Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN KEPERAWATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
KDK (Konsep Dasar Keperawatan)

disusun oleh
Dicky Reinaldi (30120112033)
Fitriana Wulandari (30120112035)
Natalia Normarita Silalahi (30120112018)
Nurul Istiqomah Al-Islam (30120112044)
Yeremia Manibuy (30120112051)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan sebagai sebuah profesi telah disepakati berdasarkan


pada hasil lokakarya nasional pada tahun 1983, dan didefenisikan sebagai
suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Oeh karena itu sifat pendidikan
keperawatan juga menekankan pemahaman tentang keprofesian. Untuk
menghasilkan seorang perawat professional, harus melewati dua tahap
pendidikan yaitu tahap pendidikan akademik yang lulusannya mendapat gelar
S. Kep. dan tahap pendidikan profesi yang lulusannya mendapat gelar Ners
(Ns). Kedua tahap pendidikan keperawatan ini harus diikuti, karena keduanya
merupakan tahapan pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Pada tahap akademik mahasiswa
mendapatkan teori-teori dan konsep-konsep. Mata kuliah pada tahap ini
terbagi menjadi kelompok mata kuliah yang sifatnya umum, mata kuliah
penunjang seperti mata kuliah medis yang secara tidak langsung menunjang
mata kuliah keperawatan dan mata kuliah keahlian berupa mata kuliah
keperawatan. Sedangkan pada tahap profesi mahasiswa mengaplikasikan
teori-teori dan konsep-konsep yang telah didapat selama akademik.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menggetahui pengertian pendidikan keperawatan

2. Mengetahui gambaran yang jelas tentang pendidikan keperawatan dan


jenjang karir perawat.
1.3 Manfaat Penulisan
Makalah yang penulis buat bertujuan bagi penulis untuk menambah wawasan
yang lebih luas dan mendalam tentang pendidikan keperawatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Keperawatan


1. Pengertian
Untuk mengatahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan,
kita telah memiliki rumusan formal dan operasional, sebagaimana termasuk
dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni:
Pendidikan Keperawatan adalah proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan
kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk
pelayanan professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat,
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pendidik kesehatan adalah seseorang yang memberi pendidikan


maupun bimbingan kepada orang lain dibidang kesehatan, dengan tujuan
terjadinya perubahan tingkah laku positif tentang kesehatan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.

2. Standar Pendidikan Keperawatan


pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup :
a. Pendidikan Vokasional; Yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan
jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui
oleh pemerintah Republik Indonesia.
b. Pendidikan Akademik; Yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca
sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu
pengetahuan tertentu
c. Pendidikan Profesi; Yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus. Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan
doktor.

2.2 Jenis dan Jenjang Pendidikan Keperawatan


a. Program Pendidikan D-III Keperawatan
Program pendidikan D-III Keperawatan yang menghasilkan perawat
generalis sebagai perawat vokasional dikembangkan dengan landasan
keilmuan yang cukup dan landasan keprofesian yang kokoh. Lulusan ini
mendapatkan sebutan Ahli Madya Keperawatan ( AMD,Kep ).
Sebagai perawat vokasional diharapkan memiliki tingkah laku dan
kemampuan professional, serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan/praktik
keperawatan dasar secara mandiri dibawah supervisi. Di samping itu, mereka
diharapkan mempunyai kemampuan mengelola praktik keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan klien serta memiliki kemampuan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna.
b. Program pendidikan sarjana keperawatan
Pendidikan pada tahap ini bersifat pendidikan akademik profesional,
menekankan pada penguasaan landasan keilmuan, yaitu ilmu keperawatan dan
ilmu-ilmu penunjang, penumbuhan serta pembinaan sikap dan keterampilan
profesional dalam keperawatan. Pada jenjang pendidikan ini, menghasilkan
perawat generalis, terdapat dua tahap program, yaitu tahap program akademik
dan tahap program keprofesian yang pada akhir pendidikannya mendapat
sebutan profesi ners. Pada jenjang pendidikan ini orientasi pendidikan adalah
ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta masyarakat yang bermakna bahwa
arah pengembangan dan pembinaan adalah ulmu pengetahuan dan tekhnologi
serta masyarakat. Kurikulum pendidikan dibangun dalam kerangka konsep
yang kokoh yaitu:
a) penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan
b) memecahkan masalah secara ilmiah
c) sikap, kemampuan dan tingkah laku profesional
d) belajar aktif dan mandiri
e) belajar dimasyarakat

c. Program Pendidikan Ners


Program pendidikan Ners menghasilkan perawat ilmuwan (Sarjana
Keperawatan) dan professional (Ners = First Profesional Degree) dengan
sikap, tingkah laku, dan kemampuan profesionl, serta akuntabel untuk
melaksanakan asuhan/praktik keperawatan dasar (sampai dengan tingkat
kerumitan tertentu) secara mandiri. Sebagai perawat professional, yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan objektif klien dan melakukan supervise
praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat professional pemula. Selain
itu, perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dalam meningkatkan mutu
pelayanan/asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan yang maju secara tepat guna, serta kemampuan
melaksanakan riset keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana.
Program pendidikan Ners memiliki landasan keilmuan yang kokoh dan
landasan keprofesian yang mantap sesuai dengan sifatnya sebagai pendidikan
profesi.
d. Program Magister Keperawatan
Program magister keperawatan menghasilkan perawat ilmuwan
(scientist) dengan sikap tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuwan
keperawatan. Sebagai perawat ilmuwan diharapkan mempunyai kemampuan
berikut ini.
1. Meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan
pengembangan.
2. Berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya.
3. Mengembangkan penampilannya dalam spektrum yang lebih luas
dengan mengaitkan ilmu/profesi yang serupa.
4. Merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah masyarakat
dengan cara penalaran ilmiah (Keputusan Mendikbud No.056/U/1994
Pasal 2 ayat 3).
e. Program Pendidikan Ners Spesialis
Program pendidikan Ners Spesialis menghasilkan perawat ilmuwan
(Magister) dan professional (Ners Spesialis, Second Profesional Degree)
dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan profesionl, serta akuntabel untuk
melaksanakan asuhan/praktik keperawatan spesialistik.
Ners Spesialis merupakan ilmuwan dalam bidang ilmu keperawatan klinik
dengan kemampuan dan tanggung jawab sebagai ilmuwan keperawatan klinik
(SK Mendikbud No.056/U/1994).
Dengan struktur ketenagaan keperawatan yang dihasilkan dari berbagai jenjang
pendidikan tinggi seperti telah diuraikan di atas, diharapkan dapat menjawab tuntutan
kebutuhan dan pembangunan keperawatan di masa depan.
Profesionalisme keperawatan perlu dilakukan dengan penyesuaian secara
mendasar dan menyeluruh, terutama penyesuaian sikap dan pandangan, serta
pengetahuan dan kemampuan dari perawat sendiri. Peningkatan kemampuan perawat
selayaknya dilakukan melalui pembinaan dalam suatu sistem pendidikan tinggi
keperawatan yang terencana dan bertahap yang didukung oleh sistem pendayagunaan
tenaga keperawatan yang efektif, kegiatan penelitian keperawatan yang meningkat,
serta adanya legislasi keperawatan yang mengatur dan mengendalikan pendidikan dan
praktik keperawatan.
Mengingat perkembangan keperawatan masa kini sangat dipengaruhi oleh
proses perkembangan sebelumnya, maka dalam tiap tahap perkembangannya,
masyarakat keperawatan perlu tetap mempertimbangkan sejarah perkembangan
keperawatan di masa lalu dengan mengacu pada kecenderungan dan mengantisipasi
masalah yang akan datang. Sehingga tenaga keperawatan yang berkemampuan
professional dapat mengakomodasi kebutuhan dan tuntutan dalam era globalisasi
dengan perannya sebagai praktisi, manajer, dan peneliti.
Peran dan fungsi perawat akan berdampak juga dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat berupa pelayanan keperawatan yang bermutu dan kepuasan kerja bagi
perawat sendiri karena adanya otonomi. Mengingat saat ini keperawatan sebagai
profesi masih terus dalam proses transisi, sehingga diperlukan pengembangan
berbagai model praktik keperawatan professional yang teruji dalam sisitem pelayanan
kesehatan yang selanjutnya diakui sebagai model praktik keperawatan dalam lingkup
kewenangan keperawatan.
2.3 Tujuan Pendidikan Keperawatan
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang
baik,bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada
masyarakat,bangsa dan negara, dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan dikenal
sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum tersebut. Salah seorang
diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan pendidikan
dalam lima bagian, yang berkenaan dengan
1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.
2. Usaha mencari nafkah.
3. Pendidikan anak.
4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5. Penggunaan waktu senggang.
Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas
apayang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi
kehidupannya dalam masyarakat.
2.4 Perkembangan Pendidikan Keperawatan
Perkembangan pendidikan keperawatan sebagai pelayanan profesional
didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan
pelatihan yang terarah dan terencana. Di Indonesia, keperawatan telah mencapai
kemajuan yang sangat bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh
kedepan. Hal ini bermula dari dicapainya kesepakatan bersama pada Lokakarya
Nasional Keperawatan pada bulan Januari 1983 yang menerima keperawatan sebagai
pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan keperawatan sebagai
pendidikan profesi (professional education).Tenaga keperawatan yang merupakan
jumlah tenaga kesehatan terbesar seyogyanya dapat memberikan kontribusi essensial
dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk itu tenaga keperawatan dituntut
untuk dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya agar mampu berperan aktif
dalam pembangunan kesehatan khususnya dalam pelayanan keperawatan profesional.
Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan
pendidikan profesional keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi merupakan
pendidikan vokasional/ kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga
keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang siap dan mempu melaksanakan
pelayanan / asuhan keperawatan profesional kepada masyarakan. Jenjang pendidikan
keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral. Keyakinan inilah yang
merupakan faktor penggerak perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia
pada jenjang pendidikan tinggi, yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1962 yaitu
dengan dibukanya Akademi Keperawatan yang pertama di Jakarta. Proses ini
berkembang terus sejalan dengan hakikat profesionalisme keperawatan. Dalam
Lokakarya Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar-dasar
pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai realisasinya disusun
kurikulum program pendidikan D-III Keperawatan, dan dilanjutkan dengan
penyusunan kurikulum pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan. Pendidikan tinggi
keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang mampu
mengadakan pembaruan dan perbaikan mutu pelayanan / asuhan keperawatan, serta
penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan. Pendidikan tinggi
keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan professional yang mampu
mengadakan pembaharuan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan, serta
penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan.Keperawatan sebagai suatu
profesi, dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab pengembanggannya harus
mampu mandiri. Untuk itu memerlukan suatu wadah yang mempunyai fungsi utama
untuk menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai hal yang berkaitan
dengan profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan, standar praktek,
standar pendidikan, legislasi, kode etik profesi dan peraturan lain yang berkaitan
dengan profesi keperawatan. Diperkirakan bahwa dimasa datang tuntutan
kebutuhann pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan akan terus
meningkat baik dalam aspek mutu maupun keterjangkauan serta cakupan pelayanan.
Hal ini disebabkan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang
diakibatkan meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum, dan peningkatan daya
emban ekonomi masyarakat serta meningkatnya komplesitas masalah kesehatan yang
dihadapi masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hukum sehingga mendorong
adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan
dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian
keperawatan perlu terus mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya. Perkembangan keperawatan bukan
saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga
adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan serta
perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi. Dalam
memnghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka langkah konkrit yang harus
dilakukan antara lain adalah penataan standar praktek dan standar pelayanan/asuhan
keperawatan sebagai landasan pengendalian mutu pelayanan keperawatan secara
professional, penataan sistem pemberdayagunaan tenaga keperawatan sesuai dengan
kepakarannya, pengelolaan sistem pendidikan keperawatan yang mampu
menghasilkan keperawatan professional serta penataan sistem legilasi keperawatan
untuk mengatur hak dan batas kewenangan, kewajiban, tanggung jawab tenaga
keperawatan dalam melakukan praktek keperawatan.
Perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini sekilas
disampaikan sampaikan beberapa hal yang tertulis di dalam Pendidikan
Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level
KKNI;
Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan Gelar:
1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan
Ahli Madya Keperawatan (AMD.Kep)

2. Pendidikan strata 1 lulusanya mendapatkan gelarnya (S.Kep)

3. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya


mendapat sebutan Ners (Nurse), sebutan gelarnya (Ns)

4. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar


(M.Kep)

5. Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:


1) Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)
2) Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
3) Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
4) Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
5) Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
6. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)
Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai
berikut:
1. Diploma tiga Keperawatan - Level KKNI 5
2. Ners (Sarjana+Ners) - Level KKNI 7

3. Magister keperawatan - Level KKNI 8

4. Ners Spesialis Keperawatan - Level KKNI 8

5. Doktor keperawatan - Level KKNI 9


Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah
sebagai berikut:

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (INDONESIAN


QUALIFICATION FRAMEWORK)
KKNI merupakan sistem yang berdiri sendiri dan merupakan jembatan antara sektor
pendidikan dan pelatihan untuk membentuk SDM nasional berkualitas (QUALIFIED
PERSON) dan bersertifikat (CERTIFIED PERSON) melalui skema pendidikan
formal, non formal, in formal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja.
Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di
masyarakat, serta memperhatikan tuntutan pembangunan keperawatan sebagai profesi
mandiri, sistem pendidikan keperawatan dikembangkan dengan berbagai jenis dalam
berbagai jenjang pendidikan.

2.5 Kerangka Konsep


Sesuai dengan hakikatnya sebagai pendidikan profesi, maka kurikulum
pendidikan tinggi keperawatan disusun berlandaskan pada kerangka konsep
pendidikan yang kokoh, mencakup:
a. penguasaan IPTEK keperawatan;
b. menyelesaikan masalah secara ilmiah;
c. sikap, tingkah laku dan kemampuan professional;
d. belajar mandiri; dan
e. belajar di masyarakat.
a. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
Seluruh rangkaian proses pendidikan pada program pendidikan tinggi pada
keperawatan harus ditata dan dilaksankan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan
peserta didik memahami dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
yang diperlukan dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai tuntutan
profesi keperawatan (standar profesional) dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan. Peserta didik diharuskan menguasai body of knowledge
yang diperlukan oleh seorang perawat profesional dan menguasai berbagai metode
dan teknik keperawatan yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan.
b. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
Dalam seluruh rangkaian pengalaman belajar pada pendidikan tinggi
keperawatan, secara bertahap dan terintegrasikan sepenuhnya,ditumbuhkan dan
dibina kemampuan untuk memecahkan masalah secara ilmiah, dan penalaran ilmiah.
Penumbuhan dan pembinaan kemampuan ini juga dikaitkan dengan tercapainya
proses keperawatan oleh peserta didik yang merupakan pendekatan dan penyelesaian
masalah keperawatan secara ilmiah dan termasuk di dalamnya pembinaan keputusan
klinik.
c. Sikap dan tingkah laku professional
Pembinaan kemampuan berpikir, bersikap, dan bertindak profesional
merupakan suatu proses panjang dan berlanjut yang terlaksana dalam suatu
lingkungan yang sarat dengan model peran.
d. Belajar aktif dan mandiri
Segala bentuk pengalaman belajar dikembangkan dan dilaksanakan dengan
berorientasi pada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan belajar aktif dan
mandiri.
e. Pendidikan berada di masyarakat
Pengalaman belajar di masyarakat memungkinkan untuk menumbuhkan dan
membina sikap serta keterampilan profesional para peserta didik dan proses
terjadinya sosialisasi/adaptasi profesional untuk membina kepekaan. Melalui dua
bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan di masyarakat, yaitu pengalaman
belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan (PBL), diharapkan dan mampu
mengambil suatu keputusan klinik yang merupakan penerapan terintegrasi dengan
kemampuan penalaran ilmiah dan etik dengan bertolak dari masalah-masalah nyata
dalam bidang keperawatan.
2.6 Program Pendidikan dan Latihan Keperawatan
Merupakan model dalam keperawatan menguraikan bagaimana individu
mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku secara
adaptif serta mampu meruba perilaku yang mal adaptif. Dalam memahami konsep
konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model
adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinaan serta nilai yang
dimilikinya diataranya:
1. Manusia sebagai makluk bio, psiko, sosial dan spritual yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintgrasi, seorang harus
beraptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.
3. Terdapat tiga tingkat adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh
Roy diantaranya:
a. Fokal stimulasi yaitu stimulasi yang langsung beraptasi dengan seseorang dan
akan mempunyai pengaru kuat terhadap individu.
b. Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami
seseorang,dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat
mempegaruhi, kemudian dapat dilakukan obsevasi,diukur secara
subjektif.
c. Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan ciri
tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses
penyesuaan dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.
4. Sistem adaptasi memiliki empat model diataranya:
a. Fungsi fisiologis, diantaranya: oksigen, nutrisi, eliminasi, aktivitas
dan istirahat, integritas kulit, indra, cairan dan elektrolit, fungsi
neorologis dan fungsi endokrin.
b. Konsep diri yang mempunyai penegrtian bagaimana seseorang
mengenal pola-pola interaksi sosial dalam hubungan dengan orang
lain.
c. Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan
dengan bagaimana perang seseorang dalam mengenal pola-pola
interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
d. Interdeoendent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-
pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan
secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.
5. Dalam proses penyesuan diri individu harus meningkatkan energi agar
mampu melaksanakan tujuan untuk kelansunsgan kehidupan,
perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini
memiliki tujuan untuk meningkatkan respons adaptif.

Jadi untuk membatu beraptasi setiap individu akan berespons terhadap kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri
serta kemampuan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri dan
individu selalu berada dalam rengtang sehat sakit yang berhubungan dengan koping
yang efektif dalam memelihara proses adaptasi.
Jadi tujuan asuhan keperawatan adalah membantu untuk beraptasi terhadap
perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi perang, dan hubungan
interdenpedensi selama sehat dan sakit. Kebutuhan yang maksud Roy antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis dasar
2. Pengembagan konsep diri positif
3. Penampilan perang sosial
4. Pencapain keseimbangan antara kemandirian dan ketergangtugan
2.7 Konsep pembelajaran pratikum
Pembelajaran pratikum ditentukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan dan igin dicapai. Tujuan pembelanjara pratikum dalam
perumusanyan mengitegrasikan atara pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dasar di
antaranya:
1. Memahami, menguji, dan mengunakan berbagai konsep utama dari
program teoritis untuk diterapkan pada praktik.
Dengan demikian, dapat memahami secara rasional untuk setiap tindakan,
sama seperti mereka memahami prinsip-prinsip sosial, perilaku, dan
biologi yang mendasari penerapan ketrampilan, pemahaman penggunaan
dan dan penguji konsep utama pada tingkat dasar dapat dilakukan di
laboratorium.
2. Mengembangkan ketrampilan teknikal, Intelektual, dan interpersonal
sebagai persiapan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Hal ini selaras dengan pepatah:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Menurut Tan ( 1987 ), bila seseorang telah mencapai fase akhir dalam belajar atau
fase otonomi, maka peserta didik dapat menerapkan konsep-konsep dan teori-teori
keperawatan secara efektif dalam praktik.
Banner ( 1984 ) untuk mempeajari ketrampilan (intelektual, teknikal) yang
berhubungan dengan prinsip-prinsip dan teori dapat tercapai melalui praktikum.
Gagne ( 1976 ) untuk mempelajari ketrampilan memerlukan petunjuk dari pengajar
yang menciptakan pengalaman praktik agar peserta didik tahu apa yang harus
dilakukan, bagai mana melakukan tindakan dan latihan keterampilan, serta menerima
hasil belajarnya, melatih berpikir sambil melakukan.
3. Menemukan berbagai prinsip dan mengembangkan wawasan melalui
latihan prktik yang bertujuan untuk menerapkan ilmu-ilmu dasar kedalam
praktik keperawatan.
4. Mempergunakan ketrampilan pemecahan masalah
5. Proses keperawatan merupakan suatu pendekantan pembelajaran
ketrampilan pemecahan masalah dengan cara berfikir tentang obsevasi
yang salin berkaitan dengan proses berfikir dari : pengkajian pengambilan
keputusan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan kesehatan di dalam keperawatan merupakan salah satu jenis
intervensi/tindakan yang ditujukan untuk memecahkan diagnosis keperawatan, yaitu
kurangnya pengetahuan klien. Melalui intervensi tersebut di harapkan klien dapat
memperluas pengetahuan, memperbiki sikap, serta mengubah perilaku yang tidak
sehat menjadi sehat. Sebagai intervensi, pendidikan kesehatan dapat dilakukan dalam
upaya keperawatan baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif, dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendidikan kesehatan, sebagai suatu tindakan dalam keperawatan yang menggunakan
pendekatan proses, ditetapkan berdasarkan data-data hasil pengkajian yang akurat
terhadap aspek-aspek perilaku klien yang kemudian mendukung dianogsis keperawatan.
Tindakan tersebut didasarkan atas sebuah perencanaan keperawatan yang ditetapkan
bersama-sama dengan klien untuk memecahkan diagnosis. Namun, perencanaan
tindakan pendidikan kesehatan itu sendiri perlu diperinci secara lebih lengkap karena
prosedur tindakanya menyangkut proses belajar mengajar yang sangat kompleks.
Seperti halnya intervensi keperawatan yang lain, hasil pendidikan kesehatan perlu
dievaluasi. Evaluasi di arahkan kepada tiga ranah, yaitu kognitif, efektif dan
psikomotor klien. Selain itu, evaluasi perlu dilakukan terhadap proses ajar mengajar
agar perawat senangtiasa terus meningkatakan kualitas layanan keperawatan,
khususnya kualitas tindakan keperawatan pendidikan kesehatan.
3.2 Saran
Setelah membaca dan memahami isi makalah ini, diharapkan perawat
mahasiswa calon perawat atau para pembaca bisa mempelajari dan mengetahui
bagaimana Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan Sehingga bisa menjadi acuan
untuk pembelajaran selanjutnya dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam dan Ferry.2009. Pendidikan dalam Keperawatan.Jakarta:


Salemba Medika.

Hidayat, A. Aziz Arimul.2004. Pengatar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta :


Salemba Medika

http://www.google.com/search?
q=level+pendidikan+KKNI&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=g2i3UdSmL5GqrA
fx04HYAQ&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih

http://www.google.com/#sclient=psy-
ab&q=strata+1+pendidikan+dalam+keperawatan+S1&oq=strata+1+pendidikan+dala
m+keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai