SKRIPSI
Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Dhanang Prasetyo
NIM ST13018
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Dhanang Prasetyo
NIM ST13018
Atiek Murharyati, S.Kep, Ns, M.Kep Anissa Cindy Nurul A., S.Kep, Ns, M.Kep
NIK. 200680021 NIK. 201188087
Penguji,
ii
3
SURAT PERNYATAAN
Dhanang Prasetyo
NIM ST13018
iii
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan sujud syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
Proses penyusunan skripsi ini tidak sedikit halangan dan rintangan yang
penulis hadapi. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini. Atas bantuan,
arahan dan motivasi yang senantiasa diberikan selama penyusunan skripsi ini,
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1
3. Atiek Murharyati, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku pembimbing I yang telah banyak
4. Anissa Cindy Nurul A., S.Kep, Ns, M.Kep, selaku pembimbing II yang telah
5. Seluruh dosen, staf pengajar dan karyawan STIKes Kusuma Husada yang telah
iv
5
7. Bapak dan ibu yang tak henti-hentinya mendoakan penulis dan selalu
8. Istri dan anakku tercinta, yang telah memberikan motivasi dan doa serta kasih
sayangnya.
Penulis
v
6
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
ABSTRACT................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
2.1.2 gastritits.................................................................... 11
vi
7
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
8
DAFTAR TABEL
viii
9
DAFTAR GAMBAR
ix
10
DAFTAR LAMPIRAN
5 Jadwal penelitian
11 Kuesioner
14 Lembar konsultasi
x
11
Dhanang Prasetyo
Abstrak
Gastritis atau dikenal dengan sakit maag adalah peradangan dari mukosa lambung
yang disebabkan faktor iritasi dan infeksi. Gejala gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa
tidak nyaman, nyeri pada saluran pencernaan, mual, muntah, kembung, lambung
terasa penuh dan sakit kepala. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul
berulang karena salah satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stres. Hasil studi
pendahuluan di Klinik Dhanang Husada terletak di tengah pemukiman padat
penduduk dan disekitarnya berdiri pabrik-pabrik konveksi pada bulan Juli sampai
dengan Agustus 2014 terdapat 214 pasien dengan gastritis dan dari hasil
wawancara dengan pasien diketahui bahwa pasien berobat dengan gejala keluhan
sakit perut bagian atas yang disebabkan karena mengabaikan atau melupakan
waktu makan karena kesibukan kerja dan tekanan pekerjaan yang berlebihan.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan stres dengan kejadian
gastritits.
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik deskriptif
dengan desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan insidental
sampling pada 70 wanita usia produktif yang datang ke klinik Dhanang Husada
Sukoharjo dengan gejala gastritis. Penelitian dilakukan di Klinik Dhanang Husada
Sukoharjo. Cara pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis
menggunakan chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan stres
pada tingkat sedang yaitu sebanyak 28 orang (40,0%), responden menderita
gastritis sebanyak 39 orang (44,3%) dan ada hubungan antara stres dengan
kejadian gastritis (c2 = 20,93) dan secara statistik signifikan (p = 0,000 < 0,05),
dimana semakin tinggi tingkat stres maka semakin rentan terkena gastritis.
Pasien hendaknya menekan terjadinya stres karena dapat menyebabkan
terjadinya gastritis, salah satu upaya mengurangi stres adalah dengan mengurangi
jam kerja ataupun menambah waktu istirahat
xi
12
Dhanang Prasetyo
ABSTRACT
Gastritis or known as peptic ulcer is an inflammation of the gastric mucosa
caused by irritation and infection factors. The symptoms of gastritis are heartburn,
discomfort, pain in the gastrointestinal tract, nausea, vomiting, abdominal
bloating, gastritis fullness feeling and headache. One of the causes of gastritis or
the symptoms recurrence is psychological factor or stress. The result of
preliminary research at Dhanang Husada Clinic located in the middle of densely
populated settlement and surrounded by convection factories, which was done in
July to August 2014 shows that there were 214 patients with gastritis. Moreover,
the interview with the patients shows that patients with upper abdominal pain due
to neglecting or forgetting the mealtime because of busy work and excessive work
pressure were admitted to the aforementioned clinic. The objective of this
research is to analyze the correlation between the stress and the gastritis incidence.
This research used the descriptive analytic observational method with the
cross-sectional design. The samples of research consisted of 70 productive age
women gastritis who were admitted to Dhanang Husada Clinic of Sukoharjo. The
data of research were collected through questionnaire and analyzed with the Chi-
square test.
The result of the research shows that 28 respondents (40.0%) had the
moderate level of stress, and 39 respondents (44.3%) had gastritis. Thus, there
was a correlation between the stress and the gastritis incidence as indicated by the
value of c2 = 20.93 and the p-value = 0.000 which was less than 0.05, meaning
that the higher the stress level was, the more vulnerable to gastritis the respondent
was.
Therefore, the patients shall suppress the stress incidence since it can cause
gastritis. Ways to reduce the stress are reducing working hours and adding more
breaks.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
pentingnya menjaga kesehatan lambung karena gastritis atau sakit maag akan
(pembengkakan) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan
infeksi (Rahma, dkk, 2013). Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus
menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk
ditemui akibat dari gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh
gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan
Insiden gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap
tahunnya. Gejala penyakit gastritis diantaranya adalah nyeri pada ulu hati,
mual, muntah, kembung, diare dan pusing. Gastritis yang tidak ditangani
1
2
peptic ulcer, gangguan absorbsi vitamin B12 dan kanker lambung (Handayani,
dkk, 2012).
kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6% yaitu di Kota Medan, di
beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%,
lambung. Gastritis dikenal di masyarakat dengan istilah sakit maag atau sakit
ulu hati, kondisi ini bisa timbul mendadak yang biasanya ditandai dengan rasa
mual dan muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau
lain oleh iritasi, infeksi, dan atropi mukosa lambung. Dimana faktor-faktornya
lambung. Gejala yang umum muncul pada penderita gastritis yaitu nyeri ulu
hati, rasa tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian
atas, rasa mual, muntah, kembung, lambung terasa penuh, disertai sakit
kepala. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Kekambuhan
3
asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, misalnya pada beban kerja
berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat
mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama-kelamaan dapat
umumnya tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya adalah
nutrisi, istirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup
menyerang usia produktif. Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis
sangat rentan stres psikologis dan prevelensi rasio 2,83 untuk responden yang
dalam bulan Juli sampai dengan Agustus 2014 terdapat 214 pasien dengan
memeriksakan diri dengan keluhan sakit pada perut bagian atas, dan dari
Stres pada usia produktif dapat disebabkan berbagai hal, salah satunya
adalah tekanan pekerjaan yang berlebihan. Stres memiliki efek negatif melalui
Sukoharjo.
Sukoharjo.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Stres
2.1.1.1. Pengertian
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan
dialami oleh setiap orang. Stres memberikan dampak secara total pada
bertingkah laku positif. Stres yang berdampak positif biasa disebut dengan
7
8
eustress dan stres yang berdampak negatif biasa disebut dengan distress.
Stres bukan hanya sebagai stimulus atau respon, karena setiap individu
dapat memberikan respon yang berbeda pada stimulus yang sama. Adanya
stres menjadi dua, yaitu: (1) eustress, adalah akibat positif yang
2. Karakteristik kepribadian
kekebalan, ketahanan.
3. Variabel sosial-kognitif
5. Strategi koping
lingkungan sekitar.
manusia tetapi kondisi stres juga dapat terjadi di setiap saat sepanjang
adalah :
10
1. Dari dalam diri: stres juga akan muncul dalam seseorang melalui
lingkungan yang terlalu sesak, dan kehadiran adik baru. Stresor lain
terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan
dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (a) gejala fisiologis, stres dapat
kebosanan dan suka menunda-nunda dan (c) gejala perilaku, gejala stres
2.1.2 Gastritis
2.1.2.1 Pengertian
Penyakit gastritis adalah suatu penyakit luka atau lecet pada mukosa
nyeri pada lambung, mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak,
nyeri pada ulu hati, tidak ada nafsu makan, wajah pucat, suhu badan naik,
12
oleh berbagai faktor seperti alkohol, stres, obat antiinflamasi, dan lain-lain.
2014).
yang dimakan seperti makanan yang pedas (cabai atau merica) atau
menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin. Beberapa survei
gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah
pada manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik
(Prince, 2005).
1. Gastritis akut
2. Gastritis kronik
terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri
atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis
limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Derajat paling ringan
bagian sub epitel di sekitar cekungan lambung. Kasus yang lebih parah
14
juga mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa yang lebih dalam, hal ini
diketahui.
1. Pola makan
tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis dan jumlah
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahma, dkk (2013) yang
15
timbulnya gastritis.
2. Keteraturan makan
pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus Jika rata-rata lambung
kosong antara 3-4 jam, maka jadwal makan ini pun menyesuaikan
3. Jenis makanan
4. Frekuensi makan
kosong selama lebih dari tiga jam, sehingga asam lambung pun
kejadian gastritis.
5. Kopi
Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan
6. Alkohol
2013).
7. Merokok
terhadap lambung. Nikotin dan kadmium adalah dua zat yang sangat
maka akan timbul gejala dari penyakit gastritis. Rahma, dkk (2013)
18
obat anti inflamasi non steroid (OAINS) merupakan jenis obat yang
obat anti inflamasi non steroid hanya efektif terhadap nyeri dengan
terjadinya gastritis.
10. Stres
Stres Grastitis
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
Stres Grastitis
2.5 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
yang digunakan merupakan data kasus lama dan kasus baru (prevalensi).
3.2.1 Populasi
(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien gastritis yang
berobat di Klinik Dhanang Husada Sukoharjo, bulan Juli s/d Agustus 2014
3.2.2. Sampel
23
24
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 wanita usia produktif yang datang
Sukoharjo dalam rentang waktu satu bulan. Kriteria inklusi yang akan
Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien dengan
penyakit komplikasi.
25
dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Maret 2015.
3.4.1 Variabel
nyaman pada
epigastrium, mual, dan
muntah
and Stress Scale yang terdiri dari 14 item pernyataan menggunakan skala
27
Likert 0 3 yaitu skor 0 tidak pernah, skor 1 jarang, skor 2 sering dan skor 3
pada 30 orang responden. Hasil uji validitas diperoleh rentang nilai 0,469
0,882 > dari r tabel 0,361. Hasil uji reliabilitas menggunakan cronbach
terdiri dari 1 pertanyaan apakah mengalami gastritis atau tidak. Skor untuk
gastritis oleh dokter dan 0 jika jawaban tidak, artinya belum atau tidak
dari objek atau subjek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013). Data
primer dalam penelitian ini adalah kuesioner stres dan kejadian gastritis.
penelitian ini diperoleh melalui literatur yang relevan dan sumber lain
dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data
dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul
Sedangkan untuk kejadian grastitis kode 1 untuk ya, kejadian gastristis dan
Pada tahap ini dilakukan data yang telah diubah menjadi kode
masing.
kode yang sudah di entery data untuk melihat ada tidaknya kesalahan
3.6.1.5 Tabulating
P= nf 100%
Keterangan :
P : Prosentase
n : Jumlah sampel
f : Frekuensi kejadian
x =
2
k
( fo - fh )2
i =1 fh
Keterangan :
x2 = chi square
Apabila x2 hitung < x2 tabel, maka hipotesa nol (Ho) diterima dan Ha
gastritis.
Sebaliknya bila x2 hitung > x2 tabel, maka hipotesa nol (Ho) ditolak
kejadian gastritis.
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak, maka
subjek.
3.7.2 Anonimity
3.7.3 Confidentiality
pengembangan ilmu.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Umur f %
20-29 Tahun 54 77,1
30-35 Tahun 16 22,9
Total 70 100
Tingkat pendidikan f %
Dasar 16 22,8
Menengah atas 44 62,9
Tinggi 10 14,3
Total 70 100
(62,9%).
33
34
Pekerjaan f %
IRT 22 31,4
Petani 13 18,6
Buruh pabrik 31 44,3
PNS 4 5,7
Total 70 100
Hasil analisis univariat variabel stres dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut :
Stres f %
Normal 27 38,6
Ringan 15 21,4
Sedang 28 40,0
Total 70 100
Kejadian Gastritis f %
Gastritis 39 55,7
Tidak gastritis 31 44,3
Total 70 100
hubungan variabel stres dengan kejadian gastritis dapat dilihat pada tabel
Kejadian gastritis
Total p
Stres Gastritis Tidak gastritis c2
value
F % F % F %
Normal 6 8,6 21 30,0 27 38,6
Ringan 10 14,3 5 7,1 15 21,4 0,000 20,93
Sedang 23 32,9 5 7,1 28 40,0
Total 39 55,8 31 44,2 70 100
Tabel 4.6. hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan stres
0,000).
36
BAB V
PEMBAHASAN
36
37
Hasil ini mendukung dari penelitian terdahulu dari Nasution dan Adi
pada 73,25% pekerja gilir (shift), dimana stres tersebut lebih banyak
merasa sensitif. Stres adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap kebutuhan
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan
dialami oleh setiap orang. Stres memberikan dampak secara total pada
Nasution dan Adi (2011) antaranya lebih sering terlambat dan sering absen.
absen sakit pekerja dapat menilai apakah pekerja tersebut rentan mengalami
depresi di masa datang. Selain gejala tersebut, gejala lainnya adalah menarik
diri dari lingkungan sosial di tempat kerja, bereaksi berlebihan pada hal kecil,
memikirkan hal lain saat bekerja, mengambil waktu lebih lama saat istirahat,
berlebihan.
laku positif. Stres yang berdampak positif biasa disebut dengan eustres dan
stres yang berdampak negatif biasa disebut dengan distres. Stres bukan hanya
pencernaan atas, berupa nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan
dimakan seperti makanan yang pedas (cabai atau merica) atau makanan yang
40
gastritis dapat menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin.
bahwa responden berada pada rentang usia yang produktif, yaitu produktif di
dalam bekerja. Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis karena
0,000 < 0,05). Dimana semakin tinggi tingkat stres maka semakin rentan
terkena gastritis.
dkk (2014), bahwa ada hubungan yang signifikan antara stres dengan
yang sama juga diungkapkan oleh Rahmawati (2011) bahwa stres memiliki
penyakit psikomatik yang salah satu penyebabnya adalah stres. Stres yang
jenis kelamin. Hartati, dkk (2014) menunjukkan bahwa gastritis paling sering
faktor-faktor lingkungan.
seseorang terkadang mempunyai pola dan frekuensi makan yang tidak teratur
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Hasil ini sesuai
dengan penelitian Angkow, dkk (2014) bahwa orang yang memiliki pola
makan tidak teratur, mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus
diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditundanya pengisian, asam lambung akan
stres. Berbagai hal bisa menyebabkan tekanan emosional pada diri mereka,
insomnia, gangguan stres pasca trauma, serta gangguan pola makan, selain itu
lebih sering dialami wanita. Pengaruh hormon selama kehamilan dan masa
menopuase juga menyebabkan wanita rentan depresi. Selain itu kaum wanita
Hal ini diperuat dari penelitian Saroinsong, dkk (2014) yang mengemukakan
bahwa efek stres pada saluran pencernaan antara lain menurunkan saliva
asam lambung,
Rahma, dkk (2013) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres
dengan kejadian gastritis, di mana bahwa satu lagi penyebab maag adalah
stres, Sistem persyarafan dari otak itu berhubungan ke lambung. Jadi, jika
reaksi yang ada pada tubuh. Reaksi pada sistem pencernaan dapat mengalami
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
28 orang (40,0%).
(55,7%).
6.1.4.Ada hubungan antara stres dengan kejadian gastritis (c2 = 20,93) dan
6.2. Saran
44
45
6.2.3. Pasien
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, UH. (2011). Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan
Dukungan Sosial pada Perawat. Psikoislamika : Jurnal Psikologi Islam.
Volume 8 No.1.
Anna, LK. (2013). Wanita Lebih Rentan Stres Emosional. Diakses dari
http://health.kompas.com, tanggal 29 Juli 2015.
Dewi, MP. (2009). Studi Meta Analisis : Musik Untuk Menurunkan Stres. Jurnal
Psikologi. Vol 3 No. 2.
Hartati, Sri, dkk, (2014). Hubungan Pola Makan Dengan Resiko Gastritis Pada
Mahasiswa Yang Menjalani Sistem KBK. JOM PSIK. Vol. 1 No.2.
Hidayat. AA. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika
Indriana, Y, dkk (2010). Tingkat Stres Lansia Di Panti Wredha Pucang Gading
Semarang. Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No. 2.
Nasution, K dan Adi. NP. (2011). Stres Okupasi, Masalah Kesehatan Pekerja yang
Terabaikan. Journal Indonesian Medicine Association, Vol 61 No. 12
Rahma, N., dkk (2013). Hubungan Antara Pola Makan Dan Stres Dengan
Kejadian Penyakit Gastritis Di Rumah Sakit Umum Massenrempulu
Enrekang. Jurnal STIKES Nani Hasanudin. Vol 1 No. 6
Yuliarti. (2009). Maag: Kenali, Hindari dan Obati. Yogyakarta: C.V ANDI