Anda di halaman 1dari 11

ETIKA KEPERAWATAN

OLEH:
MARGA ANISAH
NIM: 1614401002

POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT


MOJOKERTO
2017
Soal
1. Buat resume materi pak Henry
2. Dari konsep etika dan uud perawat, kaitkan dengan beberapa kasus keperawatan atau
dilema keperawatan misal seperti sunat, infus rumah, oprasi kecil dirumah,
memberikan obat dll. Pertanyaannya belehka hal itu dilakukan (apa alasannya) dan kalu
tidak boleh apa alasannya. Dikumpulkan via emailpaling akhir tanggal 29 Juni pukul
23.00 di lagayudha@gmail.com

RESUME ETIKA KEPERAWATAN

1. Kode etika keperawatan


A. Pengertian dan makna kode etika keperawatan
Kode etika keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang
menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat. Kode etika keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawara Nasional PPNI di
Jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan 16 pasal. Bab
1, terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu,
keluarga dan masyarakat. Bab 2 terdiri dari 5 pasal, menjelaskan tentang tanggung
jawab perawat terhadap tugasnya. Bab 3 terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang
tenggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain. Bab 4
terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi
keperawatan. Bab 5, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air.

B. Kode etika keperawaatan indonesia ICN dan ANA


1. Kode etika keperawatan menurut ICN
ICN adalah federasi perhimpunann perawat nasional di seluruh dunia yang
didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs Bedford Fenwich di Hanover Sequere,
London. Uraian kode etika ini diuraikan sebagai berikut.
a. Tanggung jawab utama perawat
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
b. Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat
Untuk menjalankan tugas asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat maka perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan
dengan menghargai nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, menghargai adat
kebiasaan serta kepercayaan individu, kelompok, dan masyarakat yang menjadi
pasien/klien.
c. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standart
praktek kepearwatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standart
pendidikan keperawatan.
d. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan
dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah
sosial yang terjadi di masyarakat.
e. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menompong hubungan kerja sama dengan teman sekerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lsin diluar keperawatan.perawat dapt
melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masalah perawatannya merasa
terancam.
f. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaa standar
praktek keperawatan dan pendikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dalam menompang pelaksanaan perawat
secara profesional.

2. Kode etika keperawatan menurut ANA (American Nurses Assosiation)


Kode etika keperawatan menurut American Nurses Association (ANA) adalah
sebagai berikut.
a. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
b. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
c. Perawat turut serta beraktivitas dalm membantu pembangunan pengetahuan profesi.
d. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standart keperawatan.
e. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan keperawatan
yang dijalankan masing-masing individu.

2. Etika dan hukum bagi profesi keperawatan


A. Ciri accountable daan reliable perawat
Tangung gugat (accountable) berarti bertanggung jawab terhadap pelayanan
yang diberikan. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok
sejawat, atasan dan konsumen.
Tanggung jawab (raliable) perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
terpercaya. Menunjukan bahwa perawat profesional menampilkan kerja secara hati-
hati, telitih dan kerja pearwat dilaporkan secara jujur.
B. Tanggung jawab dasar profesi keperwatan
1. Perawat berupayah meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-
sendiri dan bersam-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalamanya yang bermanfaat bagi perkembangan
keperawatan.
2. Perwat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatn dengan menunjukkan
perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
3. Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan, serta menerapkannya dalam pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
4. Perawat secara bersama-sama membinah dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
C. Perkembangan etika profesi
Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti
revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik
dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan maupun dalam pengambilan
keputusan. Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat
yaitu:
1. Pengangguran dan pemindahan kerja
2. Kurangnya tangung jawab profesi
3. Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi
manusia sebagai pekerja.
D. Implikasi dan tantangan etika keperawatan
Praktik keperawatan melibatkan interasi yang kompleks antara nilai sosial & nilai
politik serta hubungan dengan masyrakat tertentu. Dampaknya, perawat sering
mengalami situasi yang belawanan dengan nuraninya. Disisi lain perawat terikat
oleh kewajiban sehinggah perlu adanya accountabilitas etis dan perlindungan
hukum terhadap kegiatan yang dilakukandan keputusan yang diambil.

3. Hak dan kewajiban dalam etika profesi keperawatan


A. Pengertian Hak
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribdinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legeslatif.
Hak menurut C. Fagin (1975) mempunyai tuntutan terhadao sesuatu, dimana
seseorang mempunyai hak terhadapnyaseperti kekeuasaan.
Hak dari sudut hukum yaitu mempunyai atau memeberi kekuasaan tertentu
untuk mengendalikan situasi, misalnya seeorang mempunyai hak untuk masuk
restoran dan memebeli makanan yang diingnkannya. Dalam hal ini ditinjau dari
sudut hukum, orang yang bersangkutan mempunyai kewajiban tertentu yang
menyertainya yaitu orang tersebut diharuskan atau diwajibkan untuk berperilaku
sopan dan membayar makanan tersebut (Fromer,1981).
Hak dari sudut pribadi, yang telah disesuaikan dengan perkembangan etis,
antara lain mengatur kehidupan seseorang berdasarkan konsep benar atau salah,
baik atau buruk yang ada dilingkungan tempat ia hidup atau inggal dalam kurun
waktu tertentu.
Hak-hak asai manusiamengacu pada hak-hak istimewa atau hak-hak asasi
setiap orang. Misalnya, seseorang dapat mengekspresikan rasa iba, simpati, dan
pemikiran-pemikirannya (Fagin, 1975).
B. Peranan hak-hak
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresiaan kekuasaan dalam konflik antara
seseorang dengan kelompok. Contoh: seorang dokter mengatakan pada perawat
bahwa ia mampunyai hak untuk menginstruksikan pengibatan yang iia inginkan
untuk kliennya. Disini dilihat bahwa dokter tersebut mengekspresikan
kekeuasaannya untuk menginstruksikan pengobatan kepada klien. Hal ini
merupakan haknya selaku penangung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memeberikan pemebenaran pada suatu ttindakan.
Contoh: seorang perawata dalam melakukan asuhan keperawatannya, mendapat
kritikan karena terlalu lama menghabiskan waktunya bersama klien. Perawat
tersebut dapat mengatakan bahwa ia mempunyai hak untuk memeberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyeasaikan perselisiham. Seseorang seringkali
dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menetukan hak yang juga dapat
diakui oleh orang lain. Contoh: seorang perawat menyerankan kepada pasien
agar tidak keluar ruangan agar tidak dihospitalisasi. Pada situasi tersebut, klien
marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan klien tersebut mengatakan
pada perawat bahwa ia juga punya hakuntuk keluar rungan bilaman ia mau.
Dalam hal ini perawat dapat menerima tindakan pasien sepamjang tidak
merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi
pasien, berarti ia mengingkari kebebasan pasien.
C. Jenis- jenis hak
Hak terdiri dari 3 jenis, yaitu hek kebebasan, hak kesejahteraan dan hak
legeslatif.
1. Hak- hak kebebasan
Hak kebebasan diekspresiakan sebagai hak orang untuk hidupsesuai dengan
pilihannya dalam batas- batas yang ditentukan (Fromer, 1981). Misalnya
seorang perawat wanita yang bekerja disuatu rumah sakit, dapat memakai
seragam yang dia inginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan
sopan sesuai dengan batas- batas.
2. Hak kesejahteraan
Hak- hak yang diberikan secara hukumuntuk hal- hal yang merupakan
standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Misalnya hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk
untuk memeperoleh air yang bersih, dan lain- lain.
3. Hak- hak legeslatif
Hak- hak legeslatif diterpkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
Misalnya, seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan
semena- mena oleh suaminya, Badman dan badman (1986).
D. Lima syarat yang mempengaruihi penentuan hak- hak seseorang
Badman dan badman (1985) menjelaskan lima syarat yang memepengaruhi
penentuan hak- hak seseorang, yaitu sebagai berikut.
1. Kebebasan utuk mengunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain, orang
yang bersangkutan tidk dapat dilaksanakan atau dihukum karena
mengunakan atau tidak mengunakan hak tersebut. Contoh: klien mempuyai
hak untuk pengobatan yag ditetapkan oleh dokter, tapi dia mempunyai hak
untuk menerima atau menolak pengobatan tersebut.
2. Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi orang ain
mengunakan hak- haknya. Contoh: perawat mempunyai tugas untuk
menyakinkan dan melindungi hak- hak klien untuk mendapatkan
pengobatan.
3. Hak untuk dapat dilaksanakan. Contoh: di beberapa rumah sakit, para
penentu kebijakan mempunyai tugas untuk memastikan bahwa pemberian
hak- hak asasi manusia dilaksanakan untuk senua klien atau pasien.
E. Hak-hak pasien/ klien
Dewasa ini, pasien/ klien dapat meminta untuk membuat keputusan sendiri dan
mengendalikan diri sendiri bila ia sakit.Persetujuan kerahasian hak klien untuk
menolak pengibatan, merupakan aspek dari pengambilan keputusan untuk diri
pasien/ klien itu sendiri kebutuhan atas hak klien merupakan perluasan dari dua
keadaan berikut ini:
1. Kerentanan pasien terhadap penyakit
2. Kompleksitas hubungan dalam tatanan asuhan keperawatan
F. Kewajiban pasien
Kewajiban adalah seperangkat tangung jawab seseorang untuk melakukan
sesuatu yang memang harus dilakukan, agar dapat dipertangung jawabkan sesuai
dengan haknya.
1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang
ada di institusi kesehatan dan keperawatan yang memeberikan pelayanan
kepadanya.
2. Pasien diwajibkan untuk memenuhi segala kebijakan yang ada baik dokter
ataupun perawat yang memebrikan asuhan keperawatan.
3. Pasien atau keluarga nya berkewajiban untuk memenuhi segala sesuatu
yang diperlukan sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah
disetujui sebelumnya.
G. Hak dan kewajiban perawat
1. Hak perawat
a. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
b. Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan denga
peraturan perundang-undang serta standart dan kode etik profesi.
c. Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur oleh institusi pelayanna
maupun pasien atau klien.
d. Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangakan kariri sesuai
dengan bidang profesinya.
e. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh pasien/klien dan keluarganya serta tenaga kesehatan yang lain.
2. Kewajiban perawat
a. Perawat wajib mematuhi peraturan institusi yang bersangkutan
b. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien
c. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatn secara akurat dan
berkesinambungan
d. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan demi kepuasan pasien/klien
e. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatannya sesuai dengan
standart profesi keperawatan demi kepuasan klien/ pasien.
3. Hak- hak individu dengan cacat fisik dan mental
a. Hak mendapatkan penghargaan dan martabat sebagai manusia sehunggah dapat
menikmati kehidupan sepenuhnya dan sebaik mungkin
b. Hak sebagai penduduk dan berpolitik sesuai kemauan dan kemampuannya
c. Hak atas tindakan yang telah ditetapkan agar mereka dapat percaya diri
d. Hak mendapatkan perlindungan terhadap hal yang menyangkut deskiminasi tau
tindakan kejam dari pihak lain
e. Orang-orang dengan kecacatan, keluarga, dan masyarakat harus diberikan
informasi tentang hak-hak mereka
4. Hak-hak individu yang akan meninggal
a. Hak yang diperlukan sebagainana manusia yang hidup sampai ajal tiba
b. Hak mempertahankan harapannya, tidak peduli apapun perubahan yang terjadi
c. Hak mendapatkan perawatan yang dapat mempertahankan harapannnya,
apapun perubahan yang terjadi
d. Hak mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan kematian
yang dihadapinya
e. Hak untuk meninggal dalam kesendirian
5. Hak-hak wanita hamil
a. Wanita hamil berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan
kepadanya dan pelaksanaan prosedur oleh petugas kesehatan yang merawatnya,
terutama yang berkaitan dengan efek-efek yang mungkin terjadi secara
langsung maupun tidak langsung, resiko bahaya yang mungkin terjadi pada diri
atau bayinya selama masa kehamilan, melahirkan, dan laktasi.
b. Wanita hamil yang akan dioperasi sesar, sebaiknya diberi medikasi sebelum
dioprasi.
c. Wanita hamil berhak untuk memperoleh informsi tentang hal yang menyangkut
persiapan kelahiran dan cara-cara ketidaknyamanandan stress serta informasi
sedini mungkin tentang kehamilan.
d. Wanita hamil berhak untuk didampinggi oleh orang yang merawatnya selama
dalam keaddaan stres persalinan.
e. Wanita hamil berhak untuk meminta agar perawatan bayinya dilakukan satu
kamar dengannya , bila bayinya normal dan dapat memberi minum bayinya
sesuai kebutuhan, dan bukan menurut aturan rumah sakit.
6. Hak-hak individu lansia
Seorang yang berusia lebih dari 65 tahun, pada umumnya tidak dapat
melanjutkan kegiatan dan minatnya sebagaimana mestinya karena terjadi
perubahan-perubahan fisiologi.
Perawat berhak mengetahui hak-hak lansia. Yaitu sebagai berikut:
a. Hak untuk diperlakukan seperti manusia yang mempunyai harga diri dan
martabat
b. Hak menikmati kehidupan pada masa tua, tanpa tekanan
c. Hak mendapatkan perlindungan dari keluarga dan instansi yang berwenang
d. Hak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang optimal
e. Hak untuk tinggal dilingkungan keluarga atau panti, bila ia menginginkannya
f. Hak memperoleh pendidikan uyang dibutuhkanya untuk menghabiskan sisa
hidupnya, misalnya pendidikan agama dan lain sebagainya
g. Hak menerima kasih sayang dari anak, keluarga, dan masyarakat

7. Hak-hak anak
Paradikma sehat yang diartikan sebagai pemikiran dasar sehat berorientasi pada
peningkatan dan perlindungan anak sehat, bukan merupakan penyembuhan anak
yang jatuh sakit. Kebijakan tersebut ditentukan pada upayah promotif dan preventif
dengan tujuan untuk melindungi dan meningkatkan kondisi anak yang sehat agar
lebih produktif dan inovatif sesuai dengan Undang-undang RI, No. 23 tahun 1992
tentang kesehatan, BAB V Upayah kesehatan, pasal 7 ayat 1 dan 2.
Ayat (1):
Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Ayat (2):
Kesehatan dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa
bayi, masa balita, usia prasekolah, dan usia sekolah.
8. Hak dan kewajiban menurut Undang-undang RI, No. 23 Tahun 1992
Berikut ini adalah isi Undang-Undang RI, No. 23 tahun 1992 tentang hak dan
kewajiban tenaga medis, perawat, dan pasien.
BAB I
Pasal 1, ayat (1)
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktf secara sosial dan ekonomis.
BAB III hak dan kewajiban
Pasal 4
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang
optimal.
Pasal 5
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungannya.
BAB V uapaya kesehatan
Bagian kedua: kesehatan keluarga
Pasal 12
Ayat (1):
Kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujutkan keluarga sehat, kecil,
bahagia, dan sejahtera.
Ayat (2):
Kesehatan keluarga meliputi kesehatan suami-istri, anak, dan anggota keluarga
lainnya.
Pasal 14
Kesehatan istri meliputi pada masa prakehamilan, persalinan, dan pasca persalinan,
dan masa diluar kehamilan dan persalinan.
Pasal 15
Ayat (1):
Dlam keadaan darurat sebagai upayah untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan
atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Ayat (2):
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
dilakukan:
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli.
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
d. Pada sarana kesehatan tertentu.

BAB VI sumber daya kesehatan


Bagian kedua: tenaga kesehatan

Pasal 53
Ayat (1):

Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakn


tugas sesuai dengan profesinya.
Ayat (2):

Tenaga kesehatan, dalam melakukan tugasanya, berkewajiban untuk mematuhi


standar profesi dan menghormati hak pasien.

Pasal 54
Ayat (1):
Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
Ayat (2):

Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian, ditentukan oleh Majelis Disiplin
Tenaga Kesehatan.

4. Masalah dan pengambilan keputusan dalam masalah etika pelayanan


keperawatan
A. Dilema etik

Dilema etik adalah suatu masalh yang melibatkan dua atau lebih landasan moral
suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduannya. Pearan perawat ditantang ketika
harus berhadapan dengan masalh dilema etik, untuk memutuskan mana yang benar dan
mana yang salah. Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Kerangka
pemecah masalah dilema etik adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
4. Menentukan siap pengambil keputusan yang tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan

Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etik. Enam
pendekatan dapat dilakukna orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:

1. Mendapatkan fakta- fakta yang relevan


2. Menentukan isu-isu etika dari fakta- fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema
4. Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif
5. Menentukan tindakan yang tepat

Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada
dasarnya mengunakan kerangka proses keperawatan/ pemecahan masalah secara
ilmiah, antara lain:

1. Model pemecahan masalah (Megan, 1989)


a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
B. Informend consent
Informend consent adalah persetujuan tindakan keperawatan yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasaan secara
lengkap mengenai tindakan keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut.
1. Bentuk informend consent
a. Persetujuan tertulis: biasanya diperlukan untuk tindakan tindakan medis
yang mengandung resiko besar sebagaimana ditegaskan dalam
PerMenKes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989 pasal 3 ayat (1) dan SK PB-
IDI No. 319/PB/A.4/88 butir 3.
b. Persetujuan lisan: biasanya dilakukan untuk tindakan medis yang
bersifst invasif dan tidak mengandung resiko tinggi yang diberikan oleh
pihak pasien.
c. Persetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui isyarat, misalnya
pasien yang akan dissuntik atau diperiksa tekanan darahnya, langsung
menydorkan lengannya sebagai tanda menyetujui tindakan yang akan
dilakukan terhadap dirinya.
2. Tujuan informend consent
a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar
pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.
b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan
dan bersifat negatif karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko
dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko (Permenkes
No. 290/Menkes/Per/III/2008 Pasal3).

Dari konsep dan uud perawat

1. Dari konsep etika dan uud perawat boleh dilakukan asalkan sesuai dengan standart
oprasional (SOP) pada pasal 35 ayat (1) boleh dilakukan jika dalam keadaan darurat
untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai dengan kompetensinya. Pada pasal 32 ayat (4) berbunyi tindakan
medis yang dapat dilimpahkan secara delegatif, antara lain adalah menyuntik,
memasang infus, dan memberikan imunisasi dasar sesuai dengan program pemerintah.
2. Tidak boleh dilakukan jika tindakan medis yang dilakukan tidak sesuai dengan standart
oprasional (SOP) seperti untuk mengancam nyawa pasien, kecacatan pasien, tindakan
kejahatan yang dapat membahayakan nyawa pasien itu tidak diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai