Anda di halaman 1dari 14

MIDLLE RANGE THEORY

“CHRONIC SORROW”
(Berduka Kronis)

OLEH :
JUNAIDI
NIM S22041004
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA
STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK TAHUN 2020
INTRODUCTION
• Penyakit kronis dapat didefinisikan sebagai kondisi sakit yang menimbulkan berkurangnya atau
hilangnya fungsi sehari-hari lebih dari 3 bulan dalam 1 tahun atau mengamali hospitalisasi lebih dari 1
bulan dalam 1 tahun (Hockenberry, 2007).
• Hal ini menyebabkan individu dengan penyakit kronik mengalami berbagai masalah keterbatasan
sehingga individu tersebut mempunyai kebutuhan akan perawatan khusus, komprehensif dan
berkelanjutan. Penyakit kronik mempunyai efek besar terhadap fungsi keluarga. Salah satunya adalah
efek substansial fungsi keluarga dimana keluarga akan mendapatkan tugas keluarga yang lebih
kompleks, tanggungjawab yang lebih besar, perhatian yang lebih besar, pembiayaan, ketidakpastian
masa depan, keterbatsan atas kecukupan ekonomi, kehilangan secara emosional, reaksi terhadap
persepsi dalam masyarakat, isolasi sosial, dan kehilangan kesempatan dalam bermasyarakat secara
norma, sehingga bisa dikatakan bahwa keluraga adalah faktor pendukung yang sangat berpengaruh
terhadap kondisi yang terjadi pada salah satu anggota keluarganya (Alligood, 2014).
• Peran utama dari perawat menurut teori ini mencakup bersikap empati, menjadi pendidik yang baik,
memberi perhatian dan bersikap professional. Penerapan teori ini dalam pemberian asuhan
keperawatan dapat membantu klien yang menderita penyakit kronik maupun keluarga serta orang di
sekitarnya untuk meningkatkan kemampuan mekanisme koping eksternal dalam menghadapi proses
kehilangan yang terjadi (Peterson and Bredow 2013). 
SO, WHAT IS THE CHRONIC SORROW?????

Georgene Gaskill Eakes lahir di New Bern, North Mary Lermann Burke lahir Sandusky, Ohio.
Carolina. Ia seorang Profesor Emeritus di East Riwayat pendidikan Burke di bidang keperawatan Margaret A. Hainsworth lahir di
Carolina University College of Nursing. Eakes anak menjadikannya mendapat
menyelesaikan pendidikan magister keperawatan penghargaan Certificate in Parent-Child Nursing Brockville, Ontario, Kanada. Ia
dan doktoralnya di University of North Carolina. and Interdisciplinary Training in Developmental menyelesaikan studi magister dan
Pada awal karirnya, Eakes bekerja di tatanan Disabilities. Pada tahun 1998, ia mendapatkan doktoralnya di bidang keperawatan
pelayanan kesehatan jiwa komunitas. Eakes penghargaan ia mendapatkan penghargaan atas
bergabung di East Carolina University School of karyanya dalam mengembangkan instrumen jiwa. Pada tahun 1988, ia menjadi
Nursing di Greenville, North Carolina. Eakes dalam penelitian chronic sorrow. Pada awalnya, perawat spesialis jiwa. Hainsworth
tertarik dengan isu kematian, dying, respon Burke bekerja di pelayanan keperawatan anak tertarik pada topik penyakit kronis
berduka dan kehilangan saat ia mengalami cidera kemudian bergabung sebagai staf pengajar
parah yang mengancam nyawanya karena hingga menjadi profesor pada tahun 1996 dan chronic sorrow sejak ia menjadi
kecelakaan mobil. Pengalaman menegangkan di Nursing Faculty Rhode Island College. fasilitator pada kelompok dukungan
tersebut melatarbelakangi pemikirannya untuk Inovasinya dalam penelitian terkait untuk pasien wanita dengan
mempersiapkan tenaga kesehatan perawatan konsep chronic sorrow yang meliputi perawatan
pada pasien yang kritis dan menanggapi reaksi pada anak dengan spina bifida, Burke mengamati multipel sklerosis. Selanjutnya
berduka. Mulai sejak saat itu, Eakes melakukan respon berduka pada orang tua. Selanjutnya Hainsworth bergabung dengan
banyak penelitian dan praktik terkait kondisi Burke mengembangkan instrumen Burke Chronic Burke dalam penelitian chronic
pasien terminal, dying, respon berduka dan Sorrow Questionnaire dalam penelitian anak
respon kehilangan  dengan myelomeningocele. Penelitian Burke juga sorrow NCRCS pada tahun 1989
dilakukan pada pasangan infertil dan pada hingga pada tahun 1999 mereka
individu dewasa dengan orangtua yang memiliki mendapatkan penghargaan Best of
penyakit kronis. Artikelnya yang berjudul “Middle
Range Theory of Chronic Sorrow” mendapatkan Image Award in Theory dari Sigma
penghargaan Best of Image Award pada tahun Theta Tau International (Alligood,
1999 (Alligood, 2014). 2014).
CONCEPTS AND DEFINITIONS
A • Disparitas secara terus menerus sebagai akibat dari proses kehilangan, ditandai
dengan duka mendalam dan terus menerus. Gejala dari peristiwa berduka terjadi
Chronic secara periodik dan gejala ini mungkin terus berkembang/meningkat.
Sorrow

• Kehilangan terjadi sebagai akibat dari disparitas antara situasi ideal yang diinginkan
B
dengan situasi nyata yang terjadi. Sebagai contoh orang tua berharap untuk memiliki
anak yang sempurna dan situasi nyata yang dialami adalah orang tua memiliki anak
Loss dengan disabilitas.

C • Yaitu situasi, kondisi yang berlangsung dan kondisi yang menjadi fokus dari pengalaman
atau perasaan kehilangan dan dapat mencetuskan atau mengeksaserbasi (memunculkan
Trigger kembali) reaksi perasaan berduk
Events
NEXT,,,
D • Hal ini berkaitan dengan respon individu untuk berdamai dengan dukacita yang ia
rasakan atau perasaan chronic sorrow yang dialami. Respon ini dapat bersifat
Management internal yaitu strategi koping yang individu susun atau bersifat eksternal yaitu
Methods dengan melibatkan intervensi dari tenaga kesehatan profesional

E • Manajemen ini merupakan hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan


individual atau yang memperberat perasaan chronic sorrow yang dialami individu
Ineffective tersebut.
Management

F
• Hal ini dihasilkan dari strategi yang meningkatkan kenyamanan dan mempengaruhi
Effective individu
Management
Konsep Utama Keperawatan
KEPERWATAN Kesehatan
Hal terkait menegakkan diagnosa chronic sorrow dan
menyediakan intervensinya termasuk dalam lingkup praktik Menurut teori ini, kesehatan adalah fungsi normal.
keperawatan. Perawat dapat menyediakan bimbingan Kesehatan individu bergantung pada adaptasi
antisipatif (anticipatory guidance) pada individu yang terhadap respon kehilangan. Koping efektif
berisiko. Tugas utama dari perawat adalah menunjukkan dihasilkan dari respon normal terhadap peristiwa
empati, keahlian, sikap caring dan menunjukkan performa kehilangan.
sebagai pemberi layanan yang kompeten.
ASUMSI
Manusia KEP
Dalam teori ini, manusia memiliki persepsi idealis dari
proses hidup dan kesehatan. Manusia akan Lingkungan
membandingkan pengalamannya dengan pengalaman yang Interaksi yang terjadi berhubungan dengan konteks sosial.
ia harapkan (kondisi ideal) dan dengan pengalaman orang Dalam hal ini termasuk keluarga, sosial, pekerjaan, norma
lain di sekitarnya. Meskipun pengalaman setiap individu sosial dan lingkungan pelayanan kesehatan.
terkait kehilangan merupakan respon yang unik akan tetapi
masih terdapat kesamaan dan respon yang diperkirakan
dari proses kehilangan tersebut.
Skema Teori Chronic sorrow (Alligood, 2017).
STRATEGI MANAJEMEN
Nursing Consortium for Reasearch on Cronic Sorrow (NCRCS)
meyakinkan bahwa kesedihan kronis bukan masalah jika para
individu dapat melakukan manajemen secara efektif.

ACTION

intervensi
yang
dilakukan
oleh
professional
kesehatan

KOPING KOPING KOPING KOPING


EMOSIONAL INTERNAL KOGNITIF
EKTERNAL
empati,
memberi
edukasi serta
merawat dan
melakukan
tindakan
professional
kompeten
KOPING lainnya
INTERPERSONAL
ARTIKEL PENELITIAN
Existence, triggers, and coping with chronic sorrow: a qualitative study of caretakers of
children with sickle cell disease in a National Referral Hospital in Kampala, Uganda
Olwit et al. BMC Psychology (2018)

• Studi Kualitatif
• Hasil: Banyak (9 dari 12) pengasuh mengalami kesedihan kronis. Perasaan sedih tersebut dipicu
oleh faktor terkait petugas kesehatan, terkait penyakit dan faktor pendukung. Pengasuh
menggunakan strategi penanggulangan eksternal dan internal. Dukungan eksternal berasal dari
masyarakat, keluarga dan fasilitas kesehatan. Strategi koping internal adalah perilaku dan kognitif.
• Kesimpulan: Pengasuh anak dengan penyakit sel sabit mengalami kesedihan kronis dan
menggunakan strategi koping internal dan eksternal untuk menghadapinya, yang bisa efektif atau
tidak efektif. Studi ini merekomendasikan bahwa petugas kesehatan harus secara rutin melakukan
skrining untuk kesedihan kronis di antara pengasuh anak dengan penyakit sel sabit dan membantu
pengasuh untuk memperkuat strategi penanganan yang efektif untuk memperbaiki efek negatif
dari kesedihan kronis.
Bowes, S., Lowes, L., Warner, J., & Gregory, J. W. (2009). Chronic sorrow in parents of children with type 1 diabetes.
Journal of Advanced Nursing, 65(5), 992–1000.doi:10.1111/j.1365-2648.2009.04963.x 

• Metodologi: Wawancara mendalam dilakukan pada tahun 2007 dengan sampel kenyamanan 17
orang tua anak dengan diabetes tipe 1 7-10 tahun setelah diagnosis. Data dieksplorasi dalam
kerangka teoritis tentang kesedihan, kehilangan, adaptasi, dan perubahan.
• Temuan: Orang tua telah beradaptasi dengan kebutuhan manajemen diabetes tetapi sebagian
besar belum 'sesuai' dengan diagnosis. Mereka mengalami kebangkitan kembali kesedihan pada
saat-saat kritis selama perkembangan anak mereka dan beberapa, terutama para ibu, menjadi kesal
selama wawancara mereka, meskipun ini terjadi 7-10 tahun setelah diagnosis anak mereka. Para
ibu lebih banyak menguraikan emosi mereka daripada ayah, tetapi perasaan berkelanjutan yang
terkait dengan kesedihan, seperti kemarahan dan rasa bersalah, diekspresikan oleh ayah dan ibu. 
• Kesimpulan: Pemahaman yang lebih baik tentang tanggapan emosional jangka panjang orang tua
dan pengakuan bahwa kesedihan mungkin tidak pernah dapat diselesaikan pada orang tua ini
dapat memungkinkan profesional perawatan kesehatan untuk memberikan dukungan yang sesuai
dan tepat waktu pada saat-saat kritis.
Coughlin, M. B., & Sethares, K. A. (2017). Chronic Sorrow in Parents of Children with a Chronic Illness or Disability: An
Integrative Literature Review. Journal of Pediatric Nursing, 37, 108–116.doi:10.1016/j.pedn.2017.06.011

• Sampel: Sembilan belas studi dari pencarian literatur dalam database CINAHL, MEDLINE,
PsycINFO, Psycarticles dan SocIndex dimasukkan dalam tinjauan.
• Hasil: Temuan menunjukkan bahwa ibu mengalami kesedihan kronis yang lebih intens
dibandingkan dengan ayah. Krisis perawatan kesehatan dan tonggak perkembangan
adalah pemicu kuat untuk bangkitnya kembali kesedihan kronis. Strategi bermanfaat
oleh penyedia layanan kesehatan termasuk memberikan informasi, membantu
mendapatkan istirahat dan menjadi empati dan penuh kasih.
• Kesimpulan: Penyedia layanan kesehatan perlu memahami bahwa kesedihan kronis
adalah konsekuensi normal dari memiliki anak dengan penyakit kronis atau kecacatan.
• Implikasi: Intervensi yang berpusat pada keluarga harus bersifat individual dan ditujukan
untuk memberikan peningkatan kenyamanan bagi orang tua pada saat dibutuhkan.
Diperlukan penelitian lebih lanjut yang melihat keefektifan intervensi.
Contoh Kasus
• Pada kasus An. NG, proses kehilangan An. NG ia rasakan karena dua kaki serta satu tangan
kanannya hilang karena diamputasi.
• Respon keluarga khususnya ayah An. NG yang maladaptif semakin membuat An. NG
merasa tertekan sehingga mengalami proses Chronic Sorrow.
• An. NG sudah enggan untuk melanjutkan sekolah bahkan tidak ada semangat hidup
sesaat setelah kaki dan tangannya diamputasi. Disaat An. NG mengalami kesedihan
karena amputasi, ayahnya masih berpikir An.NG adalah anak normal yang mempunyai
anggota badan lengkap. Ketika An. NG memiliki keterbatasan melakukan rentang gerak
dan masih sesekali merasa sakit, ayahnya mengira itu hanya keluhan
• An. NG saja untuk menarik perhatian keluarga dan mencoba bersikap tidak mandiri lagi
seperti sebelumnya. Karena ini lah ayahnya sering marah-marah bahkan memaki An. NG.
Respon dari ayah merupakan bentuk dari pemicu yang semakin membuat An. NG merasa
kehilangan dan berkembang menjadi proses yang progresif. Sikap ayah An. NG ini
merupakan bentuk pemicu munculnya Chronic Sorrow dan merupakan  suatu
penanganan yang tidak efektif.
Penyelesaain Kasus
• Px chronic sorrow : An. NG
• Menjadi pemicu : Perkembangan dan sosial yaitu tidak lagi memiliki harapan untuk berkembang dan
melakukan kegiatan dan merasa lingkungan sosial tidak akan mampu menerimanya (ditunjukan dengan
pernyataan tidak ingin sekolah)
• Keluarga sebagai caregiver dapat menjadi pemicu terjadinya Chronic Sorrow.
• Seorang individu tidak akan mengalami Chronis Sorrow jika dapat mengolah perasaannya secara efektif.
Dalam proses pengelolaan perasaan ini diperlukan strategi baik internal maupun eksternal.
• Strategi perawatan diri berupa tindakan, kognitif, interpersonal, dan emosional merupakan strategi internal.
• Salah satu bentuk strategi yang dapat mencegah munculnya Chronic Sorrow yang diakibatkan karena proses
kehilangan adalah dengan menyibukkan diri dan melakukan kegiatan yang menyenangkan. Berusaha berpikir
positif dan tidak mencoba untuk melawan kondisi yang ada adalah koping kognitif yang paling sering
digunakan.
• Hal ini dikemukanan oleh para ahli di The Nursing Consortium for Research on Chronic Sorrow (NCRCS) yang
merupakan projek penelitian Georgene Gaskill Eakes dan Mary Lermann Burke. Sedangkan strategi eksternal
dalam penanganan Chronic Sorrow adalah tindakan intervensi yang diberikan oleh professional kesehatan.
Tenaga professional keperawatan membantu klien dengan meningkatkan kenyamanan melalui kehadiran dan
perasaan empati, guru-ahli, serta caring dan kompetensi
• Intervensi yang bisa diberikan oleh tenaga kesehatan professional bertujuan
untuk membangun metode managemen eksternal klien agar menjadi optimal.
Ketika memulai intervensi, perawat harus mengubah cara pandang klien
akan Chronic Sorrow. Chronic Sorrow bukan merupakan respon yang normal
melainkan adalah situasi yang siginifikan disebabkan oleh kehilangan, sehingga
kondisi ini membutuhkan intervensi. Prawat juga harus mengkaji apakah klien
pernah mengalami proses kehilangan di waktu yang lampau. Seorang klien yang
pernah mengalami proses kehilangan di masa lampau tentunya mempunyai
pengalaman bagaimana dulunya ia mengatasi rasa kehilangannya. Disini peran
perawat mengembangkan kemampuan yang ada atau yang sudah ada di klien
dalam menguatkan manajemn internal klien untuk menanggulangi Chronic
Sorrow yang dialami.
• Keberhasilan perawat dalam mengatasi Chronic Sorrow pada klien juga didukung
oleh keluarga.

Anda mungkin juga menyukai