DISUSUN OLEH:
VITA ANDRIANI
NIM.P18171
TAHUN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN
CAIRAN
DISUSUN OLEH:
VITA ANDRIANI
NIM.P18171
TAHUN 2021
i
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN
Oleh:
VITA ANDRIANI
NIM. P18171
Menyetujui,
Pembimbing
iii
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI
28 April 2021
Dewan Penguji:
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Rabu, 28 April 2021
DEWAN PENGUJI
Ketua Dewan Penguji : Ratih Dwilestari Puji Utami.Kep., Ns., M.Kep. ( )
NIK. 201187091
Anggota Dewan Penguji : Noerma Shovie Rizqie .Kep., Ns., M.Kep ( )
NIK. 201691155
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta
v
KATA PENGANTAR
Puji sykur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ―Asuhan Keperawatan pada Diare dengan Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi.‖
vi
perasaan nyaman dan bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi
kasus ini.
7. Sri Hamdani A.MK. Selaku reseptor klinik yang telah membimbing degan
cermat, memberikan masuk-masukan, inspirasi, perasaan nnyaman dan
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
8. Semua dosen Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Kusuma Husada Surakarta yang telah
memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang
bermanfaat
9. Seluruh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Simo Boyolali yang sudah
memberikan tempat untuk melakukan studi kasus
10. Kedua orang tuaku, serta seluruh keluarga yang selalu menjadi inspirasi dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
11. Novita Wulan Destriana Murti sahabatku yang selalu memberi dukungan dan
semangat untuk menyelesaikan studi kasus ini.
12. Teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa yang selalu memberi inspirasi dan
semangat untuk menyelesaikan studi kasus ini.
13. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Diploma
Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kusuma Husada Surakarta dan
berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
penulis
vii
MOTTO
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ....................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. iii
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI ................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
MOTTO ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
ABSTRAK ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................... 5
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori ........................................................... 8
2.1.1 Konsep diare ................................................. 8
1. Definisi ................................................... 8
2. Etiologi ................................................... 9
3. Manifestasi Klinis ................................... 10
4. Komplikasi ............................................. 11
5. Patofisiologi ............................................ 12
6. Pemeriksaan Dia
7. gnostik .................................................... 13
8. Penatalaksanaan ...................................... 14
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ......................... 16
ix
2.2.1 Asuhan Keperawata pada Anak Diare .......... 16
1. Pengkajian .............................................. 16
2. Diagnosa Keperawatan ........................... 22
3. Intervensi ................................................ 22
4. Implementasi .......................................... 29
5. Evaluasi .................................................. 30
2.3 Konsep Dasar Nutris dan Cairan ............................... 31
2.3.1 Konsep dasar cairan ...................................... 31
2.3.2 Konsep dasar nutrisi ..................................... 39
2.3.3 Gangguan kebutuhan nutrisi dan cairan ....... 40
2.3.4 faktor yang mempengaruhi nutrisi dan cairan 43
2.4 Oral Rehydration Salt ................................................ 46
2.4.1 pengertian ORS............................................. 46
2.4.2 Tujuan pemberian ORS dan madu................ 46
2.4.3 Prosedur pemberian ORS dan madu ............. 47
2.5 Kerangka Teori.......................................................... 49
2.6 Kerangka konsep ....................................................... 50
BAB III METODOLOGI KASUS
3.1 Rancangan studi kasus .............................................. 51
3.2 Subjek studi kasus ..................................................... 51
3.3 Fokus studi ................................................................ 51
3.4 Definisi operasional .................................................. 52
3.5 Tempat dan waktu ..................................................... 53
3.6 Pengumpulan data ..................................................... 53
3.7 Penyajian data ........................................................... 54
3.8 Etika studi kasus........................................................ 54
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil studi kasus ...................................................... 56
4.2 Gambaran lokasi pengambilan data........................... 59
4.3 Pemaparan fokus studi ............................................... 59
4.4 Pembahasan ............................................................... 65
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................... 76
5.2 Saran ........................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 .............................................................................................. 57
Gambar 2.2 .............................................................................................. 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Diare merupakan suatu keadaan dimana konsistensi feses lembek atau cair
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih dari biasanya, 3 kali atau
lebih dalam sehari (Huda 2013). Diare biasanya merupakan gejala infeksi di
saluran pencernaan, yang dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan
parasit. Infeksi dapat menyebar melalui makanan atau air minum yang
effect). Apabila bahan patogen ini hilang, maka diare bisa sembuh sendiri.
Namun pada sisi lain, diare menyebabkan kehilangan cairan (air, elektrolit,
dan basa) dan bahan makanan dari tubuh. Sering kali dalam diare akut timbul
dkk 2011).
Diare akut pada orang dewasa merupakan penyakit yang sering dijumpai
dan secara umum dapat diobati sendiri. Namun, komplikasi akibat dehidrasi
1
2
juga makin baik (Amin, 2015). Berdasarkan data World Health Organization
(WHO, 2015) ada 2 milyar kasus diare pada orang dewasa di seluruh dunia
setiap tahun. Di Amerika Serikat, insidens kasus diare mencapai 200 juta
hingga 300 juta kasus per tahun. Sekitar 900.000 kasus diare perlu perawatan
di rumah sakit. Di seluruh dunia, sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare
per tahun. Di Amerika Serikat, diare terkait mortalitas tinggi pada lanjut usia.
Satu studi data mortalitas nasional melaporkan lebih dari 28.000 kematian
akibat diare dalam waktu 9 tahun, 51% kematian terjadi pada lanjut usia.
Pada tahun 2016 penderita diare di Indonesia yang ditangani sebanyak 46,4%
orang. Pada tahun 2015, jumlah kasus yang ditangani 4.017.861 orang,
sedangkan pada tahun 2014 jumlah penangan kasus diare oleh instansi
terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) yang sering disertai dengan kematian. Pada
tahun 2016 terjadi pertama kali KLB diare dengan jumlah penderita 198 orang
dan kematian 6 orang dengan CFR atau Case Fatality Rate sebanyak 3,04%
(Riskesdas) tahun (2018) Proporsi kasus diare yang ditangani di Jawa Tengah
tahun 2018 sebesar 62,7 persen, meningkat bila dibandingkan proporsi tahun
3
2017 yaitu 55,8 persen. Hal ini menunjukkan penemuan dan pelaporan harus
perempuan lebih banyak dibanding laki-laki yaitu sebesar 65,7 persen,hal ini
sarana air bersih, cara penyajian makanan dan PHBS. Kabupaten/kota dengan
2015 sebanyak 13,6%. Pada tahun 2016 jumlah penderita diare sebanyak
terapi cairan yang adekuat karena hal ini sangat penting untuk mencegah
terjadinya dampak lebih lanjut dari diare yang akan mengakibatkan dehidrasi
atau kekurangan cairan, penurunan elektrolit, gagal ginjal akut dan malnutrisi.
sesuai (Carvajal et al., 2016). Pemberian ORS dengan madu dapat dijadikan
salah satu alternatif dalam mengatasi diare. Kandungan dalam madu dapat
menghambat 60 spesies bakteri, jamur, dan virus yang dapat digunakan pada
Samarghandian, 2018)
dapat menghambat 60 spesies bakteri, jamur, dan virus yang dapat digunakan
madu dalam larutan ORS dapat lebih cepat menurunkan frekuensi diare. Madu
fungsi biomolekul pada sel bakteri. Mekanisme kerja hidrogen peroksida yaitu
asam nukleat bakteri. Kerusakan pada dinding sel bakteri dan gangguan pada
5
mencatat sebanyak 500 orang lebih terkena diare setiap bulannya. Data
terakhir pada bulan Desember 2017 tercatat sebanyak 595 penderita diare.
Untuk itu diperlukan penanganan masalah diare secara maksimal, yang salah
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain sebagai berikut:
1.4 Manfaat
sinkron atau tidak, karena dalam teori yang sudah ada tidak selalu
ilmiah ini.
1) Bagi Perawat
2) Institusi Pendidikan
7
diare.
3) Bagi Klien
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
berlebihan lebih dari 3 kali dalam kurun waktu hasi (Haqi, 2019).
air saja dan frekuensinya lebih sering ( biasanya tiga kali atau
8
9
2. Etiologi
bakteri.
d. Faktor risiko
3. Manifestasi Klinis
lebih cepat dan lebih dalam. Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk
dewasa bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit
4. Komplikasi
d. Syok hipovolemik
5. Patofisiologi
6. Pemeriksaan Diagnostik
faal ginjal.
Prosfat.
7. Penatalaksanaan
a. Tepat indikasi
b. Tepat dosis
c. Tepat penderita
d. Tepat obat
meliputi:
pemberian.
(Mansjoer dkk,).
16
(Nursalam, 2011).
1. Pengkajian
2013).
jam masuk.
b. Keluhan utama
berat badan.
serangan
pasien.
1) Pola persepsi
3) Pola eliminasi
total.
tidak.
6) Pola kognitif-perseptual
pengecapan.
orang lain.
kelaminnya
sendiri/dibantu.
selama sakit
g. Pemeriksaan fisik
tiroid
h. Pemeriksaan penunjang
2) Pemeriksaan elektrolit
22
didapatkan
2. Diagnosis Keperawatan
menurun (D.0023)
b. Diare b.d malbsorpsi d.d defekasi lebih dari tiga kali dengan
(D.0130)
3. Intervensi Keperawatan
Data subjektif malbsorpsi d.d selama 3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi penyebab
(tidak tersedia) defekasi lebih eliminasi fekal (L.04033) diare
Data objektif dari tiga kali membaik dalam kriteria 2. Identifikasi riwayat
1. Defekasi lebih dengan hasil: pemberian makanan
dari tiga kali konsistensi fases 1. Kontrol pengeluaran 3. Identifikasi gejala
dalam 24 jam lembek fases meningkat invaginasi
2. Fases lembek (D.0020) 2. Konsistensi fases 4. Monitor
atau cair membaik warna,volume,
Tanda gejala minor: 3. Frekuensi defekasi frekuensi, dan
Data subjektif membaik konsistensi tinja
1. Urgency 4. Peristaltik usus 5. Monitor tanda gejala
2. Nyeri/keram membaik hipovolemia
abdomen 6. Monitor isitasi dan
Data objektif ulserasi kulit di daerah
1. Frekuensi perianal
peristaltik 7. Monitor jumlah
meningkat pengeluaran diare
2. Bising usus 8. Monitor keamanan
hiperaktif penyajian makanan
9. Berikan asupan cairan
oral
10. Berikan cairan
intravena
11. Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
12. Ambil sampel fases
untuk kultur, jika perlu
13. Anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
14. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk
gas, pedas dan
mengandung laktosa
15. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
16. Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas
17. Kolaborasi pemberian
obat antispasmodic/
spasmolitik
18. Kolaborasi pemberian
obat pengeras fases
Pemantauan cairan
(I.03121)
1. Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi
napas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu
pengisian kapiler
25
9. Kolaborasi pemberian
antipiteruk, jika perlu
5 Faktor risiko: Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas kulit
1. Perubahan integritas kulit selama 3x24 jam diharapkan (I.11353)
sirkulasi b.d kekurangan integritas kulit dan jaringan 1. identifikasi penyebab
2. Perubahan volume cairan (L.14125) meningkat dengan gangguan integritas
status nutrisi d.d kerusakan kriteria hasil: kulit
(kelebihan atau lapisan kulit 1. elastisitas meningkat 2. ubah posisi tiap 2 jam
kekurangan) (D.0129) 2. hidrasi meningkat jika tirah baring
3. Kekurangan/kel 3. kerusakan jaringan 3. bersihkan perineal
ebihan volume menurun dengan air hangat,
cairan 4. kerusakan lapisan kulit terutama selama
4. Faktor menurun periode diare
5. mekanisme 5. nyeri menurun 4. gunakan produk
(mis, 6. kemerahan menurun berbahan ringan/alami
penekanan, 7. suhu kulit membaik dan hipoalergik pada
gesekan) 8. tekstur membaik kulit sensitif
6. kelembaban 9. sensasi membaik 5. hindari produk
7. kurang terpapar berbahan dasar alkohol
informasi pada kulit kering
tentang upaya 6. anjurkan menggunakan
mempertahanka pelembab
n/melindungi 7. anjurkan minum
integritas kulit secukupnya
8. anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
9. anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur
10. anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstream
11. anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
6 Tanda gejala mayor: Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119)
Data subjektif b.d kurangnya selama 3x24 jam diharapkan 1. identifikasi status
(tidak tersedia) asupan makanan status nutrisi (L.14125) nutrsi
Data objektif d.d berat badan membaik dengan kriteria 2. identifikasi alergi dan
1. berat badan menurun hasil: intoleansi makanan
menurun minimal 10% 1. posi makanan yang 3. identifikasi makanan
minimal 10% dibawah rentan dihabiskan meningkat yang disukai
dibawah rentan ideal (D.0019) 2. perasaan cepat 4. idenifikasi kebutuhan
ideal kenyang menurun kalori dan jenis nutrien
Tanda dan gejala 3. nyeri abdomen 5. identifikasi kebutuhan
minor menurun kalori dan jenis nutrien
Data subjektif 4. diare menurun 6. identifikasi perlunya
1. cepat kenyang 5. berat badan membaik penggunaan selang
setelah makan 6. indeks masa tubuh nasogastrik
2. kram/nyeri (IMT) membaik 7. monitor asupan
abdomen 7. frekuensi makan makanan
3. nafsu makan membaik 8. monitor berat badan
menurun 8. nafsu makan membaik 9. monitor hasil
Data objektif 9. bising usus membaik pemeriksaan
1. bising usus laboratorium
29
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
2015).
terhadap pasien.
leukosit.
1) Difusi
pulmoner.
2) Osmosis
33
dari sel
3) Filtrasi
34
4) Transpor aktif
1) Asupan cairan
berlangsung.
2) Haluaran cairan
35
3) Hormon
e. Pengaturan elektrolit
1) Kation
mekanisme ginjal.
2) Anion
a. Pengaturan kimiawi
b. Pengaturan biologis
pada hemoglobin.
c. Pengaturan fisiologis
1) Paru-paru
2) Ginjal
hidrogen.
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah
dalam bentuk kalori (cal) atau kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah
a. Ketidakseimbangan isotonik
dan sirosis.
b. Ketidakseimbangan osmolar
1) Hiperosmolar (dehidrasi)
konsentrasi darah.
2. Ketidakseimbangan elektrolit
a. Ketidakseimbangan natrium
b. Ketidakseimbangan kalium
gagal ginjal.
42
c. Ketidakseimbangan kalsium
kalsium serum.
d. Ketidakseimbangan magnesium
e. Ketidakseimbangan klrorid
a. Asidosis respiratorik
b. Alkalosis respiratorik
kadar bikarbonat.
d. Alkalosis metabolik
1. Usia
a. Bayi
proporsional.
b. Anak-anak
c. Remaja
d. Lansia
2. Ukuran Tubuh
3. Temperatur Lingkungan
45
danklorida.
4. Gaya Hidup
a. Diit
b. Stres
c. Olah raga
sedang. Pada dehidrasi ringan dan sedang, bila diare profus degan
yang sedang berlangsung. Bahkan pada kondisi diare berat, air dan
dan glukosa yng berfungsi sebagai agen prebiotik, terdiri dari asam
(terapi C).
Campuran ORS dan madu ini diberikan setiap kali buang air besar,
2020)
49
Hipertermi DIARE
BAB III
METODOLOGI KASUS
(Nursalam, 2016). Studi kasus yang akan di lakukan saat ini yaitu studi
studi kasus ini adalah satu orang dewasa yang menderita diare dengan
hipovolemia.
dari penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2013). Fokus dalam studi kasus
terapi oral rehydration salt dan madu. Fokus studi kasus pada penelitian
ini adalah:
52
1. Pasien dengan usia dewasa hingga lansia, dari kedua jenis kelamin
5. Pasien yang tidak mengaami alergi terhadap madu karena madu terdiri
(Setiadi, 2013).
kali dalam sehari dengan konsistensi fases lembek bahkan cair. Diare
tubuh
3.5.1. Tempat
Studi kasus ini akan dilakukan di ruang rawat inap RSUD Simo
Boyolali
3.5.2. Waktu
2021
3.6.1. Wawancara
yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan
2013). Penyajian data pada studi kasus ini disajikan secara narasi dalam
bentuk teks dan disertai dengan cuplikan ugkapan verbal dari subyek studi
klien.
2016)
BAB IV
Studi kasus ini dipilih 1 orang sebagai subjek studi kasus dengan kriteri
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan. Subyek studi kasus laki – laki
adalah buang air besar 10 kali dalam sehari diseratai mual dan muntah. Pasien
tidak teratur dan lemah, RR 26x/menit, suhu 37oC, hasil dari balance cairan
pasien pada hari selasa, 23 februari 2021 didapatkan hasil -816 cc. Rabu, 24
februari 2021 mendapatkan balance cairan +84 cc. Kamis, 25 februari 2021
mendapatkan balance cairan +534 cc. Konsep diri pada pasien: citra diri
penting dan saat sakit ini pasien selalu menjaga kesehatan dengan cara
56
57
porsi 1 habis, selama sakit pasien hanya makan 1x sehari dengan 1 porsi tidak
habis. pola minum frekuensi sebelum sakit sehari 4-5 gelas perhari, selama
sakit hanya 1 gelas perhari. 3) pola eliminasi : sebelum sakit BAB sehari 1x
dalam sehari dengan konsistensi lunak berbentuk tanpa keluhan, selama sakit
sehari 10 kali dalam sehari dengan konsistensi lunak bahkan cair. 4) pola
sakit dibantu dengan orang lain. 5) pola istirahat dan tidur : sebelum sakit
jumlah tidur siang tidak ada tidur malam 6 - 7 jam dan perasaan setelah tidur
nyaman sedangkan selama sakit, jam tidur siang hari 1-3 jam untuk tidur
malam 4 – 6 jam dengan perasaan kuang nyaman karena sering terbangun dan
6) pola kognitif dan perseptual : sebelum sakit dan selama sakit pasien
ayah dari 4 orang anak dan seorang kakek dari cucunya. Gambaran diri/citra
Ideal diri : pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat pulang ke
rumah. Harga diri : pasien mengatakan merasa malu dengan keadaan ini
hubungan peran : sebelum sakit dan selama sakit tidak memiliki gangguan
58
mekanisme koping : sebelum sakit dan selama sakit tidak memiliki gangguan
manajemen dan mekanisme koping. 11) pola nilai dan keyakinan : selama
: bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih tidak ada luka, muka simetris,
mata simetris, konjungtiva tidak anemis, hidung simetris tidak ada cuping
hidung terpasang oksigen nasal kanul 3 ltm, mukosa bibir kering, leher tidak
pemeriksaan kulit: kulit tampak kering, tidak elastis, turgor kulit menurun
lebih dari 2 detik. 8) Pemeriksaan ekstremitas atas : kekuatan otot 5/5 ROM
ka/ki aktif dan normal, tidak ada perubahan bentuk tulang, perabaan akral
hangat, piting edema tidak ada. Ekstremitas bawah kekuatan otot 5/5, tidak
ada perubahan bentuk tulang, perabaan akral hangat dan tidak terdapat piting
monosit 11.9 %, SGOT 11.2 u/L, SGPT 62.6 u/L, creatinin 1.48 mg/dl.
Studi kasus ini telah dilakukan di RSUD Simo Boyolali yang terletak yang
terletak di jalan kebon ijo Ds.Simo Kec.Simo Boyolali Jawa Tengah. Fasilitas
yang tersedia di RSUD Simo Boyolali adalah rumah sakit tipe D, yang
memiliki fasilitas rawat inap, rawat jalan, instalasi gawat darurat, ruang
4.3.1 PENGKAJIAN
sedikit dan tidak mau makan. Kemudian dari data obyektifnya pasien
nadi 107x/menit, tekanan darah 126/79 mmHg, turgor kulit lebih dari
a. Observasi
b. Terapeutik
c. Edukasi
d. Kolaborasi
februari 2021 mulai pukul 10.00 WIB yaitu memeriksa tanda dan
62
dan madu yang telah diberikan kepada pasien. Terapi ORS dan madu
pemberian terapi ORS dan madu ini sebanyak 200 ml untuk larutan
pemberian ORS dan madu sebanyak 5 gelas dalam 1 shift dipagi hari
126/79 mmHg, mukosa bibir kering, mata cekung. Dari hasil tersebut
sedang.
terapi ORS dan madu ini sebanyak 200 ml untuk larutan garam untuk
madu untuk pengganti glukosa yang hilang, pada hari kedua pasien
mengalami diare sebanyak 6 kali dalam sehari untuk terapi ORS dan
63
madu diberikan sebanyak 3 gelas saat shift pagi dan 3 gelas ketika
terhadap efek dari pemberian ORS dan madu terhadap tingkat diare,
rehydartion salt dan madu agar terapi dapat diteruskan dirumah. Untuk
takaran pemberian terapi ORS dan madu ini sebanyak 200 ml untuk
larutan garam untuk penganti natrium serta kalium yang hilang dan
hari ketiga ini pasien mengalami diare sebanyak 3 kali dalam sehari
untuk pemberian ORS dan madu sebanyak 2 gelas shift dipagi hari,
membaik, serta turgor kulit kembali dalam 2 detik. Dari hasil tersebut
cairan iv.
pasien.
4.4 PEMBAHASAN
Hasil studi kasus tentang keseimbangan cairan pada pasien diare diperoleh
pemberian terapi ORS dan madu mulai hari pertama sampai hari ketiga
4.4.1 pengkajian
yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi klien
yang ada pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa
hasil data subyektif yaitu pasien Tn.S mengatakan muntah dan mual
hipovolemi (D.0023) yaitu data subjektif (tidak ada), dan data objektif
Tn.S mengatakan muntah dan mual ketika makan dan minum, pasien
pasien tidak elastis, volume urine menurun 500 ml/24 jam, hematokrit
dehidrasi sedang.
Pasien dengan diare yang akut dan tidak segera diobati, biasanya
dan madu.
berupa ORS dan madu diberikan ketika pasien usai buang air besar.
Reasonable, Time).
madu yang akan dilakukan. Setelah terapi ORS dan madu dilakukan
dilakukannya tindakan.
tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah
sayur,air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit
rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi
diberikan kepada pasien. Terapi ORS dan madu ini diberikan setiap
kali pasien mengalami BAB, untuk takaran pemberian terapi ORS dan
sebanyak 5 gelas dalam 1 shift dipagi hari untuk siang dan malam
terapi ORS dan madu ini sebanyak 200 ml untuk larutan garam untuk
madu untuk pengganti glukosa yang hilang, pada hari kedua pasien
mengalami diare sebanyak 6 kali dalam sehari untuk terapi ORS dan
madu diberikan sebanyak 3 gelas saat shift pagi dan 3 gelas ketika
terhadap efek dari pemberian ORS dan madu terhadap tingkat diare,
rehydartion salt dan madu agar terapi dapat diteruskan dirumah. Untuk
takaran pemberian terapi ORS dan madu ini sebanyak 200 ml untuk
larutan garam untuk penganti natrium serta kalium yang hilang dan
hari ketiga ini pasien mengalami diare sebanyak 3 kali dalam sehari
untuk pemberian ORS dan madu sebanyak 2 gelas shift dipagi hari,
membaik, serta turgor kulit kembali dalam 2 detik. Dari hasil tersebut
bahwa ORS dan madu merupakan salah satu terapi non farmakologi
ORS yaitu berubah dari 75 mmol/L menjadi 109 mmol/L yang dapat
pemberian ors dan madu dengan takaran 200ml larutan ORS dan 5ml
tidak haus dan balance cairan +534 cc. Endang, (2011) memaparkan
Fokus studi ini terapi ORS dan madu sangat berperan dalam
mengurangi diare dengan hipovolemi. Jika terapi ORS dan madu tidak
pasien, obektif adalah data yang dapat atau hasil dari pemberian
kesehatan pasien.
teraba kuat, tekanan darah 130/80 mmHg, turgor kulit elastis, mata
meningkatkan berat badan anak Hal ini juga sejalan dengan penelitain
5.1 Kesimpulan
Boyolali.
5.1.1 Pengkajian
dari data obyektifnya turgor kulit pasien tidak elastis, volume urine
76
77
cairan, berikan asupan cairan oral (terapi oral rehydration salt dan
dan madu.
5.2 Saran
komprehensif.
Amih Huda, Nuraarif., & Hardhi, Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Action.
Andayani, nila. (2016). SOP Pembuatan Larutan Gula Garam UPT Puskesmas
Ciledug. Cirebon.
Debby Daviani, Prawati, & Dani Nasirul, Haqi., (2019). Faktor Yang
1 pp.34-45.
Dian, A. (2015). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
2016. Pengarang.
Dinkes Kabupaten Boyolali. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun
2019. Pengarang.
Dinkes Jateng. (2018). Profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun 2018.
Semarang: Pengarang.
Dwienda., & Octa. (2014). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita Dan Anak
Eteraf-oskouei T, Najafi M., (2013). Traditional and modern use of natural honey
IDAI.
Info Media.
Pengarang
Jakarta: Pengarang
Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Erlangga
untuk Anak dengan Diare Akut. Jakarta: Jurnal Kesehatan Holistic Vol. 3
No.1
Medika.
Putri, Andayani, Rifka., (2020). Madu Dengan Oral Rehydration Salts dan
Nuha Medika.
Rianto,Koes. (2014). Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (Balanced
Ridha., & Nabiel, H. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Saputra., (2015). Perbedaan Tumbuh Kembang Anak Toddler yang Diasuh Orang
Tua Dengan yang Dititipkan Di Tempat Penitipan Anak. JOM 2. (2): 49-52.
Soetjingsih., & Ranuh, G. (2013). Tumbuh kembang anak edisi 2. Jakarta: EGC.
Subagyo B., Santoso N.B. (2011). Diare Akut Pada Anak. Surakarta: Uns Presspp.
87(6): 596–602.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi I Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil, Edisi I Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.
Wahid Hidayah Yufita., (2018). Asuhan Keperawatan pada Diare Akut Dehidrasi
Kerja Puskesmas Dasar Agung Kota Mataram NTB. Nusa Tenggara Barat:
http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease.
2. SMP N 01 Jatipuro
3. SMA N Jumapolo
Riwayat pekerjaan :
Riwayat organisasi :
Publikasi :-
Lampiran 3: Lembar Konsultasi
NIM : P18171
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn/ Ny… DENGAN DIAGNOSA MEDIS ……
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
Umur : ………………………………..
Agama : ………………………………..
Status Perkawinan : ………………………………..
Pendidikan : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : ………………………………...
Umur : .................................................
Pendidikan : .................................................
Pekerjaan : …………………………………
Alamat : ………………………………...
Hubungan dg Klien : .............................................
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil Keterangan
Hasil
Obat Peroral:
Obat Parenteral:
Obat Topikal:
VII. ANALISA DATA
Nama : No. CM :
Umur : Diagnosa Medis:
A. Fase Orientasi
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
B. Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi
atau bahkan tidak dehidrasi dengan cara memeriksa seperti: turgor kulit,
a. Gelas ukur
e. Air 200ml
Cara membuat
C. Fase Terminasi