Anda di halaman 1dari 73

PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PASIEN FEBRIS

PADA ANAK USIA 1 BULAN – 17 TAHUN DIRUANG KENANGA


RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh :
ARI WINDRATNO
NIM :142012018298P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2020
PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PASIEN FEBRIS
PADA ANAK USIA 1 BULAN – 17 TAHUN DIRUANG KENANGA
RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Oleh :
ARI WINDRATNO
NIM :142012018298P

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dihadapan TIM Penguji Skripsi

Judul Skripsi : PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT


TERHADAP PASIEN FEBRIS PADA ANAK USIA 1
BULAN – 17 TAHUN DIRUANG KENANGA
RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU
LAMPUNG TAHUN 2020

Nama Mahasiswa : ARI WINDRATNO

NIM : 142012018298P

Telah disetujui tanggal :

MENYETUJUI
Pembimbing I

Nur Hasanah, Nes, S. Kep, MMR


NBM. 1282499

Pembimbing II

Ns. Fitra Pringayuda, M. Kep


NBM. 909728

iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PASIEN FEBRIS


PADA ANAK USIA 1 BULAN – 17 TAHUN DIRUANG KENANGA
RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

Skripsi: Ari Windratno telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim penguji
Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal….

MENGESAHKAN

Tim Penguji
Penguji : Bayu Anggileo Pramesona, S. Kep.Ns.MMR, (………………)
Utama PhD
NIP. 198608022009031001

Penguji I : Nur Hasanah, Nes, S. Kep, MMR (………………)


NBM. 1282499

Penguji II : Ns. Fitra Pringayuda, M. Kep (………………)


NBM. 909728

Ketua
Program Studi

Ns. Desi Ari Madi Yati, M.Kep.Sp.Kep.Mat


NBM.1017462

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati, M. Epid


NBM. 927024

iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PASIEN FEBRIS
PADA ANAK USIA 1 BULAN – 17 TAHUN DIRUANG KENANGA
RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

Ari Windratno

xv + 42 halaman + 5 lampiran + 5 tabel + 2 skema

ABSTRAK

Febris adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat peningkatan pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres air hangat
terhadap pasien febris pada anak usia 1- 17 tahun di ruangan kenanga di Rumah Sakit Mitra
Husada Pringsewu tahun 2020

Metode penelitian ini menggunakan dengan menggunakan Kuasi Eksperimen pre dan post test /
Pre-Eksperimental Design One Group Pretest-Posttest. Populasi penelitian ini adalah pasien
anak demam di ruang kenanga di Rumah Sakit Mitra Husada. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara total sampling sebanyak jumlah sampel 27. Instrumen menggunakan lembar
observasi pengukuran suhu tubuh.

Hasil penelitian diuji menggunakan uji statistisk uji Paired T-test menunjukkan adanya pengaruh
kompres air hangat terhadap pasien febris pada anak nilai p-value = 0,000 (p-value < 0,001).
Simpulan dan saran memberikan pelayanan kesehatan secara prima dan profesional yang selalu
mendahulukan keselamatan pasien khususnya di ruang anak yang selalu identik dengan pasien
yang mengalami peningkatan suhu tubuh dan mengupayakan adanya intervensi keperawatan
tentang penatalaksanaan non farmakologis yang dapat dilakukan dalam mengatasi pasien – pasien
hipertermi..

Kata Kunci : kompres air hangat, febris, Anak


Referensi : 32 ( 2011 – 2018)

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
THE EFFECT OF WARM WATER COMPRESS ON FEVER PATIENT IN
CHILDREN 1 MONTH – 17 YEARS IN KENANGA MITRA HUSADA
HOSPITAL PRINGSEWU LAMPUNG IN 2020

Ari Windratno

xv + 42 pages + 5 attachment + 5 table + 2 schema

ABSTRACT

Febris is a state of body temperature above normal due to an increase in the temperature control
center in the hypothalamus. The purpose of this study was to effect of warm compres on fever
patient in children 1 month – 17 years in Kenanga Mitra Husada Hospital in 2020.

Research methodology uses a quasi Eksperimen Pre-Eksperimental Design One Group Pretest-
Posttest. Population of this study were the children with fever in the Kenanga room Mitra Husada
Hospital. The sampling technique used is total sampling of 27 respondent. The instrument a
observation sheet measuring body temperature.

The Results of the study were tested using the statistical with Paired T-test showed a effect of warm
compres on fever patient in children p-value = 0,000 (p-value < 0,001).
Conclusions and suggestions for providing excellent and professional health services that always
prioritize patient safety especially in childrens rooms who are always synonymous with patient
who experience an increase in body temperature and seek nursing interventions on
non=pharmacological management that can be done in overcoming hyperthermic patients.

Keywords :Warm Water Compress , Fever, children


Refrences : 32 ( 2011 – 2018)

vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
MOTTO

“selalu berfikir positif”

vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan puji syukur kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat serta hidayahnya. Skripsi ini penulis persembahkan
kepada :
1. Kedua Orang tuaku tercinta yang begitu sabarnya mendengar keluh
kesahku, serta selalu memberi dukungan sampai pada tahap ini.
2. Istriku tercinta yang selalu setia mendukung dalam pembuatan skripsi ini.
3. Teruntuk Kedua buah hatiku tersayang sebagai sumber kekuatan ku.
4. Seluruh dosen Sarjana Keperawatan Universitas Muhamadiyah Pringsewu
yang telah memberikan ilmu yang mereka miliki dengan tulus dan
semaksimal mungkin.
5. Teman-teman Seperjuanganku kelas S1 Konversi tercinta terima kasih
telah menemani perjuanganku dari awal hingga akhir.
6. Teruntuk teman – temanku di RS.Mitra Husada yang selalu memberikan
yang luar biasa hingga saya bisa sampai tahap ini.
7. Almamater Universitas Muhamadiyah Pringsewu yang penulis cintai.
8. Semua pihak yang sangat mendukung unutk membantu penyelesaian
skripsi ini, sekali lagi penulis ucapkan terimakasih.

viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Ari Windratno dilahirkan pada tanggal 16 Febuari 1990 di Kaliwung Kecamatan


Kalirejo putra ke 1 dari bapak Suparyo dan ibu Suparni.

Riwayat Pendidikan
SD : SD Negeri 1 Mojokerto Tahun 1995 sampai 2001
SMP : SMP Muhammadiyah 1 Kalirejo Tahun 2001 sampai
2004
SMA : SMA Muhammadiyah 1 Kalirejo tahun 2014 sampai 2007
DIII : Akper Muhammadiyah Pringsewu tahun
S1Keperawatan : Terdaftar sebagai mahasiswa Sarjana Keperawatan Mulai
Tahun 2018 sampai sekarang

ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
penelitian ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar
sarjana keperawatan pada Program Studi S1 Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Pringsewu. Adapun judul dari skripsi penelitian ini adalah
“Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Pasien Febris Pada Pasien Anak Usia 1
bulan – 17 Tahun di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Tahun 2020”.
Dalam penyusunan skripsi penelitian ini, penulis mengalami banyak
kesulitan, namun karena peran serta dari berbagai pihak maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Elmi Nuryati,M.Epid., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Ns. Desi Ari Madiyanti,M.Kep., Sp.Kep. Mat., selaku Ketua Prodi S.1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Nur Hasanah, Nes S.Kep, MMR.selaku Pembimbing I dalam penyusunan
skripsi penelitian ini.
4. Ns. Fitra Pringayuda, M.Kep selaku Pembimbing II dalam penyusunanan
skripsi penelitian ini.
5. Bayu Anggileo Pramesona, S. Kep.MMR, PhD, selaku penguji utama dalam
sidang skripsi.
6. Kedua Orang Tua Tercinta dan Keluarga Besar yang telah memberikan
dukungan, do’a, cinta dan motivasi yang tinggi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi penelitian ini.
7. Teman-teman seperjuangan S.1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung yang sama-sama berjuang menyelesaiakan proposal
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini belum sempurna, maka dari
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Tiada hal
penulis harapkan semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Universias Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Pringsewu, Juli 2020

Ari windratno

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN......................................................................... i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 5
C. Tujuan............................................................................................... 5
D. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian............................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kompres............................................................................................ 8
B. Febris................................................................................................. 12
C. Usia................................................................................................... 19
D. Kerangka Teori.................................................................................. 20
E. Kerangka Konsep.............................................................................. 22
F. Hipotesis............................................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian............................................................................... 23
B. Variabel Penelitian............................................................................ 24
C. Definisi Operasional.......................................................................... 24
D. Populasi dan Sampel......................................................................... 25
E. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 26
F. Etika Penelitian................................................................................. 27
G. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data....................................... 28
1. Instrumen Penelitian.................................................................... 28
2. Metode Pengumpulan Data......................................................... 28
H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data..................................... 28
I. Jalannya Penelitian............................................................................ 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................. 32
B. Hasil Penelitian................................................................................. 33
C. Pembahasan....................................................................................... 37

xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 41
B. Saran.................................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Definisi Operasional......................................................................... 25


4.1 Karakteristik responden bedasarkan usia dan jenis kelamin..............34
4.2 Suhu tubuh sebelum diberikan kompres hangat................................35
4.3 Suhu tubuh setelah diberikan kompres hangat...................................35
4.4 Bivariat...............................................................................................36

xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.2 Kerangka Teori...................................................................................... 21

2.3 Kerangka Konsep................................................................................... 22

3.1 Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen ............................................. 23

xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian


Lampiran 2. Lembar Observasi
Lampiran 3. Lembar Konsul
Lampira 4 Out put hasil penelitian

xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Febris adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat peningkatan

pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar deman pada anak akibat

dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit-

penyakit yang ditandai adanya deman dapat menyerang sistem tubuh. Selain

itu demam juga berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas

spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap

infeksi (Sodikin, 2012).

Febris pada anak bukan merupakan penyakit melainkan gejala suatu

penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan infeksi atau penyakit ini

biasanya bisa disebabkan karena infeksi, virus, bakteri, dan bisa juga

disebabkan karena faktor yang lain. Demam merupakan suatu keadaaan suhu

tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan suhu tubuh diatas normal

sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Penyakit –

penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sitem tubuh.

Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan

imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan

terhadap infeksi ( Wardiyah, 2016).

1Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


2

Febris pada anak membutuhkan perlakuan dan penang`anan tersendiri

yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan,

apabila tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat dan lambat maka akan

mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Demam

dapat membahayakan keselamatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan

tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang dan

penurunan kesadaran (Nurhasanah, 2014).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di

seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap

tahunnya (Setyowati, 2013). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di

Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita

demam. Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu

yang memakai perabaan untuk menilai demam pada anak mereka sedangkan

sisanya 23,1 saja menggunakan thermometer (Setyowati, 2013). Data Dinas

Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2013 menyebutkan bahwa demam pada

anak usia 1- 14 tahun mencapai 4.074 anak dengan klasifikasi 1.837 anak pada

usia 1-4 tahun, 1.192 anak pada usia 5-9 tahun dan 1.045 anak pada usia 10-14

tahun. Penyakit terbanyak dengan gejala awal demam di ruang Alamanda

RSUD dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2014 yaitu bronkopneumonia,

demam typhoid dan DHF. Anak yang menderita demam dengan penyakit

bronkopneumonia mencapai 442 anak, demam typhoid mencapai 279 anak

dan DHF mencapai 46 anak.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Febris tersebut terjadi karena penguapan cairan tubuh yang berlebihan

sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang, dan berbahaya bagi kesehatan

anak karena dapat menyebabkan kerusakan otak (Avner dalam Dewi, 2016).

Perawat sangat berperan untuk mengatasi penanganan demam melalui peran

mandiri maupun kolaborasi (Dewi, 2016). Penanganan yang biasa dilakukan

pada kasus anak untuk menurunkan suhu tubuh anak yang demam, dapat

dilakukan secara medis yaitu pemberian antipiretik (paracetamol, ibuprofen),

pemasangan infus dan lain-lain. Selain penanganan secara medis tindakan

yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu yaitu pemberian kompres.

Menurut Swardana, dalam Purwanti (2017) mengatakan bahwa menggunakan

air dapat memelihara suhu tubuh sesuai dengan fluktuasi suhu tubuh pasien.

Cahyaningrum dan Putri (2017) mengatakan beberapa bukti penelitian

menunjukan dampak positif demam yaitu memicu pertambahan jumlah

leukosit serta meningkatan fungsi interferon yang membantu leukosit

memerangi mikroorganisme. Dampak negatif dari demam yang dapat

membahayakan anak antara lain dehidrasi, kekurangan oksigen, kerusakan

neurologis, dan kejang demam/ febrile convusions.

Kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi.

Menurut Dewi (2016) kompres yang diberikan pada anak demam yaitu

kompres hangat karena dengan kompres hangat yang diletakkan pada lipatan

tubuh dapat membantu proses evaporasi atau penguapan panas tubuh.

Penelitian oleh Nurhayati (2013) menjelaskan tentang pengaruh kompres

hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien anak hipertermia di ruang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

anak rawat inap RS UD DR.Moewardi Surakarta hasilnya adalah bahwa

dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat

sehingga tubuh akan menginterprestasikan bahwa suhu diluaran cukup panas.

Tubuh akan menurunkan kontrol pengantur suhu di otak supaya pada saat

terjadinya panas pada tubuh anak akan membuat pembuluh darah tepi dikulit

melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan membuka

dan mempermudah pengeluaran panas,sehingga akan terjadi perubahan suhu

tubuh.

Penelitian Sodikin (2012) menyatakan bahwa penggunaan dalam

kompres hangat dapat mencegah pasien untuk menggigil sehingga pasien

tidak mengalami peningkatan suhu tubuh akibat menggigilnya otot.Kompres

hangat tersebut merangsang vasodilatasi sehingga mempercepat proses

evaporasi dan konduksi yang akhirnya dapat menurunkan suhu tubuh.

Sedangkan untuk kompres air dingin dalam kompres dapat menimbulkan efek

menggigil pada pasien. Dingin dari kompres tersebut menghambat rangsangan

vasodilatasi sehingga memperlambat proses evaporasi dan konduksi yang

pada akhirnya memperlambat menurunkan suhu tubuh.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu tentang jumlah pasien febris yang dirawat di Ruang Kenanga

Rumah Sakit Mitra Husada pada tahun 2019 yakni sebanyak 299 orang,

dengan persentase sekitar 14,1% dari total keseluruhan pasien yang dirawat di

Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu. Hasil wawancara kepada 10 keluarga

yang anggota keluarga dirawat, 6 orang diantaranya menyatakan belum

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

mengetahui bahwa kompres hangat dapat menurunkan panas.4 orang

menyatakan keefektifitasan dari kompres hangat telah dirasakan oleh banyak

anggoata keluarga, seperti yang terjadi di ruang anak Rumah Sakit Mitra

Husada.

Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

Pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien

demam typoid di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan suatu masalah

“Apakah ada pengaruh kompres air hangat terhadap pasien febris pada anak

usia 1bulan – 17 tahun di Ruang Kenanga Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu tahun 2020.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui pengaruh kompres air hangat terhadap pasien febris pada

anak usia 1- 17 tahun di ruangan kenanga di Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia.

b. Diketahui rata – rata suhu tubuh anak usia 1- 17 tahundi ruangan

kenanga di Rumah Sakit Mitra Husada tahun 2020 sebelum dilakukan

pemberian kompres hangat.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

c. Diketahui rata - rata suhu tubuh anak usia 1- 17 tahun di ruangan

kenanga di Rumah Sakit Mitra Husada tahun 2020 sesudah dilakukan

pemberian kompres hangat.

d. Diketahui perbedaan suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukan

kompres air hangat terhadap pasien febris pada anak usia 1 bulan -17

tahun di ruang kenanga di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu

tahun 2020.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya maka peneliti hanya akan

meneliti tentang pengaruh penggunaan kompres air hangat dalam penurunan

suhu tubuh. Desain yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen pre dan post test

/ Pre-Eksperimental Design One Group Pretest-Posttest, kemudian waktu

penelitian akan dilakukan bulan Juli 2020 di Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan keluarga dapat memberikan tindakan –

tindakan untuk mengurangi febris dengan cara pemberian kompres air

hangat kepada anak.

2. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dalam

bidang kesehatan khususnya tentang penggunaan kompres hangat dalam

menurunkan demam. Diharapkan dengan adanya penelitian ini pihak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

Rumah sakit dapat lebih meningkatkan pelayanan mutu khususnya pada

seluruh pasien anak dengan febris sehingga pasien mendapatkan pelayanan

dan penatalaksanaan yang lebih baik dan tepat, untuk perawat dapat

menjadikan acuan dalam melaksanakan tindakan keperawatan pemberian

kompres hangat sesuai prosedur.

3. Bagi institusi pendidikan

Memberikan masukan untuk mengembangkan ilmu dan keterampilan

dibidang keperawatan mengenai Standar Operasional Prosedur ( SOP )

dalam melakukan tindakan keperawatan kompres air hangat sehingga dapat

dijadikan referensi dalam proses belajar mengajar.

4. Manfaat bagi peneliti

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi peneliti pada

saat bertugas di lapangan. Sebagai pengalaman yang nyata, diharapkan

mampu menerapkan hasil penelitian dan menambah pengetahuan penulis

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kompres

Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan

cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian

tubuh yang memerlukan (Asmadi, 2014). Ada dua jenis kompres ,yaitu

kompres hangat dan kompres dingin.

1. Kompres Hangat

Beberapa ahli memiliki definisi tersendiri tentang kompres hangat.

Anugraheni dan Wahyuningsih menjelaskan bahwa kompres hangat

merupakan salah satu cara dengan menggunakan suhu hangat dari

kompres yang dapat yang dapat memberikan reaksi fisiologis. Sedangkan

Price (2015) memberikan penjelasan mengenai kompres hangat, yaitu

penggunaan rasa hangat dari cairan untuk mengurangi rasa nyeri dengan

cara memperlebar pembuluh darah dan juga meningkatkan aliran darah

lokal. Secara garis besar beberapa pengertian dari kompres hangat

memiliki maksud yang sama yaitu memanfaatkan rasa hangat untuk

menurunkanj panas pada anak.

Tujuan dari kompres hangat ini dijelaskan juga oleh Fauziyah (2013)

yaitu memperlancar pembuluh darah dengan cara memperlebar dan juga

dapat berfungsi untuk menurunkan ketegangan yang ada di otot, serta

tujuan dari kompres hangat ini juga dapat meningkatkan sel darah putih

secara penuh,mempengaruhi peradangan, serta dilatasi yang menyebabkan

7Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

peningkatan sirkulasi dari darah dan juga kapilernya. Tekanan dari O2 dan

juga CO2 dalam darah akan mengalami kenaikan yang mengakibatkan PH

darah mengalami penurunan. Tanujaya (2011) juga menyebutkan tujuan

penggunaan kompres hangat/panas yaitu:

a. Memperlancar sirkulasi darah

b. Mengurangi atau membebaskan rasa nyeri, spasme otot, dan

peradangan

c. Memberikan rasa hangat

d. Memberikan rasa nyaman

Efek dari kompres hangat untuk meningkatkan aliran darah kebagian yang

terinjuri. Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan berbahaya

terhadap sel epitel, menyebabkan kemerahan lokal, dan bisa terjadi

kelepuhan, sehingga kompres hangat hanya di berikan 1 jam atau lebih.

Kompres hangat merupakan salah satu usaha untuk menurunkan panas

tubuh yang murah harganya, mudah untuk dilakukan, dan juga efektif

hasilnya. Karena kompres ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan tidak

membutuhkan peralatan yang rumit ataupun mahal. Kompres ini juga tidak

menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi anak demam yang di

kompres, walaupun kompres hangat ini merupakan cara yang sudah

dilakukan dari zaman dahulu dan dianggap tradisional,kompres hangat ini

tetap efektif dan terbukti hasilnya untuk menurunkan suhu tubuh serta

masih banyak dilakukan pada zaman sekarang. Adapun kelemahan dari

kompres hangat adalah terletak pada cairan yang digunakan untuk

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

membasahi pada kain. Pengguanaan air hangat yang digunakan untuk

membasahi kain dapat melebar kebagian – bagian tubuh yang lain dari

sang anak sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman bagi sang anak

(Darmawan 2012)

2. Kompres Dingin

Kompres dingin adalah tindakan memberikan kebutuhan rasa

nyaman dengan memberikan rasa dingin pada bagian tubuh yang

memerlukan. Menurut Sodikin (2012) kompres dingin adalah suatu

metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat menimbulkan

beberapa efek fisiologis. Pemberian kompres dingin pada daerah tubuh

akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang

yang diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh, sehingga mencapai

keadaan normal kembali (Handy, 2016 dalam Taufik Kurniawan, 2018).

Menurut Sugani & Priandarini dalam Taufik Kurniawan (2018), kain

kompres dapat diletakan tidak hanya didahi/ kening, tapi juga perut atau

bagian tubuh yang luas dan terbuka. Bisa juga diletakan diwilayah yang

terdapat pembuluh- pembuluh darah besar, semisal leher, ketiak,

selangkangan, maupun lipatan paha.

Di Era yang modern sekarang ini muncul sebuah inivasi terbaru untuk

menurunkan panas saat anak demam, inovasi tersebut adalah sebuah

plester kompres yang siap pakai dan di jual bebas di apotik. Sama halnya

denagn kompres hangat ,kompres plester ini juga berkhasiat dalam

menurunkan suhu tubuh ketika mengalami demam. Penggunaan dari

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

kompres plester (dysposible) ini sama halnya seperti pada kompres hangat,

namun tidak perlu menggunakan air maupun alkohol lagi, cukup dengan

menempelkan kompres plester yang sudah siap pakai kebagian tubuh yang

demam dari sang anak, dan lakukan pemantauan suhu secara berkala

(Darmawan 2012).

Pembuatan kompres plester (dysposible) ini salah satunya

menggunakan hydrogel on polyacrylate-basis.Hydrogel ini telah menjadi

bahan pembuatan kompres plester (dysposible) yang banyak di gunakan di

Indonesia. Hydrogel ini merupakan salah satu polimer yang mempunyai

ikatan silang yang di dalamnya terkandung air dalam jumlah cukup

banyak yaitu sekitar lebih dari tujuh puluh persen,selain itu hydrogel juga

mengandung mentol dan paraben, yang keduanya diformulasikan sehingga

dapat mempercepat perpindahan panas dari tubuih ke kompres plester

(dysposible) ini. Paraben sendiri merupakan senyawa berbentuk serbuk

putih yang tidak dapat larut dalam air, namun mudah larut kedalam

methanol dan ethanol yang mempunyai sifat anti bakteri. Kandungan air

yang cukup banyak dalam struktur polimer hydrogel inillah yang berguna

untuk menurunkan suhu tubuh (Darmawan 2012).

Cara kerja kompres plester (dysposible) ini adalah melalui penyerapan

panas tubuh (energy) dari sang anak yang mengalami demam kemudian

menguapkannya. Kompres plester (dysposible) ini akan membuat pori-pori

kulit menjadi terbuka. Panas di dalam tubuh akan di keluarkan dengan

mudah melalui pori-pori dan kemudian suhu tubuh yang semula tinggi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

dapat mengalami penurunan suhu. Daerah yang biasanya dilakukan

penempelan kompres plester (Dysposible) ini adalah pada bagian

dahi,ketiak, dan juga pada lipatan paha yang merupakan bagian

terdapatnya pembuluh darh besar, dan kompres plester (Dysposible) ini

bisa diberikan selam 6 sampai 8 jam.

Kompres plester (dysposible) ini sangat membantu karena selau siap

pakai, jadi parea ibu tidak perlu lagi menyiapkan air hanagt ketiak sang

anak mengalami demam dan tidak perlu kwatir denagn air yang akan

melebar ke berbagai bagian tubuh sang anak yang menyebabkan

ketidaknyamanan. Selain keunggulan yang dimiliki, penggunaan dari

kompres plester (dysposible) memiliki beberapa kelemahan, diantaranya

adalah komprse plster (dysposible) ini tidak dapat melekat sempurna di

kulit dengan baik,karenanya proses penyerapan panas tubuh menjadi tidak

maksimal. Oleh Karena itu harus diperbaiki dari segi daya lengketnya.

Kompres plester (dysposible) juag mudah rapuh, sehingga perlu dilakukan

perbaikan pada fleksibilitas gelnya (Darmawan 2012).

B. Febris

1. Definisi

Febris merupakan salah satu sebab yang sering membuat orangtua segera

membawa anaknya berobat.Sebenarnya panas bukan suatu penyakit

melainkan gejala suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan

infeksi atau penyakit, yang bisa di sebabkan oleh infeksi virus atau

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

bakteri. Ketika melawan penyakit / infeksi yang masuk, tubuh akan

mengeluarkan sejumlah panas ke kulit tubuh. Demam adsalah prose

salami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk kedalam tubuh. Demam

terjadi pada tubuh > 37,2 C biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri,

virus, jamur, parasit), penyakit autoimun keganasan, ataupun obat-obatan

(Surinah, 2012).

Febris merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat

peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada

anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di

hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat

menyerang sistem tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam

meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam

membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Lestari, 2015).

2. Etiologi

Febris sering disebabkan karena infeksi. Penyebab febris selain

infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau

reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu

sentral (misalnya perdarahan otak, koma).

Febris terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Febris

dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit

metabolik maupun penyakit lain. Febris dapat disebabkan karena kelainan

dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan

suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi (Guyton dalam

Thabarani, 2015).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

Febris sering disebabkan karena; infeksi saluran pernafasan atas,

otitis media, sinusitis, bronchiolitis,pneumonia, pharyngitis, abses gigi,

gingi vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih, pyelonephritis,

meningitis, bakterimia, reaksi imun, neoplasma, osteomyelitis (Suriadi

dalam Wardiyah, 2016).

Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab febris

diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien,

pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan

evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan

holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada febris adalah cara

timbul febris, lama febris, tinggi febris serta keluhan dan gejala yang

menyertai febris.

Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

dalam Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris,diantaranya

a. Suhu lingkungan.

b. Adanya infeksi. C

c. Pneumonia.

d. Malaria.

e. Otitis media.

f. Imunisasi

3. Patofisiologi

Exogenous dan virogens (seperti; bakteri, virus kompleks antigen-

antibodi) akan menstimulasi sel host inflamasi (seperti; makrofag sel

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

PMN) yang memproduksi indogeneus pyrogen (Eps). Interleuikin 1

sebagai prototypical eR Eps menyebabkan endothelium hipotalamus

meningkatkan prostaglandin dan neurotransmitter, kemudian beraksi

dengan neuron preoptik di hipotalamus anterior dengan memproduksi

peningkatan “set-point”. Mekanisme tubuh secara fisiologis

mengalami(Vasokinstriksi perifer, menggigil),dan perilaku ingn

berpakaian yang tebal-tebal atau ingin diselimuti dan minum air hangat.

Demam seringkali dikaitkan dengan adanya penggunaan pada “set-point”

hipotalamus oleh karena infeksi, alergi, endotoxin atau tumor (Suriadi,

2006).

4. Klasifikasi

Menurut Nurarif (2015) klasifikasi febris adalah sebagai berikut:

a. Febris septik

Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam

hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering

disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila febris yang tinggi

tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

b. Febris remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu

badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai

dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam

septik.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

c. Febris intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam

satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut

tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua

serangan demam disebut kuartana.

d. Febris kontinyu

Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada

tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

e. Febris siklik

Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh

beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian

diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula

5. Manifestasi Klinis

Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:

a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C)

b. Kulit kemerahan

c. Hangat pada sentuhan

d. Peningkatan frekuensi pernapasan

e. Menggigil

f. Dehidrasi

g. Kehilangan nafsu makan

6. Komplikasi

Menurut Nurarif (2015) komplikasidari demam adalah:

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh

b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).

Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam

24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang.

Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak.

7. Penatalaksanaan

Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam

dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis dan tindakan non

farmakologis maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang

dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :

a. Tindakan farmakologis

Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan

antipiretik berupa:

1) Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama

untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15

mg/Kg BB akan menurunkan demam dalam waktu 30 menit

dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam dapat

muncul kembali dalam waktu 3-4 jam.

2) Ibuprofen

Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki

efek anti peradangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada

demam, bila alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat

diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis

5mg/Kg BB.

b. Tindakan non farmakologis

Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat

dilakukan seperti (Nurarif, 2015)

1) Memberikan minuman yang banyak

2) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal

3) Menggunakan pakaian yang tidak tebal

4) Memberikan kompres.

Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan

menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat

atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres

meupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh (Ayu, 2015).

Ada 2 jenis kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin.

Pada penelitian ini Peneliti menerapkan penggunaan kompres

hangat.

Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain

atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang

ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat

memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani

dalam Wardiyah 2016).

Kompres hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat

membantu proses evaporasi atau penguapan panas tubuh (Dewi,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

2016). Penggunaan Kompres hangat di lipatan ketiak dan lipatan

selangkangan selama 10 – 15 menit dengan 18 temperature air 30-

320C, akan membantu menurunkan panas dengan cara panas

keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Pemberian

kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena pada

daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah yang besar

dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin yang mempunyai

banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah yang

mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan

perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat

lebih banyak (Ayu, 2015).

8. Macam – macam suhu tubuh

Macam-macam suhu tubuh menurut Tamsuri (2012) adalah:

a. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 360C

b. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,50C

c. Febris/ pireksia bila suhu tubuh antara 37,5 – 400

d. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 400C

Perawat sangat berperan untuk mengatasi penanganan demam melalui

peran mandiri maupun kolaborasi. Penanganan yang biasa dilakukan pada

kasus anakuntuk menurunkan suhu tubuh anak yang demam, dapat

dilakukan secara medis yaitu pemberian antipiretik (paracetamol,

ibuprofen), pemasangan infus dan lain-lain. Selain penanganan secara

medis tindakan yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu yaitu

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

pemberian kompres. Salah satunya yaitu dengan pemberian penanganan

kompres hangat, yaitu dengan cara melapisi permukaan kulit dengan

handuk yang telah dibasahi air hangat. Biasanya lokasi kulit tempat

mengompres yaitu di bagian dahi, leher, dan tangan/ketiak.

C. Usia

1. Definisi Usia

Usia merupakan kurun waktu sejak adanya seseorang dan dapat diukur

menggunakan satuan waktu dipandang dari segi kronologis, individu

normal dapat dilihat derajat perkembangan anatomis dan fisiologis sama

(Nuswantari dalam Lestari, 2016)

2. Klasifikasi Usia

Pada Tahun 2009 DepKes RI mengkategorikan usia atau umur dibagi

menjadi :

a. Berusia 0 sampai dengan 5 Tahun merupakan Masa Balita

b. Usia 5 sampai dengan 11 Tahun merupakan Masa Kanak – kanak

c. Usia 12 sampai dengan 16 Tahun merupakan Masa Remaja Awal

d. Usia 17 sampai dengan 25 Tahun merupakan Masa Remaja Akhir

e. Usia 26 sampai dengan 35 Tahun merupakan Masa Dewsa Awal

f. Usia 36 sampai dengan 45 Tahun merupakan Masa Dewasa Akhir

g. Usia 46 sampai dengan 55 Tahun merupakan Masa Lansia Awal

h. Usia 56 sampai dengan 65 Tahun merupakan Masa Lansia Akhir

i. Sesorang dengan Usia 65 Tahun keatas masuk Masa Manula

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

Sedangkan pembagian kategori usia menurut badan kesehatan dunia

atau WHO dibagi menjadi :

a. Berusia 0 – 17 Tahun adalah Masa Anak – anak dibawah umur

Usia Anak menurut WHO dibagi menjadi :

1) Bayi umur 0 - < 1 tahun

2) Toddler ≥ I tahun - < 4 tahun

3) Pra sekolah ≥ 4 tahun – < 6 tahun

4) Anak sekolah ≥ 6 tahun – < 12 tahun

5) Remaja ≥ 12 tahun – 17 tahun

b. Berusia 18 – 65 Tahun memasuki Masa Pemuda

c. Berusia 66 – 79 Tahun adalah Masa Setengah baya

d. Berusia 80 – 99 Tahun merupakan Orang Tua

e. Berusia 100 Tahun keatas adalah Orang Tua berusia panjang

D. Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian pada hakekatnya adalah suatu uraian dan

visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang akan diukur atau diteliti

(Notoatmodjo, 2014), kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai berikut

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Penurunan Febris Macam-macam suhu


tubuh menurut Tamsuri
(2012) adalah:
a. Hipotermi, bila suhu
tubuh kurang dari
360C
b. Normal, bila suhu
tubuh berkisar
antara 36 – 37,50C
c. Febris/ pireksia bila
Penatalaksanaan febris : suhu tubuh antara
1. Farmakologis 37,5 – 400
(Paracetamol, Ibuprofen) d. Hipertermi, bila
2. Non farmakologis suhu tubuh lebih
a. Memberikan dari 400C
minuman yang
banyak
b. Tempatkan dalam
ruangan bersuhu
normal
c. Menggunakan
pakaian yang tidak
tebal
d. Memberikan kompres
1) Kompres Hangat
2) Kompres Dingin

{ ( Wardiyah. 2016 ) (Tamsuri, 2012) }

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep peneliti adalah suatu hubungan atau kaitan antar

konsep yang lainnya dari masalah yang diamati atau diukur melaui penelitian

untuk mengetahui keefektifan kompres hangat dengan penurunan febris pada

anak yang mengalami febris.

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

Variabel Independen Intervensi Variabel Dependen


Anak Febris Kompres Air Suhu tubuh
hangat

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan atau

pertanyaan penelitian (Nursalam 2013). Setiap hipotesis terdiri dari suatu unit

atau bagian dari permasalahan

Ha : Ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh pada

pasien demam di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu tahun 2020.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yamg sangat penting dalam penelitian,

memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa factor yang akan

mempengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah desain penelitian di gunakan dalam

dua hal.(1) desain penelitian merupakan suatu straregi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhrir pengumpulan

data, (2) desain penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian

yang akan di lakukan (Nursalam, 2013). Penelitian ini menggunakan desain

quasy eksperimen yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada

kelompok subjek atau tanpa kelompok pembanding, Rancangan penelitian ini

menggunakan rancangan One Group Pretest-Posttest. Pada desain ini peneliti

hanya melakukan intervensi pada satu kelompok intervensi tanpa pembanding.

Efektifitas perlakuan dinilai dengan membandingkan nilai pre test dan post test

(Dharma, 2011). Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen

Pretest Perlakuan Post test

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Pengukuran pertama (sebelum)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

X : Pemberian kompres air hangat

O2 : Pengukuran kedua (sesudah)

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristis yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain), dalam riset variabel

dikarakteristikan sebagai derajat,jumlah,dan perbedaan (Nursalam 2013).

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti adalah variabel independen

dan variabel dependen.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang di

amati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang harus di

amati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat

diamati artinya memungkinkan peneliti untuk observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap sesuatu objek atau fenomena yang kemudian dapat

diulangi lagi oleh orang lain. Sebagian definisi konseptual menggambarkan

sesuatu berdasarkan kriterria orang lain. Sebaliknya definisikonseptual

menggambarkan sesuatu berdasarkan kriteria konseptual atau hipotetik dan

bukan pada cirri-ciri yang dapat di amati (Nursalam , 2013).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Definisi Skala
No Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1 Demam/ Kondisi ketika Pasien yg Termometer 1; Suhu 37,50 C Rasio
Febris suhu tubuh telah digital - 400C.
berada diantara dilakukan 0 : Suhu
37.50C -400C. kompres <37,50C
hangat
selama 20
menit.
2 Kompres air Perlakuan yang Kompres air Lembar - -
hangat diberikan dalam hangat observasi,
bentuk kompres menggunakan washlap,
air hangat pada washlap yang air hangat
dahi . telah
dimasukan
pada air
hangat,
kemudian
diletakan
pada dahi.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Menurut Nursalam (2013) Populasi dalam penelitian adalah subyek

(anak usia 1 bulan – 17 tahun) yang memenuhi criteria yang telah

ditetapkan,sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian maka

populasi dalam penelitian ini adalah pasien anak demam di ruang kenanga

di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu pada bulan Juli 2020 yaitu

sebanyak 27 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat

digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013).

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak demam ruang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

kenanga di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu pada bulan Juli 2020

yaitu sebanyak 27 anak.

3. Teknik Sampling

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan

sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel

sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena jumlah

populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian semuanya (Sugiyono, 2017). Kriteria sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

a. Kriteria inklusi :

1) Anak usia 1 bulan- 17 tahun yang mengalami demam (37.50C -

400C).

2) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi :

1) Pasien anak yang bukan mengalami demam

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Kenanga Rumah Sakit Mitra Husada

Pringsewu Lampung Tahun 2020.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2020.

F. Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2013), etika penelitian yaitu hak objek penelitian dan

yang lainnya harus dilindungi. Beberapa prinsip dalam pertimbangan etika

meliputi : bebas eksplorasi, kerahasiaan, bebas dari penderita, bebas menolak

menjadi responden dan perlu surat persetujuan (informconsent). Pertimbangan

etika terkait penelitian ini dilakukan melalui perizinan dari pihak Rumah Sakit

Mitra Husada Pringsewu dan institusi Universitas Muhammadiyah Pringsewu.

1. Informconsent (lembar persetujuan)

Peneliti memberi lembar persetujuan menjadi responden sebagai bentuk

perlindungan terhadap subjek penelitian dan menghargai hak-hak

responden. Setelah peneliti menanyakan kesediaan kepada orang tua

responden untuk ikut serta dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti

menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada orang tua responden, dengan

prinsip peneliti menghargai keputusan orang tua responden. Setelah orang

tua responden setuju dan menandatangani surat persetujuan

tersebut,selanjutnya langsung mewawancarai responden sesuai dengan

lembar observasi.

2. Confidentiality (kerahasiaan), Kerahasiaan informasi responden dijamin

peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan

sebagai hasil penelitian. Data yang disajikan data observasi yang sesuai

dengan tujuan penelitian dan hanya menyebutkan inisial informan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

3. Anonimity (tanpa nama), untuk menjaga kerahasiaan ,peneliti tidak akan

mencantumkan nama informan,tetapi pada lembar tersebut diberi kode

pengganti nama informan. Informan penelitian diberi inisial saja.

G. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah lembar observasi pengukuran suhu tubuh dan saat

melakukan pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer digital

sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat. Adapun alat yang

digunakan untuk melakukan kompres hangat: waslap, air hangat, baskom

dan termometer digital.

2. Cara pengumpulan data Dan Metode pengumpulan data

Metode dalam penelitian ini menggunakan tekhnik observasi, dan

pengukuran suhu tubuh sebelum dilakukan intervensi dan pengukuran

suhu tubuh setelah dilakukan intervensi kompres hangat. Pengukuran suhu

tubuh pada tahap 1 dan 2 waktunya adalah 20 menit.

H. Metode Pengolahan Data dan Analis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2014) Pengolahan data adalah suatu proses

dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan

menggunakan cara-cara atau rumus tertentu. Pengolahan dan Analisis data

meliputi kegiatan sebagai berikut:

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

a. Editing data

Pada tahap ini penulis melakukan penilaian terhadap data yang

diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan dalam

mengisian

b. Coding

Pada tahap ini peneliti tidak melakukan pengelompokan data di

karenakan data hasil pengukuran berskala rasio.

c. Processing

Setelah semua lembar observasi terisi penuh dan benar, maka langkah

selanjutnya memproses data agar data yang ada dapat dianalisis.

Pemprosesan data dilakukan denagn cara meng-entry data dari sumber

observasi kepaket program SPSS.

d. Cleaning

Merupakan program pengecekan data yang telah dientry apakah ada

kesalahan atau tidak, ternyata kesalahan mungkin pada saart kita

memproses ke komputer

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Adapun

variabel yang telah dianalisis mencakup, usia,dan demam sebelum dan

sesudah dilakukan kompres air hangat. Pada analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase di setiap variabel.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

b. Analisi Bivariat

Penelitian ini menggunakan uji paired T-test, karena melihat

hasil ukur definisi operasional 2 subjek yang sama. Pada analisis

bivariat ini menggunakan derajat kemaknaan perhitungan statistik

batas kemaknaan 95%. Nilai p-value didapatkan 0,000 maka Ho

ditolak, yang berarti ada pengaruh yang bermakna antar variabel.

I. Jalannya Penelitian

1. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

program Study S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Lampung.

2. Menyerahkan permohonan izin yang diperoleh dari institusi pendidikan ke

kantor Dinas Kesehatan Pringsewu, lalu menyerahkan surat balasan

penelitian dari Dinas Kesehatan Pringsewu ketempat penelitian di Ruang

Anak Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Lampung.

3. Setelah mendapatkan izin dan surat balasan dari Rumah Sakit Mitra

Husada Pringsewu peneliti mengumpulkan data tentang banyaknya pasien

demam pada tahun 2020 dan pada bulan juli 2020.

4. Melakukan penyaringan responden dengan melihat kriteria insklusi dan

kriteria eksklusi, setelah mendapatkan responden yang sesuai. Peneliti

mulai melakukan kompres air hangat saat sang anak mengalami demam.

5. Mengumpulkan, memproses dan menganalisis data. Setelah data

terkumpul selanjutnya diajukan pengolahan dan analisis data dirumuskan

kesimpulan peneliti kemudian data disajikan dalam bentuk tabel.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

Adapun prosedur kompres hangat yaitu :

a. Cuci tangan

b. Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

c. Ukur suhu air dengan menggunakan thermometer (36°C-37°C)

d. Masukkan kain pada air hangat, lalu diperas.

e. Tempatkan kain yang dicelupkan air hangat dan sudah diperas pada

daerah yang akan dikompres.

f. Angkat kain tersebut setelah 5-10 menit, selama 20 menit dan lakukan

kompres ulang jika demam belum teratasi.

g. Kaji perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan.

h. Cuci tangan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Mitra Husada

RS.Mitra Husada merupakan rumah sakit umum yang dimiliki oleh

PT.Mitra Husada Bersama, terletak di Jalan Jend. Ahmad Yani No. 14

Pringsewu Provinsi Lampung, berdiri di atas tanah seluas 18.918 m2, dengan

luas bangunan 12.152,585 m2. PT.Mitra Husada Bersama secara legal

melaksanakan aktivitas usahanya melalui Akta Pendirian PT.Mitra Husada

Bersama Nomor 32, yang kemudian disahkan dengan Keputusan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor W6-00001

HT.01.01-TH.2007. RS.Mitra Husada secara resmi beroperasi dan

melaksanakan kegiatan layanan kesehatan pada tanggal 05 Agustus 2008

melalui Keputusan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Nomor : 445 / 2279 /

III.03.3 / VIII / 2008 Tentang Izin Uji Coba Penyelenggaraan Rumah Sakit.

Berdasarkan Klasifikasi Kelas, RS.Mitra Husada adalah Rumah Sakit

Kelas / Tipe C yang disahkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 762/MENKES/SK/VI/2010. Pada awal operasional

RS.Mitra Husada, pelayanan meliputi layanan gawat darurat,rawat jalan dan

rawat inap dengan 57 tempat tidur. Secara bertahap RS.Mitra Husada terus

tumbuh dan berkembang hingga tahun 2019 jumlah tempat tidur mencapai

195 tempat tidur.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

RS.Mitra Husada menjadi rumah sakit pertama di Kabupaten Pringsewu

yang terakreditasi PARIPURNA melalui Sertifikat Akreditasi RS.Mitra

Husada dengan Status Akreditasi lulus tingkat PARIPURNA Nomor : KARS-

SERT/745/VI/2017. RS.Mitra Husada menyediakan layanan kesehatan yang

lengkap dengan spesialis unggulan di Kabupaten Pringsewu sehingga

menjadikan RS.Mitra Husada sebagai penyedia layanan kesehatan yang kuat

dan mapan di Wilayah Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten sekitarnya.

RS.Mitra Husada mempunyai visi yaitu Menjadi rumah sakit pilihan

masyarakat yang bermutu dan unggul dalam bidang pelayanan kesehatan. Misi

RS.Mitra Husada adalah : 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

terjangkau bagi seluruh masyarakat, 2. Mengembangkan pelayanan kesehatan

yang komprehensif dengan mengacu pada perkembangan teknologi, 3.

Mengembangkan sumberdaya manusia yang kompeten, produktif dan

melayani dengan sepenuh hati. Motto RS.Mitra Husada adalah “Kesehatan

Anda Kepedulian Kami”.

B. Hasil Penelitian

Pada Penelitian dengan judul Pengaruh kompres hangat terhadap pasien

febris pada anak usia 1 bulan- 17 tahun di ruang kenanga Rumah sakit Mitra

Husada Pringsewu Lampung Tahun 2020. Penelitian ini mengikutsertakan 27

responden/ sampel yang merupakan pasien febris di ruang kenanga Rumah

Sakit Mitra Husada yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Adapun

hasilnya antara lain:

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

1. Hasil Analisa Univariat

Analisa ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian. Adapun variabel yang dianalisis dalam penelitian ini

mencakup usia, jenis kelamin, dan suhu tubuh responden sebelum dan

sesudah kompres hangat. Pada bagian ini akan disajikan dalam bentuk

tabel hasil penelitian dan diikuti dengan penjelasan atau uraian tentang

tabel hasil penelitian, yaitu :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin
pasien febris pada anak usia 1 bulan- 17 tahun di ruang kenanga Rumah
sakit Mitra Husada Pringsewu Lampung Tahun 2020

Karakteristik Responden Frekuensi Presentasi


(%)
Usia
Bayi ( 1 bln - < 1th) 2 7.4
Toddler ( ≥1 th- < 4 th ) 6 22.2
Prasekolah ( ≥ 4 th - 6 th ) 2 7.4
Anak sekolah (≥ 6 th - < 12 th) 11 40.8
Remaja (≥12 th - 17 th) 6 22.2
Jumlah 27 100
Jenis Kelamin
Laki – laki 17 63.0
Perempuan 10 37.0
Jumlah 27 100

Berdasarkan tabel 4.1 diinformasikan bahwa sebagian besar pada

kelompok usia anak sekolah (≥ 6 th - < 12 th) yaitu 11 responden

(40,7%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

b. Suhu Tubuh Sebelum Diberikan Kompres hangat

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suhu Tubuh Sebelum
Diberikan Kompres Hangat Di Ruang Kenanga Rumah Sakit Mitra
Husada Pringsewu Lampung Tahun 2020

Suhu Tubuh N Min Max Mean SD


Sebelum Intervensi 27 37,6 39,2 38,3 0,5226

Berdasarkan tabel 4.2 diinformasikan bahwa suhu tubuh sebelum

diberikan kompres hangat rata rata 38,3 0C, suhu terendah 37,6 0C, dan

suhu tertinggi 39,2 0C.

c. Suhu Tubuh Sesudah Diberikan Kompres hangat

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suhu Tubuh Sesudah
Diberikan Kompres Hangat Di Ruang Kenanga Rumah Sakit Mitra
Husada Pringsewu Lampung Tahun 2020

Suhu Tubuh N Min Max Mean SD


Sesudah Intervensi 27 34,9 38 36,2 1,0305

Berdasarkan tabel 4.3 diinformasikan bahwa suhu tubuh sesudah

diberikan kompres hangat rata rata 36,20C, suhu terendah 34,7 0C, dan

suhu tertinggi 38 0C.

2. Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menganalisis pengaruh kompres air

hangat terhadap pasien febris pada anak usia 1bulan – 17 tahun di Ruang

Kenanga Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu tahun 2020. Setelah dilakukan

uji normalitas distribusi data dikatakan normal karena pada uji Shapiro-Wilk p >

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

0,05. Oleh karena itu, data yang sudah didapat akan dilakukan uji parametrik

dengan uji T berpasangan / uji paired T- test.Pada bagian ini hasil penelitian

akan disajikan dalam bentuk tabel dan diikuti dengan penjelasan atau

uraian tentang tabel tersebut, yaitu sebagai berikut :

a. Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Pasien Febris Pada Anak Usia

1bulan – 17 tahun

Tabel 4.5
Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Pasien Febris Pada Anak Usia
1bulan – 17 tahun di Ruang Kenanga Rumah Sakit Mitra Husada
Pringsewu Lampung Tahun 2020

Suhu Tubuh N Mean SD SE P-Value


Suhu tubuh sebelum 27 38,3 0,5226 0,1006 0.000
kompres air hangat (< 0,001)
Suhu tubuh setelah 36,2 1,0305 0,1983
kompres air hangat

Berdasarkan tabel 4.5 diinformasikan bahwa suhu tubuh rata-rata

sebelum diberikan kompres air hangat yaitu 38,30C, standar deviasinya

sebesar 0 ,5226 dan standar error 0,1006. Sedangkan suhu tubuh rata-

rata setelah diberikan kompres air hangat yaitu 36,20C, standar

deviasinya sebesar 1,0305 dan standar error 0,1983. Hasil uji statistik

diperoleh p-value = 0,000 (p-value<0,001). Dengan ini dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan

suhu tubuh antara sebelum dan sesudah pemberian kompres air hangat

pada pasien anak usia 1 bulan – 17 tahun.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

C. Pembahasan

Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistic paired T- test ini

didapatkan nilai p-value = 0,000 (p-value<0,001) hal ini menunjukkan

bahwa kompres air hangat berpengaruh terhadap penurunan suhu tubuh pada

pasien anak usia 1 bulan – 17 tahun.

Dalam bukunya Potter & Perry (2010) menjelaskan Kompres adalah

salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami

demam. Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar

merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus

agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini akan

menuju area hipotalamus merangsang preoptik mengakibatkan pengeluaran

sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluarn

panas tubuh yang lebih banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi

pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter & Perry, 2010). Didukung

Teori dalam Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam

dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis dan tindakan non farmakologis

maupun kombinasi keduanya salah satu tindakan non farmakologi adalah

dengan pemberian kompres hangat. Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh

diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.

Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas

(termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya

demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam

meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu

pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Lestari, 2015)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

Sejalan dengan penelitian Dewi (2016) menjelaskan bahwa Kompres

hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi. Kompres yang

diberikan pada anak demam yaitu kompres hangat karena dengan kompres

hangat yang diletakkan pada lipatan tubuh dapat membantu proses evaporasi

atau penguapan panas tubuh. Didukung oleh penelitian Nurhayati (2013)

menjelaskan tentang pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu

tubuh pada pasien anak hipertermia di ruang anak rawat inap RSUD

DR.Moewardi Surakarta hasilnya adalah bahwa dengan kompres hangat

menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi hangat sehingga tubuh akan

menginterprestasikan bahwa suhu diluaran cukup panas. Diperkuat dengan

penelitian Sodikin (2012) menyatakan bahwa penggunaan dalam kompres

hangat dapat mencegah pasien untuk menggigil sehingga pasien tidak

mengalami peningkatan suhu tubuh akibat menggigilnya otot. Kompres air

dingin dalam kompres dapat menimbulkan efek menggigil pada pasien.

