OLEH
KELOMPOK 3
1. DESRI PENTAU
(PO530320119159)
2. ERLITA F.MAIRO
(PO530320119160)
3. ESTER M.BUKA
(PO530320119161)
TAHUN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat-Nya yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Kebijakan Desa Siaga”.
Kami mohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.1 Untuk mengetahui Pengertian, tujuan,sasaran dan kriteria kebijakan desa siaga
1.2 Untuk mengetahui Dasar Hukum kebijakan desa siaga
1.3 Untuk mengetahuiPos kesehatan desa (pengertian,kegiatan,dan sumber daya)
1.4 Untuk mengetahui Langkah pengembangan desa siaga
1.5 Untuk mengetahui Peran jajaran kesehatan dan pemangku kepentingan indicator
keberhasilan
BAB II
PEMBAHASAN
c. Sasaran
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga
dibedakan menjadi 3 Jenis yaitu :
Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu
melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
Pihak-pihak yang mepunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
individu dan Keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif
bagi perubahun perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk
tokoh agama; tokoh perempuan dan pemuda; kader desa; serta petugas
kesehatan.
Pihak-pihak yang diharapkan mem berikan dukungan kebijakan,
peraturan perundang-Undangan, dana, tenaga, sarana, dan Iain-
Iain,Seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat Terkait, swasta, para
donatur, dan pemangku kepentingan Iainnya.
b. Kegiatan
Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat desa, sekurang-kurangnya .
Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi)
serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya
(termasuk kurang gizi).
Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
Pelayanan medis dasart sesuai dengan kompetensinya.
Kegiatan-kegiatan Iain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi,
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penyehatan iingkungan dan Iain-Iain,
merupakan kegiatan pengembangan.Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan
atau revitalisasi berbagai UKBM Iain yang dibutuhkan masyarakat desa (misalnya warung
Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, ArisanJamban Keiuarga, dan Iain-Iain). Dengan
demikian,Poskesdes sekaligus berperan sebagai koordinator dari UKBI JKBM tersebut.
c. Sumber daya
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga Kesehatan (minimal seorang
bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.Untuk
penyelenggaran pelayanan Poskesdes Harus tersedia sarana fisik
bangunan,perlengkapan, dan peraiatan kesehatan. Guna kelancaran komunikasi
dengan masyarakat dan dengan sarana kesehatan (khususnya Puskesmas),
Poskesdes seyogianya memiliki juga sarana komunikasi (telepon, ponsel, atau
kurir).
Pembangunan sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui
berbagai cara, yaitu dengan urutan alternatif sebagai berikut :
Mengembangkan Pondok BersaiinDese (Polindes) yang telah ada
menjadi Poskesdes.
Memanfaatkan bangunan yang suaah, yaitu misalnya Baiai RW, Balai
Desa: Balai Pertemuan Desa, dan Iain-Iain.
Membangun baru, yaitu dengan pendanaan Dari Pemerintah (Pusat atau
Daerah), donator, dunia usaha, atau swadaya masyarakat
1. Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah.
a. Pusat
penyusun pedoman
pembuatan modul- modul pelatihan
penyelenggaraan pelatihan bagi pelatih atau trainingoftrainers (TOT)
b. Provinsi
Penyelenggaraan TOT (tenaga kabupaten/kota)
c. Kabupaten/kota
penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan
penyelenggaraan pelatihan kader
2. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu di lakukan adalah :
a. Pusat
penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain
b. Provinsi
penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain
c. Kabupaten/kota
penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain
penyiaapa puskesmas dan rumah sakit dalam rangka penanggulangan
bencana dan kegawatdaruratan Kesehatan
d. Kecamatan
pengembangan dan pembinaan desa siaga
3. Pemantauan dan evaluasi
Dalam tahap pemantauan dan evaluasi hal-hal yang perlu di perhatikan adalah :
a. Pusat
Memantau kemajuan dan mengevaluasi keberhasilan pengembangan
desa siaga.
b. provinsi
memantau kemajuan pengembangan desa siaga
melaporkan hasil pemantauan ke pusat.
c. Kabupaten kota
memantau kemajuan pengembangan desa siaga
melaporkan hasil pemantauan ke provinsi
d. Kecamatan
melakukan pemantauan wilayah setempat
melaporkan perkembangan ke kabupaten kota.
4. Pengembangan pendekatan Desa siaga
Pengembangan desa siaga di laksanakan dengan membantu atau
memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui
siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi yaitu dengan
menempuh tahap-tahap : Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah
dan sumberdaya yang dapat di manfaatkan untuk mengatasi masalah.
Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak, merencanakan
dan melaksanakannya serta Memantau, mengevaluasi dan membina
kelestarian upaya-upaya yang di lakukan
Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaan nya, namun secay garis besar
langkah-langkah Pokok yang perlu di tempuh adalah.
Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalah masalah kesehatan serta daftar
potensi di desa yang dapat di dayagunakan dalam mengatasi masalah masalah kesehatan
tersebut termasuk dalam rangka membangun poskesdes.
4. Musyawarah masyarakat desa
Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat ini adalah mencari
alternatif penyelesaian masalah kesehatan Dan upaya membangun poskesdes di
kaitkan dengan potensi yang di miliki desa. Disamping itu juga , untuk
menyusun rencana jangka panjang pengembangan desa siaga.
Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari pada
toko masyarakat yang telah sepakat mendukung pengembangan desa siaga.
Peserta musyawarah adai tokoh tokoh masyarakat termasuk tokoh tokoh
perempuan dan generasi setempat. Bahkan sedapat mungkin di libatkan pula
kalangan dunia usaha yang mau mendukung pengembangan desa siaga dan
kelestariannya .
5. Pelaksanaan kegiatan
Secara operasional pembentukan desa siaga di lakukan dengan
kegiatan sebagai berikut.
Pemilihan pengurus dan kader Desa siaga
Orientasi atau pelatihan kader desa siaga
Pengembangan poskesdes dan UKBM lain.
Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga
Dalam rangka Pengembangan Desa Siaga, Puskesmas merupakan ujung tomb.ak dan
bertugas ganda, yaitu sebagai penyelenggara PONED dan penggerak masyarakat Desa.
Namun demikian, dalam menggerakkan masyarakat Desa, Puskesmas akan dibantu Oleh
Tenaga Fasilitator dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah dilatih di Provinsi.
Adapun peran Puskesmas adalah sebagai Berikut :
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk b. Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat kecamatan dan desa dalam
rangka pengembangan Desa Siaga.
Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes.
Melakukan evaluasi dan pembinaan Desa Siaga.
2. Peran Rumah Sakit
Rumah Sakit memegang peran penting sebagai r.erana rujukan dan pembina
teknis peiayanan medik. Oleh karena itu, dalam hal ini peran Rumah Sakit adalah
Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK)
3. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Sebagai penyelia dan pembina Puskesmas dan Rumah Sakit, peran Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota meiiputi :
Mengembangkan komitmen dan kerja sama tim di tingkat kabupaten/kota
dalam Rangka pengembangan desa siaga .
Merevitalisasi Puskesmas dan jaringannya sehingga mampu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dengan baik, termasuk PONED
dan pemberdayaan masyarakat.
Menyediakan calon calon fasilitator untuk di latih menjadi fasilitator
pengembangan desa siaga .
Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader
Melakukan advokasi ke berbagai pihak tingkat kabupaten kota dalam rangka
pengembangan Desa siaga.
4. Peran Dinas Kesehatan Provinsi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan Desa Siaga sebagai wujud upaya kesehatan berbasis masyarakat sangat
bergantung kepada ketepatan penerapan langkah-langkah dalam pendekatan edukatif dan
pengorganisasian masyarakat.Untuk keberhasilan pengembangan Desa Saga, Puskesmas dan
jaringannya, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu direvitalisasi, baik
dalam sumber daya manusianyat prasarana-sarananya, maupun pendanaannya, Berbagai
pihak yang bertanggung jawab atau pemangku kepentingan bagi pengembangan Desa Siaga
diharapkan dapat berperan optimal sesuai tugasnya, agar pengembangan Desa Siaga
benarbenar berhasil.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA