Oleh:
SABDI RASYID
NIM: 1909200414201014
SABDI RASYID
NIM: 1909200414201014
Yang akan dipresentasikan pada seminar Proposal Penelitian
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Ns. Andi Herman, S.Kep., M.Kep) (Ns. Al Edy Dawu, S.Kep., M.Kes)
MENGETAHUI:
ii
KATA PENGANTAR
iii
8. Bapak dan Ibu Dosen Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna Kendari,
penulis ucapkan terima kasih atas semua pengetahuan yang telah diberikan.
9. Ibu Komang Agus sri Aryaningsih, A.Md, Keb selaku Kepala UPTD
Puskesmas Waelona.
10. Ibu Samsiar, Amd, Keb selaku Staf UPTD Puskesmas Waelona yang
membantu saya dalam pengambilan data awal.
11. Teman-Teman Mahasiswa Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna
terkhusus angkatan 019 yang telah berproses dan saling memberikan motivasi
dalam menyelesaikan paska Sarjana.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR TABEL........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN..............................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................7
C. Tujuan Penelitian...............................................................................7
D. Manfaat Penelitian.............................................................................8
............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi.................................................9
B. Pemantauan Tekanan Darah..............................................................27
C. Tinjauan Tinjuan Umum Tentang Mentimun.................................... 9
D. Edukasi Pasien Hipertensi..................................................................25
E. Kerangka Konsep...............................................................................35
F. Hipotesis............................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desaian Penelitian..............................................................................37
B. Waktu Dan Tempat Penelitian...........................................................38
C. Populasi Dan Sampel.........................................................................38
D. Karakteristik.......................................................................................39
E. Metode Pengumpulan Data................................................................39
F. Tehnik Pengumpulan Data.................................................................40
G. Definisi Oprasional............................................................................42
v
H. Pengolahan dan Analisa Data............................................................43
I. Penyajian Data...................................................................................43
J. Etika Penelitian..................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................45
LAMPIRAN..................................................................................................49
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR SINGKATAN
No Singkatan Singkatan Kepanjangan
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Kuesioner
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
arteri). Peningkatan tekanan darah dalam waktu lama dan tidak di deteksi sejak
kerusakan pada ginjal, penebalan dinding jantung dan penyakit yang berkaitan
Data World Health Oganizatian (WHO) pada tahun 2015 di seluruh dunia,
terdapat 972 juta orang atau 26.4% penduduk bumi menderita hipertensi, angka
Terdapat 333 juta penderita hipertensi di Negara maju dan 639 yang lainnya
1
kawasan Afrika (46%) dan terendah terjadi di kawasan Amerika Serikat (35%).
kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1.5 Juta orang setiap tahunnya
(WHO, 2021).
terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-
44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
terkait dengan genetik dan pola hidup seperti aktivitas fisik yang kurang,
asupan makanan asin dan kaya lemak serta kebiasaan merokok dan minum
pada tahun 2018, angka kejadian hipertensi mencapai 34,11%. Angka kejadian
dengan data yang diperoleh dari hasil Riskesdas sebelumnya pada tahun 2013,
3 cukup signifikan terjadi pada pengukuran tekanan darah usia diatas 60 tahun
hipertensi adalah salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang berada
2
diurutan kedua dalam 10 PTM tertinggi, pada tahun 2018 sebanyak 11.265
kasus hipertensi, pada tahun 2019 sebanyak 22,517 kasus hipertensi, pada
tahun 2020 sebanyak 47,172 kasus hipertensi dan pada tahun 2021 sebanyak
57,160 kasus hipertensi. Jumlah kasus PTM terus beratambah tiap tahunya,
pola makan dan gaya hidup modern yang menjadi faktor resiko utama
secara jumlah kasus terus meningkat, hal ini membutuhkan upaya penekananan
prevalensi kejadian hipertensi dari tahun 2019-2021 cukup tinggi, pada tahun
2019 kejadian hipertensi sebanyak 2.724 kasus, pada tahun 2020 angka
kejadian hipertensi meningkat sebanyak 4.457 kasus dan pada tahun 2021
Hasil survey data awal yang diperoleh dari rekam medik Puskesmas
Waoleona, diperoleh data kasus kejadian hipertensi pada tahun 2020 sebanyak
216 kasus dari 975 kunjungan (22,15%), tahun 2021 sebanyak 222 kasus dari
758 kunjungan (29,2%), tahun 2022 sebanyak 259 kasus dari 809 kunjungan
(32%), tahun dan pada tahun 2023 periode Januari-April sebanyak 116 kasus
3
bila tidak segera dicegah dan ditangani dengan segera terutama pada usia
dewasa. Usia dewasa dimulai dari usia diatas 18 tahun mempunyai risiko tinggi
mengalami hipertensi berkaitan erat dengan pola hidup. Usia dewasa ini akan
dibagi lagi dalam tiga tahapan rentang usia yaitu dewasa muda (18-40 tahun).
Usia dewasa menjadi faktor risiko yang berpengaruh besar dengan hipertensi
darah. Semakin rendah intake kalium maka tekanan darah akan semakin tinggi.
intake natrium sebesar 100 mmol perhari dan konsumsi kalium sampai dengan
70 mmol dalam sehari, maka tekanan darah sistole diprediksi akan turun
sebesar 3,4 mmHg. Intake kalium berpengaruh pada pembuluh darah yaitu
pompa natrium-kalium.
4
Penelitian yang dilakukan oleh Christine dkk (2021) pengaruh
diberikan terapi jus mentimun yang mana pre di ambil pada pemberian pertama
dimana rata-rata tekanan darah pada saat pre dengan sistole rata-rata 150 dan
diastole rata-rata 91,7. Analisis tekanan darah sesudah diberikan terapi jus
mentimun yang mana post di ambil pada pemberian terakhir dengan rata-rata
tekanan darah pada post sistole rata-rata 124,7 dan diastole 78,8 mmHg. Hasil
uji Wilcoxon Rank Test, untuk melihat efektifitas dari pemberian jus mentimun
pada responden analisis perubahan selisih tekanan darah sistole dan diastole
sebelum dan sesudah di berikan terapi jus mentimun di PSTW Sinta Rangkang
dengan α = 0,025; hasil dari penelitian ini α =0,002. Jika hasil α di bawah
0,025 maka ada perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah di berikan jus
adanya pengaruh yang signifikan jus mentimun terhadap tekanan darah pada
wanita usia produktif dibuktikan dengan nilai p value sebesar 0,00 (p≤0.05).
jumlah yang tinggi dapat melindungi individu dari hipertensi. Fungsi dari
5
pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam
basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi
otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.
berhubungan dengan masa otot dan simpangan glikogen, oleh karena itu bila
karena merupakan bagian esensial semua sel hidup, kalium banyak terdapat
juga salah satu faktor pencetus bagi penderita hipertensi dan kurangnya
aktifitas fisik yang dilakukan oleh responden seperti berjalan, berkebun atau
banyak tapi tidak mencegah penyakit hipertensi, hal lain menunjukkan bahwa
Waoleona, 2023).
6
Berdasarkan latar belakang diatas, maka Penulis tertarik melakukan
Waoleona 2022”.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2.1. Untuk mengetahui tekanan darah sebelum pemberian jus timun pada
penderita hipertensi
2.2. Untuk mengetahui tekanan darah sesudah pemberian jus timun pada
penderita hipertensi
7
D.Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
hipertensi.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90
yaitu faktor genetika, perilaku dan gaya hidup (Suprayitno & Huzaimah,
2020).
akibat Desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan pada
2. Etiologi
9
hipertensi primer. Beberapa hal-hal teridentifikasi yang kemungkinan
turun temurun yang terjadi pada pasien hipertensi dalam suatu keluarga, ini
menjadi salah satu bukti bahwa faktor genetik mempunya peranan penting
3. Patofisiologi Hipertensi
10
ACE (Angionensin Converting Enzyme) menjadi angiotensin II, suatu
11
otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi
cairan
12
meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai vasoconstrictor
2017).
13
3.3. Sistem Saraf Otonom
vasokonstriksi
dan dilatasi arteriol. Sistem saraf otonom ini mempunyai peran yang
terjadi karena interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin-
(Sylvestris, 2017).
14
atrium jantung dalam merespon peningkatan volum darah. Hal ini
dapat meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal yang akhirnya
3.6. Hiperkoagulasi
15
faktor gaya hidup yang kurang sehat. Hipertensi primer merupakan
bulat seperti bulan, punuk kerbau. Penyakit tiroid dan akromegali juga
2018).
5. Klasifikasi
sistoliknya kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80 mmHg, atau
biasa ditulis dengan 120/80 mmHg. Berikut ini menurut Bumi (2017)
16
Tabel. 2.1. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (hipertensi berat) >180 >110
hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
6. Diagnosis Hipertensi
tekanan darah selama tiga kali kunjungan terpisah, dengan 2-3 kali
keluhan berupa sakit kepala, rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur.
2018).
17
Berdasarkan pemeriksaan fisik, nilai tekanan darah pasien diambil
rerata dua kali pengukuran pada setiap kali kunjungan ke dokter. Apabila
tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada dua atau lebih kunjungan maka
dengan alat yang baik, ukuran dan posisi manset yang tepat (setingkat
gula darah, elektrolit, kalsium, asam urat dan urinalisis. Pemeriksaan lain
USG ginjal, foto thoraks dan ekokardiografi. Pada kasus dengan kecurigaan
18
7. Faktor- faktor yang Memperngaruhi Hipertensi
7.1. Umur
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini
umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun,
19
darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah
7.2. Geografis
pegunungan atau daerah yang lebih jauh pantai. Selain itu keadaan suhu
7.3.1. Wanita > pria: di usia > 50 tahun. Karena di usia tersebut
7.3.2. Pria > wanita: di usia < 50 tahun. Karena di usia tersebut serang
20
kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka
naiknya tekanan
21
Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran di
fsimpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf para simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
8. Komplikasi Hipertensi
gagal ginjal kronis, sedangkan bila mengenai mata akan terjadi retinopati
karena kualitas hidupnya rendah terutama pada kasus stroke, gagal ginjal,
9. Penatalaksanaan
22
9.1. Non Farmakologi
(Yanita, 2017).
2017).
23
9.1.4. Pengendalian stress
(Yanita, 2017).
9.1.5. Olahraga
(Yanita, 2017).
9.2. Farmakologi
24
9.2.1. Diuretik
2017).
9.2.3. Vasodilator
2017).
25
9.2.4. Penghambat adregenik (Beta blocker, alfa blocker, alfa- beta
blocker)
26
B. Tinjuan Umum Tentang Mentimun
1. Definisi
Buah mentimun adalah salah satu sayuran buah sangat sering sekali
dijumpai di berbagai daerah, buah ini sangat mudah beradaptasi dan tidak
manfaat. Buah ini termasuk ke dalam jenis sayuran dan termasuk keluarga
27
2.7. Spesies = Cucumis Sativus L
3. Morfologi
yang berbentuk sulur berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun.
Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah itu. Kira-kira sehari
suatu titik di tengah sulur yang disebut titik gelung balik. Dalam 24 jam
3.1. Akarnya memiliki dua macam yaitu akar serabut dan tunggang, Akar
28
3.2. Batang mentimun berwarna hijau dan bersegi, sedikit basah,
2015).
bulu-bulu halus dan tulang daun yang bercabang-cabang. Daun ini akan
3.4. Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dan
dua macam bunga, yaitu bunga jantan dan bunga betina (Amin, 2015).
3.5. Buah mentimun sendiri memiliki bentuk panjang berkisar 9-10 cm,
bentuknya lurus, kulit buahnya berwarna hijau dan terdapat bintik kecil
29
sebagai bahan kosmetik karena kandungan didalam mentimun sangat bagus
untuk kulit.
flavonoid yang dapat mengurangi radikal bebas. Pada uji Fitokimia dari
Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan
saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1, dan
vitamin B2, dan vitamin C. Biji timun sendiri mengandung racun alkoloid
30
cacingan. Mengandung saponin, flavonoida, polifenol, asam amlonat,
antiselulit, obat diare, obat sariawan, obat tifus, menyuburkan rambut, dan
darah. Dalam tubuh yang sehat, 60% dari berat badan terdiri atas air yang
bikarbonat plus berbagai nutrient untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam
lemak dan asam amino. Adapun nilai normal ion natrium dalam cairan
ekstrasel yaitu 142 mmol/L dan ion kalium sebesar 4,2 mmol/L. Cairan
ekstrasel juga mengandung karbon dioksida yang diangkut dari sel ke paru
31
diangkut ke ginjal untuk di ekskresi. Cairan intrasel sangat berbeda dari
ion kalium, magnesium dan fosfat dari pada ion natrium dan korida yang
setiap satuan luas dinding pembuluh. Secara fisiologi tekanan darah dapat di
5.1. BP = CO x SVR
5.1.1. BP = Blood
5.2. CO = SV x P
5.2.2 P = Pulse/Nadi dalam satu menit Dengan kata lain, dapat diambil
32
langsung dalam meningkatkan resistensi perifer total. Sehingga
darah.
33
ion bermuatan positif, akan tetapi berbeda dengan natrium, kalium terutama
terdapat dalam sel, sebanyak 95% kalium berada dalam cairan intraseluler.
mentimun dalam hal ini kalium terhadap pengaturan tekanan darah adalah
volume cairan dalan cairan ekstraseluler akan tetap seimbang (Guyton &
Arthur C, 2015).
34
C. Kerangka Konsep
Hipertensi
Sensitivitas Perubahan
vasokontraksi tekanan darah
menurun
Gambar 2.3 kerangka konsep pengaruh jus timun terhadap penurunan tekanan
darah pada pasien hipertensi
Keterangan:
Diteliti Berpengaruh
Berhubungan
Tidak diteliti
35
D. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh jus timun terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi
Ho : Tidak ada pengaruh jus timun terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakam desain
K-I O I O1-I
Keterangan:
37
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
2. Tempat
kabupaten Buton
1. Populasi
digunakan pada penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang berada di
2. Sampel
3. Besar sampel
berikut:
N Keterangan ;
n= n = Jumlah sampel
38
1+N (d)² N = Jumlah populasi
d2 = Tingkat signifikan (0,05)
N
n=
1+N(d)²
116
n=
1 + 116 (0.025)
116
n= = 29,7
3,9
n= 29
29 responden.
D. Karakteristik
nonfarmakologi)
2.2. Responden yang pada saat dilakukan intervensi tidak berada di tempat.
39
Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden penderita hipertensi
pada kelompok perlakuan yang diberi jus timun dan kelompok kontrol yang
tidak diberi jus timun serta wawancara untuk mengetahui pengaruh pemberian
2. Data sekunder
Pada tahap post, observasi kembali kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
lain:
1.1. Spigmomanometer
40
1.2. Stetoskop
1.3. Kertas
1.4. Pen
2. Prosedur Kerja
2.5. Pasang manset pada lengan kanan/kiri sekitar 3 cm dari fossa cubiti
2.7. Pompa balon udara sampai denyut arteri brachialis tidak terdengar
3.2. Blender
3.4. Stopwatch
3.5. Timbangan
41
3.6. Mentimun
3.8. Gel
4. Proses kerja
digunakan.
G. Definisi Operasional
42
Depanden: yang diukur dengan tekanan darah tetap.
tekanan darah Spigmomano meter dari semula 2. Tekanan darah
dan stetoskop. (Sebelum diberi menurun.
terapi juz 3. Tekanan darah
mentimu) meningkat
1. Pengolahan Data
1.1. Editing
1.2. Coding
Coding adalah membuat lembaran kode yang terdiri dari tabel dibuat
sesuai dengan data yang diambil dari alat ukur yang digunakan.
1.3. Skoring
1.4. Tabulasi
43
dengan pengolahan data manual, hanya saja beberapa tahapan dilakukan
2. Analisis Data
I. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, kemudian diikuti
J. Etika Penelitian
1. Informed consent
44
consent adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan peneliti serta
mengetahui dampaknya.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, V., dan S, Gunawan. 2019. Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Mentimun (Cucumis sativus L.)
45
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/5844. Diakses tanggal
23 Mei. 2023.
Ahmad & Nurdin, 2019. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus
Linn) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Usia Dewasa .
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/6602. Diakses
tanggal 09 Mei. 2023.
Aisyah & Probosari, 2018. Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus
L) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Wanita
Usia 40-60 tahun. Journal of Nutrition College, vol. 3, no. 4.
https://doi.org/10.14710/jnc.v3i4.6885
Brunner & Suddarth, 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Volume 2. Jakarta : EGC.
Febriani & Fuskhah, 2021. Pengaruh Dosis Kompos Ampas Teh Dan Pupuk
Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Mentimun (Cucumis
Sativus L.) Volume 21, Number 1
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/buanasains. Diakses tanggal 4 Maret.
2023.
Ekarini dkk, 20120. Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap Respon
Fisiologis Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan,
https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.1139. Diakses 22 Januari 2023.
46
Kemenkes RI, 2019. Metodologi Penelitian-BPPSDMK.
Bppsdmk.kemenkes.go.id. Diakses tanggal 05 Mei 2023
Savitri dkk, 2017. Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam. Malang :
UIN-Malang Pre
Surbakti, S.H. 2019. Gambaran Gaya Hidup Penyakit Hipertensi Di Ruang Rawat
Inap Santo Ignatius Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2019.
47
Skripsi. Keperawatan. Stikes Santa Elisabeth Medan. Medan.
https://repository.stikeselisabethmedan.ac.id/wp-content/ uploads/
2019/08/SYAHRANI - HAGATA – SURBAKTI - 012016027.pdf. Diakses
pada tanggal 23 Januari 2023.
Lampiran 1
48
Kepada
Yth. Responden
Di –
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan maka saya :
Nama : Sabdi Rasyid
Nim : 1909200414201014
Sebagai mahasiswa Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna Program Studi S1
Ilmu Keperawatan, bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Jus Timun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskemas Waoleona Tahun 2022”
Kendari, 2023
Hormat saya
Sabdi Rasyid
Nim 1909200414201014
Lampiran 2
49
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
2022”.
Tanda tangan saya ini menunjukan bukti bahwa saya bersedia dan diberi
Kendari,………......2023
Responden
( ………………… )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
50
PENGARUH JUS TIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WAOLEONA TAHUN 2023
No. responden :
Tanggal :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Desa :
Bacalah baik-baik setiap butir pernyataan dan alternatif jawaban
1. Isilah semua butir pernyataan dan jangan sampai ada yang terlewatkan
2. Pilih alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat dan keadaan anda
3. Beri tanda ( √ ) pada alternatif jawaban yang dipilih
( ) Ya ( ) Tidak
1. Kelompok perlakuan
2. Kelompok kontrol
51
SOP
Pengertian Mengukur desakan darah pada dinding arterial
Tujuan Mengetahui tekanan darah
Kebijakan Pada Responden Penelitian
Petugas Mahasiswa Kesehatan
Alat dan Bahan 1. Tensimeter
2. Stetoskop
Langkah-langkah 1. Memberikan penjelasan kepada Responden/pasien
tentang tujuan pemberian tindakan.
2. Persiapan lingkungan
3. Lengan baju Responden/pasien digulung keatas
4. Manset dipasang sesuai kondisi pasien dan jangan terlalu
kencang
5. Buka tutup air raksa, kemudian stetoskop ditempelkan
pada arteri tempat pengukuran
6. Skrup balon karet ditutup dan pengunci air raksa dibuka
7. Balon dipompa sampai dengan denyut arteri tidak
terdengar lagi
8. Skrup balon dibuka secara perlahan-lahan sehingga air
raksa dalam pipa gelas turun secara perlahan sambil
mendengarkan denyutan dan melihat turunnya air raksa.
Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar
denyutan pertama disebut sebagai tekanan sistole
misalnya 120 mmHg.
9. Dengarkan terus denyutan sampai terdengar denyutan
terakhir. Skala permukaan air raksa pada denyutan
terakhir disebut dengan tekanan diastole, misalnya 80
mmHg.
10. Jadi hasil dari pemeriksaan tekanan darah dengan nilai
sistole/diastole yaitu 120/80 mmHg.
11. Peralatan di rapikan kembali setelah selesai digunakan
- Tutup keran air raksa
- Skrup dilonggarkan
- Manset dilepaskan dan digulung rapi
- Stetoskop dilepaskan dan disimpan rapi
52
Prosedur
Pengertian Mengajarkan tata cara/prosedur untuk membuat jus timun
Tujuan Untuk menurunkan dan mengontrol tekanan darah
Kebijakan Pada responden penelitian
Petugas Mahasiswa Kesehatan
Peralatan 1. Mentimun 100-200 gram
2. Pisau
3. Gelas
4. Air Bersih 100 cc
5. Parut kelapa/Blender
6. Saringan Teh
7. Sendok makan
8. Air bersih/air minum 1 gelas
Pelaksanaan A. Tahap Pra Interaksi
1. Mencuci tanggan
2. Menyiapkan alat yang bersih
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan Salam
2. Menjelaskan tujuan tindakan
C. Tahap Kerja
1. Kupas kulit mentimun kemudian bersihkan
2. Jika menggunakan parutan, maka parut timun
terlebih dahulu lalu tuangkan ke gelas yang
berisikan air minum sesuai takaran
3. Apabila menggunakan blender masukam timun
dan air secukupnya ke dalam blender, kemudian
blender timun sampai halus/ hancur
4. Setelah mentimun sudah hancur atau halus,
keluarkan mentimun dari blender lalu di saring
menggunakan saringan teh dan tuang ke dalam
gelas
5. Aduk jus timun yang ada pada gelas yang sudah
disaring sebelumnya
6. Jus mentimun siap untuk disajikan
D. Terminasi
1. Membersihkan dan merapikan alat-alat yang telah
digunakan
2. Mencuci tangan
53
No Kategori Sistolik Dan/Atau Diastolik
1 Normal <120 mmHg Dan <80 mmHg
2 Prehipertensi 120-139 mmHg Atau 80-89 mmHg
3 Hipertensi Tingkat I 140-159 mmHg Atau 90-99 mmHg
4 Hipertensi Tingkat II >160 mmHg Atau >100 mmHg
54