COLABORATION
Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era kemajuan ilmu kesehatan saat ini, pendidikan merupakan suatu hal yang penting
dalammengembangkan kualitas pelayanan kesehatan, berdasarkan hal tersebut makauntuk
menyesuaikan kebutuhan masyarakan perlunya sistem pendidikan yang bermutu dan
mempunyai orientasi pada ilmu pengetahuan yang berkembang pesat seperti saat iniyang
(Febriyani, 2014). Peningkatan permasalahan pasien yang kompleks membutuhkan
keterampilan dan pengetahuan dari beberapa tenaga profesional (Keshtkaran et al., 2014). Oleh
karena itu kerja sama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan.
PEMBAHASAN
Kerjasama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan. Dalam
melakukanpeningkatan IPC dapat dilakukan dengan carayaitu peningkatan komunikasi
yang efektif. Dengan komunikasi yang efektif sehingga para tenaga kesehatan dapat
melakukan tindakan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif.
3. Manfaat IPC
IPC menjadi hal yang penting untuk setiap tenaga kesehatan dikarenakan dengan
adanya interprofesional collaboration makasemua tenaga kesehatan yang ada di rumah
sakit dapat menjalin komunikasi yang baik sehingga dengan terlajinnya kolaborasi yang
baik maka dapat meningkatkan keselamatan dan kesehatan pasien.
C. Tujuan Interprofesional Education & Colaboration
Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai
profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif
(Vangen, 2003). Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa
dengan tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi
bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan
keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi
kesehatan yang lain (Kumar, 1996).
1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas,
2. Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan perawatan
dan pengobatan pasien,
3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau perawatan
pasien,
4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain,
5. Memfasilitasi pertemuan interprofessional, dan
6. Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.
2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/335150491_INTERPROFESIONAL_EDUCATION_I
PE_DALAM_KURIKULUM_PENDIDIKAN_KESEHATAN_SEBAGAI_STRATEGI_PENIN
GKATAN_KUALITAS_PELAYANAN_MATERNITAS
majalah.farmasetika.com
file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/INTERPROFESIONAL%20COLABORATION%20
SEBAGAI%20WADAH%20DALAM%20UPAYA%20MENINGKATKAN%20KESELAMAT
AN%20PASIEN.pdf
Interprofessional education dan
interprofessional colaboration
Adlina aipa (2011312054)
Fadiatul Rahma (2011311032)
Fajrin Nurhasni (2011312048)
Febmiyana ermisam putri (2011313012)
Febri ayu nazila (2011313006)
Putri Ayu Naibaho (2011311005)
Rahmah Fauziah (2011312075)
Rissa mahfuza (2011312042)
Rani Zul Yuliartha Rizky (2011312060)
siti maharani (20113130277)
Interprofessional education (IPE)
a. Defenisi
b. Manfaat IPE untuk Perkembangan Dunia
Interprofessional education (IPE) adalah Kesehatan
metode pembelajaran yang interaktif, berbasis
1)Keterjangkauan serta koordinasi layanan
kelompok, yang dilakukan dengan menciptakan
kesehatan
suasana belajar berkolaborasi untuk
mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan 2) Penggunaan sumber daya klinis spesifik
juga untuk menyampaikan pemahaman yang sesuai
mengenai interpersonal, kelompok, organisasi 3) Outcome kesehatan bagi penyakit kronis,
dan hubungan antar organisasi sebagai proses dan
profesionalisasi.
4) pelayanan serta keselamatan pasien.
2
d. Hambatan IPE
Hambatan ini terdapat dalam berbagai tingkatan dan terdapat pada pengorganisasian, pelaksanaan,
komunikasi, budaya ataupun sikap. Sangat penting untuk mengatasi hambatan-hambatan ini sebagai
persiapan mahasiswa dan praktisi profesi kesehatan yang lebih baik demi praktik kolaborasi hingga 16
perubahan system pelayanan kesehatan (Sedyowinarso, dkk., 2012).
e. Kompetensi IPE
﹡ Proses pembelajaran IPE membutuhka npengajar (dosen) yang memiliki kompetensi pembelajaran
IPE. 14 Freeth et al. (2005) mengungkapkan kompetensi dosen atau fasilitator IPE antara lain
adalah
1. Sebuah komitmen terhadap pembelajaran dan praktik interprofesional,
2. Kepercayaan dalam hubungan pada focus tertentu dari pembelajaran interprofesional dimana
staf pendidik berkontribusi
3. Model peran yang positif
4. Pemahaman yang dalam terhadap metode pembelajaran interaktif dan percaya diri dalam
menerapkannya
5. Kepercayaan dan fleksibilitas untuk menggunakan perbedaan profesi secara kreatif dalam
kelompok
6. Menghargai perbedaan dan kontribusi unik dari masing-masing anggota kelompok
7. Menyesuaikan kebutuhan individu dengan kebutuhan kelompok
8. Meyakinkan dan memiliki selera humor dalam menghadapi kesulitan.
3
f. Tujuan Interprofesional Education
Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi
dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Vangen, 2003).
Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk
menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika
mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain (Kumar,
1996).
4
Interprofessional colaboration
(IPC)
1. pengertian IPC
Interprofessional calaboration (IPC) adalah kerjasama antara
profesi kesehatan dengan latar pendidikan berbeda menjadi satu tim
berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
yang efektif (WHO, 2010). IPC menurut Institute of Medicine
(IOM) bekerjasama efektif dalam tim memegang peranan utama
dalam perbaikan sistem organisasi pemberian pelayanan berfokus
pada pasien (Patient Cantared Care), karna lebih aman, efektif dan
efisien. IPC merupakan strategi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan. Strategi IPC bertujuan untuk patient safety, kekurangan
SDM, dan mengubah sistem perawatan kesehatan yang lebih
efektif (National Research Council 2000). IPC yang tidak baik aka
memberikan dampak yang tidak baik bagi pihak Rumah Sakit, staf
dan pasien sebagai penerima pelayanan. Adapun dampak yang
ditimbukan adalah semakin meningkatnya ketidak puasan hingga
maraknya tuntutan pasien atau keluarga pasien.
2. Cara meningkatkan IPC
Kerjasama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan. Dalam melakukanpeningkatan IPC dapat
dilakukan dengan carayaitu peningkatan komunikasi yang efektif. Dengan komunikasi yang efektif
sehingga para tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif.
3. Manfaat IPC
IPC menjadi hal yang penting untuk setiap tenaga kesehatan dikarenakan dengan adanya interprofesional
collaboration makasemua tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit dapat menjalin komunikasi yang baik
sehingga dengan terlajinnya kolaborasi yang baik maka dapat meningkatkan keselamatan dan kesehatan
pasien.
4. Tujuan IPC
Adapun tujuan Interprofessional collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan praktik
kolaborasi yang efektif antar profesi. Terkait hal itu maka perlu diadakannya praktik kolaborasi dengan
profesi lainnya. IPC merupakan wadah kolaborasi efektif untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
pasien yang didalamnya terdapat profesi tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan
fisioterapi (HealthProfessional Education Quality(HPEQ), 2011).
6
Bridges menjabarkan Kompetensi kolaborasi, yaitu:
1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas,
2. Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan
perawatan dan pengobatan pasien,
3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau
perawatan pasien,
4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain,
5. Memfasilitasi pertemuan interprofessional, dan
6. Memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.
7
THANK YOU