Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. ALI AMRAN
2. ANDI AZIZ ALMAGHRIBI
3. ARI ANGGRAINI
4. ARI WINDARTO
5. DANIAH
6. DEDI FITRIYANTO
7. DWI BETALIA
8. DWI RATNASARI
9. ERMELINDA TIUR S
10. LUSIANA
11. MAHMUDA
12. NURYUNI GERHANA TANTI
13. M.BASOR
14. RINI MUSLIWATI
15. SEPTIYA BAREKAWATI
16. SUMIASIH
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Teori Madeleine Leininger” ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku
menuju alam yang lurus. Amin
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
DAFTAR NAMA KELOMPOK................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Paradigma Transkultural Nursing dan Pengkajian Keperawatan........ 6
B. Contoh Kasus....................................................................................... 6
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau
bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori
keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional
sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada
keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara teoritis pendapat ahli tentang
konsep keperawatan yaitu Pengkajian Keperawatan Menurut Madeleine
Leininger.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Pengkajian Keperawatan Menurut Madeleine Leininger?
2. Contoh Kasus Pengkajian Keperawatan Teori Madeleine Leininger ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang
berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke
dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu
harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol
yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik,
seni, iwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar
belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan
individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan(Leininger, 1991) adalah :
1) Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
2) Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
3) Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
4) Proses keperawatan Transkultural.
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam
menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan
dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model) seperti yang terdapat
pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses
keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan
memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew andBoyle, 1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar
belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian
3
dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise
Model” yaitu :
1) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical
factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan
yangamat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan
motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di
atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor
agama yang harus dikaji oleh perawatadalah : agama yang
dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap
penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang
berdampak positif terhadap kesehatan.
2) Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social
factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor :
namalengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir,
jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan keputusan
dalam keluarga, danhubungan klien dengan kepala keluarga.
3) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan
ditetapkanoleh penganut budaya yang dianggap baik atau
buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya
terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi dan
jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam
kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.
4) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal
factors)
4
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah
segalasesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995).
Yang perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan dan
kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah
anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran
untuk klien yang dirawat.
5) Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-
sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar
segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain
misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan
antar anggota keluarga.
6) Faktor pendidikan (educational factors)
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien
dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini.
Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan
individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya
yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji
pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif
mandiri.
5
B. Contoh Kasus
Kasus 2:
Klien nama Ny.W,30 tahun,Islam,SMP,petani,suku jawa,diagnosis medis
abortus.Klien hamil 12 minggu,klien sangat mengharapkan memiliki
anak.Klien mengeluh mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas selama 3
hari.Klien dianjurkan untuk kuratase.Klien memeriksakan kehamilannya di
dukun dan berencana akan melahirkan si sana.Klien mendapati informasi
tentang kehamilan dari mertua.Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal
gaib,mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus
merupakan perbuatan dosa.Setelah di diagnosis abortus,klien tidak menerima
dan merencanakan akan berobat kedukun.Mereka menganggap hal itu akibat
ibunya melanggar pantangan dalam menyediakan sesaji.Hubungan
kekerabatan yang lebih dominan adalah pihak laki-laki,pola pengambilan
keputusan di pihak laki-laki.Pantangan makanan jantung pisang,gurita,dan air
kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang
tinggi.Aturan dan kebijakan di atur oleh pemuka agama dan para santri.Ada
tabungan yang sudah di persiapkan oleh keluarga untuk persalinan ini.
6
3. Faktor agama dan falsafah hidup
Adapun agama yang di anut Ny W adalah islam,status pernikahannya
resmi,cara pandang Ny W terhadap penyakit yaitu di sebabkan oleh sihir
dan hal-hal gaib,Ny W percaya bahwa abortus yang dideritanya itu akibat
ibunya melanggar pantangan dalam menyediakan sesaji,dan Ny W berobat
rencananya ke dukun.
6. Faktor ekonomi
Pekerjaan Ny W adalah petani,serta ada tabungan yang sudah dipersiapkan
oleh keluarga untuk persalinan ini.Karna ada tabungan yang telah di
persiapkan oleh keluarga sehingga Ny W sudah agak lega dan senang
untuk persiapan kelahirannya.
7. Faktor pendidikan
Tingkat pendidikan Ny W adalah SMP.Dan karna tingkat SMP itu di
negara kita di bawah rata-rata pendidikan yang seharusnya jadi pandangan
7
Ny W terhadap kesehatan pun tidak sama dengan orang yang
berpendidikan tinggi sehingga dia cendrung lebih memilih berobat ke
dukun dari pada ke medis.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa:
1. Dalam kasus di atas terdapat 7 sub sistem pengkajian menurut model
sunrise leininger.
a. Faktor teknologi
b. Faktor sosial dan ketertarikan keluarga
c. Faktor agama dan falsafah hidup
d. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku
f. Faktor ekonomi
g. Faktor pendidikan
9
DAFTAR PUSTAKA
10