Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH MASALAH PSIKOSOSIAL KECEMASAN DENGAN

INTERVENSI PMR

OLEH :

NAMA : NIM :

- HARNOP DARKAY PO530320119122


- INGRIT SARININGSI ITO PO530320119123
- IVONI MARYETI BERE LAKA PO530320119124

KELAS : TINGKAT 2 REGULER A

POLIKTEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat serta bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Masalah
Psikososial Kecemasan Dengan Intervensi PMR “. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................5


1.2 Tujuan.............................................................................................................................5
1.3 Manfaar...........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kecemasan.....................................................................................................8

2.2 Etiologi Kecemasan.........................................................................................................9

2.3 Tingkat Kecemasan..........................................................................................................10

2.4 Rentang Kecemasan.........................................................................................................15

2.5 Indikator Tingkat Kecemasan..........................................................................................15

2.6 Patofisiologis Kecemasan................................................................................................17

2.7 Faktor Pencetus Kecemasan............................................................................................18

2.8 Mekanisme Koping Kecemasan......................................................................................18

2.9 Penatalaksanaan...............................................................................................................20

BAB III PROSES KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan..................................................................................................22

3.2 Analisa Data.....................................................................................................................22

3.3 Rumusah Masalah............................................................................................................24

3.4 Perencanaan.....................................................................................................................24

3
3.5 Asuhan Keperawatan Kasus............................................................................................25

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan......................................................................................................................42

4.2 Saran................................................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif,
dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Kecemasan
merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan
keadaan khawatir, Gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan
tersebut dapaterjadi atau menyertai kondisi situasikehidupan dan berbagai gangguan
kesehatan. Kecemasan berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap
stimulus yang mengancam dan objeknya jelas.
Rasa khawatir, gelisah, waswas, tidak tentram merupakan gejala umum akibat
kecemasan. Namun sebatas mana situasi jiwa berupa ansietas itu dapat ditoleransi oleh
seorang individu sebagai kesatuan utuh.Karena sering kali kecemasan menimbulkan
keluahan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi
seksual dan beragam lainnya.
Globalisasi telah membuat perubahan diberbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Persaingan kelompok dan individu semakin ketat, dampak dari perubahan tersebut
merupakan salah satu stressor bagi individu, apabila seseorang tidak bisa bertahan dengan
perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan dirasakan sebagai stressor yang berkepanjangan,
koping individu yang tidak efektif menjadikan seseorang mengalami gangguan secara
psikologis. Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO), bahwa 10% dari populasi
mengalami gangguan jiwa, hal ini didukung oleh laporan dari hasil studi bank dunia dan hasil
survei Badan Pusat Statistik yang melaporkan bahwa penyakit yang merupakan akibat
masalah kesehatan jiwa mencapai 8,1% yang merupakan angka tertinggi dibanding
prosentase penyakit lain.
Terlihat jelas bahwa ansietas ini mempunyai dampak terhadap kehidupan seseorang,baik
dampak positif maupun dampak negatif. Apalagi bila ansietas ini dialami oleh klien di rumah
sakit. Berbagai situasi dan kondisi akan membuatnya semakin cemas. Oleh karenanya
perawat sebagai tenaga kesehatan professional tidak boleh mengabaikan aspek emosi ini
dalam memberikas asuhan keperawatan.

5
Berdasarkan uraian diatas kami ertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam suatu
Karya Tulis Ilmiah dengan masalah : “Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Aman dan Nyaman: Kecemasan di kelurahan liliba.

1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini agar mahasiswa memperoleh pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny. E dengan prioritas masalah
kebutuhan aman dan nyaman : Kecemasan di kelurahan liliba.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan masalah kebutuhan aman dan
nyaman: Kecemasan penulis mampu:

1. Melakukan pengkajian pada Ny.E dengan prioritas masalah kecemasan.


2. Menegakkan diagnosa pada Ny.E dengan prioritas masalah kecemasan.
3. Menyusun rencana keperawatan pada Ny.E dengan prioritas masalah kecemasan.
4. Melakukan intervensi keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah dibuat
pada Ny.E dengan prioritas masalah kecemasan.
5. Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada
Ny.E dengan prioritas masalah kecemasan.

1.3 Manfaat

1. Bagi Ilmu Pengetahuan


Untuk menambah wacana baru khususnya pada ilmu asuhan keperawatan dengan pasien
kecemasan
2. Bagi Akademik
Dapat menjadi referensi bagi institusi pendidikan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan masalah kecemasan
3. Bagi Penulis

6
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang proses asuhan keperawatan
dengan masalah kecemasan dan dapat menerapkan ilmu yang di peroleh selama
perkuliahan serta meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Bagi Klien
Memberikan informasi tentang asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kecemasan

7
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Kecemasan

Reaksi umum terhadap stress adalah Kecemasan , satu kondisi kegelisahan


mental, keprihatinan, ketakutan, atau perasaan putus asa karena pengancaman yang akan
terjadi atau ancaman antisipasi yang tidak dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri atau
terhadap hubungan yang bermakna. Kecemasan dapat dialami pada tingkat sadar,
setengah sadar, atau tidak sadar.

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonomy
(sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman (Heather,2014).

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek
yang spesifik. Kecemasan di alami secara subjektif dan dikomunikasikan secara
interpersonal (Stuart & Laraia).

Kecemasan dapat menjadi suatu kekuatan motivasi untuk pertumbuhan dan


perkembangan pada individu yang bersangkutan (Corey). Dapat pula Kecemasan
menjadi suatu beban berat yang menyebabkan individu tersebut hidupnya selalu di bawah
bayang-bayang kecemasan yang terus berkepanjangan. Kecemasan berkaitan dengan
strees. Oleh karena kecemasan timbul sebagai respon terhadap stress, baik stress fisiologi
maupun psikologis. Artinya kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik
secara fisik maupun psikologis. Stres merupakan bagian yang tidak dapat terelakkan
dalam hidup manusia. Meskkipun demikian, stress bukanlah merupakan sesuatu yang
patologis.

Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang


subjektif, dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya.

8
Kecemasan merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang
menggambarkan keadaan khawatir. Gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai
keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan
dan berbagai gangguan kesehatan. Kecemasan berbeda dengan takut. Takut merupakan
penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan objeknya jelas.

2.2 Etiology Kecemasan

Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan


keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan kecemasan pada diri
seseorang. Faktor genetik juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan gangguan ini.
Kecemasan terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah
dan tujuan hidup . Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda,
seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres berat pada
orang lain. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :

1. Faktor predisposisi
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab kecemasan adalah:
a. Teori psikionalitik
Kecemasan merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide,
ego dan Super ego. Ide melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super
ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang, sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.
Kecemasan berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu
segera diatasi.
b. Teori interpersonal
Kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan juga
dengan trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan
harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami kecemasan berat.
c. Teori perilaku
Kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Kajian biologis

9
Otak mengandung reseptor spesifik untuk benzodiazepines. Reseptor ini di perkirakan
turut berperan dalam mengatur kecemasan.
2. Faktor presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau
menurunnya kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan seharihari.
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan
integritas fungsi sosial.
3. Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku
secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya
mempertahankan diri dari kecemasan. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan
peningkatan ansietas

2.3 Tingkat Kecemasan

1. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-
hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan
waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas.
Respon fisiologi:
a. Sesekali napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Gejala ringan pada lambung
d. Muka berkerut dan bibir bergetar

Respon kognitif:

a. Lapang persepsi melebar


b. Mampu menerima rangsangan yang kompleks
c. Konsentrasi pada masalah
d. Menjelaskan masalah secara efektif

10
Respon Perilaku dan Emosi:

a. Tidak dapat duduk tenang


b. Tremor halus pada tangan
c. Suara kadang-kadang meninggi
2. Kecemasan sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebihmemfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
Respon Fisiologi:
a. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
b. Mulut kering
c. Anorexia
d. Diare/konstipasi
e. Gelisah

Respon Kognitif:

a. Lapang persepsi menyempit


b. Rangsang luar tidak mampu diterima
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatian

Respon Perilaku dan Emosi:

a. Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)


b. Bicara banyak dan lebih cepat
c. Susah tidur
d. Perasaan tidak aman
3. Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi
berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian
pada area lain.
Respon Fisiologi:
a. Sering napas pendek

11
b. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
c. Berkeringat dan sakit kepala
d. Penglihatn kabur
e. Ketegangan

Respon Kognitif:

a. Lapang persepsi sangat sempit


b. Tidak mampu menyelesaikan masalah

ResponPerilaku dan Emosi:

a. Perasaan ancaman meningkat


b. Verbalisasi cepat
c. Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah
terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-
apa walaupun telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
a. Napas pendek
b. Rasa tercekik dan palpitasi
c. Sakit dada
d. Pucat
e. Hipotensi
f. Koordinasi motorik rendah

Respon Kognitif

a. Lapang persepsi sangat sempit


b. Tidak dapat berpikir logis

Respon Perilaku dan Emosi:

a. Agitasi, mengamuk dan marah

12
b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
c. Kehilangan kendali atau kontrol diri
d. Persepsi Kacau

Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia adalah:

a. Sistem Kardiovaskuler
1. Palpitasi
2. Jantung berdebar
3. Tekanan darah meningkat
4. Denyut nadi menurun
5. Rasa mau pingsan
b. Sistem respirasi
1. Napas cepat
2. Pernapasan dangkal
3. Rasa tertekan pada dada
4. Pembengkakan pada tenggorokan
5. Rasa tercekik
6. Terengah-engah
c. Sistem kardiovaskuler
1. Peningkatan reflex
2. Reaksi kejutan
3. Insomnia
4. Ketakutan
5. Gelisah
6. Wajah tegang
7. Kelemahn secara umum
8. Gerakan lambat
9. Gerakan yang janggal
d. Sistem Gastrointestinal
1. Kehilangan nafsu makan
2. Menolak makanan

13
3. Perasaan dangkal
4. Rasa tidak nyaman pada abdominal
5. Rasa terbakar pada jantung
6. Diare
e. Sistem Perkemihan
1. Inkontensia urine
2. Sering miksi
f. Sistem integument
1. Rasa terbakar
2. Berkeringat banyak di telapak tangan
3. Gatal-gatal
4. Perasaan panas atau dingin pada kulit
5. Muka pucat
6. Berkeringat seluruh tubuh

Respon perilaku kognitif :

a. Perilaku
1. Gelisah
2. Ketegangan fisik
3. Tremor
4. Gugup bicara cepat
5. Tidak ada koordinasi
6. Kecenderungan untuk celaka
7. Menarik diri
8. Menghindar
9. Terhambat melakukan aktifitas
b. Kognitif
1. Gangguan perhatian
2. Konsentrasi hilang
3. Pelupa
4. Salah tafsir

14
5. Adanya bloking pada fikiran
6. Bingung
7. Rasa khawatir yang berlebihan
8. Kehilangan penilaian objektifitas
9. Takut akan kehilangan kembali
10. Takut berlebihanTingkat kecemasan

2.4 Rentang Respon Kecemasan

2.5 Indikator Tingkat Kecemasan

Kategori
Ringan Sedang Berat Panik
Indikator Semakin sering Semakin sering Komunikasi sulit Komunikasi
Tingkat bertanya bertanya dipahami mungkin tidak
dapat dipahami

Perubahan Gelisah ringan Tremor, kedutan Peningkatan Peningkatan


aktifitas wajah, dan aktifitas motorik, aktifitas motorik,
motoric gemetar. ketidakmampuan agitasi.
untuk relaks.

Perubahan Mengantuk, Peningkatan Ekspresi wajah Respon tidak


persepsi dan ketegangan otot. ketakutan. dapat diprediksi,
perhatian

Perubahan Peningkatan Fokus perhatian Ketidak Gemetar,koordina

15
respirasi dan perasaan gelisah menyempit. mampuan untuk si motorik buruk
sirkulasi. dan waspada. fokus atau
berkonsentras,
mudah distraksi
Perubahan Penggunaan Mampu berfokus Persepsi
lain belajar untuk tetapi tidak Kemampuan mengalami
beradaptasi. perhatian pada belajar sangat distorsi atau
hal-hal tertentu. terganggu melebih-lebihkan

Kemampuan Ketidakmampuan
Tidak ada belajar sedikit Takikardia, untuk belajar atau
mengalami hiperventilasi. berfungsi
gangguan.

Kecepatan napas Dispnea,


Tidak ada dan jantung Sakit kepala, palpitasi, tersedak
sedikit lambung, mual. nyeri dada atau
meningkat. tertekan. Firasat
Gejala gaster akan di timpa
ringan (mulas) musibah
parestesia,
berkeringat.
2.6 Patofisiologi

Berdasarkan proses perkembangannya:

1. Bayi/anak-anak
a. Berhubungan dengan perpisahan
b. Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
c. Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya

2. Remaja

16
a. Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
b. Perkembangan seksual
c. Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3. Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Kehamilan
b. Menjadi orang tua
c. Perubahan karir
d. Efek penuaan
4. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Penurunan sensori
b. Penurunan motorik
c. Masalah keuangan
d. Perubahan pada masa pension

2.7 Faktor Pencetus Kecemasan

Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat berasal dari diri
sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor eksternal). Namun demikian
pencetus ansieta dapat dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:

1. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan


dalam melakukan aktivitas sehari-hari guna pemenuhan terhadap kebutuhan dasarnya.
2. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam terhadap
identitas diri, kehilangan status/peran diri dan hubungan interpersonal

2.8 Mekanisme Koping

Ketika klien mengalami kecemasan, individu menggunakan bermacam-macam


mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya. Dalam bentuk ringan ansietas bentuk
ringan kecemasan dapat di atasi dengan menangis, tertawa, tidur, olahraga atau
merokok. Bila terjadi ansietas berat sampai panik akan terjadi ketidakmampuan

17
mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama perilaku yang
patologis, individu akan menggunakan energy yang lebih besar untuk dapat mengatasi
ancaman tersebut.

Mekanisme koping untuk mengatasi ansietas adalah:

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas (task oriented reaction)


Merupakan pemecahan masalah secara sadar yang digunakan untuk menanggulangi
ancaman stressor yang ada secara realistis yaitu:
a. Perilaku menyerang (Agresif)
Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar memenuhi kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun
psikologis.
c. Perilaku kompromi
Digunakan untuk merubah tujuan yang akan dilakukan atau mengorbankan kebutuhan
personal untuk mencapai tujuan.
2. Mekanisme pertahanan ego (Ego oriented reaction)
Mekanisme ini membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang yang digunakan untuk
melindungi diri dan dilakukan secara sadar untuk mempertahankan keseimbangan.
Mekanisme pertahanan ego:
a. Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
b. Identifikasi (identification) adalah proses dimana seseorang untuk menjadi yang ia
kagumi berupaya dengan mengambil/meniru pikiranpikiran, perilaku dan selera orang
tersebut.
c. Intelektualisasi (intellectualization) adalah penggunaan logika dan alasan yang
berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
d. Introjeksin (introjection) adalah suatu jenis identifikasi yang dimana seseorang
mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok
kedalam struktur egonya sendiri, berupa hati nurani, contohnya rasa benci atau

18
kecewa terhadap kematian orang yang dicintai, dialihkan dengan cara menyalahkan
diri sendiri
e. Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
Penyangkalan (Denial) adalah menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah penting, sederhana,
primitive
f. Pemindahan (displacement) adalah pengalihan emosi yang semula ditujukan pada
seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang biasanya netral atau kurang
mengancam dirinya.
g. Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang menggangu dapat
bersifat sementara atau berjangka lama.
h. Proyeksi adalah pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat
ditoleransi.
i. Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima
masyarakat untuk membenarkan perasaan perilaku dan motif yang tidak dapat
diterima.
j. Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari yang
bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau ingin dilakukan.
k. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
l. Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang-tentang pikiran, ingatan
yang menyakitkan atau bertentangan ,dari kesadaran seseorang merupakan
pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme lain.
m. Pemisahan (spiliting) adalah sikap mengelompokkan orang dianggap semuanya baik
atau semuanya buruk, kegagalan untuk memajukan nilainilai positif dan negatif di
dalam diri seseorang.
n. Sublimasi penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami halangan normal.

19
o. Supresi suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan sebetulnya
merupakan analog represi yang di sadari, pengesampingan yang disengaja tentang
suatu bahan dari kesadaran seseorang. Tindakan/perilaku atau komunikasi yang
menghapuskan sebagian dari tindakan /perilaku atau komunikasi sebelumnya
merupakan mekanisme pertahanan primitive.

2.9 Penatalaksanaan

Kecemasan pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode


pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008) selengkapnya seperti pada uraian
berikut :

1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :


a. Makan yang bergizi dan seimbang.
b. Istirahat yang cukup.
c. Cukup.olahraga.
d. Jangan merokok
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan
yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf)
di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai
adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhankeluhan somatik (fisik)
itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
5. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien
yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri.

20
a. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa
ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
b. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (rekonstruksi)
kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.
c. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan
untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.
d. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika
kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi
stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
e. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor
keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan
sebagai faktor pendukung.

21
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan


Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku dan secara tidak langsung dapat timbul gejala atau mekanisme koping sebagai
upaya untuk melawan ansietas. Peningkatan ansietas perilaku dan meningkat sejalan
dengan meningkatnya Kecemasan.
3.2 Analisa Data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk Rumah Sakit,
selama klien dirawat secara terus menerus, serta pengkajian ulang untuk
menambah/melengkapi data.

Tujuan pengumpulan data:

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien


2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.

Data yang perlu dikaji ada dua tipe yaitu sebagai berikut:

1. Data Subyektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya, misalnya tentang nyeri, perasaan lemah,
ketakutan, kecemasan lemah, , (Potter & Perry).

2. Data Obyektif

22
Data yang dapat diobservasi dan diukur,dapat diperoleh menggunakan panca indera
(lihat, dengar, cium, raba)selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan,
tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry).

Masalah yang mungkin muncul pada pasien Ny. E berdasarkan buku NANDA
Internasional diagnosis Keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan
Domain : 9 Koping/Toleransi terhadap stress
Kelas 2 : Respon koping
Defenisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon autonomy (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu, perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi
dan memampukan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman
Batasan karakteristik:
a. Gelisah
b. Insomnia
c. Nyeri
d. Peningkatan tekanan darah

Faktor yang berhubungan:

a. Ancaman perubahan pada status kesehatan


2. Gangguan pola tidur
Domain : 4 Aktivitas/Istirahat
Kelas : 1 Tidur/istirahat
Defenisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal
Batasan karakteristik:
a. Perubahan pola tidur normal
b. Ketidakpuasan tidur

23
3. Nyeri akut
Domain : 12 Kenyamanan
Kelas : 1 Kenyamanan fisik
Defenisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dan
muncul akibat kerusajan jaringgan aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the
study of Painawitan yang tibatiba atau lambat dengan intensitas dari
ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau berulang tanpa akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung.
Batasan karakteristik:
a. Gangguan tidur
b. Mengekspresikan perilaku seperti kegelisahan
c. Melaporkan nyeri secara verbal
Faktor yang berhubungan : Agens cidera misalnya psikologis.
3.3 Rumusan Masalah

Masalah yang mungkin muncul pada pasien Ny.E adalah sebagai berikut:

1. Kecemasan
2. Gangguan pola tidur
3. Nyeri akut

3.4 Perencanaan

Langkah selanjutnya dari proses keperawatan adalah perencanaan dimana perawat


akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien untuk mengatasi masalahnya,
perencanaan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan (Purba).

Pada klien dengan ansietas ringan,tidak ada intervensi khusus, sebab pada ansietas
ringan ini klien masih mampu mengontrol dirinya dan mampu membuat keputusan yang
tepat dalam penyelesaian masalah.sedangkan pada kecemasan sedang, intervensi yang
dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pola mekanisme koping yang positif.
Pada ansietas berat dan panik, terdapat strategi khusus yang perlu diperhatikan oleh
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Prinsip intervensi keperawatan pada klien

24
tersebut adalah melindungi klien dari bahaya fisik dan memberikan rasa aman pada klien
karena klien tidak dapat mengendalikan perilakunya (purba).

1. Perencanaan/intervensi yang dapat diterapkan pada diagnosa keperawatan yang terkait


ansietas adalah:
a. Tenangkan klien
b. Berusaha memahami keadaan klien
c. Berikan informasi tentang diagnosa,prognosis dan tindakan
d. Kaji tingkat ansietas dan reaksi fisik pada tingkat ansietas
e. Gunakan pendekatan dan sentuhan
f. Temani klien untuk mendukung keamanan dan rasa takut
g. Instruksikan kemampuan klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi
h. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat

2. Perencanaan/intervensi yang dapat diterapkan pada diagnosa keperawatan yang terkait


Nyeri b/d gangguan pola tidur adalah:
a. Gunakan laporan dari klien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan
informasi pengkajian
b. Minta klien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10
c. Dalam mengkaji nyeri klien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan klien
d. Manajemen nyeri: ajarkan penggunaan tekhnik non farmakologi (relaksasi, distraksi)

3.5 Asuhan Keperawatan Kasus

3.5.1 Pengkajian

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Status Perkawinan : Menikah

25
Agama : Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Liliba

II. KELUHAN UTAMA


Pada saat pengkajian, Ny. E mengatakan sangat cemas dan takut dengan
kondisinya.klien mengatakan perasaannya gelisah, tidak bisa tidur, pasien juga
mengatakan nyeri di bagian kepala.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/ palliative
1. Apa penyebabnya: Riwayat Hipertensi diketahui sudah 5 tahun dapat memicu
terjadinya penyakit stroke yang dialami Ny. E
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Klien hanya melakukan tirah
B. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan: Ny. E mengatakan nyeri di bagian kepala Ny. E sangat
cemas dengan keadaannya
2. Bagaimana dilihat: Klien tampak terbaring lemah.
C. Region
1. Dimana lokasinya: Ny.E mengalami nyeri ditengkuk bagian belakang
2. Apakah menyebar: Nyeri yang dirasakan Ny E.tidak menyebar.
D. Severity
Klien mengatakan bahwa kondisinya saat ini sangat mengganggu aktivitasnya.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Penyakit yang pernah dialami
Ny.E mengatakan bahwa Keluarga Ny E mengidap Hipertensi.
b. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan
Ny E. Mengatakan pernah berobat kerumah sakit.
c. Pernah dirawat/ di operasi

26
Keluarga mengatakan Ny. E pernah mendapat tindakan medis sebelumnya di Rumah
Sakit Umum W.J. Yohanes Kupang.
d. Lama dirawat
Keluarga mengatakan Ny. E pernah dirawat selama 1 minggu di RS. Umum W.J
Yohanes Kupang.
e. Alergi
Ny. E mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.
f. Imunisasi
Klien mengatakan tidak mengingat riwayat imunisasinya.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Orangtua
Ny. E memiliki riwayat penyakit keturunan hipertensi
b. Saudara kandung
Kakak kandung Ny. E juga memiliki riwayat Hipertensi.
c. Penyakit keturunan yang ada
Ny. E mengatakan memiliki penyakit keturunan yaitu hipertensi.
d. Anggota keluarga yang meninggal
Ny.E mengatakan Kedua orangtua dari klien sudah lama meninggal.
e. Penyebab meninggal
Ny. E mengatakan penyebab kedua orangtuanya meninggal karena Hipertensi.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


a. Pesepsi klien tentang penyakitnya
Klien mengatakan kondisi yang dirasakan saat ini sangat mengganggu aktivitasnya.
b. Konsep diri
1. Gambaran diri : Ny.E mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya
2. Ideal diri : Ny.E memiliki kemauan untuk sembuh dan bisa beraktivitas
seperti biasa
3. Harga diri : Ny.E merasa diperhatikan oleh suaminya.

27
4. Peran diri : Ny.E berperan sebagai seorang istri dan juga ibu bagi anak-anak
mereka.
5. Identitas diri : selama sakit, sebagian besar aktivitas klien dibantu oleh suami
nya.
c. Keadaan emosi
Klien kadang-kadang tidak bisa menahan emosinya.
d. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti : orang yang berarti bagi klien adalah anak dan suaminya.
2. Hubungan dengan keluarga : hubungan klien dengan keluarga baik.
3. Hubungan dengan orang lain : hubungan klien dengan orang lain yaitu
tetangga cukup baik
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada hambatan dalam
berhubungan.
e. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan : klien beragama Islam dan dalam kehidupan sehari-hari
klien melakukan aktivitas sesuai dengan ajaran agama dari keyakinannya.
2. Kegiatan ibadah : klien melakukan ibadah sesuai ajaran dan keyakinannya
dengan melaksanakan shalat 5 kali sehari semalam.

VII. STATUS MENTAL


1. Tingkat kesadaran: compos mentis
2. Penampilan:Ny.E tampak rapi
3. Pembicaraan: Ny.E berbicara lambat
4. Alam perasaan: sedih
5. Afek: stabil.
6. Interaksi selama wawancara: Selama wawancara kontak mata Ny.E cukup.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
Compos mentis
a. Tanda-tanda vital

28
1. Suhu tubuh : 36,5°C
2. Tekanan darah : 150/100 mmHg
3. Nadi : 76x/menit
4. Pernafasan : 24x/menit
5. Skala nyeri : 4 (1-10)
6. TB : 153 cm
7. BB : 47 kg
b. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala dan rambut bentuk : simetris dan ovale
2. Ubun-ubun : tepat di tengah dan tidak ada
benjolan
3. Kulit kepala : bersih tidak ada iritasi
c. . Rambut
1. Penyebaran dan keadaan rambut : rambut tumbuh merata dan
keadaan rambut bersih
2. Bau : kulit kepala Ny.E tidak berbau
3. Kulit kepala : bersih, tidak ada iritasi
d. Wajah
1. Warna kulit : sawo matang
2. Struktur wajah : oval dan simetris
e. Mata
1. Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua bola mata memiliki ukuran
yang sama.
2. Palpebra : merah muda dan lembab
3. Konjungtiva dan sclera : merah muda dan sclera putih
4. Pupil : isokor Cornea dan iris
5. Cornea dan iris : bening
6. Tekanan bola mata : tekanan bola mata baik,
dapat digerakkan kekiri dan kekanan.
f. Hidung

29
1. Tulang hidung dan posisi septumnasi : tulang hidung simetris dan
posisi septumnasi di tengah.
2. Lubang hidung : lubang hidung normal,
bersih dan tidak ada sumbatan, simetris kiri
3. Cuping hidung : pernafasan tidak
menggunakan cuping hidung
g. Telinga
1. Bentuk telinga : bentuk telinga normal, simetris kiri dan kanan
2. Bentuk telinga : bentuk telinga normal, simetris kiri dan kanan
3. Lubang telinga : lubang telinga paten dan bersih
4. Ketajaman pendengaran : Ny. E mampu mendengar dengan jarak 100
meter.
h. Mulut dan faring
1. Keadaan bibir : Mukosa bibir kering
2. Keadaan gusi dan gigi : gigi dan gusi Ny. E tampak terawat dengan
baik dan bersih
3. Keadaan lidah : lidah bersih dan tidak ada kelainan
4. Orofaring : tidak terdapat udema pada orofaring Ny. E
i. Leher
1. Posisi trakea : Posisi trakea medial.
2. Thyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
3. Suara : Ny. E mampu berbicara dengan baik
4. Kelenjar limfa : Normal dan tidak ada tanda-tanda edema.
5. Vena jugularis : Ada dan teraba.
6. Denyut nadi karotis : Ada dan teraba
j. Pemeriksaan integument
1. Kebersihan : kulit tampak bersih
2. Kehangatan : Kulit integument terasa dingin jika
diraba.
3. Warna : warna kulit sawo matang

30
4. Turgor : turgor kulit bersih dan tidak
terdapat edema
5. Kelembaban : kelembaban kulit baik
6. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit, kulit
tampak bersih,

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI –HARI


A. Pola makan dan minum
1. Frekuensi makan/ hari : klien biasa makan 3 kali sehari
2. Nafsu/ selera makan : Nafsu bmakan klien berkurang
3. Nyeri ulu hati : nyeri ulu hati pada Ny.E tidak ada
4. Alergi : Ny.E tidak memiliki riwayat alergi
5. Mual dan muntah : klien tidak mual dan muntah
6. Waktu pemberian makan : pagi(jam 8), siang(jam 13), malam( jam 19)
7. Jumlah dan jenis makan : hanya 3 sendok makan
8. Waktu pemberian cairan/ minum : waktu pemberian cairan tidak dapat
ditentukan waktu pemberiannya oleh Ny.E tergantung kapan merasa haus.
9. Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah):Ny.E tidak
memiliki masalah atau kesulitan dalam menelan dan dalam mengunyah
makanan klien tidak mempunyai masalah.
B. Perawatan diri/ personal hygine
1. Kebersihan tubuh : Ny.E tampak bersih dan rapi.
2. Kebersihan gigi dan mulut : mulut bersih klien rajin membersihkan
3. kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan Ny.E tampak bersih
C. Pola kegiatan/ aktivitas
1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan
secara mandiri,sebahagian atau total: Ny.E dapat melakukan aktivitasnya
dengan mandiri.
2. Uraian aktivitas ibadah klien selama sakit : Selama masa perawatan klien
tampak melaksanakan kegiatan ibadah shalat dan berdoa.
D. Pola eliminasi

31
1. BAB
1. Pola BAB : 1-2 kali/ hari
2. Karakter feses : lunak
3. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan
4. Diare : tidak ada diare
2. BAK
1. Pola BAK : tidak menentu
2. Karakter urin : kuning berbau khas
3. Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK
4. Riwayat penyakit ginjal/ kandug kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal/
kandung kemih
5. Upaya mengatasi masalah : Minum obat
E. Mekanisme kopinng
Saat ada masalah klien terkadang memendam masalahnya apabila kita tidak
terlebih dahulu untuk bercerita.

3.5.2 Analisa Data

Analisa data asuhan keperawatan pada Ny E dengan prioritas masalah Kecemasan.

No Data Etiologi Masalah


1. Data subyektif: Ancaman pada status Kecemasan
1. Klien mengatakan sangat kesehatan
cemas dengan kondisinya
saat ini.
2. Klien mengatakan
perasaan saya gelisah
3. Klien mengatakan sering
berkemih.

Data obyektif:

32
1. Klien tampak gelisah
2. Klien tampak pucat
3. Klien sering mondar-
mandir
4. TD:150/100mmHg
5. Klien sering bertanya
kepada perawat mengenai
kondisinya
2. Data subyektif: Nyeri akut Nyeri akut
1. Klien mengatakan nyeri
pada bagian tengkuk
belakang
2. Klien mengatakan tidak
bisa tidur karena nyeri di
bagian tengkuk belakang
nya.
Data obyektif:
1. Posisi untuk menahan
nyeri.
2. Gangguan tidur (mata
sayu, tampak capek,
gerakan menyeringai,
gelisah)
3.5.3 Rumusan Masalah

1. Kecemasan
2. Gangguan pola tidur
3. Nyeri akut

3.5.4 Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

1. Kecemasan erhubungan dengan perubahan status kesehatan, ditandai dengan pasien


tampak gelisah, mengekspresikan kekhawatiran, gangguan tidur.

33
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut ditandai dengan, pasien mengatakan
ketidakpuasan tidur, skala nyeri skala 4 klien tampak meringis menahan nyeri, waktu
tidur klien 3-4 jam.

3.5.5 Perencanaan dan Rasional

Perencanaan keperawatan dan Rasional Asuhan keperawatan pada Ny. E dengan


prioritas masalah kecemasan

N Diagnosa Tujuan Tindakan Rasional


o Intervensi
1. Kecemasan Kriteria hasil : Penurunan Penurunan kecemasan
berhubunga 1. Ansietas control kecemasan dan dan peningkatan
n dengan 2. Mekanisme koping peningkatan koping: koping :
ancaman Dengan ketentuan 1. Tenangkan 1. Membantu
atau berikut (skala 1-5 : klien merilekskan
perubahan tidak pernah, 2. Berusaha perasaan klien
status jarang, kadang- memahami 2. Memberikan
kesehatan kadang, sering, keadaan rasa nyaman
ditandai selalu) : klien kepada klien
dengan Indikator : 3. Berikan 3. Menambah
pasien 1. Menunjukkan informasi pengetahuan
tampak fleksibilitas peran tentang klien
gelisah 2. Keluarga diagnosa, 4. Mengetahui
gangguan menunjukkan prognosis tingkat
tidur, fleksibilitas peran dan tindakan ansietas klien
gangguan para anggotanya 4. Kaji tingkat 5. Membina rasa
perhatian. 3. Melibatkan ansietas dan saling percaya
anggota keluarga reaksi fisik terhadap klien
dalam membuat pada tingkat dan perawat
keputusan kecemasan 6. Untuk
4. Mengekspresikan 5. Gunakan mengurangi
perasaan dan pendekatan rasa takut klien

34
kebebasan dan sentuhan 7. Meningkatkan
emosional 6. Temani pengetahuan
5. Menunjukkan klien untuk pasien untuk
strategi penurunan mendukung melakukaninte
kecemasan keamanan rvensi mandiri
dan rasa jika ansietas
takut terjadi
7. Instruksikan 8. Melibatkan
kemampuan keluarga
klien untuk membantu
menggunaka mengurangi
n tekhnik kecemasan
relaksasi
8. Dukung
keterlibatan
keluarga
dengan cara
yang tepat
2. Gangguan Kriteria hasil : 1. Gunakan 1. Untuk
pola tidur Pasien menunjukkan laporan dari mengumpulka
berhubunga tingkat nyeri, yang klien sendiri n informasi
n dengan dibuktikan oleh indikator sebagai klien.
nyeri akut berikut (skala 1-5 : sangat pilihan 2. Mengetahui
ditandai berat,berat,sedang,ringan,ti pertama skala nyeri
dengan, dak ada). untuk klien.
pasien 1. Pengendalian nyeri mengumpulk 3. Untuk
mengatakan 2. Tingkat nyeri an informasi memudahkan
ketidakpuas pengkajian proses
an tidur, 2. Minta klien pengkajian
skala nyeri untuk 4. Mengetahui
skala 4 menilai nyeri daerah nyeri,

35
waktu tidur dengan skala kualitas, kapan
klien 3-4 0-10 nyeri
jam. 3. Dalam dirasakan,
mengkaji faktor
nyeri pencetus, berat
klien,gunaka ringannya
n kata-kata nyeri yang
yang sesuai dirasakan.
usia dan 5. . Untuk
tingkat mengajarkan
perkembang klien apabila
an klien nyeri timbul.
Manajemen nyeri : 6. Untuk
4. Lakukan mengurangi
pengkajian rasa nyeri
nyeri secara
komprhensif
meliputi
lokasi,
karakteristik,
awitan, dan
durasi
frekuensi,
kualitas,
intensitas
atau
keparahan
nyeri dan
faktor
presipitasiny
a

36
5. Ajarkan
penggunaan
tekhnik non
farmakologi
(relaksasi,
distraksi)
Tindakan kolaborasi
:
6. Berikan
analgetik
sesuai
program

3.5.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Implementasi dan Evaluasi Asuhan keperawatan pada Ny.E dengan prioritas


masalah Kecemasan

Hari/Tggl No DX Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)


Minggu,07 1 Kecemasan S = pasien mengatakan :
maret 2021 1. Menenangkan klien ansietasnya berkurang setelah
2. Memahami keadaan klien mengungkapkan perasaannya,
3. Memberikan informasi pasien merasa tenang, mampu
tentang diagnosa, mengidentifikasi situasi yang
prognosis dan tindakan mencetuskan kecemasan
4. Mengkaji tingkat ansietas
dan reaksi fisik pada O = klien tampak tenang, mau
tingkat ansietas mengungkapkan perasaan
5. Menemani klien untuk kecemasannya.
mendukung keamanan dan
rasa takut A = pengkajian dilanjutkan,
6. Menginstruksikan ansietas pasien berkurang

37
kemampuan klien untuk setelah bercakap-cakap,
menggunakan tekhnik ekspresi wajah tampak tenang
relaksasi
7. Mendukung keterlibatan P = intervensi dilanjutkan
keluarga dengan cara yang
tepat
Minggu,07 2 1. Menggunakan laporan S=
maret 2021 dari klien sendiri sebagai 1. Klien mengatakan
pilihan pertama untuk sudah lebih baik dan
mengumpulkan informasi skala nyeri berkurang
pengkajian dari 4 menjadi 2
2. Meminta klien untuk 2. Pasien mengatakan
menilai nyeri dengan waktu tidurnya
skala 0-10 bertambah yang
3. Mengkaji nyeri biasanya tidur 3-4 jam
klien,menggunakan menjadi 5jam.
katakata yang sesuai usia
dan tingkat perkembangan O=
klien 1. TD:Tekanan darah
130/90
Manajemen nyeri: 2. Frekuensi nafas
1. Melakukan pengkajian 22x/m
nyeri secara komprhensif 3. Suhu 36,5 C
meliputi A=
lokasi,karakteristik,awitan Tujuan tercapai sebagian
,d an durasi P=
frekuensi,kualitas,intensita 1. Lanjutkan
s atau keparahan nyeri dan intervensi/perencanan
faktor presipitasinya untuk mengobservasi
2. Mengajarkan penggunaan ketidaknyamanan
tekhnik non farmakologi klien.

38
(relaksasi, distraksi) 2. Pertahankan
Tindakan kolaborasi:
3. Memberikan analgetik
sesuai program

BAB IV

PENUTUP

39
4.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny dengan prioritas masalah kecemasan


selama 3 hari yaitu tanggal 07 maret 2021 sebagai langkah terkhir dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini dapat diambil kesimpulan sekiranya dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan pada klien khususnya yang mengalami
kecemasan.

Kecemasan adalah satu kondisi kegelisahan mental, keprihatinan, ketakutan, atau firasat,
atau perasaan putus asa karena ancaman yang akan terjadi atau ancaman antisipasi yang tidak
dapat di identifikasi terhadap diri sendiri atau terhadap hubunan yang bermakna. Ansietas
dapat dialami pada tingkat sadar, setengah sadar, atau tidak sadar. Dimana pasien yang
mengalami gangguan ansietas biasanyaa mengalami peningkatan tekanan darah, gelisah,
menarik diri, berkeringat seluruh badan, kehilangan nafsu makan, mual, nyeri pada abdomen,
sering berkemih dan mengalai gangguan tidur.

Pada diagnosa keperawatan untuk menentukan diagnosa keperawatan pada Ny. E dengan
prioritas masalah kecemasan ditemukan 2 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
kecemasan berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status kesehatan, Gangguan
pola tidur berhubungan dengan nyeri akut ditandai dengan, pasien mengatakan ketidakpuasan
tidur, skala nyeri skala 4 waktu tidur klien 3-4 jam.

Adapun fokus intervensi pada Ny. E dengan prioritas masalah kecemasan yaitu pada
diagnosa pertama yaitu pengendalian diri klien terhadap kecemasan. Fokus intervensi pada
diagnosa kedua yaitu manajemen nyeri.

Implementasi yang penulis lakukan sudah maksimal dan efektif sesuai dengan
perencanaan yang penulis buat sebelumnya, sehingga hasil yang diharapkan sudah mendekati
kriteria hasil yang penulis telah tetapkan. Sedangkan Evaluasi asuhan keperawatan pada Ny.
E dengan prioritas masalah kecemasan keperawatan yang penulis tegakkan belum ada
diagnosa keperawatan yang dapat teratasi sepenuhnya dan masih perlu intervensi lanjutan.

4.2 Saran

40
1. Bagi mahasiswa hendaknya lebih memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan
jiwa sehingga dalam pelaksanaannya lebih mudah untuk memahami kasus yang ada
2. Untuk mahasiswa di harapkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih
dahulu memahami masalah dengan baik serta mendokumentasikan hasil tindakan yang
telah dilakukan
3. Gunakan waktu seefisien mungkin dan seefektif mungkin dalam melakukan tindakan
keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

41
Bulechek. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Singapore: Elsevier.

Dalami. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan masalah Psikososial: Jakarta.

CV. Trans Info Media.

Riyadi. (2013). Asuhan keperawatan jiwa. Edisi 1.Yogyakarta: Grahana Ilmu

42

Anda mungkin juga menyukai