Anda di halaman 1dari 28

SEVEN JUMP

Blok

: IKD ( ILMU KEPERAWATAN DASAR 1 )

SEMESTER : 1 ( SATU )
Kasus :
Seorang laki-laki usia 8 tahun di bawa ke UGD karena mengalami dehidrasi berat dan
mendapat terapi pemasangan infus. Setelah dilakukan beberapa kali pemasukan oeh perawat,
pemasangan infus gagal dilakukan sehingga di bagian tangan dan kaki klien kebiruan.
Keluarga klien mangadukan complain dengan perawat ruangan dan menyatakan akan
menuntut oihak rumah sakit serta meminta pertanggungjawaban perawat terkait kondisi klien.

STEP 1
KATA SULIT

1
2

UGD
Terapi

: Ruangan unit gawat darurat, ruangan pertolongan klien.


: Pemulihan pengobatan secara tradisional atau pengobatan pemulihan

perawatan
Infus
: Pemasukan cairan/obat melalui intravena secara langsung,cth cairan infus

NaCl
Dehidrasi : Kurangnya cairan cairan dalam tubuh, suatu keadaan dimana seseorang

5
6
7

mengalami kekurangan cairan yang ditandai dgn kulit kering,haus, kurang isotonik.
Kebiruan : Adanya memar di tubuh kurangnya zat besi dan adanya masa di dalam kulit.
Kondisi : Suatu keadaan tubuh seseorang.:
Complain : Memberi masukan terhadap sesuatu yang kurang baik dan ketidak puasan

seseorang
8 Perawat : Tenaga kerja kesehatan atau orang yang merawwat orang yang sakit.
9 Pihak
: Orang yang bersangkutan.
10 Klien
: Pasien yang dirawat dan dilayani.

STEP 2
PERTANYAAN

1
2
3
4
5

Apa yang dimaksud dengan etika keperawatan ?


Mengapa keluarga klien mengajukkan complain kepihak RS ?
Bagaimana cara memberikan etika keperawatan yang baik ?
Tindakan apa saja yang dilakukan perawat ketika mendapat compalin dari klien ?
Tujuan etika keperawatan ?

STEP 3
JAWABAN
1
2
3
4
5

Sikap, ahlak, watak, adat perawat kepada klien.


Karena pelayanan atau fasilitas RS tidak memuaskan dan memadai.
Memberikan komunikasi yang baik, memberikan sikap perawat yang baik terhadap klien.
4S ( sapa, senyum, salam, santun )
Supaya klien mendapatkan kepuasan dan pelayanan yang layak.

STEP 4
MIND MAPPING

Konsep Dasar Awal Keperawatan

Kode Etik

Etika
Keperawatan

Prinsip-prinsip Etika

Tujuan

STEP 5
LEARNING OBJEKTIF
1
2
3
4

Mahasiswa mampu memahami konsep dasar etika keperawatan.


Mahasiswa mampu mengetahui prinsip-prinsip etika keperawatan.
Mahasiswa mampu mengetahui kode etik keperawatan.
Mahasiswa mampu mengetahui tujuan etika keperawatan.

STEP 6
INFORMASI TAMBAHAN

A. Pengertian etika dan profesi


Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang merupakan
suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaiman sepatutnya
manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsipprinsip
yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik buruk, kewajiban, dan
tanggung jawab.
Moral, berasal dari kata latin yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Moral adalah
perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan standar prilaku dan
nilai-nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat
dimana ia tinggal.
B. Konsep moral dalam praktek keperawatan
1. Advokasi

Arti advokasi menurutu ANA (1985) adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanan kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar
etika yang dilakukan oleh siapapun. Advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal
keperawatan yang melibatkan bantuan perawatan secaraaktif kepada individu untuk secara
bebas menentukan nasibnya sendiri
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang
dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Akuntabilitas
mengandung dua komponen utama, yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti
bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktek keperawatan, kode etik dan
undang-undang dibenarkan atau absah.

3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal-balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan
perawat.
C. Permasalahan dasar etika keperawatan
Bandman dan bandman (1990) secara umum menjelaskan bahwapermasalahan etika
keperawatan pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :
1. Kuantitas Melawan Kuantitas Hidup
Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang yang
dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8 hari. Dalam
keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan tentang posisi apakah yang
dimilikinya dalam menentukan keputusan secara moral. Sebenarnya perawat berada pada
posisi permasalahan kuantitas melawan kuantitas hidup, karena keluaga pasien menanyakan
apakah selang-selang yang dipasang hampir pada semua bagiantubuh dapat mempertahankan
pasien untuk tetap hidup.
2. Kebebasan Melawan Penanganan dan Pencegahan Bahaya.
Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan
sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat
pada permasalahan upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan
pasien.
7

3. Berkata secara jujur melawan berkata bohong


Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan
narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah apakah ia akan
mengatakan hal ini secara terbuka atau diam, karena diancam akan dibuka rahasia yang
dimilikinya bila melaporkan hal tersebut pada orang lain.
4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik,
ekonomi dan ideologi
Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat
kedokter.
5. Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Contoh masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk
mengatasi nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada daun
tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila dipukulpukulkan dibagian tubuh yang sakit.

STEP 7
TERLAMPIR

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan
manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit
untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hari.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlakuan
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang
dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab
Prinsip Keperawatan terdiri dari :
Autonomy (Otonmi )
Non Malaflcence (Tidak Merugikan)
Beneflcence (Berbuat Baik)
Justice (Keadilan)
Confidentiality (Kerahasiaan)
Fidelity (Menepati Janji)
1.
2.
3.
4.

B. Rumusan Masalah
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar etika keperawatan.
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip-prinsip etika keperawatan.
Mahasiswa mampu mengetahui kode etik keperawatan.
Mahasiswa mampu mengetahui tujuan etika keperawatan.

10

C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui tentang Konsep Etika Keperawatan
b.
1.
2.
3.
4.

Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar etika keperawatan.
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip-prinsip etika keperawatan.
Mahasiswa mampu mengetahui kode etik keperawatan.
Mahasiswa mampu mengetahui tujuan etika keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Etika Keperawatan
DEFINISI ETIKA KEPERAWATAN

11

Etik adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.
Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter. Sedangkan menurut kamus Webster, etik adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Dari pengertian diatas, etika
adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di
dalam masyarakat yang menyangkut aturan- aturan atau prinsip- prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab. (Ismani:
2000)
KODE ETIK KEPERAWATAN

Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai
etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Kode etik
keperawatan di Indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat Perasatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) melalui musyawarah nasional PPNI di Jakarta pada tanggal 29
November 1989.
Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan 16 pasal.
a. Bab 1 terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu,
keluarga dan masyarakat.
b. Bab 2 terdiri dari 5 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya.
c. Bab 3 terdiri dari 2 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap sesama
perawat dan profesi kesehatan lain.
d. Bab 4 terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadapa profesi
keperawatan.
e. Bab 5 terdiri dari 2 pasal, menejelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
pemerintah, bangsa dan tanah air. (Ismani: 2000)
TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM KODE ETIK KEPERAWATAN

1. Tanggung jawab perawat terhadap klien


a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung
jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga dan
masyarakat.

12

b. Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan, memelihara suasana


lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannyaterhadap individu, keluarga dan masyarakat,
senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d. Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat,
khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya
kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas
a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya, kecuali diperlukan oleh pihak yang berwenangsesuai dengan
ketentuan yang belaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang
dimilikinya dengan tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis
kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam melaksanakan
tugas keperawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima
atau mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggung jawab perawat terhadap sejawat
a. Perawat memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya,
baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secaramenyeluruh.
b. Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya kepada sesama
perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4. Tanggung jawab perawat terhadap profesi

13

a. Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-sendiri dan


atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman
yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. Perawat menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan perilaku
dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan,
serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung jawab perawat terhadap negara
a. Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah digariskan
oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat. (Ismani: 2000)

KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT AMERICAN NURSING ASSOCITION (ANA)


1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan- pertimbangan status sosial atau
ekonomi, atribut personal, atau corak masalah kesehatannya.

14

2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh
praktek seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis atau legal.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing- masing individu.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan
kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung
jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
7. Perawat turut serta beraktifitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi.
8. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan
standar keperawatan
9. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi
kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
10. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk melindungi publik terhadao
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya
dalam meningkatkan upaya- upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan tersebut. (Ismani: 2000)

KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT INTERNATIONAL COUNCIL OF NURSES


(ICN)
1. Tanggung jawab utama perawat
Adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan
mengurangi penderitaan.
2. Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat
15

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas perawat perlu
meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai- nilai yang ada di
masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang menjadi klien atau pasiennya.
3. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan untuk mencapaai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
keperawatan.
4. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan
serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat.
5. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerjasama dengan teman sekerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di luar keperawatan.
6. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik
keperawatan dan pendidikan keperawatan. (Ismani: 2000)

TUJUAN KODE ETIK KEPERAWATAN


1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan sendiri maupun
hubungannya dengan profesi lain diluar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi keperawatan
yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
3. Untuk memepertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan
secara tidak adil oleh institusi ataupun masyarakat.

16

4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar dapat


menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai atau pengguna tenaga keperawatan
akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan. (Ismani:
2000)

PRINSIP PRINSIP ETIKA DALAM KEPERAWATAN


1. Autonomy (Otonomi) yaitu individu memliliki kebebasan untuk menentukan tindakan
atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih.
2. Non Maleflcece (Tidak Merugikan) yaitu suatu tanggung jawab untuk melakukan
kebaikan yag meguntungkan klien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau
membahayakan klien.
3. Beneflcence (Berbuat Baik) yaitu menolong sesama manusia dengan sebaik-baiknya.
4. Justice (Keadilan) yaitu menerapkan prinsip keadilan dimana hak klie untuk diperlakukan
setara.
5. Veracity (Kejujuran) yaitu menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong.
6. Confidentiality (Kerahasiaan) yaitu suatu prinsip dasar etika untuk menjaga privacy klien.
7. Fidelity (Menepati Janji) yaitu suatu prinisip ketaatan, atau tanggung jawab untuk setia
pada sutu kesepakatan.

B. Hak-Hak Klien

PENGERTIAN
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
Hak menurut C. Fagin (1975) merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang
mempunyai hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak- hak istemewa yang berupa tuntutan
yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat dipandang dari sudut hukum
dan pribadi. (Ismani: 2000
HAK- HAK PASIEN
Pasal 25 The United nations Universal Declaration Of Human Rights 1948; pasal 1
The United Nations International Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu:
1. Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
2. Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
17

3. Hak untuk memperoleh informasi (the right to information)


Pernyataan hak- hak pasien (patients bill of rights) dikeluarkan oleh The American
Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya pemahaman hak- hak pasien yang akan dirawat di rumah sakit.
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan keperawatan
yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan
dengan diagnosis, pengobatan, prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah
yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan
tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting yang kemungkinan akan
dialaminya kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan diinformasikan
tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap perkembangan dari privasinya yang menyangkut program
asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan
kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih lengkap
dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut dan RS yang
ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan instansi lain
seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang
diterimanya.
9. Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai suatu
eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya ke
dokter lain bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan
untuk asuhan kesehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya
sebagai pasien dirawat. (Ismani: 2000)
Pendapat lain tentang beberapa hak pasien yaitu:
18

1. Hak memberikan consent (persetujuan)


Consent mengandung arti suatu tindakan atau aksi beralasan yang diberikan tanpa
paksaan oleh sesorang yang memiliki pengatahuan yang cukup tentang keputusan yang ia
berikan, dimana secara hukum orang tersebut mampu memberikan consent. Consent
diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa
yang harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
b. Ditandatangani oleh pasien atau orang lain yang bertanggung jawab terhadapnya
c. Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d. Memenuhi beberapa elemen penting mengenai penjelasan kondisi, prosedur dan
konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternatif, manfaat yang diharapkan, tawaran
diberikan oleh pasien dewasa yang secara fisik dan mental mampu membuat keputusan.
2. Hak untuk memilih mati
Dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter. Hak untuk memilih mati sering bertolak
belakang dengan hak untuk hidup.

3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya


Yang dimasukkan dalam golongan ini adalah orang dengan gangguan mental dan anakanak dibawah umur serta remaja dimana secara hukum mereka tidak dapat membuat keputusan
tentang nasibnya sendiri.
4. Hak pasien dalam penelitian
Sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Penggunaan obat atau cara penanganan baru
yang melibatkan pasien harus memperhatikan aspek hak pasien.
Hak- hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey) terdiri dari 4
kategori:
1.Hak kebenaran secara menyeluruh
2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerhasiaan dan keamanannya)
3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan
kesehatan
4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah perawatan di rumah sakit.
(Priharjo: 2008)

19

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HAK PASIEN


1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih besar partisipasi
meraka dalam perencanaan asuhan
2. Meningkatnya jumlah malpraktek yang terjadi di masyarakat
3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak- hak asasi pasien.
4. Konsumen menyadari tentanga peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang kesehatan dan
penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila pasien tidak berpartisipasi
apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak. (Ismani: 2000)

C. Peran Perawat

PENGERTIAN
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu (Kozier Barbara, 1995:21).
PERAN PERAWAT
a. Care Giver (Pelaksana)
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan
dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.

20

1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat


sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai
pada masalah yang kompleks.
2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien.
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan
mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
b. Teacher (Pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Counselor
Peran perawat disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
d. Coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Tujuan Perawat sebagai coordinator adalah :
1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
2) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
3) Menggunakan keterampilan perawat untuk :
-Merencanakan
-Mengorganisasikan
-Mengarahkan
-Mengontrol
e. Leader (Pemimpin)
Kepemimpinan dalam keperawatan menuntut seorang perawat agar memiliki peran
sebagai pemimpin formal atau informal dimana ia dikenal memiliki keahlian dalam praktik
keperawatan, memberikan asuhan keperawatan prima, dipercaya oleh rekan sejawat dan
memberikan harapan bagi yang lainnya, serta dapat menjelaskan visi dan misinya sebagai
tenaga keperawatan.
Perawat yang memiliki kepemimpinan juga harus dapat mengkondisikan lingkungan
kerja yang kondusif dan dinamis serta merencanakan pengembangan karier perawat yang
21

jelas dengan cara aktif memberikan dukungan untuk pengembangan diri perawat. Seorang
pemimpin juga harus dapat memotivasi perawat menjadi pekerja yang ulet, dan mempunyai
pandangan ke depan sehingga meningkatkan profesionalisme mereka. Dalam perkembangan
sistem kesehatan yang progresif, investasi pada pengembangan kepemimpinan akan
memberikan hasil (return) yang signifikan pada pengembangan organisasi yang efektif.
(Palestin: 2006).
f. Role Model (Contoh)
Peran perawat sebagai role model adalah segala perilaku yang ditampilkan perawat
semestinya dapat dijadikan panutan, panutan ini digunakan pada semua tingkat pencegahan
terutama perilaku hidup bersih dn sehat, menampilkan profesionalisme dalam bekerja.
g. Administrator
Perawat sebagai administrator berfungsi untuk pengaturan dana, tenaga kerja,
program perencanaan strategi dan pelayanan, evaluasi pegawai dan pengembangan pegawai
(Joe: 2009)
h. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Peran perawat sebagai pembuat keputusan adalah untuk memberikan perawatan yang
efektif, perawat menggunakan keahliannya berpikir kritis melalui proses keperawatan.
Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi pasien, pemberian
perawatan dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan
pendekatan terbaik bagi tiap klien. Perawat membuat keputusan itu sendiri atau berkolaborasi
dengan klien, keluarga dan berkonsultasi dengan profesi kesehatan yang lainnya (Palestin:
2006)
i.Protector
Pada peran ini perawat lebih terfokus pada kemampuan perawat melindungi dan
menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh
asuhan keperawatan.
j. Client Advocate
Peran perawat sebagai client advocat yaitu:
1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi
dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan
untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat
22

adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan
perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan
melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa

k. Manager
Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.
Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayanan
maupun pendidikan keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan
konsep yaitu :
1. Tingkat atas / top manajer
2. Tingkat menengah / middle manajer
3. Tingkat dasar / Supper pacial manajer
l. Rehabilitator
Peran perawat sebagai rehabilitator yaitu mengajar dan melaksanakan keperawatan
bila tindakan peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pengobatan tidak
berhasil. Perawat mengembangkan fungsi organ/bagian tubuh agar sembuh dan dapat
berfungsi normal.
m. Comforter
23

Peran perawat sebagai comforter yaitu berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman
pada klien.
n. Communicator
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun dengan
tim kesehatan lainnya. Perawat bertindak sebagai mediator antara klien dengan tim kesehatan
lainnya. Perawat berperan dalam memberikan penjelasan dengan komunikasi kepada pasien
dalam upaya meningkatkan kesehatannya. Sehingga keluhan pasien terhadap kebutuhan fisik,
jasmani, emosional dan spiritual dapat segera terpenuhi yang secara langsung akan
mempercepat kesembuhan pasein.

D. Konsep moral dalam praktek keperawatan


1. Advokasi
Arti advokasi menurutu ANA (1985) adalah melindungi klien atau masyarakat
terhadap pelayanan kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun. Advokasi merupakan dasar falsafah dan
ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawatan secara aktif kepada individu untuk
secara bebas menentukan nasibnya sendiri Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat
pasien adalah memberi informasi dan memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apapun
yang dibuat pasien. Memberi informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai
yang dibutuhkan pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan non
aksi.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang
dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Akuntabilitas
mengandung dua komponen utama, yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti
bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat dari praktek keperawatan, kode etik dan
undang-undang dibenarkan atau absah.
3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal-balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat.
24

Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain secara nilai dan tujuan
sendiri. Hubungan profesional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama,
menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan
bersama. Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan
pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik
loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi. Untuk mewujudkan hal
tersebut, beberapa argumentasi yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a. Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus bijaksana
bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional
b. Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan berbagai persoalan
yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit harus didiskusikan
dengan umum.
c. Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan dalam
melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat kepada
tenaga kesehatan.
d. Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota
profesi. Perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada profesi dengan berperilaku secara
tepat pada saat bertugas
E. Permasalahan Dasar Etika Keperawatan
Bandman dan bandman (1990) secara umum menjelaskan bahwa
permasalahan etika keperawatan pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :
1. Kuantitas Melawan Kuantitas Hidup
Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang yang
dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8 hari. Dalam
keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan tentang posisi apakah yang
dimilikinya dalam menentukan keputusan secara moral. Sebenarnya perawat berada pada
posisi permasalahan kuantitas melawan kuantitas hidup, karena keluaga pasien menanyakan
apakah selang-selang yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh dapat mempertahankan
pasien untuk tetap hidup.
2. Kebebasan Melawan Penanganan dan Pencegahan Bahaya.
Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan
sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat
pada permasalahan upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan
pasien.
3. Berkata secara jujur melawan berkata bohong
Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan
narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah apakah ia akan
25

mengatakan hal ini secara terbuka atau diam, karena diancam akan dibuka rahasia yang
dimilikinya bila melaporkan hal tersebut pada orang lain.
4. Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik,
ekonomi dan ideologi
Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada
berobat kedokter.
5. Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Contoh masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk
mengatasi nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada daun
tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila dipukulpukulkan dibagian tubuh yang sakit.

26

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika keperawatan adalah norma-norma yang dianut

perawat dalam

bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di
suatu pelayanan keperawatan yang bersifat professional.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat semoga beramanfaat bagi pembaca,
apabila ada saran kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami,
mohon maaf bila ada kesalahan tutur kata penulisan karena kami hamba allah yang
tidak luput dari kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Kozier, Barbara. 2000. Fundamental of Nursing. Red Wood. Adison
Wesley.

27

Palestin. Bondan. 2006. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan.


Fungsi Perawat Spesialis agar Terhindar dari Masalah Etik maupun
Hukum.
Priharjo, Robert. 2008. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Joe. 2009. Peran dan Fungsi Perawat.
Tim Etika Keperawatan Akper Al-Ikhlas. 2016.
Keperawatan.

Tersedia

Modul

Etika

http://akper-alikhlas.com/wp-

content/uploads/2016/01/Modul-Etika-Keperawatan.pdf

diakses

28/11/2016
Tim Etika Keperawatan. 2013. Modul Etika Keperawatan.
Tersedia
:
https://www.scribd.com/doc/247091043/Modul-EtikaKeperawatan diakses 28/11/2016

28

Anda mungkin juga menyukai