Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MENEJEMEN BENCANA

(Peran Perawat Dalam Penanggulangan Bencana)


Dosen Pembimbing : Ns. Yoani M.V.B.Aty.,SKep, M.Kep

OLEH KELOMPOK 3:
1. ESTER MARGARITHA BUKA (PO530320119161)
2. EVITA ISABELWULANDARI BEDA (PO530320119162)
3. FABIOLA GLORIA SERANIAN (PO530320119163)
4. FENDI OBEHETAN (PO530320119164)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KUPANG


PRODI DIII
KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji Dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat-Nya yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Peran Perawat Dalam
Penanggulangan Bencana”. Kami mohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini terdapat
banyak kesalahan.
Kupang, Maret 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................
Daftar isi...........................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan...........................................................................................
1.1 Latar belakang............................................................................................
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................

Bab II Pembahasan..........................................................................................
2.2.1 Peran Perawat dalam penanggulangan bencana .....................................
2.2.2 Rehabilitasi dalam manajemen bencana .................................................

2.2.3 Pemulihan pasca bencana........................................................................

2.2.4 Rehabilitasi pasca bencana .....................................................................

Bab III Penutup................................................................................................


3.3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.3.2 Daftar rujukan ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga perawat yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas menempati proposi terbesar
dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Bagaimana peran perawat dalam
penanggulangan bencana? Dalam jurnal manajemen bencana banyak kita temukan artikel
terkait Disaster Nursing. Sekilas peran perawat dalam penanggulangan bencana tidak hanya
mengurangi morbiditas dan mortalitas korban bencana pada saat respon darurat. Perawat
berperan juga untuk mempersiapkan masyarakat siap menghadapi bencana dengan
meningkatkan resilience. Menurut International Council of Nurses (ICN) kompetensi perawat
bencana  muncul pada fase mitigasi, preparedness, relief, pemulihan dan rehabilitasi. 
Misalnya pada fase preparedness, perawat melakukan pengkajian kebutuhan komunitas, pada
fase akut memberikan perawatan fisik dan mental bagi korban, pada fase pemulihan berperan
untuk mengembalikan fungsi pelayanan kesehatan. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh
faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 2012). Salah satu peran perawat dalam
fase pra bencana adalah perawat terlibat dalam promosi kesehatan untuk meningkatkan
kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana. Perawat memiliki peran kunci dalam
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Perawat sebagai profesi tunggal terbesar dalam
layanan kesehatan harus memahami siklus bencana, tanpa integrasi keperawatan dalam setiap
tahap bencana masyarakat akan kehilangan bagian penting dalam pencegahan bencana karena
perawatan merupakan respon terdepan dalam penanganan bencana (Efendi & Makhfudli,
2009).
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan Bagaimana Peran Perawat Dalam Penanggulangan Bencana
2. Jelaskan Bagaimana Rehabilitasi Dalam Manajemen Bencana
3. Jelaskan Cara Pemulihan Pasca Bencana
4. Jelaskan Bagaimana Rehabilitasi Pasca Bencana
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Peran Perawat Dalam Penanggulangan Bencana.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Bagaimana Peran Perawat Dalam Penanggulangan
Bencana
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Bagaimana Rehabilitasi Dalam Manajemen Bencana
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Cara Pemulihan Pasca Bencana
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Bagaimana Rehabilitasi Pasca Bencana
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Perawat Dalam Penanggulangan Bencana
Tenaga perawat yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas menempati proposi
terbesar dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Dalam jurnal manajemen bencana
banyak kita temukan artikel terkait Disaster Nursing. Sekilas peran perawat dalam
penanggulangan bencana tidak hanya mengurangi morbiditas dan mortalitas korban bencana
pada saat respon darurat. Perawat berperan juga untuk mempersiapkan masyarakat siap
menghadapi bencana dengan meningkatkan resilience. Menurut International Council of
Nurses (ICN) kompetensi perawat bencana  muncul pada fase mitigasi, preparedness, relief,
pemulihan dan rehabilitasi.  Misalnya pada fase preparedness, perawat melakukan pengkajian
kebutuhan komunitas, pada fase akut memberikan perawatan fisik dan mental bagi korban,
pada fase pemulihan berperan untuk mengembalikan fungsi pelayanan kesehatan.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan perawat memainkan peran penting dalam
penanggulangan bencana,yakni:
1. perawat memiliki skill. ”Skill yang dimiliki perawat itu luas, mulai dari memberikan
terapi hingga preventif,” ujarnya. Kedua, perawat itu kreatif dan mudah beradaptasi
serta bisa bekerja sama dengan seluruh unsur penanggulangan bencana. Ada beberapa
hal yang bisa perawat lakukan dalam penanggulangan bencana. Hal pertama yang
dapat dilakukan adalah membantu melakukan pencarian, penyelamatan, dan
melokalisasi korban.
2.  triage, hal itu mengharuskan perawat untuk melakukan identifikasi secara cepat
korban bencana yang membutuhkan stabilisasi segera.
3. pertolongan pertama, pertolongan pertama yang dilakukan seperti mengobati luka
rubfab serta melakukan pertolongan bantuan hidup dasar
4. membantu proses pemindahan korban. Pemindahan korban bencana tidak boleh
dilakukan oleh sembarang orang, perawat dibekali kemampuan untuk memeriksa
kondisi dengan memantau tanda-tanda vital sehingga dapat melakukan pemindahan
korban dengan baik.
5. perawatan di rumah sakit
6. melakukan Rapid Health Assesment.(Tugas perawat dalam RHA adalah menilai
kesehatan secara cepat melalui pengumpulan informasi yang tepat)
Selain itu, perawat memiliki peran di dalam posko pengungsian dan posko bencana. Hal yang
dapat dilakukan, yakni mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian hingga berkolaborasi
dengan petugas farmasi untuk mengecek ketersediaan obat. Fase postimpact juga
membutuhkan peran perawat di dalamnya. Dalam fase ini, perawat membantu masyarakat
untuk hidup normal kembali melalui proses konsultasi atau edukasi serta membantu
memulihkan kondisi fisik dengan cepat.

Sumber : https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/IJNHS/article/download/3084/2621
2.2. Rehabilitasi Dalam Manajemen Bencana
Manajemen penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan,mitigasi,kesiapsiagaan, tanggap
darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan sebelum, saat,
sesudah bencana. Manajemen penanggulangan bencana merupakan suatu proses yang
dinamis, yang dikembangkan dari fungsi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pembagian tugas, pengendalian dan pengawasan. Proses tersebut juga melibatkan berbagai
macam organisasi yang harus bekerjasama untuk melakukan pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan akibat bencana.
Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui 3
(tiga) tahapan sebagai berikut:
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidak terjadi bencana dan ketika
sedang dalam ancaman potensi bencana
2. Tahap tanggap darurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saat sedang terjadi
bencana.
3. Tahap pasca bencana yang dalam saat setelah terjadi bencana.
Dalam keseluruhan tahapan penaggulangan bencana tersebut ada 3 manajemen yang dipakai
yaitu :

 Manajemen risiko bencana


 Manajemen Kedaruratan
 Manajemen Pemulihan
Untuk rehabilitasi sendiri dalam menejemen penanggulangan bencana terdapat dalam
menejemen pemulihan. Dimana disana terdapat prinsip pemulihan, rekonstruksi dan
rehabilitasi pasca bencana.
Sumber : https://www.academia.edu/6077077/MAKALAH_BNCANA

Kegiatan rehabilitasi pasca-terjadinya bencana selain dilakukan dalam bentuk


perbaikan lingkungan, juga untuk bantuan perbaikan rumah korban bencana, pemulihan
sosial-ekonomi-budaya, pemulihan pelayanan publik, anak-anak kembali ke sekolah, dan
lain-lain, yang bertujuan agar masyarakat segera dapat kembali beraktivitas secara normal
dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber : https://web.bpbd.jatimprov.go.id/rr/
2.3 Pemulihan Pasca Bencana
Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada faktor-faktor
yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana
dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana secara terencana,
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh setelah terjadinya bencana dengan fase-fasenya nya
yaitu :

 Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
 Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.

Gambar 2 Siklus Penanggulangan Bencana

Sumber: https://www.academia.edu/6077077/MAKALAH_BNCANA

2.4 Rehabilitasi Pasca Bencana


a) Pengertian

Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pasca bencana.
Rehabilitasi dilakukan melalui kegiatan: perbaikan lingkungan daerah bencana,
perbaikan prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat,
pemulihan sosial psikologis, pelayanan kesehatan, rekonsiliasi dan resolusi konflik,
pemulihan sosial ekonomi budaya, pemulihan keamanan dan ketertiban, pemulihan fungsi
pemerintahan, dan pemulihan fungsi pelayanan publik.

Dalam penentuan kebijakan rehabilitasi prinsip dasar yang digunakan adalah sebagai berikut:

 Menempatkan masyarakat tidak saja sebagai korban bencana,namun juga sebagai


pelaku aktif dalam kegiatan rehabilitasi.

 Kegiatan rehabilitasi merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dan terintegrasi


dengan kegiatan prabencana,tanggap darurat dan pemulihan dini serta kegiatan
rekonstruksi.

 “Early Recovey” dilakukan oleh “Rapid Assement Team” segera setelah terjadi
bencana

 Program rehabilitasi dimulai segera setelah masa tanggap darurat (sesuai dengan
Perpres tentang penetapan status dan tingkat bencana) dan diakhiri setelah tujuan
utama rehabilitasi tercapai.

b) Ruang Lingkup Pelaksanaan.

1. Perbaikan Lingkungan Daerah Bencana

Perbaikan lingkungan fisik meliputi kegiatan: perbaikan lingkungan fisik untuk


kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan usaha, dan kawasan gedung.

Indikator yang harus dicapai pada perbaikan lingkungan adalah kondisi


lingkungan yang memenuhi persyaratan, teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta
ekosistem.

2. Perbaikan prasarana dan sarana umum

Prasarana dan sarana umum adalah jaringan infrastruktur dan fasilitas fisik yang
menunjang kegiatan kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat. Prasarana
umum atau jaringan infrastuktur fisik di sini mencakup: jaringan
jalan/perhubungan, jaringan air bersih, jaringan listrik,dan jaringan komunikasi,
jaringan senitasi dan limbah dan jaringan irigasi atau pertanian.

Sarana umum atau fasilitas sosial dan umum mencakup : fasilitaskesehatan, fasilit
as perekonomian, fasilitas pendidikan, fasilitas perkantoran pemerintah, dan fasilit
as peribadatan.
3. Pemberian Bantuan Perbaikan Rumah Masyarakat

Yang menjadi target pemberian bantuan adalah masyarakat korban bencana yang 
rumah/ lingkungannya mengalami kerusakan struktural hinggatingkat sedang akib
at bencana, dan masyarakat korban berkehendak untuk tetaptinggal di tempat sem
ula. Kerusakan tingkat sedang adalah kerusakan fisik bangunan sebagaimana Pedo
man Teknis (DepPU, 2006) dan/ atau kerusakan pada halaman dan/ atau kerusaka
n pada utilitas, sehingga mengganggu penyelenggaraan fungsi huniannya. Untuk
bangunan rumah rusak berat atauroboh diarahkan untuk rekonstruksi.
Tidak termasuk sasaran pemberian bantuan rehabilitasi adalah rumah/lingkungan 
dalam kategori:
 Pembangunan kembali (masuk dalam rekonstruksi)
 Pemukiman kembali (resettlement dan relokasi)
 Transmigrasi ke luar daerah bencana

4. Pemulihan Sosial Psikologis

Pemulihan sosial psikologis adalah pemberian bantuan kepada masyarakat
yang terkena dampak bencana agar dapat berfungsi kembali secara normal.
Sedangkan kegiatan psikososial adalah kegiatan mengaktifkan elemen-elemen
masyarakat agar dapat kembali menjalankan fungsi sosial secara normal.
Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja yang sudah terlatih.
Pemulihan sosial psikologis bertujuan agar masyarakat mampu melakukan
tugas sosial seperti sebelum terjadi bencana, serta tercegah dari mengalami
dampak psikologis lebih lanjut yang mengarah pada gangguan kesehatan mental.

5. Pelayanan Kesehatan

Pemulihan pelayanan kesehatan adalah aktivitas memulihkan Kembali
segala bentuk pelayanan kesehatan sehingga minimal tercapai kondisi seperti
sebelum terjadi bencana.Pemulihan sistem pelayanan kesehatan adalah semua 
usaha yang di lakukan untuk memulihkan kembali fungsi system  pelayanan 
kesehatan yang meliputi :SDM Kesehatan, sarana/prasarana kesehatan, 
kepercayaan masyarakat.

6. Rekonsiliasi dan Resolusi Konflik

Kegiatan rekonsiliasi adalah merukunkan atau mendamaikan kembali pihak-pihak
yang terlibat dalam perselisihan, pertengkaran dan konflik. Sedangkan kegiatan 
resolusi  adalah memposisikan perbedaan pendapat, perselisihan, pertengkaran 
atau konflik dan menyelesaikan masalah atas perselisihan, pertengkaran atau 
konflik tersebut.
Rekonsiliasi dan resolusi ditujukan untuk membantu masyarakat di daerah 
bencana untuk menurunkan eskalasi konflik sosial dan ketegangan serta
memulihkan  kondisi sosial kehidupan masyarakat.
7. Pemulihan Sosial Ekonomi Budaya

Pemulihan sosial ekonomi budaya adalah upaya untuk memfungsikan
kembali kegiatan dan atau lembaga sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di
daerah bencana.Kegiatan pemulihan sosial, ekonomi, dan budaya ditujukan untuk
menghidupkan kembali kegiatan dan lembaga sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat di daerah bencana seperti sebelum terjadi bencana.

8. Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

Pemulihan keamanan adalah kegiatan mengembalikan kondisi keamanan
dan ketertiban masyarakat sebagaimana sebelum terjadi bencana dan
menghilangkan gangguan keamanan dan ketertiban di daerah bencana.Pemulihan 
keamanan dan ketertiban ditujukan untuk membantu
memulihkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah bencana agar
kembali seperti kondisi sebelum terjadi bencana dan terbebas dari rasa tidak
aman dan tidak tertib

9. Pemulihan Fungsi Pemerintahan

Indikator yang harus dicapai pada pemulihan fungsi pemerintahan adalah :
 Keaktifan kembali petugas pemerintahan.
 Terselamatkan dan terjaganya dokumen-dokumen negara dan pemeri
ntahan.
 Konsolidasi dan pengaturan tugas pokok dan fungsi petugas pemerint
ahan.
 Berfungsinya kembali peralatan pendukung tugas-tugas pemerintahan
.
 Pengaturan kembali tugas-tugas instansi/lembaga yang saling terkait.

10. Pemulihan Fungsi Pelayanan Publik

Pemulihan fungsi pelayanan publik adalah berlangsungnya kembali berbagai 
pelayanan publik yang mendukung kegiatan/ kehidupan sosial dan perekonomian 
wilayah  yang terkena bencana.
Pemulihan fungsi pelayanan publik ini meliputi : pelayanan kesehatan, pelayanan 
pendidikan, pelayanan perekonomian, pelayanan perkantoranumum/pemerintah, 
dan pelayanan peribadatan
Sumber : https://id.scribd.com/doc/186907216/pemulihan-pasca-bencana-docx
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam
penanggulangan bencana, hal ini terbukti dalam menejemen bencana yang terkait
rehabilitasi, rekonstruksi dan pemulihan total. Bukan hanya berbicara mengenai
infrastruktur sarana prasarana namun juga berbicara mengenai korban yang terdampak
bencana. Menejemen bencana disini berbicara menekankan untuk pemulihan total lokasi
serta korban terdampak bencana yang merugikan dan bahkan memerlukan bantuan
pemerintah pusat untuk menjadi andil menejemen bencana.Tidak heran jika pemulihan
lokasi terdampak bencana tidak terlepas dari dana alokasi yang di salurkan kepada
pemerintah daerah. Jika dana alokasi yang di salurkan lama di proses maka menejemen
penanggulangan bencana pun tidak dapat memberi dampak yang terlalu besar untuk
lokasi bencana. Maka disini diperlukan pemerintah yang menejemen pelayanan
masyarakatnya baik, fasilitas tenaga kesehatan yang profesionalserta tenaga
penanggulangan bencana yang sudah terlatih dalam bekerja di lokasi bencana.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam menejemen penanggulagan bencana sangat di butuhkan andil besar dari
pemerintah pusat serta dalam hal ini penyaluran dana dan tenaga medis profesional serta
yang tidak kalah penting tenaga penanggulangan bencana yang terlatih di lokasi rawan
benacana.
BAB III
PENUTUP
3.3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
https://bpbd.ntbprov.go.id/?q=Pengetahuan%20Bencana
https://bpbd.bengkaliskab.go.id/
https://bpbd.bengkaliskab.go.id/web/statis/bidang-rehabilitasi-dan-rekonstruksi/2

Anda mungkin juga menyukai