Anda di halaman 1dari 124

SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN


PERAWAT TERHADAP COVID-19 DI RUANG
RAWAT INAP RSKD DADI PROV. SUL-SEL
TAHUN 2021

SUMARNI SALEH
201701018

Skripsi ini diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

PROGRAM STUDI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA

MAKASSAR

2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi

dan disetujui untuk diperbanyak. Skripsi ini adalah salah satu syarat

untk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Program Studi S-1

Administrasi Rumah Sakit, Institusi Ilmu Kesehatan Pelamonia

Kesdam XIV Hasanuddin.

Makassar, Juli 2021

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, S.KM.,M.Kes Mohammad Ardani Samad S.Pd.,M.Pd


NIDN : 0924049001 NIDN : 0918078903

Mengetahui
Ketua Program Studi Administrasi Rumah Sakit
Institusi Ilmu Kesehatan Pelamonia
Kesdam XIV Hasanuddin

Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, S.KM.,M.Kes


NIDN : 0924049001

ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi

Program Studi S-1 Administrasi Rumah Sakit, Institusi Ilmu

Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV Hasanuddin pada hari Juli 2021

Pembimbing I : Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, S.KM.,M.Kes (........................)


...)

Pembimbing II: Mohammad Ardani Samad S.Pd.,M.Pd (.........................)


...)

Penguji I : DR. Darmawati Junus, S.KM.,M.Kes (.......................)

iii
INTISARI
Administrasi Rumah Sakit
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar
Skripsi, Juli 2021
SUMARNI SALEH
“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PERAWAT
TERHADAP COVID-19 DI RUANG RAWAT INAP RSKD DADI PROV.
SUL-SEL TAHUN 2021”
(xi+ 87 Halaman+ 20 Tabel + 2 Gambar + 5 Lampiran)
Kecemasan merupakan bentuk perasaan khawatir, gelisah
dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan,
kecemasan sering muncul pada individu manakala berhadapan
dengan situasi yang tidak menyenangkan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan
tentang Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Perawat Dalam
Upaya pencegahan Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi
Prov.Sul-Sel tahun 2021.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian cross sectional, dengan jumlah responden
sebanyak 138 perawat rumah sakit. Pengumpulan datanya
dilakukan melalui pembagian kuesioner secara langsung kepada
responden. Analisis data yang dilakukan adalah dengan
menggunakan uji chis quare.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
bermakna dengan penecegahan penyebaran yaitu diantaranya
ancaman integritas fisik p= 0,033, ancaman sistem diri p=0,035,
stres p=0,023, Lingkungan p=0,001 terhadap pencegahan
penyebaran virus covid-19. Disarankan kepada rumah sakit supaya
lebih memperhatikan pencegahan covid-19 pada para perawat
untuk memberikan kenyamanan yang baik.

Kata Kunci:Kecemasan, Pencegahan covid-19,Rumah Sakit

Daftar Pustaka: 36 (1998-2020)

iv
ABSTRACK
Hospital Administration
Pelamonia Makassar Institute of Health Sciences
Thesis, July 2021
SUMARNI SALEH
“FACTORS AFFECTING NURSE'S ANXIETY ON COVID-19 IN
THE INPATIENT ROOM OF RSKD DADI PROV. SUL-SEL IN
2021”
(xi + 87 Pages+ 20 Tables + 2 Pictures + 5 Attachments)
Anxiety is a form of feeling worried, anxious and other
unpleasant feelings, anxiety often arises in individuals when faced
with unpleasant situations. This research aims to to find out whether
there is a significant influence on the Factors Affecting Nurse
Anxiety in Efforts to prevent Covid-19 in the Dadi Hospital Inpatient
Room, South Sulawesi Province in 2021.
The type of research used is quantitative research with a
cross sectional research design, with the number of respondents as
many as 138 hospital nurses. The data was collected through the
distribution of questionnaires directly to the respondents. Data
analysis is done by using the chis square test.
The results showed that there was a significant relationship
with prevention of spread, including the threat of physical integrity
p= 0.033, self-system threat p=0.035, stress p=0.023, environment
p=0.001 with preventing the spread of the covid-19 virus. It is
recommended to hospitals to pay more attention to the prevention of
COVID-19 for nurses to provide good comfort.

Keywords: Anxiety, Covid-19 Prevention, Hospital

Bibliography: 36 (1998-2020)

v
KATA PENGANTAR

“Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Segala puji bagi Allah, Sang Pencipta dan Pengatur Alam

Semesta, berkat Ridho Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan

Skripsi yang Berjudul “Faktor yang Mempengaruhi kecemasan

Perawat Terhadap Covid 19 Di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi

Prov. SULSEL Tahun 2021” Skripsi ini adalah salah satu syarat

yang diterapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan.

Dalam menyusun Skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan

hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan

dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu

menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini

mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Ruqaiyah, S.ST., M.Kes., M. Keb Rektor Institut Ilmu

Kesehatan Pelamonia kesdam XIV/Hasanuddin.

2. Hj. Afriyana Amelia Nuryadin, SKM., M. Kes Ketua Prodi S-1

Administrasi Rumah Sakit Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia

Kesdam XIV/Hasanuddin dan selaku Pembimbing satu yang telah

bersedia meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk

vi
memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis

mulai dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

3. Mohammad Ardani Samad, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing dua

sekaligus penguji satu yang telah bersedia meluangkan waktunya,

tenaga dan pikirannya untuk memberikan masukan, arahan serta

motivasi kepada penulis.

4. Dr. Darmawati Junus, SKM., M.Kes selaku penguji dua yang telah

bersedia meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk

memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis.

5. Seluruh Dosen beserta Staf Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia

Kesdam XIV/Hasanuddin.

6. Orang tua beserta keluarga yang tak henti-hentinya selalu

mendoakan dan memotivasi untuk senantiasa bersemangat.

Terima kasih atas segala dukungan yang diberikan, baik secara

material maupun spiritual hingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan

memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Sebagai manusia biasa, penyusun menyadari bahwa skripsi

yang disusun ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat

terbatasnya kemampuan yang penyusun miliki. Karena itu, Saran,

bimbingan, serta kritikan yang sifatnya membangun sangat penyusun

vii
harapkan.

Makassar, Juli 2021

Penulis

DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN...............................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................7
C.Tujuan Penelitian............................................................... 8
D.Manfaat Penelitian............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Literatur..............................................................11
1. Tinjauan Umum tentang Kecemasan..........................11
2. Tinjauan umum tentang Covid-19...............................21
3. Tinjauan Umum tentang Perawat................................23
4. Tinjauan Umum tentang Rumah Sakit........................35
5. Tinjauan Umum tentang Rawat Inap.............................37
B. Kerangka Teori................................................................. 39
C. Kerangka Konsep............................................................40
D. Definisi Operasional.........................................................41
E.Hipotesis...........................................................................49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain dan Pendekatan Penelitian.................................52
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................52
C. Populasi dan Sampel......................................................53
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................. 56
E. Pengolahan dan Analisis Data........................................57
F. Penyajian Data.................................................................59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................60
A...........................Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian
...............................................................................................60

viii
B...................................................................................Hasil
...............................................................................................63
C.....................................................................Pembahasan
...............................................................................................75
BAB V PENUTUP...................................................................................82
A........................................................................Kesimpulan
...............................................................................................82
B.................................................................................Saran
...............................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................84
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori..............................................................39


Gambar 2.2 Kerangka Konsep..........................................................40

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif....................41


Tabel 3.1 Nama Ruangan dan Jumlah Perawat di Ruang
Rawat Inap RSKD Dadi Prov.SUL-SEL Tahun
2021..............................................................................53
Tabel 4.1 Hasil Uji Validsi Variabel Ancaman Integritas Fisik............63
Tabel 4.2 Hasil Uji Validasi Variabel Ancaman Sistem Diri................63
Tabel 4.3 Hasil Uji Validasi Variabel Stres.......................................64
Tabel 4.4 Hasil Uji Validasi Variabel Lingkungan..............................64
Tabel 4.5 Hasil Uji Validasi Variabel Covid-19..................................65
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas.........................................................65
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
RSKD Dadi Prov. SUL-SEL Tahun 2021.........................66
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Usia RSKD
Dadi Prov. SUL-SEL Tahun 2021....................................66
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
RSKD Dadi Prov. SUL-SEL Tahun 2021..........................67
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Ruangan
RSKD Dadi Prov. SUL-SEL Tahun 2021..........................67
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Ancaman
Integritas Fisik RSKD Dadi Prov. SUL-SEL......................69
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Ancaman
Sistem Diri RSKD Dadi Prov. SUL-SEL Tahun 2021.........69
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Stress RSKD
Dadi Prov. SUL-SEL Tahun 2021....................................70
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan
RSKD Dadi Prov. SUL-SEL Tahun 2021..........................70
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Covid-19 RSKD
Dadi Prov. SUL-SEL Tahun 2021....................................71

vii
Tabel 4.17 Pengaruh Ancaman Integritas Fisik Terhadap
Covid-19 RSKD Dadi Prov. SUL-SEL..............................71
Tabel 4.18 Pengaruh Ancaman Sistem Diri Terhadap Covid-19
RSKD Dadi Prov. SUL-SEL.............................................72
Tabel 4.19 Pengaruh Stres Terhadap Covid-19 RSKD Dadi
Prov. SUL-SEL...............................................................73
Tabel 4.20 Pengaruh Lingkungan Terhadap Covid-19 RSKD
Dadi Prov. SUL-SEL.......................................................74

viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan suatu bentuk perasaan khawatir,

gelisah dan perasaan-perasaan lainnya yang kurang menyenangkan

(Harlock, 1990). Kecemasan seringkali muncul pada individu

manakala berhadapan dengan situasi yang tidak menyenangkan.

Pada tingkat kecemasan yang sedang, persepsi individu lebih

memfokuskan hal yang penting saat itu saja dan mengesampingkan

hal yang lainnya. Pada tingkat kecemasan berat atau tinggi, persepsi

individu menjadi turun, hanya memikirkan hal yang kecil saja dan

mengabaikan yang lainnya, sehingga individu tidak dapat berpikir

dengan tenang.

Kecemasan dapat juga terjadi pada seorang perawat dimana

tugasnya hanya difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan

masyarakat sehingga perawat dapat mencapai, mempertahankan,

atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir

sampai mati. Perawat ialah seseorang yang telah mengikuti

pendidikan formal keperawatan yang telah disahkan Pemerintah

Republik Indonesia untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab

keperawatan yaitu memberikan pelayanan keperawatan (Ali, 2002).

Kecemasan dapat terjadi di setiap kehidupan manusia terutama

1
2

bila dihadapkan dengan hal-hal yang baru. Kecemasan adalah

perasaan takut yang tidak jelas yang disertai dengan adanya

perasaan ketidakpastian, ketidakamanan, ketidakberdayaan dan

isolasi (Stuart, 2016). Kemungkinan yang berhubungan dengan

kecemasan sebagai respon terhadap pandemi Covid-19 ini dapat

mencakup insomnia, perubahan konsentrasi, iritabilitas, berkurangnya

produktivitas dan konflik antar pribadi (S.Brook dkk, 2020).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2018 angka kecemasan pada usia dewasa di Indonesia mencapai

6,1% atau 706.689 penduduk. Pada masa pandemi Covid-19,

gangguan mental bisa saja terjadi seperti adanya kecemasan,

ketakutan, stres, depresi, panik, kesedihan, marah frustasi serta

menyangkal (Huang et al 2020). Hal ini bukan saja dirasakan oleh

masyarakat umum saja namun juga dialami oleh semua tenaga

kesehatan yaitu perawat, dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya.

Penelitian Cheng et al. (2020) menyatakan bahwa dari 13

partisipan mengalami kecemasan karena persediaan pelindung belum

terpenuhi saat melakukan tindakan kepada pasien. Tenaga kesehatan

adalah kelompok yang sangat rentan terinfeksi covid-19 karena

berada di garda terdepan penanganan kasus, oleh karena itu mereka

harus dibekali APD yang lengkap sesuai protokol dari WHO sehingga

kecemasan yang dialami dapat berkurang. Menurut IASC (2020)

penyebab tenaga kesehatan mengalami kecemasan yakni tuntutan


3

pekerjaan yang tinggi, termasuk waktu kerja yang lama, jumlah pasien

meningkat, semakin sulit mendapatkan dukungan sosial karena

adanya stigma masyarakat terhadap petugas garis depan, alat

perlindungan diri yang membatasi gerak, kurang informasi tentang

paparan jangka panjang pada orang-orang yang terinfeksi, dan rasa

takut petugas garis depan akan menularkan Covid-19 pada teman

dan keluarga karena bidang pekerjaannya.

Penelitian Lai et al (2020) tentang tenaga kesehatan dapat

berisiko mengalami gangguan psikologis dalam mengobati pasien

Covid-19, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 50,4%

responden yang memiliki gejala depresi dan 44,6% memiliki gejala

kecemasan karena perasaan tertekan. Hal yang paling penting untuk

mencegah masalah kecemasan ialah dengan menyediakan alat

pelindung diri yang lengkap, sehingga tenaga kesehatan dalam

menjalankan tugasnya tidak merasa khawatir dengan dirinya sendiri

bahkan dengan anggota keluarganya. Oleh karena itu, tujuan dari

studi ini ialah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh

terhadap kecemasan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan

Covid-19 di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Indonesia bagian

timur.

