Disisun Oleh :
BAMBANG ADI PURNOMO
420J0002
2020
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami
atau merasakankebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan
dengan orang lain tetapi tidakmampu untuk membuat kontak (Carpenito,
2009).
Isolasi social adalah suatu sikap individu menghindari diri dari interaksi
dengan oranglain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan
tidak mempunyai kesempatanuntuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau
kegagalan (Yosep, 2016, hlm.229).
Isolasi social adalah keadaan ketika seorang individu mengalami
penurunan atau bahkansama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain disekitarnya. (Keliat dan Kemat, 2010,hlm. 93).
2.2 Etiologi
1. Factor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari
ibu / pengasuh kepada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang
dapat menghambat terbentuknya rasa percaya.
d. Faktor biologi
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa,
insiden tertinggiskizofrenia di temukan pada keluarganya yang
anggota keluarga menderita skizofrenia.
2. Factor Presipitasi
a. Stressor sosial budaya
Stressor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam
berhubungan, terjadinya penurunanstabilitas keluarga seperti :
perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai kehilangan pasangan
pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit
atau dipenjara
b. Stressor Giokimic
Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik serta
traktus saraf dapatmerupakan indikasi terjadinya skizofrenia
c. Stressor biologic dan lingkungan sosial
Beberapa penelitian membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering
terjadi akibat interaksiantara individu, lingkungan, maupun biologis
d. Stressor psikologis
Kecemasan yang tertinggi akan menyebabkan menurunya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Ego pada
klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas untukmengatasi stres.
Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius antara hubungan ibu
dan anak pada fase sinibiotik sehingga perkembangan psikologis
individu terhambat.
1) Hubungan ibu dan anak
Ibu dengan kecemasan tinggi akan mengkomunikasikan
kecemasannya pada anak,misalnya dengan tekanan suara yang
tinggi, hal ini membuat anak bingung, karena belum
dapatmengklasifikasikan dan mengartikan pasien tersebut.
2.4 Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
2. Terapi fisik ECT (Elektro Compution Teraphy)
3. Terapi psikologi
4. Terapi social
5. Bila serangan pertama
a. Membangkitkan dan diagnosis
b. Pemeriksaan psikologi
c. Pemeriksaan kimia rutin, skrinning, roksikologi, VDRL dan uji fungsi
tiroid
d. Elektroensefologram (untuk menyingkirkan epilepsy logus
temperralit, neoplasma) (Buku saku psiatri, penerbit buku kedokteran
EGC
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggal MRS(masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah
Sakit dan alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang kerumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah, dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa pada masalalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan,kekerasan dalam keluarga dan tindakan
criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB,
BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasif
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik
klien, afek klien,interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
10. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan berkenalan
- Latih cara berbicara
- Masukan pada jadwal kegiatan
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan berkenalan
- Latih cara berbicara pada kegiatan (2 keg)
- Masukan pada jadwal
SP 4 :
- Evaluasi
- Latih keg. Harian
- Nilai kemampuan
- Nilai apakah isos teratasi
SP 5 :
- Evaluasi
- Latih kegiatan harian
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan berkenalan & berbicara
- Jelaskan kegiatan rumah tanggga
- Latih cara berbicara
SP 3 :
- Evaluasi
- Jelaskan kegiatan sosial
- Latih pasien belanja
SP 4 :
- Evaluasi
- Follow up Rsj/pkm -> kambuh
- Anjurkan membantu sesuai jadwal
SP 5 :
- Evaluasi
- Nilai kemampuan
Intervensi:
Membina hubungan saling percaya kepadakeluarga
Mendiskusikan tentang:
a. Perilaku menarikdiri
b. Penebab perilaku menarikdiri
c. Akibat yang terjadi apabila perilaku menarik diri tidak ditanggapi
d. Cara keluarga menghadapi perilaku menarikdiri
e. Mendorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien
dalam berkomunikasi dengan oranglain
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian,
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
DAFTAR PUSTAKA