Anda di halaman 1dari 68

Formulir 5: Pengajuan Ijin Penyelenggaraan On Line

Pengusul yang telah memperoleh Surat Pertimbangan Persetujuan Penyelenggaraan dapat mengajukan ijin
penyelenggaraan dengan mengajukan satu berkas uji kelayakan yang disampaikan dalam format terlampir.

Penyusunan berkas Studi Kelayakan ini merujuk pada peraturan yang telah ada dan telah disesuaikan untuk
kebutuhan evaluasi on-line. Pengusul harus mengikuti format yang telah disediakan dan memberikan
keterangan ringkas dan jelas disertai dengan data dan sumbernya yang sah.

Format Studi Kelayakan PS Baru On-line mengacu pada SK no. 108/DIKTI/Kep/2001tentang Pedoman
Pembukaan Program Studi dan PP 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan terdiri atas:

I. PENDAHULUAN
Menyangkut Aspek Kemanfaatan dan Keunggulan dan Aspek Spesifikasi
II. KURIKULUM
Mencakup Road Map Keilmuan Dan Keahlian; Rancangan Kurikulum; dan Sistem
Pembelajaran
III. SUMBER DAYA
Mencakup Aspek Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana
IV. PENDANAAN
Mencakup Aspek Manajemen Finansial dan Aspek Keberlanjutan
V. MANAJEMEN AKADEMIS
VI. SISTEM PENJAMINAN MUTU
VII. KESIMPULAN

I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini pengusul menyampaikan evaluasi terkait dengan aspek kemanfaatan, keunggulan, dan
aspek spesifikasi.
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh kontribusi dari semua sektor,
berdasarkan fungsi dan peranannya masing-masing. Pembangunan berwawasan kesehatan
mengandung makna bahwa setiap pembangunan harus berkontribusi terhadap peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berbagai tenaga kesehatan ikut terlibat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, dan salah satunya adalah tenaga perawat. Keperawatan adalah suatu pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan yang berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang
ditujukan kepada individu baik sehat maupun sakit sepanjang rentang kehidupan manusia.
Sebagai profesi keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal, kemampuan tehnis dan moral. Dengan demikian diharapkan terjadi perubahan
besar yang mendasar dalam upaya berpartisipasi aktif mensukseskan program pemerintah dan
berwawasan yang luas tentang profesi keperawatan. Perubahan tersebut dapat dicapai apabila
pendidikan tinggi keperawatan dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan pelayanan
dan program pembangunan kesehatan seiiring dengan perkembangan IPTEK bidag
kesehatan/keperawatan serta diperlukan proses pembelajaran baik di institusi pendidikan
maupun pengalaman belajar klinik di rumah sakit maupun komunitas.
Perkembangan keperawatan di Indonesia sejak tahun 1983 sangat pesat, ditandai dengan
dibukanya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Universitas Indonesia Jakarta sejak tahun
1985 dan tahun 1995 telah menjadi Fakultas Keperawatan, kemudian disusul PSIK di Universitas
Padjajaran Bandung, berkembang lagi di tujuh universitas negeri di Indonesia pada tahun 1999,
serta mulai berkembang pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dengan jurusan Keperawatan yang
pengelolaannya dimiliki oleh masyarakat.
Atas dasar kondisi tersebut di atas, maka pengembangan keperawatan dengan titik awal
pendidikan keperawatan merupakan langkah strategis, karena proses pendidikan dalam bidang
keperawatan merupakan proses penyadaran dan penemuan diri sebagai insan keperawatan yang
memiliki kematangan dalam berpikir, bertindak dan bersikap sebagai tenaga profesional di bidang
keperawatan, sehingga pada akhirnya seorang tenaga keperawatan akan mampu menjawab
berbagai tantangan dalam kehidupan pribadi maupun profesionalismenya.
Kenyataannya jumlah tenaga keperawatan masih kurang dibanding dengan tenaga
profesional lainnya, dan sebagian dari tenaga keperawatan di Indonesia masih berada pada tahap
pendidikan yang relatif rendah, contohnya : tenaga keperawatan di Indonesia sebagian besar
masih berlatar belakang pendidikan SPK dan D-III. Jumlah Sarjana Keperawatan di Indonesia masih
jauh dari memadai dan relatif rendah terhadap penduduk. Bahkan tenaga keperawatan di
Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya relatif lebih rendah. Keadaan
ini akan ikut berpengaruh terhadap rendahnya status kesehatan masyarakat di Indonesia dari
faktor health care service. Oleh karena itu kebutuhan akan tenaga keperawatan profesional sudah
dirasakan secara nasional.
Selain itu adanya globalisasi permintaan pengiriman tenaga profesional kesehatan
terutama perawat ke luar negeri dengan kualifikasi bersaing dengan tenaga kesehatan dari luar
negeri cukup tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa tenaga profesional kesehatan yang berasal
dari Indonesia masih dibutuhkan keberadaanya di luar negeri.
Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mampu
melaksanakan fungsi dan peran sebagai Ners. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 pasal 2 ayat 2 bahwa program
pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan professional dalam menerapkan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Program pendidikan profesi ners merupakan lanjutan tahap akademik pada pendidikan
sarjana keperawatan. Artinya, tahap ini dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana
keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS (mengacu pada PP no. 4 Pendidikan Kedinasan)
atau setara magister (SK. Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5 ayat 2). Pendidikan tahap profesi
keperawatan merupakan tahapan proses adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan professional, memberikan
pendidikan kesehatan menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal etik
serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan.
Berdasarkan dari pertimbangan tersebut, maka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris
(STIK Stella Maris) Makassar program studi S.1 Keperawatan mengajukan ijin penyelenggaraan
program studi Profesi Ners.

1.1. ASPEK KEMANFAATAN DAN KEUNGGULAN


(maksimum 7 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)

ASPEK KUALITATIF Berikan analisis terhadap :


1. Uraian misi dan tujuan penyelenggaraan Program Studi.
1.1 Visi
Visi Program Studi Ners STIK Stella Maris Makassar yaitu menjadi
program studi yang menghasilkan Ners profesional yang memiliki sikap
peka dan peduli dalam pelayanan asuhan keperawatan yang
berlandaskan pelayanan cinta kasih, serta unggul dalam keperawatan
kritis (Critical Care)

1.2 Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan Ners profesional, dengan metode
pembelajaran modern yang berfokus pada keperawatan kritis
b. Mengembangkan penelitian di bidang keperawatan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang relevan
dengan perkembangan IPTEK
c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan
d. Melakukan kerjasama dengan institusi pendidikan dan pelayanan
kesehatan baik regional, nasional dan internasional
e. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional serta
mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

1.3 Tujuan Pendirian


Program profesi merupakan suatu proses sosialisasi peserta didik dalam
mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan
ketrampilan profesional : intelektual, sikap, dan tehnis dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien. Berdasarkan
kurikulum pendidikan tinggi keperawatan, maka program profesi
mempunyai tujuan mempersiapkan peserta didik melalui penyesuaian
profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan
secara komprehensif.

Program Pendidikan profesi merupakan transformasi dari mahasiswa


menjadi seorang perawat profesional. Dengan kata lain , peserta didik
dengan perilaku awal sebagai mahasiswa keperawatan, setelah
program profesi ia akan memiliki perilaku sebagai perawat profesional.
Dalam fase ini mahasiswa memdapat kesempatan beradaptasi pada
perannya sebagai perawat profesional dalam masyarakat keperawatan
dan lingkungan pelayanan/asuhan keperawatan.

Tujuan penyelenggaraan program studi Profesi Ners adalah agar


lulusan dapat memiliki kewenangan untuk melakukan asuhan
keperawatan sehingga dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan
pelayanan keperawatan yang professional dan kompeten.

2. Manfaat Program Studi yang diusulkan terhadap institusi, masyarakat dan


bangsa (Kemanfaatan terhadap perkembangan bangsa khususnya mengait
dalam mengelola sumber daya bangsa dan peningkatan nation
competitiveness);
Pendidikan tinggi merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan
manusia terdidik yaitu menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan atau memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan, teknologi dan atau kesenian dalam mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi atau kesenian serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Pendidikan Profesi Ners merupakan salah satu wujud penerapan ilmu
keperawatan yang telah ditempuh selama 8 semester di Program Studi Ilmu
Keperawatan. Program ini memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menerapkan asuhan keperawatan pada tatanan kasus nyata yang
meliputi 9 departemen keperawatan, yaitu : Departemen emergency,
Medikal bedah, maternitas, pediatric, manajemen, jiwa, gerontik dan
komunitas. Penerapan Asuhan keperawatan pada pasien mengandung nilai
seni yang tinggi karena sifat manusia yang unik sehingga membutuhkan
perlakuan yang berbeda pada tiap manusia. Peserta didik dituntut untuk
mampu berfikir kritis dan analitik dalam memecahkan permasalahan pasien
dengan menggunakan landasan pengetahuan ilmiah serta ditindaklanjuti
dalam bentuk tindakan keperawatan secara komprehensif. Aspek yang di
evaluasi pada program ini meliputi knowledge, psikomotor dan attitude
yang dirumuskan dalam bentuk panduan pendidikan profesi ners.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran profesi, maka kegiatan
pendidikan profesi dilaksanakan di institusi lahan praktek yang sudah
terakreditasi A dan B (RS pendidikan). Secara riil, RS pendidikan menyiapkan
pembimbing yang kompeten serta mampu berperan sebagai perseptor
maupun mentor, suasana lingkungan mendukung proses pembelajaran
karena tersedia fasilitas pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar peserta
didik mempunyai kesempatan lebih dalam mencapai kompetensi sehingga
mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun internasional. (Buku
panduan ners & daftar MOU, MOU,daftar pembimbing ada pada lampiran)

3. Profil lulusan Program Studi yang dibutuhkan oleh masyarakat maupun


untuk kebutuhan pengembangan keilmuan. Profesi, Bidang pekerjaan, atau
bidang keilmuan dan keahlian yang dapat diisi oleh lulusan.
Perawat kontemporer menuntut perawat yang memiliki pengetahuan
dan ketrampilan dalam berbagai bidang dan menjalankan fungsi dalam
kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan
klinik dan etika, pelindung dan advokad bagi klien, manager kasus,
rehabilitator, pembuat kenyamanan, komunikator dan pendidik.
a. Pemberi perawatan (care giver) : perawat memberikan asuhan
keperawatan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi
upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial.
b. Pembuat keputusan klinik : sebelum mengambil tindakan keperawatan,
baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan dan evaluasi
hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan
pendekatan terbaik bagi klien.
c. Pelindung dan advocad klien : perawat melindungi hak klien sebagai
manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan
haknya bila dibutuhkan.
d. Manager kasus : Sebagai manager, perawat mengkoordinasikan dan
mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga
kesehatan lainnya.
e. Rehabilitator : Perawat membantu klien beradaptasi semaksimal
mungkin dengan keadaan ketidakberdayaan setelah sakit. Rentang
aktivitas rehabilitatif dan restoratif mulai dari mengajar klien berjalan
dengan menggunakan kruk sampai membantu klien mengatasi
perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan kondisi sakit
f. Penyuluh : perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur serta mengevaluasi kemajuan
dalam pembelajaran.
g. Peran karier : karena kesempatan bekerja bagi perawat meningkat,
perkembangan perawat sebagai profesi dan meningkatnya perhatian
pada keahlian dalam pekerjaan
h. Komunikator : keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan
keluarga, antar sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber
informasi dan komunitas.
i. Pemberi kenyamanan: karena asuhan keperawatan harus ditujukan
pada manusia secara utuh, maka memberikan kenyamanan secara dan
dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien untuk
mencapai kesembuhannya.
Perawat pendidik : bertanggung jawab terhadap pendidikan terkini dalam
melaksanakan teori keperawatan dan ketrampilan khusus dilaboratorium
dan klinik.
ASPEK KUANTITATIF Analisis di atas tidak boleh hanya kualitatif sehingga harus didukung oleh data-
data yang mendukung terhadap pernyataan pada Aspek Kualitatif di atas.

1.2 ASPEK SPESIFIKASI


(maksimum 5 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)

ASPEK KUALITATIF Berikan analisis terhadap :


1. Posisi Program Studi yang diusulkan terhadap bidang ilmu di tingkat
internasional dan nasional (bidang ilmu atau bidang kajian yang menjadi
pokok dari PS dan konstelasinya terhadap bidang ilmu lainnya);
2. Hubungan Program Studi dengan Program Studi lain pada institusi pengusul
(minimum 60% perbedaan dari kurikulum program studi lain di institusi
pengusul);
3. Keunggulan dan karakteristik yang akan dimiliki berbasis track record yang
dimiliki;
Penjelasan :
Tujuan pendidikan tahap Profesi Ners adalah mempersiapkan sarjana
keperawatan melalui penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman
belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan secara komperehensif sehingga
memiliki kemampuan profesional sebagai berikut :
1. Menerapkan konsep, teori, dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu
biomedik, dan ilmu keperawatan dalam melaksanakan pelayanan
dan/atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, komunitas,
dan masyarakat.
2. Melaksanakan pelayanan dan/atau asuhan keperawatan dari masalah
yang sederhana hingga masalah yang kompleks secara tuntas melalui
pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, implementasi dan evaluasi baik yang bersifat promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai batas kewenangan, tanggung
jawab, dan kemampuannya serta berlandaskan etika profesi
keperawatan.
a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan dasar individu,
keluarga, komunitas, dan masyarakat dalam aspek bio-psiko-
sosio-kultural dan spiritual, serta potensi berbagai sumber daya
yang tersedia.
b. Merumuskan masalah keperawatan individu, keluarga,
komunitas dan masyarakat
c. Merencanakan dan/atau melaksanakan rangkaian tindakan
keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar yang
belum terpenuhi, dengan memanfaatkan sumber yang tersedia
dan potensial secara optimal.
d. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan seluruh proses
pada asuhan keperawatan serta merencanakan dan
melaksanakan tindak lanjut yang diperlukan.
3. Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis,
dan memanfaatkannya dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan
4. Mengelola pelayanan keperawatan tingkat dasar secara bertanggung
jawab dengan menunjukkan sikap kepemimpinan
Selain memiliki kemampuan profesional sebagai Ners yang tersebut diatas,
lulusan Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar memiliki
keunggulan dalam keperawatan kritis (Critical Care) yang meliputi
perawatan intensive dan gawat darurat.
ASPEK KUANTITATIF Analisis di atas tidak boleh hanya kualitatif sehingga harus didukung oleh data-
data yang mendukung terhadap pernyataan pada Aspek Kualitatif di atas.

II. KURIKULUM
(maksimum 20 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)

2.1. ROAD MAP KEILMUAN DAN KEAHLIAN


URAIAN KUALITATIF Berikan analisis terhadap :
1. Bidang ilmu atau bidang kajian yang menjadi pokok dari PS dan
konstelasinya terhadap bidang ilmu lainnya
2. Perkembangan bidang ilmu atau bidang kajian saat ini dan 10 tahun
kedepan
3. Untuk PS vokasi dan profesi perlu mencantumkan perkembangan
profesi yang relevan maupun rancangan keahlian yang akan dibentuk
4. Kemanfaatan terhadap perkembangan bangsa khususnya mengait
dalam mengelola sumber daya bangsa dan peningkatan nation
competitiveness.
Penjelasan :
Pendidikan Profesi Ners merupakan pendidikan akademik professional
dengan proses pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang
kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang ilmuwan pemula dan
tenaga perawat professional. Landasan tumbuh kembang kemampuan ini
merupakan kerangka konsep pendidikan yang meliputi falsafah
keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan sebagai pelayanan
professional yang akan mempengaruhi isi kurikulum dan pendekatan utama
dalam proses pembelajaran.
Program Profesi Ners merupa`kan kelanjutan dari tahap pendidikan
program sarjana keperawatan dimana tahap ini peserta didik
mengaplikasikan teori dan kosep yang didapat selama proses pendidikan
sarjana.
Profil tenaga perawat dipengaruhi oleh dampak globalisasi, keterbukaan,
rasionalisasi berpikir budaya kompetisi /persaingan, perubahan ilmu
pengetahuan, dan teknologi terhadap sistem pelayanan kepada masyrakat,
termasuk pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa mendapatkan informasi
secara cepat dan mudah, sehingga tuntutan terhadap pelayanan yang
diberikan semakin meningkat, baik ditatanan klinik maupun di komunitas,
Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan harus terjamin aman, tidak
berisiko, dan dapat memberikan kepuasan termasuk pelayanan
keperawatan.selain itu persyaratan dunia kerja semakin menuntut tenaga
keperawatan yang kompoten, sehingga dunia pendidikan keperawatan
harus mampu mempersiapkan lulusan yang kompoten untuk mampu
berkompetensi baik nasional maupun global.

Untuk mengantisipasi perkembangan global tersebut telah diadakan


perubahan yang bersifat inovasi , reorientasi , reformasi didalam
penyusunan kurikulum pendidikan Ners. Penyusunan kurikulum ini merujuk
kepada misi diknakes untuk menciptakan Insan Indonesia yang cerdas ,
kompetitif dan komperhensif sera beraklak mulia dengan
mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan dan tuntutan dari
organisasi profesi. Kurikulum yang disusun lebih menitik beratkan kepada
proses pembelajaran yang beroientasi kepada mahasiswa (Student
Centered Learning) dan berorientasi kepada kompetisi kekhusususan yang
dimiliki oleh lulusan yaitu perawatan critical care oleh karena mengingat RS
Stella Maris merupakan rumah sakit rujukan serta dimana rata-rata pasien
yang diantar ke Rumah sakit sudah dalam keadaaan kritis, dan tingginya
tingkat kecelakaaan dikota Makassar, sehingga kurikulum yang disusun
adalah Kurikulum berbasis kompetensi dengan keunggulan Critical Care
sehingga lulusan program profesi ners diharapkan mampu menangani
pasieni pasien dengan kondisi kritis untuk menekan angka kematian dan
kecacatan.
DATA KUANTITATIF Berikan data-data yang mendukung terhadap pernyataan pada uraian Kualitatif
dan buat Analisisnya secara kuantitatif

2.2. RANCANGAN KURIKULUM


URAIAN Berikan penjelasan terhadap :
KUALITATIF 1. Profesi, Bidang pekerjaan, atau bidang keilmuaan dan keahlian yang dapat diisi oleh
lulusan.
Perawat memiliki berbagai peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat
primer, pengambil keputusan klinik, advocat, peneliti, dan pendidik; dan perawat
seringkali harus melakukan peran lebih dari satu dalam suatu waktu bersamaan.
Keahlian dalam keperawatan merupakan hasil dari pengetahuan dan pengalaman
klinik. Keahlian diperlukan untuk menginterpretasikan situasi klinik dan membuat
keputusan yang kompleks merupakan inti dari asuhan keperawatan dan ilmu
keperawatan.
Ketrampilan berfikir kritis merupakan hal yang esensial bagi keperawatan. Berfikir
kritis merupakan suatu proses rasionalisasi yang digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan. Dalam berfikir kritis perawat harus mampu melakukan
observasi yang relevan, mengenali masalah kesehatan, mengembangkan
pemecahan masalah tersebut.

2. Profil atau karakteristik (spesifikasi teknis) lulusan Program Studi yang dibutuhkan
oleh masyarakat maupun untuk kebutuhan pengembangan keilmuan.
Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi
a. Care provider ( Pemberi asuhan keperawatan )
b. Community leader ( Pemimpin komunitas dimanapun beraktifitas )
c. Educator ( Pendidik kesehatan kepada system klien )
d. Manager ( Pengelolah asuhan )
e. Reseacher ( Peneliti pemula )

3. Kualifikasi Hasil pendidikan (Learning Outcomes). Mencakup (a) landasan


kepribadian; (b) penguasaan keilmuan dan ketrampilan; (c) kemampuan berkarya;
(d) Sikap dan perilaku dalam berkarya; dan (e) pemahaman kaidah berkehidupan
bermasyarakat.
4. Kompetensi utama dan kompetensi pendukung
Kompetensi yang harus dicapai selama program profesi
a. Melakukan berkomunikasi efektif
b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan
c. Mengelolah administrasi keperawatan
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim
e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan
f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di klinik dan di
komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
g. Mampu memberikan asuhan peka budaya engan menghargai sumber-sumber
etnik , agama atau factor lain dari setiap pasien yang unik.
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan
i. Mampu menjalin hubungan interpersonal
j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula
k. Mampu mengembangkan profesionalisme scara terus menerus atau belajar
sepanjang hayat.
l. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan critical care

Sub-kompetensi / unit kompetensi

1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam member asuhan


2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam system
kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber
etik, agama atau factor lain dari setiap pasien yang unik *)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistic secara kontinyu dan konsisten*)
6. Mampu menggunakan teknologi sn informasi kesehatan secara efektif
7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien*)
8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya*)
9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
10. Mampu mendemontransikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan SOP*)
11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien*)
12. Mampu melaksankan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko
14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan*)
15. Mampu berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan*)
16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan*)
17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik*)
18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
19. Mampu menggunakan ketrampilan interpersonal yang efektif dalam kerj tim
dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif*)
20. Mampu merancang, melaksnakan proses penelitian sederhana serta
memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.
21. Mampu mengembangkan pola piker kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan
22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan
dan kesehatan
23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional
24. Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk memperahanakn kompetensi
(deskriptif)

Keterangan : *) menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap


sesuai dengan program mentoring dan preseptoring.

5. Bahan kajian.
Program Profesi Ners STIK Stella Maris Makassar meyakini bahwa keperawatan
merupakan pelayanan professional yang bersifat Humanism , Holism , and care
Chity (1997). Keyakinan tersebut yang merupakan landasan, kerangka kerja berfikir
dalam mengembangkan Body Of Knowledge ilmu keperawatan. Humanistik
(humanism) adalah landasan kemanusiaan, nilai dan moral manusia / kemanusiaan.
Holistik (Holism) adalah melihat manusia dan lingkungan secara menyeluruh dalam
satu kesatuan sistem , melihat manusia secara utuh : bio, psiko, social dan spiritual
dengan segala sifatnya yang hakiki mempunyai kebutuhan dasar dan kebutuhan
interpersonal, punya perasaan, keinginan, dan kemampuan.
Caring (care) adalah focus pelayanan/asuhan keperawatan yang di berikan kepada
klien (manusia). Watson (1985 : 54) menyatakan Human care ..consist of
transpersonal human to human attemps to protect, enhance, and preserve
humanity by helping a person find meaning illness, suffering, pain, and existence; to
help another gam self knowledge, control, and self healing where in a sense of
innerharmony is restored regardiess of the external circumstances

NURSING PHILOSOPHY

HUMANISM HOLISM CARE

PERSON CENTER OF CARING


NURSING
AS BASIC

NURSING

PARADIGM
HEALTH

NURSING

ART;SCIENCES;PROFESSION
MAN ENVIRONMENT
Gambat 2.1 Landasan ,kerangka kerja,kerangka berfikir dalam mengembangkan Body Of
Knowledge ilmu Keperawatan Filosofi ilmu keperawatan di atas, sebagai
acuan penyusunan kompetensi Program Pendidikan Profesi Ners STIK
Stella Maris sehingga, kompetensi Program Profesi Ners di STIK Stella Maris
mengacu pada KIPNI 1999 dan ICN, yaitu mempersiapkan mahasiswa
melalui penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik
dan lapangan secara komprehensif, sehingga memilki kemampuan
profesional sebagai berikut (KIPNI, 129/1999)

6. Matakuliah yang mengait pada bahan kajian


PENJABARAN MATA AJAR
I. Mata Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Kode Mata Ajar : SN301
Beban Studi Jalur Reguler : 8 SKS
Beban Studi Jalur Non Reguler : 8 SKS
Penempatan Jalur Reguler : Semester IX
Penempatan Jalur Non Reguler : Semester IV

1.1 Diskripsi Mata Ajar


Keperawatan Medikal Bedah difokuskan pada penerapan asuhan keperawatan pada
klien dewasa yang mengalami perubahan fisiologis/ gangguan struktur akibat trauma atau
penyakit yang meliputi system respirasi, kardiovaskuler, pencernaan, neurology,
integument, musculoskeletal, endokrin, immune, hematology dan perkemihan.
Pembelajaran program profesi Ners merupakan kegiatan pembelajaran aktif
mahasiswa yang bertujuan menghasilkan perawata professional (Ners).
Melalui program profesi keperawatan medical bedah di harapkan setelah
melaksanakan praktek profesi keperawatan bedah diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dewasa secara komprehensif yang meliputi
aspek bio-psiko-sosio-spiritual, berlandaskan etika profesi keperawatan.
Pembelajaran program profesi Ners ini menerapkan proses keperawatan dalam
pemberian askep pada kasus kasus medical bedah di ruang Medikal laki-laki, Medikal
wanita, Hemodialisa, Luka Bakar, R. Isolasi (HIV, TBC), Bedah Dewasa, R.Operasi.
1.2 Tujuan Mata Ajar
1. Mampu mengelola asuhan keperawatan secara komprehensif sebanyak 6 kasus
di bagian Keperawatan Medikal dan bagian Keperawatan Bedah yang meliputi
gannguan system respirasi, kardiovaskuler, pencernaan, neurology, endokrin,
immune, dan hematology.
2. Mampu memberikan pendidikan kesehatan/ penyuluhan secara berkelompok
di salah satu ruang Keperawatan Medikal dan di ruang Keperawatan Bedah
3. Mampu melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
4. Mampu mempersiapkan dan merawat pasien yang akan dilakukan prosedur
diagnostic
5. Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan (dokumentasi) yang sistematis,
akurat, lengkap, singkat dan tepat, sesuai dengan masalah dan penyelesaiannya
pada masing-masing kasus kelolaan
6. Mampu mempresentasikan secara berkelompok kasus terpilih di Ruang Medikal
dan Ruang Bedah
7. Mampu mengikuti seluruh kegiatan yang dilaksanakan di ruangan.

1.3 Kompetensi
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada sistem yang
banyak terjadi pada orang dewasa:
1) Sistem Pernafasan (Asma,TB Paru,PPOK, Effusi Pleura, Pneumothoraks)
2) Sistem Cardiovaskuler (IMA, hipertensi, Gagal jantung)
3) Sistem Persyarafan (CVA, meningitis, Cidera Kepala, GBS, Myastenia gravis)
4) Sistem Perkemihan(GGK, ISK, Sindroma Nefrotik, BSK, BPH)
5) Sistem Gastrointestinal (Gastritis, Hepatitis, Diare)
6) Sistem Muskuloskeletal (Fraktur, RA, Luka Bakar)
7) Sistem Endokrin (DM, Hyperthyroid)
8) Sistem Penglihatan (glaucoma, katarak, Ablaiso Retina, Retinoblastoma, Konjuctivitis,
Endopthalmitis)
9) Sistem Pendengaran (OMA, tuli persepasi, tuli sensoris)
10) Gangguan sistem imun (HIV-AIDS)
11) Penyakit Tropis (DHF, Malaria, Yellow Fever, Leptospirosis, hypoid)
12) Operatif (Peri, Intra, Post operatif)

Sub unit Kompetensi dan criteria Unjuk Kerja terlampir

1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Tempat Praktik Waktu Praktik
R. Peny.Dalam kelas 3 laki-laki dan wanita 3minggu
R. Hemodialisa 1 minggu
R. Bedah kelas 3 laki-laki dan wanita 3 minggu
R.OK sentral 1 minggu
1.5 Evaluasi Praktik Profesi
1) Laporan mingguan (60%)
Setiap minggu mahasiswa mendapatkan satu kasus untuk di kelola. Kasus di
berikan pada hari Jumat saat mahasiswa orientasi untuk di buat laporan
pendahuluan dan di jadikan kasus kelolaan. Laporan Pendahuluan di kumpulkan
paling lambat hari senin pada minggu berikutnya. Setiap minggunya ada 5 resume
kasus yang harus dikumpulkan bersama Laporan Kasus. Laporan kasus
dikumpulkan paling lambat hari senin minggu berikutnya.
2) Seminar(10%)
Seminar dilaksankan 1 kali selama mahasiswa dinas dalam satu departemen.
Materi yang diseminarkan bisa berupa kasus dan juga tren isu dalam keperawatan.
Seminar dilaksanakan pada minggu ke empat dengan di hadiri seluruh mahasiswa
dan pembimbing
3) Pendidikan kesehatan (5%)
4) Ujian Klinik(25%)
Syarat ujian :
-Kehadiran 100%
-Telah melaksanakan seminar
-Telah mengumpulkan laporan mingguan (kasus)
Prosedur Ujian :
Ujian di laksanakan pada minggu ke 7 atau ke 8 di ruangan terakhir
mahasiswa praktik
Kasus yang di ajukan di tentukan pada hari H pelaksanaan ujian
Penguji sekurang kurangnya 2 (dua) orang yang terdiri dari pembimbing
pendidikan dan pembimbing dari tempat praktik ujian di laksanakan
Mahasiswa yang di nyatakan tidak lulus ujian di berikan kesempatan satu
kali untuk mengulang pada ujian ulang maka mahasiswa di wajibkan untuk
mengulang kegiatan profesi pada tahap berikutnya
Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian dengan alas an sakit / ijin disertai
surat keterangan yang dapat di pertanggung jawabkan, di berikan
kesempatan untuk mengikuti ujia susulan.
Syarat Kelulusan :
a) Kehadiran 100%
b) Lulus ujian kegiatan profesi
c) Nilai sekurang kurangnya B, dengan criteria berikut :
A : > 80-100
B : > 70-80
C : > 60-70

1.6 Daftar Pustaka


American Association of Critical Care Nurse, (1998), Care Curiculum for Critical Care
Nursing,W.B Saunders Company,Philadelphia.

Bunner and Suddart (1996) Medical Surgical Nursing,JB.Lipincott Company


,Philadelphia

Campell JE, (1995), Basic Trauma Life Support to Paramedic and Advance, EMS

Donna,Ignatavicius ,(1995), Medical Surgical Nursing, JB .Lipincott


Company,Philadelphia.

Leo Bossaery,(1998), Guides Life for Resuscitation,European Resuscitio Council


,University of Antwero Belgium

Lucman and Soerensen ,(1993),Medical Surgical Nursing : A Psichologic Approach 4 th


, WB Saunders Company,Philadelphia

Lynda Juall Carpenito ,(1995),Nursing Care Plans & Documentation : Nursing


Diagnoses and Collaborative Problem,J.B Lippincott Company Philadelphia
Patty Stuart & Pamella Stinson ,(1998) , Emergency Nursing References Emergency
Dept University of Kentucky Hospital , Kentucky

2. Mata Ajar Keperawatan Anak


Mata Ajar : Keperawatan Anak
Kode Mata Ajar : SN305
Beban Studi jalur regular : 4 SKS
Beban studi jalur non regular : 4 SKS
Penempatan jalur regular : Semester IX
Penempatan jalur non regular : Semester IV

2.1 Deskripsi Mata Ajar


Kegiatan profesi Keperawatan Anak di laksanakan oleh mahasiswa program profesi
dengan cara praktik keperawatan secara langsung dengan melaksanakan asuhan
keperawatan anak difokuskan pada proses keperawatan anak, intervensi yang khusus bagi
anak, masalah perawatan pada anak yang menderita sakit akut, sakit menahun, dan sakit
yang mengancam kehidupan pada anak yang di rawat di rumah sakit dengan gangguan
sistem pernafasan , sistem kardiovaskuler , sistem pencernaan, sistem
musculoskeletal,sistem persyarafan,sistem perkemihan ,sistem hematology,sistem
kekebalan tubuh dan asuhan keperawatan anak dengan gangguan tumbuh kembang dan
penerapan konsep bermain. Dalam penerapannya, perawat memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan kepada masalah keperawatan yang ditemui baik secara actual
maupun beresiko yang dapat terjadi. Evaluasi di lakukan dengan cara melihat kemampuan
mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan dan responsi klinik.

2.2 Tujuan Mata Ajar


Setelah mengikuti kegiatan kegiatan profesi keperawatan anak, diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi / anak baik sehat maupun
sakit dengan pendekatan proses keperawatan.

2.3 Kompetensi
1. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada sistem yang
banyak terjadi pada anak:
a. Sistem Pernafasan (Asma, TB Paru, Bronchopnemonia)
b. Sistem Cardiovaskuler (Kelainan jantung bawaan sianotik dan asianotik)
c. Sistem Persyarafan (Hydrosefalus, Meningitis, Kejang Demam, Tetanus)
d. Sistem Perkemihan (GGK, GGA, Sindroma Nefrotik, ISK, Tumor Wilms,
Hipospadia, Epispadia)
e. Sistem Gastrointestinal (Gastritis, Hepatitis, Diare, Atresia Ani,
Hirschprung)
f. Sistem Muskuloskeletal (Fraktur, Cerebral Palsy)
g. Sistem Endokrin (Hyperthyroid/Hypothyroid, Hiperglikemia /
Hypoglikemia)
2. Melakukan bimbingan dan penyuluhan
3. Melakukan asuhan keperawatan pada anak dan bayi dengan rawat jalan.
4. Mengikuti program imunisasi.
5. Mampu melaksanakan program bermain.
6. Mampu melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain.
Sub Unit Kompetensi dan Kriteria Untuk Kerja Terlampir

2.4 Waktu dan Pelaksanaan Tempat

Tempat Praktik Waktun Praktik


R Anak 2 minggu
R. Gawat Anak 1 minggu
R. Neonatus 1 minggu

2.5 Evaluasi
1. Selama pelaksanaan Pre Conference mahasiswa harus menyiapkan laporan
pendahuluan praktik klinik (pada setiap kasus yang di ambil) yang berisi:
a. Masalah Kesehatan Klien (Diagnosa Medis)
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar yang di kaitkan dengan patofisiologi,
tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik/pemeriksaan penunjang
c. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada klien kelolaan minimal 3
diagnosa keperawatan serta tujuan, intervensi, dan rasional
d. Pengkajian (data dasar klien)
2. Sebelum pelaksanaan post conference mahasiswa wajib mengisi lembar aktifitas
sehari hari pada akhir praktik diserahkan ke PJMA
3. Mahasiswa wajib mengisi lembar kompetensi yang sudah di sediakan dan di tanda
tangani oleh pembimbing
4. Pelaksanaan post conference di pandu oleh pembimbing klinik/pendidikan yang
membahas :
a. Implementai keperawatan yang telah di lakukan
b. Evaluasi dari tindakan keperawatan
c. Permasalahan permasalahan yang di temukan dalam praktek
5. Seminar praktik klinik profesi akan di laksanakan pada minggu IV dengan mengambil
kasus kelompok pada minggu ke III atau mengenai tren isu dalam keperawatan.
6. Ujian praktik klinik profesi akan di laksanakan pada minggu ke V.
Ketentuan Ujian kegiatan profesi keperawatan Anak :
a. Kehadiran dalam kegiatan profesi 100%
b. Mahasiswa menyiapkan alat alat ujian 2 hari sebelum pelaksanaan ujian
kegiatan profesi
c. Ujian dilaksanakan di Ruang Anak, undian kasus ujian akan di laksanakan di
ruangan dimana mahasiswa tersebut ujian pada hari H pelaksanaan ujian
d. Format ujian kegiatan profesi di sediakan oleh pendidikan (Tim Keperawatan
anak)
e. Mahasiswa tidak di perkenankan membawa buku literature pada saat
pelaksanaan ujian
f. Penguji dalam ujian kegiatan profesi keperawatan Anak di laksanakan oleh
pembimbing pendidikan dan pembimbing ruangan
g. Syarat lulus ujian kegiatan profesi Keperawatan anak minimal B (> 70)
h. Bagi yang tidak lulus ujian kegiatan profei keperawatan Anak akan diberi
kesempatan 1 kali untuk mengikuti ujian perbaikan yang di laksanakan pada
hari berikutnya
7. Evaluasi akhir praktik profesi keperawatan anak meliputi:
1. Laporan pendahuluan : 10%
2. Laporan Kasus : 15%
3. Responsi : 15%
4. Pelaksanaan tindakan perawatan & sikap : 20%
5. Seminar : 10%
6. Pendidikan Kesehatan : 5%
7. Ujian : 25%
Total 100%
8. Ketentuan kelulusan akhir kegiatan profesi Keperawatan anak
a. Evaluasi akhir minimal mendapatkan nilai B (> 70)
b. Jika evaluasi akhir kurang dari B(>70) dinyatakan tidak lulus dalam kegiatan
profesi Keperawatan anak
2.6 Daftar Pustaka
Alexander, MM dan M.S Brown, (1974) Pediatric Physical Diagnosisi of Nurse, New
York : Mc Graw Hill Book Company

Behrman, R E (dkk), (1996) Textbook of Pediatric, Philadelphia: WB Saunders


company

Brazelton ,T.B, (1993) . Touchpoint : Your Childs Emotional and behavioral


Development .London ; Penguin group

Greenberg, (1987) ,Application of Nursing Process to Child Healthcare, Philadelphia,


Mosby Years Book

Hat, Robyn (dkk), (1992) Therapeutic Play Activities for Hospitalized Children.St
Louis;Mosby Years Book

Lamrnon ,CB, (1995). Clinical nursing Skill Philadelphia; WB .Saunders Company

Mott ,S.R (dkk), (1990). Nursing Care of Children and families. Redwood City:
Addidson Wesley

Netitina ,Sandra M. (1996), The Lippmeott Manual of Nursing Practice. Phialdelphia,


Lippincot

Whaley L.F and D.L Wong (1995) Nursing care of Infant ang Children .St. sLouis
Mosby Years Book

Wong,DI .Kasoirin ,C.A Hess C (1996) .Clinical Manual of Pediatric Nursing .St.Louis
:Mosby

Hilton ,Tessa (1991) .The Great Ormond Street Book of baby and child care, London:
The Bolden Head

Hay ,WW (et al) (1997). Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticul;
Appleton ang Lange

3.Mata Ajar Keperawatan Maternitas


Mata Ajar : Keperawatan Maternitas
Kode Mata Ajar : 302
Beban studi Jalur Reguler : 4 SKS
Beban Studi Jalur Non Reguler : 4 SKS
Penempatan jalur Reguler : Semester IX
Penempatan Jalur Non Reguler : Semester IV

3.1 Deskripsi Mata Ajar


Keperawatan maternitas difokuskan pada kesehatan wanita usia subur, ibu hamil,
ibu melahirkan, ibu setelah melahirkan dan ibu diantara dua masa kehamilan, dan bayinya
sampai umur 40 hari pada kondisi normal maupun resiko tinggi beserta keuarganya, serta
wanita di luar masa kehamilan. Dalam penerapannya, mahasiswa memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan kepada masalah keperawatan yang ditemui baik secara aktual
maupun beresiko yang dapat terjadi. Evaluasi di lakukan dengan cara mengukur dan menilai
kemampuan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan dan response klinik.

3.2 Tujuan Mata Ajar


Pada akhir prmbelajaran mahasiswa mampu menerapkan askep pada perempuan
pada periode childbearing, yaitu perempuan hamil, melahirkan, setelah melahirkan dan
bayinya sampai umur 40 hari pada kondisi normal dan berisiko seta keluarganya dan para
perempuan pada periode di luar childbearing yaitu remaja perempuan dan perempuan
menopause dalam upaya meningkatkan kesehatannya sesuai dengan kebijaksanaan
pemerintah dalam kesehatan ibu dan anak.

3.3 Kompetensi
1 .Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu antenatal
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu intranatal
3. Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibo post natal
4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada BBL Fisiologis
5. Melaksanakan asuhan keperawatan pada gangguan reproduksi
6. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasangan usia subur
Sub unit Kmpetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Terlampir

3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat Praktik Waktu Praktik


Poli Hamil dan KB 1 minggu
Ruang Bersalin 1 minggu
Ruang Ginekologi 1 minggu
Ruang Rawat Gabung 1 minggu

3.5 Evaluasi
Evaluasi di laksanakan melalui:
1) Evaluasi Struktur
a) Mahasiswa dapat melaksanakan praktik di ruangan sesuai dengan tujuan
pembelajaran pada keperawatan maternitas (tercapainya kompetensi yang di
terapkan)
b) Alat alat yang mendukung pelaksanaan praktik mahasiswa tersedia di ruangan
2) Evaluasi Proses
a) Kehadiran mahasiswa pada saat pratik 100%
b) CI dari institusi dan lahan praktik dapat memberikan bimbingan secara efektif
terhadap mahasiswa
c) Setiap mahasiswa dapat bekerja sama dengan CI dan tim Kesehatan dalam
Pelaksanaan Praktik
3) Evaluasi Hasil:
a) Laporan asuhan Keperawatan (60%)
Pada setiap ruangan tempat praktik mahasiswa mendapatkan satu kasus untuk
di kelola. Untuk di ruang bersalin mahasiswa mendapat satu kasus untuk setiap
minggunya. Topik kasus di tentukan pada hari Jumat, saat mahasiswa orientasi
untuk di buat laporan pendahuluan yang didiskusikan pada saat pre conference
Komponen penulisan laporan pendahuluan, masalah kesehatan, patofisiologi,
tanda dan gejala, pemeriksaan penunjuang yang mengarah pada gangguan
kebutuhan dasar manusia. Minimal 3 diagnosa keperawatan beserta tujuan
intervensi dan rasional. Laporan pendahuluan di kumpulkan pada hari senin
berikutnya. Laporan asuhan keperawatan di kumplkan pada pembimbing RS
dan pendidikan paling lambat pada hari Senin minggu berikutnya. Laporan
Asuhan Keperawatan dikumpulkan pada akhir praktik di tiap ruangan.
b) Seminar (10%)
Seminar asuhan Keperawatan di laksanakan berkelompok pada minggu IV
(empat) praktik. Tiap kelompok wajib melaksanakan seminar satu kali selama
mahasiswa mengikuti program profesi keperawatan maternitas. Topik asuhan
keperawatan untuk seminar di lakukan pada minggu III (tiga) praktik atau topik
mengenai trend dan isu keperawatan. Seminar di hadiri oleh seluruh mahasiswa
dan pembimbing klinik pada keperawatan maternitas
c) Pendidikan Kesehatan (5%)
d) Ujian Klinik(25%)
Syarat mengikuti ujian klinik:
1. Kehadiran 100%
2. Telah mengumpulkan semua laporan asuhan keperawatan
Pelaksanaan Ujian :
1. Ujian di laksanakan pada minggu V (lima) pelaksanaan praktik
2. Ujian Klinik di laksanakan di ruang bersalin
3. Ruangan tempat ujian dan kasus ditentukan pada hari H pelaksanaan
ujian yang di undi oleh tim Maternitas
4. Mahasiswa yang tidak dapat melaksanakan ujian dengan alasan yang
dapat di pertanggungjawabkan di berikan kesempatan mengikuti ujian
susulan
5. Mahasiswa yang tidak lulus ujian klinik di berikan kesempatan mengulang
pada hari berikutnya

e) Syarat Kelulusan Keperawatan Maternitas :


a. Kehadiran 100%
b. Lulus ujian klinik profesi
c. Nilai sekurang kurangnya B (>70)

3.6 Daftar Pustaka

Bobak LM & Jensen MD (1993), Maternity & Gynecologyc Care, The Nurse and the
Family 5 th ed, St Louis CV Mosby company

Carpenito L.J (1995) Nursing Care Plan,Documentation Nursing Diagnosis ang


Colaborative Problems, 2 nd ed, Phialdelphia : JB Lippincot Co.

Perris Mary Hamilton (1995) Dasar dasar keperawatan Maternitas edisi ke 6


,Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Pitchard J.A. Mac Donal P.C. & Gant N.F (1991) Obstetri Willieam Edisike-17,
Surabaya : Airlangga University Press.

Susan Martin Tucker (1997) Seri Pedoman Praktis Pemantauan Janin 2nd ed, Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sylvia Verals (1996) Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Yogyakarta :
Penerbit Andi

Wiknyosastro, H Saifudin,A.B, Reachimhadhi,T.Eds (1997), Ilmu Kebidanan, Jakarta


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Zr.Dra Christina S.Ibrahim (1996) Perawatan Kebidanan jilid 1,2,3 Jakarta Bhatara

2. Mata Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa


Mata Ajar : Keperawatan Kesehatan Jiwa
Kode Mata Ajar : SN304
Beban studi Jalur Reguler : 3 SKS
Beban Studi Jalur Non Reguler : 3 SKS
Penempatan Jalur Reguler : Semester IX
Penempatan Jalur Non Reguler : Semester IV

4.1 Diskripsi Mata Ajar


Tahap pembelajaran profesi ini dirancang untuk mempersiapkan peserta didik
untuk menguasai profesi keperawatan, khususnya dalam melaksanakan kegiatan asuhan
keperawatan jiwa secara nyata dilapangan. Program pembelajaran praktek profesi Mental
Health Nursing berfokus pada aplikasi proses keperawatan dalam asuhan keperawatan jiwa
untuk membantu klien dan keluarga dalam mencapai kesehatan yang optimum. Pada proses
pembelajaran profesi ini peserta didik diharapkan mampu melakukan upaya asuhan
keperawatan pada klien dalam konteks keluarga secara komprehensif dan holistik ditinjau
dari aspek bio-psiko-sosio-spiritual.
Pengalaman pembelajaran praktek profesi ini meliputi pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan masalah/ gangguan mental psikiatri, seperti gangguan
hubungan, tingkah laku merusak diri/ bunuh diri, gangguan alam perasaan, gangguan
orientasi realita (pada Skizoprenia ), gangguan fungsi penilaian oleh karena gangguan otak
organik. Pada program pembelajaran praktek profesi Mental Health Nursing peserta didik
diharapkan selain mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah/
gangguan jiwa juga dapat membantu mengelola ruangan khususnya ruang rawat jiwa.

4.2 Tujuan Mata Ajar


Setelah melaksanakan praktik klinik dalam profesi ,peserta didik akan mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga yang salah satu anggota
keluarganya mengalami gangguan jiwa dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.

4.3 Kompetensi
1. Mampu melakukan pengkajian pada kasus gangguan jiwa
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan gangguan jiwa terkait
3. Mampu merencanakan dan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
gangguan jiwa terkait mencakup :
a. Komunikasi terapeutik
b. Terapi modalitas keperawatan
c. Melaksanakan program pengobatan dengan memperhatikan prinsip 6 benar
d. Memberdayakan sistem pendukung
e. Pendidikan kesehatan
f. Penggunaan fasilitas dan sarana kesehatan yang ada di lingkungan
4. Mampu mengevaluasi, merevsi, memodifikasi tindakan keperawatan yang
dilakukan.
5. Mampu mengoptimalkan kaidah etika dan legal keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan
6. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara sistematis dan akurat
7. Mampu bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
Sub Unit Kompetensi dan Kriteria Unjuk kerja Terlampir

4.4 Waktu dan Temapat Pelaksanaan


Tempat Praktik Waktu Praktik
RS.Khusus Propinsi Sul-Sel 4 minggu

4.5 Evaluasi
a. Bila pasien kelolaan pulang , maka mahasiswa wajib merawat pasien resume
yang juga harus di laporkan dalam bentuk laporan pasien resume
b. Interaksi Perawat-klien dalam menerapkan intervensi keperawatan di lakukan
minimal 2 x dalam sehari
c. Setiap mahasiswa di wajibkan membuat Laporan Pendahuluan Strategi
Pelaksanaan (LP-SP) pada setiap hari yang di sesuaikan dengan Rencana
intervensi keperawatan yang telah di buat
d. Setiap mahasiswa membuat minimal 1(satu) API selama praktik
e. Setiap mahasiswa di wajibkan membuat Jadwal ADL setiap hari
f. Sebelum menjalankan kegiatan (Pendidikan kesehatan individu, TAK, PKMRS,
kunjungan rumah, seminar) di harapkan konsultasi ke pembimbing pendidikan
dan ruangan dengan melampirkan laporan pendahuluan atau SAP (Satuan Acara
P enyuluhan) untuk penyuluhan dan proposal untuk TAK (Terapi Aktifitas)
g. Di RSK.Propinsi Sul-Sel akan di laksanakan ujian responsi dan interaksi secara
individu dan seminar secara kelompok
h. Semua laporan Kegiatan/tugas di serahkan makisimal 1 (satu) minggu setelah
kegiatan di laksanakan
i. Semua laporan yang wajib di buat seperti tersebut di atas di kumpulkan maksimal
1 minggu setelah kegiatan profesi pada departemen ini berakhir
Ketentuan kelulusan :
1. Peran serta pada pre / post conference : 10%
2. Analisa Proses Interaksi : 10%
3. Proses Keperawatan : 25%
4. Terapi aktifitas kelompok : 10%
5. Penampilan di klinik : 5%
6. Responsi / ujian Klinik : 20%
7. Seminar kasus : 10%
8. Pelaksanaan PKMRS : 5%
Ketentuan ketidak lulusan
Mahasiswa yang mengikuti profesi keperawatan jiwa di nyatakan tidak
lulus bila tidak memenuhi ketentuan lulus (option B) dan atau bila telah
memenuhi option B akan tetapi nilai yang di capai kurang dari B

4.6 Daftar Pustaka


Fortinash,C.M ., & Holloday, P.A (1991). Psychyatric Nursing Care Plan .St Louise :
Mosby Tears Book

Pascuali ,E.A., & Arnold, H.N & DeBassio,N. (1989) .Mental Health Nursing : A psycho :
A Holistic approach St.Louise : The C.V Mosby Company

Keltner,N.L., &Schuecke .L.h., & Bostom,C e. (1991). Psyciatric Nursing A psycho


terapeutic manajement approach, .St Louise : Mosby Year Book
Rawlin,.R.p ., & Heacock .P,E (1993) Clinical Manual Of psychiatric nuring .st Louise :
Mosby Year Book

Stuart ,G.W., & Sundeen ,S.J (1995). Principles and practice of psychiatric nursing ., St
Louise : Mosby Year Book

Stuart ,G.W .,& Sundeen,S.J (1995) .Pocket Guide to psychiatric nursing .St Louise :
Mosby Year Book

Townsend , M.C (1996). Psychiatric mental health nursing : concepts of care second
edition . Phialdelphia: Davis Company

Stuart, G.W & Laraia,M.T. (1998). Principles nad practice of psychiatric nursing.St
.Louise : Mosby Year Book

Stuart ,G.W .,& Sundeen ., S.J (1995). Buku Saku: keperawatan Jiwa. (ed. Indonesia).
Jakarta : EGC.

Townsend , M.C. (1995) .Buku Saku : Diagnosa Keperawatan pada keperawatan


Psikiatri : pedoman untuk pembuatan rencana Keperawat

5 Mata Ajar Keperawatan Komunitas dan Keluarga


5.1 Mata Ajar : Keperawatan Komunitas
Kode Mata Ajar : SN303
Beban Studi Jalur Reguler : 4 SKS Beban
Studi Jalur Non Reguler : 4 SKS
Penempatan Jalur Reguler : Semester X
Penempatan Jalur Non regular : Semester V

5.1.1 Diskripsi Mata Ajar


Keperawatan komunitas difokuskan pada praktek lapangan dengan melaksanakan
asuhan keperawatan pada tingkat masyarakat (kelompok/ distrik) dan tingkat keluarga.
Pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan proses keperawatan (pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaaan, pelaksanaan dan evaluasi). Guna menunjang proses
keperawatan tersebut digunakan pula konsep demografi, biostatistik, epidemiologi,
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat diperlukan untuk menggali potensi yang
ada di masyarakat dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam bidang kesehatan. Kerja
sama lintas sektor dengan dinas kesehatan, puskesmas, pemerintah dan tokoh masyarakat
setempat, dilakukan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi.

5.1.2 Tujuan Mata Ajar


Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan komunitas
dalam mengenali aalah kesehatan yang dihadapinya dengan bimbingan dari petugas
kesehatan.

5.1.3 Kompetensi
Pada akhir praktek profesi ner komunitas, mahasiswa akan dapat :
1. Membina hubungan (basic relationship) baik dengan komunitas dan keluarga yang
dibina dengan mengenal wilayah, tokoh formal dan informal dan masalah kesehatan
yang sedang dihadapinya.
2. Bekerja sama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan pendataan
kesehatan.
3. Menganalisa data dengan menggunakan pendekatan biostatistik, demografi,
epidemografi, epidemiologi guna mengidentifikasi diagnosa keperawatan komunitas
dan faktor penyebab timbulnya masalah.
4. Memfasilitasi komunitas dan keluarga dalam memusyawarahkan masalah-masalah yang
ditemukan dan menyadarkan adanya masalah kesehatan yang sedang/ akan
dihadapinya.
5. Mengorganisasikan potensi yang ada dikomunitas untuk merencanakan dan
melaksanakan tindakan pemecahan masalah.
6. Meningkatkan tenaga-tenaga potensial di komunitas dengan melatih mereka dalam
program kerja untuk mengatasi masalah.
7. Bekerja sama dengan tokoh-tokoh di komunitas, sektor-sektor yang terkait dalam
memberikan dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi.
8. Mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian tujuan askep komunitas.
9. Mendokumentasikan dengan benar dan tepat asuhan keerawatan pada komunitas.

Sub Unit Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Terlampir

5.1. 4 Waktu dan Temapt Pelaksanaan

Tempat Praktik Waktu Praktik


Wilayah Kerja Dinas Propinsi Sul-Sel 4 minggu

5.1.5 Evaluasi
1) Kegiatan Kelompok kerja Komunitas
a) Setiap langkah kerja membuat pra rencana dan menyerahkan minimal 1
hari sebelum kegiatan di laksanakan untuk di tanggapi oleh pembimbing
serta membuat laporan pelaksanaan selambat-lambatnya 1 minggu setelah
kegiatan
b) Kelompok Mahasiswa wajib mempresentasikan hasil asuhan keperawatan
pada akhir praktik dan membuat laporan akhir (di kumpulkan 1 minggu
setelah presentasi)
c) Penilaian akhir di lakukan sesuai dengan format evaluasi
2) Posyandu / UKS / Klp.Usila
a) Setiap langkah kerja membuat pra rencana dan menyerahkan minimal 1
hari sebelum kegiatan di laksanakan untuk di tanggapi oleh pembimbing
dan membuat laporan pelaksanaan selambat lambatnya 1 minggu setelah
kegiatan
b) Penilaian akhir di laksanakan sesuai dengan format evaluasi
3) Kunjungan kerja pada kelompok pekerja di komunitas
Setiap langkah kerja membuat pra rencana untuk di tanggapi oleh pembimbing
sebelum di laksanakan dan membuat laporan pelaksanaan 1 minggu setelah
kegiatan
4) Praktik Puskesmas
a) Setiap mahasiswa melaksanakan Asuhan keperawatan / Pelayanan
Kesehatan pada program kesehatan yang ada di puskesmas
b) Mengidentifikasi pelaksanaan program pelayanan kesehatan nasional
dengan program yang ada di puskesmas
c) Mengidentifikasi hambatan dan dukungan yang ada di puskesmas dalam
pelaksanaan program pelayanan kesehatan di masyarakat
d) Kelompok mahasiswa wajib mempresentasikan hasil pelaksanaan program
pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas
e) Laporan kegiatan dikumpulkan 1 minggu setelah presentasi

5) Kehadiran
a) Kehadiran 100%
b) Terlambat lebih dari 30 menit, harap lapor pada pembimbing
6) Nilai Akhir
NO Keperawatan Komunitas Presentase

1 Fase Membina Hubungan 5%


2 Fase Pengkajian 15%
3 Fase Perencanaan 15%
4 Fase Implementasi 20%
5 Fase Evaluasi / Terminasi 10%
6 Laporan praktikum keperawatan Komunitas 10%
7 Penampilan di lahan praktik 5%
8 Peran serta pada pre dan post conference 10%
9 Seminar 10%
Total 100%

5.1.6 Daftar Pustaka


Anderson T.Elizabeth and Mc Farlane Judith , 2000. Community As Partner Theory
and Practice in Nursing ,Lippincott ,Phialdelphia

5.2 Mata Ajar : Keperawatan Keluarga


Kode Mata Ajar : SN309
Beban Studi Jalur Reguler : 2 SKS Beban
Studi Jalur Non Reguler : 2 SKS
Penempatan Jalur Reguler : Semester X
Penempatan Jalur Non regular : Semester V

5.2.1 Deskripsi Mata Ajar


Kompetensi yang di harapkan pada program profesi Ners keperawatan keluarga
dilaksanakan oleh mahasiswa program profesi dengan cara praktik keperawatan secara
langsung di masyarakat (keluarga) dan institusi pelayanan kesehatan atama( Puskesmas)
dengan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien sebagai individu ,keluarga,kelompok
dan masyarakat pada rentang sehat dan sakit engan penekanan pada upaya promotif ,
preventif dengan tetap memperhatikan aspek kuratif dan rehabilitatif.Evaluasi di lakukan
dengan cara melihat kemampuan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan

5.2.2 Tujuan Mata Ajar


Setelah menyelesaikan pengalaman belajar lapangan mahasiswa mampu menerapka
asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan
perkembangan keluarga
5.2.3 Kompetensi
Melakukan askep keluarga sesuai dengan tahap tumbuh kembang keluarga
pelayanan kesehatan utama

Sub Unit Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja terlampir


5.2.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat Praktik Waktu Praktik


Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Propinsi 2 minggu
Sul-Sel
5.2.5 Evaluasi
1. Evaluasi / penilaian pelaksanaan Asuhan Keperawatan keluarga di laksanakan
sesuai dengan kegiatan mahasiswa terhadap keluarga binaan(sesuai tahapan
proses keperawatan keluarga)
2. Sebelum di lakukan supervisi mahasiswa wajib menyerahkan pre planning
(minimal 3 kali supervisi)
3. setiap mahasiswa wajib mempresentasikan hasil asuhan keperawatan pada
akhir praktik
4. Laporan asuhan keperawatan keluarga di kumpulkan selambat lambatnya satu
minggu setelah presentasi
5. Kehadiran
a) Kehadiran 100%
b) Terlambat lebih dari 30 menit , harap lapor pada pembimbing
6. Nilai Akhir

no Keperawatan Keluarga Presentase


1 Fase membina hubungan 10%
2 Fase Pengkajian 15%
3 Fase Perencanaan 15%
4 Fase implementasi 20%
5 Fase Evaluasi / Terminasi 15%
6 Laporan Askep Keluarga 15%
7 Penampilan di Keluarga 10%
TOTAL 100%

5.2.6 Daftar Pustaka


American Nurses Association (ANA), 1986. Standarars Home Care Nursing Practice
.Washinton .DC :Author

Bailon ,G dan Maglaya (1978). Family Health Nursing.Philippiness:UP College of


Nursing

Departemen Kesehatan,RI. (1998). Panduan Asuhan keperawatan Keluarga .Jakarta:


Depkes RI

Friedman .M ,Marilyn,RN,MS .MA,PhD, 1998 , Family Nursing : Theory Research ,


and Practice ,Appleton & Lange .USA

Keliat ,B.A (1992) .Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga. Tasik Malaya : PPNI

Milone - Nuzzo (1995).Chapter 29 .Home Health Care .In Claudia M.Smith and F.A
Maureen (eds) .Communitu health Nursing : Theory and Practice
.Philadelphia :W.B Saunders

Tim Komunitas UI(2001) Materi Pelayihan Keperawatan Keluarga ,UI,2001

Spradley,B.M (1985) .Community Health Nursing : Concept and practice (2 th


ed):Boston :Little ,Brown and Company

Stolte K . M(1996).Wellness Nursing Diagnosis For Helath Promotion ,Philadelphia


,Lippincott
Smith ,C.,M(1995) Chapter 7,The Home Visit : Opening doors for Family Health In
Claudia M Smith and F A Maureen (Eds).Communicaty Health Nursing
:Theory and practice .Philadelphia :WB Saunders

Suprayitno ,S.Kp(2004),Asuhan Keperawatan Keluarga ,EGC,Jakarta.

Zerwekh,J (1990).Public Health Nursing Legacy : Historical Practical Wisdom .Nursing


and Health Care ,13 (2), 84-91

7. Mata Ajar Keperawatan Gerontik


Mata Ajar : Keperawatan gerontik
Kode Mata Ajar : SN308
Beban studi Jalur Reguler : 2 SKS
Beban Studi Jalur Non regular : 2 SKS
Penempatan Jalur Reguler : Semester X
Penempatan Jalur Non regular : Semester V

7.1 Deskripsi Mata Ajar


Keperawatan gerontik difokuskan pada respon individu terhadap proses penuaan,
mencakup bio-psiko-sosio/cultural dan spiritual serta penerapannya dalam asuhan
keperawatan lanjut usia terhadap masalah kesehatan yang lazim pada lanjut usia di
Indonesia. Dalam penerapannya, perawat memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia
di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, khususnya di keluarga dan masyarakat
berdasarkan kepada masalah keperawatan yang ditemui baik secara actual maupun berisiko
yang dapat terjadi.

7.2 Tujuan
Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu menerapkan askep pada klien baik
individu maupun kelompok secara komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-
spiritual, berlandaskan etika profesi keperawatan.

7.3 Kompetensi
Melaksanakan askep pada klien
1. Membina hubungan (basic relationship) dengan : klien lansia (individu, keluarga,
kelompok), petugas kesehatan pada agen terkait di masyarakat, petugas social dan
anggota tim kesehatan lainnya
2. Melakukan asuhan keperawatan gerontik pada klien individu lansia dan kelompok
lansia, dipanti wreda, masyarakat dan pelayanan khusus lansia lainnya
3. Mampu berperilaku : etis, bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap
tindakan yang dilakukan serta sesuai dengan standar praktek yang telah ditentukan
pada individu, keluarga, kelompok lansia di masyarakat
4. Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan (dokumentasi) yang sistematis, akurat,
lengkap, singkat dan tepat sesuai dengan masalah dan penyelesainnya pada individu,
keluarga dan kelompok lansia di masyarakat

Sub unit kompetensi dan criteria unjuk Kerja Terlampir

7.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat Praktik Waktu Praktik


PSTW.Gau Mabaji Kab. Gowa 1 Minggu
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Sul-
Sel 1 minggu
7.5 Evaluasi
1) Laporan mingguan (60%)
Setiap minggu mahasiswa mendapatkan satu kasus untuk di kelola. Kasus di
berikan pada hari Jumat saat mahasiswa orientasi untuk di buat laporan
pendahuluan dan di jadikan kasus kelolaan. Laporam Pendahuluan di kumpulkan
paling lambat hari senin pada minggu berikutnya. Setiap minggunya ada 5 resume
kasus yang harus dikumplkan bersama Laporan Kasus. Laporan kasus dikumpulkan
paling lambat hari senin minggu berikutnya.
2) Seminar(10%)
Seminar dilaksankan 1 kali selama mahasiswa dinas dalam satu departemen.
Materi yang diseminarkan bisa berupa kasus dan juga tren isu dalam keperawatan.
Seminar dilaksanakan pada minggu ke empat dengan di hadiri seluruh mahasiswa
dan pembimbing
3) Pendidikan kesehatan (5%)
4) Ujian Klinik(25%)
Syarat ujian :
-Kehadiran 100%
-Telah melaksanakan seminar
-Telah mengumpulkan laporan mingguan (kasus)

7.6 Daftar Pustaka


Ali Djumhana (1997) Penyakit pada lansia, bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD-
RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung.

Edmund H. Duntie (2001) Practice of Geriatris, WB. Saunders Company, Philadelphia.

Hidayat A. (2002) Andropause dan Menopause: Antara Keprihatinan, Tantangan dan


harapan, PERMI, Malang.

Indrawati hadi (2001) Peran Puskesmas dalam Pembinaan Usia Lanjut, Dinas Kesehatan
Propinsi DKI Jakarta.

Lueckenotte, MS, RN, CS, Annette G, (1996), Gerontologic Nursing, Mosby, St. Louis,
Missouri, Page.

Karen K. Esbager (1989) Theories of Aging, CV. Mosby Company, Philadelphia.

Nugroho Abikusna (2002) Health Promotional Needs of Older Person on South Jakarta,
Depts. Community Medicine and Medical Nutrition, Trisakti University, Jakarta.

Soejono.H.C.H (2001) Gejala dan Tanda Penyakit pada Lanjut Usia, subbag, Geriatri
Penyakit dalam, FKUI-RSUPN Ciptomangunkusumo, Jakarta.

Sugana (1997) Lanjut Usia dalam Kependudukan Indonesia, Perhimpunan Gerontologi


Indonesia Cabang Bandung, Bandung.

Sahar Juniati, (2001) Keperawatan Gerotik, Koordinator Keperawatan Komunitas,


Fakultas Ilmu Keperawatajn UI, Jakarta.

Utami Munandar (2002) Kemandirian Pada Usia Lanjut, makalah Seminar WHO, (1995),
Quality Health Care for the Elderly, Milan Philippines.
8. Mata ajar Keperawatan Gawat Darurat dan Critical Care
Mata ajar : Keperawatan Gawat Darurat dan Critical Care
Kode mata ajar : SN306 dan SN310
Beban studi jalur regular : 3 SKS dan 3 SKS
Beban studi jalur non regular : 3 SKS dan 3 SKS
Penempatan jalur regular : semester X
Penempatan Jalur non regular : Semester V

8.1 Deskripsi Mata Ajar


Keperawatan Gawat darurat merupakan suatu ilmu terapan pada lahan praktek
yang membutuhkan tindakan dan pemikiran yang cepat dan tepat dari seorang perawat
pada individu yang mengalami segala bentuk kegawatan dan atau kedaruratan akaibat
gangguan pada system tubuhnya. Dalam penerapannya, perawat memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan masalah keperawatan yang ditemui baik secara actual maupun
resiko mengancam kehidupan sehingga mampu mencegah kematian dan kecacatan yang
dapat terjadi. Diharapkan perawat mampu menerapkan critical care dalam asuhan
keperawatan gawat darurat. Perawat critical care memberikan perawatan bagi pasien dan
keluarga yang mengalami penyakit yang mengancam jiwa yang bersifat aktual dan potensial.
Bidang yang spesifik yang sesuai ke dalam kategori critcial care meliputi: cardiac care,
intensive care, dan neurologi.

8.2 Tujuan
Setelah melaksanakan program profesi Ners kegiatan profesi keperawatan
mahasiswa STIK Stella Maris mampu melaksanakan menerapkan asuhan keperawatan pada
klien yang mengalami kegawat daruratan secara komprehensif.

8.3 Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi, mahasiswa diharapkan akan dapat :
1. Menerima, mengidentifkasi masalah dan mengklasifikasikan klien baru yang masuk di
Unit Gawat Darurat berdasarkan tingkat kegawatannya dengan menggunakan system
Triage cepat
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien non trauma di critical care dengan
katagori P1 dan P2 secara akurat
3. Memberikan asuhan keperawatan pada klien trauma di critical caredengan katagori P1
dan P2 meliputi trauma kepala, dada, abdomen, ekstremitas, medulla spinalis, trauma
pada kahamilan, anak, dan paikiatri dengan tepat
4. Memberikan asuhan keperawatan pada klien trauma dan non trauma dengan katagori
P3 secara tepat
5. Memberikan asuhan keperawatan pada klien di Ruang ICU secara akurat dan tepat
6. Menganalisa hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium , EKG, roentgen dan
BGA
7. Memberikan pendidkian kesehatan pada klien
8. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang berada di Unit gawat darurat dan
ICU
9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan di Unit Gawat Darurat dan ICU secara
lengkap dan sistematis
10. Mengikuti seluruh kegiatan di ruangan

Sub unit Kompetensi dan Kriteria Unjuk kerja Terlampir

8.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat Praktik Waktu Praktik
R. UGD 3 minggu
R. ICU 2 minggu
R. ICCU 1 minggu

8.5 Evaluasi
a) Laporan Mingguan(60%)
Kegiatan profesi di laksanakan selama 6 minggu. Setiap minggu mahasiswa
mendapatkan satu kasus kelolaan. Kasus di berikan pada hari Jumat saat
mahasiswa rotasi untuk di buat laporan pendahuluan sebagai kasus kelolaan
kecuali IRD karena pergantina pasien cepat, mahasiswa di tugaskan membuat 1
kasus asuhan keperawatan pada pasien kritis sebagai laporan awal.Laporan kasus
di kumpulkan paling lambat hari Senin pada minggu berikutnya
b) Seminar (10%)
Seminar kasus di laksanakan 1 kali selama mahasiswa dinas, kasus yang di ambil
di ruang ICU, ICCU,UGD di seminarkan pada minggu ke 4 dengan di hadiri seluruh
mahasiswa dan pembimbing
c) Pendidikan Kesehatan (5%)
d) Ujian Klinik (25%)
1. Prosedur ujian:
a) Ujian klinik di laksanakan pada minggu ke 6.
b) Ruang yang di pakai untuk ujian adalah ICU, ICCU.
c) Penentuan ruang ujian di tentukan satu hari sebelum pelaksanaan ujian
dan kasus di tentukan pada hari ujian
d) Penguji minimal 2 orang yang terdiri dari pembimbing pendidikan dan
pembimbing dari tempat praktik ujian dilaksanakan
e) Mahasiswa yang di nyatakan tidak lulus ujian diberikan kesempatan satu
kali untuk mengulang pada hari berikutnya. Jika dinyatakan tidak lulus
pada ujian ulang maka mahasiswa di wajibkan untuk mengulang kegiatan
profesi pada tahap berikutnya
f) Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian dengan alasan sakit / ijin disertai
surat keterangan yang dapat di pertanggung jawabkan, diberikan
kesempatan untuk mengikuti ujian susulan
2 Syarat Ujian:
a) Kehadiran mahasiswa 100%
b) Telah melaksanakan seminar
c) Telah mengumpulkan laporan kasus mingguan
3 Syarat kelulusan
a) Kehadiran 100%
b) Lulus ujian kegiatan profesi
c) Nilai kelulusan minimal B

8. 6 Daftar Pustaka
American Association of Critical Care Nurses,(1998),Care Curriculum for Critical
care Nursing ,WB Saunders Company,Philadelphia

Brunner and Suddart,(1996) ,Medical Surgical Nursing .,JB Lippincott


Company,Philadelphia

Campbell JE (1995) ,Basic Trauma Life Support to Paramedic and advance ,EMS

Donna ,Ignatavicius,(1995) Medical Surgical Nursing ,JB Lippincott Company


,Philadelphia

Leo Bassery ,(1998) ,Guides Life for Resuscitation ,European Resuscitatio Council
,university of Antwero Belgium
Lueman and Soerensen ,(1993) Medical surgical Nursing : A Psichologic Approach 4
th ,WB Saunders Company ,Philadelphia

Lynda Juall Carpenito ,(1995) ,Nursing care Plans & Documentation:Nursing


Diagnoses and collaborative Problem ,JB Lippincott Company
,Philadelphia

Patty stuart & Pamella Stinson (1998) ,emergency Nursing references, Emergency
Dept.University Of Kentucky hospital, Kentucky

Raymond H etall,(1997) ,Atlas Life Support to Paramedis ang advance EMS Provider
,American College of Emergency Physicion

9 Mata Ajar Manajemen Keperawatan


Mata Ajar : Manajemen Keperawatan
Kode mata Ajar : SN307
Beban Studi jalur Reguler : 3 SKS
Beban studi jalur non regular : 3SKS
Penempatan jalur regular : Semester X
Penempatan Jalur Non regular : Semester V

9.1 Deskripsi Mata Ajar


Manajemen keperawatan merupakan suatu ilmu terapan pada lahan praktek yang
membutuhkan pemikiran yang cepat dan tepat dari seorang perawat dalam mengambil
keputusan, kemampuan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan keperawatan serta kemampuan mengelola dan
mengorganisir kegiatan keperawatan secara efektif dan efesien sehingga mampu
menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat memberikan kepuasan kepada klien.

9.2 Tujuan
Setelah melakukan praktik profesi selama 4 minggu, mahasiswa diharapkan akan
dapat menerapkan manajemen keperawatan secara komprehensif berlandaskan pada etika
profesi keperawatan

9.3 Kompetensi
a) Melaksanakan manajemen bangsal dalam praktik keperawatan professional
b) Melaksanakan manajemen kepemimpinan dalam praktik keperawatan professional
Sub unit kompetensi dan Kriteria unjuk kerja terlampir

9.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat Praktik Waktu Praktik
RS.Stella Maris Makassar 4 minggu

9.5 Evaluasi
1. Laporan praktik manajemen harus sudah di terima oleh pembimbing 1 minggu
setelah praktik manajemen
2. Evaluasi praktik profesi terdiri dari:
Laporan : 15%
Seminar : 20%
Ujian : 30%
Pelaksanaan tindakan : 30%
Kehadiran : 5%

3. Ujian
a. Ujian di laksanakan pada minggu IV dan kasus yang akan di ujikan di tentukan
padahari H, saat pelaksanaan
b. Mahasiswa wajib menyiapkan format penilaian ujian
c. Mahasiswa yang di nyatakan tidak lulus ujian di berikan kesempatan untuk uji
ulang dan revisi hasil ujian
d. Hal hal yang menyangkut ujian revisi sepenuhnya menjadi kewenangan PJMA
manajemen ,penguji pendidkan dan penguji tempat praktik

9.6 Daftar Pustaka


Argyris C (1964) Integrating the individual and the organization. New York ;Wiley

Azwar ,Azrul (1996) .Menjaga Mutu pelayanan Kesehatan.Pustaka Sinar


Harapan:Jkarta

Blake RR|& Mouton JS (1964) cited in Marquis & Huston (1998) The managerial Grid
Houston :Gulf Publishing

Buswell ,Chris (2000) Benchmarking in Nursing :Learning From Industry volume 14


number 5 JCN May

Cohen Elaine, 1996 ,Nurse case management in the 21 st Century Sint Louise Mosby
Year Book,Inc

Gilles Dee Ann , 1994 Nursing management a System Approach ,Philadelphia WB


Sauders Company

Hasibuan ,Melayu S.P (199).Organisasi dan motivasi dengan peningkatan Produktifitas


.Bumi Aksara :Jakarta

Hersey P & Blanchard K(1977) Management of Organisational Behavior : Utilizing


Human Resaources ,3 rd ed Englewood Cliffs. NJ : Prentice Hall

Herzberg F(1977) One more Time :How do you motivate Employees? The
management Process , 2 nd ed New York:Maemillan

Hillander EP (1978) Leadership Dynamics :A Practical Guide to effective


Relationships.New York :Free Pres

Lewin K (1951) Field theory in Social Sciences,New York :Harper & Row

Marquis BL & Huston CJ (199) ,Manajement Decision making 124 case studies ,3 rd ed
New York :Lippincott raven

Mc Gregor D(1960) The human side of enterprise .New York :Mc Graw hill

Nasution (2001) manajrmrn mutu terp-adu (total Quality manajement) Ghalia


Indonesia :Jakarta
Nursalam (2001) ,Proses & Dokumentasi Keperawatan konsep & praktik .Salemba
Medika:Jakarta

Ouchi WG (1981).Theory Z: How Amaerican Businness can meet the hapanese


Challenge .Reading ,MA :Affison Wesley

Prawirosentoro ,Suyadi (1999) manajement SDM .Kebijakan Kinerja.Karyawan BPFE


.Yogyakarta .Yogyakarta

Rowland ,HS & Rowland ,B I (1997) ,Nursing Administration Handbook ,4 th ed An


Aspen Pub : Maryland

Summers C.(1994) Self care :the greatest challenge management .New York :Harper
&Row

White RK & Lippitt R(1960) .Autocracy and Democracy:AN Experimental Inquiry .New
York :Harper & Row

Wijono ,Djoko (1997) manajement Kepemimpinan dan organisasi kesehatan.Airlangga


university Press Jakarta

7. Susunan matakuliah persmester berikut bobotnya


SEMESTER

Kode Lama Pengalaman Belajar

Semester Mata Mata Kuliah SKS Praktik Jml


(mg) K L T
Ajar Jam

SN301 Keperawatan Dewasa 5+3 8 352 7 - 1

SN305 Keperawatan Anak 2+2 4 176 2 0.5 0.5


I
SN302 Keperawatan Maternitas 3+1 4 176 3 0.5 0.5

SN304 Keperawatan Jiwa 2+1 3 176 2 0.5 0.5

SN306 Keperawatan Gawat


3 240 2 0.5* 0.5
Darurat 2+1

SN303 Keperawatan Komunitas 2+1 4 288 - 2 1


II
SN309 Keperawatan Keluarga 2 3 128 - 2.5 0.5

SN308 Keperawatan Gerontik 2 3 112 - 1,5 0.5

SN307 Manajemen 2+1 4 224 2 - 1


Keperawatan

SN310 Critical Care 3 3

JUMLAH 36 44 1872

Catatan :
K=Klinik 4 jam /SKS, T=Tutorial 2 jam/SKS, L=Lapangan 4 jam/SKS
1 hari=7 jam, 1 minggu = 6 hari

DATA Berikan data-data yang mendukung terhadap pernyataan pada uraian Kualitatif dan buat
KUANTITATI Analisisnya secara kuantitatif
F

2.3. SISTEM PEMBELAJARAN


URAIAN KUALITATIF Berikan penjelasan dari:
1. Methoda pembelajaran yang dipergunakan (teacher centered, student
centered, atau methoda yang lain)
2. Sistem pembototan dan beban belajar (system sks dan SKS atau lainnya)
3. Jenis dan ragam media pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan materi
pembelajaran. Untuk pendidikan profesi ners digunakan metode :
a. Eksperensial
- Membantu menganalisa situasi klinik melalui pengidentifikasian
masalah
- Menentukan tindakan yang diambil
- Mengimplementasikan pengetahuan kedalam masalah klinik
- Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan
pengalaman terhadap masa lalu
- Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses
informasi dan teori pengambilan keputusan
b. Proses insiden : Membantu peserta didik mengembangkan ketrampilan
reflektif berdasarkan kejadian klinik/ insiden
c. Konferensi yang dibagi menjadi beberapa jenis : Pre dan post conferent,
Peer review, Issue, Multidisiplin
d. Observasi yang terdiri dari : Ronde keperawatan dan Bed side teaching
4. Sistem pembobotan dan beban belajar (system sks dan SKS atau
lainnya)
Jenis dan ragam media pembelajaran
DATA KUANTITATIF Berikan data-data yang mendukung terhadap pernyataan pada Aspek Kualitatif
dan buat Analisisnya secara kuantitatif

III. SUMBER DAYA


(maksimum 10 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)

ASPEK KUALITATIF Berikan analisis terhadap :


1. Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan, serta perencanaan
pengembangan untuk aspek sumber daya manusia hingga mampu
menyelenggarakan program studi lima tahun ke depan.
2. Kebutuhan dan mekanisme pemenuhan kebutuhan, serta perencanaan
pengembangan untuk aspek sarana prasarana pembelajaran dan
penelitian hingga mampu menyelenggarakan program studi lima tahun
ke depan.
ASPEK KUANTITATIF Analisis di atas tidak boleh hanya kualitatif sehingga harus didukung oleh data-
data yang mendukung terhadap pernyataan pada Aspek Kualitatif di atas.
Pelaksanaan pendidikan profesi tidak lepas dari peranan sumber daya
manusia yang dilibatkan guna menunjang kualitas dari keluaran yang dihasilkan.
Dasar kebijakan pengembangan sumber daya akademik ( dosen) maupun non
akademik secara umum tersurat di dalam Rencana lnduk Pengembangan STIK
Stella Maris Makassar. Dasar kebijakan dengan memperhatikan sumber-sumber
daya yang dimiliki oleh STIK Stella Maris Makassar sesuai kebutuhan dan dana
yang tersedia.

3.1. Kebijakan Utama


Penetapan kebutuhan dan perencanaan sumber daya akademik (dosen)
maupun non akademik didasarkan oleh analisis kebutuhan pada penyusunan
program kerja tahunan program studi STIK Stella Maris Makassar. Arah
kebijakan adalah tercapainya kinerja sumber daya yang efektif dan efisien dalam
menciptakan aspek kualitas dan kuantitas sesuai kompetensi yang dibutuhkan
oleh program studi Profesi Ners STIK Stella Maris Makassar.

Sasaran pengembangan :
1. Stabilitas student body
2. Mengembangkan keunggulan
3. Relevansi kurikulum dalam kebutuhan kerja dan pembangunan
4. Peningkatan kemampuan dosen dalam iptek, proses belajar mengajar
dan penelitian
5. Mengembangkan aktivitas mandiri penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
6. Peningkatan sumber dana
3.2. Kebutuhan dan Mekanisme Pemenuhan Sumber Daya
Pada program pendidikan Ners ini lebih sesuai dengan menggunakan
preceptor karena durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara
intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki
akuntabilitas sendiri karena preceptor tidak memiliki akuntabilitas untuk
mewakili peserta didik.

1. Definisi tentang Preseptor:


a. Preceptor/ mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan
di tatanan klinik atau perawat senior yang bekerja di tatanan layanan
dan ditetapkan sebagai preceptor
b. Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan pelatihan
dan pengalaman praktik kepada peserta didik; biasanya seorang perawat
praktisi yang bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan
tertentu, yang mampu mengajarkan, memberikan konseling,
menginspirasi, serta bersikap dan bertindak sebagai model peran
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu pemula
dalam periode tertentu dengan tujuan tertentu mensosialisasikan
pemula ke dalam peran baru sebagai professional.

2. Kriteria preceptor/ mentor


a. Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya
berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik (PP no. 19/ 2005, pasal 36
ayat 1), minimal merupakan seorang ners tercatat (STR)/ memiliki lisensi
(SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5 tahun.
b. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no.
19/2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal
36 ayat 1)
c. Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut si tempatnya
bekerja dimana ybs ditunjuk sebagai preceptor/ mentor sehingga dapat
membimbing peserta didik dengan baik
d. Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena
sikap, perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata-rata
e. Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang
kebutuhan peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan,
perencanaan kehiatan dan cara mengevaluasinya.

3. Kemampuan preceptor/ mentor


a. Berkomunikasi secara baik dan benar
b. Model peran professional
c. Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik
d. Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah
e. Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik
f. Cukup mengenali dan terbiasa dengan teori dan praktik terkini
g. Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preceptor/ mentor

4. Tugas pokok preceptor/ mentor


a. Preceptor/ mentor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta
didik melalui silabus/ Course study guide/ modul praktik dari institusi
pendidikan
b. Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik
menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam praktik
c. Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing pesertad idik
selama proses belajar klinik berlangsung
d. Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari
peserta didik menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta didik
e. Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar utnuk
menjembatani masalah transisional tersebut diatas
f. Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan
menumbuhkan akuntabilitas peserta didik selama proses belajar
g. Memfasilitas sosialisasi professional peserta didik ke dalam peran
profesi ners peserta didik
h. Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodic pada
peserta didik terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama
belajar di klinik
i. Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal
dan professional kepada peserta didik
j. Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat
pencapaian komptensi klinik peserta didik

Sumber daya dosen/preceptor yang tersedia pada pelaksanaan program


profesi Tahun Akademik 2010/2011 adalah sebagai berikut dengan asumsi
bahwa Penatalaksanaan: stase I IX dapat dilaksanakan secara paralel dan tidak
ada prasyarat karena diasumsikan setiap lulusan pendidikan tahap akademik
telah memiliki kompetensi yang diperlukan untuk tahap profesi.
Stase Mata Kuliah PJ Preceptor/ Mentor

I Keperawatan Medikal Bedah Alfrida S.Kep.Ns


Imelda Appulembang, BSN.MSN
Meyke Tiku Pasang, S.Kep.Ns.
II Keperawatan Anak Henny Pongantung
,S.Kep.Ns.MSN
Mery Sambo, S.Kep.Ns.
III Keperawatan Maternitas Elmiana Bongga Linggi, S.Kep.Ns.
Martha Wirayanti, S.Kep.Ns.
IV Keperawatan Jiwa Serlina Sandi, S.Kep.Ns.
Hermin Tandi Rapak, S.Kep.Ns.
V Manajemen Keperawatan Rosdewi, S.Kp.MSN.
Sr. Anita Sampe, S.Kep.Ns.
VI Keperawatan Gadar Evi Lomo, S.Kep.Ns
Sr. Anita Barewe, S.Kep.Ns
VII Keperawatan Gerontik Adriani Natalia S.Kep.Ns
Fransiska Anita, S,Kep.Ns
VIII Keperawatan Keluarga dan Hasrat Jaya, S,Kep.Ns.
Komunitas Mathilda M.Paseno, S.Kep.Ns

IX Keperawatan Kritis Sethiana Dewi Ruben, S.Kep.Ns.


Mery Solon, S.Kep.Ns

3.3. Prioritas Pengembangan


Pengembangan dosen memegang peranan penting dan strategis untuk
meningkatkan kinerja dan kualitas pendidikan tinggi, dan upaya pengembangan
dosen tersebut dalam berbagai bentuk wujudnya baik yang berbentuk formal
institusional maupun yang dilakukan sebagai upaya mandiri individual yang
didasarkan pada kesadaran dan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dalam
menjalankan tugas akedemiknya. Sesuai dengan tujuan program studi Ners yang
memiliki keunggulan dalam perawatan kritis, STIK Stella Maris telah
mengirimkan dosen/preceptor untuk mengikuti pelatihan Perawatan Kritis,
sasaran nya ke depan setiap dosen/preceptor akan mengikuti pelatihan ini
secara kontinyu.
Strategi untuk rencana pengembangan 5 tahun yang akan datang adalah
konsolidasi dan peningkatan mutu. Konsolidasi merupakan usaha untuk
memantapkan eksistensi program studi. Peningkatan kualitas perlu menjadi
perhatian utama agar mampu bersaing baik sesuai kebutuhan masyarakat dalam
dan luar negeri.
Penentuan prioritas untuk pengembangan dosen mempertimbangkan
kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan, rasio
jumlah dengan mahasiwa dan anggaran. Atas pertimbangan pada setiap
rencana/ kegiatan akan diberi tanda sebagai berikut :
PI = rencana harus dilaksanakan sepenuhnya
P II = rencana dilaksanakan sejauh mungkin
P III = rencana dilaksanakan sesuai kemampuan biaya/waktu

Tabel 1
Perkiraan Jumlah Dosen (Preceptor) dan Jumlah Mahasiswa (Preseptee)

Tahun Akademik

2010/2011 2011/2012 2012/2013 2013/2014 2014/2015

Jumlah
Dosen 11 12 12 13 14
Akademik

Jml Dosen
5 8 8 10 10
Klinik

Jml
55 100 105 105 108
Mahasiswa

Rekuitmen
Dosen 0 2 2 2 1
Akademik

Rekruitmen
Dosen 2 1 2 2 2
Klinik

Rasio
Dosen
1:5 1:8 1:9 1:8 1:7
Akademik :
Mahasiswa

Rasio
Dosen
1 : 10 1 : 12 1 : 12 1 : 10 1 : 10
Klinik :
Mahasiswa

Strategi Pengembangan Dosen Klinik

Dalam mencapai komptensi mahasiswa program ners di tempat lahan


praktek maka STIK Stella Maris memiliki strategi untuk pengembangan dosen
klinik. Penyediaan dan pengembangan perawat pendidik klinik di rumah
sakit/institusi pelayanan kesehatan yang menjadi wahana praktik klinik bagi
mahasiswa keperawatan Program Ners STIK Stella Maris ditetapkan sesuai
dengan MoU antara STIK Stella Maris dan Lahan Praktek. Upaya pengembangan
dosen klinik sudah dilakukan yaitu dengan meningkatkan jenjang pendidikan
perawat di RS Stella Maris sebagai rumah sakit utama tempat praktik program
profesi Ners. Adapun mekanisme penetapan dosen klinik berdasarkan kriteria
sebagai berikut :

Kriteria:
1 Adanya mekanisme atau tata cara penetapan tenaga pembimbing klinik
Keperawatan yang ditetapkan bersama oleh rumah sakit dan institusi
pendidikan
2 Adanya persyaratan/ kriteria kompetensi atau latar belakang pendidikan dan
atau sertifikat kompetensi tenaga pembimbing klinik keperawatan
3 Adanya uraian tentang tanggung jawab tenaga pembimbing klinik
keperawatan terhadap peserta praktik klinik
4 Adanya kewenangan tenaga pembimbing klinik keperawatan dalam
melakukan bimbingan
5 Adanya kejelasan hak-hak tenaga pembimbing klinik keperawatan
6 Adanya Surat Keputusan yang menetapkan tenaga pembimbing klinik
keperawatan dari rumah sakit sebagai dosen luar biasa atau dosen tidak
tetap dari pimpinan institusi pendidikan.
7 Adanya Surat Keputusan Direktur RS yang menetapkan dosen dari institusi
pendidikan sebagai pembimbing klinik keperawatan di rumah sakit.
8 Adanya perencanaan program pengembangan tenaga pembimbing klinik
keperawatan untuk mengikuti pendidikan, pelatihan, seminar dll.

Tugas Dosen Klinik


Dalam melaksanakan tugasnya, perawat pendidik klinik mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1. Merencanakan kerangka kerja pembelajaran praktik klinik yang terstruktur
bagi mahasiswa dalam rangka mencapai target kompetensi yang ditetapkan
2. Mempersiapkan kasus, jenis pelayanan keperawatan, fasilitas dan
lingkungan pembelajaran klinik sesuai tujuan pembelajaran.
3. Memfasilitasi mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah dan ketrampilan berfikir kritis dalam pembelajaran klinik sesuai
dengan kompetensi yang ditetapkan
4. Memberikan dukungan professional dan dorongan semangat dalam rangka
mengatasi stress lingkungan klinik dan kecemasan akan performance klinik
peserta didik selama proses pembelajaran praktik
5. Mengobservasi penampilan mahasiswa secara objektif dan memberikan
umpan balik yang objektif
6. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran praktik mahasiswa secara
berkesinambungan
7. Berperan sebagai model peran, inovator dalam pelayanan keperawatan
8. Berperan memberikan rekomendasi pada RS yang berhubungan dengan
pendidikan dan pelayanan keperawatan
9. Membangun budaya kerja yang kondusif

Monitoring dan Evaluasi Dosen Klinik

Sistem monitoring dan evaluasi dosen klinik keperawatan bertujuan


untuk menilai kinerja atau prestasi tenaga pembimbing klinik keperawatan
dalam melaksanakan tugasnya sebagai dosen klinik keperawatan.
Kriteria:
1 Adanya Instrumen evaluasi kinerja tenaga pembimbing klinik keperawatan
yang dipahami oleh tenaga pembimbing tersebut.
2 Adanya presensi pembelajaran yang diisi oleh tenaga pembimbing klinik
keperawatan dan peserta didik di rumah sakit
3 Adanya bukti-bukti proses pembelajaran : misalnya portofolio peserta didik,
nilai-nilai peserta didik, anekdot dll.
4 Adanya bukti keberhasilan pencapaian kompetensi oleh peserta didik.
5 Adanya tim kredensial yang menilai kinerja tenaga pembimbing klinik
keperawatan dalam pembelajaran klinik dengan menggunakan instrumen
yang jelas dan dilakukan secara berkala, minimal satu tahun akademik sekali.
IV. PENDANAAN
Pada bagian ini perlu disampaikan evaluasi terkait dengan Manajemen Finansial dan Aspek
Keberlanjutan.

4.1. MANAJEMEN FINANSIAL


(maksimum 12 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)
ASPEK KUALITATIF 1. Berikan penjelasan tentang kebijakan, regulasi, panduan, dan SOP dari
manajemen keuangan di institusi pengusul khususnya terkait dengan (a)
penganggaran, (b) pengelolaan/pemanfaatan, dan (c) pencatatan terhadap:
Kebutuhan investasi
Biaya operasional
Biaya pemeliharaan
Biaya pengembangan
Biaya taktis dan strategis lainnya
2. Berikan penjelasan tentang keefektifan dan keefisienan manajemen keuangan
di institusi pengusul terkait dengan hasil audit.
3. Berikan penjelasan terhadap sumber dana yang akan dicari untuk menunjang
penyelenggaraan program studi baru terkait dengan analisis cash flow selama
lima tahun pertama penyelenggaraan program studi secara komprehensif,
bukan hanya dana operasional tetapi juga menyangkut:
Sumber dana investasi
Sumber dana yang berkelanjutan bukan SPP
Kontribusi peserta didik (dapat berupa SPP)
Sumber dana lainnya
Penjelasan :
4.1. Kebijakan Pendanaan
Kebijakan Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Stella Maris
dijabarkan dalam Renstra STIK Stella Maris 2008-2013 yaitu :

4.1.1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan


melalui
1. Mengimplementasikan sistem akuntansi yang akuntabel
2. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
meliputi neraca, laporan perubahan aktiva bersih dan laporan arus kas
4.1.2. Mengendalikan pengeluaran keuangan melalui :
1. Pengeluaran anggaran berdasarkan anggaran dan program kerja
2. Restrukturisasi aset yang tidak produktif
3. Pengeluaran anggaran sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien
4.1.3. Memaksimalkan penerimaan anggaran melalui :
1. Menerapkan prinsip cost recovery (tidak deficit)
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kontribusi dana
pengembangan pendidikan
3. Menerapkan pengembangan usaha yang berorientasi pada kebutuhan
seperti pelayanan Fotocopy bagi mahasiswa, Asrama, Kantin, dan
Koperasi.

4.2. Pengelolaan Pendanaan


Pendanaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris mengacu pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Senat STIK Stella Maris beserta dengan Wakil Ketua II (Bagian
Admisitrasi Umum dan Keuangan) setiap tahunnya membuat Rencana Anggaran
Program Kerja Tahunan yang disusun sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu
sesuai dengan Standar Pembiayaan yang terdiri atas biaya investasi, biaya
operasional dan biaya personal.

Adapun komponen dari masing-masing biaya tersebut adalah sebagai berikut :


4.2.1. Biaya Investasi
1. Penyediaan Sarana Prasarana terdiri dari :
a. Penyediaan Sarana Perkuliahan
b. Penyediaan Peralatan laboratorium
c. Penyediaan Buku Perpustakaan
d. Penyediaan Sarana Perkantoran
e. Penyediaan Sarana Kegiatan Mahasiswa
f. Penyediaan Sarana Olah Raga & Kesenian
g. Biaya Investasi Kendaraan
h. Penyediaan Instalasi
2. Pengembangan Sumberdaya manusia
a. Biaya Kursus/Pelatihan Dosen
b. Biaya Kursus/Pelatihan Non Dosen & Struktural
c. Biaya Pendidikan Lanjut Dosen
d. Biaya Pendidikan Lanjut Non Dosen
3. Modal Kerja Tetap
4.2.2. Biaya Operasional
1. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji
a. Gaji & Tunjangan Pegawai
b. Biaya Kesejahteraan Pegawai
2. Bahan atau kegiatan habis pakai
3. Bahan operasional pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, assuransi dan lain sebagainya.
4.2.3. Biaya Personal
1. Biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan
a. Biaya Proses belajar mengajar (PBM)
b. Biaya Penunjang PBM
c. Biaya Kegiatan Kemahasiswaan
d. Biaya Kelengkapan Kemahasiswaan

4.3. Sumber Pendanaan dan Pemanfaatan


Dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga mampu mewujudkan para
lulusan yang bermutu, tidak hanya tenaga pengajar yang berkualitas, tetapi perlu
didukung dengan sumber daya yang cukup melalui manajemen keuangan yang
handal, sehingga proses kegiatan akademik dalam pengembangan tugasnya dapat
berjalan dengan baik.

Sumber - sumber dana yang dapat digali sesuai dengan Peraturan


Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi pasal 3, dalam
pemenuhan untuk anggaran biaya untuk kegiatan operasional penyelenggaraan
pendidikan maupun untuk dana pengembangan sarana dan prasarana dari :

1. Badan Pendiri dan Pengurus Yayasan Ratna Miriam


2. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)
3. Biaya masuk seleksi
4. Biaya yang dihitung dari beban studi
5. Hasil kerja sama dan pelayanan jasa
6. Para donatur dan simpatisan
7. Usah-usaha yayasan lainnya yang sifatnya tidak mengikat
Sumber dana dan fasilatas dari Yayasan Ratna Miriam merupakan hibah
yang sangat besar utamanya bagi Program Studi S-1 Keperawatan, sebab
penyelenggaraan pendidikan dibutuhkan fasilitas dan dana operasional yang relatif
besar, sedangkan biaya pendidikan mahasiswa dari program studi SI Keperawatan
yang diambil melalui SPP dari orang tua mahasiswa masih belum diterima secara
utuh dan relatif sangat kecil. Dengan demikian untuk sementara pihak yang paling
bertanggung jawab untuk masalah biaya operasional dalam awal keberadaannya SI
Keperawatan adalah Yayasan Ratna Miriam, hal ini sangat diperlukan untuk
mendukung terhadap pembinaan dan perkembangan lembaga pendidikan ini baik
sekarang maupun yang akan datang.

4.3.1. Sarana dan Prasarana


Pada saat ini Yayasan Ratna Miriam, dalam menyelenggarakan jenjang
pendidikan tinggi terlebih dahulu selalu memperhatikan bobot kemampuan dan
mengutamakan kepada faktor prasarana penerapan keahlian dan tenaga edukatif
yang diharapkan mampu menjembatani dalam menyampaikan materi sesuai
dengan program studi yang diselenggarakan. Adapun sarana yang berbentuk fisik
dan kelengkapan perkuliahan lainnya secara bertahap terus dikembangkan sejalan
dengan standar kualitas yang terus berubah sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan pada setiap waktunya.

4.4. Alokasi dan Penggunaan Dana


Kebijakan alokasi dan penggunaan dana STIK Stella Maris dibuat dalam
Program Kerja dan Anggaran Tahunan. Penyusunan Program Kerja dan Anggaran
berdasarkan kebutuhan dan rencana pengembangan STIK Stella Marisdan
diselesaikan minimal 2 bulan sebelum tahun anggaran berakhir. Pengesahan
Program Kerja dan Anggaran dilakukan melalui mekanisme rapat senat pimpinan
STIK Stella Marisuntuk selanjutnya dipergunakan sebagai pedoman dan
implem,entasi kebijakan penggunaan anggaran.

Seluruh sumber dana yang tertuang dalam Program Kerja dan Anggaran
dialokasikan untuk membiayai kegiatan-kegiatan STIK Stella Maris yang meliputi
kegiatan tridarma perguruan tinggi dan unsur pengelolaan dan penunjang STIK
Stella Maris.

4.5. Sistem pengendalian Internal Keuangan


Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan STIK Stella
Marismelakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Perencanaan keuangan berpedoman pada Program Kerja dan


Anggaran
2. Realisasi anggaran direncanaan sesuai dengan kegiatan dalam Program
Kerja dan Anggaran dan merujuk pada system serta tata kelola
keuangan yang berlaku di STIK Stella Maris
4.6. Penetapan Biaya Pendidikan
4.6.1. Proyeksi Pembiayaan dan Aliran Dana
Biaya investasi pertama dalam proses pendirian Program Studi S-1
Keperawatan ini sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab dari pihak STIK Stella
Maris dan Yayasan Ratna Miriam sampai dengan kurun waktu tertentu, dimana
nantinya lembaga pendidikan inilah yang harus berusaha untuk membiaya
operasional kegiatan pendidikan dengan cara menggali semua potensi yang ada
baik dari pihak lembaga itu sendiri, mahasiswa maupun dari pihak - pihak lain yang
memiliki kepedulian dan tanggung jawab yang sama terhadap perkembangan dan
kemajuan dari Program Studi S-1 Keperawatan.

4.6.2. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP)


Dana sumbangan penyelenggaraan pendidikan berasal dari mahsiswa baru
dalam setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan dan ketetapan yang telah
ditetapkan oleh STIK Stella Maris dan Yayasan Ratna Miriam.

4.6.3. Penerimaan Dana SKS


Dana SKS merupakan biaya pendidikan yang harus dibayar oleh mahasiswa
selama mengikuti kegiatan pendidikan di program studi SI Keperawatan. Adapun
besarnya beban biaya yang harus dibayar oleh mahasiswa akan disesuaikan dengan
jumlah SKS yang di ambil oleh mahasiswa tersebut. Angka nominal untuk biaya
satu SKS pada mata kuliah yang diambil disesuaikan dengan ketentuan dan
ketetapan dari STIK Stella Marisdan Yayasan Ratna Miriam.

4.6.4. Uang Pendaftaran


Biaya pendaftaran diambil dari mahasiswa baru yang akan mengikuti
pendidikan, adapun beban biayanya yang harus dibayar pada saat pendaftaran
akan ditentukan oleh STIK Stella Maris dan Yayasan Ratna Miriam sesuai dengan
situasi dan kondisi yang berkembang pada setiap tahunnya dengan perkiraan akan
meningkat.

4.6.5. Pengeluaran Dana


Pengeluaran dana akan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketentuan yang
telah dibuat dalam rencana anggaran yang telah ditetapkan oleh pihak STIK Stella
Maris dan Yayasan Ratna Miriam. Adapun rencana anggaran yang dibuat biasanya
berlaku hanya untuk satu tahun anggaran dan apabila telah habis masa berlakunya
maka pihak Yayasan Ratna Miriam dan STIK Stella Marisbersama-sama membuat
rencana anggaran yang baru.

4.6.6. Gaji dan Honorarium Tenaga Pengajar (Dosen)


Ketentuan gaji dan honorarium tenaga pengajar di program studi SI
Keperawatan didasarkan atas 2 katagori yaitu dosen tetap dan dosen tidak tetap
dimana untuk dosen tetap akan menerima haknya sebagai dosen tetap dan juga
akan menerima honorarium mengajar sesuai dengan SKS mata kuliah yang
diberikannya, sedangkan untuk dosen tidak tetap hanya akan mendapatkan
honorarium dari kegiatan mengajarnya dengan besar honorarium yang akan
diterima tergantung kepada SKS mata kuliah yang disampaikannya. Angka Nominal
untuk gaji dan honorarium tenaga pengajar (dosen), baik dosen tetap maupun
dosen tidak tetap ditentukan oleh STIK Stella Marisdan Yayasan Ratna Miriam.

4.6.7. Anggaran Untuk Transport


Anggaran untuk transportasi diberikan sejumlah karyawan dan dosen tetap
dan tidak tetap.

4.6.8. Gaji Karyawan dan Tunjangan Pejabat Struktural


Gaji Karyawan dan tunjangan pejabat struktural didasarkan pada golongan
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kondisi lain yang berkembang.

4.6.9. Anggaran Mid Test (Ujian Tengah Semester)


Anggaran biaya untuk pelaksanaan Mid Test (Ujian Tengah Semester)
setiap tahun perkuliahan diperkirakan besarnya 75 % dari dana yang diterima dari
mahasiswa dan pemakaiannya disesuaikan dengan jumlah mata kuliah pada setiap
semesternya.

4.6.10. Anggaran Biaya Ujian Akhir Semester (UAS)


Besarnya anggaran biaya pelaksanaan UAS untuk setiap tahun perkuliahan
diperkirakan 75 % dari dana yang diterima dari mahasiswa yang mengikuti UAS dan
merupakan pembenahan operasional dari pihak lembaga.

4.6.11. Biaya Pembinaan Mahasiswa


Anggaran biaya kegiatan pembinaan mahasiswa diambil dari alokasi
anggaran yang ada pada bidang kemahasiswaan yang mana pada prosesnya tetap
menyesuaikan dengan ketentuan dan ketetapan yang diberlakukan oleh STIK Stella
Maris.

4.6.12. Anggaran Biaya Seleksi Mahasiswa Baru (PMB)


Anggaran Biaya untuk seleksi mahasiswa baru dan penyelenggaraan
Pengenalan Program Studi (PPS) pada dasarnya memiliki anggaran biaya dari dana
yang disetorkan oleh mahasiswa itu sendiri dan besarnya diperkirakan 75 % dari
dana pendaftaran.

4.6.13. Anggaran Biaya Kesekretariatan


Untuk kegiatan kesekretariatan yang didalamnya termasuk ATK, aktifitas
rapat-rapat, undangan-undangan, kegiatan koordinasi dan mobilitas lainnya akan
terus mengalami peningkatan dan perkembangan

4.6.14. Anggaran Biaya Pemeliharaan Fisik dan Peralatan


Anggaran biaya untuk pemeliharaan gedung, peralatan dan sarana lainnya
diperkirakan untuk tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya akan selalu
mengalami peningkatan yang rata-rata sebesar
20 % dari anggaran tahun sebelumnya.

4.6.15. Anggaran Biaya Pengabdian kepada Masyarakat


Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah
satu bentuk nyata dari Tri Darma Perguruan Tinggi yang secara khusus
diselenggarakan dengan alokasi dana yang telah ditentukan dan ditetapkan pada
setiap tahun anggaran dengan prakiraan dana yang selalu meningkat disesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan setiap tahunnya.

4.6.16. Anggaran Operasional Praktikum dan Pemeliharaan


Anggaran biaya untuk operasional praktikum dan pemeliharaan
diperkirakan sebesar 100 % dari biaya peserta praktikum.

4.6.17. Dana Sumbangan Pembinaan Pendidikan


Dana yang berasal dari SPP dan ditambah dari Yayasan Ratna Miriam
diperuntukan untuk mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana
yang mendukung terhadap kelancaran dan keberhasilan dari kegiatan akademik
dan program pendidikan di program studi SI Keperawatan.

4.7. Aspek Keberlanjutan Program Studi


Program Studi S-1 Keperawatan diharapkan mampu menjawab kebutuhan
sumber daya manusia yang handal di bidang keperawatan, baik milik pemerintah
maupun swasta serta dapat menyelenggarakan pelayanan keperawatan secara
mandiri.

Beberapa lahan kerja untuk lulusan Program Studi SI Keperawatan adalah:

1. Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta dalam dan luar negeri


2. Dinas Kesehatan (provinsi, kota dan kabupaten)
3. Puskesmas
4. Lembaga Pendidikan
Banyak negara-negara di dunia kekurangan tenaga kesehatan, hal ini
ditandai dengan banyaknya permintaan tenaga perawat dan tenaga Kesehatan
lainnya dari berbagai negara di dunia antara lain: Timur Tengah, Eropa, Asia dan
Amerika.

Penyerapan lulusan diatas baru sebatas di dalam negeri dan provinsi


Sulawesi Selatan, sedangkan untuk penyerapan di luar negeri hingga saat ini belum
terpenuhi salah satu kendala yang dihadapi adalah kemampuan berbahasa asing.

Data Keuangan 5 Tahun Terakhir tanpa Program Studi Baru


(dalam jutaan rupiah)
2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah Perolehan 2500 3200 3550 3700 4300
Dana Total
Sumber Dana Subsidi Subsidi Subsidi Subsidi Subsidi
Pembiayaan Yayasan, Yayasan, Yayasan, Yayasan, Yayasan,
mahasiswa mahasiswa mahasiswa mahasiswa mahasiswa
Belanja Investasi 580 2000 863 925 975
Belanja Operasional 1885 1950 2400 2405 2535
Biaya Pemeliharaan 435 450 345 370 390
ASPEK KUANTITATIF Analisis di atas tidak boleh hanya kualitatif sehingga harus didukung oleh data-data
yang mendukung terhadap pernyataan pada Aspek Kualitatif di atas.

4.2 ASPEK KEBERLANJUTAN


(maksimum 8 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)
ASPEK KUALITATIF Berikan analisis terhadap :
1. Jumlah kebutuhan lulusan dengan profil tersebut yang dibutuhkan pada
tingkat regional, nasional dan internasional;
2. Jumlah lulusan yang dihasilkan (oleh PS baru maupun PS sama yang
telah ada) dibandingkan dengan kebutuhan pasar dalam menyerap
lulusan;
3. Sumber peserta didik;
4. Keberlanjutan terkait dengan perkembangan bidang ilmu atau bidang
kajian saat ini dan 10 tahun ke depan dan keberadaan sumber peserta
didik. Untuk PS vokasi dan profesi perlu mencantumkan perkembangan
profesi yang relevan maupun rancangan keahlian yang akan dibentuk.
ASPEK KUANTITATIF Analisis di atas tidak boleh hanya kualitatif sehingga harus didukung oleh data-
data yang mendukung terhadap pernyataan pada Aspek Kualitatif di atas.

V. MANAJEMEN AKADEMIS
(maksimum 10 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)

ASPEK KUALITATIF Berikan penjelasan terhadap :


1. Prosedur pembukaan program studi baru di tingkat fakultas dan
institusi, peran eksekutif dan Senat Akademik dalam pembukaan
program studi.
2. Struktur organisasi dan manajemen penyelenggaraan program studi
yang diusulkan.
3. Jumlah mahasiswa baru yang dijanjikan untuk diterima dalam lima
tahun pertama dan mekanisme rekrutmennya.
4. Rencana pengembangan program studi baik untuk jangka pendek (1-3
tahun ke depan), jangka menengah (5-10 tahun kedepan) maupun
jangka panjang (15-25 tahun ke depan), bagaimana sumberdaya yang
ada akan dikelola dan dikembangkan tanpa mengganggu program studi
lain serta bagaimana mutu akademik program studi tersebut akan
dibina;
5. Dukungan kerjasama yang ada akan sangat membantu pengembangan
program studi dan/atau jurusan tersebut;
6. Prosedur penutupan program studi.

ASPEK KUANTITATIF Analisis di atas tidak boleh hanya kualitatif sehingga harus didukung oleh data-
data yang mendukung terhadap pernyataan pada Aspek Kualitatif di atas.
1. Prosedur pembukaan program studi baru di tingkat fakultas dan institusi, peran eksekutif dan Senat
Akademik dalam pembukaan program studi dijelaskan sebagai berikut:
Langkah pembukaan program pendidikan Ners dilakukan sebagai berikut:
a. Dilakukan rapat koordinasi program studi S1 Keperawatan STIK Stella Maris yang di pimpin oleh
Ketua STIK, Wakil Ketua Bidang Akademik, Ketua Program Studi dengan peserta semua
koordinator kurikulum, evaluasi, praktek, pengembangan, disampaikan bahwa mahasiswa
angkatan I kelas reguler sudah waktunya untuk mengikuti pendidikan program profesi perawat.
b. Ketua STIK Stella Maris mengadakan rapat koordinasi untuk membahas permohonan ijin
pembukaan pendidikan profesi Ners. Ketua STIK juga berkonsultasi dengan Tim Visitor AIPNI
waktu melakukan visitasi ke STIK Stella Maris pada tanggal 17-18 Juni 2010.
c. Selanjutnya dibentuk Tim Persiapan Perijinan Pembukaan pendidikan profesi Ners (susunan
panitia terlampir).
d. Tim Panitia Persiapan melakukan pengkajian dalam bentuk studi kelayakan, tujuan, kompetensi,
syarat pelaksanaan, materi praktek pendidikan profesi Ners., Tempat pelaksanaan pendidikan
profesi, SDM Instruktur dan nilai anggaran kegiatan pendidikan profesi Ners., format evaluasi,
dan bentuk penerbitan Ijazah, sumpah profesi ners.
e. Dilakukan pengusulan dengan mengisi Dokumen lengkap untuk di usulkan kepada Direktur
Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas RI.
2. Struktur organisasi dan manajemen penyelenggaraan program studi yang diusulkan.
1. Susunan Pejabat Struktural STIK Stella Maris Makassar :
a. Ketua : Rosdewi, SKp.MSN
b. Wkl Ketua I Bid. Akademik & : Henny Pongantung S.Kep.Ns.MSN
Kemahasiswaan
c. Wakil Ketua II : Sr. Marcelina Aliks, JMJ.
d. Ka. Prodi S-1 Keperawatan : Imelda Appulembang,BSN,MSN.
e. Penanggungjawab Prog. Profesi Ners : Sethiana Dewi Ruben S.Kep.,Ns
f. Bagian Keuangan : Veronika, AMd
g. Ka. LPPM : Vitus Waim SKM.
h. Ka. Unit Laboratorium : Serlina Sandi S.Kep., Ns
i. Ka. Unit Perpustakaan : Siprianus Abdu, S,Si.S.Kep

3. Jumlah mahasiswa baru yang dijanjikan untuk diterima dalam lima tahun pertama dan mekanisme
rekrutmennya dijelaskan secara detail pada tabel di bawah:

No. JUMLAH MAHASISWA PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN NERS SETIAP TAHUN


2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. - 101 130 140 150 100 100

4. Rencana pengembangan program studi baik untuk jangka pendek (1-3 tahun ke depan), jangka
menengah (5-10 tahun kedepan) maupun jangka panjang (15-25 tahun ke depan), bagaimana
sumberdaya yang ada akan dikelola dan dikembangkan tanpa mengganggu program studi lain serta
bagaimana mutu akademik program studi tersebut akan dibina;

No TAHUN PROGRAM KERJA


1. Jumlah

2. 1. 2010 1. Penambahan jumlah tenaga Dosen


5. dan Peningkatan 5 Orang Dosen baru;
2013 pendidikan berkelanjutan melalui Tugas atau Ijin Belajar 5 OrangTubel ke S2;
3. 2. Pelaksanaan Program Pendidikan profesi ners 2 Orang Tubel ke S3 .
4.

2. 2014- 3. Pelaksanaan Program Studi Ilmu Keperawatan (S1) Pengembangan SDM;


2016 4. Akreditasi BAN PT Untuk S1 Keperawatan target sarana; fasilitas belajar;
minimal nilai B IT; AVA; Laboratorium;
Perpustakaan e-
6. learning dan kerjasama
3. 2016- 5. Pelaksanaan Program Pascasarjana (S2) keperawatan kemitraan lahan
2020 6. Peningkatan kualitas dan kuantitas dengan standard 1). praktek sesuai
Growth organisasi; Satisfaction stackholder dan kebutuhan
profitabilitas jasa

7. Dukungan kerjasama yang ada akan sangat membantu pengembangan program studi dan/atau
jurusan tersebut;

No TAHUN PROGRAM KERJASAMA8. Jumlah

1. 2011 1. Kerjasama organisasi dengan PPNI 1


2. Kerjasama organisasi dengan AIPNI 1
3. Kerjasama organisasi dengan PT Binawan Inti Utama selaku 1
pengerah tenaga perawat ke Luar Negeri
4. Kerjasama organisasi dengan Rumah Sakit Tipe B sebagai lahan 3
Praktek
5. Kerjasama organisasi dengan Rumah Sakit Tipe A sebagai lahan 1
praktek
6. Dinas Kesehatan kab./ Kota sebagai lahan praktek Puskesmas 4
dan di masyarakat
7. Kerjasama organisasi dengan Dinsos sebagai lahan praktek 1
gerontik
8. Kerjasama organisasi dengan Rumah Sakit Jiwa sebagai lahan 1
praktek Departemen Jiwa
9. Kerjasama organisasi dengan Diknas sebagai lahan praktek 4
Departemen Anak untuk deteksi dini tumbuh kembang
10. kerjasama dengan Rumah Sakit Carolus Jakarta sebagai lahan 1
praktek.
11. Kerjasama dengan Rumah Sakit Immanuel Bandung sebagai 1
lahan praktek
12. Kerjasama dengan FIK (S1 dan S2) Keperawatan Universitas 1
Indonesia untuk peningkatan kualitas
2. 2012 1.pengembangan kerjasama dengan Rumah Sakit Internasional di
Siloam sebagai lahan praktek dan magang kerja
2. Kerjasama dengan Institusi pendidikan Keperawatan di Luar
Negeri untuk peningkatan kualitas lulusan secara global
3. 2013 Pengembangan kerjasama sesuai kebutuhan baik untuk praktek,
magang maupun pengiriman tenaga lulusan

9. Prosedur penutupan program studi.


Langkah penutupan program pendidikan Ners bila dilakukan menggunakan prosedur sebagai
berikut:
a. Dilakukan rapat koordinasi di Program Studi Ilmu Keperawatan (S.1) yang di pimpin oleh Ketua
Program Studi dengan peserta semua koordinator kurikulum, evaluasi, praktek, dan
pengembangan, disampaikan apabila tidak ada peminat yang mengikuti program pendidikan
profesi perawat, disampaikan kepada Ketua Yayasan.
b. Dikonsultasikan Ketua Program Studi kepada Ketua STIK Stella Maris , untuk dibahas dalam
Rapat Senat STIK Stella Maris. Hasil keputusan rapat senat fakultas diusulkan ke Yayasan Ratna
Miriam.
c. Ketua STIK mengundang Senat Akademik untuk membahas penutupan program pendidikan
profesi Perawat Ners.
Hasil keputusan Senat Akademik Disampaikan kepada Kopertis Wilayah IX dan Kementerian Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk diusulan penutupan program pendidikan ners.

VI. SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL


Menyampaikan SPMI PT sesuai dengan format terlampir (LAMPIRAN SPMI PT).
6.1. Komitmen dan kebijakan mutu STIK Stella Maris
Penjaminan mutu akademik adalah kegiatan penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan
tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan
pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi sendiri secara berkelanjutan (continuous improvement),
sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 50 ayat (6) UU.Sisdiknas juncto Pasal 91 PP.No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Mutu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara penyelenggaraan perguruan tinggi dengan SNP,
maupun standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri berdasarkan visi dan kebutuhan dari para
pihak yang berkepentingan (stakeholders). Dengan demikian, terdapat standar mutu perguruan tinggi yang:
ditetapkan oleh Pemerintah (government);
disepakati bersama di dalam perguruan tinggi (vision) ;
dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Sistem Penjaminan mutu internal di perguruan tinggi adalah kegiatan penetapan dan pemenuhan
standar nasional pendidikan dan standar yang melampaui SNP secara konsisten dan berkelanjutan,
sehingga stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta
pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasan . Saat ini STIK Stella Maris masih memproses
adanya lembaga penjaminan mutu internal. Adapun konsep penjaminan mutu yang kan dikembangkan
oleh STIK Stella Maris meliputi rangkaian sebagai berikut :
Manajemen kendali mutu dari system penjaminan mutu internal STIK Stella Maris memperhatikan mutu
berkelanjutan mengadopsi dari Continuous Improvement (Kaizen), Sustaible dan Quality.

Garis besar rancangan penyusunan SPMI yang akan dikembangkan di STIK Stella Maris adalah sebagai
berikut :

6.1.1. Tujuan
Memelihara dan meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous
improvement), yang dijalankan oleh perguruan tinggi secara internal untuk memenuhi SNP, mewujudkan
visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan
Tinggi .
6.1.2. Stategi
1. STIK Stella Maris menggalang komitmen menjalankan sistem penjaminan mutu internal
perguruan tinggi sesuai dengan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi
oleh Ditjen. Dikti
2. STIK Stella Maris menetapkan sendiri standar mutu yang melampaui SNP berdasarkan visinya
3. STIK Stella Maris menetapkan dan menjalankan organisasi dan mekanisme kerja sistem
penjaminan mutu internal
4. STIK Stella Maris melakukan benchmarking mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan
(dalam/luar negeri)

6.1.3. Standar Penjaminan mutu internal yang akan dikembangkan


1. Kurikulum
2. Proses pembelajaran
3. Kompetensi lulusan
4. Pendidik dan tenaga kependidikan (SDM)
5. Sarana dan prasarana
6. Pengelolaan
7. Pembiayaan
8. Penilaian Pendidikan
9. Penelitian dan publikasi
10. Pengabdian kepada masyarakat
11. Manajemen lembaga (institutional management)
12. Sistem informasi
13. Kerjasama dalam dan luar negeri

6.2. Pelaksanaan Penjaminan Mutu


Pelaksanan penjaminan mutu secara komprehensif sebenarnya telah dilakukan seperti melallui
kegiatan yang terkait dengan penjaminan mutu yaitu :
1. Kinerja manajemen dilakukan pengawasan oleh unit kerja dalam jalur tanggungjawab berdasarkan
program kerja dan anggaran STIK Stella Maris. Kegiatan-kegiatan manajemen disusun melalui
perencanaan program kerja tahunan dan dilakukan evaluasi setiap 4 kali dalam satu tahun
anggaran.
2. Kurikulum dan proses pembelajaran selalu direncanakan dalam setiap awal semester serta
dievaluasi dua kali dalam semester. Monitoring dan evaluasi tergambar dalam agenda tahunan
kalender akademik. Penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap awal semester ganjil dalam tingkat
internal, dan apabila diperlukan perbaikan diselenggarakan lokakarya untuk penyempurnaaan
kurikulum dengan melibatkan stakeholder, user dan akademisi. Untuk evaluasi pembelajaran dosen
dievaluasi dengan menggunakan software EDOM (evaluasi dosen oleh Mahasiswa) yang
dikembangkan oleh STIK Stella Maris.
3. Dosen dan tenaga penunjang. Pelaksanaan penjaminan mutu dosen berorientasi pada peningkatan
kualitas dan kompetensi. Kinerja dosen dalam pengajaran dievaluasi berdasarkan EDOM, penilaian
kinerja dosen dinilai oleh atasan langsung dalam unit kerja setiap semester. Dosen STIK Stella Maris
dikelompokkan dalam devisi kompetensi sesuai kualifikasi dan latar belakang pendidikan,
pengalaman dan peminatan dalam program studi. Dari devisi inilah dosen dikembangkan dalam
pemantapan kompetensi apabila ada workshop, seminar dan pelatihan. Tenaga penunjang dibina
dan dinilai oleh unit kerja BAUK dan BAAK, pelaksanaan kinerja berdasarkan SOP yang ada dalam
unit kerja tersebut.
4. Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Kegiatan tersebut dikelola oleh unit kerja LPPM
STIK Stella Maris dimana semua komponen kegiatan direncanakan dalam program kerja dan
anggaran tahunan LPPM dalam STIK Stella Maris.unsur kegiatan Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat dosen direncanakan dalam bentuk rencana kerja dosen yang diusulkan setiap awal
semester gasal/genap dan dievaluasi setiap akhir program.
5. Sarana dan prasarana. Pelaksanaan jaminan mutu mulai dari mekanisme pengadaaan abrang,
manajemen aset, monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala dibawah unit kerja BAUK.
6. Keuangan. Pengelolaan keuangan secara terpadu dan terpusat untuk komponen pendanaan. Unit
kerja membuat pengajuan anggaran sesuai kebutuhan unit kerja dan berdasarkan program kerja
dan anggaran unit kerja sesuai dengan program kerja dan angggaran STIK Stella Maris. Monitoring
dan evaluasi dilakukan oleh audit internal dan eksternal.

6.2.1. Mekanisme Penetapan Standar Mutu SDM STIK Stella Maris


1. Rekrutasi
2. Masa Percobaan
3. Perjanjian Kerja
4. Penilaian Prestasi Kerja
5. Mutasi, Promosi, Demosi
6. Waktu Kerja
7. Kerja Lembur & Cuti
8. Penghasilan & Penghargaan
9. Jaminan Sosial & Kesejahteraan
10. Pengembangan & Pembinaan
11. Keselamatan & Kesehatan Kerja
12. Disiplin
13. Perjalanan Dinas
14. Pengakhiran Hubungan Kerja

6.3. Standar Operasi prosedur


Dalam beberapa kegiatan program studi dan unit kerja STIK Stella Maris menerapkan Standar Operasi
prosedur yang sebagian tertuang dalam aras unit kerja dan sebagian SOP dalam aturan Surat
Keputusan Ketua STIK Stella Maris.
Beberapa SOP dalam aras STIK Stella Maris :
No Unit Kerja SOP
1 Bagian Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) 1. Penerimaan Mahasiswa baru
2. Pelayanan administrasi akademik dan
kemahasiswaan
2 Bagian Umum dan Keuangan (BAUK) 1. Pengadaan barang
2. inventarisasi aset STIK Stella Maris
3. Administrasi surat masuk keluar
4. Rekruitmen dosen dan non akademik
5. Penilaian kinerja dosen dan non akademik
6. laporan keuangan
7. penerimaan dan alokasi biaya pendidikan
8. penerimaan biaya operasional pendidikan

6.4. Monitoring dan Evaluasi serta rencana perbaikan mutu


Kegiatan monitoring dan evaluasi STIK Stella Maris merupakan kegiatan pengawasan terhadap proses
penyelenggaraan pendidikan di STIK Stella Maris. Monitoring dan evaluasi meliputi pencapaian
program, kinerja pelaksanaan program, keuangan dan administrasi.

VII. KESIMPULAN
(maksimum 3 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)

ASPEK KUALITATIF Berikan kesimpulan berupa analisis yang komprehensif yang minimal berisi
penjelasan bagaimana program studi dan atau jurusan yang diusulkan akan
memenuhi kebutuhan yang ada, gambaran mengenai kelemahan-kelemahan
dan kekuatan dari program-program studi serta tantangan umum yang akan
dihadapi di masa depan, serta bagaimana program studi dan/atau jurusan akan
memposisikan diri untuk menghadapi tantangan tersebut dengan menggunakan
kekuatan yang ada dan memperhitungkan kelemahan yang ada.

Pembukaan Program Studi Profesi Ners STIK Stella Maris merupakan suatu program untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga perawat yang profesional serta untuk membantu
pemerintah dalam mengisi dan melaksanakan pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan
kesehatan yang tiada lain guna mencerdaskan bangsa Indonesia pada umumnya dan yang terutama
mampu menciptakan sumber daya manusia kesehatan yang handal dan profesional.

Adapun hasil analisis dari studi kelayakan terhadap rencana pembukaan program studi Profesi
Ners pada 3 aspek, yaitu :

A. Aspek Akademik dan Administrasi


Aspek akademik dan administrasi merupakan komponen utama yang menjadi bagian tak
terpisahkan dalam proses kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan tinggi. Oleh karena itu
menciptakan kondisi mekanisme yang mampu selaras, seiring dan sejalan antara dua komponen
tersebut adalah merupakan tugas utama semua komponen sivitas akademika, agar proses dan tujuan
pendidikan tinggi sebagaimana yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dapat diwujudkan dalam
realitas yang sebenarnya.

Proses pengambilan keputusan untuk dapat menyelenggarakan program, telah mengacu pada
persyaratan-persyaratan yang telah menjadi ketentuan dan ketetapan dari pemerintah dalam hal ini
adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian
Perguruan Tinggi.

Fasilitas minimal yang ditetapkan dalam peraturan tersebut oleh para penyelenggara dalam hal
ini Yayasan Ratna Miriam dan STIK Stella Maris akan disiapkan dan akan disempurnakan dalam jangka
waktu yang relatif singkat. Adapun untuk rencana pengembangan dan penyempurnaan sarana dan
prasarana yang akan mendukung kelancaran dan kemudahan dalam proses kegiatan akademik profesi.

Prasarana lain yang dapat menjadi pendukung dalam kelancaran dan kemudahan proses
kegiatan akademik dan program studi adalah fasilitas yang berbentuk kerjasama dengan beberapa pusat
pelayanan kesehatan, baik negeri maupun swasta seperti rumah sakit dan puskesmas yang nantinya
dapat memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dalam menerapkan teori yang telah didapatkan
langsung kepada orang yang membutuhkannya di lapangan melalui praktek belajar lapangan.

Semua pejabat struktural maupun staf administrasi akan ditetapkan oleh pihak Yayasan Ratna
Miriam dan STIK Stella Maris. Demikian pula dalam aturan penetapan dosen tetap dan dosen tidak tetap
(Iuar biasa) akan ditetapkan oleh pihak Yayasan Ratna Miriam dan STIK Stella Maris.

B. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan salah satu bagian penting yang harus ada dan disiapkan dalam
proses penyelengaraan pendidikan. Oleh karena itu untuk mendukung terselenggaranya program studi
maka pihak Yayasan Ratna Miriam sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap keberadaan
lembaga pendidikan ini telah siap untuk membantu memberikan sokongan dana pada awal tahun
pendirian lembaga pendidikan ini sampai waktu tertentu dimana nantinya program studi mampu
mengadakan dana sendiri untuk biaya operasional kegiatan akademiknya.

Adapun untuk selanjutnya biaya operasional kegiatan akademik dan program studi akan diambil
dengan menggali potensi yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan,
mahasiswa sebagai peserta didiknya dan pihak-pihak lain yang sifatnya tidak mengikat. Adapun besarnya
anggaran dana yang dibutuhkan pada setiap kegiatan akademik dan pelaksanaan program pendidikan
akan selalu diadakan kajian dan revisi-revisi seperlunya. Dan untuk proyeksi anggaran yang dibutuhkan
pada setiap tahun anggaran diperkirakan akan selalu mengalami kenaikan yang tentunya harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi dilapangan.

C. Aspek pemenuhan kepentingan masyarakat dan pembangunan


Pengembangan kesehatan dengan titik awal dari pendidikan kesehatan merupakan langkah
yang cukup strategis, karena proses pendidikan dalam bidang laboratorium merupakan proses
penyadaran dan penemuan diri sebagai insan kesehatan yang memiliki kematangan dalam bertindak
dan berfikir, bertindak dan berfikir sebagai tenaga profesional di bidang kesehatan, sehingga pada
akhirnya mampu menjawab berbagai tantangan dalam kehidupan pribadi maupun profesionalismenya.

Dalam kenyataan yang terjadi pada saat ini ada kecenderungan masyarakat sudah mulai
menyadari akan pentingnya menggunakan pelayanan dan jasa dari tenaga-tenaga profesional di segala
bidang, khususnya di bidang kesehatan. Masyarakat mulai merespon dengan baik akan fungsi dan peran
tenaga profesional di bidang kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

Kondisi masyarakat inilah yang menyakinkan pihak Yayasan Ratna Miriam dan STIK Stella Maris
untuk menyelenggarakan Program Profesi Ners yang diharapkan akan lahir insan-insan kesehatan yang
bermutu, berkualitas dan mempunyai dedikasi tinggi terhadap profesinya. Agar tercapai harapan
tersebut pihak penyelenggara program studi SI Keperawatan akan selalu konsisten untuk melakukan
pembenahan disegala sektor yang mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan akademik dan
pelaksanaan program pendidikan.

Dalam usaha peningkatkan mutu pendidikan kesehatan di STIK Stella Maris khususnya Program
Studi S-1 Keperawatan ini, pihak penyelenggara akan selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan
Direktorat Pendidikan Tinggi melalui Kopertis Wilayah Jawa Barat dan AIPNI selalu Asosiasi Perguruan
Tinggi Ners Indonesia

Demikian, Studi Kelayakan ini disusun berdasarkan Surat Keputusan nomor 108/DIKTI/Kep/2001
tentang Pedoman Pembukaan Program Studi dan PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang terdiri atas : 1) Pendahuluan yang menyangkut aspek kemanfaatan dan keunggulan
dan aspek spesifikasi ; 2) KURIKULUM yang mencakup road map keilmuan dan keahlian; rancangan
kurikulum; dan sistem pembelajaran; 3) Sumber daya yang mencakup aspek sumber daya manusia dan
sarana prasarana; 4) Pendanaan yang mencakup aspek manajemen finansial dan aspek keberlanjutan;
5) Manajemen akademis; 6) Sistem penjaminan mutu; dan 7)Kesimpulan. Selanjutnya, diharapkan agar
usulan ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pemberian ijin penyelenggaraan Program Profesi Ners
S.1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar.

Mengetahui, Makassar, Juni 2011

Ketua Ketua

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Yayasan Ratna Miriam

Rosdewi, SKp, MSN Sr. Yuliana Mbolosi


Instrumen Evaluasi Diri
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi
2009

o Nama Perguruan Tinggi : STIK STELLA MARIS MAKASSAR


o Alamat Perguruan Tinggi : JL. MAIPA NO. 19 MAKASSAR
o Nama Pemimpin Perguruan Tinggi : ROSDEWI, SKp, MSN
o Jumlah Program Studi :

D1 : _______ D2 : _______ D3 :1 D4 : _______


Sp1 : _______ Sp2 : _______ Sp3 : _______
S1 :1 S2 : _______ S3 : _______

PENGANTAR

Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2003 oleh Direktorat Akademik (dh.Direktorat Pembinaan
Akademik dan Kemahasiswaan), Ditjen.Dikti., Depdiknas, kegiatan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) di
perguruan tinggi pada saat ini telah berlangsung selama enam tahun. Dalam kurun waktu itu tentu telah
berkembang berbagai variasi implementasi Penjaminan Mutu, baik pada tingkat perguruan tinggi maupun
pada tingkat Nasional.
Sejak peluncuran kegiatan Penjaminan Mutu di perguruan tinggi dianut prinsip bahwa Direktorat Akademik
hanya memberikan inspirasi tentang Penjaminan Mutu, sedangkan implementasinya harus mampu
dilakukan sendiri oleh setiap perguruan tinggi sesuai dengan sejarah, budaya, kapasitas, dan visi serta misi
perguruan tinggi yang bersangkutan. Oleh karena itu, pada saat ini tentu telah terdapat sejumlah praktek
baik (good practices) dari berbagai perguruan tinggi yang telah mengimplementasikan kegiatan Penjaminan
Mutu.
Sementara itu, pada tahun 2006 telah selesai disusun secara Nasional suatu sistem yang menyinergikan
kegiatan EPSBED, Penjaminan Mutu, dan Akreditasi Perguruan Tinggi, yang semuanya bertujuan menjamin
mutu perguruan tinggi di Indonesia. Sistem tersebut dinamakan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
atau disingkat SPM-PT. Di dalam SPM-PT, kegiatan EPSBED akan dikembangkan menjadi suatu Pangkalan
Data Perguruan Tinggi (PDPT), sedangkan kegiatan Penjaminan Mutu dan Akreditasi masing-masing disebut
sebagai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
Instrumen evaluasi diri ini merupakan instrumen yang bertujuan mengevaluasi implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
Pada tahun 2008 Direktorat Akademik Ditjen Dikti telah menyebarluaskan Instrumen Evaluasi Implementasi
SPMI dan telah diisi oleh 387 perguruan tinggi. Berdasarkan desk evaluation telah terpilih 127 dari 387
perguruan tinggi tersebut untuk menjalani site verification dan technical assistance. Akhirnya, dihasilkan 68
dari 127 perguruan tinggi yang memiliki praktek baik (good practices) dalam SPMI.
Pada tahun 2009 praktek baik implementasi SPMI di berbagai perguruan tinggi diyakini telah semakin
meningkat. Agar peningkatan implementasi SPMI dapat dipetakan, Direktorat Akademik menyebarluaskan
instrumen evaluasi diri ini untuk diisi dengan data dan informasi tentang implementasi SPMI oleh semua
perguruan tinggi, kecuali 68 perguruan tinggi yang disebutkan di atas. Dari hasil pemetaan tersebut akan
dipilih sekitar 120 perguruan tinggi yang akan divisitasi oleh Tim dari Direktorat Akademik. Bersamaan
dengan visitasi tersebut akan dilakukan technical assistance (TA), sehingga perguruan tinggi tersebut
terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil pemetaan dan visitasi, Direktorat
Akademik akan menetapkan sekitar 60 perguruan tinggi yang telah mengimplementasikan SPMI dengan
baik, sehingga dapat digunakan sebagai praktek baik oleh perguruan tinggi lain.
Untuk memperoleh data dan informasi tentang implementasi SPMI perguruan tinggi di Indonesia,
Direktorat Akademik menyelenggarakan kembali Program Evaluasi Implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Internal Perguruan Tinggi 2009.
Komposisi Pernyataan
Kelompok Pernyataan A: Kebijakan SPMI PT : 10 pernyataan
Kelompok Pernyataan B: Manual SPMI PT : 5 pernyataan
Kelompok Pernyataan C: Standar dalam SPMI PT : 46 pernyataan
Kelompok Pernyataan D: Implementasi SPMI PT : 10 pernyataan
Kelompok Pernyataan E: Peningkatan berkelanjutan SPMI PT : 7 pernyataan

Petunjuk Pengisian
1. Lingkari atau centang pada YA jika pernyataan sesuai dengan kenyataan atau TIDAK jika pernyataan
tidak sesuai dengan kenyataan
2. Beri uraian pada pernyataan yang terbuka (jika tidak dapat dijelaskan dengan YA dan TIDAK).

A. KEBIJAKAN SPMI PERGURUAN TINGGI

No Pernyataan Konfirmasi
1 PT kami memiliki kebijakan tentang Sistem Penjaminan YA TIDAK
Mutu Internal (SPMI).
(langsung ke
No. 10)
2 Kebijakan SPMI PT kami telah diterapkan YA TIDAK
(jawab No. 4)
3 Kebijakan SPMI PT kami telah diterapkan sejak 2011
(langsung ke No. 5)
4 SPMI PT kami belum diterapkan karena kebijak-an
SPMI PT tersebut:
YA TIDAK
a. baru selesai dan belum disosialisasikan
b. belum disetujui dan/atau disahkan YA TIDAK

c. belum mendapat dukungan/komitmen dari para YA TIDAK


pemangku kepentingan PT kami
d. terbentur kendala seperti keterbatasan dana YA TIDAK
dan/atau sumber daya manusia
e. lainnya, sebutkan.................................

5 Kebijakan SPMI PT kami telah didokumentasikan dalam YA TIDAK


bentuk buku atau surat keputusan
6 Ruang lingkup SPMI PT kami meliputi: YA TIDAK
a. aspek pembelajaran
b. selain butir a juga semua aspek Tridharma PT YA TIDAK

c. selain butir b juga aspek lain seperti misalnya YA TIDAK


pengelolaan dan pendanaan PT
7 SPMI PT kami telah memenuhi ketentuan dalam PP.
No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
YA TIDAK
Pendidikan
8 Rujukan SPMI PT kami:
a. Buku Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan YA TIDAK
Tinggi yang diterbitkan oleh Ditjen Dikti
b. selain butir a di atas (misal AUN Criteria, Malcolm Baldriges Criteria),
sebutkan

9 Model manajemen kendali mutu SPMI PT kami adalah:


a. PDCA (plan, do, check, action) YA TIDAK
b. lainnya, sebutkan

10 PT kami tidak memiliki Kebijakan SPMI karena: YA TIDAK


a. belum paham tentang SPMI PT
b. belum memerlukan SPMI PT YA TIDAK
c. belum ada komitmen dari pimpinan PT dan/atau YA TIDAK
Yayasan
d. belum ada alokasi dana YA TIDAK

e. lainnya, sebutkan .....................................

Apabila perguruan tinggi Anda belum memiliki kebijakan SPMI, maka pengisian Instrumen Evaluasi
Diri ini tidak perlu dilanjutkan, namun tetap harus dikirimkan kembali kepada Direktorat Akademik,
Ditjen Dikti Depdiknas.

B. MANUAL SPMI PERGURUAN TINGGI


Dalam pernyataan berikut ini, yang dimaksud Manual SPMI adalah pedoman tertulis tentang (a). perumusan
standar dalam SPMI PT; (b). penerapan standar dalam SPMI PT; (c). pengendalian standar dalam SPMI PT,
dan (d). peningkatan dan pengembangan standar dalam SPMI PT.
No Pernyataan Konfirmasi
1 PT kami memiliki manual SPMI PT YA TIDAK
(langsung ke
No. 5)
2 Manual SPMI PT kami berisi pedoman: YA TIDAK
a. cara menyusun isi standar mutu
b. cara melaksanakan/memenuhi isi standar YA TIDAK

c. cara mengendalikan isi standar YA TIDAK

d. cara meningkatkan dan mengembangkan isi standar YA TIDAK

3 Manual SPMI PT kami mudah diakses oleh komunitas


di lingkungan PT kami karena:
YA TIDAK
a. telah dicetak, misalnya dalam bentuk buku

b. dapat diunduh dari website PT kami YA TIDAK

c. lainnya, sebutkan ...................................


4 Manual SPMI PT kami tentang: YA TIDAK
a. perumusan standar telah dilaksanakan
b. penerapan standar telah dilaksanakan YA TIDAK

c. pengendalian standar telah dilaksanakan YA TIDAK

d. peningkatan dan pengembangan standar telah YA TIDAK


dilaksanakan

5. Manual SPMI PT kami belum ada atau belum lengkap


karena kami:
YA TIDAK
a. belum selesai membuatnya
b. tidak tahu bahwa manual SPMI PT harus
memuat keempat pedoman tertulis tentang YA TIDAK
perumusan, pelaksanaan, pengendalian, serta
peningkatan dan pengembangan standar
c. tidak tahu bagaimana membuat manual YA TIDAK
SPMI PT
d. tidak merencanakan untuk membuat manual YA TIDAK
SPMI PT
e. tidak tahu bahwa harus ada manual dalam YA TIDAK
SPMI PT
f. memiliki alasan lain, sebutkan ..........

C. STANDAR DALAM SPMI PERGURUAN TINGGI

C.1. Delapan Kelompok Standar Minimum Dalam SPMI PT Menurut PP. No.19
Tahun 2005
Kedelapan kelompok standar di bawah ini didasarkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, yang dalam Pasal 91 ayat (2) menetapkan bahwa setiap satuan pendidikan
tinggi wajib memenuhi kedelapan kelompok standar tersebut atau melampauinya.
Agar dapat memahami pengertian berbagai standar di bawah ini, sangat dianjurkan untuk membaca
dengan seksama PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang dapat diunduh di
http://www.infohukum.dkp.go.id/produk/653.pdf
Istilah standar dalam pernyataan berikut merujuk pada tolok ukur yang dinyatakan secara tertulis dalam
sebuah dokumen (misalnya berupa Keputusan, Buku SPMI). Sedangkan istilah formulir/borang adalah
berbagai instrumen tertulis untuk melaksanakan standar tersebut.
Contoh:
1. Standar: Setiap semester Dosen harus memberi kuliah minimum 12 kali tatap muka untuk setiap
matakuliah yang diasuhnya.
2. Formulir/Borang: formulir Berita Acara Perkuliahan atau Daftar Hadir Dosen di kelas.

No Pernyataan Konfirmasi
I. Standar Isi / Kurikulum (Pasal 5 18 PP No 19 Tahun 2005)
1 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Kerangka YA TIDAK
Dasar dan Struktur Kurikulum
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borang
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

2 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Muatan YA TIDAK


Kurikulum Program Studi
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borang
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

3 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Beban YA TIDAK


sks Efektif Program Studi
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borang
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

4 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Kalender YA TIDAK


Akademik
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borang
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK
II. Standar Proses Pembelajaran (Pasal 19 24 PP No 19 Tahun 2005)
5 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar YA TIDAK
Perencanaan Proses Pembelajaran
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borang
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

6 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar YA TIDAK


Pelaksanaan Proses Pembelajaran
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

7 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Penilaian YA TIDAK


Hasil Proses Pembelajaran
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

8 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar YA TIDAK


Pengawasan Proses Pembelajaran
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

III. Standar Kompetensi Lulusan (Pasal 25 27 PP No 19 Tahun 2005)


9 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar YA TIDAK
Kompetensi Lulusan
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

IV. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Pasal 28 41 PP No 19 Tahun 2005)


10 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar YA TIDAK
Kualifikasi Akademik Dosen
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

11 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar YA TIDAK


Kompetensi Dosen
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

12 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Sertifikat YA TIDAK


Keahlian Dosen
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

13 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Rasio YA TIDAK


Dosen-Mahasiswa
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

14 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar


Kualifikasi Akademik Tenaga Kependi-dikan
YA TIDAK
(administrasi/penunjang)
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

15 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar YA TIDAK


Kompetensi Tenaga Kependidikan
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

16 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Sertifikat


Keahlian Tenaga Kependidik-an
YA TIDAK
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

V. Standar Sarana dan Prasarana (Pasal 42 48 PP No 19 Tahun 2005)


17 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Lahan YA TIDAK
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

18 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Ruang YA TIDAK


Kuliah
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

19 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Ruang YA TIDAK


Perpustakaan
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

20 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Ruang


Laboratorium dan/atau Bengkel Kerja dan/atau
YA TIDAK
Studio dan/atau Unit Produksi, dan/atau Kebun
Percobaan
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

21 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Ruang


Pimpinan, Dosen, Tata Usaha, dan Kantin
YA TIDAK
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

22 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Tempat


Ibadah, Olah Raga, dan Berkreasi
YA TIDAK
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

23 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar


Ruang/Tempat Lain untuk menunjang proses
YA TIDAK
pembelajaran
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK
24 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar YA TIDAK
Peralatan Ruang Kuliah
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

25 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar YA TIDAK


Peralatan Laboratorium dan/atau Studio, dsb
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

26 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar YA TIDAK


Peralatan Pendidikan
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

27 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Peralatan YA TIDAK


Ruang Kantor
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

28 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar


Perlengkapan Lain untuk menunjang proses
YA TIDAK
pembelajaran
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

29 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Buku dan YA TIDAK


Sumber Belajar
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

VI. Standar Pengelolaan (Standar 49 61 PP No 19 Tahun 2005)


30 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar YA TIDAK
Pengelolaan Akademik
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

31 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar YA TIDAK


Pengelolaan Operasional
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

32 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar YA TIDAK


Pengelolaan Personalia
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan formulir/ YA TIDAK
borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

33 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar YA TIDAK


Pengelolaan Keuangan
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan formulir/ YA TIDAK
borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

34 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Rencana YA TIDAK


Kerja Tahunan
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

35 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Rencana YA TIDAK


Kerja Menengah [meliputi masa 4 (empat) tahun]
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

VII. Standar Pembiayaan (Pasal 62 PP No 19 Tahun 2005)


36 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Biaya YA TIDAK
Investasi Perguruan Tinggi
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK
37 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Biaya YA TIDAK
Operasional Perguruan Tinggi
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

38 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Biaya YA TIDAK


Personal Mahasiswa
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

VIII. Standar Penilaian Pendidikan (Pasal 63 72 PP No 19 Tahun 2005)


39 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Penilaian YA TIDAK
Hasil Belajar Oleh Dosen
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

40 a. SPMI PT Anda telah menetapkan standar Penilaian YA TIDAK


Hasil Belajar Oleh Institusi
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borangnya
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK

41 Standar No. 1 sd. No. 40 di atas ada yang belum diatur


dalam SPMI PT kami, serta belum dilengkapi dengan
formulir/borang, karena:
YA TIDAK
a. pembentukan SPMI PT kami belum selesai
b. standar yang ada tidak sesuai dengan daftar di atas YA TIDAK
c. lainnya, sebutkan .............................

42 Berbagai standar dalam SPMI PT kami belum dipenuhi,


karena:
YA TIDAK
a. standar tersebut terlalu sulit dicapai
b. keterbatasan sumber daya YA TIDAK

c. keterbatasan kemampuan manajemen YA TIDAK


internal
d. lainnya, sebutkan ..........................

C.2. Kemungkinan Penambahan Standar lain selain 8 (Delapan) Kelompok Standar Minimum Di atas

Kedelapan kelompok standar minimum di atas wajib dipenuhi menurut PP. No. 19 Tahun 2005, namun PP
tersebut juga mengatur bahwa setiap satuan pendidikan tinggi dapat melampaui kedelapan standar
minimum tersebut dengan merumuskan/ menetapkan standar lain yang tidak diatur dalam PP tersebut.
Contoh standar lain: Standar Penelitian, Standar Pengabdian Kepada Masyarakat, Standar Kerjasama, dan
sebagainya yang ditingkatkan dan dikembangkan berdasarkan visi PT kami.

43 SPMI PT kami telah memiliki standar lain yang


melampaui 8 (delapan) kelompok standar minimum di
YA TIDAK
atas
(langsung ke no
46)
44 Standar lain yang melampaui 8 (delapan) kelompok standar minimum dalam SPMI PT
kami, sebutkan ..................................

45 Standar dalam pernyataan No 44 ditetapkan


berdasarkan Visi PT kami
YA TIDAK

46 Visi PT kami:
Visi Program Studi Ners STIK Stella Maris Makassar yaitu menjadi program studi yang
menghasilkan Ners profesional yang memiliki sikap peka dan peduli dalam pelayanan
asuhan keperawatan yang berlandaskan pelayanan cinta kasih, serta unggul dalam
keperawatan kritis (Critical Care)

D. Implementasi SPMI Perguruan Tinggi

No Pernyataan Konfirmasi
1 Ketika PT kami mulai menjalankan Kebijakan SPMI
secara utuh, PT kami melakukan sosialisasi SPMI PT
tersebut kepada:
a. Pendidik/Dosen YA TIDAK
b. Tenaga kependidikan (administrasi/penun- YA TIDAK
jang)
c. Mahasiswa YA TIDAK
d. Alumni YA TIDAK
e. Orang tua mahasiswa YA TIDAK
f. Organisasi profesi YA TIDAK
g. Lainnya, sebutkan...........................

2 Cara PT kami melakukan sosialisasi SPMI PT kepada


pemangku kepentingan dalam nomor 1 di atas,
adalah:
a. melakukan pertemuan/rapat kerja/loka-karya,
dsbnya
YA TIDAK
b. melakukan komunikasi tertulis YA TIDAK
c. melakukan komunikasi lisan YA TIDAK
d. lainnya, ........................................

3 PT kami memiliki strategi internalisasi budaya mutu


(membentuk budaya kerja berorientasi mutu) dalam
rangka pelaksanaan SPMI PT bagi seluruh dosen,
tenaga kependidikan,mahasiswa, dan staf pimpinan, YA TIDAK
pada semua unit kerja
4 Internalisasi budaya mutu tersebut di PT kami lakukan sebagai berikut:
1. Perencanaan kerja atau pembuatan program kerja melibatkan civitas akademika.
2. Perumusan persyaratan mutu lulusan melibatkan calon pengguna lulusan, alumni
dan orang tua mahasiswa.
3. Peningkatan kualitas input, proses dan out put dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan
4. Peningkatan dan pengembangan SDM Dosen dan Tenaga kependidikan dilakukan
melalui tugas belejar berkelanjutan, pelatihan, seminar, lokakarya dan
benchmarking.
5. Perencanaan dan penggunaan anggaran dilakukan dengan sangat efektif agar tidak
terjadi pemborosan menggunakan prinsip activity base buggeting.
6. Pembuatan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
5 Semua unit kerja di lingkungan PT kami telah YA TIDAK
mengimplementasikan SPMI PT
6 a. Implementasi SPMI PT kami dilakukan secara YA TIDAK
melekat atau menyatu (embedded) dalam struktur
Langsung ke
organisasi PT kami
No. 9
b. Implementasi SPMI PT kami dikoordinasikan oleh
sebuah unit/lembaga tersendiri yang menangani
YA TIDAK
penjaminan mutu

7 Nama dan struktur organisasi dari lembaga penjaminan mutu di PT kami seperti yang
dimaksud dalam no. 6b, serta posisinya di dalam struktur organisasi PT kami sebagai
berikut: (bila perlu jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)

8 Mekanisme kerja dari lembaga pada pernyataan no. 7 sebagai berikut: (bila perlu
jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)

(langsung ke Bagian E)
9 Mekanisme SPMI PT kami dilakukan secara embedded
tanpa adanya lembaga tersendiri yang menangani
penjaminan mutu, karena cara tersebut:
a. lebih efektif dan cocok dengan budaya orga-
nisasi PT Anda
YA TIDAK
b. tidak memerlukan dana operasional yang YA TIDAK
besar
c. lainnya, sebutkan.................................

10 Mekanisme kerja implementasi SPMI PT kami yang dilakukan secara embedded sebagai
berikut: (bila perlu jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
E. Peningkatan Berkelanjutan SPMI PT
Sebagai sebuah sistem di dalam SPM-PT, SPMI PT juga seharusnya ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya
melalui proses evaluasi terhadap SPMI PT itu sendiri secara berkala dan berkelanjutan. Pada gilirannya
peningkatan SPMI PT harus memacu perkembangan PT. Perlu diingat, bahwa pernyataan berikut
merupakan evaluasi diri terhadap SPMI PT sebagai sebuah sistem yang utuh, bukan evaluasi atas substansi
atau standar dalam SPMI PT.
No Pernyataan Konfirmasi
1 PT kami memiliki mekanisme untuk mengeva-luasi YA TIDAK
efektivitas dan efisiensi SPMI PT sebagai sebuah sistem
(Anda tak perlu
menjawab lagi)
2 SPMI PT kami sebagai sebuah sistem telah dievaluasi YA TIDAK
secara berkala
3 Hasil evaluasi tersebut telah digunakan untuk: a.
peningkatan efektivitas dan efisiensi SPMI PT
YA TIDAK
kami sebagai sebuah sistem
b. pengembangan PT kami YA TIDAK
4 Periode/siklus evaluasi SPMI PT kami sebagai sebuah sistem sebagai berikut:
1. Setiap bulan untuk evaluasi bulanan untuk kegiatan operasional, sarana, praktek dan
kelancaran PBM.
2. setiap tribulan untuk program kerja tribulan pemeliharaan sarana, kemahasiswaan
dan pengabdian masyarakat.
3. setiap semester untuk evaluasi akademik, pencapaian kompetensi dan evaluasi PBM,
Dosen.

5 a. SPMI PT kami sebagai sebuah sistem pernah YA TIDAK


dievaluasi pihak internal
b. SPMI PT kami sebagai sebuah sistem pernah YA TIDAK
dievaluasi pihak eksternal
6 a. evaluator internal SPMI PT kami sebagai sebuah sistem adalah Tim Penjaminan Mutu
STIK.

b. evaluator eksternal SPMI PT kami sebagai sebuah sistem adalah Tim Kopertis Wilayah
IX, AIPNI, PPNI dan DINAS KESEHATAN
7 Prosedur evaluasi SPMI PT kami sebagai sebuah sistem sebagai berikut: (bila perlu
jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
1. Ada surat pemberitahuan dari Kopertis, AIPNI, PPNI atau Dinas Kesehatan untuk
melakukan kunjungan pembinaan.
2. Institusi memberikan data/ dokumen, fasilitas dan SDM yang untuk di evaluasi
3. Institusi diberi feedback hasil evaluasi sebagai bahan pertimbangan perencanaan dan
pengembangan selanjutnya.
4. hasil Evaluasi dibahas dalam rapim dan pleno untuk dilakukan pernaikan seperlunya
sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Evaluasi Eksternal dilakukan sebagai berikut:
a. Ada surat undangan dari Ketua STIK untuk melakukan perencanaan program kerja
penjaminan mutu pendidikan.
b. Program Studi melakukan langkah dan perbaikan atau kelengkapan data/ dokumen,
fasilitas dan SDM untuk memenuhi syarat penjaminan mutu pendidikan.
c. Ketua Program Studi di STIK Stella Maris membuat perencanaan dan pelaksanaan
program penjaminan.
d. Perencanaan dan pelaksanaan di evaluasi setiap 3 bulan oleh ketua STIK.
hasil feed back tertulis diberikan kepada Prodi dan Yayasan Ratna Miriam untuk di
tindaklanjuti

********

Anda mungkin juga menyukai