SKRIPSI
Oleh
Putri Insyirah Siregar
141121126
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016
Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Sumatera Utara.
selaku dosen penguji 1 dan 2 yang dengan teliti memberikan masukan yang
Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf
6. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang telah
7. Ibu Hj. Suryati S.Kep.Ns sebagai Kepala Ruangan Unit Hemodialisa RSUP
berlangsung.
9. Teristimewa kepada orang tua ku tercinta Bapak Lahuddin Siregar dan Ibu
Hj. Devi Ani Pasaribu yang telah memberikan cinta, doa, dorongan,
Siregar, AmKeb, dan adik ku Faujan Habibi Siregar serta buat keluarga besar
yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih buat doa dan
masukan dalam penyusunan skripsi ini (Riska, Nini, Kak Novi, Cutri dll) dan
satu persatu yang telah banyak membantu peneliti baik dalam penyelesaian
Keperawatan USU.
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKATA .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 6 : Surat izin melakukan penelitian dari RSUP H. Adam Malik Medan
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
progresif dan irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal
menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kerusakan
ginjal ini mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh yang
menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas
sehingga dapat memperburuk kualitas hidup pasien (Brunner & Suddarth, 2002).
kegagalan fungsi ginjal, baik yang bersifat akut maupun kronik. Pasien yang
menderita gagal ginjal juga dapat dibantu dengan bantuan mesin hemodialisis
yang mengambil alih fungsi ginjal. Pasien gagal ginjal yang menjalani terapi
hemodialisa, membutuhkan waktu 12-15 jam untuk dialisa setiap minggunya, atau
paling sedikit 3-4 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terus-
2009 diperkirakan terdapat 116.395 orang penderita GGK yang baru. Lebih dari
380.000 penderita GGK menjalani hemodialisis reguler The United States Renal
Date System (USRDS, 2011). Pada tahun 2011 di Indonesia terdapat 15.353
pasien yang baru menjalani HD dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan pasien
keadaan acute kidney injury yang memerlukan terapi dialisis jangka pendek
beberapa hari hingga beberapa minggu. Berdasarkan data dari Indonesian Renal
Registry (IRR) tahun 2009 jumlah pasien hemodialisa (cuci darah) mencapai
7.181 orang. Sementara di RSUP H. Adam Malik Medan didapatkan total pasien
hemodialisa (HD) pada Februari 2013 sebanyak 197 pasien dan pada tahun 2014
dengan terapi hemodialisa pada agama, etnis dan budaya yang berbeda (WHO,
1994).
yang lebih luas dan juga memungkinkan pasien itu dapat mengontrol dirinya
dalam mengatasi masalah yang di hadapi, mempunyai rasa percaya diri yang
mengatasi kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan oleh
merupakan rumah sakit pendidikan, lokasi rumah sakit yang strategis dan
memiliki jumlah penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa
relatif banyak sehingga dapat memenuhi kriteria sampel yang diinginkan. Jumlah
pasien yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP. Haji Adam Malik Medan pada
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUP
masalah penelitian yang dapat dirumuskan “Kualitas hidup pada pasien gagal
ginjal yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan”.
3. Pertanyaan Penelitian
hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji
4. Tujuan Penelitian
penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP H. Adam
Malik Medan.
5. Manfaat Penelitian
untuk penelitian yang akan datang mengenai kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.
pengetahuan mengenai kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang
TINJAUAN PUSTAKA
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel,
pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa
Indonesia, 2006).
adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia
(urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya
jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal. Gagal ginjal kronis (GGK)
atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif
Brunner & Suddarth (2002), gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap
akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel
pada tahun 2009 adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama atau lebih tiga bulan
Selama stadium ini kreatinin serum dan kadar BUN normal, dan penderita
Pada stadium ini dimana lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak.
GFR besarnya 25 % dari normal. Kadar BUN dan kreatinin serum mulai
hari sampai 700 ml dan poliuria (akibat dari kegagalan pemekatan) mulai
timbul.
Pada stadium akhir atau uremia Sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur
atau rusak, atau hanya sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh. Nilai
GFR hanya 10 % dari keadaan normal. Kreatinin serum dan BUN akan
kerusakan ginjal termasuk komposisi darah yang abnormal atau urin yang
patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit yang
kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokinin dan growth
peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini
factor β (TGF-β). Beberapa hal juga yang dianggap berperan terhadap terjadinya
Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan
daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan mana basal LFG masih normal
atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan terjadi
penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar
urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60 % pasien masih belum
merasakan keluhan (asimptomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan
kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30 % mulai terjadi keluhan pada
seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat
badan. Sampai pada LFG kurang 30 % pasien memperlihatkan gejala dan tanda
metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya.
Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran
nafas, maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air
natrium dan kalium. Pada LFG di bawah 15 % akan terjadi gejala dan komplikasi
yang lebih serius dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal
replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan
Menurut Brenner dan Lazarus (1987, dalam Suharyanto dan Madjid, 2009)
penyebab penyakit ginjal stadium terminal yang paling banyak di New England
adalah :
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 24 %
Nefropati Diabetik 15 %
Nefrosklerosis Hipertensif 90 %
Penyakit ginjal polikistik 8%
Pielonefritis kronis dan nefritis interstitial lain 8%
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 46, 39 %
Diabetes Melitus 18,65
Obstruksi dan infeksi 12,85 %
Hipertensi 8,46 %
Sebeb lain 13,65 %
Pada gagal ginjal kronis, setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
uremia, maka pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan
tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain
tamponade pericardium.
kognitif.
B. Konsep Hemodialisa
1. Definisi
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisys jangka pendek (beberapa hari
hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir atau
end stage renal disease (ESRD) yang memerlukan terapi jangka panjang atau
toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan (Suharyanto &
Madjid, 2009).
waktu singkat.
ginjal dan tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin
yang dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap
Pada hemodialisis, aliran darah yang penuh dengan toksin dan limbah
nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke dializer tempat darah tersebut dibersihkan
artificial berongga yang berisi ribuan tubulus selofan yang halus dan bekerja
osmosis, ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah di dalam darah dikeluarkan melalui
proses difusi dengan cara bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi tinggi, ke
cairan dialisat dengan konsentrasi yang lebih rendah. Cairan dialisat tersusun dari
semua elektrolit yang penting dengan konsentrasi ekstrasel yang ideal. Kelebihan
cairan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran air
daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan yang lebih
tekanan negative yang dikenal sebagai ultrafiltrasi pada mesin dialisis. Tekanan
negative diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan penghisap pada membran dan
Akses pada sirkulasi darah pasien terdiri atas kateter subklavikula dan
b. Fistula
antara ujung dan sisi pembuluh darah). Fistula tersebut membutuhkan waktu
besar dengan ukuran 14-16. Jarum ditusukkan ke dalam pembuluh darah agar
didialisis.
c. Tandur
tandur dapat dibuat dengan cara menjahit sepotong pembuluh arteri atau vena
dari sapi, material Gore-tex (heterograft) atau tandur vena safena dari pasien
sendiri. Biasanya tandur tersebut dibuat bila pembuluh darah pasien sendiri
Terdapat 2 (dua) tipe dasar dializer (Suharyanto & Madjid, 2009), yaitu :
Pararel plate dializer, terdiri dari dua lapisan selotan yang dijepit oleh dua
dapat mengalir dalam arah yang sama seperti darah, atau dengan daerah
berlawanan.
dialisa membasahi bagian luarnya. Aliran cairan dialisa berlawanan dengan arah
aliran darah.
Suatu sistem dialisa terdiri dari dua sirkuit, satu untuk darah dan satu lagi
untuk cairan dialisa. Bila sistem ini bekerja, darah mengalir dari penderita melalui
tabung plastik (jalur arteri), melalui dializer hollow fiber dan kembali ke penderita
melalui proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. Komposisi cairan dialisis diatur
sedemikian rupa sehingga mendekati komposisi ion darah normal, dan sedikit
menyertai gagal ginjal. Unsur-unsur yang umum terdiri dari Na+, K+, Ca++,
Mg++, Cl-, asetat dan glukosa. Urea, kreatinin, asam urat, dan fosfat dapat
berdifusi dengan mudah dari darah ke dalam cairan dialisis karena unsur-unsur ini
tidak terdapat dalam cairan dialisis. Natrium asetat yang lebih tinggi
konsentrasi yang rendah (200 mg/100 ml) ditambahkan ke dalam bak dialisis
untuk mencegah difusi glukosa ke dalam bak dialisis yang dapat mengakibatkan
kehilangan kalori.
Heparin secara terus menerus dimasukkan pada jalur arteri melalui infuse
lambat untuk mencegah pembekuan. Bekuan darah dan gelembung udara dalam
jalur vena akan menghalangi udara atau bekuan darah kembali ke aliran darah.
Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan hemodialisa adalah tiga kali
kehidupan pasien yang gagal ginjal (Wijayakusuma, 2008 dalam Desita, 2010).
tetap dalam gizi yang baik. Gizi kurang merupakan prediktor yang penting untuk
gr/kgBB/hari dengan 50 % terdiri atas asupan protein dengan nilai biologis tinggi.
karena itu makanan tinggi kalium seperti buah-buahan dan umbi-umbian tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi. Jumlah asupan cairan dibatasi sesuai dengan jumlah
air kencing yang ada ditambah insensible water loss. Asupan natrium dibatasi 40-
120 meq.hari guna mengendalikan tekanan darah dan edema. Asupan tinggi
natrium akan menimbulkan rasa haus yang selanjutnya mendorong pasien untuk
minum. Bila asupan cairan berlebihan maka selama periode di antara dialisis akan
terjad kenaikan berat badan yang besar (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
2 x/ minggu :
kadar obat-obatan ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahankan tanpa
menimbulkan akumulasi toksik. Risiko timbuknya efek toksik akibat obat harus
umumnya indikasi dialisa pada GGK adalah bila laju filtrasi glomerulus (LFG
sudah kurang dari 5 ml/menit) sehingga dialisis baru dianggap perlu dimulai bila
f. Fluid overloaded.
b. Emboli udara merupakan komplikasi yang jarang tetapi dapat saja terjadi jika
c. Nyeri dada dapat terjadi karena pCO2 menurun bersamaan dengan terjadinya
d. Pruritus dapat terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir metabolisme
meninggalkan kulit.
f. Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat
hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan
hubungan dengan standart hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Hal
kebebasan, hubungan sosial dan hubungan mereka dengan segi ketenangan dari
lingkungan mereka.
kendati penyakit yang dideritanya dapat tetap merasa nyaman secara fisik,
untuk kebahagian dirinya maupun orang lain. Kualitas hidup tidak terkait dengan
fundamental atas cara pandang pasien terhadap penyakit gagal ginjal terminal
group (Yuliaw, 2010) kualitas hidup terdiri dari 4 bidang. Keempat bidang dari
hubungan sosial.
Kronis
Avis (2005, dalam Desita, 2010) menyatakan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dimana faktor ini dapat dibagi menjadi
dua bagian. Bagian yang pertama adalah sosio demografi yaitu jenis kelamin,
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik. Yuwono (2010) dalam penelitiannya
ginjal adalah umur, jenis kelamin, etiologi gagal ginjal, cara terapi pengganti,
Avis (2005, dalam Desita, 2010), Yuliaw (2010), Yuwono (2010) yaitu :
1. Umur
Penderita GGK usia muda akan mempunyai kualitas hidup yang lebih baik
oleh karena biasanya kondisi fisiknya yang lebih baik dibanding yang berusia
tua. Penderita yang dalam usia produktif merasa terpacu untuk sembuh
Tidak sedikit dari mereka merasa sudah tua, capek hanya menunggu
2008).
2. Jenis Kelamin
dan semakin lama menjalani hemodialisa akan semakin rendah kualitas hidup
penderita.
kualitas hidup yang lebih jelek dibanding dengan penderita gagal ginjal
terminal karena sebab lain. Hanya 20 % penderita non DM yang tidak mempu
4. Status nutrisi
septikemia. Ternyata semakin jelek status nutrisi semakin jelek kualitas hidup
dan oleh prosedur hemodialisa. Anoreksi pada penderita gagal ginjal terminal
yang dilakukan hemodialisa kronis sering terjadi, hal ini disebabkan oleh
di dalam tubuh. Selain itu, toksik uremi juga memacu pemecahan protein dan
kehilangan 10-12 gr asam amino, karena masuk ke dalam cairan dialisat dan
toksin lainnya. Sepertiga asam amino yang terbuang tadi adalah asam amino
kemudian dibuang keluar. Oleh karena itu penderita gagal ginjal terminal
visceral lainnya.
immunoglobulin), respon imun biasanya lebih rendah dari orang normal yang
Saat ini konsep protein catabolic rate (PCR) digunakan sebagai maker
untuk status nutrisi pada penderita dengan dialisis. Hasil penelitian NCDS
5. Kondisi komorbid
diperlukan terapi pengganti, sebab bila tidak diberi terapi penderita akan
namun tidak semua toksin uremi dapat dikeluarkan, sehingga masih dapat
kekuatan otot hilang). Selain itu penderita gagal ginjal terminal yang
diderita oleh penderita gagal ginjal terminal semakin jelek kualitas hidup
penderita.
6. Pendidikan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan pasien itu dapat
rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang
tepat bagaimana mengatasi kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang
7. Pekerjaan
yang bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan untuk
memperoleh penghasilan yaitu upah atau gaji baik berupa uang maupun
mungkin karna tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat atau
atas kehilangan fungsi ginjalnya, marah dengan kejadian yang ada dan merasa
yang lama terhadap lingkungan yang baru dan harus menjalani HD dua kali
2008).
menjalani HD, maka semakin patuh pasien tersebut karena pasien sudah
9. Penatalaksanaan Medis
hemodialisa meliputi terapi diet baik itu makanan ataupun cairan dan juga
resiko kelebihan cairan karena jika jumlah cairan tidak seimbang dapat
kadar obat dalam darah dan jaringan tidak menjadi racun karena
opiat (Mansjoer, 2001 dalam Bogor Kidney Care Forum, 2009). Pada
pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang di hadapi,
tentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan, akan dapat mengurangi
keputusan.
langgeng daripada yang tidak didasari pengetahuan. Pada usia yang lebih tua
belum tentu akan lebih mengetahui bila tidak ditunjang dengan pengetahuan
yang lebih lemah ditandai dengan kekurangan dalam hal pengendalian diri
faktor. Faktor tersebut meliputi simptom yang dialami selama terapi, kualitas
KERANGKA KONSEPTUAL
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Mc Carney & Lason
Kualitas hidup terdiri dari 4 bidang. Menurut WHOQoL (The World Health
Organization Quality of Life) (Yuliaw, 2010) kualitas hidup terdiri dari 4 bidang.
Variabel Definisi operasional Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
hubungan dengan
standart hidup,
harapan, kesenangan,
secara lengkap
mencakup kesehatan
fisik, psikologis,
tingkat kebebasan,
hubungan mereka
dengan segi
lingkungan mereka.
METODOLOGI PENELITIAN
kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah
145 orang.
4.2.2 Sampel
kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua populasi. Namun apabila
populasi penelitian berjumlah lebih dari 100, maka sampel dapat diambil antara
10-15 % atau 20-25 % atau lebih. Jumlah populasi pasien pertahun dengan terapi
hemodialisa di RSUP. Haji Adam Malik Medan 145 orang di ambil 20% sehingga
dengan cara convinience sampling yaitu mengambil pasien yang sesuai dengan
1. Pasien dewasa dengan gagal ginjal kronik yang sedang menjalani terapi
hemodialisis.
3. Berusia 20 - 70 tahun
4.3.1 Lokasi
peneliti memilih RSUP Haji Adam Malik Medan karena merupakan rumah sakit
pendidikan, lokasi rumah sakit yang strategis dan memiliki jumlah penderita gagal
ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa relatif banyak sehingga dapat
untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah
(Nursalam, 2006).
angket berupa kuesioner yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu
dan Pekerjaan. Bagian kedua yaitu kuesioner kualitas hidup. Yang terdiri dari 26
dibuat dalam bentuk checklist dengan Pernyataan SS, S, TS, STS. SS = Sangat
setuju (4), S = Setuju (3), TS = Tidak setuju (2), dan STS = Sangat tidak setuju
(1) dengan pilihan jawaban dengan menggunakan angka dan untuk setiap
pertanyaan yang paling tinggi diberi skor 4 dan rendah diberi skor 1. Total skor
yang diperolah terendah 26 dan tertinggi 104. Semakin tinggi nilai total skor maka
semakin baik kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisa.
4.6.1 Validitas
instrumen dikatakan valid, bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini
peneliti tidak lagi dilakukan uji validitas karena alat ukur yang digunakan sudah
baku.
4.6.2 Reliabilitas
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005). Uji reliabilitas instrumen bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar derajat alat ukur dapat mengukur secara
konsisten objek yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang
diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan (Arikunto,
2010). Instrument terdiri dari 26 pernyataan atau dengan jumlah butir pernyataan
2010). Menurut Polit & Hungler (1995) suatu instrumen yang baru reliabel bila
koefisiennya 0,70 atau lebih diperoleh dengan komputerisasi. Hasil dalam uji
dari lokasi penelitian yaitu RSUP Haji Adam Malik Medan. Kemudian peneliti
dalam penelitian ini. Calon responden yang bersedia akan diminta untuk
lembar observasi dilakukan mulai hari pertama saat pengumpulan data kuesioner.
yang harus dilakukan (Hidayat, 2007) yaitu: Editing yaitu Pengeditan dilakukan
karena kemungkinan data yang masuk (raw data) tidak memenuhi syarat atau
didapatkan akan diberi kode sesuai dengan sub variabel yang diteliti agar lebih
tabel yang sudah dianggap benar. Data yang telah diberikan kode dan disusun
(deskriptif). Data demografi dan data kualitas hidup yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisis serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
persentase. Analisis data bila setelah semua data terkumpul melalui beberapa
tahap dimulai dari editing untuk menambah kelengkapan data, kemudian memberi
dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dan teknik komputerisasi dimana
data akan dianalisis secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi
(1992).
P= Rentang
Banyak
Maka, dapat dikategorikan tingakat kualitas hidup sebagai berikut : 26-41: sangat
kurang, 42-57: kurang, 58-73: cukup, 74-88: baik dan 89-104: sangat baik
Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
selama satu bulan yaitu bulan 16 Nopember 2015 sampai dengan 12 Desember
2015 dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Penyajian analisa data dalam
penelitian ini diuraikan berdasarkan data demografi dan data kualitas hidup pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik
Medan.
usia 41-60 tahun 60%, jenis kelamin responden yang terbanyak adalah laki-laki
83,3%, tingkat pendidikan responden adalah SMA sebesar 40% dan mayoritas
Responden
Jenis Kelamin
Laki-laki 16 53,3
Perempuan 14 46,7
Agama
Islam 10 33,3
Kristen Prostestan 17 56,7
Kristen Katolik 3 10,0
Hindu - -
Budha - -
Status
Belum Menikah 2 6,7
Menikah 25 83,3
Janda / Duda 3 10,0
Pendidikan terakhir
SD 5 16,7
SMP 4 13,3
SMA 12 40,0
Perguruan Tinggi 9 30,0
Pekerjaan
PNS/TNI/Polri 4 13,3
Peg.Swasta 2 6,7
Wiraswasta 3 10,0
Tidak Bekerja 21 70,0
Pada tabel 2 kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
terapi hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan sebesar 93,3% dengan
kategori baik.
Total 30 100
5.2 Pembahasan
hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUP Haji
kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sangat
penting untuk diperhatikan karena dampak dari penyakit ginjal kronik dan
kehidupan meliputi fisik, psikologis, sosial dan lingkungan (Son, y.j., et al, 2009).
yaitu fisik, psikologis, sosial dan lingkungan juga lebih rendah dibandingkan
mandiri.
oleh Geiger et al (2002) membutuhkan dukungan, saran dan diskusi oleh para
dokter dan para perawat sebagai seseorang yang lebih mengerti, hasil penelitian
meningkat dengan orang lain, serta perubah dalam nilai filosofi dan spritual.
dari tenaga medis, keluarga, sosial dan dari kepatuhan pasien sendiri. Praktek
pasien mencapai kualitas hidup yang baik (Headley & Wall, 2000).
Acceptance, dimana pasien sudah dapat menerima kondisinya dan apapun yang
terjadi, sembuh ataupun tidak sembuh. Jika tahapan ini dapat berhasil dilalui
(Bastaman, 2007).
penelitiannya bahwa setiap orang akan merasa aman dan nyaman apabila tinggal
bersama sanak saudara dan lingkungan, ini menjadi faktor mempercepat proses
mengatasi stres secara efektif bekerja sama untuk mencari solusi, berbagai
padanya, hasil penelitian ini juga di dukung oleh Dunhell-Schetter (1982 dalam
emosional dipandang sebagai hal yang paling membantu. Bagitu juga dengan
responden yang mengatakan masih dapat menikmati waktu santai saya dengan
kegiatan yang menyenangkan, hasil penelitian ini juga dikemukakan oleh Gupta
& singhal (2005) bahwa kondisi stres, ketika emosi negatif dominan, emosi positif
dapak menyediakan dukungan usaha koping adaptif, hasil penelitian diatas juga
didukung oleh Abraham & shanley (1997) bahwa dukungan material seperti uang
bentuk penting dari dukungan sosial sertiap hari, hasil penelitian diatas juga
didukung oleh Braid et al (1991) yang menyatakan pekerjaan yang berguna dan
penting.
aktivitas seksualitas pada akhir-akhir ini sebanyak. Hasil penelitian ini didukung
Bukan hanya perempuan, pasien pria juga mengalami gangguan disfungsi seksual
tahun. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Paraskevi (2011 dalam Kizilcik, et
al, 2012; Veerapan, et al,2012) pasien yang berusia lanjut lebih cenderung
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh Paraskevi (2011 dalam Kizilcik, et al,
2012; Sathvik, 2008; Veerapan, et al, 2012; Tel & Tel, 2011) jenis kelamin,
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Paraskevi (2011 dalam Tel & Tel,2011)
pasien yang bercerai atau yang tidak mempunyai pasangan hidup cenderung nilai
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Paraskevi (2011 dalam Kizilcik, et al,
Penelitian ini juga didukung oleh Bele, S., et al & Pakpour, et al (2010) status
rekomendasi mengenai deskriptif dari kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik
6.1 Kesimpulan
pada pasien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa berada
pada kategori baik (93,3%) dengan 28 responden pada kategori baik dan 2
6.2 Saran
Bagi para peneliti selanjutnya yang akan meneliti hal sejenis agar
bekerja dirumah sakit untuk meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal
Bele, S., Bodhare, T., Mudgalkar, N., Saraf, A., Valsangkar, S., (2012). Health
related quality of life and existential concern among patients with end
stage renal disease. Indian Journal of Palliative Car,18 (2), 103-108.
DOI10.4103/0973-1075.100824
Brunner & Suddarth. (2002). Buku ajaran keperawatan medikal bedah, Edisi 8
vol.1 Jakarta: EGC.
Chang, Victor. T & Weissman. David. E. (2004). Fast fact and concept # 52 :
Quality of life. Dibuka pada website. http: // www.my what ever.com
Headley, C.M & Wall, B. (2000). Advanced practice nurses: Role in the
hemodialysis unit. NephrologyNursing Journal, 27. 177-187.
Ibrahim. (2009). Kualitas hidup pasien menurut tingkat usia, tingkat pendidikan
dan lamanya menjalani hemodialisa. Jurnal Keperawatan Indonesia.
Kizilcik, z., Sayiner, F., D., Unsal, A., Ayranci, U., Kosgeroglu, N., et al. (2012).
Prevalence of depression in patients on hemodialysis and its impact on
quality of life. Journal Medical Science, 28 (4), 695-699.
Keliat Budiana. (1998). Gangguan koping, citra tubuh dan seksual pada klien
kanker. Jakarta : EGC
Pakpour, A., H., Saffari, M., Yekaninnejad, M., S., Panahi, D., Harrison, A., P.,
ET AL. (2010). Health related quality of life in a sample of iranian patients
on hemodialysis
Suharyanto dan Madjid (2009), Penyakit gagal ginjal kronik dan hemodialisa.
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Son, Y., J., Choi, K., Y., Park, Y., R., Bae, J.,L., (2009). Depression, Symptoms
and the quality of life patients on hemodialysis for end stage renal disease.
American JournalNephrology, 29, 36-42.DOI:10.1159/000150599.
Tel H & Tel H.(2011). Quality of life and social support in Hemodialysis patients.
Pak J Med Sci. 27(1):64- 67.
Veerappan I., Arvind R. M., & Ilayabharthi V. (2012). Predictors of quality of life
of hemodialysis patients in India. Indian Journal ofNephrology. 22 (01),
18-25.DOI 10.4103/0971-4065.91185
Yuwono. (2010) Kualitas Hidup Menurut Spitzer pada penderita Gagal Ginjal
Terminal yang Menjalani Hemodialisa di Unit Hemodialisis RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Retrieved Maret 2013, http://eprints.undip.ac.id/14424/
Oleh :
Putri Insyirah Siregar
Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik
Medan.
tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan
identitas saudara. Informasi yang saya peroleh hanya akan dipergunakan untuk
maksud lain.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas untuk ikut menjadi
peserta penelitian atau menolak, tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara bersedia
ini.
Tanda Tangan :
Tanggal :
No. Responden
1. Kuesioner Demografi
Berilah tanda √)
( pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini
a. Umur : tahun.
( ) Janda/ Duda
e. Pendidikan : ( ) SD ( ) SMA
( ) Peg. Swasta
Berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia di bawah ini
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TS = Tidak setuju
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Saya dapat melakukan kebersihan diri sendiri
seperti: mandi, menggosok gigi, berpakaian, dan
lain-lain.
2. Saya masih dapat melakukan rutinitas aktivitas
olahraga yang tidak membutuhkan tenaga besar
seperti: jalan santai, gerak badan ringan.
3. Saya menjaga penampilan fisik saya seperti
berpakaian rapi
4. Saya dapat mengatasi komplikasi akibat terapi
hemodialisa
5. Saya membatasi asupan makanan dan cairan
6. Saya merasa sedih dengan kondisi saya saat ini
7. Saya marah jika ada orang lain yang
membicarakan penyakit yang saya derita
8. Saya cemas karena kondisi saya saat ini
9. Saya dilibatkan dalam pengambilan keputusan
dalam keluarga
10. Saya sering mengalami ketakutan atau
kecemasan terhadap kesehatan saya
11. Saya rajin berdoa dan mengikuti kegiatan agama
12. Saya selalu berpikir bahwa penyakit yang saya
derita adalah kehendak-Nya
13. Saya yakin bahwa kepercayaan kepada tuhan
akan memberi kekuatan dalam menghadapi
masalah
14. Saya yakin bahwa kepercayaan saya akan
membuat saya bahagia menjalani hidup
15. Saya menyerahkan seluruh hidup saya kepada
Tuhan
Nama :
Umur :
Alamat :
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa
( )
No Inisial Nama Umur Jenis Kelamin Agama Status Pendidikan Terakhir Pekerjaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 Jumlah Ket
1 Tn.R 44 thn Laki-laki Islam Menikah Perguruan Tinggi Wiraswasta 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 86 sangat baik
2 Ny.S 56 thn Perempuan Islam Janda/Duda SMA Tidak Bekerja 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 4 77 baik
3 Ny.D 31 thn perempuan Islam Menikah SD Tidak Bekerja 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 81 baik
4 Ny.R 48 thn perempuan Kristen Prostestan Menikah Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 81 baik
5 Ny.L 37 thn Perempuan Kristen Prostestan Menikah Perguruan Tinggi PNS/TNI/Polri 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 2 3 82 baik
6 Tn.R 55 thn Laki-laki Islam Menikah SMA Tidak Bekerja 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 81 baik
7 Tn.J 46 thn Laki-laki Kristen Prostestan Menikah Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 75 baik
8 Tn.A 52 thn Laki-laki Kristen Prostestan Menikah SMA PNS/TNI/Polri 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 75 baik
9 Tn.J 59 thn Laki-laki Kristen Prostestan Janda/Duda SD Tidak Bekerja 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 82 baik
10 Ny.L 48 thn Perempuan Kristen Prostestan Menikah SMP Tidak Bekerja 3 3 2 2 2 2 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 74 baik
11 Ny.G 42 thn Perempuan Kristen Prostestan Menikah Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 4 3 4 4 2 3 4 4 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 83 baik
12 Ny.N 36 thn Perempuan Kristen Prostestan Menikah SMA Tidak Bekerja 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 84 baik
13 Ny.S 48 thn Perempuan Kristen Prostestan Menikah SMA Tidak Bekerja 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 82 baik
14 Ny.E 66 thn Perempuan Kristen Prostestan Janda/Duda SMP Tidak Bekerja 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 75 baik
15 Tn.R 61 thn Laki-laki Kristen Katolik Menikah Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 75 baik
16 Tn.B 41 thn Laki-laki Kristen prostestan Menikah Perguruan Tinggi Peg.Swasta 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 73 baik
17 Ny.S 52 thn Perempuan Islam Menikah SMP Tidak Bekerja 3 2 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 76 baik
18 Tn.D 46 thn Laki-laki Kristen Prostestan Menikah SMA Tidak Bekerja 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 81 baik
19 Tn.F 61 thn Laki-laki Islam Menikah SMA PNS/TNI/Polri 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 79 baik
20 Tn.M 60 thn Laki-laki Kristen Katolik Menikah Perguruan Tinggi PNS/TNI/Polri 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 73 baik
21 Ny.S 68 thn Perempuan Kristen Prostestan Menikah SD Tidak Bekerja 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 74 baik
22 Tn.M 48 thn Laki-laki Islam Menikah SMA Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 86 sangat baik
23 Ny.R 67 thn Perempuan Islam Menikah SD Tidak Bekerja 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 76 baik
24 Tn.P 30 thn Laki-laki Kristen Prostestan Tidak Menikah SMA Wiraswasta 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 79 baik
25 Tn.I 24 thn Laki-laki Kristen Katolik Tidak Menikah Perguruan Tinggi Tidak Bekerja 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 81 baik
26 Tn.S 59 thn Laki-laki Islam Menikah SMA Peg.Swasta 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 79 baik
27 Ny.D 44 thn Perempuan Kristen Prostestan Menikah SMA Tidak Bekerja 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 80 baik
28 Ny.S 68 thn Perempuan Kristen Prostestan Menikah SD Tidak Bekerja 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 79 baik
29 Tn.J 58 thn Laki-laki Kristen Prostestan Menikah SMP Tidak Bekerja 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 79 baik
30 Tn.M 48 thn Laki-laki Islam Menikah SMA Tidak Bekerja 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 79 baik
Rata-rata : 78.9 Jumlah 2367 BAIK
Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 16 53.3 53.3 53.3
Perempuan 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Status
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum menikah 2 6.7 6.7 6.7
Janda/Duda 3 10.0 10.0 16.7
Menikah 25 83.3 83.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 10 33.3 33.3 33.3
Kristen
17 56.7 56.7 90.0
prostestan
Kristen katolik 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pendidikan terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 5 16.7 16.7 16.7
SMP 4 13.3 13.3 100.0
SMA 12 40.0 40.0 86.7
Perguruan tinggi 9 30.0 30.0 46.7
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 3.3 3.3 3.3
S 28 93.3 93.3 96.7
SS 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 4 13.3 13.3 13.3
S 26 86.7 86.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 3.3 3.3 3.3
S 26 86.7 86.7 90.0
SS 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 15 50.0 50.0 50.0
S 12 40.0 40.0 90.0
SS 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 9 30.0 30.0 30.0
S 17 56.7 56.7 86.7
SS 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 25 83.3 83.3 83.3
SS 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 4 13.3 13.3 13.3
SS 26 86.7 86.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 7 23.3 23.3 23.3
S 22 73.3 73.3 96.7
SS 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 3.3 3.3 3.3
S 29 96.7 96.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 11 36.7 36.7 36.7
SS 19 63.3 63.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 2 6.7 6.7 6.7
S 24 80.0 80.0 86.7
SS 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 13 43.3 43.3 43.3
SS 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 3.3 3.3 3.3
S 22 73.3 73.3 76.7
SS 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 3.3 3.3 3.3
S 29 96.7 96.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 18
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 30 100.0 100.0 100.0
Kualitas Hidup 20
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 3.3 3.3 3.3
S 25 83.3 83.3 86.7
SS 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 21
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 12 40.0 40.0 40.0
S 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 22
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 9 30.0 30.0 30.0
S 21 70.0 70.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 23
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 19 63.3 63.3 63.3
S 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 25
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 7 23.3 23.3 23.3
S 21 70.0 70.0 93.3
SS 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kualitas Hidup 26
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 3 10.0 10.0 10.0
S 16 53.3 53.3 63.3
SS 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Statistics
kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup
1 2 3 4 5
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0
Mean 3.00 2.87 3.07 3.00 2.60
Median 3.00 3.00 3.00 3.00 2.50
Std. Deviation .263 .346 .365 .371 .675
Minimum 2 2 2 2 2
Maximum 4 3 4 4 4
kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup
6 7 8 9 10
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.83 3.17 3.87 2.77 2.80
Median 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00
Std. Deviation .648 .379 .346 .430 .484
Minimum 2 3 3 2 2
Maximum 4 4 4 3 4
Statistics
kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup
11 12 13 14 15
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.97 3.63 3.07 3.10 3.57
Median 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00
Std. Deviation .183 .490 .450 .662 .504
Minimum 2 3 2 2 3
Maximum 3 4 4 4 4
Statistics
kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup kualitas hidup
16 17 18 19 20
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0
Mean 3.20 2.97 3.00 3.43 3.10
Median 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00
Std. Deviation .484 .183 .000 .679 .403
Minimum 2 2 3 2 2
Maximum 4 3 3 4 4
No Aktivitas Penelitian April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Februari
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
penelitian
2 Menyusun bab 1
3 Menyusun bab 2
4 Menyusun bab 3
5 Menyusun bab 4
6 Menyusun kuesioner
7 Menyerahkan
proposal
8 Ujian sidang
proposal
9 Revisi proposal
10 Pengumpulan data
responden
11 Analisa data
12 Pengajuan sidang
skripsi
13 Ujian sidang skripsi
14 Revisi skripsi
15 Mengumpulkan
skripsi
1. Persiapan Proposal
2. Pengumpulan Data
c. Transportasi : Rp 100.000,-
b. Penjilidan : Rp 100.000,-
Rp 1.700.000,-
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan