ISTIRAHAT TIDUR AKIBAT PATOLOGIS SYSTEM PERSYARAFAN
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. DENILSON M.B PINTO 2. DESI DJITU 3. ENJEL ADRIANUS MUSA TANOEN 4. EUGENIUS ADRIAN SATI Konsep Kekuatan Otot 1. Pengertian Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot, hal ini karena otot mempunyai kemampuan berkontraksi ( memendek/kerja berat & memanjang/kerja ringan) yang mengakibatkan terjadinya kelelahan otot. Kekuatan otot adalah kemampuan dari otot baik secara kualitas maupun kuantitas mengembangkan ketegangan otot untuk melakukan kontraksi (Waters & Bhattacharya 2009 ). 2. Pengukuran Kekuatan Otot Penilaian Kekuatan Otot mempunyai skala ukur yang umumnya dipakai untuk memeriksa penderita yang mengalami kelumpuhan selain mendiagnosa status kelumpuhan juga dipakai untuk melihat apakah ada kemajuan yang diperoleh selama menjalani perawatan atau sebaliknya apakah terjadi perburukan pada penderita. Penilaian tersebut meliputi : Nilai 0: paralisis total atau tidak ditemukan adanya kontraksi pada otot, Nilai 1: kontaksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus otot, dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakan sendi, Nilai 2: otot hanya mampu mengerakkan persendian tetapi kekuatannya tidak dapat melawan pengaruh gravitasi, Nilai 3: dapat menggerakkan sendi, otot juga dapat melawan pengaruh gravitasi tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang diberikan pemeriksa, Nilai 4: kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai dengan kemampuan otot terhadap tahanan yang ringan, Nilai 5: kekuatan otot normal. (Suratun, dkk, 2008). Untuk mengetahui kekuatan atau kemampuan otot perlu dilakukan pemeriksaan derajat kekuatan otot yang di buat ke dalam enam derajat (0– 5) Derajat ini menunjukan tingkat kemampuan otot yang berbeda-beda. Derajat 5 Kekuatan otot normal dimana seluruh gerakan dapat dilakukan otot dengan tahanan maksimal dari proses yang dilakukan berulang-ulang tanpa menimbulkan kelelahan. Derajat 4 Dapat melakukan Range Of Motion (ROM) secara penuh dan dapat melawan tahanan ringan Derajat 3 Dapat melkukan ROM secara penuh dengan melawan gaya berat (gravitasi), tetapi tidak dapat melawan tahanan. Derajat 2 Dengan bantuan atau dengan menyangga sendi dapat melakukan ROM secara penuh Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot bersangkutan tanpa menimbulkan gerakan Derajat 0 Tidak ada kontraksi sama sekali 3. Pemeriksaan Kekuatan Otot Pemeriksaan kekuatan otot bahu 1. Minta klien melakukan fleksi pada lengan ekstensi lengan dan beri tahanan. 2. Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi lengan, lalu beri tahanan. 3. Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5. Pemeriksaan kekuatan otot siku. 1. Minta klien melakukan gerakan fleksi pada siku dan beri tahanan. 2. Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi siku, lalu beri tahanan. 3. Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5. Pemeriksaan kekuatan otot pergelangan tangan. 1. Letakkan lengan bawah klien di atas meja dengan telapak tangan menghadap keatas. 2. Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi telapak tangan dengan melawan tahanan. 3. Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5 Pemeriksaan kekuatan otot jari-jari tangan 1. Mintalah klien untuk meregangkan jari-jari melawan tahanan. 2. Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5. Pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas bawah Pemeriksaan kekuatan otot panggul. Atur posisi tidul klien, lebih baik pemeriksaan dilakukan dalam posisi supine. Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi tungkai dengan melawan tahanan Minta klien untuk melakukan gerakan abduktif dan adduksi tungkai melawan tahanan. Nilai kekuatan otot dengan menggunkan skala 0-5. Pemeriksaan kekuatan otot lutut Minta klien untuk melakukan gerakn fleksi lutut dengan melawan tahanan. Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5. Pemeriksan kekuatan otot tumit Minta klien untuk melakukan gerakan plantarfleksi dan dorsifleksi dengan melawan tahanan. Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5. Pemeriksaan kekuatan otot jari-jari kaki. Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi dan ekstensi jari-jari kaki dengan melawan tahanan. Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5. Konsep Melatih ROM 1. Pengertian ROM Range Of Motion (ROM), merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya gerakan sendi baik normal. ROM juga di gunakan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan batas gerakan sendi abnormal (HELMI, 2012). Menurut (potter, 2010) Rentang gerak atau (Range Of Motion) adalah jumlah pergerakan maksimum yang dapat di lakukan pada sendi, di salah satu dari tiga bdang yaitu: sagital, frontal, atau transversal. 2. Klasifikasi ROM Menurut (Suratun,Heryati,Manurung, & Raenah, 2008) klasifikasi rom sebagai berikut: ROM aktif adalah latihan yang di berikan kepada klien yang mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang maupun sendi dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga. ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan. Indika si ROM aktifadalah semua pasien yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendii dan kooperatif. 3. Tujuan ROM Menurut Johnson (2005), Tujuan range of motion (ROM) sebagai berikut: Mempertahankan tingkat fungsi yang ada dan mobilitas ekstermitas yang sakit. Mencegah kontraktur dan pemendekan struktur muskuloskeletal. Mencegah komplikasi vaskular akibat iobilitas. Memudahkan kenyamanan. Sedangkan tujuan ltihan Range Of Motion (ROM) menurut Suratun, Heryati, Manurung, & Raenah (2008). Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot. Memelihara mobilitas persendian. Merangsang sirkulsi darah Mencegh kelainan bentuk. 4. Prinsip ROM Prinsip dasar latihan range of motion (ROM) menurut Suratun, Heryati, Manurung, & Raenah (2008) yaitu: ROM harus di ulangi sekitar 8 kali dan di kerjakan minimal 2kali sehari ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehinga tidak melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan range of motion (ROM) , Memperhatikan umur pasien, diagnosis, tanda vital, dan lamanya tirah baring. ROM sering di programkan oleh dokter dan di kerjakan oleh ahli fisioterapi Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, atau pergelangan kaki. Rom dapat dilakukan pada semua persendian yang di curigai mengurangi proses penyakit. Melakukan ROM hrus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan. 5. Gerakan Pada ROM Rom aktif Merupakan latian gerak isotonik ( Terjadi kontraksi dan pergerakan otot )yang dilakukan klien dengan menggerakan masing- masing persendiannya sesuai dengan rentang geraknya yang normal. (Kusyati Eni, 2006 ) Rom pasif merupakan latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang menggerakkan persendian klien sesuai dengan rentang geraknya. (Kusyati Eni, 2006 ) Prosedur pelaksanaan: Gerakan pinggul dan panggul Fleksi dan ekstensi lutut dan pinggul 1. Angkat kaki dan bengkokkan lutut 2. Gerakkan lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin 3. Kembalikan lutut ke bawah, tegakkan lutut, rendahkan kaki sampai pada kasur. Abduksi dan adduksi kaki 1. Gerakkan kaki ke samping menjauh klien 2. Kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya Rotasikan pinggul internal dan eksternal 1. Putar kaki ke dalam, kemudian ke luar Gerakkan telapak kaki dan pergelangan kaki Dorsofleksi telapak kaki 1. Letakkan satu tangan di bawah tumit 2. Tekan kaki klien dengan lengan anda untuk menggerakkannya ke arah kaki Fleksi plantak telapak kaki 1. Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya berada pada tumit 2. Dorong telapak kaki menjauh dari kaki Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki 1. Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien, letakkan tangan yang lainnya pada pergelangan kaki 2. Bengkokkan jari-jari ke bawah 3. Kembalikan lagi pada posisi semula Intervensi dan eversi telapak kaki 1. Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnyadi atas punggung kaki 2. Putar telapak kaki ke dalam, kemudian ke luar. Konsep Pemberian Obat Sesuai Terapi 1. Definisi Obat Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh manusia (Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan sejenis subtansi yang digunakan dalam proses diagnosis, pengobatan, penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan terhadap gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang memiliki hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit (Potter & Perry, 2009). Jadi, definisi obat merupakan sebuah terapi primer tersusun atas substansi zat kimia yang digunakan dalam proses diagnosis, penyembuhan atau perbaikan dan pencegahan terhadap proses penyakit serta berpengaruh terhadap organ tubuh secara biologis. 2. Prosedur Pemberian Obat Dokter merupakan penanggung jawab utama dalam pemberian resep obat bagi masing-masing pasien yang dirawat di rumah sakit. Kemudian apoteker memberikan obat yang sesuai dengan resep dokter. Sedangkan cara dalam pemberian obat harus sesuai dengan prosedur dan tergantung pada keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat obat, dan tempat kerja obat yang diinginkan serta pengawasan terkait efek obat dan sesuai dengan SOP rumah sakit yang bersangkutan (Depkes, 2014). 3. Prinsip 7 Benar Dalam Pemberian Obat Benar pasien Perawat harus memastikan sebelum memberikan obat apakah obat yang diberikan benar sesuai dari catatan keperawatan dengan identitas gelang klien.Identifikasi menggunakan dua identitas klien dan penanda alergi klien. Benar dosis Setelah memastikan bahwa obat yang akan diberikan pada klien benar, perawat juga perlu memastikan dosis dengan jumlah yang benar. Semua perhitungan dosis obat harus diperiksa ulang agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat. Benar jenis obat Sebelum memberikan obat pada klien, perawat memastikan kembali obat yang telah diresepkan oleh dokter dengan memeriksa label obat sebanyak tiga kali Benar waktu Perawat perlu memastikan kapan waktu yang tepat untuk memberikan obat. Sebagai contoh klien diberikan resep obat dokter yang diberikan 8 jam sekali dalam tiga kali sehari, misal dari pukul 6 pagi, 2 sore, dan jam 10 malam. Benar cara pemberian Sikap hati-hati sangat diperlukan agar perawat dapat memberikan obat yang benar. Perawat perlu memastikan apakah obat yang akan diberikan sudah dengan jalur yang tepat. Perawat juga perlu berkonsultasi pada dokter jika tidak disertakan jalur pemberian obat. Benar petugas Perawat sebagai orang yang bekerja di ruang keperawatan harus sesuai dengan perannya. Hal ini dapat dilihat antara kesesuaian perawat yang memberikan obat dengan obat yang diberikan. Tujuannya untuk memastikan obat yang diberikan oleh petugas yang memiliki tanggung jawab dan peran terhadap pasien. Benar Dokumentasi Setelah pemberian obat perawat harus mencatat tindakan yang telah diberikan segera setelah tindakan dengan mencatat nama klien, nama obat dan alergi, dosis obat, jalur obat, serta waktu pemberian obat. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Obat Menurut Harmiady (2014) dalam penelitiannya menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi perawat dalam pemberian obat antara lain: Tingkat pengetahuan perawat Perawat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung untuk mampu melaksanakan prinsip benar dalam pemberian obat dengan tepat dibandingkan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang baik akan memiliki adab yang baik dan mengamalkan ilmu tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi oleh pasien. Tingkat Pendidikan Pendidikan yang telah dicapai oleh perawat dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga berperan dalam menurunkan angka kesakitan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang dapat membantu menekan/menurunkan tingginya angka kesakitan pada pasien (Nursalam,2012). Motivasi Kerja Motivasi kerja perawat merupakan tingkah laku seseorang yang mendorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan baik secara internal maupun eksternal dalam melaksanakan perannya. Semakin baik motivasi kerja yang dimiliki perawat maka cenderung mendorong diri mereka untuk melaksanakan prinsip dan prosedur yang berkaitan dibandingkan yang memiliki motivasi yang kurang. Thank You
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis