Proposal Penelitian
Disusun Oleh:
ARIEF DHENY MAHENDRA
2020010055
Pada :
Hari: Senin
Tanggal: 26 Desember 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
ii
NIM 2020010055
Penelitian ini telah diseminarkan dan diuji pada tanggal :
Susunan Tim
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ka. Prodi DIII Keperawatan
iii
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberi kekuatan,
ketabahan dan kemudahan dalam berfikir sehingga dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan judul” Efektivitas Terapi Akupresur Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi “ Penelitian ini merupakan tugas akhir
sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir program pendidikan DIII
Keperawatan ITS PKU Muhammadiyah Surakarta. Dalam penyusunan proposal
ini penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Penelitian ini sangat sulit jika penulis menyelesaikan penelitian ini sendiri. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat :
iv
5. Anis Prabowo, S.KM.,M.Gizi selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar
dan bijaksana menyumbangkan ide-idenya dan mengoreksi serta
melengkapi selama penyusunan proposal ilmiah ini.
6. Bapak, Ibu, dan Adek serta keluarga besar saya yang senantiasa
membimbing, memberi motivasi dan mendoakan keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penelitian.
Semoga amal dan niat baik semua pihak yang telah membantu dalam penyelesain
tugas akhir ijin mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan. Maka dari itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan proposal ini dan penulis berharap semoga proposal ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................5
E. Keaslian Penelitian..................................................................................6
BAB II......................................................................................................................8
A. Landasan Teori........................................................................................8
1.Konsep Hipertensi................................................................................8
2.Akupresur...........................................................................................14
C. Kerangka Konsep..................................................................................20
vi
D. Hipotesis................................................................................................20
BAB III..................................................................................................................21
B. Tempat...................................................................................................21
D. Variabel Penelitian................................................................................23
E. Definisi Operasional..............................................................................24
F. Instrumen Penelitian..............................................................................24
I. Jalannya Penelitian................................................................................27
J. Etika Penelitian......................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
sebesar 34,1% atau sekitar 63.309.620 orang di Indonesia terkena hipertensi,
di Jawa Tengah khususnya kota Surakarta tercatat 45.720 jiwa menderita
hipertensi,diketahui bahwa hanya sepertiga penderita hipertensi 36,8%
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang minum obat
(Kemenkes, 2018). Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yang terbagi menjadi faktor modifikasi dan faktor non modifikasi,
faktor modifikasi adalah faktor yang dapat diubah dengan kebiasaan hidup
dari seseorang sebagai contoh yaitu kegemukan yang dapat diubah dengan
mengatur pola makan serta olahraga, selanjutnya merokok yang dapat
diubah dengan kebiasaan tidak merokok, dan stress yang dapat diubah
dengan menata fikiran lebih rileks. Faktor non modifikasi adalah faktor
yang dimana tidak dapat diubah yang merupakan alamiah seperti contoh
faktor keturunan dimana resiko terkena hipertensi lebih besar jika terdapat
keluarga yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi, faktor usia yang
dimana semakin tua maka resiko terkena hipertensi lebih besar dan faktor
jenis kelamin dimana laki laki lebih besar potensi terkena hipertensi serta
perempuan yang sudah menopause dimana resiko terkena hipertensi lebih
besar (Nurhikmawati et al., 2020).
Beberapa pasien yang menderita hipertensi biasanya mengalami
tanda dan gejala seperti sakit kepala parah, penglihatan kabur, telinga
berdenging, kebingungan, detak jantung tidak teratur, nyeri dada, pusing,
lemas, kelelahan, kesulitan bernafas, gelisah, mual atau muntah, epistaksis,
darah dalam urin atau hematuria, peningkatan vena jugularis dan
penurunan kesadaran. Akan tetapi seringkali kondisi ini tanpa disertai
gejala sehingga tekanan darah yang tidak tekontrol dapat menyebkan
komplikasi bahkan kematian akibat sumbatan dan pecahnya pembuluh
darah otak, adapun komplikasi yang dapat timbul akibat tidak
terkontrolnya tekanan darah yaitu stroke trombolitik dan hemoragik,
retinopati, infark miokard akut, gagal jantung, proteinuria, gagal ginjal,
dan penyakit vaskular aterosklerotik(Aminuddin et al., 2020). `
2
Dalam penanganan hipertensi seringkali di
abaikan karena kesibukan serta kurangnya kesadaran masyarakat yang
hanya menganggap keluhan yang di alaminya hanya masalah biasa, oleh
sebab itu maka diperlukan pilihan penatalaksanaan yang tepat serta
ekonomis pada penanganan hipertensi. Upaya yang dapat dilakukan
dalam penatalaksanaan hipertensi yaitu terapi farmakologi dan terapi
nonfarmakologi. Terapi farmakologi adalah pengobatan dengan
menggunakan obat-obatan yang dapat membantu menurunkan dan
menstabilkan tekanan darah, beberapa obat yang biasa digunakan adalah
aldactone, captopril, dan almodlipin, sedangkan terapi nonfarmakologi
digunakan untuk menurunkan tekanan darah tanpa ketergantungan obat
dan efek samping seperti kontrol diit disertai dengan aktivitas fisik , pijat
refleksi dan akupresur.(Aminuddin et al., 2020)
Akupresur merupakan salah satu
pengobatan tradisional dengan melakukan pemijatan pada titik tertentu
yang dapat digunakan untuk pengobatan di rumah dimana terapi ini
bertujuan untuk penyegaran tubuh ,rangsangan akupresur sendiri dapat
menstimulasi sel mast untuk melepaskan histamine sebagai mediator
vasodilatasi pembuluh darah, sehingga terjadinya peningkatan sirkulasi
darah yang menjadikan tubuh lebih relaksasi dan pada akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah (Aminuddin et al., 2020). Terapi ini
merupakah alternatif pilihan penatalaksanaan yang lebih ekonomis dan
mudah dilakukan di mana saja, teknik ini sangat efisien dan relatif aman
dimana dapat dikombinasikan serta di aplikasikan karena tidak dilakukan
secara invasif atau melukai kulit tubuh. Akupresur dilakukan secara
lembut, ringan, sebanyak 30 kali hitungan dengan penekanan ibu jari
tangan sampai 1/3 ujung jari kuku berwarna putih. Teknik ini dapat
dilakukan tiga kali sehari akan tetapi pada setiap titik tidak boleh lebih dari
30 detik (Aminuddin et al., 2020). Metode pengobatan ini masih kurang
popular di masyarakat terutama di wilayah Surakarta yang sebagian besar
3
masyarakat lebih memilih pengobatan medis dibanding pengobatan
tradisional.Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa penderita
hipertensi didapatkan sampel hasil bahwa mayoritas pasien melakukan
salah satu cara yang bisa dijangkau yakni dengan diit namun pengaruhnya
dinilai masih kecil dan tidak efektif karena mayoritas penderita hipertensi
melakukan aktivitas berat serta kurangnya kualitas tidur dimana menaikan
tekanan darah ,oleh karena itu perlunya penatalaksanaan yang efektif serta
mudah dilakukan oleh khalayak umum,alternatif terapi lain yang akan
diteliti adalah akupresur dimana terapi ini murah serta efisien dilakukan
dimana saja serta belum banyak diketahui oleh banyak pasien hipertensi
mengenai metode terapi ini. Output riset ini diharapkan dapat
menyediakan data dasar terkait efek terapi akupresur secara umum pada
sistem tubuh dan penurunan tekanan darah secara khusus (Aminuddin et
al., 2020). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Terapi
Akupresur Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi “.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
4
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
5
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
upaya dalam menurunkan tekanan darah pasien hipertensi.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
6
metode penelitian quasi
eksperiment dengan one group pre
dan post test design
Persamaan : Persamaan dengan penelitian yang
peneliti lakukan yaitu desain
penelitian quasy eksperiment.
Perbedaan : Jumlah responden, teknik
pengambilan data serta rancangan
berbeda dengan penelitian yang
sedang peneliti lakukan dan tempat
penelitian berbeda dengan
penelitian yang sedang peneliti
lakukan.
No Keaslian
3. Nama Peneliti / Tahun: Gan-Hon Lin, Wei-Chun
Chang/2016
Judul : Efektivitas Akupresur pada Titik
Akupuntur Taichong dalam
Menurunkan Tekanan Darah pada
Pasien dengan Hipertensi: Uji
Klinis Acak
Metode : uji coba terkontrol secara acak
menggunakan tindakan berulang.
Persamaan : Persamaan dengan penelitian yang
peneliti lakukan yaitu desain
penelitian quasy eksperiment.
Perbedaan : Jumlah responden, teknik
pengambilan data serta rancangan
berbeda dengan penelitian yang
sedang peneliti lakukan dan tempat
penelitian berbeda dengan
penelitian yang sedang peneliti
lakukan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Hipertensi
a. Pengertian
Tekanan darah adalah kekuatan darah melawan dinding
pembuluh darah yang diciptakan oleh aksi pemompaan jantung
dua nilai dilaporkan: sistem tekanan darah yang merupakan
tekanan tertinggi di arteri saat jantung berkontraksi adalah
sistole , sedangkan tekanan terendah di arteri saat jantung
berelaksasi adalah diastole. Tekanan darah diukur dalam satuan
mmHg(Bushman, 2016). Tekanan darah diukur menggunakan
dua pengukuran: sistolik diukur saat jantung berdetak, saat
tekanan darah berada pada titik tertinggi dan diastolik diukur di
8
antara detak jantung, saat tekanan darah berada pada titik
terendah. Tekanan darah ditulis dengan tekanan darah sistolik
terlebih dahulu, diikuti dengan tekanan darah diastolik ,misalnya
120/80 dengan satuan mmHg (WHO, 2018)
Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah terlalu
tinggi. Tekanan darah ditulis sebagai dua angka. Angka pertama
(sistolik) mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika
jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua (diastolik)
mewakili tekanan di pembuluh ketika jantung beristirahat di
antara detak. Hipertensi didiagnosis jika, diukur pada dua hari
yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari
adalah ≥140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah
diastolik pada kedua hari adalah ≥90 mmHg (WHO, 2018).
Hipertensi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana
seseorang mengalami kenaikan tekanan darah di atas batas
normal dimana tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang
akan menyebabkan kesakitan bahkan kematian. Seseorang akan
dikatakan hipertensi apabila Tekanan darah naik apabila
terjadinya peningkatan sistole, yang tingginya tergantung dari
masing-masing individu yang terkena, dimana tekanan darah
berfluaksi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh,
umur, dan tingkat stress yang dialami (Kemenkes, 2019).
b. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi dapat dibedakan menjadi dua
golongan besar yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya dialami pada 90% penderita hipertensi sedangkan
10% sisanya disebabkan karena hipertensi sekunder dimana
hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang terjadi akibat
penyebab yang jelas. Meskipun hipertensi primer penyebabnya
9
belum diketahui namun diperkirakan hipertensi primer
disebabkan karena faktor keturunan, ciri perseorangan, dan
kebiasaan hidup. Hipertensi sekunder disebabkan karena
penyakit ginjal seperti stenosis arteri renalis, gangguan
hormonal seperti feokromositoma, obat-obatan seperti
kontrasepsi oral, dan penyebab lain seperti kehamilan, luka
bakar, tumor otak (Oparil et al., 2018)
c. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi sebagai berikut;
Tabel 1.2 Klasifikasi Hipertensi
10
kelelahan, pusing, atau mimisan. Meskipun penyebabnya tidak
diketahui, tetapi faktor-faktor yang berkontribusi untuk
hipertensi esensial mungkin, obesitas, merokok, alkohol, diet
dan diwariskan.
2) Hipertensi Sekunder
Sekitar 5%-10% orang dengan tekanan darah tinggi memiliki
hipertensi sekunder. Kondisi ini memiliki penyebab yang pasti.
Penyebab paling umum dari hipertensi sekunder adalah
kelainan pada arteri yang memasok darah ke ginjal. Penyebab
lain termasuk obstruksi jalan napas selama tidur, penyakit dan
tumor kelenjar adrenal, kelainan hormon, penyakit tiroid, dan
terlalu banyak garam atau alkohol dalam makanan. Obat-
obatan dapat menyebabkan hipertensi sekunder, termasuk
obat-obatan OTC seperti ibuprofen dan pseudo ephedrine.
11
c) Genetik
Seseorang yang memiliki keluarga dengan hipertensi
memiliki resiko lebi besar hal ini dikarenakan gen diyakini
memiliki dampak 30-50 persen sebagai penyebab
hipertensi
2) Faktor yang dapat diubah antara lain :
a) Kebiasaan merokok
Mayoritas perokok memiliki resiko menderita hipertensi
besar dikarenakan dengan merokok dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah yang dimana hal ini dapat
menyebabkan hipertensi, oleh karena itu dengan
menghilangkan kebiasaan sering merokok dapat
memperkesil kemungkinan terkena hipertensi
b) Stres
Stres menjadi pemicu hipertensi , hal ini dikarenakan saat
stress kondisi tubuh melepaskan epinefrin, norepinefrin,
dan kortisol , dimana hormon ini memicu penyempitan
pembuluh darah , seiring berjalannya waktu penyempitan
yang sering serta perubahan diameter pembuluh darah
dapat menyebabkan hipertensi.
c) Konsumsi Garam
Konsumsi garam yang berlebihan dapat memicu hipertensi
d) Kegemukan
Obesitas atau yang disebut kegemukan menjadi faktor
penyebab hipertensi
f. Pathofisiologi
Ketika jantung berdetak, menciptakan tekanan yang
mendorong darah melalui jaringan pembuluh darah berbentuk
tabung, yang meliputi arteri, vena, dan kapiler. Tekanan ini adalah
hasil dari dua kekuatan. Kekuatan pertama (tekanan sistolik) terjadi
12
saat darah dipompa keluar dari jantung dan masuk ke dalam arteri
yang merupakan bagian dari sistem peredaran darah. Gaya kedua
(tekanan diastolik) tercipta saat jantung beristirahat di antara detak
jantung. Cara utama tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan
adalah dengan meningkatkan beban kerja jantung dan pembuluh
darah (AHA, 2016).
Tekanan darah ditentukan oleh beberapa parameter sistem
kardiovaskular, termasuk volume darah dan curah jantung serta
keseimbangan tonus arteri yang dipengaruhi oleh volume
intravaskular dan sistem neurohumoral. Dalam hal ini melibatkan
interaksi kompleks dari berbagai elemen sistem neurohumoral
terintegrasi yang mencakup sistem renin-angiotensin-aldosteron
(RAAS), peptida natriuretik dan endotelium, sistem saraf simpatik
(SNS) dan sistem kekebalan tubuh. Kerusakan atau gangguan
faktor-faktor yang terlibat dalam kontrol tekanan darah dalam salah
satu sistem ini dapat secara langsung atau tidak langsung
menyebabkan peningkatan rata-rata tekanan darah, variabilitas
tekanan darah atau keduanya, dari waktu ke waktu yang
mengakibatkan kerusakan organ target(Oparil et al., 2018).
Sistem neuroendokrin utama yang terlibat dalam
pengaturan tekanan darah meliputi ginjal, endothelium, jantung,
otak, sistem imun. Gaya dan gesekan tekanan darah tinggi merusak
jaringan halus di dalam arteri. LDL jahat membentuk plak di
sepanjang robekan kecil di dinding arteri, menandakan
dimulainya aterosklerosis. Semakin banyak plak dan kerusakan
meningkat, semakin sempit bagian dalam arteri meningkatkan
tekanan darah dan memulai lingkaran setan yang semakin
merusak arteri, jantung, dan seluruh tubuh. (AHA, 2016)
g. Penatalaksanaan Hipertensi
13
Penatalaksanaan hipertensi menurut Kuswardhani, (2006)
secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu, penatalaksanaan
farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanaan farmakologis
dengan menggunakan obat-obatan yang dapat membantu
menurunkan dan menstabilkan tekanan darah, pemberian obat
dimulai dengan dosis kecil dan kemudian ditingkatkan secara
perlahan, pilihan pertama untuk pengobatan pada penderita
hipertensi adalah diuretic atau penyekat beta. Pada HST,
direkomendasikan penggunaan diuretic dan antagonis kalsium.
Antagonis kalsium nikardipin dan diuretic tiazid sama dalam
menurunkan angka kejadian kardiovaskuler. Adanya penyakit
penyerta lainnya akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan obat
antihipertensi. Pada penderita dengan penyakit jantung koroner,
penyekat beta mungkin sangat bermanfaat, namun demikian
terbatas penggunaannya pada keadaan-keadaan seperti penyakit
arteri tepi, gagal jantung. Pada penderita hipertensi dengan
gangguan fungsi jantung dan gagal jantung kongestif, diuretik,
penghambat angiotensin convening enzyme atau kombinasi
keduanya merupakan pilihan terbaik. Sedangkan untuk
penatalaksanaan nonfarmakologis digunakan untuk menurunkan
tekanan darah tanpa ketergantungan obat seperti pengurangan berat
badan jika ada kegemukan, mengurangi minum alcohol,
meningkatkan aktivitas fisik aerobik, mengurangi asupan
garam,mempertahankan asupan kalium yang adekuat,
mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat,
menghentikan merokok, mengurangi asupan lemak jenuh dan
kolesterol. Seperti halnya pada orang yang lebih muda, intervensi
nonfarmakologis ini harus dimulai sebelum menggunakan obat-
obatan.
14
2. Akupresur
a. Pengertian
Akupresur adalah jenis perawatan kesehatan tradisional
yang dilakukan melalui teknik penekanan pada titik-titik
akupuntur di permukaan tubuh menggunakan jari, bagian tubuh
lainnya atau dengan menggunakan alat bantu yang berujung
tumpul dengan tujuan perawatan kesehatan. Akupresur dilakukan
secara lembut, ringan, sebanyak 30 kali hitungan dengan
penekanan ibu jari tangan sampai 1/3 ujung jari kuku berwarna
putih. Teknik ini dapat dilakukan tiga kali sehari akan tetapi pada
setiap titik tidak boleh lebih dari 30 detik (Kemenkes, 2021).
Akupresur dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
rawat jalan dengan hipertensi. Teknik ini sangat ekonomis, efisien
dan dilakukan di mana saja serta relatif aman dan dapat
dikombinasikan karena tindakan ini adalah teknik sederhana non-
invasif yang dapat dilakukan sebagai perawatan mandiri untuk
meningkatkan kualitas perawatan bagi pasien hipertensi (Lin et al.,
2016).
b. Tujuan
Terapi ini bertujuan untuk penyegaran tubuh, rangsangan
akupresur sendiri dapat menstimulasi sel mast untuk melepaskan
histamine sebagai mediator vasodilatasi pembuluh darah,
sehingga terjadinya peningkatan sirkulasi darah yang menjadikan
tubuh lebih relaksasi dan pada akhirnya dapat menurunkan
tekanan darah Akupresur dan pijatan melalui respon fisiologis
menyeluruh di hipotalamus meningkatkan atau menurunkan
rangsangan umum sistem saraf pusat, sehingga rangsangan sistem
simpatis menurun dan rangsangan sistem parasimpatis meningkat,
akibatnya, denyut jantung dan laju pernafasan menurun, begitu
15
juga dengan pemijatan, otot polos dan otot polos mengendur,
meningkatkan volume kapiler dan menurunkan tekanan darah.
Dalam ranah fisik melemaskan otot-otot, meningkatkan aliran
darah vena, oksidasi darah, dan peregangan jaringan ikat tetapi
dalam ranah mental mengurangi stres dan kecemasan,
meningkatkan kewaspadaan tubuh, dan mengembalikan energi
tubuh yang hilang akhirnya secara keseluruhan menimbulkan
semangat. Jika akupresur dilakukan sementara, hasilnya akan
sementara dan darurat, tetapi jika dilakukan terus menerus,
ketidakseimbangan antara organ dan penyakit akan hilang sama
sekali(Priyo et al., 2018).
c. Titik-titik akupresur
Adapun titik titik penekanan yang dilakukan adalah
meliputi: titik Taichong (H3) terletak 3 jari dari lipatan jari kaki I
dan II. Titik ini membersihkan panas hati dan mengatasi sakit
kepala. Titik Zusanli (Lb 36) terletak 4 jari dibawah patela lutut,
Titik ini mempunyai fungsi menambah energi dan menjernihkan
panas lambung serta meningkatkan daya tahan tubuh. Titik Hegu
(UB 4) terletak di punggung tangan pada puncak yang paling tinggi
jika ibu jari dan jari telunjuk dirapatkan, berfungsi mengatasi sakit
kepala depan dan samping. Titik Ist.1 terletak diantara 2 alis,
berfungsi untuk membuyarkan hambatan energi daerah kepala
depan yaitu mengatasi sakit kepala bagian depan dan pusing. Titik
Baihul (Tu 20) terletak dipuncak kepala yang berfungsi
membuyarkan energi daerah kepala atas, sakit kepala atas dan
pusing. Akupresur titik Fungche (KE 20) berada di lekukan
tengkuk atas di bawah kepala, 2 jari dari garis tengah tengkuk dan
Jianjing (KE 21) berada pada lekukan di atas bahu, lurus ke bawah
dengan daun telinga, mempunyai fungsi melancarkan energi daerah
samping kepala, nyeri kepala (Priyo et al., 2018)
16
d. Kontradiksi akupresur
Terapi akupresure tidak boleh diterapkan pada klien
dengan pembengkakan pada titik pijat, lecet pada kulit ,tulang
retak atau patah dan kulit yang terbakar. Selain itu hindari
melakukan terapi pada pasien dengan kondisi gawat, misalnya
terjadi serangan jantung, gagal nafas, dan penyakit pada saraf otak
(stroke, pecah pembuluh darah(Wirakhmi et al., 2018)
e. Efektifitas akupresur
Akupresur merupakan terapi tradisional yang dimana
rangsangan akupresur dapat menstimulasi sel mast untuk
melepaskan histamine sebagai mediator vasodilatasi pembuluh
darah, sehingga terjadinya peningkatan sirkulasi darah yang
menjadikan tubuh lebih relaksasi dan pada akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah ketika terapi akupresur diberikan
menyebabkan penurunan stres pada responden, peredaran darah
menjadi lancar dan responden menjadi rileks sehingga tekanan
darah berangsur-angsur menjadi turun. Hal itu dapat menstimulasi
saraf-saraf di superficial kulit yang kemudian diteruskan ke otak di
bagian hipotalamus. Sistem saraf desenden melepaskan opiat
endogen seperti hormon endorphin (Potter and Perry, 2010).
Pengeluaran hormone endorphin mengakibatkan
meningkatnya kadar hormon endorphin di dalam tubuh yang akan
meningkatkan produksi kerja hormon dopamin. Peningkatan
hormon dopamin mengakibatkan terjadinya peningkatan aktivitas
sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf parasimpatis berfungsi
mengontrol aktivitas yang berlangsung dan bekerja pada saat tubuh
rileks, sehingga penderita hipertensi mempersepsikan sentuhan
sebagai stimulus respon relaksasi dan menyebabkan penurunan
tekanan darah (Afrila ,2015)
f. Standar Operasional Prosedur menurut Swaryepi (2014)
17
Alat : Tensimeter digital
Lembar observasi hipertensi
Bahan Minyak
1) Pre Orientasi
Cuci tangan
2) Orientasi
a) Minta pasien untuk berbaring dan anjurkan pasien untuk
rileks
b) Kaji keluhan pasien dan ukur TTV pasien
3) Tahap Pelaksanaan
a) Bersihkan telapak kaki pasien dengan tissue basah
b) Keringkan telapak kaki pasien dengan tissue kering
c) Tuangkan minyak zaitun ke tangan secukupnya
d) Massage ringan kaki pasien untuk melemaskan otot-ptot
kaki agar tidak kaku
e) Mulai melakukan akupresure pada titik KI 1 lakukan
tekanan 30 kali hitungan
f) Mulai melalukan akupresure pada titik LR 3 lakukan
tekanan 30 kali hitungan
g) Mulai melalukan akupresure pada titik ST 36 lakukan
tekanan 30 kali hitungan.
h) Mulai melalukan akupresure pada titik LI 4 lakukan tekanan
30 kali hitungan.
i) Mulai melalukan akupresure pada titik DU 16 lakukan
tekanan 30 kali hitungan
j) Mulai melalukan akupresure pada titik GB 20 lakukan
tekanan 30 kali hitungan
k) Mulai melalukan akupresure pada titik GB 21 lakukan
tekanan 30 kali hitungan
l) Mulai melalukan akupresure pada titik TH 17 lakukan
tekanan 30 kali hitungan
4) Terminasi
a) Merapikan alat
18
b) Mengevaluasi tindakan
c) Mencuci tangan
d) Berpamitan
19
B. Kerangka Teori
Faktor
Mempengaruhi
Hipertensi Komplikasi
Hipertensi
Umur Hipertensi
Jenis kelamin stroke trombolitik
Genetik dan hemoragik,
Kebiasaan retinopati,
merokok infark miokard
Penatalaksanaan
Stres akut, gagal
Hipertensi
Konsumsi jantung,
Garam
Farmakologis proteinuria, gagal
Kegemukan
Pemberian obat ginjal,
diuretic penyakit vaskular
Non Farmakologis aterosklerotik
Pijat Refleksi
Akupresur
melepaskan histamine
20
C. Kerangka Konsep
C.
Variabel Bebas Variabel Terikat
Variabel Pengganggu
D. Hipotesis
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Tempat
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2023
22
C. Populasi,Sampel,dan Tekhnik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti
yang sesuai dan memenuhi syarat – syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien hipertensi.
2. Sampel
Sampel adalah obyek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari
populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu
ditentukan kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi (Notoatmodjo,
2018). Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 20
pasien.
Kriteria menurut Notoatmodjo (2018), dibagi menjadi 2 yaitu sebagai
berikut :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri – ciri yang perlu
dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil dari
sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini,
yaitu :
1) Pasien hipertensi dengan tekanan darah >140 mmHg
2) Pasien yang bersedia menjadi responden dan menandatangani
informend consent,
3) Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
4) Usia >17 tahun
b. Kriteria ekslusi
23
Kriteria eksklusi merupakan ciri – ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria eksklusi
dalam penelitian ini, yaitu :
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).
Variabel penelitian adalah kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji
kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata (Noor,2016).
Adapun jenis – jenis variabel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen (Notoatmodjo, 2012).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah terapi akupresur
2. Variabel Terikat (Dependent)
24
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat dari variabel bebas (Notoatmodjo, 2012). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah tekanan darah
E. Definisi Operasional
25
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pembuatan instrumen harus
mengacu pada variabel penelitian, definisi operasional.
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulan
data (Notoatmodjo, 2018). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain :
1. Alat tulis
2. Tensimeter digital
3. Lembaran observasi tekanan darah
1. Pengelolaan Data
26
Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunaan bantuan komputer,
namun hasilnya ditentukan oleh kualitas data itu sendiri (Notoatmodjo,
2018). Proses pengelolaan data dibagi menjadi beberapa tahap yaitu
sebagai berikut :
a. Editing
Editing merupakan suatu kegiatan untuk memeriksa atas kesalahan
didalam data yang dikarenakan adanya kekeliruan pengelolaan data.
b. Coding
Coding merupakan cara untuk mengubah kalimat atau huruf menjadi
angka atau bilangan, pemberian kode ini berfungsi untuk
mempermudah memasukkan data.
c. Data Entry
Data Entry merupakan data yang telah didapat dari responden dalam
bentuk kode (angka atau huruf) yang dimasukkan ke aplikasi
software dalam komputer.
d. Cleaning
Cleaning merupakan pengecekan kembali data-data dari setiap
sumber data atau responden setelah dimasukkan untuk mengurangi
atau melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya.
2. Analisa Data
Bentuk analisa data menurut Notoatmodjo (2018), yaitu sebagai berikut :
a. Analisa univariat
Analisa univariant bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap
variabel. Bentuk analisa ini tergantung jenis datanya. Pada umumnya
dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dari tiap variabel
meliputi nilai, rata-rata, median, modus, minimal, maksimal, dan
standar deviasi (Notoatmodji, 2018). Dalam penelitian ini analisi
univariat digunakan untuk mengetahui pemberian terapi akupresur
terhadap perubahan tekanan darah.
27
b. Analisa Bivarat
Analisa bivarat dilakukan untuk melihat adanya efektifitas pemberian
terapi akuprsur terhadap pasien hipertensi sesudah diberikan terapi
akupresur apakah ada perbedaan tekanan darah pasien hipertensi.Data
yang didapatkan diolah dengan menggunakan uji normalitas dengan
menggunakan uji Shapiro Wilk dengan membandingkan antara
distribusi data yang akan diuji dan distribusi normal baku. Uji
normalitas adalah uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengamsumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai variabel
bebas dan variabel terikat berdistribusi normal Jika data tidak
berdistribusi dengan normal maka menggunakan uji non parametric
yaitu uji Wilcoxon dan jika data berdistribusi normal maka
menggunakan uji parametric yaitu uji paired T test dependent dengan
tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) jika p≤0,05 berarti akupresur efektif
terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi dan sebaliknya
apabila nilai p>0,05 berarti akupresur tidak efektif terhadap penurunan
tekanan darah pasien hipertensi. (Ghozali, 2013).
I. Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Pembagian tema dan pencarian kasus
Pada tahap ini peneliti melakukan pencarian kasus yang sesuai
tema dari berbagai referensi ataupun penelitian terdahulu.
b. Pembuatan dan pengajuan judul
28
Peneliti membuat judul dan mengajukan beberapa judul sesuai
dengan tema. Salah satu judul yang disetujui oleh pembimbing I
dan pembimbing II tersebut yang akan dijadikan untuk penelitian.
c. Penyusunan dan konsultasikan proposal
Peneliti menyusun proposal dan dikonsultasikan dengan
pembimbing I dan pembimbing II, apabila terdapat kesalahan
peneliti akan memperbaiki kesalahan tersebut sampai proposal
disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II. Setelah
mendapatkan persetujuan dari pembimbing I dan pembimbing II
peneliti mengajukan ujian proposal penelitian yang dilaksanakan di
ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.
d. Ujian Proposal
Peneliti melaksanakan ujian proposal sesuai jadwal yang telah
ditentukan dan memaparkan proposal dihadapan tim penguji .
e. Revisi semua masukan dan arahan dari tim penguji
Setelah ujian proposal, peneliti akan memperbaiki kembali
kekurangan-kekurangan yang ada dan memenuhi saran-saran saat
ujian proposal yang telah dilakukan maka peneliti kembali
konsultasi untuk penyempurnaan proposal.
2. Tahap penelitian
a. Pengurusan perizinan
Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dan institusi
kepada pihak Posyandu Lansia
b. Melakukan penelitian
Penelitian melakukan pengumpulan data pasien hipertensi yang
akan dijadikan sampel sesuai dengan kriteria, kemudian
memberikan penjelasan kepada pasien tentang maksdu dan tujuan
penelitian. Setelah itu, membina hubungan saling percaya antara
peneliti dan responden kemudian menyerahkan lembar informed
consent. Penelitian melakukan pre-test dengan mengukur tekanan
29
darah pada pasien hipertensi sebelum diberikan akupresur 2 kali
sehari dalam waktu 10 menit. Setalah diberikan akupresur
melakukan post-test dengan mengukur tekanan darah agar
mengetahui adanya perubahan.
J. Etika Penelitian
30
kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil test (Hidayat, 2014).
31
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, A., Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Jurnal Kesehatan
Manarang, 6(1), 57. https://doi.org/10.33490/jkm.v6i1.119
Bushman, B. A. (2016). Blood Pressure Basics and beyond. ACSM’s Health and
Fitness Journal, 20(3), 5–9. https://doi.org/10.1249/FIT.0000000000000198
Hidayat, A, A, (2014). Metode Penelitian Kbidanan dan Teknik Analisis Data : Contoh
Aplikasi Studi Kasus. Jakarta : Salemba Medika
Internasional, J., & Keperawatan, I. (2014). Efek akupresur pada kualitas tidur pasien
setengah baya dan lanjut usia dengan hipertensi. 1, 1–12.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352013214001057
Kamelia, N. D., Dwi Ariyani, A., Program, M., S1, S., Stikes Banyuwangi, K., &
Program, D. (2021). Terapi Akupresur pada Tekanan Darah Penderita
Hipertensi: Studi Literatur. Nursing Information Journal, 1(1), 18–24.
https://doi.org/10.54832/NIJ.V1I1.162
32
jantung-dan-pembuluh-darah
Lin, G. H., Chang, W. C., Chen, K. J., Tsai, C. C., Hu, S. Y., & Chen, L. L. (2016).
Effectiveness of Acupressure on the Taichong Acupoint in Lowering Blood
Pressure in Patients with Hypertension: A Randomized Clinical Trial.
Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine : ECAM, 2016.
https://doi.org/10.1155/2016/1549658
Oparil, S., Acelajado, M. C., Bakris, G. L., Berlowitz, D. R., Cífková, R., Dominiczak,
A. F., Grassi, G., Jordan, J., Poulter, N. R., Rodgers, A., & Whelton, P. K.
(2018). Hypertension. Nature Reviews. Disease Primers, 4, 18014.
https://doi.org/10.1038/NRDP.2018.14
33
Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif, Kuaitatif, dan
R & D Bandung : Alfabeta
WHO.(2018).Hipertensi.https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/hypertension
Wirakhmi, I. N., Novitasari, D., & Purnawan, I. (2018). Pengaruh Stimulasi Titik
Akupresur Liv 3 (Taichong) Terhadap Nyeri Pada Pasien Hipertensi. Profesi
(Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian, 16(1), 30.
https://doi.org/10.26576/profesi.288
Yeh, M., Chun, Y., & Huang, Y. (2015). Terapi Komplementer dalam Kedokteran Uji
coba terkontrol secara acak dari akupresur auricular pada variabilitas
detak jantung dan kualitas hidup untuk hipertensi. 23(April), 1–8.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0965229915000060
34
Lampiran
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa DIII Keperawatan Institut
Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta yang bernama
Arief Dheny Mahendra dengan judul “Efektivitas Terapi Akupresur Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi”. Saya memahami dan
mengerti bahwa penelitian ini tidak berdampak buruk terhadap saya, maka dari itu
saya bersedia menjadi responden peneliti.
Peneliti Responden
35
Lampiran 2 Lembar Observasi Tekanan Darah
36
Lampiran 3 SOP Akupresur
NO Teknik Relaksasi
A Fase Orientasi
1 Memberikan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan tindakan
4 Menjelaskan langkah prosedur
5 Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
B Fase Kerja
1 Menjaga privasi pasien
2 Mempersiapkan alat dan instrumen
3 Bersihkan telapak kaki pasien dengan tissue basah
4 Tuangkan minyak zaitun ke tangan secukupnya
5 Massage ringan kaki pasien untuk melemaskan otot-ptot kaki agar
tidak kaku
37
6 Mulai melakukan akupresure pada titik KI 1 lakukan tekanan 30 kali
hitungan
7 Mulai melalukan akupresure pada titik LR 3 lakukan tekanan 30 kali
hitungan
8 Mulai melalukan akupresure pada titik ST 36 lakukan tekanan 30 kali
hitungan.
10 Mulai melalukan akupresure pada titik LI 4 lakukan tekanan 30 kali
hitungan.
11 Mulai melalukan akupresure pada titik DU 16 lakukan tekanan 30 kali
hitungan
12 Mulai melalukan akupresure pada titik GB 20 lakukan tekanan 30 kali
hitungan
14 Mulai melalukan akupresure pada titik GB 21 lakukan tekanan 30 kali
hitungan
15 Mulai melalukan akupresure pada titik TH 17 lakukan tekanan 30 kali
hitungan
C Fase Terminasi
1 Merapikan dan membereskan alat
2 Mengevaluasi tindakan
3 Mencuci tangan
4 Berpamitan
Sumber: Swaryepi (2014)
38
39