DI SUSUN OLEH:
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020
DI SUSUN OLEH:
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020
Telah dipersiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan tim penguji KIN
Nama Mahasiswa :
MENYETUJUI
Pembimbing
Karya Ilmiah Ners ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan TIM Penguji
Karya Ilmiah Ners dan dinyatakan lulus pada tanggal 24 Juni 2020.
MENGESAHKAN
TIM Penguji :
Ketua Moderator : Ns. Tri Wijayanto, M.Kep, Sp.Kep.MB (……………)
NBM. 831882
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Karya Ilmiah Ners ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Di Susun oleh:
3. DEPI PARIDA ( )
NIM: 201920729215
Demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini ini penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.Semoga bantuan, bimbingan dan perhatian yang
telah diberikan mendapat ridho Allah SWT.
Penulis
(Alfiyan Prima Ginanjar, Andini Devita Sari, Depi Parida, I Gede Subagia
Dermawan, Imam Bagus Gunawan, 2020, 106 Halaman)
INTI SARI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI
UPTD PUSKESMAS KARANG ANYAR LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2020
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Hipertensi...............................................................................................
B. Konsep Nyeri..........................................................................................
C. Tinjauan Asuhan Keperawatan...............................................................
D. Tinjauan Islam Yang Berkaitan Dengan Masalah...................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Pengkajian.......................................................................
B. Analisis Diagnosa Keperawatan.............................................................
C. Analisis Intervensi Keperawatan.............................................................
D. Analisis Implementasi Keperawatan.......................................................
E. Analisis Evaluasi Keperawatan...............................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mmHg berdasarkan pada dua kali pengkuran atau lebih (Brunner &
Suddarth, 2018).
aktivitas fisik, merokok, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol,
Provinsi Lampung tahun 2018 berdasarkan hasil pengukuran pada umur >
aktivitas fisik, merokok, pola makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol,
diabetes, dan stress. Dan tanda gejala nya adalah Sakit kepala (rasa berat
setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam yaitu 138 mmHg. Rata-rata
sistolik sebesar 18,46 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 6,54
mmHg.
Anyar, angka kejadian Hipertensi pada tahun 2017 mencapai angka 1.634
kasus sedangkan pada tahun 2018 mencapai 1.657 kasus, data tersebut
Puskesmas Karang Anyar. Dari bulan Januari sampai dengan Maret 2020
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan karya ilmiah ners ini adalah untuk
2. Tujuan Khusus
penulis mampu :
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN TEORI
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
pada dua kali pengukuran atau lebih (Brunner & Suddarth, 2018).
mmHg atau lebih tinggi dan tekanan darah diastole 90 mmHg atau
2. Etiologi
a. Usia
batas normalnya.
b. Keturunan
c. Jenis kelamin
d. Faktor olahraga
e. Pola makan
Pola makan yang buruk atau tidak sehat merupakan salah satu
g. Stress
hipertensi di antaranya :
2) Hipertensi sekunder
Tabel 2.1
Klasifikasi Derajat Hipertensi, JNC VII (2013)
Derajat Tekanan sistolik Tekanan diastolik
3. Patofisiologi
tubuh. Hal ini menyebabkan miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal
napas atau dispnea, dan gejala uremia, tekanan darah diastolik > 115
(Wajan, 2010).
vasokontriksi Resistensi
pembuluh Nyeri kepala
otak darah ↑
Gangguan sirkulasi Resiko
ketidakefektifan
otak Suplai o2 ke otak ↓ perfusi jaringan
otak
Spasme
Vasokontriksi arteriol Sistemik koroner
pembuluh darah
ginjal
Resiko cidera vasokontriksi Iskemia miocard
Aliran darah ↓
Penurunan curah Afterload ↑ nyeri
jantung
Respon RAA
fatigue
Merangsang Kelebihan
aldosteron volume cairan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Intoleransi
Retensi Na edema aktivitas
5. Manifestasi klinik
killer”. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang di alami klien antara
lain :
tidur.
6. Pemeriksaan Penunjang
di antaranya :
b. Kimia darah
katekolamin.
atheromatus.
primer.
c. Elektrolit
hipertensi.
d. Urine
7. Komplikasi
kasus kematian.
c. Gagal ginjal
kebutaan.
a. Farmakologi
lainnya.
b. Non farmakologi
gram/hari).
seminggu.
3) Berhenti merokok
6) Istirahat cukup
7) Kendalikan stress
B. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Sifatnya sangat perasaan nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam
hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat
dari nyeri, teori ini hanya melihat nyeri secara sederhana yakni
2016).
4. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri Akut
2) Nyeri kronik
2016).
1) Nyeri Nosiseptif
2) Nyeri neuropatik
Hindun, 2016).
2) Viseral Dalam
Perry, 2012).
5. Pengukuran Intensitas
diranking dari ” tidak nyeri” sampai ” nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat
menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas
nyeri terbaru yang ia rasakan. Alat ini memungkinkan klien memilih sebuah
sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji
Gambar 2.4 Skala Intensitas Nyeri Visual Analog Scale, Hindun, (2016)
Skala analog visual (Visual Analog Scale) merupakan suatu garis lurus,
2016).
Skor
Kategori 0 1 2
Muka Tidak ada ekspresi atau Wajah cemberut, dahi Sering dahi tidak
senyuman tertentu, tidak mengkerut, menyendiri konstan, rahang
mencari perhatian. menegang, dagu
gemetar
Kaki Tidak ada posisi atau rileks. Gelisah, resah dan Menendang
menegang
Aktivitas Berbaring, posisi normal, Menggeliat, menaikkan Menekuk, kaku atau
mudah bergerak. punggung dan maju, menghentak
menegang.
digunakan pada pasien yang secra non verbal yang tidak dapat
numerik yaitu:
1. 0 : Tidak Nyeri
b. Manajemen Farmakologi
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
c. Riwayat kesehatan
a) KeluhanUtama
1) Aktivitas/istirahat
monoton.
2) Sirkulasi
obat..
kuat.
lambat/tertunda (vasokontriksi).
(feokromositoma)
pekerjaan.
4) Eliminasi
lalu.
5) Makanan/cairan
a) Gejala
6) Neurosensori
7) Hipertensi
a) Gejala
Episode epistaksis
b) Tanda
8) Nyeri/ketidaknyamanan
sebelumnya
9) Pernapasan
a) Gejala
Riwayat merokok
b) Tanda
Sianosis
10) Keamanan
c) Hipotensi postural
11) Pembelajaran/penyuluhan
Asia Tenggara
obat/alcohol.
2. Diagnosa Keperawatan
adalah :
vaskuler cerebral.
perawatan di rumah.
kurang 3 bulan.
2) Penyebab
a) Subjektif
jarum.
b) Objektif
Sulit tidur
Gelisah
yang dirasakan.
b) Objektif
5. Implementasi Keperawatan
Merupakan fase saat perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan yang telah dibuat. Implementasi terdiri dari melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan
khusus yang diperlukan untuk melakukan intervensi. Perencanaan yang
telah disusun dilaksanakan oleh perawat kemudian mengakhiri tahap
implementsi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respon pasien
terhadap tindakan yang telah diberikan (Kozier, 2010).
6. Evaluasi
Evaluasi adalah aspek penting dalam proses keperawatan karena
kesimpulan yang ditarik dari evaluasi dan menentukan intervensi harus
diakhiri, dilanjutkan, atau diubah. Evaluasi merupakan aktivitas yang
direncanakan, berkelanjutan, dan terarah pada pasien dan professional
kesehatan menentukan kemajuan klien mencapai tujuan atau hasil dan
keefektifan rencana asuhan keperawatan (Kozier, 2010).
A. Data Pengkajian
perkawinan
Pekerjaan Petani Petani
Islam Islam
Agama
SMA SMA
Pendidikan
Jawa Jawa
Suku
Jawa, Indoesia Jawa,Indonesia
Bahasa
poncowarno, Kec. Selagai lingga, Gilih karang jati, kec. Selagai
Alamat
Kab. Lampung Tengah. lingga Kab. Lampung Tengah.
rumah
KIS/JKN BPJS
8 mei 2020 14 mei 2020
Sumber biaya
Hipertensi emergensi Hipertensi emergensi
Tanggal
masuk RS
Diagnosa
Medis
Pola istirahat Klien tidur malam ± 4-5 jam, Klien tidur malam ±7-8 jam dan
tidur tidur klienn mudah terbangun tidur siang ± 1 jam, tidur klien
akibat nyeri yang hilang timbul mudah terbangun akibat nyeri
dan lingkungan ruangan yang hilang timbul. Klien
perawatan bising. mengatakan kebiasaan sebelum
Klien tidur siang selama ±30 jam, tidur adalah berdoa
klien mengeluh nyeri yang tiba-
tiba datang kemudian hilang,
skala nyeri 6 (0-10).
Klien mengatakan kebiasaan
sebelum tidur adalah berdoa.
Pola aktivitas Klien berbaring di tempat tidur, Klien berbaring di tempat tidur,
ADL dibantu oleh keluarga, klien mengatakan aktivitasnya
untuk mandi Klien bisa dibantu oleh keluarga, untuk
melakukannya dengan mandiri mandi, BAB, BAK Klien
namun ditemani dengan keluarga dibantu dengan keluarga Klien.
Klien, untuk BAB, BAK, makan Klien mengatakan masih lemas
Klien dibantu sebagian dengan dan merasa sempoyongan
keluarga. apabila ingin duduk dan
berjalan.
C. Penatalaksanaan Medis
D. DATA FOKUS
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
I. EVALUASI KEPERAWATAN
KASUS 2 S: S: S:
Resiko Tinggi Klien mengatakan Klien mengatakan nyeri Klien mengatakan
Penurunan nyeri kepala kepala bagian belakang nyeri kepala bagian
Curah jantung bagian belakang berkurang namun masih belakang berkurang
b.d sejak 1 hari yang hilang timbul Klieng mengatakan
Peningkatan lalu. Klien mengatakan masih nyei kepala sudah
Afterload Klien mengatakan sempoyongan jarang dirasakan
pusing Klien mengatakan masih Klien mengatakan
Nyeri dirasakan pusing hilang timbul sudah tidak
hilang timbul. Klien mengatakan mual sempoyongan
Klien mengatakan muntah berkurang Klien mengatakan
hal yang sudah tidak mual
memperingan O: muntah
nyeri adalah Skala nyeri 5 (0-10) O:
istirahat tidur Klien tampak meringis Skala nyeri 1 (0-10)
dengan menahan nyeri Ekspresi wajah klien
menggunakan TD 170/100 mmHg tampak lebih rileks
bantal yang lebih Nadi 98x/menit TD 140/90 mmHg
sedikit tinggi ± 30º Respirasi 24x/menit Nadi 74x/menit
dan Suhu 36,2°C Respirasi 22x/menit
mengkonsumsi SPO2 99% Suhu 36,8°C
obat pereda nyeri. SPO2 99%
Klien tampak
Klien mengatakan sempoyongan
badan A : Masalah teratasi
sempoyongan A : Masalah belum teratasi
Klien mengatakan P : Hentikan intervensi
mual muntah 4-5 P : Lanjutkan intervensi 1. Evaluasi adanya
kali dalam sehari 1. Evaluasi adanya nyeri dada
nyeri dada ( intensitas,
O:
P : Lanjutkan intervensi
1. Evaluasi adanya
nyeri dada
( intensitas, lokasi,
durasi)
2. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
3. Atur periode
latihan dan
istirahat untuk
menghindari
kelelahan
4. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat
antihipertensi.
3 KASUS 1 S: S: S:
Resiko tinggi Klien mengatakan Klien mengatakan Klien
nutrisi kurang klien makan 3x klien makan 3x mengatakan
dari kebutuhan sehari. sehari. klien makan 3x
tubuh b.d Klien mengatakan Klien mengatakan sehari.
anorexia, mual hanya hanya Klien
(nausea) menghabiskan ½ menghabiskan ½ mengatakan
porsi makanan porsi makanan hanya
yang diberikan yang diberikan menghabiskan
oleh petugas. oleh petugas. porsi makanan
Klien mengatakan Klien mengatakan pagi yang
nafsu makannya mualnya diberikan oleh
menurun karena berkurang petugas.
mual yang O: Klien
dirasakan.. BB klien 64 Kg. mengatakan
O: TB 160 mualnya sudah
BB klien 64 Kg. IMT 25 tidak dirasakan
TB 160 Klien tampak lagi
KASUS 2 S: S: S:
Resiko tinggi Klien mengatakan Klien mengatakan Klien
nutrisi kurang Jumlah makan 3-4 menghabiskan 1/2 mengatakan
dari kebutuhan sendok dari porsi porsi makanan menghabiskan
tubuh b.d makanan yang yang diberikan porsi makanan
mual muntah diberikan petugas. petugas. pagi yang
klien mengatakan klien mengatakan diberikan
nafsu makannya nafsu makannya petugas.
menurun karena sedikit meningkat. klien
mual muntah. Klien mengatakan mengatakan
Klien mengatakan muntahnya nafsu makannya
ketika melihat berkurang meningkat
makanan rasanya Klien
ingin muntah O: mengatakan
Klien mengatakan BB klien 56 Kg. sudah tidak mual
muntahnya 4-5 TB 150 muntah
kali dalam sehari, IMT 24,8
usia Tn. U adalah 56 tahun, keluhan utama pada Tn. U adalah Klien
mengeluh nyeri kepala bagian belakang dan berat bagian tengkuk sejak 2 hari
yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tertimpa benda berat., nyeri dirasakan
hilang timbul, durasi nyeri dirasakan ± 3-5 menit, skala nyeri 6 (0-10), klien
bagian belakang sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul seperti
di tusuk jarum, lama nyeri dirasakan ± 5 menit. Skala nyeri 6 (0-10, klien
imt 24,8, klien tampak mual muntah, klien tampak pucat, klien tampak lemah.
keluhan yang sama yaitu, nyeri, sakit kepala, tengkuk terasa berat, dan skala
nyeri 6, klien tampak mual muntah, klien tampak pucat, klien tampak lemah.
Data ini sesuai teori menurut Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah I,
dan resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia, mual
(nausea).
b.d peningkatan afterload, dan resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan
NO. DIAGNOSA
NOC NIC
DX KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Pain Level, Pain Management
Peningkatan Tekanan Pain control 1. Lakukan pengkajian
Vaskuler Cerebral Comfort level nyeri secara
komprehensif
Kriteria Hasil : termasuk lokasi,
· Mampu mengontrol nyeri karakteristik, durasi
(tahu penyebab nyeri, mampu frekuensi, kualitas dan
menggunakan tehnik faktor presipitasi.
nonfarmakologi untuk 2. Monitor vital sign
mengurangi nyeri, mencari 3. Ajarkan penanganan
bantuan) nyeri non farmakologi
· Melaporkan bahwa nyeri (manajemen nyeri
berkurang dengan tekhnik relaksasi nafas
menggunakan manajemen dalam)
nyeri 4. Kolaborasi Dengan
· Mampu mengenali nyeri Dokter Dalam
(skala, intensitas, frekuensi Pemberian Analgesik
dan tanda nyeri)
· Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
subjek asuhan keperawatan dengan diagnosa yang pertama yaitu nyeri akut
diagnosa kedua yaitu resiko tinggi penurunan curah jantung dengan tindakan
tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi, mengatur periode latihan dan
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
(ranitidin 25 mg/12 jam per intra vena dan ondancentron 4 mg/ 12 jam per
subjek dengan tujuan nyeri akut dapat berkurang ditandai dengan menyatakan
curah jantung dapat berkurang dengan tanda vital dalam rentang normal
kelelahan, tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites, tidak ada
penurunan kesadaran. Dan resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dapat teratasi dengan adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan,
asuhan keperawatan pada hari ketiga pasien Tn. U yaitu Klien mengatakan
36,2°C, Respirasi 22x/menit, SPO2 98%, BB klien 64 Kg, TB 160, IMT 25,
berkurang, dan sakit tengkuk nya sudah mereda. Data objektif Skala nyeri 1
SPO2 99%, BB klien 56 Kg, TB 150, IMT 24,8, Klien menghabiskan porsi
makanannya.
Hasil ini sesuai dengan perencanaan dan tujuan dari asuhan keperawatan
menurut NANDA NIC NOC, (2013) dengan diagnosa yang pertama yaitu
memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi, mengatur periode latihan
diagnosa ketiga yaitu resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
(ranitidin 25 mg/12 jam per intra vena dan ondancentron 4 mg/ 12 jam per
subjek dengan tujuan nyeri akut dapat berkurang ditandai dengan menyatakan
curah jantung dapat berkurang dengan tanda vital dalam rentang normal
kelelahan, tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites, tidak ada
penurunan kesadaran. Dan resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dapat teratasi dengan adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan,
A. KESIMPULAN
yaitu :
1. Pengkajian
Tn. U klien Klien mengeluh nyeri kepala bagian belakang dan berat
bagian tengkuk sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan seperti tertimpa
3-5 menit. Skala nyeri 6 (0-10). Klien tampak meringis menahan nyeri.
kepala bagian belakang sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang
150 cm, imt 24,8, klien tampak mual muntah, klien tampak pucat,
2. Diagnosa Keperawatan
pada Tn. U dan Tn. S adalah nyeri akut b.d peningkatan tekanan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
intervensi yang dibuat oleh peneliti, yaitu nyeri akut dengan tindakan
ondancentron 4 mg/ 12 jam per intra vena, dan b. complek 2x1 tablet
per oral).
5. Evaluasi Keperawatan
porsi makanannya
B. Saran
sebagai berikut :
Pringsewu Lampung.
puskesmas rawat inap ataupun rumah sakit dengan subjek asuhan yang
lebih banyak dan kriteria yang lebih spesifik dan terapi serta frekuensi
yang lebih panjang dan menggunakan desain metode yang lebih baik
lagi.
SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
TIM (.................................................)
Keterangan:
FORMAT PENGKAJIAN
1. Data Pengkajian
Suara nafas
2. Pengkajian
IDENTITAS KLIEN Kasus 1 Kasus 2
Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
…………
Keluhan utama
RPS
RPD
Riwayat Keluarga
…………
Discharge Planning
3. Hasil Observasi
OBSERVASI Kasus 1 Kasus 2
Suhu
Nadi
Tekanan darah
Pernafasan
GCS
Pemeriksaan fisik
4. Pemerikasaan Diagnostik
PEMERIKSAAN Kasus 1 Kasus 2
Lab
X-ray
EKG
Biopsi
Dll ………
5. Penatalaksanaan Farmakoterapi
FARMAKOTERAPI FUNGSI/KEGUNAAN
KASUS 1
KASUS 2
6. Analisa Data
KASUS 1
DS : ……………
DO: ……………
KASUS 2
DS : ……………
DO: ……………
7. Diagnose Keperawatan
KASUS 1
KASUS 2
KASUS 1
KASUS 2
KASUS 2
9. Implementasi Keperawatan
KASUS 2
KASUS 2
Dx. Keperawatan
…………….
S : ……
O : ……
A : ……
P : ……
LEMBAR KONSUL
Brunner & Suddarth, (2018). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Jakarta :
EGC.
Hartanti, (2016). Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Terapi Relaksasi Napas Dalam
Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi. STIKES
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta :
Mediaction Jogja.
UPTD Puskesmas Karang Anyar. (2020). Profil UPTD Puskesmas Karang Anyar.