Dingin dari kompres tersebut menghambat rangsangan vasodilatasi sehingga

memperlambat proses evaporasi dan konduksi yang pada akhirnya

memperlambat menurunkan suhu tubuh. Penelitian Purwanti (2017) juga

mengatakan bahwa menggunakan air dapat memelihara suhu tubuh sesuai

dengan fluktuasi suhu tubuh pasien.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada, maka peneliti

berpendapat bahwa kompres hangat tersebut merangsang vasodilatasi

sehingga mempercepat proses evaporasi dan konduksi yang akhirnya dapat

menurunkan suhu tubuh. Pemberian kompres hangat merupakan upaya

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

memberikan rangsangan pada aliran pembuluh darah menuju hipotalamus agar

menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini akan

menuju area hipotalamus mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem

efektor yang menyebabkan terjadinya pengeluarn panas tubuh sehingga terjadi

dilatasi pembuluh darah perifer dan menyebabkan berkering.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap 27 responden di

Ruang Kenanga Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 17 responden

( 63%) daan usia terbanyak adalah anak sekolah ( ≥ 6 th - < 12 th ) yaitu

11 responden ( 40,8% ).

2. Nilai rata – rata suhu tubuh anak usia 1- 17 tahun di ruangan kenanga di

Rumah Sakit Mitra Husada tahun 2020 sebelum dilakukan pemberian

kompres hangat adalah 38,30C

3. Nilai rata – rata suhu tubuh anak usia 1- 17 tahun di ruangan kenanga di

Rumah Sakit Mitra Husada tahun 2020 sesudah dilakukan pemberian

kompres hangat adalah 36,20C

4. Ada pengaruh kompres air hangat terhadap penurunan suhu tubuh antara

sebelum dan sesudah pemberian kompres air hangat pada pasien anak

usia 1 bulan – 17 tahun dengan p-value = 0,000 (p-value<0,001)

B. Saran

1. Bagi Keluarga

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi keluarga serta perlunya

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

meningkatkan pengetahuan tentang tindakan – tindakan yang dapat

dilakukan secara mandiri untuk menurunkan suhu tubuh.

2. Bagi Tempat Penelitian (Sakit Mitra Husada Pringsewu)

Bagi Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu diharapkan selalu

memberikan pelayanan kesehatan secara prima dan profesional yang

selalu mendahulukan keselamatan pasien khususnya di ruang anak yang

selalu identik dengan pasien yang mengalami peningkatan suhu tubuh

dan mengupayakan adanya intervensi keperawatan tentang

penatalaksanaan non farmakologis yang dapat dilakukan dalam

mengatasi pasien – pasien hipertermi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini untuk meningkatkan perkembangan ilmu

pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam keperawatan

anak dan agar lebih memotivasi mahasiswa untuk melakukan penelitian

yang sejenis sebagai bentuk aplikasi dari catur dharma perguruan tinggi,

serta lebih meningkatkan sistem pembelajaran dalam praktek

keperawatan khususnya tindakan terapi kompres air hangat untuk

penurunan suhu tubuh guna meningkatkan mutu pendidikan dan dapat

menghasilkan perawat yang professional dalam melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan SOP keperawatan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Agar penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain menggunakan

media yang berbeda namun masih dalam satu jenis. Serta agar peneliti

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

lebih berhati-hati dalam memilih responden agar bias penelitian dapat

diminimalkan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DAFTAR PUSTAKA

Ayu, E.I. (2015). Kompres Air Hangat Pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah
Kutoarjo. Jurnal Ners dan Kebidanan vol 3 No.1, 10-14. Diakses dari
www.researchgate.net pada 9 Januari 2018

Asmadi. (2014). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien.Jakarta: Salemba Medika.

Cahyaningrum E.D & Putri. D (2017). Perbedaan suhu tubuh anak demam
sebelum dan setelah kompres bawang merah. [ONLINE]. Tersedia :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnaln
asionalump.ac.id/index.php/medisains/article/download/
1642/2015&ved=2ahUKEwjm-
fyQi5_qAhW3ILcAHW82AFYQFjABegQIAhAB&usg=AOvVaw2hwk
GK4VCx0LDuphkelh_Y

Darmawan D, Lely H. (2012). Potensi hidrogel Polivinil Pirolidon (PVP)-Pati


Hasil Iradiasi Gamma Sebagai Plester Penurun Demam. April
2010;6(1):46–57.

Dewi.A.K., (2016).Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh AntaraPemberian Kompres


Air Hangat Dengan Tepid Sponge Bath Pada Anak Demam. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah No. 1 Vo. 1.

Dharma, Kusuma Kelana. (2011).Metodologi Penelitian Keperawatan :


PanduanMelaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta :
Trans InfoMedia

Dinkes Provinsi Lampung, (2018). Profil KEsehatan Provinsi Lampung Tahun


2018. Bandar Lampung.

Eka. (2014).Hubungan Antara Lama Demam Pasien Tifoid Dengan Kadar Igm
Anti Salmonella Studi Cross Sectional pada Pasien Demam Tifoid Rawat
Inap di RSUD Tugurejo Semarang. Undergraduate thesis, Fakultas
Kedokteran UNISSULA..

Fauziah, M. (2013).Efektifitas Kompres Hangat Dalam Penurunkan Demam pada


pasien Typoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei
Saboe Kota Gorontolo. Kesehatan Kemenkes Gorontolo(1-7), 7

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2016). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk


Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Kurniawan, Taufik.(2018). Kompres Dingin dan Aliran Udara Dingin
Menurunkan Suhu Tubuh Pada Pasien Sepsis Dengan Hipertermi di
Ruang ICU RSUP DR Kariadi Semarang. Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Lestari, Titik. (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika


Lestari, Titik. (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika
Mohammad, Fatmawati. (2012). Efektifitas Kompres hangat Dalam Menurunkan
Demam pada Pasien Typhoid Abdominalis. Gorontalo: Program Studi
Ilmu Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo.

Ngastiyah, (2015). Perawatan Anak Sakit Edisi 2, Jakarta : EGC.

Notoadmojo, S. (2014). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Renika


Cipta.

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction. Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jogjakarta: MediAction.

Nurhayati. (2013).Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh


Pada Pasien Anak Hipertermia di Ruang Anak Rawat Inap RSUD
DR.Moewardi Surakarta.

Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan (A. Susli Ed. Vol.3).
Jakarta : Salemba Medika.

Purwanti, Sri.(2017).Pengaruh Kompres PengaruhKompres Tepid Sponge Hangat


TerhadapPenurunan Suhu Tubuh PadaAnak Umur 1-10 TahunDengan
Hipertermia.

Price, Sylvia. (2015). Patofisiologi.Jakarta : EGC.

Sodikin & Mustiah.(2012). Efektifitas Penurunan SuhuTubuh Menggunakan


KompresAir Hangat Dan KompresPlester Pada Anak DenganDemam Di
Ruang KhantilRumah Sakit Umum DaerahBanyumas. Jurnal
Keperawatan.

Sodikin, (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Soedarmo, Sumarmo.(2012). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak : Infeksi &Penyakit


Tropis. Jakarta : IDAI.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Sugiyono. (2017). Metoda Penelitian Kualitatif, Kuantitatif& RND, Bandung:
CV.Alfabeta.

Suratun, Lusiana. (2012). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

Suriadi, & Yuliani, R. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Anak. In Haryanto


(Ed.), (2 ed.). jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya.

Surinah, (2012).Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu


Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun.SMC RS Telogorejo Semarang.

Tamsuri, Anas, (2012). Tanda-tanda Vital Suhu Tubuh. EGC : Jakarta.

Tanujaya, E. (2011). Penuntun Praktikum Keterampilan Klinis 1 (Ariyanto Ed. Vol.


1). Maluku: Salemba Medika.

Thobaroni, Imam. (2015). Asuhan Keperawatan Demam. Artikel Kesehatan

Wardiyah, Aryanti. (2016). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat


Dan Tepid sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang
Mengalami demam Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 4, No. 1, 45. Diakses dari
jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/download/101/94 pada 12 Januari 2020

Widoyono. (2018). Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(LEMBAR INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Orang tua / wali dari :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya dari peneliti serta mengetahui manfaat

penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Pasien Febris

Pada Anak Usia 1 bulan – 17 Tahun di Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu

Tahun 2020”maka saya menyatakan (bersedia/tidak bersedia)* diikut sertakan

dalam penelitian ini.

Pringsewu, Juni 2020


Peneliti Orang tua/wali reponden

Ari Windratno ( ......………......………..)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN


SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM DI RUMAH
SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU TAHUN 2020

Kode Responden

A. Data Demografi
1. Nama :
a. Orangtua : …………………………………..
b. Anak : …………………………………..

2. Umur :
a. Orang Tua : …………………………………. tahun
b. Anak : …………………………………..
3. Jenis Kelamin :…………………………………..
a. Orang Tua :…………………………………..
b. Anak :…………………………………..

4. Pendidikan orang tua : …………………………………..

5. Pekerjaan Pekerjaan Orangtua :…………………………………..

B. Lembar Observasi

Febris
No Nama Sebelum Diberikan Setelah Diberikan
Kompres Hangat Kompres Hangat
1 An.w
2 An.m
3 An.H
4 An.a
5 An.w
6 An. i
7 An.m
8 An.z
9 An.a
10 An.a
11 An.n

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12 An.w
13 An.a
14 An.a
15 An.a
16 An.m
17 An.w
18 An.a
19 An.a
20 An.u
21 An.b
22 An.d
23 An.c
24 An.p
25 An.z
26 An.m
27 An.w

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KOMPRES HANGAT

STANDAR
OPERASIONAL KOMPRES HANGAT
PROSEDUR (SOP)
Pengertian Kompres air hangat adalah memberikan rasa hangat
dengan suhu 36°C sampai 37°C dengan menggunakan
air hangat yang dibungkus kain/whaslap
Tujuan 1. Untuk melebarkan pembuluh darah sehingga
meningkatkan sirkulasi darah ke bagian yang
demam
Kebijakan Bisa dilakukan di rumah sesuai dengan tempat saat
terjadinya demam.
Petugas Peneliti
Persiapan responden Tidak mengkonsumsi obat antipiretik (sebelum diberi
kompres hangat).
Peralatan 1. Whaslap atau kain
2. Pemanas air (heater)
3. Air dingin
4. Termometer digital
5. Lap kerja
6. baskom.
Pelaksanaan 1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
3) Ukur suhu air dengan menggunakan thermometer.
4) Isi botol dengan air hangat, kemudian dikeringkan
dan bungkus / lapisi botol dengan kain..
5) Tempatkan kain yang dicelupkan air hangat dan
sudah diperas pada daerah yang akan dikompres.
6) Angkat kain tersebut setelah 5-10 menit selama 20
menit, dan lakukan kompres ulang jika demam
belum teratasi.
7) Kaji perubahan yang terjadi selama kompres
dilakukan.
8) Cuci tangan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


DATA PENELITIAN

No. Inisia Usia Jenis Pre Post


Res Kelamin kompres Kompres
(0C) (0C)
1 An.w 3 bulan laki- laki 38,0 37,3
2 An.m 1,4 th laki- laki 37,6 37,2
3 An.H 7,1th perempuan 38,3 37,5
4 An.a 9th laki- laki 39,2 38,0
5 An.w 17,4th laki- laki 37,6 36,3
6 An. i 7,4th perempuan 38,9 36,9
7 An.m 8,8th perempuan 38,5 36,7
8 An.z 9,8th perempuan 37,7 35,4
9 An.a 10,4th laki- laki 38,6 36,2
10 An.a 14,8th perempuan 37,6 35,7
11 An.n 15,7th perempuan 39,1 37,9
12 An.w 11bulan laki- laki 38,4 34,9
13 An.a 16,5th laki- laki 39,2 37,9
14 An.a 9,7th laki- laki 38,7 36,2
15 An.a 16,3th laki- laki 37,6 35,2
16 An.m 15,4th laki- laki 38,8 34,9
17 An.w 4,4th perempuan 38,3 35,3
18 An.a 2,3th perempuan 38,7 35,7
19 An.a 2,9th laki- laki 37,8 36,3
20 An.u 3,9th laki- laki 37,9 35,9
21 An.b 7th laki- laki 38,3 37,8
22 An.d 5,3th laki- laki 37,6 34,9
23 An.c 7th laki- laki 38,6 36,3
24 An.p 6,5th perempuan 37,9 37,2
25 An.z 3,5th laki- laki 38,1 35,3
26 An.m 6,9th laki- laki 38,7 34,9
27 An.w 3,2th perempuan 38,4 36,2

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


FREQUENCIES VARIABLES=kelamin
/NTILES=4
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Notes

Output Created 21-JUL-2020 17:04:23


Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in
27
Working Data File
Missing Value Definition of Missing User-defined missing values
Handling are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all
cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=kelamin
/NTILES=4
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,22

Statistics
kelamin

N Valid 27

Missing 0

Kelamin

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid laki- laki 17 63.0 63.0 63.0

perempuan 10 37.0 37.0 100.0

Total 27 100.0 100.0

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


SAVE OUTFILE='E:\SKRIPSI TEMAN\10. ARI WINDRATNO\OLAH DATA\
SPSS karakteristik responde.sav'
/COMPRESSED.
FREQUENCIES VARIABLES=USIA JK
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Notes
Output Created 30-JUL-2020 13:06:59
Comments
Input Data E:\SKRIPSI TEMAN\10.
SKRIPSI ARI WINDRATNO\
OLAH DATA\SPSS
karakteristik responde.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 27
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values
are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all
cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=USIA JK
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,02

[DataSet0] E:\SKRIPSI TEMAN\10. SKRIPSI ARI WINDRATNO\OLAH


DATA\SPSS karakteristik responde.sav

Statistics
USIA JENIS KELAMIN
N Valid 27 27
Missing 0 0

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Frequency Table

USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAYI ( 1 BLN - < 1TH) 2 7.4 7.4 7.4
TODDLER ( ≥1 TH- < 4 TH ) 6 22.2 22.2 29.6
PRASEKOLAH ( ≥ 4 TH - 6 2 7.4 7.4 37.0
TH )
ANAK SEKOLAH (≥ 6 TH - < 11 40.7 40.7 77.8
12 TH)
REMAJA (≥12 TH - 17 TH) 6 22.2 22.2 100.0
Total 27 100.0 100.0

JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI - LAKI 17 63.0 63.0 63.0
PEREMPUAN 10 37.0 37.0 100.0
Total 27 100.0 100.0

Warning # 849 in column 23. Text: in_ID


The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It
could
not be mapped to a valid backend locale.

SAVE OUTFILE='C:\Users\user\Documents\spss deskriptif ari w.sav'


/COMPRESSED.
DESCRIPTIVES VARIABLES=pre_test posr_test
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Notes

Output Created 02-AUG-2020 15:46:16


Comments
Input Data C:\Users\user\Documents\spss
deskriptif ari w.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
27
File
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated
as missing.
Cases Used All non-missing data are used.
Syntax DESCRIPTIVES VARIABLES=pre_test
posr_test
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN
MAX.
Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,00

[DataSet0] C:\Users\user\Documents\spss deskriptif ari w.sav

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

pre test kompres air hangat 27 37,6 39,2 38,300 ,5226


post test air hangat 27 34,9 38,0 36,296 1,0305
Valid N (listwise) 27

Warning # 849 in column 23. Text: in_ID


The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It
could
not be mapped to a valid backend locale.
GET

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


FILE='G:\SKRIPSI TEMAN\10. ARI W\OLAH DATA FIXX\spss deskriptif ari
w.sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
T-TEST PAIRS=pre_test WITH posr_test (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.

T-Test
Notes

Output Created 02-AUG-2020 19:11:53


Comments
Input Data G:\SKRIPSI TEMAN\10. ARI W\OLAH
DATA FIXX\spss deskriptif ari w.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
27
File
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based
on the cases with no missing or out-of-
range data for any variable in the
analysis.
Syntax T-TEST PAIRS=pre_test WITH
posr_test (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,05

[DataSet1] G:\SKRIPSI TEMAN\10. ARI W\OLAH DATA FIXX\spss deskriptif


ari w.sav

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre test kompres air hangat 38,300 27 ,5226 ,1006

post test air hangat 36,296 27 1,0305 ,1983

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pre test kompres air hangat &


27 ,339 ,083
post test air hangat

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence

Std. Interval of the

Std. Error Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 pre test


kompres air
2,0037 ,9847 ,1895 1,6142 2,3932 10,574 26 ,000
hangat - post
test air hangat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai