare : tidak ada diare
2. BAK
1. Pola BAK : tidak menentu
2. Karakter urin : kuning berbau khas
3. Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK
4. Riwayat penyakit ginjal/ kandug kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal/
kandung kemih
5. Upaya mengatasi masalah : Minum obat
E. Mekanisme kopinng
Saat ada masalah klien terkadang memendam masalahnya apabila kita tidak
terlebih dahulu untuk bercerita.
Data obyektif:
32
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak pucat
3. Klien sering mondar-
mandir
4. TD:150/100mmHg
5. Klien sering bertanya
kepada perawat mengenai
kondisinya
2. Data subyektif: Nyeri akut Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri
pada bagian tengkuk
belakang
2. Klien mengatakan tidak
bisa tidur karena nyeri di
bagian tengkuk belakang
nya.
Data obyektif:
1. Posisi untuk menahan
nyeri.
2. Gangguan tidur (mata
sayu, tampak capek,
gerakan menyeringai,
gelisah)
3.5.3 Rumusan Masalah
1. Kecemasan
2. Gangguan pola tidur
3. Nyeri akut
33
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut ditandai dengan, pasien mengatakan
ketidakpuasan tidur, skala nyeri skala 4 klien tampak meringis menahan nyeri, waktu
tidur klien 3-4 jam.
34
kebebasan dan sentuhan 7. Meningkatkan
emosional 6. Temani pengetahuan
5. Menunjukkan klien untuk pasien untuk
strategi penurunan mendukung melakukaninte
kecemasan keamanan rvensi mandiri
dan rasa jika ansietas
takut terjadi
7. Instruksikan 8. Melibatkan
kemampuan keluarga
klien untuk membantu
menggunaka mengurangi
n tekhnik kecemasan
relaksasi
8. Dukung
keterlibatan
keluarga
dengan cara
yang tepat
2. Gangguan Kriteria hasil : 1. Gunakan 1. Untuk
pola tidur Pasien menunjukkan laporan dari mengumpulka
berhubunga tingkat nyeri, yang klien sendiri n informasi
n dengan dibuktikan oleh indikator sebagai klien.
nyeri akut berikut (skala 1-5 : sangat pilihan 2. Mengetahui
ditandai berat,berat,sedang,ringan,ti pertama skala nyeri
dengan, dak ada). untuk klien.
pasien 1. Pengendalian nyeri mengumpulk 3. Untuk
mengatakan 2. Tingkat nyeri an informasi memudahkan
ketidakpuas pengkajian proses
an tidur, 2. Minta klien pengkajian
skala nyeri untuk 4. Mengetahui
skala 4 menilai nyeri daerah nyeri,
35
waktu tidur dengan skala kualitas, kapan
klien 3-4 0-10 nyeri
jam. 3. Dalam dirasakan,
mengkaji faktor
nyeri pencetus, berat
klien,gunaka ringannya
n kata-kata nyeri yang
yang sesuai dirasakan.
usia dan 5. . Untuk
tingkat mengajarkan
perkembang klien apabila
an klien nyeri timbul.
Manajemen nyeri : 6. Untuk
4. Lakukan mengurangi
pengkajian rasa nyeri
nyeri secara
komprhensif
meliputi
lokasi,
karakteristik,
awitan, dan
durasi
frekuensi,
kualitas,
intensitas
atau
keparahan
nyeri dan
faktor
presipitasiny
a
36
5. Ajarkan
penggunaan
tekhnik non
farmakologi
(relaksasi,
distraksi)
Tindakan kolaborasi
:
6. Berikan
analgetik
sesuai
program
37
kemampuan klien untuk setelah bercakap-cakap,
menggunakan tekhnik ekspresi wajah tampak tenang
relaksasi
7. Mendukung keterlibatan P = intervensi dilanjutkan
keluarga dengan cara yang
tepat
Minggu,07 2 1. Menggunakan laporan S=
maret 2021 dari klien sendiri sebagai 1. Klien mengatakan
pilihan pertama untuk sudah lebih baik dan
mengumpulkan informasi skala nyeri berkurang
pengkajian dari 4 menjadi 2
2. Meminta klien untuk 2. Pasien mengatakan
menilai nyeri dengan waktu tidurnya
skala 0-10 bertambah yang
3. Mengkaji nyeri biasanya tidur 3-4 jam
klien,menggunakan menjadi 5jam.
katakata yang sesuai usia
dan tingkat perkembangan O=
klien 1. TD:Tekanan darah
130/90
Manajemen nyeri: 2. Frekuensi nafas
1. Melakukan pengkajian 22x/m
nyeri secara komprhensif 3. Suhu 36,5 C
meliputi A=
lokasi,karakteristik,awitan Tujuan tercapai sebagian
,d an durasi P=
frekuensi,kualitas,intensita 1. Lanjutkan
s atau keparahan nyeri dan intervensi/perencanan
faktor presipitasinya untuk mengobservasi
2. Mengajarkan penggunaan ketidaknyamanan
tekhnik non farmakologi klien.
38
(relaksasi, distraksi) 2. Pertahankan
Tindakan kolaborasi:
3. Memberikan analgetik
sesuai program
BAB IV
PENUTUP
39
4.1 Kesimpulan
Kecemasan adalah satu kondisi kegelisahan mental, keprihatinan, ketakutan, atau firasat,
atau perasaan putus asa karena ancaman yang akan terjadi atau ancaman antisipasi yang tidak
dapat di identifikasi terhadap diri sendiri atau terhadap hubunan yang bermakna. Ansietas
dapat dialami pada tingkat sadar, setengah sadar, atau tidak sadar. Dimana pasien yang
mengalami gangguan ansietas biasanyaa mengalami peningkatan tekanan darah, gelisah,
menarik diri, berkeringat seluruh badan, kehilangan nafsu makan, mual, nyeri pada abdomen,
sering berkemih dan mengalai gangguan tidur.
Pada diagnosa keperawatan untuk menentukan diagnosa keperawatan pada Ny. E dengan
prioritas masalah kecemasan ditemukan 2 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
kecemasan berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status kesehatan, Gangguan
pola tidur berhubungan dengan nyeri akut ditandai dengan, pasien mengatakan ketidakpuasan
tidur, skala nyeri skala 4 waktu tidur klien 3-4 jam.
Adapun fokus intervensi pada Ny. E dengan prioritas masalah kecemasan yaitu pada
diagnosa pertama yaitu pengendalian diri klien terhadap kecemasan. Fokus intervensi pada
diagnosa kedua yaitu manajemen nyeri.
Implementasi yang penulis lakukan sudah maksimal dan efektif sesuai dengan
perencanaan yang penulis buat sebelumnya, sehingga hasil yang diharapkan sudah mendekati
kriteria hasil yang penulis telah tetapkan. Sedangkan Evaluasi asuhan keperawatan pada Ny.
E dengan prioritas masalah kecemasan keperawatan yang penulis tegakkan belum ada
diagnosa keperawatan yang dapat teratasi sepenuhnya dan masih perlu intervensi lanjutan.
4.2 Saran
40
1. Bagi mahasiswa hendaknya lebih memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan
jiwa sehingga dalam pelaksanaannya lebih mudah untuk memahami kasus yang ada
2. Untuk mahasiswa di harapkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih
dahulu memahami masalah dengan baik serta mendokumentasikan hasil tindakan yang
telah dilakukan
3. Gunakan waktu seefisien mungkin dan seefektif mungkin dalam melakukan tindakan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
41
Bulechek. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Singapore: Elsevier.
42