Pengusul yang telah memperoleh Surat Pertimbangan Persetujuan Penyelenggaraan dapat mengajukan ijin
penyelenggaraan dengan mengajukan satu berkas uji kelayakan yang disampaikan dalam format terlampir.
Penyusunan berkas Studi Kelayakan ini merujuk pada peraturan yang telah ada dan telah disesuaikan untuk
kebutuhan evaluasi on-line. Pengusul harus mengikuti format yang telah disediakan dan memberikan
keterangan ringkas dan jelas disertai dengan data dan sumbernya yang sah.
Format Studi Kelayakan PS Baru On-line mengacu pada SK no. 108/DIKTI/Kep/2001tentang Pedoman
Pembukaan Program Studi dan PP 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan terdiri atas:
I. PENDAHULUAN
Menyangkut Aspek Kemanfaatan dan Keunggulan dan Aspek Spesifikasi
II. KURIKULUM
Mencakup Road Map Keilmuan Dan Keahlian; Rancangan Kurikulum; dan Sistem
Pembelajaran
III. SUMBER DAYA
Mencakup Aspek Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana
IV. PENDANAAN
Mencakup Aspek Manajemen Finansial dan Aspek Keberlanjutan
V. MANAJEMEN AKADEMIS
VI. SISTEM PENJAMINAN MUTU
VII. KESIMPULAN
I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini pengusul menyampaikan evaluasi terkait dengan aspek kemanfaatan, keunggulan, dan
aspek spesifikasi.
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh kontribusi dari semua sektor,
berdasarkan fungsi dan peranannya masing-masing. Pembangunan berwawasan kesehatan
mengandung makna bahwa setiap pembangunan harus berkontribusi terhadap peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berbagai tenaga kesehatan ikut terlibat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, dan salah satunya adalah tenaga perawat. Keperawatan adalah suatu pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan yang berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang
ditujukan kepada individu baik sehat maupun sakit sepanjang rentang kehidupan manusia.
Sebagai profesi keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal, kemampuan tehnis dan moral. Dengan demikian diharapkan terjadi perubahan
besar yang mendasar dalam upaya berpartisipasi aktif mensukseskan program pemerintah dan
berwawasan yang luas tentang profesi keperawatan. Perubahan tersebut dapat dicapai apabila
pendidikan tinggi keperawatan dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan pelayanan
dan program pembangunan kesehatan seiiring dengan perkembangan IPTEK bidag
kesehatan/keperawatan serta diperlukan proses pembelajaran baik di institusi pendidikan
maupun pengalaman belajar klinik di rumah sakit maupun komunitas.
Perkembangan keperawatan di Indonesia sejak tahun 1983 sangat pesat, ditandai dengan
dibukanya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Universitas Indonesia Jakarta sejak tahun
1985 dan tahun 1995 telah menjadi Fakultas Keperawatan, kemudian disusul PSIK di Universitas
Padjajaran Bandung, berkembang lagi di tujuh universitas negeri di Indonesia pada tahun 1999,
serta mulai berkembang pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dengan jurusan Keperawatan yang
pengelolaannya dimiliki oleh masyarakat.
Atas dasar kondisi tersebut di atas, maka pengembangan keperawatan dengan titik awal
pendidikan keperawatan merupakan langkah strategis, karena proses pendidikan dalam bidang
keperawatan merupakan proses penyadaran dan penemuan diri sebagai insan keperawatan yang
memiliki kematangan dalam berpikir, bertindak dan bersikap sebagai tenaga profesional di bidang
keperawatan, sehingga pada akhirnya seorang tenaga keperawatan akan mampu menjawab
berbagai tantangan dalam kehidupan pribadi maupun profesionalismenya.
Kenyataannya jumlah tenaga keperawatan masih kurang dibanding dengan tenaga
profesional lainnya, dan sebagian dari tenaga keperawatan di Indonesia masih berada pada tahap
pendidikan yang relatif rendah, contohnya : tenaga keperawatan di Indonesia sebagian besar
masih berlatar belakang pendidikan SPK dan D-III. Jumlah Sarjana Keperawatan di Indonesia masih
jauh dari memadai dan relatif rendah terhadap penduduk. Bahkan tenaga keperawatan di
Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya relatif lebih rendah. Keadaan
ini akan ikut berpengaruh terhadap rendahnya status kesehatan masyarakat di Indonesia dari
faktor health care service. Oleh karena itu kebutuhan akan tenaga keperawatan profesional sudah
dirasakan secara nasional.
Selain itu adanya globalisasi permintaan pengiriman tenaga profesional kesehatan
terutama perawat ke luar negeri dengan kualifikasi bersaing dengan tenaga kesehatan dari luar
negeri cukup tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa tenaga profesional kesehatan yang berasal
dari Indonesia masih dibutuhkan keberadaanya di luar negeri.
Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk mampu
melaksanakan fungsi dan peran sebagai Ners. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 pasal 2 ayat 2 bahwa program
pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan professional dalam menerapkan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Program pendidikan profesi ners merupakan lanjutan tahap akademik pada pendidikan
sarjana keperawatan. Artinya, tahap ini dilaksanakan setelah menyelesaikan program sarjana
keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS (mengacu pada PP no. 4 Pendidikan Kedinasan)
atau setara magister (SK. Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5 ayat 2). Pendidikan tahap profesi
keperawatan merupakan tahapan proses adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan professional, memberikan
pendidikan kesehatan menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal etik
serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan.
Berdasarkan dari pertimbangan tersebut, maka Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris
(STIK Stella Maris) Makassar program studi S.1 Keperawatan mengajukan ijin penyelenggaraan
program studi Profesi Ners.
1.2 Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan Ners profesional, dengan metode
pembelajaran modern yang berfokus pada keperawatan kritis
b. Mengembangkan penelitian di bidang keperawatan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang relevan
dengan perkembangan IPTEK
c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan
d. Melakukan kerjasama dengan institusi pendidikan dan pelayanan
kesehatan baik regional, nasional dan internasional
e. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional serta
mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
II. KURIKULUM
(maksimum 20 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)
2. Profil atau karakteristik (spesifikasi teknis) lulusan Program Studi yang dibutuhkan
oleh masyarakat maupun untuk kebutuhan pengembangan keilmuan.
Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi
a. Care provider ( Pemberi asuhan keperawatan )
b. Community leader ( Pemimpin komunitas dimanapun beraktifitas )
c. Educator ( Pendidik kesehatan kepada system klien )
d. Manager ( Pengelolah asuhan )
e. Reseacher ( Peneliti pemula )
5. Bahan kajian.
Program Profesi Ners STIK Stella Maris Makassar meyakini bahwa keperawatan
merupakan pelayanan professional yang bersifat Humanism , Holism , and care
Chity (1997). Keyakinan tersebut yang merupakan landasan, kerangka kerja berfikir
dalam mengembangkan Body Of Knowledge ilmu keperawatan. Humanistik
(humanism) adalah landasan kemanusiaan, nilai dan moral manusia / kemanusiaan.
Holistik (Holism) adalah melihat manusia dan lingkungan secara menyeluruh dalam
satu kesatuan sistem , melihat manusia secara utuh : bio, psiko, social dan spiritual
dengan segala sifatnya yang hakiki mempunyai kebutuhan dasar dan kebutuhan
interpersonal, punya perasaan, keinginan, dan kemampuan.
Caring (care) adalah focus pelayanan/asuhan keperawatan yang di berikan kepada
klien (manusia). Watson (1985 : 54) menyatakan Human care ..consist of
transpersonal human to human attemps to protect, enhance, and preserve
humanity by helping a person find meaning illness, suffering, pain, and existence; to
help another gam self knowledge, control, and self healing where in a sense of
innerharmony is restored regardiess of the external circumstances
NURSING PHILOSOPHY
NURSING
PARADIGM
HEALTH
NURSING
ART;SCIENCES;PROFESSION
MAN ENVIRONMENT
Gambat 2.1 Landasan ,kerangka kerja,kerangka berfikir dalam mengembangkan Body Of
Knowledge ilmu Keperawatan Filosofi ilmu keperawatan di atas, sebagai
acuan penyusunan kompetensi Program Pendidikan Profesi Ners STIK
Stella Maris sehingga, kompetensi Program Profesi Ners di STIK Stella Maris
mengacu pada KIPNI 1999 dan ICN, yaitu mempersiapkan mahasiswa
melalui penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik
dan lapangan secara komprehensif, sehingga memilki kemampuan
profesional sebagai berikut (KIPNI, 129/1999)
1.3 Kompetensi
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada sistem yang
banyak terjadi pada orang dewasa:
1) Sistem Pernafasan (Asma,TB Paru,PPOK, Effusi Pleura, Pneumothoraks)
2) Sistem Cardiovaskuler (IMA, hipertensi, Gagal jantung)
3) Sistem Persyarafan (CVA, meningitis, Cidera Kepala, GBS, Myastenia gravis)
4) Sistem Perkemihan(GGK, ISK, Sindroma Nefrotik, BSK, BPH)
5) Sistem Gastrointestinal (Gastritis, Hepatitis, Diare)
6) Sistem Muskuloskeletal (Fraktur, RA, Luka Bakar)
7) Sistem Endokrin (DM, Hyperthyroid)
8) Sistem Penglihatan (glaucoma, katarak, Ablaiso Retina, Retinoblastoma, Konjuctivitis,
Endopthalmitis)
9) Sistem Pendengaran (OMA, tuli persepasi, tuli sensoris)
10) Gangguan sistem imun (HIV-AIDS)
11) Penyakit Tropis (DHF, Malaria, Yellow Fever, Leptospirosis, hypoid)
12) Operatif (Peri, Intra, Post operatif)
Campell JE, (1995), Basic Trauma Life Support to Paramedic and Advance, EMS
2.3 Kompetensi
1. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada sistem yang
banyak terjadi pada anak:
a. Sistem Pernafasan (Asma, TB Paru, Bronchopnemonia)
b. Sistem Cardiovaskuler (Kelainan jantung bawaan sianotik dan asianotik)
c. Sistem Persyarafan (Hydrosefalus, Meningitis, Kejang Demam, Tetanus)
d. Sistem Perkemihan (GGK, GGA, Sindroma Nefrotik, ISK, Tumor Wilms,
Hipospadia, Epispadia)
e. Sistem Gastrointestinal (Gastritis, Hepatitis, Diare, Atresia Ani,
Hirschprung)
f. Sistem Muskuloskeletal (Fraktur, Cerebral Palsy)
g. Sistem Endokrin (Hyperthyroid/Hypothyroid, Hiperglikemia /
Hypoglikemia)
2. Melakukan bimbingan dan penyuluhan
3. Melakukan asuhan keperawatan pada anak dan bayi dengan rawat jalan.
4. Mengikuti program imunisasi.
5. Mampu melaksanakan program bermain.
6. Mampu melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain.
Sub Unit Kompetensi dan Kriteria Untuk Kerja Terlampir
2.5 Evaluasi
1. Selama pelaksanaan Pre Conference mahasiswa harus menyiapkan laporan
pendahuluan praktik klinik (pada setiap kasus yang di ambil) yang berisi:
a. Masalah Kesehatan Klien (Diagnosa Medis)
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar yang di kaitkan dengan patofisiologi,
tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik/pemeriksaan penunjang
c. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada klien kelolaan minimal 3
diagnosa keperawatan serta tujuan, intervensi, dan rasional
d. Pengkajian (data dasar klien)
2. Sebelum pelaksanaan post conference mahasiswa wajib mengisi lembar aktifitas
sehari hari pada akhir praktik diserahkan ke PJMA
3. Mahasiswa wajib mengisi lembar kompetensi yang sudah di sediakan dan di tanda
tangani oleh pembimbing
4. Pelaksanaan post conference di pandu oleh pembimbing klinik/pendidikan yang
membahas :
a. Implementai keperawatan yang telah di lakukan
b. Evaluasi dari tindakan keperawatan
c. Permasalahan permasalahan yang di temukan dalam praktek
5. Seminar praktik klinik profesi akan di laksanakan pada minggu IV dengan mengambil
kasus kelompok pada minggu ke III atau mengenai tren isu dalam keperawatan.
6. Ujian praktik klinik profesi akan di laksanakan pada minggu ke V.
Ketentuan Ujian kegiatan profesi keperawatan Anak :
a. Kehadiran dalam kegiatan profesi 100%
b. Mahasiswa menyiapkan alat alat ujian 2 hari sebelum pelaksanaan ujian
kegiatan profesi
c. Ujian dilaksanakan di Ruang Anak, undian kasus ujian akan di laksanakan di
ruangan dimana mahasiswa tersebut ujian pada hari H pelaksanaan ujian
d. Format ujian kegiatan profesi di sediakan oleh pendidikan (Tim Keperawatan
anak)
e. Mahasiswa tidak di perkenankan membawa buku literature pada saat
pelaksanaan ujian
f. Penguji dalam ujian kegiatan profesi keperawatan Anak di laksanakan oleh
pembimbing pendidikan dan pembimbing ruangan
g. Syarat lulus ujian kegiatan profesi Keperawatan anak minimal B (> 70)
h. Bagi yang tidak lulus ujian kegiatan profei keperawatan Anak akan diberi
kesempatan 1 kali untuk mengikuti ujian perbaikan yang di laksanakan pada
hari berikutnya
7. Evaluasi akhir praktik profesi keperawatan anak meliputi:
1. Laporan pendahuluan : 10%
2. Laporan Kasus : 15%
3. Responsi : 15%
4. Pelaksanaan tindakan perawatan & sikap : 20%
5. Seminar : 10%
6. Pendidikan Kesehatan : 5%
7. Ujian : 25%
Total 100%
8. Ketentuan kelulusan akhir kegiatan profesi Keperawatan anak
a. Evaluasi akhir minimal mendapatkan nilai B (> 70)
b. Jika evaluasi akhir kurang dari B(>70) dinyatakan tidak lulus dalam kegiatan
profesi Keperawatan anak
2.6 Daftar Pustaka
Alexander, MM dan M.S Brown, (1974) Pediatric Physical Diagnosisi of Nurse, New
York : Mc Graw Hill Book Company
Hat, Robyn (dkk), (1992) Therapeutic Play Activities for Hospitalized Children.St
Louis;Mosby Years Book
Mott ,S.R (dkk), (1990). Nursing Care of Children and families. Redwood City:
Addidson Wesley
Whaley L.F and D.L Wong (1995) Nursing care of Infant ang Children .St. sLouis
Mosby Years Book
Wong,DI .Kasoirin ,C.A Hess C (1996) .Clinical Manual of Pediatric Nursing .St.Louis
:Mosby
Hilton ,Tessa (1991) .The Great Ormond Street Book of baby and child care, London:
The Bolden Head
Hay ,WW (et al) (1997). Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticul;
Appleton ang Lange
3.3 Kompetensi
1 .Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu antenatal
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu intranatal
3. Melaksanakan asuhan keperawatan pada ibo post natal
4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada BBL Fisiologis
5. Melaksanakan asuhan keperawatan pada gangguan reproduksi
6. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasangan usia subur
Sub unit Kmpetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Terlampir
3.5 Evaluasi
Evaluasi di laksanakan melalui:
1) Evaluasi Struktur
a) Mahasiswa dapat melaksanakan praktik di ruangan sesuai dengan tujuan
pembelajaran pada keperawatan maternitas (tercapainya kompetensi yang di
terapkan)
b) Alat alat yang mendukung pelaksanaan praktik mahasiswa tersedia di ruangan
2) Evaluasi Proses
a) Kehadiran mahasiswa pada saat pratik 100%
b) CI dari institusi dan lahan praktik dapat memberikan bimbingan secara efektif
terhadap mahasiswa
c) Setiap mahasiswa dapat bekerja sama dengan CI dan tim Kesehatan dalam
Pelaksanaan Praktik
3) Evaluasi Hasil:
a) Laporan asuhan Keperawatan (60%)
Pada setiap ruangan tempat praktik mahasiswa mendapatkan satu kasus untuk
di kelola. Untuk di ruang bersalin mahasiswa mendapat satu kasus untuk setiap
minggunya. Topik kasus di tentukan pada hari Jumat, saat mahasiswa orientasi
untuk di buat laporan pendahuluan yang didiskusikan pada saat pre conference
Komponen penulisan laporan pendahuluan, masalah kesehatan, patofisiologi,
tanda dan gejala, pemeriksaan penunjuang yang mengarah pada gangguan
kebutuhan dasar manusia. Minimal 3 diagnosa keperawatan beserta tujuan
intervensi dan rasional. Laporan pendahuluan di kumpulkan pada hari senin
berikutnya. Laporan asuhan keperawatan di kumplkan pada pembimbing RS
dan pendidikan paling lambat pada hari Senin minggu berikutnya. Laporan
Asuhan Keperawatan dikumpulkan pada akhir praktik di tiap ruangan.
b) Seminar (10%)
Seminar asuhan Keperawatan di laksanakan berkelompok pada minggu IV
(empat) praktik. Tiap kelompok wajib melaksanakan seminar satu kali selama
mahasiswa mengikuti program profesi keperawatan maternitas. Topik asuhan
keperawatan untuk seminar di lakukan pada minggu III (tiga) praktik atau topik
mengenai trend dan isu keperawatan. Seminar di hadiri oleh seluruh mahasiswa
dan pembimbing klinik pada keperawatan maternitas
c) Pendidikan Kesehatan (5%)
d) Ujian Klinik(25%)
Syarat mengikuti ujian klinik:
1. Kehadiran 100%
2. Telah mengumpulkan semua laporan asuhan keperawatan
Pelaksanaan Ujian :
1. Ujian di laksanakan pada minggu V (lima) pelaksanaan praktik
2. Ujian Klinik di laksanakan di ruang bersalin
3. Ruangan tempat ujian dan kasus ditentukan pada hari H pelaksanaan
ujian yang di undi oleh tim Maternitas
4. Mahasiswa yang tidak dapat melaksanakan ujian dengan alasan yang
dapat di pertanggungjawabkan di berikan kesempatan mengikuti ujian
susulan
5. Mahasiswa yang tidak lulus ujian klinik di berikan kesempatan mengulang
pada hari berikutnya
Bobak LM & Jensen MD (1993), Maternity & Gynecologyc Care, The Nurse and the
Family 5 th ed, St Louis CV Mosby company
Pitchard J.A. Mac Donal P.C. & Gant N.F (1991) Obstetri Willieam Edisike-17,
Surabaya : Airlangga University Press.
Susan Martin Tucker (1997) Seri Pedoman Praktis Pemantauan Janin 2nd ed, Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sylvia Verals (1996) Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Yogyakarta :
Penerbit Andi
Zr.Dra Christina S.Ibrahim (1996) Perawatan Kebidanan jilid 1,2,3 Jakarta Bhatara
4.3 Kompetensi
1. Mampu melakukan pengkajian pada kasus gangguan jiwa
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan gangguan jiwa terkait
3. Mampu merencanakan dan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
gangguan jiwa terkait mencakup :
a. Komunikasi terapeutik
b. Terapi modalitas keperawatan
c. Melaksanakan program pengobatan dengan memperhatikan prinsip 6 benar
d. Memberdayakan sistem pendukung
e. Pendidikan kesehatan
f. Penggunaan fasilitas dan sarana kesehatan yang ada di lingkungan
4. Mampu mengevaluasi, merevsi, memodifikasi tindakan keperawatan yang
dilakukan.
5. Mampu mengoptimalkan kaidah etika dan legal keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan
6. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan secara sistematis dan akurat
7. Mampu bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.
Sub Unit Kompetensi dan Kriteria Unjuk kerja Terlampir
4.5 Evaluasi
a. Bila pasien kelolaan pulang , maka mahasiswa wajib merawat pasien resume
yang juga harus di laporkan dalam bentuk laporan pasien resume
b. Interaksi Perawat-klien dalam menerapkan intervensi keperawatan di lakukan
minimal 2 x dalam sehari
c. Setiap mahasiswa di wajibkan membuat Laporan Pendahuluan Strategi
Pelaksanaan (LP-SP) pada setiap hari yang di sesuaikan dengan Rencana
intervensi keperawatan yang telah di buat
d. Setiap mahasiswa membuat minimal 1(satu) API selama praktik
e. Setiap mahasiswa di wajibkan membuat Jadwal ADL setiap hari
f. Sebelum menjalankan kegiatan (Pendidikan kesehatan individu, TAK, PKMRS,
kunjungan rumah, seminar) di harapkan konsultasi ke pembimbing pendidikan
dan ruangan dengan melampirkan laporan pendahuluan atau SAP (Satuan Acara
P enyuluhan) untuk penyuluhan dan proposal untuk TAK (Terapi Aktifitas)
g. Di RSK.Propinsi Sul-Sel akan di laksanakan ujian responsi dan interaksi secara
individu dan seminar secara kelompok
h. Semua laporan Kegiatan/tugas di serahkan makisimal 1 (satu) minggu setelah
kegiatan di laksanakan
i. Semua laporan yang wajib di buat seperti tersebut di atas di kumpulkan maksimal
1 minggu setelah kegiatan profesi pada departemen ini berakhir
Ketentuan kelulusan :
1. Peran serta pada pre / post conference : 10%
2. Analisa Proses Interaksi : 10%
3. Proses Keperawatan : 25%
4. Terapi aktifitas kelompok : 10%
5. Penampilan di klinik : 5%
6. Responsi / ujian Klinik : 20%
7. Seminar kasus : 10%
8. Pelaksanaan PKMRS : 5%
Ketentuan ketidak lulusan
Mahasiswa yang mengikuti profesi keperawatan jiwa di nyatakan tidak
lulus bila tidak memenuhi ketentuan lulus (option B) dan atau bila telah
memenuhi option B akan tetapi nilai yang di capai kurang dari B
Pascuali ,E.A., & Arnold, H.N & DeBassio,N. (1989) .Mental Health Nursing : A psycho :
A Holistic approach St.Louise : The C.V Mosby Company
Stuart ,G.W., & Sundeen ,S.J (1995). Principles and practice of psychiatric nursing ., St
Louise : Mosby Year Book
Stuart ,G.W .,& Sundeen,S.J (1995) .Pocket Guide to psychiatric nursing .St Louise :
Mosby Year Book
Townsend , M.C (1996). Psychiatric mental health nursing : concepts of care second
edition . Phialdelphia: Davis Company
Stuart, G.W & Laraia,M.T. (1998). Principles nad practice of psychiatric nursing.St
.Louise : Mosby Year Book
Stuart ,G.W .,& Sundeen ., S.J (1995). Buku Saku: keperawatan Jiwa. (ed. Indonesia).
Jakarta : EGC.
5.1.3 Kompetensi
Pada akhir praktek profesi ner komunitas, mahasiswa akan dapat :
1. Membina hubungan (basic relationship) baik dengan komunitas dan keluarga yang
dibina dengan mengenal wilayah, tokoh formal dan informal dan masalah kesehatan
yang sedang dihadapinya.
2. Bekerja sama dengan komunitas dan keluarga dalam melaksanakan pendataan
kesehatan.
3. Menganalisa data dengan menggunakan pendekatan biostatistik, demografi,
epidemografi, epidemiologi guna mengidentifikasi diagnosa keperawatan komunitas
dan faktor penyebab timbulnya masalah.
4. Memfasilitasi komunitas dan keluarga dalam memusyawarahkan masalah-masalah yang
ditemukan dan menyadarkan adanya masalah kesehatan yang sedang/ akan
dihadapinya.
5. Mengorganisasikan potensi yang ada dikomunitas untuk merencanakan dan
melaksanakan tindakan pemecahan masalah.
6. Meningkatkan tenaga-tenaga potensial di komunitas dengan melatih mereka dalam
program kerja untuk mengatasi masalah.
7. Bekerja sama dengan tokoh-tokoh di komunitas, sektor-sektor yang terkait dalam
memberikan dukungan bagi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi.
8. Mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian tujuan askep komunitas.
9. Mendokumentasikan dengan benar dan tepat asuhan keerawatan pada komunitas.
5.1.5 Evaluasi
1) Kegiatan Kelompok kerja Komunitas
a) Setiap langkah kerja membuat pra rencana dan menyerahkan minimal 1
hari sebelum kegiatan di laksanakan untuk di tanggapi oleh pembimbing
serta membuat laporan pelaksanaan selambat-lambatnya 1 minggu setelah
kegiatan
b) Kelompok Mahasiswa wajib mempresentasikan hasil asuhan keperawatan
pada akhir praktik dan membuat laporan akhir (di kumpulkan 1 minggu
setelah presentasi)
c) Penilaian akhir di lakukan sesuai dengan format evaluasi
2) Posyandu / UKS / Klp.Usila
a) Setiap langkah kerja membuat pra rencana dan menyerahkan minimal 1
hari sebelum kegiatan di laksanakan untuk di tanggapi oleh pembimbing
dan membuat laporan pelaksanaan selambat lambatnya 1 minggu setelah
kegiatan
b) Penilaian akhir di laksanakan sesuai dengan format evaluasi
3) Kunjungan kerja pada kelompok pekerja di komunitas
Setiap langkah kerja membuat pra rencana untuk di tanggapi oleh pembimbing
sebelum di laksanakan dan membuat laporan pelaksanaan 1 minggu setelah
kegiatan
4) Praktik Puskesmas
a) Setiap mahasiswa melaksanakan Asuhan keperawatan / Pelayanan
Kesehatan pada program kesehatan yang ada di puskesmas
b) Mengidentifikasi pelaksanaan program pelayanan kesehatan nasional
dengan program yang ada di puskesmas
c) Mengidentifikasi hambatan dan dukungan yang ada di puskesmas dalam
pelaksanaan program pelayanan kesehatan di masyarakat
d) Kelompok mahasiswa wajib mempresentasikan hasil pelaksanaan program
pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas
e) Laporan kegiatan dikumpulkan 1 minggu setelah presentasi
5) Kehadiran
a) Kehadiran 100%
b) Terlambat lebih dari 30 menit, harap lapor pada pembimbing
6) Nilai Akhir
NO Keperawatan Komunitas Presentase
Keliat ,B.A (1992) .Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga. Tasik Malaya : PPNI
Milone - Nuzzo (1995).Chapter 29 .Home Health Care .In Claudia M.Smith and F.A
Maureen (eds) .Communitu health Nursing : Theory and Practice
.Philadelphia :W.B Saunders
7.2 Tujuan
Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu menerapkan askep pada klien baik
individu maupun kelompok secara komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-
spiritual, berlandaskan etika profesi keperawatan.
7.3 Kompetensi
Melaksanakan askep pada klien
1. Membina hubungan (basic relationship) dengan : klien lansia (individu, keluarga,
kelompok), petugas kesehatan pada agen terkait di masyarakat, petugas social dan
anggota tim kesehatan lainnya
2. Melakukan asuhan keperawatan gerontik pada klien individu lansia dan kelompok
lansia, dipanti wreda, masyarakat dan pelayanan khusus lansia lainnya
3. Mampu berperilaku : etis, bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap
tindakan yang dilakukan serta sesuai dengan standar praktek yang telah ditentukan
pada individu, keluarga, kelompok lansia di masyarakat
4. Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan (dokumentasi) yang sistematis, akurat,
lengkap, singkat dan tepat sesuai dengan masalah dan penyelesainnya pada individu,
keluarga dan kelompok lansia di masyarakat
Indrawati hadi (2001) Peran Puskesmas dalam Pembinaan Usia Lanjut, Dinas Kesehatan
Propinsi DKI Jakarta.
Lueckenotte, MS, RN, CS, Annette G, (1996), Gerontologic Nursing, Mosby, St. Louis,
Missouri, Page.
Nugroho Abikusna (2002) Health Promotional Needs of Older Person on South Jakarta,
Depts. Community Medicine and Medical Nutrition, Trisakti University, Jakarta.
Soejono.H.C.H (2001) Gejala dan Tanda Penyakit pada Lanjut Usia, subbag, Geriatri
Penyakit dalam, FKUI-RSUPN Ciptomangunkusumo, Jakarta.
Utami Munandar (2002) Kemandirian Pada Usia Lanjut, makalah Seminar WHO, (1995),
Quality Health Care for the Elderly, Milan Philippines.
8. Mata ajar Keperawatan Gawat Darurat dan Critical Care
Mata ajar : Keperawatan Gawat Darurat dan Critical Care
Kode mata ajar : SN306 dan SN310
Beban studi jalur regular : 3 SKS dan 3 SKS
Beban studi jalur non regular : 3 SKS dan 3 SKS
Penempatan jalur regular : semester X
Penempatan Jalur non regular : Semester V
8.2 Tujuan
Setelah melaksanakan program profesi Ners kegiatan profesi keperawatan
mahasiswa STIK Stella Maris mampu melaksanakan menerapkan asuhan keperawatan pada
klien yang mengalami kegawat daruratan secara komprehensif.
8.3 Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi, mahasiswa diharapkan akan dapat :
1. Menerima, mengidentifkasi masalah dan mengklasifikasikan klien baru yang masuk di
Unit Gawat Darurat berdasarkan tingkat kegawatannya dengan menggunakan system
Triage cepat
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien non trauma di critical care dengan
katagori P1 dan P2 secara akurat
3. Memberikan asuhan keperawatan pada klien trauma di critical caredengan katagori P1
dan P2 meliputi trauma kepala, dada, abdomen, ekstremitas, medulla spinalis, trauma
pada kahamilan, anak, dan paikiatri dengan tepat
4. Memberikan asuhan keperawatan pada klien trauma dan non trauma dengan katagori
P3 secara tepat
5. Memberikan asuhan keperawatan pada klien di Ruang ICU secara akurat dan tepat
6. Menganalisa hasil pemeriksaan penunjang seperti laboratorium , EKG, roentgen dan
BGA
7. Memberikan pendidkian kesehatan pada klien
8. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang berada di Unit gawat darurat dan
ICU
9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan di Unit Gawat Darurat dan ICU secara
lengkap dan sistematis
10. Mengikuti seluruh kegiatan di ruangan
8.5 Evaluasi
a) Laporan Mingguan(60%)
Kegiatan profesi di laksanakan selama 6 minggu. Setiap minggu mahasiswa
mendapatkan satu kasus kelolaan. Kasus di berikan pada hari Jumat saat
mahasiswa rotasi untuk di buat laporan pendahuluan sebagai kasus kelolaan
kecuali IRD karena pergantina pasien cepat, mahasiswa di tugaskan membuat 1
kasus asuhan keperawatan pada pasien kritis sebagai laporan awal.Laporan kasus
di kumpulkan paling lambat hari Senin pada minggu berikutnya
b) Seminar (10%)
Seminar kasus di laksanakan 1 kali selama mahasiswa dinas, kasus yang di ambil
di ruang ICU, ICCU,UGD di seminarkan pada minggu ke 4 dengan di hadiri seluruh
mahasiswa dan pembimbing
c) Pendidikan Kesehatan (5%)
d) Ujian Klinik (25%)
1. Prosedur ujian:
a) Ujian klinik di laksanakan pada minggu ke 6.
b) Ruang yang di pakai untuk ujian adalah ICU, ICCU.
c) Penentuan ruang ujian di tentukan satu hari sebelum pelaksanaan ujian
dan kasus di tentukan pada hari ujian
d) Penguji minimal 2 orang yang terdiri dari pembimbing pendidikan dan
pembimbing dari tempat praktik ujian dilaksanakan
e) Mahasiswa yang di nyatakan tidak lulus ujian diberikan kesempatan satu
kali untuk mengulang pada hari berikutnya. Jika dinyatakan tidak lulus
pada ujian ulang maka mahasiswa di wajibkan untuk mengulang kegiatan
profesi pada tahap berikutnya
f) Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian dengan alasan sakit / ijin disertai
surat keterangan yang dapat di pertanggung jawabkan, diberikan
kesempatan untuk mengikuti ujian susulan
2 Syarat Ujian:
a) Kehadiran mahasiswa 100%
b) Telah melaksanakan seminar
c) Telah mengumpulkan laporan kasus mingguan
3 Syarat kelulusan
a) Kehadiran 100%
b) Lulus ujian kegiatan profesi
c) Nilai kelulusan minimal B
8. 6 Daftar Pustaka
American Association of Critical Care Nurses,(1998),Care Curriculum for Critical
care Nursing ,WB Saunders Company,Philadelphia
Campbell JE (1995) ,Basic Trauma Life Support to Paramedic and advance ,EMS
Leo Bassery ,(1998) ,Guides Life for Resuscitation ,European Resuscitatio Council
,university of Antwero Belgium
Lueman and Soerensen ,(1993) Medical surgical Nursing : A Psichologic Approach 4
th ,WB Saunders Company ,Philadelphia
Patty stuart & Pamella Stinson (1998) ,emergency Nursing references, Emergency
Dept.University Of Kentucky hospital, Kentucky
Raymond H etall,(1997) ,Atlas Life Support to Paramedis ang advance EMS Provider
,American College of Emergency Physicion
9.2 Tujuan
Setelah melakukan praktik profesi selama 4 minggu, mahasiswa diharapkan akan
dapat menerapkan manajemen keperawatan secara komprehensif berlandaskan pada etika
profesi keperawatan
9.3 Kompetensi
a) Melaksanakan manajemen bangsal dalam praktik keperawatan professional
b) Melaksanakan manajemen kepemimpinan dalam praktik keperawatan professional
Sub unit kompetensi dan Kriteria unjuk kerja terlampir
9.5 Evaluasi
1. Laporan praktik manajemen harus sudah di terima oleh pembimbing 1 minggu
setelah praktik manajemen
2. Evaluasi praktik profesi terdiri dari:
Laporan : 15%
Seminar : 20%
Ujian : 30%
Pelaksanaan tindakan : 30%
Kehadiran : 5%
3. Ujian
a. Ujian di laksanakan pada minggu IV dan kasus yang akan di ujikan di tentukan
padahari H, saat pelaksanaan
b. Mahasiswa wajib menyiapkan format penilaian ujian
c. Mahasiswa yang di nyatakan tidak lulus ujian di berikan kesempatan untuk uji
ulang dan revisi hasil ujian
d. Hal hal yang menyangkut ujian revisi sepenuhnya menjadi kewenangan PJMA
manajemen ,penguji pendidkan dan penguji tempat praktik
Blake RR|& Mouton JS (1964) cited in Marquis & Huston (1998) The managerial Grid
Houston :Gulf Publishing
Cohen Elaine, 1996 ,Nurse case management in the 21 st Century Sint Louise Mosby
Year Book,Inc
Herzberg F(1977) One more Time :How do you motivate Employees? The
management Process , 2 nd ed New York:Maemillan
Lewin K (1951) Field theory in Social Sciences,New York :Harper & Row
Marquis BL & Huston CJ (199) ,Manajement Decision making 124 case studies ,3 rd ed
New York :Lippincott raven
Mc Gregor D(1960) The human side of enterprise .New York :Mc Graw hill
Summers C.(1994) Self care :the greatest challenge management .New York :Harper
&Row
White RK & Lippitt R(1960) .Autocracy and Democracy:AN Experimental Inquiry .New
York :Harper & Row
JUMLAH 36 44 1872
Catatan :
K=Klinik 4 jam /SKS, T=Tutorial 2 jam/SKS, L=Lapangan 4 jam/SKS
1 hari=7 jam, 1 minggu = 6 hari
DATA Berikan data-data yang mendukung terhadap pernyataan pada uraian Kualitatif dan buat
KUANTITATI Analisisnya secara kuantitatif
F
Sasaran pengembangan :
1. Stabilitas student body
2. Mengembangkan keunggulan
3. Relevansi kurikulum dalam kebutuhan kerja dan pembangunan
4. Peningkatan kemampuan dosen dalam iptek, proses belajar mengajar
dan penelitian
5. Mengembangkan aktivitas mandiri penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
6. Peningkatan sumber dana
3.2. Kebutuhan dan Mekanisme Pemenuhan Sumber Daya
Pada program pendidikan Ners ini lebih sesuai dengan menggunakan
preceptor karena durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara
intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki
akuntabilitas sendiri karena preceptor tidak memiliki akuntabilitas untuk
mewakili peserta didik.
Tabel 1
Perkiraan Jumlah Dosen (Preceptor) dan Jumlah Mahasiswa (Preseptee)
Tahun Akademik
Jumlah
Dosen 11 12 12 13 14
Akademik
Jml Dosen
5 8 8 10 10
Klinik
Jml
55 100 105 105 108
Mahasiswa
Rekuitmen
Dosen 0 2 2 2 1
Akademik
Rekruitmen
Dosen 2 1 2 2 2
Klinik
Rasio
Dosen
1:5 1:8 1:9 1:8 1:7
Akademik :
Mahasiswa
Rasio
Dosen
1 : 10 1 : 12 1 : 12 1 : 10 1 : 10
Klinik :
Mahasiswa
Kriteria:
1 Adanya mekanisme atau tata cara penetapan tenaga pembimbing klinik
Keperawatan yang ditetapkan bersama oleh rumah sakit dan institusi
pendidikan
2 Adanya persyaratan/ kriteria kompetensi atau latar belakang pendidikan dan
atau sertifikat kompetensi tenaga pembimbing klinik keperawatan
3 Adanya uraian tentang tanggung jawab tenaga pembimbing klinik
keperawatan terhadap peserta praktik klinik
4 Adanya kewenangan tenaga pembimbing klinik keperawatan dalam
melakukan bimbingan
5 Adanya kejelasan hak-hak tenaga pembimbing klinik keperawatan
6 Adanya Surat Keputusan yang menetapkan tenaga pembimbing klinik
keperawatan dari rumah sakit sebagai dosen luar biasa atau dosen tidak
tetap dari pimpinan institusi pendidikan.
7 Adanya Surat Keputusan Direktur RS yang menetapkan dosen dari institusi
pendidikan sebagai pembimbing klinik keperawatan di rumah sakit.
8 Adanya perencanaan program pengembangan tenaga pembimbing klinik
keperawatan untuk mengikuti pendidikan, pelatihan, seminar dll.
Seluruh sumber dana yang tertuang dalam Program Kerja dan Anggaran
dialokasikan untuk membiayai kegiatan-kegiatan STIK Stella Maris yang meliputi
kegiatan tridarma perguruan tinggi dan unsur pengelolaan dan penunjang STIK
Stella Maris.
V. MANAJEMEN AKADEMIS
(maksimum 10 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)
ASPEK KUANTITATIF Analisis di atas tidak boleh hanya kualitatif sehingga harus didukung oleh data-
data yang mendukung terhadap pernyataan pada Aspek Kualitatif di atas.
1. Prosedur pembukaan program studi baru di tingkat fakultas dan institusi, peran eksekutif dan Senat
Akademik dalam pembukaan program studi dijelaskan sebagai berikut:
Langkah pembukaan program pendidikan Ners dilakukan sebagai berikut:
a. Dilakukan rapat koordinasi program studi S1 Keperawatan STIK Stella Maris yang di pimpin oleh
Ketua STIK, Wakil Ketua Bidang Akademik, Ketua Program Studi dengan peserta semua
koordinator kurikulum, evaluasi, praktek, pengembangan, disampaikan bahwa mahasiswa
angkatan I kelas reguler sudah waktunya untuk mengikuti pendidikan program profesi perawat.
b. Ketua STIK Stella Maris mengadakan rapat koordinasi untuk membahas permohonan ijin
pembukaan pendidikan profesi Ners. Ketua STIK juga berkonsultasi dengan Tim Visitor AIPNI
waktu melakukan visitasi ke STIK Stella Maris pada tanggal 17-18 Juni 2010.
c. Selanjutnya dibentuk Tim Persiapan Perijinan Pembukaan pendidikan profesi Ners (susunan
panitia terlampir).
d. Tim Panitia Persiapan melakukan pengkajian dalam bentuk studi kelayakan, tujuan, kompetensi,
syarat pelaksanaan, materi praktek pendidikan profesi Ners., Tempat pelaksanaan pendidikan
profesi, SDM Instruktur dan nilai anggaran kegiatan pendidikan profesi Ners., format evaluasi,
dan bentuk penerbitan Ijazah, sumpah profesi ners.
e. Dilakukan pengusulan dengan mengisi Dokumen lengkap untuk di usulkan kepada Direktur
Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas RI.
2. Struktur organisasi dan manajemen penyelenggaraan program studi yang diusulkan.
1. Susunan Pejabat Struktural STIK Stella Maris Makassar :
a. Ketua : Rosdewi, SKp.MSN
b. Wkl Ketua I Bid. Akademik & : Henny Pongantung S.Kep.Ns.MSN
Kemahasiswaan
c. Wakil Ketua II : Sr. Marcelina Aliks, JMJ.
d. Ka. Prodi S-1 Keperawatan : Imelda Appulembang,BSN,MSN.
e. Penanggungjawab Prog. Profesi Ners : Sethiana Dewi Ruben S.Kep.,Ns
f. Bagian Keuangan : Veronika, AMd
g. Ka. LPPM : Vitus Waim SKM.
h. Ka. Unit Laboratorium : Serlina Sandi S.Kep., Ns
i. Ka. Unit Perpustakaan : Siprianus Abdu, S,Si.S.Kep
3. Jumlah mahasiswa baru yang dijanjikan untuk diterima dalam lima tahun pertama dan mekanisme
rekrutmennya dijelaskan secara detail pada tabel di bawah:
4. Rencana pengembangan program studi baik untuk jangka pendek (1-3 tahun ke depan), jangka
menengah (5-10 tahun kedepan) maupun jangka panjang (15-25 tahun ke depan), bagaimana
sumberdaya yang ada akan dikelola dan dikembangkan tanpa mengganggu program studi lain serta
bagaimana mutu akademik program studi tersebut akan dibina;
7. Dukungan kerjasama yang ada akan sangat membantu pengembangan program studi dan/atau
jurusan tersebut;
Garis besar rancangan penyusunan SPMI yang akan dikembangkan di STIK Stella Maris adalah sebagai
berikut :
6.1.1. Tujuan
Memelihara dan meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous
improvement), yang dijalankan oleh perguruan tinggi secara internal untuk memenuhi SNP, mewujudkan
visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan
Tinggi .
6.1.2. Stategi
1. STIK Stella Maris menggalang komitmen menjalankan sistem penjaminan mutu internal
perguruan tinggi sesuai dengan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi
oleh Ditjen. Dikti
2. STIK Stella Maris menetapkan sendiri standar mutu yang melampaui SNP berdasarkan visinya
3. STIK Stella Maris menetapkan dan menjalankan organisasi dan mekanisme kerja sistem
penjaminan mutu internal
4. STIK Stella Maris melakukan benchmarking mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan
(dalam/luar negeri)
VII. KESIMPULAN
(maksimum 3 halaman, A4, Font 11-Calibri, margin kiri, kanan, atas, bawah masing-masing 2cm)
ASPEK KUALITATIF Berikan kesimpulan berupa analisis yang komprehensif yang minimal berisi
penjelasan bagaimana program studi dan atau jurusan yang diusulkan akan
memenuhi kebutuhan yang ada, gambaran mengenai kelemahan-kelemahan
dan kekuatan dari program-program studi serta tantangan umum yang akan
dihadapi di masa depan, serta bagaimana program studi dan/atau jurusan akan
memposisikan diri untuk menghadapi tantangan tersebut dengan menggunakan
kekuatan yang ada dan memperhitungkan kelemahan yang ada.
Pembukaan Program Studi Profesi Ners STIK Stella Maris merupakan suatu program untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga perawat yang profesional serta untuk membantu
pemerintah dalam mengisi dan melaksanakan pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan
kesehatan yang tiada lain guna mencerdaskan bangsa Indonesia pada umumnya dan yang terutama
mampu menciptakan sumber daya manusia kesehatan yang handal dan profesional.
Adapun hasil analisis dari studi kelayakan terhadap rencana pembukaan program studi Profesi
Ners pada 3 aspek, yaitu :
Proses pengambilan keputusan untuk dapat menyelenggarakan program, telah mengacu pada
persyaratan-persyaratan yang telah menjadi ketentuan dan ketetapan dari pemerintah dalam hal ini
adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian
Perguruan Tinggi.
Fasilitas minimal yang ditetapkan dalam peraturan tersebut oleh para penyelenggara dalam hal
ini Yayasan Ratna Miriam dan STIK Stella Maris akan disiapkan dan akan disempurnakan dalam jangka
waktu yang relatif singkat. Adapun untuk rencana pengembangan dan penyempurnaan sarana dan
prasarana yang akan mendukung kelancaran dan kemudahan dalam proses kegiatan akademik profesi.
Prasarana lain yang dapat menjadi pendukung dalam kelancaran dan kemudahan proses
kegiatan akademik dan program studi adalah fasilitas yang berbentuk kerjasama dengan beberapa pusat
pelayanan kesehatan, baik negeri maupun swasta seperti rumah sakit dan puskesmas yang nantinya
dapat memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dalam menerapkan teori yang telah didapatkan
langsung kepada orang yang membutuhkannya di lapangan melalui praktek belajar lapangan.
Semua pejabat struktural maupun staf administrasi akan ditetapkan oleh pihak Yayasan Ratna
Miriam dan STIK Stella Maris. Demikian pula dalam aturan penetapan dosen tetap dan dosen tidak tetap
(Iuar biasa) akan ditetapkan oleh pihak Yayasan Ratna Miriam dan STIK Stella Maris.
B. Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan salah satu bagian penting yang harus ada dan disiapkan dalam
proses penyelengaraan pendidikan. Oleh karena itu untuk mendukung terselenggaranya program studi
maka pihak Yayasan Ratna Miriam sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap keberadaan
lembaga pendidikan ini telah siap untuk membantu memberikan sokongan dana pada awal tahun
pendirian lembaga pendidikan ini sampai waktu tertentu dimana nantinya program studi mampu
mengadakan dana sendiri untuk biaya operasional kegiatan akademiknya.
Adapun untuk selanjutnya biaya operasional kegiatan akademik dan program studi akan diambil
dengan menggali potensi yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan,
mahasiswa sebagai peserta didiknya dan pihak-pihak lain yang sifatnya tidak mengikat. Adapun besarnya
anggaran dana yang dibutuhkan pada setiap kegiatan akademik dan pelaksanaan program pendidikan
akan selalu diadakan kajian dan revisi-revisi seperlunya. Dan untuk proyeksi anggaran yang dibutuhkan
pada setiap tahun anggaran diperkirakan akan selalu mengalami kenaikan yang tentunya harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi dilapangan.
Dalam kenyataan yang terjadi pada saat ini ada kecenderungan masyarakat sudah mulai
menyadari akan pentingnya menggunakan pelayanan dan jasa dari tenaga-tenaga profesional di segala
bidang, khususnya di bidang kesehatan. Masyarakat mulai merespon dengan baik akan fungsi dan peran
tenaga profesional di bidang kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
Kondisi masyarakat inilah yang menyakinkan pihak Yayasan Ratna Miriam dan STIK Stella Maris
untuk menyelenggarakan Program Profesi Ners yang diharapkan akan lahir insan-insan kesehatan yang
bermutu, berkualitas dan mempunyai dedikasi tinggi terhadap profesinya. Agar tercapai harapan
tersebut pihak penyelenggara program studi SI Keperawatan akan selalu konsisten untuk melakukan
pembenahan disegala sektor yang mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan akademik dan
pelaksanaan program pendidikan.
Dalam usaha peningkatkan mutu pendidikan kesehatan di STIK Stella Maris khususnya Program
Studi S-1 Keperawatan ini, pihak penyelenggara akan selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan
Direktorat Pendidikan Tinggi melalui Kopertis Wilayah Jawa Barat dan AIPNI selalu Asosiasi Perguruan
Tinggi Ners Indonesia
Demikian, Studi Kelayakan ini disusun berdasarkan Surat Keputusan nomor 108/DIKTI/Kep/2001
tentang Pedoman Pembukaan Program Studi dan PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang terdiri atas : 1) Pendahuluan yang menyangkut aspek kemanfaatan dan keunggulan
dan aspek spesifikasi ; 2) KURIKULUM yang mencakup road map keilmuan dan keahlian; rancangan
kurikulum; dan sistem pembelajaran; 3) Sumber daya yang mencakup aspek sumber daya manusia dan
sarana prasarana; 4) Pendanaan yang mencakup aspek manajemen finansial dan aspek keberlanjutan;
5) Manajemen akademis; 6) Sistem penjaminan mutu; dan 7)Kesimpulan. Selanjutnya, diharapkan agar
usulan ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pemberian ijin penyelenggaraan Program Profesi Ners
S.1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar.
Ketua Ketua
PENGANTAR
Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2003 oleh Direktorat Akademik (dh.Direktorat Pembinaan
Akademik dan Kemahasiswaan), Ditjen.Dikti., Depdiknas, kegiatan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) di
perguruan tinggi pada saat ini telah berlangsung selama enam tahun. Dalam kurun waktu itu tentu telah
berkembang berbagai variasi implementasi Penjaminan Mutu, baik pada tingkat perguruan tinggi maupun
pada tingkat Nasional.
Sejak peluncuran kegiatan Penjaminan Mutu di perguruan tinggi dianut prinsip bahwa Direktorat Akademik
hanya memberikan inspirasi tentang Penjaminan Mutu, sedangkan implementasinya harus mampu
dilakukan sendiri oleh setiap perguruan tinggi sesuai dengan sejarah, budaya, kapasitas, dan visi serta misi
perguruan tinggi yang bersangkutan. Oleh karena itu, pada saat ini tentu telah terdapat sejumlah praktek
baik (good practices) dari berbagai perguruan tinggi yang telah mengimplementasikan kegiatan Penjaminan
Mutu.
Sementara itu, pada tahun 2006 telah selesai disusun secara Nasional suatu sistem yang menyinergikan
kegiatan EPSBED, Penjaminan Mutu, dan Akreditasi Perguruan Tinggi, yang semuanya bertujuan menjamin
mutu perguruan tinggi di Indonesia. Sistem tersebut dinamakan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
atau disingkat SPM-PT. Di dalam SPM-PT, kegiatan EPSBED akan dikembangkan menjadi suatu Pangkalan
Data Perguruan Tinggi (PDPT), sedangkan kegiatan Penjaminan Mutu dan Akreditasi masing-masing disebut
sebagai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
Instrumen evaluasi diri ini merupakan instrumen yang bertujuan mengevaluasi implementasi Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI).
Pada tahun 2008 Direktorat Akademik Ditjen Dikti telah menyebarluaskan Instrumen Evaluasi Implementasi
SPMI dan telah diisi oleh 387 perguruan tinggi. Berdasarkan desk evaluation telah terpilih 127 dari 387
perguruan tinggi tersebut untuk menjalani site verification dan technical assistance. Akhirnya, dihasilkan 68
dari 127 perguruan tinggi yang memiliki praktek baik (good practices) dalam SPMI.
Pada tahun 2009 praktek baik implementasi SPMI di berbagai perguruan tinggi diyakini telah semakin
meningkat. Agar peningkatan implementasi SPMI dapat dipetakan, Direktorat Akademik menyebarluaskan
instrumen evaluasi diri ini untuk diisi dengan data dan informasi tentang implementasi SPMI oleh semua
perguruan tinggi, kecuali 68 perguruan tinggi yang disebutkan di atas. Dari hasil pemetaan tersebut akan
dipilih sekitar 120 perguruan tinggi yang akan divisitasi oleh Tim dari Direktorat Akademik. Bersamaan
dengan visitasi tersebut akan dilakukan technical assistance (TA), sehingga perguruan tinggi tersebut
terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil pemetaan dan visitasi, Direktorat
Akademik akan menetapkan sekitar 60 perguruan tinggi yang telah mengimplementasikan SPMI dengan
baik, sehingga dapat digunakan sebagai praktek baik oleh perguruan tinggi lain.
Untuk memperoleh data dan informasi tentang implementasi SPMI perguruan tinggi di Indonesia,
Direktorat Akademik menyelenggarakan kembali Program Evaluasi Implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Internal Perguruan Tinggi 2009.
Komposisi Pernyataan
Kelompok Pernyataan A: Kebijakan SPMI PT : 10 pernyataan
Kelompok Pernyataan B: Manual SPMI PT : 5 pernyataan
Kelompok Pernyataan C: Standar dalam SPMI PT : 46 pernyataan
Kelompok Pernyataan D: Implementasi SPMI PT : 10 pernyataan
Kelompok Pernyataan E: Peningkatan berkelanjutan SPMI PT : 7 pernyataan
Petunjuk Pengisian
1. Lingkari atau centang pada YA jika pernyataan sesuai dengan kenyataan atau TIDAK jika pernyataan
tidak sesuai dengan kenyataan
2. Beri uraian pada pernyataan yang terbuka (jika tidak dapat dijelaskan dengan YA dan TIDAK).
No Pernyataan Konfirmasi
1 PT kami memiliki kebijakan tentang Sistem Penjaminan YA TIDAK
Mutu Internal (SPMI).
(langsung ke
No. 10)
2 Kebijakan SPMI PT kami telah diterapkan YA TIDAK
(jawab No. 4)
3 Kebijakan SPMI PT kami telah diterapkan sejak 2011
(langsung ke No. 5)
4 SPMI PT kami belum diterapkan karena kebijak-an
SPMI PT tersebut:
YA TIDAK
a. baru selesai dan belum disosialisasikan
b. belum disetujui dan/atau disahkan YA TIDAK
Apabila perguruan tinggi Anda belum memiliki kebijakan SPMI, maka pengisian Instrumen Evaluasi
Diri ini tidak perlu dilanjutkan, namun tetap harus dikirimkan kembali kepada Direktorat Akademik,
Ditjen Dikti Depdiknas.
C.1. Delapan Kelompok Standar Minimum Dalam SPMI PT Menurut PP. No.19
Tahun 2005
Kedelapan kelompok standar di bawah ini didasarkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, yang dalam Pasal 91 ayat (2) menetapkan bahwa setiap satuan pendidikan
tinggi wajib memenuhi kedelapan kelompok standar tersebut atau melampauinya.
Agar dapat memahami pengertian berbagai standar di bawah ini, sangat dianjurkan untuk membaca
dengan seksama PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang dapat diunduh di
http://www.infohukum.dkp.go.id/produk/653.pdf
Istilah standar dalam pernyataan berikut merujuk pada tolok ukur yang dinyatakan secara tertulis dalam
sebuah dokumen (misalnya berupa Keputusan, Buku SPMI). Sedangkan istilah formulir/borang adalah
berbagai instrumen tertulis untuk melaksanakan standar tersebut.
Contoh:
1. Standar: Setiap semester Dosen harus memberi kuliah minimum 12 kali tatap muka untuk setiap
matakuliah yang diasuhnya.
2. Formulir/Borang: formulir Berita Acara Perkuliahan atau Daftar Hadir Dosen di kelas.
No Pernyataan Konfirmasi
I. Standar Isi / Kurikulum (Pasal 5 18 PP No 19 Tahun 2005)
1 a. SPMI PT kami telah menetapkan standar Kerangka YA TIDAK
Dasar dan Struktur Kurikulum
b. Standar tersebut telah dilengkapi dengan YA TIDAK
formulir/borang
c. Standar tersebut telah dipenuhi YA TIDAK
C.2. Kemungkinan Penambahan Standar lain selain 8 (Delapan) Kelompok Standar Minimum Di atas
Kedelapan kelompok standar minimum di atas wajib dipenuhi menurut PP. No. 19 Tahun 2005, namun PP
tersebut juga mengatur bahwa setiap satuan pendidikan tinggi dapat melampaui kedelapan standar
minimum tersebut dengan merumuskan/ menetapkan standar lain yang tidak diatur dalam PP tersebut.
Contoh standar lain: Standar Penelitian, Standar Pengabdian Kepada Masyarakat, Standar Kerjasama, dan
sebagainya yang ditingkatkan dan dikembangkan berdasarkan visi PT kami.
46 Visi PT kami:
Visi Program Studi Ners STIK Stella Maris Makassar yaitu menjadi program studi yang
menghasilkan Ners profesional yang memiliki sikap peka dan peduli dalam pelayanan
asuhan keperawatan yang berlandaskan pelayanan cinta kasih, serta unggul dalam
keperawatan kritis (Critical Care)
No Pernyataan Konfirmasi
1 Ketika PT kami mulai menjalankan Kebijakan SPMI
secara utuh, PT kami melakukan sosialisasi SPMI PT
tersebut kepada:
a. Pendidik/Dosen YA TIDAK
b. Tenaga kependidikan (administrasi/penun- YA TIDAK
jang)
c. Mahasiswa YA TIDAK
d. Alumni YA TIDAK
e. Orang tua mahasiswa YA TIDAK
f. Organisasi profesi YA TIDAK
g. Lainnya, sebutkan...........................
7 Nama dan struktur organisasi dari lembaga penjaminan mutu di PT kami seperti yang
dimaksud dalam no. 6b, serta posisinya di dalam struktur organisasi PT kami sebagai
berikut: (bila perlu jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
8 Mekanisme kerja dari lembaga pada pernyataan no. 7 sebagai berikut: (bila perlu
jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
(langsung ke Bagian E)
9 Mekanisme SPMI PT kami dilakukan secara embedded
tanpa adanya lembaga tersendiri yang menangani
penjaminan mutu, karena cara tersebut:
a. lebih efektif dan cocok dengan budaya orga-
nisasi PT Anda
YA TIDAK
b. tidak memerlukan dana operasional yang YA TIDAK
besar
c. lainnya, sebutkan.................................
10 Mekanisme kerja implementasi SPMI PT kami yang dilakukan secara embedded sebagai
berikut: (bila perlu jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
E. Peningkatan Berkelanjutan SPMI PT
Sebagai sebuah sistem di dalam SPM-PT, SPMI PT juga seharusnya ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya
melalui proses evaluasi terhadap SPMI PT itu sendiri secara berkala dan berkelanjutan. Pada gilirannya
peningkatan SPMI PT harus memacu perkembangan PT. Perlu diingat, bahwa pernyataan berikut
merupakan evaluasi diri terhadap SPMI PT sebagai sebuah sistem yang utuh, bukan evaluasi atas substansi
atau standar dalam SPMI PT.
No Pernyataan Konfirmasi
1 PT kami memiliki mekanisme untuk mengeva-luasi YA TIDAK
efektivitas dan efisiensi SPMI PT sebagai sebuah sistem
(Anda tak perlu
menjawab lagi)
2 SPMI PT kami sebagai sebuah sistem telah dievaluasi YA TIDAK
secara berkala
3 Hasil evaluasi tersebut telah digunakan untuk: a.
peningkatan efektivitas dan efisiensi SPMI PT
YA TIDAK
kami sebagai sebuah sistem
b. pengembangan PT kami YA TIDAK
4 Periode/siklus evaluasi SPMI PT kami sebagai sebuah sistem sebagai berikut:
1. Setiap bulan untuk evaluasi bulanan untuk kegiatan operasional, sarana, praktek dan
kelancaran PBM.
2. setiap tribulan untuk program kerja tribulan pemeliharaan sarana, kemahasiswaan
dan pengabdian masyarakat.
3. setiap semester untuk evaluasi akademik, pencapaian kompetensi dan evaluasi PBM,
Dosen.
b. evaluator eksternal SPMI PT kami sebagai sebuah sistem adalah Tim Kopertis Wilayah
IX, AIPNI, PPNI dan DINAS KESEHATAN
7 Prosedur evaluasi SPMI PT kami sebagai sebuah sistem sebagai berikut: (bila perlu
jawaban dapat ditulis pada lembar terpisah)
1. Ada surat pemberitahuan dari Kopertis, AIPNI, PPNI atau Dinas Kesehatan untuk
melakukan kunjungan pembinaan.
2. Institusi memberikan data/ dokumen, fasilitas dan SDM yang untuk di evaluasi
3. Institusi diberi feedback hasil evaluasi sebagai bahan pertimbangan perencanaan dan
pengembangan selanjutnya.
4. hasil Evaluasi dibahas dalam rapim dan pleno untuk dilakukan pernaikan seperlunya
sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Evaluasi Eksternal dilakukan sebagai berikut:
a. Ada surat undangan dari Ketua STIK untuk melakukan perencanaan program kerja
penjaminan mutu pendidikan.
b. Program Studi melakukan langkah dan perbaikan atau kelengkapan data/ dokumen,
fasilitas dan SDM untuk memenuhi syarat penjaminan mutu pendidikan.
c. Ketua Program Studi di STIK Stella Maris membuat perencanaan dan pelaksanaan
program penjaminan.
d. Perencanaan dan pelaksanaan di evaluasi setiap 3 bulan oleh ketua STIK.
hasil feed back tertulis diberikan kepada Prodi dan Yayasan Ratna Miriam untuk di
tindaklanjuti
********