Hasil penelitian Huang et al (2020) kesehatan mental dari 1.257

petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19 di 34 rumah sakit

Tiongkok didapatkan hasil tingkat kecemasan 45 %, insomnia 34 %,


4

gejala depresi 50 %, tekanan psikologis 71,5 %. Penelitian yang

dilakukan Roy et al, (2020) di India dengan sampel 662 didapatkan

tingkat kecemasan pada tenaga kesehatan laki-laki 48,6 % dan pada

perempuan 51,2 %. Di Indonesia berdasarkan penelitian oleh FIK –UI

dan IPKJI (2020) respon yang paling sering muncul pada perawat

ialah perasaan cemas dan tegang sebanyak 70 %.

Munculnya Novel Coronavirus atau dinamai oleh WHO sebagai

2019-nCoV yang juga terkenal sebagai flu wuhan dan pneumonia

wuhan yang merupakan virus korona RNA untai tunggal yang

dilaporkan pada tahun 2019 dan telah menarik perhatian global, dan

pada 30 Januari WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai darurat

kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (Dong et

al., 2020). Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup

cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai dengan

tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 414.179

dengan 18.440 kematian (CFR 4,4%) dimana kasus dilaporkan di 192

negara/wilayah. Di Antara kasus tersebut, sudah ada beberapa

petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi (Kemenkes RI, 2020).

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit jenis baru

yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus

penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2 merupakan virus

korona yang mengakibatkan infeksi pernapasan COVID-19. Virus

corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).


5

Indonesia merupakan negara berkembang dan terpadat

keempat di dunia, dengan demikian diperkirakan akan sangat

menderita dan dalam periode waktu yang lebih lama. Ketika

Coronavirus Novel SARS-CoV2 melanda Cina paling parah selama

bulan Desember 2019 – Februari 2020. Pada 27 Januari 2020,

Indonesia mengeluarkan pembatasan perjalanan dari provinsi Hubei,

yang pada saat itu merupakan pusat dari COVID-19 global, sementara

pada saat yang sama mengevakuasi 238 orang Indonesia dari

Wuhan. Presiden Joko Widodo melaporkan pertama kali menemukan

dua kasus infeksi COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 (Djalante

et al., 2020). Pasien yang terkonfirmasi covid-19 di Indonesia berawal

dari suatu acara di Jakarta dimana penderita kontak dengan

seseorang warga Negara asing (WNA) asal Jepang yang tinggal di

Malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita mengeluh demam,

batuk dan sesak nafas (WHO, 2020).

WHO mengumumkan COVID-19 pada 12 Maret 2020 sebagai

pandemi. Jumlah kasus di Indonesia terus meningkat dengan pesat,

hingga Juni 2020 sebanyak 31.186 kasus terkonfirmasi dan 1851

kasus yang meninggal (PHEOC Kemenkes RI, 2020). Kasus tertinggi

terjadi di Provinsi DKI Jakarta yakni sebanyak 7.623 kasus

terkonfirmasi dan 523 (6,9%) kasus kematian (PHEOC Kemenkes RI,

2020). Dan sebuah data resmi yang dimiliki oleh info penanggulangan

Covid-19 kota Makassar pada tanggal 19 Maret 2020 di Provinsi


6

Sulawesi Selatan Dua orang dinyatakan positif terjangkit virus Corona

(COVID-19). Ini menjadi kasus pertama di Sulsel. Kasus tertinggi

terjadi di Biringkanaya yakni sebanyak 3.552 kasus terkonfirmasi

dan Makassar berada di urutan ketiga yakni kasus terkonfirmasi

sebanyak 1.114. Dan kasus data terupdate 22 Maret 2021 pasien

sembuh sebanyak 27.417 jiwa, sedangkan pasien sembuh sebanyak

528 jiwa (Satgas Covid-19 kota Makassar, 2021).

Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Prov.Sul-Sel adalah

rumah sakit rujukan Covid-19 dimana hingga Desember 2020,

terdapat perawat yang terpapar Covid-19 yaitu ada 70 perawat yang

terpapar dimana perawat tersebut merupakan orang tanpa gejala

(OTG), perawat yang terpapar dipindahkan ke ruangan isolasi yang

telah disiapkan. Perawat yang terpapar covid-19 disebabkan karena

ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang sempat mengalami

kelangkaan. Faktor lain yang mengakibat para perawat terpapar

covid-19 yaitu karena kelelahan di akibatkan beban kerja yang luar

biasa dan tekanan fisik dan fisiologi yang mengakibatkan para

perawat terpapar covid-19 (Hasanuddin,2021).

Untuk memperkuat data, peneliti melakukan observasi awal

pada tanggal 5 Maret 2021 kepada salah satu perawat yang bekerja di

Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Kota Makassar

mengatakan bahwa perawat sebagai garda terdepan dan merupakan

prioritas utama yang dapat mengalami kecemasan. Karena perawat


7

berada di bawah tekanan fisik dan psikologi karena sebagai pihak

yang berperan dalam penanganan pandemi covid-19, kesehatan

mental pada perawat perlu diperhatikan karena akan berdampak pada

penanganan pandemi covid-19 ini.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis memilih untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Faktor yang Mempengaruhi

Kecemasan Perawat Terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD

Dadi Prov.Sul-Sel Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor ancaman

Integritas fisik terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD dadi

Prov.Sul-Sel Tahun 2021?

2. Apakah ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor ancaman

sistem diri terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi

Prov.Sul-Sel Tahun 2021?

3. Apakah ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor stress

terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi Prov.Sul-Sel

Tahun 2021?

4. Apakah ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor

lingkungan terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi

Prov.Sul-Sel Tahun 2021?


8

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan

tentang Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Perawat Dalam

Upaya pencegahan Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi

Prov.Sul-Sel tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui pengaruh signifikan kecemasan pada faktor

Ancaman Integritas Fisik terhadap Covid-19 di Ruang Rawat

Inap RSKD Dadi Prov.Sel-Sel Tahun 2021.

b) Untuk mengetahui pengaruh signifikan kecemasan pada faktor

Ancaman sistem diri terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap

RSKD Dadi Prov.Sul-Sel Tahun 2021.

c) Untuk mengetahui pengaruh signifikan kecemasan pada faktor

Stress terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi

Prov.Sul-Sel Tahun 2021.

d) Untuk mengetahui pengaruh signifikan kecemasan pada faktor

Lingkungan terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD

Dadi Prov.Sul-Sel Tahun 2021.


9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

bagi mahasiswa Prodi S-1 Administrasi Rumah Sakit Institut Ilmu

Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin.

2. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

menambah pengetahuan serta masukan informasi tentang

kecemasan bagi petugas kesehatan yang mempunyai pasien di

masa pandemi Covid-19.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi

masyarakat terkait kecemasan bagi petugas kesehatan yang

mempunyai pasien di masa pandemic covid-19.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini untuk menambah ilmu pengetahuan

yang telah didapatkan dan pengalaman peneliti terkait Faktor yang

Mempengaruhi Kecemasan Perawat Dalam Upaya Pencegahan

Covid-19 di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Daerah

(RSKD) Dadi Kota Makassar Tahun 2021.

5. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan dan dapat


10

digunakan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Tinjauan Umum Tentang Kecemasan
a. Defenisi Kecemasan
Kecemasan adalah dimana perasaan takut yang tidak

jelas yang disertai dengan adanya perasaan ketidakpastian,

ketidakamanan, ketidakberdayaan dan isolasi (Stuart, 2016).

Sedangkan menurut Hawari, (2008) kecemasan adalah suatu

gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya rasa

khawatir dan ketakutan yang berkelanjutan tetapi tidak

mengalami gangguan dalam realita, kepribadian masih tetap

utuh, perilaku terganggu tetapi masih dalam batas normal.

Kecemasan adanya rasa takut akan terjadi sesuatu yang

disebabkan karena adanya antisipasi bahaya yang juga

merupakan sinyal bagi individu dalam mengambil tindakan

untuk menghadapi ancaman (Sutejo, 2018). Jadi dapat

disimpulkan bahwa kecemasan adalah reaksi emosional pada

seseorang yang tidak jelas yang dapat menimbulkan perasaan

yang tidak nyaman dan merasa terancam disebabkan adanya

ketegangan dari luar tubuh.

11
12

b. Tanda dan Gejala Kecemasan


Menurut Vye (dalam Purnamarini,dkk 2016), gejala

kecemasan dapat diidentifikasi melalui 3 komponen:

1) Komponen kognitif, cara individu memandang, mereka

berpikir bahwa adanya kemungkinan -kemungkinan yang

buruk yang selalu mengintainya sehingga bisa

menimbulkan rasa khawatir, takut dan ragu yang berlebihan

dan merasa dirinya tidak mampu, dan tidak percaya diri dan

itu pun merasa suatu ancaman bagi mereka.

2) Komponen fisik/ sensasi fisiologis, Gejala yang dapat

dirasakan langsung seperti sakit kepala, sesak nafas,

tremor, detak jantung yang cepat, sakit perut, dan

ketegangan otot.

3) Komponen Perilaku, Melibatkan perilaku atau tindakan

seseorang yang over controlling.

Menurut Greenberger dan Padesky (dalam Fenn &

Byrne, 2013) menjabarkan 4 aspek kecemasan:

1) Physical symptom atau reaksi fisik yang terjadi pada orang

cemas misalnya otot tegang, telapak tangan berkeringat,

sulit bernafas, jantung berdebar- debar, pusing.

2) Thought, yaitu pemikiran yang negatif dan irasional individu

berupa perasaan tidak siap, tidak mampu, merasa tidak

memiliki keahlian, dan tidak yakin dengan kemampuan


13

dirinya sendiri. Pemikiran ini cenderung akan menetap bila

individu tidak merubah pemikirannya menjadi lebih positif.

3) Behavior, individu dengan kecemasannya cenderung

menghindari situasi penyebab kecemasan tersebut

dikarenakan individu merasa dirinya terganggu dan tidak

nyaman seperti sakit kepala, mual, keringat dingin,

gangguan tidur. Perilaku yang muncul seperti kesulitan tidur

karena memikirkan pekerjaan.

4) Feelings, suasana hati individu dengan kecemasan

cenderung meliputi panik, perasaan marah, perasaan

gugup saat ada pembicaraan dunia kerja.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Stuart (2013), faktor yang mempengaruhi

kecemasan dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Faktor prediposisi yang menyangkut tentang teori

kecemasan:

a) Teori Psikoanalitik

Teori Psikoanalitik menjelaskan tentang konflik

emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian

diantaranya Id dan Ego. Id mempunyai dorongan naluri

dan impuls primitive seseorang, sedangkan Ego yang

mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan

oleh norma-norma budaya seseorang. Fungsi


14

kecemasan dalam ego ialah mengingatkan ego bahwa

adanya bahaya yang akan datang (Stuart, 2013).

b) Teori Interpersonal

Stuart (2013) menyatakan, kecemasan adalah

perwujudan penolakan dari individu yang menimbulkan

perasaan takut. Kecemasan juga berhubungan dengan

perkembangan trauma, seperti perpisahan dan

kehilangan yang menimbulkan kecemasan. Individu

dengan harga diri yang rendah akan mudah mengalami

kecemasan.

c) Teori perilaku

Pada teori ini, kecemasan timbul karena adanya

stimulus lingkungan spesifik, pola berpikir yang salah,

atau tidak produktif dapat menyebabkan perilaku

maladaptif. Menurut Stuart (2013), penilaian yang

berlebihan terhadap adanya bahaya dalam situasi

tertentu dan menilai rendah kemampuan dirinya untuk

mengatasi ancaman ialah penyebab kecemasan pada

seseorang.

d) Teori biologis

Teori biologis menunjukan bahwa otak mengandung

reseptor khusus yang dapat meningkatkan

neuroregulator inhibisi (GABA) yang berperan penting


15

dalam mekanisme biologis yang berkaitan dengan

kecemasan. Gangguan fisik dan penurunan

kemampuan individu untuk mengatasi stress

merupakan penyerta dari kecemasan.

2) Faktor presipitasi

Faktor pemungkin timbulnya gangguan jiwa atau

secara umum merupakan klien gangguan jiwa timbulnya

gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan,

tekanan isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan

tidak berdaya.

a) Faktor Eksternal

(1) Ancaman Integritas Fisik Meliputi

ketidakmampuan fisiologis terhadap suatu

kebutuhan dasar sehari-hari yang bisa

disebabkan karena sakit, trauma fisik,

kecelakaan.

(2) Ancaman Sistem Diri Diantaranya ancaman

terhadap identitas diri, harga diri, kehilangan,

dan perubahan status dan peran, tekanan

kelompok, sosial budaya.

b) Faktor Internal

(1) Usia

Gangguan kecemasan lebih mudah dialami oleh


16

seseorang yang mempunyai usia lebih muda

dibandingkan individu dengan usia yang lebih

tua (Kaplan & Sadock, 2010).

(2) Stress

Kaplan dan Sadock (2010) mendefinisikan

stress adalah tuntutan adaptasi terhadap

individu yang disebabkan oleh perubahan

keadaan dalam kehidupan. Sifat stresor dapat

berubah secara tiba-tiba dan dapat

mempengaruhi seseorang dalam menghadapi

kecemasan, tergantung mekanisme koping

seseorang.

(3) Lingkungan

Individu yang berada di lingkungan asing lebih

mudah mengalami kecemasan dibanding

apabila dia berada di lingkungan yang biasa

ditempati (Stuart, 2013).

(4) Jenis kelamin

Wanita lebih sering mengalami kecemasan

daripada pria. Wanita memiliki tingkat

kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan pria.

Hal ini dikarenakan bahwa wanita lebih peka

dengan emosinya, yang pada akhirnya


17

mempengaruhi perasaan cemasnya (Kaplan &

Sadock, 2010).

(5) Pendidikan

Dalam Kaplan dan Sadock (2010), kemampuan

berpikir individu dapat dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

maka individu semakin mudah berpikir rasional

dan menangkap informasi baru. Kemampuan

analisis akan mempermudah individu dalam

menguraikan masalah baru.

d. Jenis dan Tingkatan Kecemasan


1. Menurut Freud (team MGBK, 2010) terdapat tiga jenis

kecemasan:

a) Kecemasan realistik, yaitu ketakutan terhadap bahaya

atau ancaman nyata yang ada di lingkungan maupun

di dunia luar.

b) Kecemasan neurotik, yaitu ketakutan terhadap

hukuman yang akan menimpanya, kecemasan ini

berkembang adanya pengalaman yang diperoleh

pada masa kanak-kanak terkait dengan hukuman atau

ancaman dari orang tua maupun orang lain yang

otoritas jika melakukan perbuatan salah (impulsif).

c) Kecemasan moral, yaitu rasa takut pada suara hati

(super ego).
18

2. Menurut Stuart (2007), kecemasan ada empat tingkatan:

a) Kecemasan ringan: kecemasan ini terjadi karena

adanya kekecewaan yang berhubungan dengan

adanya ketegangan pada kehidupan sehari- hari,

tetapi kecemasan ini bisa memotivasi untuk belajar

dan menghasilkan kreatifitas.

b) Kecemasan sedang, kecemasan ini berfokus pada

hal-hal yang penting dan mengesampingkan yang

lain, kecemasan ini mempersempit lapang persepsi

individu, sehingga individu kurang selektif.

c) Kecemasan berat, sangat mempengaruhi lapang

persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada

suatu yang spesifik dan rinci serta tidak berfikir pada

hal yang lain.

d) Kecemasan panik, kecemasan atau ketakutan

berhubungan dengan teror, terperangah, takut dan

cenderung mengalami hilang kendali, kehilangan

pemikiran yang rasional, tingkat kecemasan ini tidak

sejalan dengan kehidupan bila berlangsung lama

dapat mengalami kelelahan dan keletihan.

3. Berdasarkan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety)

kecemasan dapat dikelompokan dengan gejala-gejala

secara spesifik (Hawari, 2008):


19

a) Perasaan meliputi firasat buruk, rasa cemas, mudah

tersinggung.

b) Ketegangan meliputi ; lesu, tidak bisa istirahat dengan

tenang, rasa tegang, mudah menangis, mudah

tersinggung, mudah terkejut, gemetar dan gelisah.

c) Ketakutan meliputi: takut ditinggal sendiri, takut pada

keramaian, takut pada orang asing.

d) Gangguan tidur yaitu sering terbangun tengah

malam, tidak bisa tidur nyenyak, mimpi buruk, susah

tidur.

e) Gangguan kecerdasan: tidak bisa konsentrasi,

ingatan menurun.

f) Gangguan depresi: sering merasa sedih, hilangnya

minat, berkurangnya kesenangan terhadap hobi.

g) Gejala somatik; merasa sakit pada tubuh, otot2

persendian,kaku.

h) Gejala pendengaran : telinga berdenging, penglihatan

kabur, muka merah.

i) Gejala kardiovaskuler misalnya berdebar-debar, nadi

kencang, lemas detak jantung menghilang berhenti

sekejap.

j) Gejala respiratorik , misalnya merasa sesak nafas,

tercekik, nafas pendek dan dangkal.


20

k) Gejala gastrointestinal meliputi: rasa terbakar di

perut, mual, perut terasa melilit, kembung, muntah,

susah buang air besar.

l) Gejala urogenital meliputi: sering buang air kecil,

tidak datang menstruasi, haid yang berlebihan, masa

haid yang pendek.

m) Gejala autonom meliputi mudah berkeringat, sakit

kepala, sering merasa pusing, mulut kering.

n) Tingkah laku meliputi gemetar, kulit kering, napas


dan cepat, gelisah, muka tegang.

e. Penatalaksanaan Kecemasan

Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan atau

manajemen pada tahap pencegahan dan terapi

memerlukan metode pendekatan yang bersifat holistik:

a) Penatalaksanaan farmakologi.

Dengan menggunakan obat – obatan misalnya anti

kecemasan benzodiazepin, obat ini tidak boleh

digunakan dalam waktu lama karena bisa menyebabkan

ketergantungan.

b) Non farmakologi.

1) Distraksi: merupakan metode untuk menghilangkan

kecemasan dengan mengalihkan perhatian dari rasa

cemas. Stimulus sensori yang menyenangkan

menyebabkan pelepasan endokrin akan


21

menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan

lebih sedikit stimulus yang ditransmisikan ke otak

(Perry dan Potter, 2005)

2) Relaksasi: Terapi relaksasi yang dapat dilakukan

berupa relaksasi, tarik nafas dalam, meditasi,

relaksasi imajinasi dan visualisasi.

2. Tinjauan Umum Tentang Pencegahan Covid-19

Menurut buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian

Coronavirus Disease COVID-19, (Kemenkes RI, 2020),

langkah-langkah pencegahan Covid–19 di masyarakat

diantaranya:

a. Melakukan cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.

b. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.

c. Terapkan teknik batuk dan bersin yang betul

menurut kesehatan.

d. Gunakan masker yang sesuai menurut kesehatan, dan

mencuci tangan setelah membuang masker.

e. Jaga jarak minimal 1 meter dari orang yang mengalami

gangguan pernafasan.

Menurut dr.Anandika Pawitri,(2020), cara pencegahan

Covid-19 dapat dilakukan dengan cara:

a. Sering – sering mencuci tangan.

b. Menyemprotkan cairan desinfektan pada benda yang sering


22

terkontaminasi.

c. Menjaga sistem imunitas tubuh dengan menerapkan pola

hidup sehat.

d. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.

e. Menjaga kebersihan disaat batuk dan bersin.

f. Tetap jaga protokol kesehatan saat sampai di rumah.

Cara Sederhana Pencegahan Virus Covid-19 Terhadap

Lansia (Ahmad, 2020).

a. Minta orang tua untuk tetap selalu di rumah.

b. Siapkan kebutuhan orang tua.

c. Mengingatkan orang tua untuk selalu rajin cuci tangan.

d. Tetap berkomunikasi/ terhubung dengan orang tua.

e. Tunda jadwal cek kesehatan.

f. Pastikan orang tua mendapatkan asupan gizi dan

nutrisi yang baik.

g. Pastikan orang tua tetap beraktivitas untuk

mengatasi kebosanan misalnya dengan olahraga

ringan, berkebun, membaca buku, menulis,

mendengarkan musik, memasak, mengobrol.


23

3. Tinjauan Umum Tentang Perawat

a. Perawat

1) Pengertian Perawat

Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu

kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara.

Menurut Kusnanto (2003), perawat merupakan

seseorang (seorang profesional) yang mempunyai

kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan

melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada

berbagai jenjang pelayanan keperawatan. Wardhono

(1998) mendefinisikan perawat merupakan orang yang

telah menyelesaikan pendidikan profesional

keperawatan, dan diberi kewenangan untuk

melaksanakan peran serta fungsinya. Perawat ialah

suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang

didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan.

Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan

menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera.

Yang merupakan tanggung jawab perawat untuk

mengetahui kebutuhan pasien dan membantu

memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses

keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku

pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang


24

dirancang untuk kebaikan pasien (Suwignyo, 2007).

2) Peran Perawat

Menurut Hidayat Tahun 2004 Peran Perawat

terdiri dari:

a) Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran ini dilakukan perawat dengan memperhatikan

keadaan kebutuhan dasar manusia yang

dibutuhkan melalui pemberian pelayanan

keperawatan.

b) Sebagai Advokat Klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien

dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai

informasi pemberi pelayanan atau informasi lain

khususnya dalam pengambilan persetujuan atas

tindakan keperawatan yang diberikan kepada

pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan

dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak

atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi

tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk

menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk

menerima ganti rugi akibat kelalaian.

c) Peran sebagai edukator

Peran ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat


25

pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien

mengatasi kesehatannya, dan perawat memberi

informasi dan meningkatkan perubahan perilaku

klien.

d) Peran sebagai koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,

merencanakan serta mengorganisasi pelayanan

kesehatan dapat dari tim kesehatan sehingga

pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta

sesuai dengan kebutuhan klien. Tujuan perawat

sebagai koordinator yaitu untuk memenuhi asuhan

kesehatan secara efektif, efisien dan

menguntungkan klien, pengaturan waktu dan seluruh

aktifitas atau penanganan pada klien, dan

menggunakan keterampilan perawat untuk

merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,

dan mengontrol.

e) Peran sebagai kolaborator

Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja

melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter

fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya

mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang

diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat


26

dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

f) Peran sebagai Konsultan

Peran disini ialah sebagai tempat konsultasi

terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang

tepat untuk diberikan.

g) Peran sebagai pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat pula dilakukan

dengan mengadakan perencanaan, kerjasama,

perubahan yang sistematis dan terarah sesuai

dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

Peran perawat sebagai pembaharu dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya, kemajuan teknologi,

perubahan lisensi-lisensi, meningkatkan peluang

pendidikan lanjutan, dan meningkatkan berbagai tipe

petugas asuhan kesehatan.

3) Fungsi Perawat

Menurut Hidayat, (2004) dalam menjalankan

perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi

diantaranya:

a) Fungsi Independen

Adalah fungsi sendiri dalam melakukan tindakan

dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia

seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis


27

( pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan

kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan

kebutuhan aktivitas, dan lain-lain). Pemenuhan

kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan

kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan

harga diri dan aktualisasi diri.

b) Fungsi dependen

Adalah fungsi perawat dalam melaksanakan

kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat

lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas

yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh

perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari

perawat primer ke perawat pelaksana.

c) Fungsi interpenden

Fungsi ini dilakukan dalam bentuk kelompok

tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim

satu sama lain fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk

pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam

pemberian pelayanan seperti dalam memberikan

asuhan keperawatan pada penderita yang

mempunyai penyakit kompleks keadaan ini tidak

dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan

juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter


28

dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama

dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat

yang telah diberikan.

4. Tinjauan umum tentang pengaruh kecemasan pada

faktor ancaman integritas fisik dalam upaya

pencegahan Covid-19

Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yang

mengancam integritas fisik meliputi:

a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologi

sistem imun, regulasi suhu tubuh, dan perubahan biologis

normal,

b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus

dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan

nutrisi, dan tidak ada kuatnya tempat tinggal.

Dalam upaya pencegahan covid-19 pada faktor

ancaman integritas fisik akan menimbulkan kecemasan yang

dapat mempengaruhi konsep diri individu yang meliputi

ketidak mampuan fisiologis terhadap kebutuhan dasar

sehari-sehari yang bisa disebabkan karena trauma atau

ketakutan akan terpapar virus covid-19.

5. Tinjauan umum tentang pengaruh kecemasan pada

faktor ancaman integrasi sistem diri dalam upaya


29

pencegahan covid-19

Ancaman terhadap integritas sistem diri meliputi

sumber internal dan eksternal

a. Sumber internal, meliputi kesulitan dalam berhubungan

interpersonal di rumah, di tempat kerja, dan penyesuaian

terhadap peran baru. Berbagai ancaman integritas fisik

juga dapat mengancam harga diri.

b. Sumber eksternal, meliputi kehilangan orang yang

dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan

kelompok, dan sosial budaya.

Dalam upaya pencegahan covid-19 faktor acaman

integritas sistem diri dalam pencegahan covid-19. Dengan

menimbulkan kerenggangan hubungan dengan beberapa

orang. Hal ini dikarenakan dalam upaya pencegahan covid-

19 diharuskan untuk menjaga jarak dan membatasi interaksi

dengan orang lain.

5. Tinjauan umum tentang pengaruh kecemasan pada

faktor usia dalam upaya pencegahan covid-19

Menurut penelitian Puspanegara (2019). Usia memiliki

pengaruh dalam upaya pencegahan covid-19. Dimana

sebagian besar umur 21 sampai dengan 45 tahun mengalami

gangguan kecemasan. Dalam masa pandemi covid-19 ini,

tenaga kesehatan merasa tertekan dan khawatir sehingga


30

kecemasan meningkat

dalam menjalankan tugas karena ketersediaan alat pelindung

diri (Fadli dkk, 2020).

Salah satu kelompok usia yang rentan terhadap efek

coronavirus COVID 19 ialah lanjut usia ada beberapa faktor

yaitu kebanyakan lanjut usia memiliki daya tahan tubuh yang

lemah dan lanjut usia cenderung menderita penyakit kronis

seperti jantung, paru, diabetes hingga penyakit ginjal.

Akibatnya kemampuan tubuh mereka saat melawan infeksi

virus pun sudah melemah. Lanjut usia juga kurang

mendapatkan informasi tentang pembatasan pergerakan

terlebih lagi kebanyakan lanjut usia hidup dalam keadaan

kurang mampu sehingga membuat mereka kesulitan

mendapatkan hal yang dibutuhkan hingga mengurus diri

sendiri (Azmi 2020).

6. Tinjauan umum tentang pengaruh kecemasan pada

faktor stress dalam upaya pencegahan covid-19

Teori mengenai stress terus berkembang setiap

zamannya, namun secara fundamental, teori stress dibangun

dalam dalam 3 pendekatan (Bartlett, 1998; Lyon 2012;

Lumban Gaol,2016).

1. Stress model stimulus (rangsangan), dengan kata lain

stress ini merujuk pada hal-hal yang diterima langsung


31

oleh individu tanpa adanya penilaian (Staal, 2004). Bartlett

(1998) menegaskan bahwa stres ini lebih fokus pada

sumber stres dari pada sumber lainnya. Sumber stres

(stressor) dikategorikan berdasarkan tiga jenis yaitu

(1) Life events (peristiwa kehidupan) adalah perubahan

besar yang memerlukan perilaku adaptasi dalam

periode waktu yang relatif singkat (misalnya kelahiran

anak pertama, perceraian),

(2) Chronic strain (ketegangan kronis) merupakan tuntutan

yang berulang juga membutuhkan penyesuaian

kembali dalam waktu lama (misalnya melumpuhkan

cedera, kemiskinan, masalah perkawinan), dan

(3) Daily hassles (permasalahan-permasalahan sehari-

hari) yang merujuk kepada peristiwa kecil yang

memerlukan penyesuaian perilaku kecil selama waktu

yang singkat (misalnya kemacetan lalu lintas,

pengunjung tak terduga, makan enak) (Thoits, 1995).

2. Stres model response (respon), Selye (1950)

mendefinisikan bahwa stress ini sebagai hasil individu

merespon stimulus yang diberikan atau reaksi tanggapan

tubuh terhadap penyebab stress yang mempengaruhi

seseorang. Contoh stres ini apabila seseorang

merasakan keadaan yang mengkhawatirkan, ancaman


32

yang muncul kemudian direspon spontan oleh tubuh.

Ancaman adalah sumber stres, respon tubuh adalah

stress respon (Schneiderman, Ironson & Siegel, 2005;

Lumban Gaol, 2016).

3. Stres model transactional (transaksional) yaitu sebagai

penilaian dari individu terhadap suatu penyebab stres

yang kemudian akan menentukan respon individu

tersebut (Lumban Gaol, 2016; Staal, 2004). Berdasarkan

adanya tuntutan-tuntutan yang timbul terhadap kondisi

kesehatan, individu secara khusus menilai atau

mengevaluasinya (Lyon, 2012).

Gejala kecemasan yang muncul dari dampak kondisi

pandemi ini juga dapat menyebabkan stres berlebih yang

dikhawatirkan dapat mengganggu keberfungsian sosial

seseorang dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Untuk

mengatasi gejala-gejala yang muncul pada kesehatan jiwa

yang muncul di masa pandemic ini diperlukannya treatment

khusus yang dilakukan baik secara individu, keluarga,

maupun kelompok. Proses ini biasanya disebut dengan

kegiatan coping stress. Coping adalah keadaan atau kondisi

seseorang yang mengalami stres dan membutuhkan

kemampuan pribadi maupun dukungan dari lingkungan untuk

melalui hal tersebut (Rasmun, 2004). Salah satu coping


33

stress yang dapat dilakukan semasa pandemi ini yaitu

relaksasi.

7. Tinjauan umum tentang pengaruh kecemasan pada

faktor lingkungan terhadap covid-19

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi

cara berpikir individu tentang diri sendiri maupun orang lain.

Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman yang tidak

menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat,

maupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut

merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

Bagi perawat yang bekerja di lingkungan kesehatan

fisik akut, mereka adalah kelompok yang sangat rentan

terinfeksi covid-19 karena berada di garda terdepan

penanganan kasus, oleh karena itu mereka harus dibekali

alat pelindung diri lengkap sesuai dengan protokol kesehatan

dari WHO kecemasan yang dialami berkurang.

8. Tinjauan umum tentang pengaruh kecemasan pada

faktor jenis kelamin dalam upaya pencegahan covid-19

Penelitian yang dilakukan oleh Maryam dan Kurniawan

A (2008) menyatakan bahwa faktor jenis kelamin secara

signifikan dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien,

dalam penelitian tersebut disebutkan juga bahwa jenis

kelamin perempuan lebih berisiko mengalami kecemasan


34

dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.

Penelitian yang dilakukan oleh Hawari (2008).

Menjelaskan wanita lebih mudah mengalami kecemasan

dibandingkan dengan Pria. Perempuan akan lebih mudah

cemas dikarenakan ketidakmampuannya dibandingkan

dengan laki-laki. Laki-laki lebih aktif dan eksploratif,

sedangkan perempuan lebih sensitif sehingga perempuan

lebih peka terhadap respon cemas yang terjadi (Nadia, 2008).

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Fadli, f, dkk

(2020), berdasarkan jenis kelamin, rata-rata hampir semua

mengalami kecemasan ringan dalam upaya pencegahan

covid-19.

9. Tinjauan umum tentang pengaruh kecemasan pada

faktor pendidikan dalam upaya pencegahan covid-19

Tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan

menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan.

Tingkat pendidikan seseorang atau individu akan

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir, semakin tinggi

tingkat pendidikan akan semakin mudah berpikir dan

menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan

masalah baru.

Dalam hal upaya pencegahan covid-19, tingkat

pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap


35

kemampuan berpikir, semakin tinggi tingkat pendidikan akan

semakin mudah berpikir rasional dan menangkap informasi

baru termasuk dalam masalah yang baru.

11. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit

a. Rumah Sakit

1). Pengertian Rumah Sakit

Permenkes RI No.56 tahun 2014 Rumah sakit

merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit

umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan kepada semua bidang dan jenis

penyakit. Sedangkan rumah sakit pemerintah adalah

unit pelaksanaan teknis dari instansi pemerintah yang

tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan

maupun instansi pemerintahan lainnya.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah

sakit merupakan pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan dan gawat darurat. Sebagai suatu


36

institusi, rumah sakit mempunyai hak dan kewajiban.

Haknya antara lain mendapatkan perlindungan hukum

terhadap tindakan konsumen atau pasien yang

beritikad tidak baik. Sedangkan kewajibannya

adalah melayani konsumen atau pasien secara benar,

jujur dan tidak diskriminatif.

2) Klasifikasi Rumah sakit

Menurut Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang

klasifikasi dan perizinan rumah sakit berdasarkan jenis

pelayanan yang diberikan rumah sakit dikategorikan

dalam rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah

sakit umum diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum

Kelas A, Rumah Sakit Umum Kelas B, Rumah Sakit

Umum Kelas C, Rumah Sakit Umum Kelas D.

3) Tugas dan fungsi rumah sakit

Berdasarkan Undang-undang No 44 tahun 2009

tentang rumah sakit pasal 4, tugas rumah sakit yaitu

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna.bahwa Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai

berikut.

1) Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan

pemulihan kesehatan sesuai standar pelayanan rumah

sakit.
37

2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan

melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat

kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan

kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta

penapisan teknologi dibidang kesehatan dalam rangka

peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

12. Tinjauan umum tentang Rawat Inap

Menurut Depkes RI (2009), rawat inap (opname) yaitu

istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga

kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana

pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit Proses

perawatan pasien melalui jangka waktu tertentu dan

memperoleh perawatan intensif atau observasi ketat sesuai

dengan penyakit yang dideritanya. Pelayanan rawat inap

merupakan pelayanan terhadap pelayanan pasien masuk

rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk

keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medik dan

pelayanan medis lainnya. Pelayanan rawat inap merupakan


38

suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di

rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi

pelayanan.

Ruang pasien rawat inap merupakan ruang untuk

pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan

keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan

lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap rumah sakit akan

mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri sendiri

sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan

oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya (Pedoman Teknis

Bangunan Rumah Sakit Ruang Rawat Inap tahun 2012).


39

B. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian menggunakan teori menurut

Stuart (2013), Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan dibedakan

menjadi dua yaitu:

Bagan Kerangka Teori :

Faktor yang Mempengaruhi


kecemasan (Stuart,2013), yaitu:
1. Faktor prediposisi yang Covid-19
menyangkut tentang teori
Kemenkes RI, 2020
kecemasan.

a) Teori Psikoanalitik
Menurut Kemenkes RI, 2020 yaitu:
b) Teori Interpersonal
 Melakukan cuci tangan dengan
c) Teori perilaku sabun atau hand sanitizer.
d) Teori biologis  Hindari menyentuh mata,
2. Faktor presipitasi hidung dan mulut

1) Faktor Eksternal  Terapkan teknik batuk dan


bersin yang betul menurut
a. Ancaman Integritas Fisik
kesehatan.
b. Ancaman Sistem Diri
 Gunakan masker yang sesuai
2) Faktor Internal
menurut kesehatan, dan
a) Usia mencuci tangan setelah
b) Stress membuang masker.
c) Lingkungan  Jaga jarak minimal 1 meter dari
d) Jenis Kelamin orang yang mengalami
e) Pendidikan gangguan pernafasan.

Gambar 2.1 Kerangka Teori


40

C. Kerangka Konsep
Dalam hal ini pembuatan kerangka konsep, peneliti telah
menyederhanakan teori yang ada dan menyesuaikan dengan tujuan
dari penelitian serta lokasi penelitian. Berikut ini adalah bagan
kerangka konsep:

Covid-19

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan variabel penelitian untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum

dilakukan analisis (Sujarweni, 2014). Variabel ialah kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan

(Sugiyono, 2007). Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan pada pengukuran terhadap variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2005).

Tabel 2.1
Definisi Operasional Dan Kriteria Faktor yang Mempengaruhi
Kecemasan Perawat Terhadap Covid-19
Di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi Prov.Sulsel
Tahun 2021

Kriteria Objektif
No Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Variabel
Kecemasan Tenaga Kesehatan
Ketidakmampuan a. penyakit ● Jumlah pertanyaan : 5
pada fisiologis atau b. Trauma fisik
● Jumlah pilihan : 5
gangguan kebutuhan c.pembedahan yang
Ancaman dasar pada perawat di akan dilakukan ● Skor tertinggi : 5x5 = 25 (100%)
1. RSKD Dadi Makassar Kuesioner Likert
Integritas fisik ● Skor terendah :1x 5 = 5
● (5/25 x 100% = 20%)
● Range:Skor tertinggi - skor terendah =

41
100
% - 20% = 80 %
● Kemudian diukur dengan rumus :
I = R/K
I = Interval kelas
R=Skor tertinggi- Skor terendah
K = Jumlah Kategori = 2
Maka, I : 80/2 = 40%
Skor standar = 100 % - 40%
= 60%
Jadi, kriteria objektif :
Baik:Bila skor jawaban responden ≥ 60%
Kurang Baik : Bila skor jawaban
responde< 60 %
Menunjukkan dalam Ancaman terhadap ● Jumlah pertanyaan : 5
ancaman kategori identitas diri, harga
● Jumlah pilihan : 5
kedua yang dapat diri, hubungan
Ancaman membahayakan interpersonal,kehila ● Skor tertinggi : 5x5 = 25 (100%)
2. Kuesioner Likert
Sistem Diri identitas diri, harga ngan, perubahan
● Skor terendah :1x 5 = 5
diri seseorang dan status dan peran
fungsi sosial terpadu ● (5/25 x 100% = 20%)

42
pada perawat di ● Range:Skor tertinggi - skor terendah =
RSKD Dadi Makassar
100
% - 20% = 80 %
● Kemudian diukur dengan rumus :
I = R/K
I = Interval kelas
R=Skor tertinggi- Skor terendah
K = Jumlah Kategori = 2
Maka, I : 80/2 = 40%
Skor standar = 100 % - 40%
= 60%
Jadi, kriteria objektif :
Baik:Bila skor jawaban responden ≥ 60%
Kurang Baik : Bila skor jawaban
responden< 60 %

Tuntutan adaptasi a. Emosional Likert ● Jumlah pertanyaan : 5


3. Stress terhadap individu b. Kognitif Kuesioner
● Jumlah pilihan : 5
yang disebabkan oleh Fisiologis

43
perubahan keadaan ● Skor tertinggi : 5x5 = 25 (100%)
kehidupan pada
● Skor terendah :1x 5 = 5
perawat di RSKD Dadi
Makassar ● (5/25 x 100% = 20%)
● Range:Skor tertinggi - skor terendah =
100
% - 20% = 80 %
● Kemudian diukur dengan rumus :
I = R/K
I = Interval kelas
R=Skor tertinggi- Skor terendah
K = Jumlah Kategori = 2
Maka, I : 80/2 = 40%
Skor standar = 100 % - 40%
= 60%
Jadi, kriteria objektif :
Baik:Bila skor jawaban responden ≥ 60%
Kurang Baik : Bila skor jawaban
responden < 60 %

4. Lingkungan Pernyataan a.pemaparan Kuesioner Likert ● Jumlah pertanyaan : 5

44
responden tentang terhadap peristiwa ● Jumlah pilihan : 5
bagaimana keadaan yang mengancam
● Skor tertinggi : 5x5 = 25 (100%)
lingkungan di RSKD atau traumatis.
Dadi Makassar b.mengamati ● Skor terendah :1x 5 = 5
responden takut
● (5/25 x 100% = 20%)
pada orang lain.
c.Kurangnya ● Range:Skor tertinggi - skor terendah =
dukungan sosial.
100
% - 20% = 80 %
● Kemudian diukur dengan rumus :
I = R/K
I = Interval kelas
R=Skor tertinggi- Skor terendah
K = Jumlah Kategori = 2
Maka, I : 80/2 = 40%
Skor standar = 100 % - 40%
= 60%
Jadi, kriteria objektif :
Baik:Bila skor jawaban responden ≥ 60%
Kurang Baik : Bila skor jawaban
responden< 60 %

45
Covid-19
Melakukan upaya Menerapkan Likert ● Jumlah pertanyaan : 10
transmisi covid 19 physical distancing
● Jumlah pilihan : 5
pada lingkungan kerja agar meminimalisir
penularan covid 19 ● Skor tertinggi : 10x5 = 50 (100%)
● Skor terendah :1x 10 = 10
● (10/50 x 100% = 20%)
● Range:Skor tertinggi - skor terendah =
100
% - 20% = 80 %
● Kemudian diukur dengan rumus :
5. Covid-19 Kuesioner
I = R/K
I = Interval kelas
R=Skor tertinggi- Skor terendah
K = Jumlah Kategori = 2
Maka, I : 80/2 = 40%
Skor standar = 100 % - 40%
= 60%
Jadi, kriteria objektif :
Baik:Bila skor jawaban responden ≥ 60%

46
Kurang Baik : Bila skor jawaban
responden < 60 %

% - 20% = 80 %
● Kemudian diukur dengan rumus :
I = R/K
I = Interval kelas
R=Skor tertinggi- Skor terendah
K = Jumlah Kategori = 2
Maka, I : 80/2 = 40%
Skor standar = 100 % - 40%
= 60%
Jadi, kriteria objektif :
Baik:Bila skor jawaban responden ≥ 60%
Kurang Baik : Bila skor jawa
responde < 60 %

47
48

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor ancaman

integritas fisik terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD

Dadi Prov.Sulsel Tahun 2021.

b. Ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor ancaman

sistem diri terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD

Dadi Prov.Sulsel Tahun 2021.

c. Ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor stress

terhadap covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi Prov.Sul-

Sel Tahun 2021.

d. Ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor lingkungan

terhadap covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi Prov.Sul-

Sel Tahun 2021.

2. Hipotesis Nol (Ho)

a. Tidak ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor

ancaman integritas fisik terhadap Covid-19 di Ruang Rawat

Inap RSKD Dadi Prov. Sulsel Tahun 2021.

b. Tidak ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor


49

ancaman sistem diri terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap

RSKD Dadi Prov. Sulsel tahun 2021.

c. Tidak ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor stress

terhadap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD Dadi Prov.

Sulsel Tahun 2021.

d. Tidak ada pengaruh signifikan kecemasan pada faktor

lingkungan teradap Covid-19 di Ruang Rawat Inap RSKD

Dadi Prov. Sulsel Tahun 2021.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah kuantitatif deskriptif

dengan pendekatan cross-sectional Study. Studi kuantitatif deskriptif

merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan atau

menjawab permasalah yang terjadi pada situasi sekarang atau yang

sedang terjadi (Notoatmodjo, 2010). Cross-sectional Study adalah

jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data

variabel independen dan hanya satu kali pada satu saat. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen (Notoatmodjo,2012).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah

Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Prov.Sul-Sel. Jl.Lanto Dg

Pasewang No.34, Maricaya, Kec. Mamajang, Kota Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2021.

.
51

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini ialah

Jumlah Perawat di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Khusus

Daerah (RSKD) Dadi Kota Makassar tahun 2021 Sebanyak 212

Perawat.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011) sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi sehingga pengambilan sampel didasarkan oleh

pertimbangan yang ada.

Penentuan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus

slovin (Sugiyono,2016) dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:
52

Jadi sampel dalam penelitian ini ialah Perawat yang bertugas

di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi

Kota Makassar sebanyak 138 responden.

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N =Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan yang dipilih 5% (0,05)


53

Tabel 3.1
Nama Ruangan dan Jumlah Perawat di Ruang Rawat Inap
RSKD Dadi Prov.SUlSEL

Jumlah Jumlah perawat x jumlah Total


Nama Perawat sampel : jumlah populasi
No
Ruangan

1 IGD 15 15 x 138 : 212 9

2 PHCU 15 15 x 138 : 212 9

3 Meranti 15 15 x 138 : 212 9

4 Palm 18 18 x 138 : 212 11

5 Kenanga 15 15 x 138 : 212 9

6. Mahoni 15 15 x 138 : 212 9

7. kenari 15 15 x 138 : 212 9

8. cempaka 15 15 x 138 : 212 9

9. Beringin 16 16 x 138 : 212 10

10. Nyiur 15 15 x 138 : 212 9

11. Ketapang 16 16 x 138: 212 10

12. Sawit 16 16x 138 : 212 10

13. OK 15 15 x 138 : 212 9


Kamar 10 10 x 138 :212 6
14.
bersalin
15. Camar 16 16 x 138 : 212 10
Total Keseluruhan 138

Sumber: Data Sekunder, 2021

D. Teknik Pengumpulan Data


54

Jenis pengumpulan data menurut Notoatmodjo (2010):

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui kuesioner. Pada saat

pengumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat

dan prosedur pelaksanaan kepada calon responden dan yang

bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed

consent. Responden yang bersedia mengisi lembar kuesioner

diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan

yang tidak dipahami. Setelah pengisian kuesioner, peneliti

memeriksa kelengkapan data dan apabila masih ada data yang

kurang, dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah

terkumpul dianalisa.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya

melalui orang lain atau lewat dokumen. Sumber data

sekunder ialah sumber data pelengkap yang berfungsi

melengkapi data yang diperlukan data primer

(Sugiyono,2016). Data sekunder juga dapat diperoleh dari

rumah sakit yaitu dapat berupa data jumlah perawat di

ruangan rawat inap di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)

Dadi Kota Makassar.

3. Uji Validitas
55

Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan suatu

instrument dalam pengukuran. Dalam pengujian instrument

pengumpulan data, validitas dibedakan menjadi validitas

factor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang

disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor

satu dengan yang lain ada kesamaan. Pengukuran validitas

faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor

(penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor

(total keseluruhan faktor). Pengukuran validitas item dengan

cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total

item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau

dukungan terhadap item total (skor total). Bila kita

menggunakan lebih dari satu faktor, berarti pengujian validitas

item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan

skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara

item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa

faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan di dapatkan suatu

koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat

validitas suatu item dan menentukan apakah suatu item layak

digunakan atau tidak. Dalam menentukan layak atau tidaknya

suatu item yang digunakan, biasanya digunakan uji

signifikansi valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Teknik pengujian SPSS sering digunakan untuk uji validitas


56

ialah dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson

(Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total

Correlation.

4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu pengujian yang

berorientasi pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi,

dan akurasi. Uji ini dilakukan untuk bisa melihat kesesuaian

nilai dari sebuah kuesioner yang dikerjakan oleh seorang

responden pada kesempatan atau waktu yang berbeda dan

dengan kuesioner yang sama. Relibilitas suatu pengukuran

juga menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut

dilakukan secara baik atau bebas dari error, sehingga

memberikan jaminan bahwa data hasil pengukuran tersebut

konsisten meskipun dalam waktu yang berbeda. Atau dengan

kata lain keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi

mengenai stabilitas dan konsistensi.

E. Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Sugiyono (2014) setelah kuesioner di isi oleh

responden, maka data diolah melalui tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah meneliti kembali apakah isian dalam

lembar kuesioner sudah lengkap dan diisi, editing dilakukan


57

di tempat pengumpulan data sehingga jika ada kekurangan

data dapat segera dikonfirmasikan pada responden yang

bersangkutan.

b. Coding

Tahap ini merubah data yang dikumpulkan ke dalam

bentuk yang lebih ringkas. Memberi kode untuk masing-

masing variabel terhadap data yang diperoleh dari sumber

data yang telah diperiksa kelengkapannya.

c. Scoring

Scoring merupakan suatu kegiatan mengubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan analisis univariat, analisis

bivariate.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran

atau deskripsi pada masing-masing variabel tidak terikat

maupun variabel terikat. Analisis univariat adalah metode

analisis yang paling mendasar terhadap suatu data. Baik

laporan penelitian, praktek, laporan bulanan dan informasi

yang menggambarkan suatu fenomena, menggunakan

analisis univariat.
58

Angka hasil pengukuran dapat ditampilkan dalam bentuk

angka, atau sudah diolah menjadi prevalensi, persentase

dan rasio. Ukuran dispersi meliputi hitungan rentang,

variansi, koefisien of variance, deviasi rata-rata dan standar

deviasi. Ukuran tendensi sentral meliputi perhitungan mean,

median, modus, desil persentil dan kuartil.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel-variabel independen dengan

variabel dependen. Untuk membuktikan ada tidaknya

pengaruh tersebut, dilakukan statistik uji Chi-Square

dengan derajat kepercayaan 95% (a= 0,05). Untuk melihat

sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.

F. Penyajian Data

Penyajian data dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, narasi,

distribusi dan persentase disertai penjelasan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

1. Sejarah Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar

Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Provinsi

Sulawesi Selatan merupakan salah satu rumah sakit jiwa yang

pertama di wilayah timur Indonesia. Sejarah berdirinya dimulai

pada tahun 1920 (Pemerintah Hindia Belanda) mendirikan rumah

sakit jiwa sebagai Verpleechte huiz (Rumah perawatan sakit jiwa)

diatas tanah seluas 53,295 m² di dukung dengan sertifikat hak

milik nomor 89 yang terletak di kampung Dadi dan sekarang

menjadi jalan Lanto Daeng Pasewang nomor 34. Kapasitas awal

tempat tidur 50 buah dan selanjutnya karena kebutuhan meningkat

pemerintah hindia belanda merubah menjadi Doorgangs huiz (RS

Jiwa) yang dapat menampung penderita dari seluruh Indonesia.

2. Visi Dan Misi RSKD Dadi Prov.Sul-Sel

a. Visi

“Sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan Jiwa, Napza dan

Strok yang holistik dan terpercaya di Kawasan Timur Indonesia

dalam mendukung akselarasi kesejahteraan di Sulawesi

Selatan tahun 2018”.

59
60

b. Misi

1) Menerapkan diferensiasi layanan kesehatan jiwa, napza

dan komorbiditas dengan pendekatan mediko dan

psikososial serta pelayanan strok.

2) Mengembangkan layanan kesehatan secara profesional

melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif baik kepada pasien maupun keluarganya serta

berorientasi kepuasan pelanggan.

3) Menguatkan kelembagaan melalui optimalisasi fasilitas dan

SDM kesehatan yang kapabel dan berkomitmen.

4) Mengembangkan infrastruktur pelayanan kesehatan jiwa,

napza dan strok.

5) Menciptakan tata kelola RSKD yang baik dan bersih

B. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas

Uji validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan uji

korelasi pearson product moment. Pertanyaan dianggap valid

apabila R hitung lebih besar dari R tabel (N = 138, R tabel = 0.176).

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Ancaman
Integritas Fisik

Item R Hitung R Tabel Keterangan


P1 0.622 0.176 Valid
P2 0.497 0.176 Valid
P3 0.566 0.176 Valid
P4 0.597 0.176 Valid
P5 0.662 0.176 Valid
Sumber : Data Primer, 2021
61

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa semua item

pertanyaan untuk variabel ancaman integritas fisik bersifat valid

dan dapat digunakan untuk melanjutkan uji reabilitas.

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Variabel Ancaman
Sistem diri

Item R Hitung R Tabel Keterangan


P1 0.894 0.176 Valid
P2 0.230 0.176 Valid
P3 0.779 0.176 Valid
P4 0.889 0.176 Valid
P5 0.775 0.176 Valid
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa semua item

pertanyaan untuk variabel ancaman sistem diri bersifat valid dan

dapat digunakan untuk melanjutkan uji reabilitas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Variabel Stress

Item R Hitung R Tabel Keterangan


P1 0.754 0.176 Valid
P2 0.517 0.176 Valid
P3 0.567 0.176 Valid
P4 0.274 0.176 Valid
P5 0.231 0.176 Valid
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa semua item

pertanyaan untuk variabel stress bersifat valid dan dapat digunakan

untuk melanjutkan uji reabilitas.


62

Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan

Item R Hitung R Tabel Keterangan


P1 0.327 0.176 Valid
P2 0.368 0.176 Valid
P3 0.632 0.176 Valid
P4 0.292 0.176 Valid
P5 0.295 0.176 Valid
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa semua item

pertanyaan untuk variabel lingkungan bersifat valid dan dapat

digunakan untuk melanjutkan uji reabilitas.

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Pencegahan Covid-19

Item R Hitung R Tabel Keterangan


P1 0.324 0.176 Valid
P2 0.233 0.176 Valid
P3 0.239 0.176 Valid
P4 0.324 0.176 Valid
P5 0.324 0.176 Valid
P6 0.233 0.176 Valid
P7 0.324 0.176 Valid
P8 0.355 0.176 Valid
P9 0.324 0.176 Valid
P10 0.324 0.176 Valid
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa semua item

pertanyaan untuk variabel pencegahan Covid-19 bersifat valid dan

dapat digunakan untuk melanjutkan uji reabilitas.


63

2. Uji Reliabilitas

Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Cornbach Alpha


Item Keterangan
Statistic Coefficient
X1 0.859 0.6 Reliabel
X2 0.639 0.6 Reliabel
X3 0.795 0.6 Reliabel
X4 0.795 0.6 Reliabel
Y 0.856 0.6 Reliabel
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji

reliabilitas dengan nilai reliability statistic cornbach alpha > 0.6 yang

berarti semua item pernyataan reliabel atau handal dan bisa

dilakukan analisis selanjutnya.

3. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh karakteristik responden

Perawat di RSKD Dadi Prov Sul-Sel yang menjadi responden

dalam penelitian ini. Variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden Menurut Umur

Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
No Jenis Kelamin n %
1 Perempuan 89 64.5
2 Laki-Laki 49 35.5
Total 138 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas terdapat distribusi berdasarkan


64

jenis kelamin yang tertinggi yaitu pada kategori Perempuan

sebanyak 89 responden (64,5%), sedangkan yang terendah ada

pada kategori Laki-Laki sebanyak 49 responden (35,5%) .

b. Karakteristik Responden Menurut Usia

Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
No Usia n %
1 20-30 thn 60 43.5
2 31-40 thn 43 31.2
3 41-55 thn 35 25.4
4 Total 138 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.8 di atas terdapat distribusi responden

berdasarkan Usia yang tertinggi yaitu pada usia 20-35 sebanyak 60

thn responden (43,5%) , dan yang terendah ada pada usia 41-55

thn sebanyak351 responden (25,4%).

c. Karakteristik Responden Menurut Pendisikan

Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
No Pendidikan n %
1 D3 Keperawatan 52 37.7
2 S1 Keperawatan 45 32.6
3 Ners 41 29.7
Total 138 100.0
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.9 di atas terdapat distribusi

responden berdasarkan pendidikan yang tertinggi yaitu pada

kategori D3 Keperawatan sebanyak 52 responden (37,7%) ,


65

dan yang terendah ada pada kategori Ners sebanyak 41

responden (29,7%).

d. Karakteristik Responden Menurut Jenis Ruangan

Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Ruangan
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
No Jenis Ruangan n %
1 IGD 9 6.5
2 PHCU 9 6.5
3 Meranti 9 6.5
4 Palm 11 8.0
5 Kenanga 9 6.5
6 Mahoni 9 6.5
7 Kenari 9 6.5
8 Cempaka 9 6.5
9 Beringin 10 7.2
10 Nyiur 9 6.5
11 Ketapang 10 7.2
12 Sawit 10 7.2
13 OK 9 6.5
14 Kamar Bersalin 6 4.3
15 Camar 10 7.2
Total 138 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.10 di atas terdapat distribusi

responden berdasarkan Jenis Ruangan yang tertinggi yaitu

pada kategori Palm sebanyak 11 responden (8,0%) , dan yang

terendah ada pada kategori Kamar Bersalin sebanyak 6

responden (4,3%).
66

4. Analisis Univariat

a. Tanggapan Responden Mengenai Ancaman Integritas Fisik

Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Ancaman
Integritas Fisik di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021

No Ancaman Integritas Fisik N %


1 Baik 121 87.7
2 Kurang Baik 17 12.3
Total 138 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa dari 138

responden terdapat 121 responden (87,7%) terhadap ancaman

integritas fisik yang baik, sedangkan responden terhadap

ancaman integritas fisik kurang baik terdapat sebanyak 17

responden (17%).

b. Tanggapan Responden Mengenai Ancaman Sistem Diri

Tabel 4.13
Distribusi Responden Berdasarkan Ancaman
Sistem Diri
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
No Ancaman Sistem Diri n %
1 Baik 127 92.0
2 Kurang Baik 11 8.0
Total 138 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa dari 138


67

responden terdapat 127 responden (92,0%) terhadap ancaman

sistem diri yang baik, sedangkan responden terhadap

ancaman sistem diri kurang baik terdapat sebanyak 11

responden (8,0%).

c. Tanggapan Responden Mengenai Stres

Tabel 4.14
Distribusi Responden Berdasarkan Stres
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
No Stres n %
1 Ringan 122 88.1
2 Berat 16 11.9
Total 138 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa dari 138

responden terdapat 122 responden (88,1%) terhadap stres

yang ringan, sedangkan responden terhadap stres berat

terdapat sebanyak 16 responden (8,0%).

d. Tanggapan Responden Mengenai Lingkungan

Tabel 4.15
Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021

No Lingkungan n %
1 Baik 118 84.7
2 Kurang Baik 20 15.3
Total 138 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa dari 138

responden terdapat 118 responden (84,7%) terhadap


68

lingkungan yang baik, sedangkan responden terhadap

lingkungan kurang baik terdapat sebanyak 20 responden

(15,3%).

e. Tanggapan Responden Mengenai Covid-19

Tabel 4.16
Distribusi Responden Berdasarkan Covid-19
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021

No Covid-19 n %
1 Rendah 125 90.6
2 Tinggi 13 9.4
Total 138 100.0
Sumber : Data Primer, 2021

Dari tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa dari 138 responden

terdapat 125 responden (90,6%) terhadap covid-19 yang rendah,

sedangkan responden terhadap covid-19 tinggi terdapat sebanyak

13 responden (9,4%).

5. Analisis Bivariat
a. Pengaruh Ancaman Integritas Fisik Terhadap Covid-19

Tabel 4.17
Pengaruh Ancaman Integritas Fisik Terhadap Covid-19
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
Covid-19
Ancaman
Total
Integritas Rendah Tinggi p Value
Fisik
N % n % N %
Baik 112 92,6 9 7,4 121 100
Kurang Baik 13 76,5 4 23,5 17 100 0,033
Total 125 90,6 13 9,4 138 100

Sumber : Data Primer, 2021


69

Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari 138

responden yang kecemasan ancaman integritas fisik yang baik

terhadap covid-19 dan rendah terdapat 112 responden dengan

persentase 92,6%, kemudian yang kecemasan ancaman integritas

fisik yang baik terhadap covid-19 tapi tinggi sebanyak 9 responden

dengan persentase 7,4%, sedangkan yang kecemasan ancaman

integritas fisik kurang baik terhadap covid-19 tapi rendah terdapat

13 responden dengan persentase 76,5% dan yang kecemasan

ancaman integritas fisik kurang baik terhadap covid-19 dan tinggi

terdapat 4 responden dengan persentase 23,5%.

Hasil analisis dengan menggunakan uji chi square diperoleh

nilai p value = 0,033 atau < 0,05. Dengan demikian H a diterima

yang berarti ada Pengaruh signifikan Ancaman Integritas Fisik

terhadap Covid-19 di RSKD Dadi Prov Sul-Sel

b. Pengaruh Ancaman Sistem Diri Terhadap Covid-19

Tabel 4.18
Pengaruh Ancaman Sistem Diri Terhadap Covid-19
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
Covid-19
Ancaman Total
Rendah Tinggi p Value
Sistem Diri
N % N % N %
Baik 117 92,1 10 7,9 127 100
Kurang Baik 8 72,7 3 27,3 11 100 0,035
Total 125 90,6 13 9,4 138 100

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa dari 138


70

responden yang kecemasan ancaman sistem diri yang baik

terhadap covid-19 dan rendah terdapat 117 responden dengan

persentase 92,1%, kemudian yang kecemasan ancaman sistem

diri yang baik terhadap covid-19 tapi tinggi terdapat sebanyak 10

responden dengan persentase 7,9%, sedangkan yang kecemasan

ancaman sistem diri kurang baik terhadap covid-19 tapi rendah

terdapat 8 responden dengan persentase 72,7% dan yang

kecemasan ancaman sistem diri kurang baik terhadap covid-19 dan

tinggi terdapat 3 responden dengan persentase 27,3%.

Hasil analisis dengan menggunakan uji chi square diperoleh

nilai p value = 0,035 atau < 0,05. Dengan demikian H a diterima

yang berarti ada Pengaruh signifikan Ancaman sistem diri terhadap

Covid-19 di RSKD Dadi Prov Sul-Sel.

c. Pengaruh Stres Terhadap Covid-19

Tabel 4.19
Pengaruh Stres Terhadap Covid-19
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021

Covid-19
Total p
Stres Rendah Tinggi
Value
N % N % N %
Ringan 113 92,6 9 7,4 122 100%
Berat 12 75 4 25 16 100% 0,023
Total 125 90,6 13 9,4 138 100%
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan bahwa dari 138

responden yang kecemasan stres yang ringa terhadap covid-19


71

dan Rendah terdapat 113 responden dengan persentase 92,6%,

kemudian yang kecemasan stres yang ringan terhadap covid-19

tapi tinggi sebanyak 9 responden dengan persentase 7,4%,

sedangkan yang kecemasan stres yang berat terhadap covid-19

tapi rendah terdapat 12 responden dengan persentase 75% dan

yang kecemasan stres yang berat terhadap covid-19 dan tinggi

terdapat 4 responden dengan persentase 24%.

Hasil analisis dengan menggunakan uji chi square diperoleh

nilai p value = 0,023 atau < 0,05. Dengan demikian H a diterima

yang berarti ada Pengaruh signifikan stres terhadap Pencegahan

Covid-19 di RSKD Dadi Prov Sul-Sel.

d. Pengaruh Lingkungan Terhadap Covid-19

Tabel 4.20
Pengaruh Lingkungan Terhadap Covid-19
Di RSKD Dadi Prov Sul-Sel
Tahun 2021
Lingkungan Covid-19
Total
Rendah Tinggi p Value
n % n % N %
Baik 111 94,1 7 5,9 118 100%
Kurang Baik 14 70 6 30 20 100% 0,001
Total 125 90,6 13 9,4 138 100%
Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa dari 138

responden yang kecemasan lingkungan yang baik terhadap covid-

19 dan rendah terdapat 111 responden dengan persentase 94,1%,

kemudian yang kecemasan lingkungan yang baik terhadap covid-

19 tapi tinggi sebanyak 7 responden dengan persentase 5,9%,


72

sedangkan yang kecemasan lingkungan kurang baik terhadap

covid-19 tapi rendah terdapat 14 responden dengan persentase

70% dan yang kecemasan lingkungan kurang baik terhadap covid-

19 dan tinggi terdapat 6 responden dengan persentase 30%.

Hasil analisis dengan menggunakan uji chi square diperoleh

nilai p value = 0,001 atau < 0,05. Dengan demikian H a diterima

yang berarti ada Pengaruh signifikan Lingkungan terhadap Covid-

19 di RSKD Dadi Prov Sul-Sel

C. Pembahasan

1. Pengaruh Ancaman Integritas Fisik Dengan Kecemasan Perawat

terhadap Covid-19

Ancaman integritas fisik menurut Stuart dan Laraia (2009)

meliputi ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan dasar (penyakit, trauma fisik,

pengobatan, atau jenis pembedahan yang akan dilakukan).

Hasil penelitian dengan menggunakan analisis chi square

dimana nilai P Value < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan

Ancaman Integritas Fisik terhadap kecemasan Perawat terhadap

Covid-19.

Berdasarkan pernyataan yang diberikan kepada responden

melalui kuesioner diperoleh informasi bahwa responden

menyatakan ancaman Integritas fisik baik karna Perawat yang ada

di RSKD Dadi Prov. Sul-Sel yang dimana saat merawat pasien


73

covid-19 perawat mampu mengontrol diri untuk melakukan

pekerjaan dengan baik yang sehingga perawat tidak cemas dalam

melakukan pekerjaannya.

Adapun responden yang menyatakan bahwa kategori

ancaman Integritas Fisik kurang baik dimana perawat cemas

terhadap covid-19 disebabkan karena perawat masih ada dalam

melaksanakan tugasnya tidak memakai APD yang lengkap.

Namun dalam penelitian sekarang ini, untuk Kecemasan

Perawat terhadap Covid-19 belum ada penelitian yang membahasa

secara khusus.

2. Pengaruh Ancaman Sistem Diri Dengan Kecemasan Perawat

terhadap Covid-19

Stuart dan Laraia (2009) ancaman sistem diri meliputi

ancaman terhadap identitas diri, harga diri, hubungan interpersonal,

kehilangan serta perubahan status/peran. Ancaman sistem diri

yang bisa menimbulkan kecemasan pada perawat untuk menjalani

pekerjaan yaitu salah satunya harga diri yang rendah yang

dirasakan oleh perawat.

Hasil penelitian dengan menggunakan analisis chi square

dimana nilai P Value < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan

Ancaman Sistem Diri terhadap kecemasan Perawat terhadap

Covid-19.
74

Berdasarkan pernyataan yang diberikan responden melalui

kuesioner diperoleh informasi bahwa responden menyatakan

ancaman sistem diri baik karena kondisi ruangan disetiap unit

RSKD Dadi memiliki ruangan yang bersih sehingga membuat para

perawat tidak cemas karena ruangan bersih akan terhindar dari

covid-19 serta perawat semangat dalam melakukan setiap

pekerjaannya.

Sedangkan responden yang menyatakan kategori ancaman

sistem diri kurang baik dikarenakan responden perawat di RSKD

Dadi dimana kecemesan perawat terhadap covid-19 di karenakan

perawat menghadapi pasien yang kondisi terpapar covid-19

sehingga hal ini perawat sangat cemas dalam melakukan

pekerjaannya apa lagi perawat cemas karena menggunakan alat

kerja yang sama di dalam unit kerja.

Namun dalam penelitian sekarang ini, untuk Kecemasan

Perawat terhadap Covid-19 belum ada penelitian yang membahasa

secara khusus.

3. Pengaruh Stress Dengan Kecemasan Perawat terhadap Covid-19

Menurut Sarafino (dalam Smet, 1994) stres adalah suatu

kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan

lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-

tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya

sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang.


75

Hasil penelitian dengan menggunakan analisis chi square

dimana nilai P Value < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan Stress

terhadap kecemasan Perawat terhadap Covid-19.

Berdasarkan pernyataan responden melalui kuesioner

menyatakan bahwa pada kategori Stress ringan karena perawat di

RSKD Dadi tidak memikirkan pekerjaan diluar jam kerja yang

dimana kecemasan perawat ringan karena perawat diberi waktu

istirahat dalam pekerjaannya.

Sedangkan responden yang menyatakan kategori stres

berat dikarenakan Perawat di RSKD Dadi memiliki pekerjaan risiko

yang tinggi sebab menghadapi pasien yang terpapar covid-19 dan

perawat memiliki tanggung jawab dalam hal merawat pasien covid-

19 dan perawat di beri pekerjaan yang lebih sehingga perawat

merasa kelelahan.

4. Pengaruh Lingkungan Dengan Kecemasan Perawat terhadap

Covid-19

Emil Salim (1976) menerangkan bahwa lingkungan ialah

segala sesuatu atau kondisi yang ada di sebuah tempat.

Keberadaannya sangat mempengaruhi makhluk hidup di dalamnya

(termasuk manusia). Pengertian ini memiliki arti bahwa suatu

peristiwa alam dapat memberikan dampak organisme lainnya.

Hasil penelitian dengan menggunakan analisis chi square

dimana nilai P Value < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan


76

Lingkungan terhadap kecemasan Perawat terhadap Covid-19.

Berdasarkan pernyataan yang diberikan responden melalui

kuesioner diperoleh informasi bahwa responden menyatakan

RSKD Dadi memiliki lingkungan tempat kerja suasana yang tenang

sehingga dalam bekerja lebih efektif dan tidak mengganggu para

perawat yang lainnya dalam bekerja serta hal ini kecemasan

perawat baik sebab lingkungan rumah sakit fasilitas yang bersih

sehingga hal ini dapat terhindar terjadinya covid-19.

Sedangkan responden yang menyatakan kategori ancaman

sistem diri kurang baik dikarenakan responden RSKD Dadi lebih

walaupun fasilitas bersih belum tentu terhindar dari covid-19 sebab

lingkungan banyak pasien-pasien covid-19 hal ini membuat para

perawat cemas apalagi perawat tidak memperhatikan protokol

kesehatan.

Namun dalam penelitian sekarang ini, untuk Kecemasan

Perawat terhadap Covid-19 belum ada penelitian yang membahasa

secara khusus.
77
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan judul Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Perawat

terhadap Covid-19 Di Ruang Rawat Inap RSKD Prov. SUL-SEL Tahun

2021 , yang terdiri dari beberapa variabel. Ada variabel yang memiliki

pengaruh kecemasan perawat terhadap covid-19

1. Ada pengaruh ancaman integritas fisik dengan kecemasan perawat

terhadap Covid-19 Di RSKD Dadi Prov. Sul-Sel Tahun 2021.

2. Ada pengaruh ancaman sistem diri dengan kecemasan perawat

terhadap Covid-19 Di RSKD Dadi Prov. Sul-Sel Tahun 2021.

3. Ada pengaruh stress dengan kecemasan perawat terhadap covid-

19 Di RSKD Dadi Prov. Sul-Sel Tahun 2021.

4. Ada pengaruh lingkungan dengan kecemasan perawat terhadap

Covid-19 Di RSKD Dadi Prov. Sul-Sel Tahun 2021.

B. Saran

1. Pihak Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar agar lebih

memperhatikan lagi dari segi ancaman integritas fisik yaitu dengan

mengarahkan pada perawat agar lebih memperhatikan dalam

pemakaian APD yang lengkap saat bekerja.

78
79

2. Pihak RSKD Dadi Prov.Sul-Sel agar lebih memperhatikan dari

segi pemakaian alat dikarenakan perawat memakai alat yang

sama hal ini bisa saja rentangnya terpapar covid-19.

3. Pihak RSKD Dadi Prov. Sul-Sel agar lebih memperhatikan dari

segi stres pekerjaan pada perawat dimana tidak di beri pekerjaan

yang lebih atau beban kerja yang berat.

4. Pihak RSKD Dadi Prov. Sul-Sel agar lebih memperhatikan dari

segi protokol kesehatan pada perawat saat melakukan

pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I. F. (2020). Alternative Assessment in Distance Learning


Emergencies Spread of Coronavirus Disease (Covid-19) in
Indonesia. Jurnal Pedagogik, 7 (1)(ISSN : 2354-7960 E-
ISSN : 2528-5793), 195–222.
B. Hurlock, Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan: Suatu
Pendekatan dalam Suatu Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
Bartlett, D.1998. Stress: Perspectives and processes. Philadelphia,
USA: Open University Press.
Cheung, T. Et al, (2016). Depression, Anxiety and Symptoms of
Stress among Baccalaureate Nursing Student in Hong Kong:
A Cross sectional Study
Departemen Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta: Depkes RI.
Donsu, J. D.T (2016) Metodologi Penelitian Keperawatan,
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Hawari, D. (2008). Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.
Yogyakarta: Dana Bhakti Yasa
Hidayat, 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Kaplan,H.I dan Sadock,B.J, 2010, Sinopsis Psikiatri. Jilid 2, edisi VII.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Kusnanto. 2003. Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : EGC

80
81

Lumban Gaol, NT 2016, ‘Teori Stres: Stimulus, Respons, dan


Transaksional‘. Buletin Psikologi, vol.24, no.1, hlm. 1-11,
diakses 20 Desember

2018https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/1122
4/pdf
Lyon, B. L. (2012). Stress, Coping and Health. Handbook of stress,
coping and health: Implications for nursing research, theory
and practice, 3-23. USA: Sage Publication, Inc.
Mubarak, WI. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Salemba Medika
Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam
Pelayanan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mariyam, & Kurniawan, A. (2008). Faktor- Faktor yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan orang tua terkait hospitalisasi
anak usia toddler di BRSD RAA Soewondo Pati. Jurnal
keperawatan , 1, 43.
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pendekatan Praktis : Jakarta : Salemba
Medika.

Republik Indonesia. (2009). UU RI nomor 44 tahun 2009 tentang


rumah sakit. Jakarta.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324004
82

Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun
2013.Diakses: 19 Oktober 2014,dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil
%20Riskesdas
%20 2013.pdf.
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta.
EGC.
Stuart G.C. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
Stuart Edisi Indonesia. Singapore: ELSEVIER
Stuart, G.W. (2013). Prinsip dan praktik keperawatan kesehatan jiwa
di Indonesia. Jakarta. Fakultas keperawatan Indonesia
Susilo Adityo, dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan
Literatur Terkini. Vol 7 No 1

Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan


Keperawatan Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis,
dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suwignyo. 2007. Pengaruh Manajemen Asuhan Keperawatan dan
Motivasi Berprestasi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
83

Permenkes. (2014). Pmk No. 56 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan


Rumah Sakit (Vol.6,Issue 4).
Https://Doi.Org/10.1590/S1809-98232013000400007
Peraturan Pemerintah RI No 32. 1996. Tenaga Kesehatan. Jakarta
Permenkes. (2014). Pmk No. 56 Tentang Klasifikasi Dan
Perizinan Rumah Sakit (Vol. 6, Issue 4).
Https://Doi.Org/10.1590/S1809-98232013000400007
Permenkes. (2014). Pmk No. 56 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan
Rumah Sakit (Vol.6,Issue 4). Https://Doi.Org/10.1590/S1809-
98232013000400007
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36. 2014. Tenaga
Kesehatan. Negara Kesatuan RI
Wardhono. S. 1998. Menuju Keperawatan Profesional. Semarang:
Akper Depkes.
WHO. (2020) Coronavirus disease 2019 (COVID19). Situation Report
-46.http://www.who.int/docs/default-source/coronavirus/situation-
reports/20200306-sitrep-46-covid-19.pdf?sfvrsn=96b04adf_2
Yuliana Y. 2020. CoronaVirus Diseases (Covid-19); Sebuah Tinjauan
Literatur. Vol 2 No 1
L

N
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan

bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan

oleh mahasiswa Sarjana Administrasi Rumah Sakit Institut Ilmu

Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin yang bernama

Sumarni Saleh dengan Judul “Faktor yang Mempengaruhi

Kecemasan Perawat Terhadap Covid 19 Di Ruang Rawat Inap

RSKD Dadi Prov.Sulsel Tahun 2021”. Saya memahami dan mengerti

bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk terhadap saya maka dari

itu saya bersedia menjadi responden peneliti.

Makassar, juli 2021

Peneliti Responden

(Sumarni Saleh) (........................)


KUESIONER PENELITIAN

Nomor Kuesioner :
Hari/Tanggal Wawancara :

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PERAWAT


TERHADAP COVID-19 DI RUANG RAWAT INAP RSKD
DADI PROV.SUL-SEL
TAHUN 2021
DATA RESPONDEN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Pendidikan Terakhir :

4. Usia :

5. Jenis Ruangan :

6. Jabatan :
KUESIONER

Pernyataan tentang Kecemasan Perawat


Petunjuk pengisian:

1. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan baik sebelum menjawab

2. Beri tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang telah disediakan

sesuai dengan pendapat bapak/ibu/saudara/i

3. Keterangan:

a. Sangat setuju = SS

b. Setuju =S

c. Kurang Setuju = KS

d. Tidak setuju` = TS

e. Sangat Tidak Setuju = STS

1. Ancaman

No. Pernyataan SS S KS TS STS


Ancaman integritas fisik
1. Saya cenderung cemas dengan
apa yang orang lain pikirkan
tentang diri saya
Sangat penting untuk memiliki
pengalaman baru agar dapat
2. mengubah pola pikir tentang diri
saya sendiri.
Saya merasa telah melakukan
hal yang bermanfaat baik bagi
3. diri saya sendiri maupun orang
lain dan lingkungan, khususnya
tempat saya bekerja saat ini
No. Pernyataan SS S KS TS STS
Saya meninggalkan tanggung
jawab dan kesibukan yang saya
4. miliki dan tidak berfikir apa yang
akan terjadi kedepannya.
Saya mampu mengontrol diri
5. sendiri untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya
Ancaman sistem diri
Ketika saya menghadapi banyak
pekerjaan yang harus
1.
diselesaikan membuat saya
merasa sakit kepala/pusing
Saya mengalami lelah dan tak
berdaya setelah merawat atau
menghadapi pasien terutama
2.
pasien dengan
kondisi kritis
Saya mudah marah dan cepat
tersinggung saat bekerja di
3.
rumah sakit tanpa sebab yang
Berarti
Kondisi ruang kerja sangat
mendukung mengenai kondisi
4.
kejiwaan dan semangat dalam
Bekerja
5. Ketenangan yang ada disekitar
lingkungan rumah sakit membuat
saya mempunyai tingkat
produktivitas yang tinggi pada
saat bekerja

2. Stress
No. Pernyataan SS S KS TS STS
Pekerjaan saya membutuhkan
1.
konsentrasi yang tinggi.
2. Pekerjaan saya berisiko tinggi.
Saya harus selalu memikirkan
3.
pekerjaan saya setiap hari.
Saya dapat menyelesaikan
4. pekerjaan lebih banyak jika
diberi waktu lebih lama.
Saya memiliki tanggung jawab
5. yang besar dalam pekerjaan
saya.

3. Lingkungan

No. Pernyataan SS S KS TS STS


Kondisi lingkungan rumah sakit
1.
bersih dan nyaman
Adanya petugas keamanan di
lingkungan rumah sakit,
2.
membuat saya bekerja sangat
baik.
Fasilitas kerja yang tersedia saat
3. ini sudah cukup memadai untuk
mendukung aktivitas kerja
Suasana tenang di tempat kerja
4. memberikan kenyamanan pada
saat bekerja.
Saya ikut serta menjaga
5.
kebersihan di Rumah Sakit.
4. Pencegahan covid-19

No. Pernyataan SS S KS TS STS


Upaya yang dapat dilakukan untuk
memutus rantai penularan COVID-
1. 19 adalah dengan social distancing
dan menerapkan
protokol kesehatan
Masker medis dapat melindungi
2.
anda dari infeksi COVID-19
Upaya psikologis agar daya tahan
tubuh tetap terjaga adalah tidak
3.
panik, tidak stres dan tetap
Waspada
Jika melakukan penerapan pola
hidup sehat akan menurunkan
risiko terhadap penularan
4.
COVID19
Penanganan dan pencegahan
yang diselenggarakan oleh Tenaga
5. Kesehatan sudah sangat efektif

Melakukan vaksin Covid-19


6. mengurangi tingkat resiko
seseorang terpapar virus corona
Pencegahan COVID-19 dapat
7. dilakukan dengan cara pembatasan
sosial berskala besar(PSBB)
Semua masyarakat harus ikut
serta terkait penyuluhan yang
8.
dilakukan pemerintah untuk
mencegah COVID-19
Suplemen vitamin C akan
9. sepenuhnya dapat menangkal
COVID-19
Penanganan dan pencegahan
10. yang diselenggarakan oleh
pemerintah sudah sangat efektif

Lampiran 2
OUTPUT VALIDITAS
1. Ancaman Integrasi Fisik

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 Total

P1 Pearson Correlation 1 .330** .051 .171** .215** .622**

Sig. (2-tailed) .000 .365 .002 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P2 Pearson Correlation .330** 1 -.018 -.120* .106 .497**

Sig. (2-tailed) .000 .745 .034 .061 .000

N 313 313 313 313 313 313

P3 Pearson Correlation .051 -.018 1 .463** .258** .566**

Sig. (2-tailed) .365 .745 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P4 Pearson Correlation .171** -.120* .463** 1 .403** .597**

Sig. (2-tailed) .002 .034 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P5 Pearson Correlation .215** .106 .258** .403** 1 .662**

Sig. (2-tailed) .000 .061 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

Total Pearson Correlation .622** .497** .566** .597** .662** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


2. Ancaman sistem diri

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 Total

P1 Pearson Correlation 1 .225** .589** .781** .554** .894**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P2 Pearson Correlation .225** 1 -.006 -.148** .084 .230**

Sig. (2-tailed) .000 .922 .009 .140 .000

N 313 313 313 313 313 313

P3 Pearson Correlation .589** -.006 1 .687** .452** .779**

Sig. (2-tailed) .000 .922 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P4 Pearson Correlation .781** -.148** .687** 1 .710** .889**

Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P5 Pearson Correlation .554** .084 .452** .710** 1 .775**

Sig. (2-tailed) .000 .140 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

Total Pearson Correlation .894** .230** .779** .889** .775** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


3. Stress

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 Total

P1 Pearson Correlation 1 .600** .499** -.043 -.152** .754**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .448 .007 .000

N 313 313 313 313 313 313

P2 Pearson Correlation .600** 1 .568** -.561** -.393** .517**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P3 Pearson Correlation .499** .568** 1 -.338** -.518** .567**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P4 Pearson Correlation -.043 -.561** -.338** 1 .669** .274**

Sig. (2-tailed) .448 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P5 Pearson Correlation -.152** -.393** -.518** .669** 1 .231**

Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

Total Pearson Correlation .754** .517** .567** .274** .231** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


4. Lingkungan

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 Total

P1 Pearson Correlation 1 .736** .148** -.686** -.719** .327**

Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P2 Pearson Correlation .736** 1 .064 -.633** -.506** .368**

Sig. (2-tailed) .000 .259 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P3 Pearson Correlation .148** .064 1 .163** .046 .632**

Sig. (2-tailed) .009 .259 .004 .415 .000

N 313 313 313 313 313 313

P4 Pearson Correlation -.686** -.633** .163** 1 .776** .292**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

P5 Pearson Correlation -.719** -.506** .046 .776** 1 .295**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .415 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

Total Pearson Correlation .327** .368** .632** .292** .295** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


5. covid-19

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total

P1 Pearson Correlation 1 .436** .114* .891** .847** .662** .829** .583** 1.000** 1.000** .324**

Sig. (2-tailed) .000 .044 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313 313 313 138 138 138

P2 Pearson Correlation .436** 1 .142* .214** .281** .566** .295** .449** .097 .097 .233**

Sig. (2-tailed) .000 .012 .000 .000 .000 .000 .000 .260 .260 .006

N 313 313 313 313 313 313 313 313 138 138 138

P3 Pearson Correlation .114* .142* 1 .103 .006 .506** .034 .434** -.395** -.395** .239**

Sig. (2-tailed) .044 .012 .069 .914 .000 .554 .000 .000 .000 .005

N 313 313 313 313 313 313 313 313 138 138 138

P4 Pearson Correlation .891** .214** .103 1 .886** .556** .814** .482** 1.000** 1.000** .324**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .069 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313 313 313 138 138 138

P5 Pearson Correlation .847** .281** .006 .886** 1 .468** .801** .395** 1.000** 1.000** .324**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .914 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313 313 313 138 138 138

P6 Pearson Correlation .662** .566** .506** .556** .468** 1 .527** .937** .097 .097 .233**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .260 .260 .006

N 313 313 313 313 313 313 313 313 138 138 138

P7 Pearson Correlation .829** .295** .034 .814** .801** .527** 1 .591** 1.000** 1.000** .324**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .554 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 313 313 313 313 313 313 313 313 138 138 138

P8 Pearson Correlation .583** .449** .434** .482** .395** .937** .591** 1 .002 .002 .355**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .981 .981 .000

N 313 313 313 313 313 313 313 313 138 138 138

P9 Pearson Correlation 1.000** .097 -.395** 1.000** 1.000** .097 1.000** .002 1 1.000** .324**

Sig. (2-tailed) .000 .260 .000 .000 .000 .260 .000 .981 .000 .000

N 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138

P10 Pearson Correlation 1.000** .097 -.395** 1.000** 1.000** .097 1.000** .002 1.000** 1 .324**

Sig. (2-tailed) .000 .260 .000 .000 .000 .260 .000 .981 .000 .000

N 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138

Total Pearson Correlation .324** .233** .239** .324** .324** .233** .324** .355** .324** .324** 1

Sig. (2-tailed) .000 .006 .005 .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000

N 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138 138

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


OUTPUT REABILITAS
1. Ancaman Integrasi Fisik

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.859 10

2. Ancaman sistem diri

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.639 5

3. Stress

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.795 5

4. Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.795 5

5. covid-19
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.859 10

1. Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 89 64.5 64.5 64.5

Laki-Laki 49 35.5 35.5 100.0

Total 138 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-30 thn 60 43.5 43.5 43.5

31-40 thn 43 31.2 31.2 74.6

41-55 thn 35 25.4 25.4 100.0

Total 138 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid D3 Keperawatan 52 37.7 37.7 37.7

S1 Keperawatan 45 32.6 32.6 70.3

Ners 41 29.7 29.7 100.0

Total 138 100.0 100.0


2. Analisis univariat
Ancaman Integritas Fisik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 121 87.7 87.7 87.7

Kurang Baik 17 12.03 13.0 100.0

Total 138 100.0 100.0

Ancaman Sistem Diri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 127 92.0 92.0 92.0

Kurang Baik 11 8.0 8.0 100.0

Total 138 100.0 100.0

Stres

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 122 88.1 88.1 88.1

Kurang Baik 16 11.9 10.9 100.0

Total 138 100.0 100.0


Lingkungan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 118 84.7 84.7 84.7

Kurang Baik 20 15.3 12.3 100.0

Total 138 100.0 100.0

Covid-19

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Mencegah 125 90.6 90.6 90.6

Kurang
13 9.4 100.0 100.0
Mencegah

Total 138 100.0

Jenis Ruangan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IGD 9 6.5 6.5 6.5

PHCU 9 6.5 6.5 13.0

Meranti 9 6.5 6.5 19.6

Palm 11 8.0 8.0 27.5

Kenanga 9 6.5 6.5 34.1

Mahoni 9 6.5 6.5 40.6

Kenari 9 6.5 6.5 47.1

Cempaka 9 6.5 6.5 53.6

Beringin 10 7.2 7.2 60.9

Nyiur 9 6.5 6.5 67.4

Ketapang 10 7.2 7.2 74.6


Sawit 10 7.2 7.2 81.9

OK 9 6.5 6.5 88.4

Kamar Bersalin 6 4.3 4.3 92.8

Camar 10 7.2 7.2 100.0

Total 138 100.0 100.0

Jabatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perawat 138 100.0 100.0 100.0


3. Analisis Bivariat

Ancaman Integritas Fisik * Pencegahan Covid-19 Crosstabulation

Pencegahan Covid-19

Kurang
Mencegah Mencegah Total

Ancaman Integritas Fisik Baik Count 112 9 121

Expected Count 109.6 11.4 121.0

% within Ancaman Integritas


92.6% 7.4% 100.0%
Fisik

% within Pencegahan Covid-


89.6% 69.2% 87.7%
19

% of Total 81.2% 6.5% 87.7%

Kurang Baik Count 13 4 17

Expected Count 15.4 1.6 17.0

% within Ancaman Integritas


76.5% 23.5% 100.0%
Fisik

% within Pencegahan Covid- 10.4% 30.8% 12.3%


19
% of Total 9.4% 2.9% 12.3%

Total Count 125 13 138

Expected Count 125.0 13.0 138.0

% within Ancaman Integritas


90.6% 9.4% 100.0%
Fisik

% within Pencegahan Covid-


100.0% 100.0% 100.0%
19

% of Total 90.6% 9.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.523a 1 .033

Continuity Correctionb 2.834 1 .092

Likelihood Ratio 3.517 1 .061

Fisher's Exact Test .056 .056

Linear-by-Linear Association 4.490 1 .034

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.60.

b. Computed only for a 2x2 table


Ancaman Sistem Diri * Pencegahan Covid-19 Crosstabulation

Pencegahan Covid-19

Kurang
Mencegah Mencegah Total

Ancaman Sistem Diri Baik Count 117 10 127

Expected Count 115.0 12.0 127.0

% within Ancaman Sistem


92.1% 7.9% 100.0%
Diri

% within Pencegahan Covid-


93.6% 76.9% 92.0%
19

% of Total 84.8% 7.2% 92.0%

Kurang Baik Count 8 3 11

Expected Count 10.0 1.0 11.0

% within Ancaman Sistem


72.7% 27.3% 100.0%
Diri

% within Pencegahan Covid-


6.4% 23.1% 8.0%
19

% of Total 5.8% 2.2% 8.0%

Total Count 125 13 138


Expected Count 125.0 13.0 138.0

% within Ancaman Sistem


90.6% 9.4% 100.0%
Diri

% within Pencegahan Covid-


100.0% 100.0% 100.0%
19

% of Total 90.6% 9.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.464a 1 .035

Continuity Correctionb 2.480 1 .115

Likelihood Ratio 3.241 1 .072

Fisher's Exact Test .070 .070

Linear-by-Linear Association 4.432 1 .035

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.04.

b. Computed only for a 2x2 table


Stres * Pencegahan Covid-19 Crosstabulation

Pencegahan Covid-19

Kurang
Mencegah Mencegah Total

Stres Baik Count 113 9 122

Expected Count 110.5 11.5 122.0

% within Stres 92.6% 7.4% 100.0%

% within Pencegahan Covid-


90.4% 69.2% 88.4%
19

% of Total 81.9% 6.5% 88.4%

Kurang Baik Count 12 4 16

Expected Count 14.5 1.5 16.0

% within Stres 75.0% 25.0% 100.0%

% within Pencegahan Covid-


9.6% 30.8% 11.6%
19

% of Total 8.7% 2.9% 11.6%

Total Count 125 13 138

Expected Count 125.0 13.0 138.0

% within Stres 90.6% 9.4% 100.0%


% within Pencegahan Covid-
100.0% 100.0% 100.0%
19

% of Total 90.6% 9.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.148a 1 .023

Continuity Correctionb 3.290 1 .070

Likelihood Ratio 3.919 1 .048

Fisher's Exact Test .046 .046

Linear-by-Linear Association 5.111 1 .024

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.51.

b. Computed only for a 2x2 table


Lingkungan * Pencegahan Covid-19 Crosstabulation

Pencegahan Covid-19

Kurang
Mencegah Mencegah Total

Lingkungan Baik Count 111 7 118

Expected Count 106.9 11.1 118.0

% within Lingkungan 94.1% 5.9% 100.0%

% within Pencegahan Covid-


88.8% 53.8% 85.5%
19

% of Total 80.4% 5.1% 85.5%

Kurang Baik Count 14 6 20

Expected Count 18.1 1.9 20.0

% within Lingkungan 70.0% 30.0% 100.0%

% within Pencegahan Covid-


11.2% 46.2% 14.5%
19

% of Total 10.1% 4.3% 14.5%

Total Count 125 13 138

Expected Count 125.0 13.0 138.0

% within Lingkungan 90.6% 9.4% 100.0%


% within Pencegahan Covid-
100.0% 100.0% 100.0%
19

% of Total 90.6% 9.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 11.609a 1 .001

Continuity Correctionb 8.960 1 .003

Likelihood Ratio 8.597 1 .003

Fisher's Exact Test .004 .004

Linear-by-Linear Association 11.525 1 .001

N of Valid Casesb 138

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.88.

b. Computed only for a 2x2 table


Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

Anda mungkin juga menyukai