SKRIPSI
Oleh:
SAIDUL IKRAM
NIM :1714201027
29
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui :
Dosen Pembimbing
NIDN : 0118086602
Disetujui :
NIDN : 0105067602
LEMBAR PENGESAHAN
Diketahui :
Ka. Prodi S-1 Keperawatan Imelda Medan
I. Identitas Diri
Agama :Islam
Jumlah Saudara :3
Imelda
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ABSTRAK
Virus Corona atau Corona Virus Disease pada tahun 2019 (COVID-19)
menjadi permasalahan global yang cukup serius, Virus Corona merupakan wabah
yang saat ini sedang melanda banyak negara di dunia. Virus ini menyerang sistem
pernafasan manusia dan menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan. Gejala
virus ini yaitu flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrom (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrom(SARS).
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap
perawat Tentang Pencegahan Penularan Covid-19 Pada Perawat Dirumah Sakit
Umum Imelda Pekerja Indonesia Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian
kuantitatif deskriptif korelasional.Hasil Penelitian adalah responden yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 22orang (59,5%) dan cukup 15 orang
( 40,5%). Untuk sikap respon yang baik sebanyak 29 orang (59,5%) dan yang
sikap yang cukup sebnayak 15 orang (40,5%). Hasil uji korelasi didapat bahwa
adanya hubungan positif dan signifikan antara Pengetahuan dengan sikap perawat
tentang pencegahan penularan COVID-19 hasil p =0.008, jadi dapat disimpulkan
Ha diterima bahwa ada Hubungan Pengetahuan dengan sikap perawat tentang
pencegahan penularan COVID-19. Kesimpulan penelitian bahwa ada hubungan
antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap pencegahan penularan COVID-19.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis sampai saat ini masih diberikan
hikmat dan kebijakan sebagai dasar dalam menyelesaikan skripsi ini dengan
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini
Medan.
3. Rostinah Manurung, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku kepala program studi S-1
skripsi ini.
6. Seluruh staf Dosen S-1 Keperawatan STIKes Imelda Medan yang telah
dengan setulus hati kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan
i
dukungan moral dan material serta curahan kasih sayang yang tiada habisnya
kepada penulis serta do’a yang tulus dan ikhlas selama penulis mengikuti
dapat menjadi orang yang berguna bagi keluarga serta nusa dan bangsa.
memberi semangat.
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
Peneliti
( Saidul Ikram )
1714201027
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. viii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.3.1. Tujuan Umum................................................................. 5
1.3.2. Tujuan Khusus................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
1.4.1. Bagi Tempat Peneliti....................................................... 6
1.4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan.............................................. 6
1.4.3. Bagi Pasien Rumah Sakit................................................ 6
1.4.4. Bagi Penelitian Selanjutnya............................................ 6
BAB II :KAJIAN TEORI
2.1. Konsep Kanker.......................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Kanker........................................................... 7
2.1.2. Penyebab Kanker............................................................ 7
2.1.3. Pencegahan Kanker......................................................... 7
2.1.4. Komplikasi Kanker......................................................... 8
2.2. Konsep Kemoterapi................................................................... 8
2.2.1. Pengertian Kemoterapi.................................................... 8
2.2.2. Sifat Kemoterapi............................................................. 8
2.2.3. Farmakologi Kemoterapi................................................ 9
2.2.4. Efek Samping Kemoterapi.............................................. 10
2.3.Konsep Keluarga........................................................................ 11
2.3.1.Pengertian Keluarga......................................................... 11
2.3.2. Tipe Keluarga................................................................. 11
2.3.3.Struktur Keluarga............................................................. 13
2.3.4. Defenisi Dukungan Keluarga.......................................... 14
2.3.5. Komponen-Komponen Dukungan Keluarga................... 15
2.4. Konsep Motivasi....................................................................... 19
2.4.1. Pengertian Motivasi........................................................ 19
2.4.2. Metode Peningkatan Motivasi......................................... 20
2.4.3. Bentuk Motivasi.............................................................. 21
2.4.4. Aspek Motivasi............................................................... 23
2.4.5. Metode Motivasi............................................................. 23
2.4.6. Motivasi Untuk Sembuh................................................. 24
Hal
PENDAHULUAN
Virus Corona atau Corona Virus Disease pada tahun 2019 (COVID-19)
menjadi permasalahan global yang cukup serius, Virus Corona merupakan wabah
yang saat ini sedang melanda banyak negara di dunia. Virus ini menyerang sistem
virus ini yaitu flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Virus Corona merupakan jenis virus baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan
Cina tahun 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrom
SARS, Jika dilihat dari persentase angka kematian, kasus kematian akibat SARS
(9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (Kurang dari 5 %). Meskipun demikian
mempunyai penyebaran yang cepat dan luas dibanding SARS (Burke, 2020)
Data awal tahun 2020 ini, dunia dikagetkan dengan kejadian infeksi berat
dengan penyebab yang belum diketahui, yang berawal dari laporan dari Cina
berat di suatu wilayah yaitu Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tepatnya di hari
terakhir tahun 2019 Cina. Dugaan awal hal ini terkait dengan pasar basah yang
menjual ikan, hewan laut dan berbagai hewan lain. Pada 10 Januari 2020
penyebabnya mulai teridentifikasi dan didapatkan kode genetiknya yaitu virus
Virus Corona saat ini telah menginfeksi lebih dari 100 negara di dunia dan
mengakibatkan 6.400 orang meninggal dunia. WHO pun telah menyatakan virus
Corona sebagai pandemi. Artinya, virus Corona telah menyebar ke hampir seluruh
dunia dan populasi dunia kemungkinan akan terkena infeksi dari virus ini. Jadi,
sebagian dari populasi dunia akan jatuh sakit.Covid-19 atau di kenal juga dengan
pada Desember 2019 dan mulai menyebar ke negara lainnya mulai Januari 2020.
yang berkunjung ke Jepang disertai bukti lain terdapat penularan pada kontak
serumah pasien di luar Cina dari pasien terkonfirmasi dan pergi ke Kota Wuhan
yang luar biasa hingga pada akhir Januari 2020 didapatkan peningkatan 2000
kasus terkonfirmasi dalam 24 jam. Pada akhir Januari 2020 WHO menetapkan
status Global Emergency pada kasus virus Corona ini dan pada 11 Februari 2020
Cina, namun saat ini kasus terbanyak terdapat di Italia dengan 86.498 kasus,
diikut oleh Amerika dengan 85.228 kasus dan Cina 82.230 kasus. Virus ini telah
menyebar hingga ke 199 negara. Kematian akibat virus ini telah mencapai 26.494
kasus. Tingkat kematian akibat penyakit ini mencapai 4-5% dengan kematian
Indonesia merupakan salah satu dari 216 negara yang terkonfirmasi kasus
Maret 2020 dan sampai tanggal 14 Oktober 2020 jumlah korban yang
terkonfirmasi 344.749 orang, dengan jumlah sembuh 267.851 orang dan 12.156
orang meninggal dunia (Burke, 2020). Peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi
di masyarakat salah satu penyebabnya ialah penyebaran virus ini yang cepat dan
provinsi yang masih menjadi salah satu daerah berzona merah dengan jumlah
kasus 11.508 orang terinfeksi, 9.015 orang sembuh dan 480 orang meninggal
positif Covid-19 bertambah 2 orang pada Selasa, 09 Juni 2020. Sehingga total
pasien positif di Sumatera Utara saat ini berjumlah 619 orang. Dari kasus pasien
posiitif terdapat 189 orang yang sembuh dan 53 jiwa yang meninggal dunia.
Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) meningkat menjadi 134 orang. Orang
masyarakat dan terkhusus pasien COVID-19 sendiri. Salah satu dampaknya ialah
perubahan prilaku masyarakat. Virus ini tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik
namun juga pada kesehatan mental dan kualitas hidup dari pasien. Penelitian yang
kesehatan merupakan orang yang akan mengalami gangguan mental lebih parah
memicu depresi, kecemasan, rasa takut berlebihan serta perubahan pola tidur
masyarakat. Dimana hal ini tidak hanya memperburuk kondisi kesehatan mental
namun juga fisik. COVID-19 secara signifikan telah merubah prilaku sosial
masyarakat hanya dalam hitungan bulan. Bukan hanya prilaku individu tetapi juga
tenaga kesehatan, pasien, kerabat pasien bahkan jenazah orang dengan COVID-
19.
semakin bertambah. Data terakhir menunjukan sekitar 101 teman sejawat dokter
sumber daya kesehatan, termasuk petugas, tempat tidur dan fasilitas. Sumber daya
yang terbatas, berdampak pada munculnya tekanan dan kesusahan yang besar,
dengan 21 Juli 2020, rasio kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan dibanding
yang tertinggi diantara di negara lain, yaitu 2,4%. Hal ini disebabkan oleh
kelelahan para tenaga medis karena jumlah pasien COVID-19 yang terus
bertambah dan jam kerja yang panjang, serta tekanan psikologis. Hal-hal ini
dan mental yang kurang baik akibat hal tersebut pada akhirnya juga dapat
medis merupakan salah satu ujung tombak dari upaya penanganan COVID-19.
wabah virus Corona (Covid-19) yang tengah melanda Indonesia. Peran tenaga
harus berhadapan langsung dengan pasien terjangkit virus Covid-19 dari jarak
yang sangat dekat. Untuk itu, para tenaga medis merupakan orang yang paling
rentan tertular virus ini. Karena risikonya yang sangat tinggi, para tenaga medis
menlindungi diri dan mencegah tertular virus Covid-19. Kewaspadaan baku atau
yang aman bagi semua pasien dan mengurangi risiko infeksi lebih lanjut baik bagi
dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menghindari kontak langsung
dengan darah, cairan tubuh, sekret (termasuk sekret pernapasan) dan kulit pasien
yang terluka. Selain itu, kewaspadaan standar juga meliputi kebersihan, desinfeksi
desinfeksi lingkungan.
melakukan pengurangan jumlah kunjungan pasien, tetapi tidak pada ruang gawat
darurat dan ruang isolasi. Perawat yang bekerja di ruang tersebut memiliki risiko
yang lebih besar untuk berinteraksi dengan pasien atau penderita yang dicurigai
mereka (Hu, D., 2020) dan pada akhirnya berdampak pada menurunya kualitas
(2020), kesehatan mental dari 1.257 yang merawat pasien Covid-19 di 34 rumah
yang muncul bervariasi yakni mulai yang ringan, sedang, hingga berat seperti
stress, kecemasan, rasa takut, depresi, kelelahan, sulit untuk tidur atau insomnia,
nafsu makan, merasa tidak nyaman, tidak berdaya, menangis, dan bahkan terlintas
untuk bunuh diri (Santoso, 2020). Memberikan asuhan keperawatan pada pasien
COVID-19 dapat berdampak negatif pada psikologis perawat. Pada masa pandemi
seperti saat ini, jumlah pasien akan meningkat sehingga beban kerja akan
meningkat (Su et al., 2020), dan perawat akan merasa mudah lelah.
melalui udara dan adanya kasus sejawat perawat yang meninggal akibat terinfeksi
perawat yang melakukan perawat pada pasien COVID-19 (Hu, 2020). Hal itu
disebabkan oleh bekerja 4–12 jam selama masa pandemi meningkatkan risiko
mengakibatkan sakit kepala, sesak napas, kesusahan buang air, serta kacamata
stres, cemas, dan depresi. Permasalahan tersebut pun dapat terjadi pada tenaga
perasaan cemas dan tegang sebanyak 70%. Tingginya kecemasan pada perawat
dapat memberikan dampak negatif menurut Fehr & Perlman (2015) melemahnya
terhadap pemerintah dan tenaga garis depan dan penyalahgunaan obat. Hal ini
sosial dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah kepada perawat maupun tenaga
COVID-19 secara akurat efektif dan komprehensif, maka oleh sebab itu peneliti
tertarik untuk mendeskripsikan Hubungan Pengetahuan dan Sikap perawat
sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1)
pernikahan) perawat Ruang Rawat Inap yaitu ruangan matahari dan IGD di RSU.
Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi peneliti lain sehubungan dengan
Pada Perawat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga
yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih
parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrme (SARS). Namun, beberapa orang yang terinfeksi tetapi tidak
menunjukkan gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang
(sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari
setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan
bernapas. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis seperti
tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin terkena
penyakit serius. Orang dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas harus
kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus,
flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari
yaitu:
b. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
disentuh, misalnya uang, gagang pintu, atau permukaan meja. Virus Corona dapat
tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada
penderita kanker.
Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para
tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis
menggunakan alat pelindung diri (APD). Dari data yang dikeluarkan oleh WHO,
September 2020.
Desember 2020.
November 2020.
Oktober 2020.
h. Varian Lamda (c.37) yang pada awalnya ditemukan di Peru sejak Desember
2020.
2.1.3 Tanda dan Gejala Covid-19
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu> 38 0c), batuk, dan kesulitan
bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburuknya secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
kondidi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika
terinfeksi. (PDPI, 2020). Berikut klinis yang dapat muncul jika terinfeksi (PDPI,
2020)
1. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala
yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demma, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan
nyri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan
atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak dengan demam dan
gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala
Gejala utama dapat muncul seperti demma, batuk,, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pnemonia berat. Pada anak-anak dengan pnemonia tidak berat
napas
kelompok virus yang sama dengan virus SARS dan MERS yang juga pernah
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber
1 sampai 14 hari. Selama masa inkubasi, orang yang terinfeksi belum menunjukan
virus tersebut kepada orang lain. Sebuah studi dari Du Zet. al melaporkan bahwa
tinggi pada sekret pernapasan. Beberapa orang yang terinfeksi COVID-19 juga
simptomatik memiliki viral load yang serupa sehingga keduanya masih berisiko
pada umumnya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain
yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi air
dengan diameter >5-10 μm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada
pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala
mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi
melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang
terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,
trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Saat ini, WHO dan komunitas ilmiah
lain masih mendiskusikan kemungkinan transmisi SARS-CoV-2 melalui udara
tertutup dengan ventilasi yang buruk. Penelitian yang lebih lanjut masih
dibutuhkan untuk mengetahui dengan pasti perihal transmisi melalui udara ini.
Pada anamnesisi gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama:
demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau sesak
berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala : kontak
wilayah/negara yang terjangkit, dan tidak memiliki satu atau lebih riwayat
memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
4. Kasus probable
5. Kasus terkonfirmasi
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah : saluran napas atas
3. Bronkoskopi
(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah. Kultur darah untuk
penularan)
1. Isolasi pada semua kasus sesuai dengan gejala klinis yang muncul,
Sp02 ≥ 90% pada pasien tidak hamil dan ≥92-95% pada pasien hamil
6. Terapi cairan. Terapi cairan konservatif diberikan jika ada bukti syok
elektrolit
Saat ini belum ada penelitian atau bukti tatalaksana spesifik pada
boleh diberikan dalam situasi uji klinis yang disetujui oleh komite etik
2020).
pengelola dan pemilik Rumah Sakit serta regulator. Bahkan di masa pandemik
keamanan yang lebih ketat dimana Protokol PPI diikuti sesuai standar. Prosedur
Prinsip utama pengaturan Rumah Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru
(PPI), penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di unit kerja dan
masker bagi petugas, pengunjung dan pasien, menjaga jarak antar orang >1m
dan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60
COVID-19.
COVID-19.
Untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip tersebut, Rumah Sakit dianjurkan:
seperti:
Sakit.
di Rumah Sakit.
Sakit.
2.2.1 Pengaturan Alur Layanan
1. Alur Pasien
Pasien masuk ke Rumah Sakit melalui pintu utama yakni dapat melalui IGD
atau melalui area rawat jalan. Proses masuknya pasien melalui pintu utama
perjanjian).
Pasien yang masuk ke Rumah Sakit melalui mekanisme ini harus melalui
proses skrining. Bila dari hasil skrining dicurigai COVID-19 maka pasien
diarahkan menuju triase IGD atau rawat jalan khusus COVID-19. Sebaliknya
bila dari skrining tidak dicurigai COVID-19 maka pasien diarahkan menuju
triase IGD atau rawat jalan non COVID-19 sesuai kebutuhan pasien.
2. Skrining
b. Tujuan skrining
COVID-19.
Rumah Sakit.
kesehatan.
a. Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama40 s/d
2) Gejala klinis : demam (suhu badan > 38o C) atau riwayat demam
tenggorokan)
3) Riwayat epidemiologis :
19.
gangguan pernapasan.
- Kontak erat
meter.
- Bila dari hasil skrining pengunjung dan petugas Rumah Sakit tidak
memadai
- Lokasi tempat skrining :
arah
berikut :
5. TRIASE
2) Triase dilakukan di pintu masuk pasien yaitu di IGD dan rawat jalan.
3) Tindakan yang dilakukan pada triase IGD khusus COVID-19 selain untuk
memungkinkan).
disepakati /perjanjian
c. Jaga jarak dengan pasien lain >1 m termasuk dalam menaiki tangga
kepada petugas.
- Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan jika sakit segera
berobat ke fasyankes
sembuh
- Gunakan sarana transportasi paling aman dan jaga jarak dengan pasien
lain
2. Di Rumah Sakit
pasien/pengunjung
- Bagi petugas yang akan melakukan kontak dengan pasien ganti
30 detik.
Pelayanan Kesehatan
transmisi.
a. Kewaspadaan Standar
moment WHO:
b. Melepas APD
peralatan medis
APD dipakai untuk melindungi petugas atau pasien dari paparan darah,
cairan tubuh sekresi maupun ekskresi yang terdiri dari sarung tangan, masker
bedah atau masker N95, gaun, apron, pelindung mata (goggles), faceshield
dipatuhi:
jam tangan
pasien
menimbulkan aerosol
dibutuhkan
Untuk informasi terkait alat pelindung diri dapat mengacu pada Petunjuk
c) Kebersihan Pernafasan
system pernafasan.
(3) Apabila tidak ada masker, maka tutup mulut dan hidung menggunakan
tissue / menggunakan lengan atas bagian dalam saat batuk atau bersinn.
d) Kebersihan Lingkungan
direkomendasikan
e) Penanganan Linen
dibagi menjadi dua yaitu linen kotor tidak ternoda darah atau cairan
(2) Pisahkan linen kotor ternoda darah dan cairan tubuh dengan linen kotor
tanpa noda darah dan cairan tubuh, masukan kewadah infeksius yang
tertutup dan diberi label. Semua linen harus dikemas (dimasukan dalam
(3) Ganti linen setiap satu atau dua hari atau jika kotor dan sesuai dengan
(4) Linen harus ditangani dan diproses khusus untuk mencegah kontak
(5) Gunakan APD yang sesuai dengan risiko saat menangani linen
infeksius
(6) Tempatkan linen bersih pada lemari tertutup, dan tidak bercampur
(3) Pertahankan tempat limbah tidak lebih mencapai 3/4 penuh sudah
dibuang
Limbah Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Darurat dan Puskesmas yang
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang
2014).
pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap
1. Tahu (Know)
yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu disisni
merupakan tingkatan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan untuk
mengukur orang yang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu dapat
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut,
3. Aplikasi (Application)
diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang lain. Aplikasi juga
4. Analisis (Analysis)
komponen dalam suatu objek atau masalah yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkatan ini adalah jika orang
5. Sintesis (Synthesis)
perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi beberapa proses, diantaranya:
2. Interest atau merasa tertarik yakni individu mulai tertarik pada stimulus
tersebut.
4. Trial atau percobaanya itu dimana individu mulai mencoba perilaku baru .
6. Evaluasi (Evaluation)
a. Pendidikan
menerima informasi.
b. Pekerjaan
c. Umur
kedewasaannya.
d. Faktor Lingkungan
e. Sosial Budaya
satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka
METODOLOGI PENELITIAN
variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan
penyusunan hasil penelitian pada bulan Maret s/d bulan Juli Tahun 2021 di RSU.
mengambil lokasi penelitian ini didasarkan karena lokasi peneliti dapat dijangkau
oleh peneliti.
3.3.1. Populasi
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
3.3.2 Sampling
peluang bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih untuk menjadi
sampel (Sugiyono, 2014). Dan peneliti akan menggunakan teknik total sampling.
3.3.3 Sampel
Proses pengumpulan data dimulai tahap awal yang harus dilakukan adalah
penelitian dan survey awal ke tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian. Selain
kepada para perawat yang ada diruangan IGD dan Isolasi COVID di RSU Imelda
Pekerja Indonesia yang akan dijadikan responden pada penelitian yang akan
dilakukan. Hal ini bertujuan menjelaskan alasan dan tujuan dari informed consent
yang akan dilakukan ini tidak akan merugikan dan tidak akan berdampak negatif
kepada mental maupun fisik dan kerahasiaan responden tetap terjaga. Setelah
semua persyaratan diatas terpenuhi, kemudian dilaksanakan proses pengambilan
Data yang diperoleh dari pihak lain seperti buku dan data-data yang
Data yang diperoleh dari jurnal, hasil penelitian orang lain dari internet
mempunyai variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar
Perawat dan variabel dependen yaitu Sikap Pencegahan Penularan COVID- 19.
defenisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu
didapat oleh
perawat
tentang
pencegahan
COVID-19
jawaban Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju dan Tidak Setuju. Untuk mengukur
P=
P = 39-0
3
P = 13
BK = Banyaknya kategori
Kurang = 20-40
P=
P = 32-8
2
P = 24
3
P = 12
Ket : P = Nilai yang dicari
BK = Banyaknya kategori
Baik : 21-32
Buruk : 8-20
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah
diperlukan.
1. Editing/memeriksa
pengumpul data.
kedalam kategori.
3. Sorting
4. Entry data
Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian
komputer.
5. Cleaning
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.
6. Mengeluarkan informasi
tidak perlu menjawab dengan kalimatnya sendiri. Kuesioner ini diberikan dalam
Setuju, Setuju, Kurang Setuju dan Tidak Setuju dan kuisioner Sikap sebanyak 8
pertanyaan dengan pilihan jawaban Sangat Setuju, Setuju, Kurang Setuju, dan
Tidak Setuju.
sehingga responden hanya tinggal membutuhkan tanda check-list (√) pada kolom
yang tersedia. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data umum
a. Univariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
sumber biaya.
hubungan antara dua variabel yang diduga ada hubungan pengetahuan dan
komputer.
Hasil pengukuran dari dua variabel yang diteliti dikumpulkan dan diolah
dalam bentuk tabel maupun paparan. Data dengan sampel sebanyak >30orang
dengan kriteria data semua variabel berbentuk ordinal dilakukan uji hipotesis
dengan menggunakan uji korelasi untuk mencari hubungan antara variabel. Untuk
Interprestasi:
a. Ho ditolak bila nilai rhoxy > rtab atau nilai p< 0.05, yang berarti ada
BAB IV
(48.6%).
Jumlah 37 100
Berdasarkan tabel 4.7. diatas dapat dilihat sikap perawat terhadap
pencegahan penularan COVID-19 responden dengan sikap yang baik berjumlah
29 orang (78.4%), dan sikap yang cukup 8 orang (21.6%).
Pada penelitian ini data yang diperoleh dapat dianalisa dengan analisis
bivariate yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap perawat
tentang pencegahan penularan COVID-19 di RSU. Imelda Pekerja Medan Tahun
2021.
4.3 Pembahasan
uji tes korelasi dan melakukan tehnik analisa data yang dilakukan kepada
bahwa pengetahuan adalah suatu hal yang sangat penting bagi perawat dalam
Pelindung Diri (APD) yang merupakan salah satu hal yang penting untuk
Di dalam faktor internal terdapat tiga hal, yaitu motivation, pendidikan & persepsi
(15). Sedangkan di dalam faktor eksternalnya juga terdapat tiga hal, yaitu
terhadap sesuatu tidak hanya dari edukasi di sekolah saja, namun disupport oleh
banyaknya penjelasan yang beredar dari media yang ada msialnya radio, tv,
Sikap adalah suatu hal yang sangat penting bagi perawat dalam melakukan suatu
tindakan.
sikap, tetapi fasillitas dapat menjadi salah satu factor pendukung atau kondisi
yang memungkinkan dalam membuat sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
(15). Apabila kondisi seseorang rentan terhadap suatu penyakit, maka barulah ia
dapat berupaya dan berusaha untuk mengobati dan mencegah penyakit terseut
(Notoatmodjo, 2007).
pengertian dari sikap. Untuk detailnya, bahwa respon seseorang terkait suatu hal
secara langsung oleh orang lain karena masih terjadi didalam diri manusia itu
sendiri (covert behavior). Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu
mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan
saja belum menjadi penggerak seperti halnya pada sikap. Pengetahuan mengenai
suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk
segi motivasi, berarti segi dinamis mengenai suatu tujuan, berusaha mencapai
suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan yang
(Purwanto, 1998).
Menurut Allport (1935) yang dikutip oleh (Wawan dan Dewi, 2011) sikap
adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman yang
semua objek dan situasi yang terkait. Menurut Alport (1954) yang dikutip oleh
kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, (2) Kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu objek dan (3) Kecenderungan untuk
antara jumlah informasi yang tersedia tentang COVID-19 dan tingkat pemahaman
dan perbedaan persepsi tentang COVID-19 di antara petugas kesehatan. Hal ini
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
menyimpulkan bahwa :
1. Mayoritas responden pada penelitian ini adalah yang interval usianya 26-
sebanyak 4 (7.7%).
50
8. Pengetahuan perawat tentang pencegahan penularan baik dengan Sikap
tidak ada (0%) sedangkan pengetahuan perawatan yang baik dengan sikap
yang baik adalah 0 orang(0%) dan pengetahuan cukup dengan sikap yang
5.1 Saran
diteliti.
49
DAFTAR PUSTAKA
Medan.
yang Saudara/i berikan tidak akan merugikan Saudara/i dan akan dijaga
agar Saudara/i dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, jika para Saudara/i setuju
Peneliti Responden
(Saidul Ikram) ( )
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
di-
Tempat
Dengan Hormat,
Nim : 1714201027
Untuk maksud tersebut saya membutuhkan data yang nyata dan akurat
dari anda jika setuju untuk menjadi responden. Adapun jawaban dan identitas
anda dalam penelitian ini akan saya jamin kerahasiaannya dan tidak akan
Hormat saya,
Peneliti
KUESIONER PENELITIAN
tanda check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia sesuai dengan situasi dan
kondisi anda saat ini. Setiap jawaban anda adalah benar apabila anda menjawab
dengan jujur.
No. Responden :
3. Pendidikan : ( ) D3
( ) S1
( ) S2
( ) Jawa
( ) Minang
( ) Melayu
( ) Duda/janda
( ) Belum Menikah
Kuesioner Pengetahuan Perawat tentang Pencegahan Penularan COVID-19
Petunjuk pengisian: berikan tanda check list (√) pada setiap kolom
jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang
anda alami.
No Pernyataan 1 2 3 4
Kewaspadaan Tangan/ Hand Hygiene
1. Perawat melakukan cuci tangan sebelum
menyentuh pasien
2. Perawat melakukan cuci tangan sebelum
tindakan aseptik
3. Perawat melakukan cuci tangan setelah kontak
atau terpapar dengan cairan tubuh
4. Perawat melakukan cuci tangan setelah
menyentuh pasien
5. Perawat melakukan setelah menyentuh
6. Perawat mencuci tangan saat melepas sarung
tangan steril
7. Perawat mencuci tangan pada saat melepas
APD
8. Perawat mencuci tangan sebelum menangani
obat-obatan atau menyiapkan makanan
9. Perawat melakukan kebersihan tangan dengan
sabun dan air mengalir apabila terlihat kotor
atau terkontaminasi oleh darah atau cairan
tubuh lainnya atau setelah menggunakn toilet
10. Penggunaan handrub berbasis alkohol dipilih
untuk antiseptik tangan rutin pada semua
situasi.
11. kebersihan tangan dengan alkohol handrub
selama 20-30 detik bila tangan tidak tampak
kotot
12. Perawat mencuci tangan dengan alkohol
handrub selama 20-30 detik bila tanagn
tampak kotor
13. Perawat mencuci tangan dengan air mengalir
pakai sabun selama 40-60 detik bila tangan
tampak kotor.
Alat Pelindung Diri ( APD)
14. APD dipakai untuk melindungi petugas atau
pasien dari paparan dara, cairan tubuh sekresi
maupun ekskresi yang terdiri dari sarung
tangan, masker bedah atau masker N95, gaun,
apron, pelindung, pelindung mata (goggles),
faceshied (pelindung wajah), pelindung/
penutup kepala dan pelindung kaki.
15. Perawat Melepaskan semua aksesoris di
tangan seperti cincin, gelang, dan jam tangan
16. Perawat menggunakan baju kerja/scrub suit
sebelum memakai APD
17. Perawat melakukan kebersihan tangan
sebelum dan setelah memakai APD
18. Perawat menggunakan sarung tangan saat
melakukan perawatan kepada pasien didekat
pasien dan lakukan kebersihan tangan
19. Perawat memakai APD Di anteroom atau
ruang khusus. APD dilepas di area kotor
segera setelah meninggalkan runag pearwatan
20. Perawat menggunakan masker N95 pada saat
melakukan tindakan yang menimbulkan
aerosol
21. Perawat mengganti googles atau faceshield
pada saat sudah kabur/ kotot
22. Perawat lansung mandi setelah melepaskan
APD dan mengganti dengan baju bersih
23. Perawat bisa menyentuh mata, hidung, dan
mulut saat menggunakan APD
24. Perawat tidak menyentuh bagian depan masker
25. Perawat tidak mengalungkan masker dileher
26. Perawat menggantungkan APD di ruangan
kemudian
mengunakan kembali
27. Perawat menggunakan sarung tangan saat
menulis,
memegang rekam medik pasien, memegang
handle pintu, memegang HP
Kewaspadaan Transmisi
28. Perawat melakukan triase dengan melakukan
penyaringan dipintu masuk ruang penerimaan
pasien baru.
29. Perawat melakukan pemisahan antara pasien
dengan gangguan sistem pernapasan dan tidak
dengan gangguan sistem pernapasan
30. Perawat memberi penanda khusus untuk
mengatur jarak minimal 1 meter di lokasi-
lokasi antrian pasien/pengunjung.
31. Perawat membuat penghalang fisik (barrier)
antara petugas dan pengunjung. Pembatas
terbuat dari kaca atau mika dan dapat dipasang
pada: loket pendaftaran, apotek, penerimaan
spesimen, kasir, dan lain-lain.
32. Perawat mengatur penempatan posisi meja
konsultasi, tempat tidur periksa dan kursi
pasien dengan tenaga kesehatan, dan lain - lain
yang mencegah aliran udara dari pasien ke
pemeriksa/petugas
33. Perawat menempatkan kasus suspek atau
terkonfirmasi positif di ruang Isolasi:
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Pemulasaraan
Jenazah
34. Perawat wajib menjalankan kewaspadaan
standar dan didukung dengan sarana prasarana
yang memadai
35. Perawat menggunakan APD yang sesuai
selama berkontak dengan jenazah.
36. Kebersihan tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan jenazah.
37. Menyiapkan plastik pembungkus atau kantong
jenazah yang kedap air untuk pemindahan
jenazah.
38. Perawat yang mempersiapkan jenazah harus
menerapkan PPI seperti kewaspadaan standar,
termasuk kebersihan tangan sebelum dan
sesudah bersentuhan dengan jenazah, dan
lingkungan
39. Perawat melepasakan APD serta
membuangnya pada tempat yang telah
ditetapkan
Petunjuk pengisian: berikan tanda check list (√) pada setiap kolom
jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang
anda alami.
KODE KODE
Jenis Suku Status PENGETAHUAN SIKAP
NO Nama Perawat Umur KODE Kelamin KODE Pendidikan KODE Bangsa KODE Pernikahan KODE
BELUM
1 Sentia Ramadhani 24 1 P 2 D3 1 MELAYU 5 MENIKAH 2 2 1
BELUM
2 Siti Zabaedah 24 1 P 2 S1 2 PADANG 4 MENIKAH 2 2 1
BELUM
3 fendi jaya kusuma 26 2 L 1 S1 2 NIAS 2 MENIKAH 2 1 1
BELUM
4 Jasman Zalukhu 26 2 L 1 S1 2 NIAS 2 MENIKAH 2 2 1
Ika novita BELUM
5 Garingging 26 2 P 2 S1 2 BATAK 1 MENIKAH 2 1 1
Ermika BELUM
6 Situmorang 24 1 P 2 S1 2 BATAK 1 MENIKAH 2 1 1
BELUM
7 Rika Marlisa 26 2 P 2 S1 2 BATAK 1 MENIKAH 2 1 1
BELUM
8 Rinto Toba Sirait 34 2 L 1 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
BELUM
9 Hartati Nahampun 26 2 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 2
BELUM
10 Novi 26 2 P 2 S1 2 ACEH 6 MENIKAH 2 1 1
11 Saripah Ritonga 26 2 P 2 D3 1 BATAK 1 BELUM 2 2 2
MENIKAH
BELUM
12 Khasi 25 1 P 2 D3 1 PADANG 4 MENIKAH 2 2 2
BELUM
13 Wira 25 1 P 2 D3 1 JAWA 3 MENIKAH 2 2 1
BELUM
14 Rena Putri Tamba 27 2 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
BELUM
15 Riris 25 1 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 2
BELUM
16 Adi pardan 23 1 L 1 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
BELUM
17 Syukur 26 2 L 1 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
Widya Astuti BELUM
18 Siregar 23 1 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 2
BELUM
19 Yesti Zai 23 1 P 2 D3 1 NIAS 2 MENIKAH 2 2 1
Dwi Meliyani BELUM
20 Marbun 23 1 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
BELUM
21 Desi Rumapea 23 1 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
BELUM
22 Indah 23 1 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 2
Oktavianus BELUM
23 Halawa 23 1 L 1 D3 1 NIAS 2 MENIKAH 2 2 2
BELUM
24 RIA TERESIA 27 2 P 2 S1 2 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
25 SYAFRIDAH 25 1 P 2 S1 2 BATAK 1 MENIKAH 1 1 1
SAHDAN
26 SIREGAR 26 2 L 1 S1 2 BATAK 1 MENIKAH 1 1 1
BELUM
27 NANDONG 27 2 L 1 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
28 ANDI 27 2 L 1 D3 1 BATAK 1 BELUM 2 2 2
MENIKAH
BELUM
29 NUZUL 27 2 L 1 D3 1 JAWA 3 MENIKAH 2 2 1
30 JUNIARTI 28 2 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 1 2 1
31 CHAIRUNISSAH 25 1 P 2 S1 2 JAWA 3 MENIKAH 1 1 1
BELUM
32 BISTOB PARTO 26 2 L 1 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
BELUM
33 BAYU MUHDI 26 2 L 1 D3 1 MELAYU 5 MENIKAH 2 2 1
BELUM
34 DODI ALVIAN 26 2 L 1 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
BELUM
35 ZAI 25 1 L 1 D3 1 PADANG 4 MENIKAH 2 2 1
BELUM
36 LATA 25 1 L 1 D3 1 NIAS 2 MENIKAH 2 2 2
AYU SIRINGO- BELUM
37 RINGO 23 1 P 2 D3 1 BATAK 1 MENIKAH 2 2 1
Frequencies
Statistics
penget
perawat
penceg
penul
umur jenis kelamin pendidikan suku bangsa status pernikahan COVI
N Valid 37 37 37 37 37
Missing 0 0 0 0 0
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 6 2
Frequency Table
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
suku bangsa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
status pernikahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
pengetahuan perawat
tentang pencegahan
penularan COVID-19 * sikap 37 100,0% 0 0,0% 37 100,0%
pencegahan penularan
COVID-19
pengetahuan perawat tentang pencegahan penularan COVID-19 * sikap pencegahan
penularan COVID-19 Crosstabulation
Count
Total 29 8 37
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
N of Valid Cases 37
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,24.
2. Pembahasan
2. Variabel dan
operasional
Diketahui Oleh
Dosen Pembimbing