Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS

OLEH :
NAMA-NAMA KELOMPOK 1 :

ANGELINA TAMO INA

NIM : PO530320116105

ANJELLA BUNGA TEDJU

NIM : PO530320119106
Pengertian Abortus

Ratnawati (2016) mengemukakan bahwa abortus

adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran

hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar

kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 20

minggu.
Etiologi Abortus
Menurut Maryunani & Eka (2013) dan Prawirohardjo (2014) penyebab abortus
(early pregnancy loss) bervariasi, biasanya disebabkan lebih dari satu penyebab,
penyebab terbanyak diantaranya adalah sebagai berikut:

 Faktor Genetik

 Faktor Autoimun

 Faktor Infeksi

 Faktor Infeksi

 Faktor lingkungan

 Faktor Psikologis

 Kelainan pada plasenta

 Faktor Imunologi

 Usia
Pathofisiologi Abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desisua basalis dan nekrosis
dijaringan sekitar. Ovum menjadi terlepas, hal ini memicu kontraksi uterus yang
menyebabkan ekspulsi. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut, apabila kantung dibuka akan dijumpai janin kecil yang
mengalami meserasi dan dikelilingi oleh cairan, jika janin tidak tampak didalam
kantung disebut blighted ovum. Mola kerneosa atau darah adalah suatu ovum
yang dikelilingi oleh kapsul bekuan darah. Kapsul memiliki ketebalan
bervariasi, dengan villi korionik yang telah berdegenerasi tersebar diantara
kapsul. Rongga kecil didalam yang terisi cairan tampak menipis dan terdistorsi
akibat dinding bekuan darah lama dan tebal (Cunningham, 2012).
Penatalaksanaan Abortus

Menurut Cunningham (2010), penatalaksanaan aktif


pada pasien dengan abortus umumnya terdiri dari :
 Tirah baring

 Pemberian antibiotik hanya jika ada tanda infeksi

 Progesteron

 Penggunaan alat kontrasepsi yang tidak mengandung

hormone
Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Jhonson (2014), pemeriksaan diagnostik


pada pasien abortus diantaranya:
 Tes urin

 Tes USG

 Pemeriksaan kromosom

 Pemeriksaan fisik
Aspek legal etik

Aborsi pada hakikatnya adalah pembunuhan pada


janin secara terselubung, karena itu berdasarkan pasal
346 KUHP pidana melarang aborsi dan hukumannya
sangat berat, bahkan hukumannya tidak hanya
ditunjukkan pada wanita hamil yang ingin
menggugurkan kandungannya, tapi terlibat dalam
perbuatan abortus.
Aspek legal etik
Aborsi pada hakikatnya adalah Pada pasal-pasal KUH
pembunuhan pada janin secara Pidana yang berkaitan
terselubung, karena itu berdasarkan
dengan aborsi sebagai
pasal 346 KUHP pidana melarang
berikut:
aborsi dan hukumannya sangat
 Pasal 229
berat, bahkan hukumannya tidak
hanya ditunjukkan pada wanita  Pasal 346

hamil yang ingin menggugurkan  Pasal 347


kandungannya, tapi terlibat dalam
 Pasal 348
perbuatan abortus.
 Pasal 349
Strategi dan peran perawat

A. Strategi
Strategi yang digunakan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai aborsi ialah penyuluhan kesehatan, yang dapat berupa metode
ceramah, metode diskusi kelompok, curah pendapat, panel dan bermain
peran, pada konsep ini hal yang paling efektif adalah menggunakan metode
ceramah yang digunakan untuk menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga
memperoleh informasi kesehatan dalam hal mengenai aborsi pada remaja.
Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2010), kunci keberhasilan
ceramah adalah menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin.
SELANJUTNYA…..
B. Peran perawat
 pelaksana/caregiver

 Meningkatkan kesehatan
 Mencegah penyakit
 Memulihkan kesehatan/rehabilitas
 Memfasilitas koping
 Pendidik/edukator

 Peneliti/researcher

 Pembela/edukator

 konselor
Menajemen Keperawatan
Rencana keperawatan utama
 Menajemen perdarahan
 Perawatan tirah baring
Implementasi keperawatan
 Monitor keperawatan
 Monitor tanda-tanda vital
Evaluasi keperawatan
 Didapatkan perdarahan pervagina sudah berkurang
 Sudah bisa beraktivitas secara mandiri
 Akral teraba hangat
KONSEP DASAR KEPERAWATAN/
TINDAKAN KEPERAWATAN ABORTUS

A. Pengkajian  Riwayat kesehatan


Pengkajian adalah tahap awal dari  Keluhan Utama
proses keperawatan dan merupakan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
suatu proses pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk
 Riwayat Kesehatan Dahulu
mengevaluasi dan mengidentifikasi  Riwayat Kesehatan Keluarga
status kesehatan klien. (Nursalam,  Riwayat Menstruasi
2011).
 Riwayat obstetric
 Identitas klien
 Personal Hygiene
Meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,  Aktivitas harian
suku bangsa, tanggal dan jam MRS,  Riwayat psikologis
nomor registrasi, dan diagnosa medis.  Riwayat spiritual
SELANJUTNYA…………

 Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan


 Keadaan umum Ginekologi
 Kepala dan wajah
 Inspeksi Vulva
 Payudara
 Inspekulo
 Abdomen
 Pemeriksaan dalam
 Genitalia
 Ekstremitas
vagina
Diagnosa Keperawatan

Menurut SDKI 2016, diagnosa yang mungkin


muncul pada ibu dengan abortus adalah:
1. Risiko cedera janin berhubungan dengan masalah
kontraksi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
program pembatasan gerak.
3. Intoleransi aktivitas brhubungan dengan kelemahan
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1 Risiko cedera Luaran utama : Tingkat Intervensi utama : pencegahan cedera
janin cedera Observasi
berhubungan - Toleransi aktivitas - Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera
dengan masalah meningkat - Identifikasi obat berpotensi menyebabkan cedera
kontraksi. - Kejadian cedera Terapeutik
  menurun - Sediakan pencahayaan yang memadai
- Perdarahan - Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan ruang rawat
menurun (mis. Penggunaan telpon, tempat tidur, penerangan ruangan, dan
- Ekspresi wajah lokasi kamar mandi)
kesakitan menurun - Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius
- Gangguan mobilitas - Sediakan pispot urinal untuk eliminasi di tempat tidur, jika perlu
menurun - Pastikan bel panggilan atau telpon mudah dijangkau
- Tekanan darah - Pastikan roda tempat tidur atau roda kursi roda terkunci
membaik - Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang diperlukan
- Frekuensi nadi - Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (mis.
membaik Tongkat atau alat bantu jalan)
- Frekuensi napas
2 Gangguan Luaran utama : Intervensi utama : Dukungan mobilisasi
mobilitas Mobilatas Fisik - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
fisik - Pergerakan - Indentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakkan
berhubunga ekstremitas - Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
n dengan meningkat melalui mobilisasi
program - Kekuatan otot - Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
pembatasan meningkat Terapeutik:
gerak. - Rentang gerak - Fasilitas aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis.
  (ROM) Pagar tempat tidur)
meningkat - Fasilitasi melakukan pergerakkan jika perlu
- Nyeri menurun - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
- Kecemasan meningkatkan pergerakan
menurun Edukasi:
- Gerakan terbatas - Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
menurun - Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Kelemahan fisik - Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
menurun (mis. Duduk di tempat tidur)
3 Intoleransi Luaran utama : toleransi Intervensi utama : menajemen energy
aktivitas aktivitas Observasi
brhubungan - Frekuensi nadi meningkat - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
dengan - Kemudahan dalam kelelahan
kelemahan melakukan aktivitas - Monitor kelelahan fisik dan emosional
  sehari-hari - Monitor pola jam tidur
- Kecepatan berjalan - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
meningkat aktivitas
- Jarak berjalan meningkat Terapeutik
- Kekuatan tubuh bagian - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
atas meningkat Cahaya, suara, kunjungan)
- Kekuatan tubuh bagian - Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
bawah meningkat - Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Toleransi dalam menaiki Edukasi
tangga meningkat - Anjurkan tirah baring
- Keluhan lelah menurun - Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Perasaan lemah menurun - Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
- Warna kulit membaik Kolaborasi
- Tekanan darah membaik - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
- Frekuensi napas membaik asupan makanan
Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai


dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan
mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri merupakan
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat, serta bukan atas petunjuk tenaga
kesehatan lain. Di sisi lain, tindakan kolaborasi adalah
tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya. (Ratnawati, 2016).
Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan penilaian

perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan

dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang

hendak dicapai. (Ratnawati, 2016)


SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai