SKRIPSI
MOH.DUR SULE
201801114
SKRIPSI
Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Efikasi Diri
dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu adalah benar karya saya dengan arahan
dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya
Nusantara Palu.
ABSTRAK
Penyakit ginjal stadium akhir juga dikenal sebagai gagal ginjal kronik adalah penyakit yang
disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal di mana tubuh kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan
uremia. Penatalaksanaan bagi pasien penyakit ginjal kronik stadium akhir adalah
hemodialisis. Kondisi pasien dengan hemodialisis akan memicu perubahan sosial yang akan
berdampak pada kualitas hidup pasien. Adapun untuk meningkatkan kualitas hidup pada
penderita penyakit ginjal kronik dapat di dorong oleh banyak faktor salah satunya yaitu
efikasi diri. Efikasi Diri merupakan bentuk keyakinan diri dari setiap individu yang
menjalani satu bentuk pengobatan, yang dimana merupakan keyakinan seseorang bahwa
dirinya mampu mengendalikan keadaan dan menghasilkan suatu hal yang positif. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu. Jenis
penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross
sectional, jumlah sampel sebanyak 54 orang, pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan non probability sampling dengan cara purposive sampling. Analisis data
menggunakan Uji Fisher Exact. Hasil Penelitian menunjukkan sebagian besar responden
(74,0%) memiliki efikasi diri tinggi dengan kualitas hidup penyakit ginjal kronik yang baik. .
Hasil analisis bivariat dengan Uji Fisher Exact diperoleh terdapat Hubungan antara Efikasi
Diri dengan Kualitas Hidup pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu yaitu nilai p menunjukkan angka 0,000 < 0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada Hubungan Efikasi Diri dengan dengan Kualitas
Hidup pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di UPT. RSUD
Undata Palu.
ABSTRACT
End-stage kidney disease also known as chronic kidney failure is a disease caused by
impaired kidney function in which the body loses its ability to maintain metabolism,
fluid and electrolyte balance, causing uremia. Treatment for end-stage chronic kidney
disease patients is hemodialysis. The condition of patients on hemodialysis will
trigger social changes that will have an impact on the patient's quality of life. As for
improving the quality of life in patients with chronic kidney disease can be driven by
many factors, one of which is self-efficacy. Self-efficacy is a form of self-confidence
from each individual who undergoes a form of treatment, which is a person's belief
that he is able to control the situation and produce something positive. The purpose
of this study was to determine the relationship between self-efficacy and quality of
life in chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis at UPT. Undata
Hospital Palu. This type of research is quantitative using an analytic design with a
cross sectional approach, the number of samples is 54 people, the sampling in this
study uses non-probability sampling by purposive sampling. Data analysis using
Fisher Exact Test. The results showed that most of the respondents (74.0%) had high
self-efficacy with good quality of life for chronic kidney disease. . The results of
bivariate analysis with Fisher's Exact Test showed that there was a relationship
between Self-Efficacy and Quality of Life in Chronic Kidney Disease Patients
Undergoing Hemodialysis at UPT. Undata Hospital Palu, namely the p value shows
the number 0.000 <0.05. The conclusion of this study is that there is a relationship
between self-efficacy and quality of life in chronic kidney disease patients
undergoing hemodialysis at UPT. Undata Hospital Palu.
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
MOH.DUR SULE
201801114
Mengetahui,
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia Nya
sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dan izinkanlah penulis menghaturkan
sembah sujud sedalam-dalamnya serta terima kasih dan penghargaan yang setingi-
tingginya kepada kedua orang tua tercinta, (Ayahanda Misi Sule dan Almarhumah
Ibunda Dinar) yang telah melahirkan, mengasuh, membesarkan, mendidik dan
memberikan doa restu serta dukungan moril maupun materil kepada penulis. Dan
juga penulis berterimah kasih yang tak terhingga kepada kedua Kakak saudara-
saudari kandung penulis yaitu (Isman dan Kamsia Sule S.IP) serta adik kandung
penulis (Ahmad Safri Sule) atas semua doa, dorongan semangat yang luar biasa,
inspiratif, serta segala bantuan baik moril maupun materilnya selama studi yang
senantiasa ikut menemani setiap langkah mata kuliah yang penulis jalani. Tak lupa
pula penulis berterimah kasih kepada Keluarga dan Kerabat penulis yang telah
membantu selama proses studi yang penulis jalani kurang lebih empat tahun.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April ini
ialah “Hubungan Efikasi Diri Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Penyakit Ginjal
Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di UPT. RSUD Undata Palu”.
Dalam menyelesaikan penyusunsn skripsi ini, penulis telah banyak menerima
bimbingan, bantuan, dorongan, arahan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimah kasih kepada:
1. Ibu Grace Widyawati Situmorang, M.Sc, selaku Ketua Yayasan STIKes
Widya Nusantara Palu.
2. Bapak Dr. Tigor H.Situmorang, M.H., M.Kes, selaku Ketua STIKes Widya
Nusantara Palu.
3. Ibu Ns. Yuhana Damantalm, M.Erg, selaku Ketua Prodi Ners STIKes
Widya Nusantara Palu.
4. Bapak Dr. Tigor H.Situmorang, M.H., M.Kes, selaku Pembimbing I yang
telah memberikan masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Ibu Ns. Ni Nyoman Elfiyunai, S.Kep.,M.Kes, selaku Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
viii
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL/COVER i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
LEMBAR PENGESAHAN vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Tinjauan Teori 7
B. Kerangka Konsep 30
C. Hipotesis 30
BAB III METODE PENELITIAN 31
A. Desain Penelitian 31
B. Tempat Dan Waktu Penelitian 31
C. Populasi Dan Sampel 31
D. Variabel Penelitian 33
x
E. Definisi Operasional 33
F. Instrumen Penelitian 34
G. Teknik Pengumpulan Data 36
H. Analisis Data 36
I. Bagan Alur Penelitian 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 40
A. Hasil 40
B. Pembahasan 48
C. Keterbatasan Penelitian 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 58
A. Simpulan 58
B. Saran 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian
2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal di UPT. RSUD Undata Palu
3. Surat Balasan Pengambilan Data Awal di UPT. RSUD Undata Palu
4. Surat Permohonan Izin Turun Penelitian di UPT. RSUD Undata Palu
5. Permohonan Menjadi Responden (Informed Consent)
6. Kuesioner
7. Permohonan Persetujuan Responden
8. Surat Balasan Selesai Penelitian di UPT. RSUD Undata Palu
9. Master Tabel
10. Hasil Olahan Data Uji Normalitas, Univariat Dan Bivariat SPSS
11. Dokumentasi Penelitian
12. Lembar Bimbingan Proposal/Skripsi
13. Riwayat Hidup Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit ginjal stadium akhir juga dikenal sebagai gagal ginjal kronik
adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal di mana tubuh
kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan
cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia. Penyakit gagal ginjal tersebut
biasanya menyerang setiap individu yang bertambah usia, tetapi tidak menutup
kemungkinan individu usia muda juga terserang penyakit ini akibat dari
perubahan gaya hidup yang tidak sehat. Penatalaksanaan bagi pasien penyakit
ginjal kronik stadium akhir adalah hemodialisis1.
Menurut data World Health Organization (WHO)2, menyebutkan jumlah
penderita penyakit ginjal kronik telah mengalami peningkatan 50% dari tahun
sebelumnya. Lebih dari 2 juta orang diperkirakan membutuhkan hemodialisis dan
terus meningkat setiap tahunnya. Kemudian di tahun (2015) menyatakan bahwa
prevalensi penyakit ginjal kronik mencapai 10% dari total populasi, Diperkirakan
1,5 juta pasien yang menjalani cuci darah (hemodialisis) dan jumlah ini terus
meningkat sebesar 8% setiap tahunnya.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)3, dipastikan bahwa
prevalensi penyakit ginjal kronik di indonesia adalah 499.800 jiwa dalam (2%), di
mana Maluku menempati prevalensi kejadian penyakit ginjal kronis tertinggi
dengan jumlah 4.351 jiwa (0,47%). Menurut hasil survei tahun 2019 oleh
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) Indonesia merupakan negara
dengan kejadian penyakit ginjal kronik yang tinggi diperkirakan mencapai 12,5%
atau sekitar 25% dari total penduduk jutaan orang Indonesia menderita gangguan
fungsi ginjal.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan4, kejadian penyakit ginjal kronik telah
mencapai 0,5% di tahun 2018 dan terus meningkat setiap tahunnya. Dari diagnosis
perhimpunan dokter Indonesia yang menjalani hemodialisis di provinsi Sulawesi
Tengah menempati urutan ke-lima yaitu 0,5% dan juga terus mengalami
peningkatan setiap tahun. Berdasarkan data Rekam Medik yang diperoleh dari
1
2
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu, dan keterangan dari petugas medis di
unit hemodialisis prevalensi penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisis tahun 2019 terdapat 7.512 kunjungan, dan tahun 2020 sebanyak
8.180 kunjungan, terjadi peningkatan pada tahun 2021 sebanyak 8.928 kunjungan,
untuk jumlah kunjungan dihitung dari jumlah setiap pasien dalam melakukan
terapi dalam setahun, setiap seminggu satu pasien gagal ginjal kronik melakukan
terapi hemodialisis sebanyak 2 kali. Dari data di Unit Hemodialisa RSUD Undata
Palu diperoleh jumlah pasien yang rutin menjalani hemodialisis selama tahun
2021 sebanyak 62 orang.
Hemodialisis yang dijalani pasien dapat membantu menggantikan fungsi
ginjal untuk menjaga keseimbangan fungsi dan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup. Pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
menghadapi perubahan gaya hidup seperti pembatasan asupan makanan dan
cairan, masalah fisik bisa timbul mual, muntah, sakit kepala dan hipertensi.
Gangguan psikologis seperti ketakutan, kecemasan, kemarahan, depresi, dan rasa
tidak aman atau kurangnya percaya diri. Dari perspektif sosial dan ekonomi dapat
menyebabkan perubahan peran, perubahan citra tubuh, mengganggu gaya hidup,
kehilangan pekerjaan, serta biaya yang terkait dengan tindakan hemodialisis5.
Hal ini menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien, karena pasien tidak
hanya dihadapkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit ginjal
kronik, tetapi juga menerima pengobatan terapi yang berlangsung seumur hidup.
Kualitas hidup adalah dimensi yang digunakan untuk menggambarkan kondisi
kesehatan yang dapat dievaluasi atas dasar kesehatan fisik, psikologis, hubungan
sosial dan lingkungan. Kualitas hidup juga dapat diartikan sebagai keadaan di
mana seseorang menikmati kepuasan atau kenikmatan dalam kehidupan sehari-
hari6.
Penelitian yang dilakukan oleh Arehentari, Gasela, Hasanah, &
Iskandarsyah7, menunjukkan bahwa pasien dengan gagal ginjal kronik lebih
rentan terhadap masalah psikologis. Kenyataanya bahwa pasien akan menjalani
terapi hemodialisis yang dilakukan sepanjang taraf kehidupannya, yang dapat
menyebabkan pribadi tersebut merasa putus asa, cemas, kegelisahan, bahkan
3
hidup pasien yang sesuai dalam menjalani suatu terapi pengobatan. Sehingga
efikasi diri dapat mengoptimalkan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis.
Menurut penelitian oleh Masoudrayyani11, tentang efikasi diri dan kualitas
hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis menunjukkan bahwa pasien yang
menerima hemodialisis, tetapi tidak memiliki efikasi diri yang cukup baik akan
lebih cenderung memiliki kualitas hidup yang cukup buruk. Penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kualitas hidup pasien
dengan efikasi diri, atau sebaliknya pasien dengan efikasi diri tinggi memiliki
kualitas hidup yang lebih baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Welly dan Hidayatul Rahmi 12,
tentang self efficacy dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik, yang
menjalani hemodialisis menunjukkan bahwa dari 33 responsden, dengan self
efficacy baik memiliki kualitas hidup yang baik yaitu 56,5% lebih tinggi dari pada
responden dengan self efficacy baik dengan kualitas hidup buruk yaitu 45,4%.
Hasil uji chi-square didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) artinya terdapat hubungan
yang bermakna antara self efficacy dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis. Kemudian penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Hakim (2018) dari hasil uji chi-square di peroleh nilai p-value =0,001
dengan artian terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD
Dr.Moewardi, r (nilai koefisien korelasi) dengan hitung = 0,765 yang berarti
memiliki korelasi tinggi yang dapat disimpulkan pasien gagal ginjal kronik yang
memiliki self efficacy tinggi memiliki kualitas hidup yang baik, sebaliknya pasien
dengan self efficacy rendah memiliki kualitas hidup yang buruk.
Hasil wawancara peneliti terkait pengumpulan data awal pada 10 pasien
hemodialisis, 7 pasien mengatakan bahwa aktivitas sehari-hari mereka masih
didukung oleh keluarga mereka, mereka merasa cemas, memiliki harga diri
rendah, merasa hidup tidak berarti, stres, tidak rutin melaksanakan ibadah, tidak
bisa mencari nafkah, mereka tidak dapat berkumpul dengan keluarga seperti
biasanya, serta berinteraksi di lingkungan masyarakat. Sedangkan 3 pasien lainnya
mengatakan tidak lagi merasa cemas dan stres, hal ini dikarenakan sudah
5
menjalani cuci darah setiap 3-4 tahun, dan pasien hemodialisis sudah berusia
lanjut (golongan lansia) mudah menerima keadaan yang dialami karena telah
masuk pada fase penerimaan dari kondisi yang mereka jalani.
Maka dari masalah yang telah diuraikan di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup
pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di UPT. Rumah
Sakit Umum Daerah Undata Palu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas telah diuraikan permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:“Apakah ada hubungan antara
Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup pada pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis di UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah telah diuraikan hubungan antara
efikasi diri dengan kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis di UPT. RSUD Undata palu.
2. Tujuan khusus
a. Telah didentifikasi efikasi diri pasien hemodialisis di UPT. Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Palu
b. Telah diidentifikasi kualitas hidup pada pasien hemodialisis di UPT. Rumah
Sakit Umum Daerah Undata Palu
c. Telah dibuktikan adanya hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup
pada pasien hemodialisis di UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusantara Palu)
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan tambahan referensi di
perpustakaan dan bisa dimanfaatkan oleh rekan-rekan lain jika ingin
6
melakukan penelitian baik dengan variabel yang sama ataupun variabel yang
berbeda.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini sebagai sumber informasi dan pengetahuan masyarakat
terkait penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit
Umum Daerah Undata palu.
3. Bagi instansi tempat peneliti
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan tentang terapi
hemodialisis, untuk meningkatkan efikasi diri yang akan berpengaruh terhadap
kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronik di UPT. Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Palu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Efikasi Diri
a. Definisi Efikasi Diri
Efikasi diri adalah penilaian orang tentang kemampuan mereka untuk
mengatur dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
kinerja tertentu. Self-efficacy adalah pusat dari motivasi manusia,
kebahagiaan, dan kesuksesan pribadi. Efiaksi diri merupakan penilaian
kemampuan seseorang untuk mengembangkan dan melaksanakan perilaku
yang diperlukan untuk mencapai efek yang diharapkan. Efikasi diri ialah
langkah awal untuk tekad stabilitas, ketenangan, dan kesuksesan
kepribadian manusia. Karena diyakini bahwa tindakan ini dapat mencapai
hasil yang diharapkan13.
Albert Bandura adalah orang yang pertama kali mencetuskan konsep
efikasi diri, di dalamnya Albert Bandura mendefinisikan self-efficacy
sebagai keyakinan pada kemampuan seseorang untuk melakukan kewajiban
dan perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil. Baroon dan Byrne
mengartikan efikasi diri sebagai penilaian seseorang terhadap kemampuan
dan keterampilannya dalam memenuhi kewajiban, mencapai hasil serta
mampu mengatasi hambatan14.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri
Bandura dalam Rahardjo, menyatakan ada empat faktor utama yang
dibutuhkan untuk mempelajari dan memahami efikasi diri terdiri dari
pengalaman akan kesuksesan, pengalaman individu lain, persuasi verbal,
dan keadaan fisiologi15.
7
8
100 poin, berkisar antara interval 10 unit dari 0 (“tidak bisa melakukan”);
dengan keyakinan sedang, 50 (“cukup yakin bisa melakukan”); untuk
kepastian yang lengkap jawaban 100 (“sangat pasti bisa melakukan”) format
respons yang lebih sederhana menerapkan struktur skala yang sama dengan
deskriptor, tetapi menggunakan rentan unit tunggal mulai dari 0 sampai 10,
petunjuk dan format respons standar skala efikasi diri seperti gambar
dibawah ini17.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
2) Jenis kelamin
Laki laki lebih rentan terhadap kualitas hidup yang rendah
dibandingkan wanita, ini karena wanita lebih dewasa secara emosional
dalam hal tekanan/kasus. Persentase pria dengan gagal ginjal kronik
akibat hemodialisis lebih tinggi dari pada wanita karena lebih banyak pria
yang memiliki kebiasaan merokok dan resikonya tujuh kali lebih besar
dari pada orang yang tidak merokok. Hal ini karena pada wanita terdapat
hormone yang dapat mencegah penyerapan estrogen yang berfungsi
untuk keseimbangan kadar kalsium sehingga mampu mencegah
penyerapan oksalat yang mengakibatkan batu ginjal sebagai penyebab
dari gagal ginjal kronik18.
3) Income (status ekonomi)
Seseorang dengan pemasukan yang rendah lebih berpotensi
mempunyai mutu hidup yang lebih rendah bila dibanding dengan orang
yang berpendapatan besar18.
4) Kemampuan Berpikir
Kemampuan berpikir seseorang mempengaruhi tahap
perkembangan emosi. Di mana seseorang yang memiliki pengetahuan
yang lebih tinggi akan dapat mengingat dan menganalisis peristiwa yang
pernah dialami sehingga kesimpulan yang dibuat lebih jelas dan akurat18.
c. Dimensi Kualitas Hidup
1) Dimensi kesehatan fisik
a) Kegiatan yang dilakukan individu mencakup kesulitan dan kemudahan
dari setiap aktivitasnya sehari-hari.
b) Ketergantungan pada obat dan bantuan medis seseorang dalam
melakukan kegiatan sehari-hari.
c) Energy dan kelelahan yang merupakan kemampuan individu untuk
melakukan kegiatan sehari-hari.
d) Mobilitas yang merepresentasikan tingkat pergerakan yang dapat
dilakukan oleh seorang individu dengan mudah dan cepat.
e) Rasa sakit dan ketidaknyamanan yang mewakili sejauh mana individu
merasa cemas tentang sesuatu yang membuat mereka merasa sakit.
15
f) Istirahat dan tidur yang menjelaskan kualitas tidur dan istirahat yang
dimiliki individu.
g) Kemampuan kerja yang merepresentasikan kemampuan seorang
individu untuk melakukan tugasnya19.
2) Dimensi kesejatraan psikologis
a) Bodi image dan appearance di mana melihat dan memandang kondisi
dari tubuh serta bentuk penampilannya.
b) Di mana menggambarkan adanya perasaan yang tidak menyenangkan
yang dimiliki oleh individu disebut perasaan negatif.
c) Emosi positif ialah menggambarkan perasaan menyenangkan yang
dimiliki setiap orang.
d) Harga diri, yang melihat bagaimana individu menilai atau
mendefinisikan dirinya sendiri.
e) Berpikir, belajar, dan konsentrasi yang melihat kondisi pengetahuan
individu yang memungkinkan dia untuk fokus belajar dan melakukan
fungsi pengetahuan lainnya19.
3) Dimensi hubungan sosial
a) Hubungan pribadi yang mendefinisikan hubungan individu dengan
orang lain.
b) Dukungan sosial yang mendefinisikan bantuan yang yang diterima
individu dari lingkungan masyarakat.
c) Kegiatan seksual di mana mendefinisikan aktivitas seksual yang
dilakukan individu19.
4) Dimensi hubungan dengan lingkungan
a) Sumber financial di mana mengilustrasikan kondisi keuangan
seseorang.
b) Perawatan sosial dan kesehatan di mana saja tersedia untuk
perlindungan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
c) Daerah lingkungan sekitar rumah di mana mengilustrasikan kondisi
tempat tinggal seseorang.
d) Kemungkinan untuk memperoleh informasi dan keterampilan (skill) di
mana membuat ada atau tidaknya kesempatan seseorang dalam
16
Ginjal dibagi menjadi dua bagian yang berbeda yaitu korteks (bagian
luar) dan medula (bagian dalam). Medula dibagi menjadi irisan segitiga
yang disebut piramida. Ada 12 hingga 18 piramida untuk setiap ginjal.
Piramida-piramida tersebut diselingi oleh bagian korteks yang disebut
kolom bertini. Piramida tampak berpola karena tersusun oleh segmen-
segmen tubulus dan saluran pengumpul nefron. Papila atau aspek dari tiap
piramid membentuk papilari belini. Setiap duktus atau saluran papilaris
masuk ke dalam suatu perluasan ujung pelvis ginjal membentuk cawan yang
disebut kaliaks minor. Kemudian bersatu membentuk cekungan pelvis
ginjal, dan Merupakan reservoir utama sistem pengumpulan urine22.
b. Fisiologi Ginjal
Menurut Brunner & Suddarth23, manfaat utama ginjal ialah menjaga
keseimbangan faktor kimia, elektrolit, hormon, kadar gula darah,membantu
mengontrol keseimbangan asam basa, dan mengeluarkan sampah sisa kimia
dari dalam tubuh, serta menghasilkan hormon dan enzim yang berperan
penting bagi tubuh. Berikut ini adalah fungsi ginjal secara umum :
1) Proses Filtrasi adalah masuknya darah dan zat lain ke dalam glomerulus
dan kapsul Bowman dari Nefron. Proses ini menghasilkan urine primer,
yang mengandung glukosa, kalium, asam amino, garam, natrium, dan
protein.
2) Proses Reabsorpsi di mana sebagian besar natrium, fosfat, klorida,
glukosa, dan ion-ion bikarbonat di reabsorpsi yang tersisa akan diarahkan
ke papilla ginjal.
19
akhirnya harus diambil oleh glomerulus yang sehat, kondisi ini dapat
menyebabkan nekrosis menjadi kaku bahkan sklerosis. Zat-zat beracun
menumpuk dan perubahan potensial akan menyebabkan kematian seluruh
organ vital di ginjal25.
d. Manifestasi Klinis
Penderita dengan gagal ginjal kronis pada dasarnya tanda dan
gejalanya tidak terlihat adanya penurunan fungsi ginjal secara jelas, namun
tanda munculnya dimulai saat fungsi dari nefron mengalami penurunan
secara bertahap. Sehinga menyebabkan terganggunya organ tubuh lainnya
yang di mana jika penatalaksanaan tidak dilakukan secara baik dapat
berakibat terjadinya komplikasi penyakit lainnya, bahkan bisa berujung
kematian. Keluhan umum penderita gagal ginjal kronis yaitu:
1) Dalam urine terdapat darah, sehingga warna urine terlihat gelap ibarat teh
(hematuria).
2) Albuminuria (urine berbusa).
3) Infeksi saluran kemih di mana urine terlihat keruh.
4) Dirasakan nyeri pada saat berkemih, serta susah pada saat buang air kecil.
5) Ditemukannya batu/pasir saat berkemih dalam urine.
6) Terjadinya Penambahan atau pengurangan produksi urine secara
signifikan.
7) Waktu tidur malam hari sering berkemih.
8) Nyeri dirasakan pada bagian pinggang dan perut.
9) Terlihat edema (bengkak) pada area pergelangan kaki, kelopak mata, dan
wajah.
10) Terjadinya peningkatan tekanan darah dari batas normal26.
e. Komplikasi
Komplikasi yang sering dijumpai pada penderita penyakit ginjal
kronik antara lain:
1) Anemia, hal ini terjadi karena produksi hormon eritropoietin (pengatur
sel darah merah di sum-sum tulang belakang) terganggu, dan hormone
eritropoietin, sehingga tubuh memproduksi energi yang diperlukan
penunjang aktivitas dalam sehari-hari. Penyebab penyakit ini adalah
22
2) Osmosis
Proses Osmosis yaitu berpindahnya partikel dari tempat yang
konsentrasinya rendah ke konsentrasi tinggi melalui energi kimiawi
terjadi perbandingan osmolalitas dan dialisat.
3) Ultrafiltrasi
Proses Ultrafiltrasi adalah pergerakan cairan melintasi membran
semipermeabel karena gradient tekanan buatan (biasanya tekanan
positif/dorongan dan negatif/tarikan) juga terjadi akibat perbandingan
dari hidrostatik dalam darah serta dialisat32.
d. Komplikasi Tindakan Hemodialisis Kronis
Adapun komplikasi yang sering dijumpai dari tindakan hemodialisis
itu sendiri, yaitu:
1) Kram otot
Kram otot biasanya ditemui saat proses hemodialisis berlangsung sampai
akhir terapi dialisis. Kram otot sering juga terjadi pada saat volume besar
dalam ultrafiltrasi atau penarikan cairan dari dalam tubuh pasien.
2) Aritmia
Pada pasien hemodialisis hipoksia, hipotensi, pemberhentian obat anti
aritmia sepanjang dialisis, penipisan kalsium, kalium, dan bikarbonat
serum berlangsung cepat merupakan penyebab dari gangguan irama
jantung (aritmia).
3) Sindrom ketidakseimbangan dialisa
Sindrom ketidakseimbangan dialisis diperkirakan penyebabnya oleh zat
osmotik lain dari otak dan kurang cepatnya pembersihan urea dari darah,
menyebabkan terjadinya gradient osmotik antara kompartemen lainnya.
4) Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisis dapat dilakukan secara monitoring pada
klien yang terjangkit keterbatasan fungsi paru.
5) Perdarahan
Uremia mengakibatkan masalah dalam menggunakan keping darah.
Pemanfaatan keping darah (trombosit) dapat dilihat saat mengukur waktu
28
B. Kerangka Konsep
30
Keterangan :
C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu:
Ha : Ada hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada pasien penyakit
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah jenis penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian, penelitian ini juga sifatnya lebih sistematis, terencana, dan terstruktur
dari awal hingga pelaksanaan desain penelitian. Di mana proses pengukurannya
harus akurat, karena hasil pengukuran secara empiris akan menunjukkan adanya
hubungan kuantitatif antara setiap variable dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain analitik artinya dapat mengetahui suatu
fenomena terjadi melalui analisis statistik seperti korelasi antara resiko dengan
sebab akibat, dengan metode cross sectional di mana peneliti melakukan
pengukuran variabel pada saat yang bersamaan antara variabel bebas yaitu Efikasi
Diri dan variabel terkait yaitu Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik39.
31
32
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi, karena dengan menggunakan sampel lebih
menghemat biaya, waktu, dan tenaga38. Sampel dalam penelitian ini diambil
dengan menggunakan rumus slovin. Sebagai berikut:
Rumus:
N
n=
1+(Ne¿¿ 2)¿
62
n=
1+62 ×(0.05¿¿ 2)¿
62
n=
1+(62× 0,0025)
62
n=
1+0,155
62
n=
1,155
n=53,67dibulatkan menjadi 54
Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah sampel sebanyak 54
responden.
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Jumlah Seluruh populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian atau derajat toleransi (0,05)
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan Sampel pada penelitian ini yaitu non probability sampling
artinya pengambilan sampel dengan semua unsur elemen dalam populasi yang
tidak memiliki kriteria sama dijadikan sebagai sampel. Adapun cara yang
digunakan dalam pengambilan sampel yaitu purposive sampling, di mana
metode pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja dengan memilih
sampel itu sendiri karena beberapa pertimbangan tertentu38. Adapun Kriteria
Sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Kriteria Inklusi dalam penelitian yaitu :
1) Pasien penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis di UPT. Rumah
Sakit Umum Daerah Undata Palu.
33
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah segala bentuk yang ditentukan oleh
penelitian untuk diteliti guna menjadi pembeda antara yang satu dengan yang lain
dan memperoleh informasi mengenai hasil tersebut, adapun variabel dalam
penelitian ini yaitu38:
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Di mana merupakan variabel yang berpengaruh dan menjadi
penyebab berubahnya dan munculnya variabel dependen. Adapun variabel
Independen dalam penelitian ini adalah Efikasi Diri38.
2. Variabel Dependen
Dalam bahasa Indonesia variabel dependen dinyatakan sebagai variabel
terkait. Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas disebut variable dependen. Variabel terkait yang digunakan pada
penelitian ini ialah Kualitas Hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis38.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional ialah bentuk variabel yang dipelajari secara individual
dan bisa dioperasikan ditempat penelitian. Definisi operasional dibuat atas dasar
kemudahan implementasi pengumpulan data, pengerjaan data dan analisis data.
Sehingga memungkinkan peneliti melaksanakan observasi atau pengukuran
berdasarkan parameter yang dijadikan dalam penelitian. Definisi operasional
34
ditentukan cara pengukuran yaitu cara di mana variabel dapat diukur dan
ditentukan karakteristiknya40.
1. Tingkat Efikasi Diri Pasien yang menjalani hemodialisis
Defenisi : Efikasi diri adalah keyakinan utuh individu/seseorang dilihat
dari tingkatan (level), keluasan (generality), dan kekuatan
(strength) bahwa dirinya mampu mengatur dan melakukan
perawatan diri untuk mencapai hasil yang diharapkan. Seperti
rutin melakukan terapi hemodialisis dari penyakit ginjal
kronik.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Wawancara dengan Pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : 1.Tingkat Efikasi Diri Tinggi, jika skor = 41- 60
2.Tingkat Efikasi Diri Sedang, jika skor = 21- 40
3.Tingkat Efikasi Diri Rendah, jika skor = 0 - 20
2. Kualitas Hidup Pasien yang menjalani hemodialisis
Defenisi : Kualitas hidup merupakan presepsi individu tentang kesehatan
fisik, ketentraman psikologis, tingkat kemandirian, hubungan
sosial, tingkat ekonomi terpenuhi, hubungan baik terhadap
lingkungan di masyarakat, dan tingkat kedekatan dengan
tuhan yang maha kuasa (spiritual).
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Wawancara dan Pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil ukur : 1. Kualitas Hidup Baik, jika skor nilainya ≥ 50
2. Kualitas Hidup Buruk, jika skor nilainya ≤ 50
F. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar kuesioner. Pertanyaan tertulis yang berguna untuk mendapatkan
informasi dari responden adalah kuesioner. Alat ukur yang digunakan pada
penelitian ini disusun secara sistematis dan berisikan pertanyaan yang dijawab
35
oleh responden. Tujuan dari Alat ukur sebagai alat memperoleh data yang sesuai
dengan tujuan penelitian dan penjabaran dari hipotesis. Adapun kueisoner dalam
penelitian ini adalah41.
1. Kuesioner Data Demografi
Kuesioner merupakan lembar data demografi yang terdiri dari 6
pertanyaan meliputi nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan
dan lama menderita penyakit.
2. Kuesioner Efikasi Diri
Kuesioner Efikasi Diri diadopsi dari penelitian Wakhid (2018) tentang
efikasi diri dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal Kronik yang menjalani
hemodialisis, di mana terdiri dari 20 item pertanyaan dengan indikator tingkat
kesulitan (magnitude) sebanyak 6 pertanyaan, kekuatan (strength) 8
pertanyaan, dan cakupan tingkah laku (generality), sebanyak 6 pertanyaan.
Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala likert. Pembuatan
kuesioner ini dikelompokkan dalam cakupan item (favorable) yang artinya
memuat nilai-nilai positif dan nilai yang diberikan adalah tidak pernah = 0,
kadang-kadang = 1, sering = 2 dan selalu = 3. Kuesioner untuk Efikasi Diri
pada pasien gagal ginjal kronik telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas
oleh peneliti sebelumnya.
3. Kuesioner Kualitas Hidup
Kuesioner kualitas hidup diadopsi dari penelitian Niluh Putu Ayu (2021)
yang terdiri 36 item pertanyaan yaitu Kuesioner KDQOL-36 (Kidney Desease
Quality Of Life) adalah instrumen yang dipakai untuk mengukur keadaan
pribadi pasien dengan gagal ginjal yang menjalani dialisis. Di mana pertanyaan
dalam instrumen didasarkan pada skala likert yaitu skala yang dapat
dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang suatu kejadian dalam penelitian. Kuesioner KDQOL terdiri
atas 2 dimensi yaitu dimensi kesehatan fisik dan kesehatan mental. Dua
dimensi tersebut dapat dibagi lagi menjadi 8 kriteria yaitu (1) fungsi fisik, (2)
keterbatasan peran karena kesehatan fisik, (3) nyeri, (4) presepsi kesehatan
secara umum, (5) vitalitas, (6) fungsi sosial, (7) peran keterbatasan karena
masalah emosional, (8) kesehatan mental. Kuesioner KDQOL-36 telah di
36
H. Analisa data
Setelah data terkumpul, kemudian data akan diolah dengan beberapa tahap
antara lain38.
1. Editing
Merupakan proses yang dilakukan dengan cara mengamati kembali data yang
telah dikumpulkan agar diketahui apakah ada kekeliruan atau tidak.
2. Coding
Dilakukan dengan cara memberikan kode atau nilai pada jawaban yang bersifat
kategori sehingga memudahkan peneliti untuk memasukkan data pada
komputer.
3. Tabulating
37
Dilakukan setelah pemeriksaan dan pemberian kode. Dalam tahap ini data
disusun dalam bentuk tabel agar lebih mempermudah dalam menganalisis data
sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Entry
Memasukkan data kedalam program komputer untuk mempermudah proses
perhitungan dalam analisis.
5. Cleaning
Untuk melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah benar atau
belum, oleh karena itu dilakukan pembersihan data.
6. Describing
setelah data diolah maka data ditampilkan dan diberi keterangan.
Setelah itu, akan dilakukan analisis data untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh peneliti. Tujuan utama dalam penelitian ini ialah menjawab
pertanyaan peneliti dalam mengungkapkan fenomena. Terdapat dua jenis analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara univariat dan bivariat
menggunakan program komputer38.
a. Analisis Univariat
Analisis Univariat yaitu analisis dipakai untuk menganalisis setiap
variabel dari hasil penelitian yang mewujudkan suatu distribusi frekuensi dan
presentasi dari masing-masing variabel41. Variabel bebas yaitu (Efikasi Diri)
dan variabel terkait yaitu (Kualitas Hidup pasien yang menjalani hemodialisis)
Pada umumnya analisis ini diperoleh dalam bentuk presentasi, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
f
Rumus : P= x 100 %=… %
n
Keterangan:
P : Persentase
f : Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu
N : Jumlah atau Keseluruhan responden
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat ialah analisis untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terkait yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Analisis bivariate dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
38
hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup pada pasien penyakit ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu. Adapun uji
yang digunakan dalam pada penelitian ini adalah uji chi square, dimana Nilai
signifikansi 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Ambang signifikan 5% atau
0,05 artinya peneliti mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan
dengan menolak hipotesis yang benar sebanyak 5%. Benar saat mengambil
keputusan minimal 95% (tingkat kepercayaan). Dikatakan ada hubungan, jika
p-value <0,05 sedangkan jika p-value> 0,05 tidak ada hubungan.Adapun rumus
uji chi-square sebagai berikut44:
n
X2 = ∑ 2
(Oi−E )
i−1 i
Ei
Keterangan:
X2 : Distribusi chi-square
Oi : Nilai observasi (pengamatan) ke-i
Ei : Nilai ekspektasi ke-i
Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak
digunakan. Namun perlu diketahui syarat-syarat dari uji ini adalah frekuensi
atau responden yang digunakan besar, berikut ini Persyaratan penggunaan Uji
Chi-Square yaitu:
1) Tidak terdapat sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
Count (F0) sebesar 0 (Nol)
2) Jika bentuk tabel kontigensi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 sel saja yang
mempunyai frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”)
kurang dari 5.
3) Jika bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misalnya 2 x 3, maka jumlah sel dengan
frekuensi harapan yang ≤5 tidak boleh ≥20%.
Apabila tabel kontigensi 2 x 2, tetapi tidak memenuhi syarat dalam uji
Chi-Square maka rumus yang digunakan adalah Fisher’s Exact Test.
Sedangkan apabila tabel kontigensi lebih dari 2 x 2 misal 2 x 3 maka rumus
yang digunakan adalah Pearson Chi-Square44.
39
Identifikasi Masalah
Ujian Proposal
Pengumpulan Data
Dengan Menggunakan Data Primer dan Data Sekunder
Kesimpulan
Gambar 3.1 Bagandan
alurSaran
penelitin
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu, secara resmi berdiri pada tahun
1972 berlokasi di pesisir teluk palu. Berdasarkan SK Gubernur kepala daerah
tingkat I provinsi Sulawesi Tengah Nomor : 59/DTTAP/1072 tanggal 7
Agustus 1972, RSUD “Undata” yang berarti “Obat Kita”. Kata ini sekaligus
bermakna tentang pelayanan kesehatan dalam cangkupan bersifat preventif,
kuratif, dan rehabilitatif pada tatanan kebersamaan. Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Palu, terletak di Jalan RE. Martadinata, Kelurahan Tondo,
Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Memiliki luas bangunan gedung 14.890,33
M2 dan luas tanah 53.125M2 45.
Fasilitas pelayanan yang tersedia di RSUD Undata adalah Rawat Jalan
yang terdiri dari klinik Onkologi dan Ginekologi, Poliklinik Anak, Klinik
Tumbuh Kembang, Klinik Kandungan, Klinik Mata, Klinik Saraf, Klinik THT,
Klinik Jiwa, Klinik Urologi, Poliklinik Bedah Saraf, Klinik Gizi, Klinik Bedah
Mulut, Klinik Gigi, Klinik Bedah, Klinik Bedah Tulang, Poliklinik Penyakit
Dalam, Poliklinik Jantung, dan Klinik Rehabilitasi Medik. Selain itu terdapat
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Gizi, Farmasi, Hemodialisis,
Laboratorium, Pemulasaran Jenazah, Radiologi, Bank Darah, Gas Medik,
Sterilisasi, Laundry, Sanitasi, IPSRS, Bedah Central, dan Rawat Inap45.
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu merupakan salah satu Rumah
Sakit Tipe B yang terletak di wilayah kota palu Sulawesi Tengah, serta
memiliki jabatan tenaga medis berjumlah 66 orang, jabatan keperawatan
40
41
berjumlah 437 orang, jabatan non keperawatan berjumlah 149 orang, dan
jabatan tenaga non medik berjumlah 170 orang. Unit Pelaksanaan Teknis
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah bertanggung
jawab menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pelayanan
kesehatan yang menjadi urusan keluarga daerah sebagaimana diatur di Pasal 4
Ayat 1 dan Pasal 5 dalam Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2003. Tugas
pokok adalah melaksanakan secara efisien dan efektif Menyelenggarakan
pekerjaan kesehatan dengan berhasil, mengutamakan pekerjaan pemulihan
secara serasi dan menyeluruh, serta memperkuat upaya pencegahan dan
rehabilitasi, termasuk penanganan limbah rumah sakit dan pelaksanaan
pekerjaan rujukan. Fungsi rumah sakit adalah pelayanan medis, pelayanan
penunjang medis dan non medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rujukan,
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengelolaan administrasi dan
keuangan, pelaksanaan penelitian dan pengembangan45.
2. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Palu. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan
cara meminta persetujuan kepada pasien agar dijadikan sebagai responden
dengan menandatangani Informed Consent dan juga mengisi kuesioner.
Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Karakteristik Responden
1) Usia
Usia pada penelitian ini di kelompokkan menjadi beberapa kategori
berdasarkan pembagian umur menurut Depertemen Kesehatan Republik
Indonesia (Depkes RI) yaitu ) yaitu 17-25 Tahun (Remaja Akhir), 26-35
Tahun (Dewasa Awal), 36-45 Tahun (Dewasa Akhir), 46-55 Tahun
(Lansia Awal), 56-65 Tahun (Lansia Akhir), dan (Masa Manula) usia 65
ke atas46. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di RSUD
Undata Palu Tahun 2022
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu laki-laki dan perempuan, hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
RSUD Undata Palu Tahun 2022
Diri dengan Kualitas Hidup pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu.
B. Pembahasan
Hasil pengolahan data yang dilakukan dari hasil penelitian tentang
Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup pada pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani Hemodialisis di UPT.RSUD Undata Palu.
1. Karakteristik Responden pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu
Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berusia 46-55 tahun yaitu sebanyak 18 respoden (33,5%), Menurut
salah satu faktor resiko terjadinya gagal ginjal kronik yang dimana semakin
bertambah usia seseorang maka semakin berkurangnya fungsi ginjal. Menurut
(Mardhatillah dkk, 2020) dimana pada usia > 60 tahun mempunyai resiko 2
kali lebih besar mengalami gagal ginjal kronik di bandingkan dengan pasien
usia muda47.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh putri, sembiring dan bebasari
(2020) mengungkapkan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi efikasi diri untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang yang
menjalani terapi hemodialis6. Menurut teori Smelzer (2009) dalam Sucahya
(2018) individu yang berumur 40 tahun keatas memiliki keterkaitan yang erat
dengan prognosis penyakit dan harapan hidup dimana setelah usia 40 tahun
tubuh akan mengalami penurunan fungsi, hal yang menyebabkan terjadinya
perubahan anatomi, fisiologi, biokimia sehingga menyebabkan penurunan kerja
organ tubuh dan menurunnya kualitas hidup 1% tiap tahunnya6.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
memiliki frekuensi tertinggi adalah jenis kelamin perempuan yaitu 28
responden (51,9%), menurut asumsi peneliti jika dilihat dari teori yang ada
telah disebutkan bahwa laki-laki memiliki resiko lebih besar terkena penyakit
gagal ginjal kronik dibandingkan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jenis
kelamin bukan merupakan salah satu faktor resiko utama terjadinya gagal
ginjal kronik, karena hal ini berhubungan dengan faktor- faktor resiko lainnya
49
seperti usia dan pola hidup. Peneliti berpendapat bahwa jenis kelamin
seseorang dapat mempengaruhi efikasi dirinya untuk meningkatkan kualitas
hidupnya , Perempuan memiliki efikasi diri yang lebih baik dari pada laki-laki.
Selain itu perempuan memiliki mekanisme koping yang lebih baik daripada
laki-laki dalam menghadapi sebuah masalah.
Penelitian ini sejalan dengan Teori Green dalam Ayu Riana Sari (2020)
yang menjelaskan bahwa jenis kelamin termasuk faktor predisposisi atau faktor
pemungkin yang memberi kontribusi terhadap perilaku kesehatan seseorang.
Jenis kelamin perempuan cenderung lebih peduli terhadap kondisi lingkungan
dan kesehatannya. Perempuan mempunyai kecenderungan berperilaku baik
dibandingkan dengan laki-laki. Fenomena tersebut menghasilkan perempuan
yang lebih peduli terhadap kondisi lingkungan dan kesehatannya48.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpendidikan terakhir SMA yaitu 26 responden (48,1%), menurut asumsi
peneliti status pendidikan juga berpengaruh terhadap kemampuan seseorang
dalam memahami dan melaksanakan terapi hemodialisis karena semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka keyakinan diri akan kesembehuan semakin
baik pula.
Pendapat ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Insan (2018)
data pendidikan tertinggi yaitu SMA dengan jumlah responden 77 orang
(42,1%), yang mana bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi efikasi diri
karena berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menilai atau
mengevaluasi tindakan yang dilakukan49. Kemudian hasil penelitian lainnya
yang dilakukan oleh yusra (2021) menunjukkan tingkat pendidikan memiliki
hubungan dengan kualitas hidup yang berarti pendidikan memiliki pengaruh
yang besar pada penyakit seseorang dimana semakin tinggi pendidikan
seseorang kesadaran untuk mencari pengobatan dan perawatan akan masalah
kesehatan yang dialaminya juga akan semakin meningkat50.
Asumsi lain dari peneliti bahwa implikasi yang diberikan pada penderita
gagal ginjal kronik yang memiliki pendidikan yang tinggi akan mempunyai
pengetahuan yang luas. Hal ini memungkinkan penderita untuk dapat
mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapinya, mempunyai
50
rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang
tepat untuk mengatasi kejadian, serta mudah mengerti tentang apa yang di
anjurkan oleh petugas kesehatan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki frekuensi tertinggi adalah Wiraswasta dan IRT yaitu 15 responden
(27,8%), menurut asumsi peneliti suatu pekerjaan bagi penderita gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis dapat berpengaruh dalam proses
kehidupannya, dikarenakan dengan bekerja responden tetap memiliki sumber
penghasilan, memiliki dukungaan yang kuat dari orang-orang di lingkungan
tempat kerjanya, dan akan meminimalkan konflik peran yang terjadi akibat
perubahan kondisi fisik pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis.
Penelitian yang sama dilakukan oleh Insan (2018) responden tertinggi
adalah perkerja swasta yakni 81 responden (44,3%), mengatakan hal ini terjadi
karena seseorang dengan pekerja swasta terlebih pekerjannya dengan waktu
kerja yang padat cenderung memiliki pola tidur dan pola minum yang tidak
sehat sehingga pola tidur yang tidak teratur dan kurangnya mengomsumsi air
putih, yang mana dalam jangka panjang akan menyebabkan gangguan fungsi
ginjal49.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yang memiliki frekuensi tertinggi adalah < 12 Bulan menjalani Hemodialisis
yaitu 26 responden (48,1%) sedangkan Responden yang memiliki frekuensi
terendah adalah > 24 Bulan menjalani Hemodialisis yaitu 12 responden
(22,2%). Menurut asumsi peneliti dari frekuensi lama menjalani hemodialisis
peneliti berpendapat pasien yang baru menjalani hemodialisis akan lebih cemas
dan takut untuk menjalani terapi cuci darah berikutnya, berbeda dengan pasien
yang sudah lama menjalani hemodialisis di atas 1 tahun pasien akan mulai
terbiasa serta patuh dalam menjalani terapi cuci darah. Hal ini juga sejalan
dengan penelitian Insan (2018) yakni lama pasien menjalani hemodialisis > 12
bulan sebanyak 120 responden (65,2%), Ini menunjukkan bahwa pasoen sudah
terbiasa serta lebih percaya diri dan berani dalam tindakan hemodialisis49.
51
yang maha kuasa dan responden yang baru menjalani hemodialisis. Efikasi diri
yang tinggi akan membangunkan rasa percaya diri pada seseorang sehingga
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan mampu untuk mengelola
stresor yang akan muncul kedepannya. Seseorang yang memiliki efikasi diri
yang tinggi akan mempunyai semangat yang lebih tinggi dalam menjalankan
tugas dibandingkan dengan orang yang memiliki efikasi diri yang rendah.
Menurut Bandura (1986) dalam Sri Mulianti Abdullah (2019) efikasi diri
didefinisikan sebagai penilaian terhadap kemampuan diri untuk melaksanakan
suatu kinerja pada tingkat tertentu. Bandura menyebut penilaian terhadap
kemampuan pribadi sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya disebut
ekspektasi hasil52.
Pendapat Kapu (2020) menjelaskan bahwa efikasi diri yaitu bentuk
kepercayaan dan kemampuan seseorang dalam meningkatkan prestasi
hidupnya. Efikasi diri dapat dinyatakan sebagai perasaan seseorang tentang
pemikiran, motivasi diri sendiri, serta keinginan untuk memiliki sesuatu.
Seseorang dengan efikasi diri tinggi bekerja lebih keras dan memiliki banyak
kekuatan dalam melakukan sesuatu jika dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki efikasi diri yang rendah, Efikasi diri mempengaruhi usaha yang
diperlukan dan pada akhirnya terlihat pada hasil kerja53.
Adapun asumsi lain peneliti pasien yang memiliki efikasi diri baik yaitu
responden sudah banyak mendapat penjelasan tentang tindakan hemodialisis
oleh perawat dan dokter dalam setiap kali melakukan tindakan cuci
darah.Disamping itu responden juga aktif dalam mencari informasi tentang
gagal ginjal kronik demi perbaikan taraf kesehetannya pengalaman inilah yang
membuat responden semangat sehingga efikasi dirinya menjadi lebih yakin
dalam menjalani hemodialisis. Sedangkan responden yang efikasinya kurang
yakin adalah mereka yang ketika dihadapkan dengan beberapa masalah tentang
tindakan HD mereka tidak bisa menemukan solusi yang tepat untuk
mengatasinya seperti saat dilakukan penusukan pada daerah arteri dan vena
saat dilakukan cuci darah serta gejala yang di rasakan lemas dan pusing.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Robin & Judge (2015) yang
menjelaskan bahwa Seseorang yang mempunyai efikasi diri yang tinggi fokus
53
pada peluang yang layak dikejar dan melihat rintangan sebagai hal yang dapat
diatasi, sementara seseorang yang mempunyai efikasi diri yang rendah ragu-
ragu dalam kesulitan, karena mereka memandang rintangan sebagai sesuatu
yang tidak dapat mereka kontrol dan dengan mudah meyakinkan diri sendiri
bahwa usaha yang mereka lakukan sia-sia54.
Implikasi yang dapat diberikan kepada pasien gagal ginjal yang memiliki
efikasi diri rendah yaitu dengan memberikan pengetahuan bahwa efikasi diri
dapat diperoleh, dipelajari, dan dikembangkan dari empat sumber informasi. Di
mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang
dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif untuk berusaha
menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu pada
konsep pemahaman bahwa pembangkit positif dapat meningkatkan perasaan
atau efikasi diri55. Adapun sumber efikasi diri tersebut adalah pengalaman
tentang kesuksesan ataupun kegagalan yang berulang, keberhasilan individu
lain, dukungan verbal, dan keadaan fisik dan afeksi yang dialami oleh
individu56.
3. Kualitas Hidup pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu
Hasil analisis unuvariat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisis di UPT. RSUD Undata Palu didapatkan bahwa pasien
yang memiliki Kualitas Hidup baik yaitu sebanyak 43 responden (79,6%), dan
Kualitas Hidup kurang baik yaitu 11 responden (20,4%). Peneliti menilai
bahwa seseorang dikatakan kualitas hidup baik apabila jumlah skornya dari
semua pertanyaaan kuesioner diberikan nilai > 50 sedangkan dikatakan
memiliki Kualitas Hidup kurang baik diberikan skor nilai > 50. Hal ini peneliti
dapatkan dari hasil jawaban responden saat mengisi kuesioner yang diberikan
oleh peneliti.
Peneliti berpendapat bahwa pasien yang memiliki Kualitas Hidup baik
yaitu pasien yang memiliki menejemen diri yang efektif baik menejemen fisik,
psikologis, sosial, maupun lingkungan.Peneliti berasumsi bahwa hal ini terjadi
karena pasien yang menjalani terapi hemodialisis masih tinggal bersama
anggota keluarga sehingga meskipun pasien menjalani terapi hemodialisis,
54
lingkungan yang dimana ketika ke empat kategori ini tidak terpenuhi secara
baik bisa berdampak pada taraf kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian Chen et al (2018)
bahwa dukungan sosial dan literasi kesehatan secara signifikan berkolerasi
dengan perilaku menejemen diri, dan dukungan sosial bagi diri pasien yang
menjalani cuci darah. Ketidakmampuan pasien dalam menyesuaikan diri
dengan penyakitnya mengakibatkan hasil yang negatif seperti penurunan
kualitas hidup8.
Menurut Hasan Baharun (2019) bahwa efikasi diri merupakan key factor
dari sumber tindakan seseorang (human agency) dalam kehidupannya, apa
yang dipikirkan, dipercaya, dan dirasakan akan mempengaruhi sikap dan
tindakannya59. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyita (2016) dalam Amila,
dkk (2018) yang menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki efikasi diri yang
rendah akan menganggap bahwa kemampuan yang dimiliki belum tentu dapat
membuat dia mampu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan60.
Berdasarkan perrnyataan-pernyataan tersebut maka diharapkan pasien
penyakit ginjal kronik mampu meningkatkan efikasi dirinya dan dapat
mempertahankan kualitas hidup demi kelangsungan hidup yang lebih berarti.
Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi dipersepsikan akan memotivasi
dirinya sendiri secara kognitif untuk bertindak secara cepat dan tepat. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien hemodialisis yang memiliki efikasi diri yang
positif berpeluang empat kali memiliki kualitas hidup yang baik.
Asumsi peneliti tersebut didukung oleh teori Albert Bandura dalam buku
Hidayat (2016) menyebutkan 3 aspek yang terdapat dalam efikasi diri yaitu
Tingkat (Magnitude) yaitu derajat kesulitan, Kekuasaan (Strength) yaitu
pengharapan individu mengenai kemampuannya, Generalisasi (generality)
keyakinan atas kemampuaannya. Dimana seseorang yang mempunyai efikasi
diri yang tinggi akan lebih memiliki motivasi dalam pengobatan yang kuat,
semakin tinggi efikasi diri seseorang maka motivasi dalam mencapai
kesembuhan pengobatan akan semakin tinggi pula61.
Hal ini dicerminkan dengan besarnya usaha yang dilakukan serta
ketekunannya dalam mengatasi rintangan –rintangan yang ada, pasien akan
57
rutin menjalani program terapi hemodialisis dan tidak mudah menyerah dan
bertahan apabila menemui kesulitan-kesulitan lainnya. Orang-orang yang
memiliki efikasi diri yang tinggi akan berusaha lebih keras di dalam mengatasi
rintangan yang menghapiri demi tercapainya kualitas hidup yang lebih optimal
dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini
dapat memberi manfaat dan dapat menembah wawasan bagi pembaca tentang
pentingnya efikasi diri dan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Efikasi Diri pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di
UPT. RSUD Undata Palu sebagian besar memiliki efikasi diri yang tinggi yaitu
(74,1%).
2. Kualitas Hidup pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
di UPT. RSUD Undata Palu sebagian besar memiliki kategori baik yaitu
(79,6%).
3. Ada hubungan yang signifikan atau bermakna antara Efikasi Diri dengan
Kualitas Hidup pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis
di UPT. RSUD Undata Palu.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidika (STIKes Widya Nusanatara Palu)
Bagi Institusi Pendidikan diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan
bacaan pada perpustakaan STIKes Widya Nusantara Palu untuk menambah
wawasan yang lebih luas tentang pentingnya efikasi diri dalam meningkatkan
kualitas hidup pasien penykit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis,
Kemudian bisa dijadikan sebagai pengembangan asuhan keperawatan sebagai
upaya preventif pada klien yang sehat, dan juga bisa dijadiakan sebagai
pengembangan penelitian dengan menambah variabel lainya seperti Motivasi,
dan mekanisme koping pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
pengetahuan terkait penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
58
59
(Informant Concent)
Responden
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Yth. Bapak – Ibu
Di Tempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu :
Nama : MOH. DUR SULE
NIM : 201801114
Judul Penelitian : Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di
UPT. RSUD Undata Palu
Peneliti
(MOH.DUR SULE)
KUESIONER EFIKASI DIRI PASIEN
“GAGAL GINJAL KRONIK”
A. Identitas Responden
1. Nama Inisial :
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :
5. Jenis Kelamin :
6. Berapa lama HD :
B. Petunjuk Pengisian
1. Jawablah dibawah ini yang menunjukkan sejauh mana keyakinan anda,
bahwa anda mampu melakukan aktivitas dibawah .
2. Isilah Tabel dibawah ini dengan tanda (√) sesuai yang anda alami.
3. Jika ada pertanyaan yang tidak dimengeti, silahkan tanyakan pada peneliti.
4. Jawablah dengan jujur sesuai keadaan yang dialami.
5. Dimohon tidak mengosongkan jawaban, karna jawaban sangat diperlukan
untuk kebutuhan penelitian.
NO TIDAK KADANG- SERING SELALU
PERNYATAAN PERNAH KADANG
Tingkat Kesulitan (Magnitude)
1. Saya merasa mampu untuk
melakukan suatu pekerjaan walaupun
sakit.
2. Saya merasa mampu mengontrol
emosi saya ketika sedang ada
masalah, saat menjalani hemodialisa.
3. Saya merasa ketika saya menghadapi
masalah dalam melakukan
hemodialisa, saya akan mencari jalan
keluar.
4. Mudah bagi saya untuk tetap
berpegang pada tujuan dan mencapai
tujuan saya.
NO TIDAK KADANG- SERING SELALU
PERNYATAAN PERNAH KADANG
5. Ketika saya dihadapkan pada satu
masalah, saya biasanya bisa
menemukan beberapa solusi.
6. Jika saya dalam masalah, biasanya
saya bisa memikirkan sebuah solusi.
Tingkat Kekuatan (Strength)
7. Saya menerima keadaan saya sebagai
suatu cobaan dari tuhan yang maha
kuasa.
8. Saya merasa tidak depresi karena
harus menjalani program hemodialisa
dalam jangka waktu lama.
9. Saya merasa cuci darah mampu
meningkatkan status kesehatan saya.
10. Jika seseorang menghambat tujuan
saya, saya akan, mencari cara dan
jalan untuk menerusakannya.
11. Dalam situasi yang tidak terduga saya
selalu tahu bagaimana saya harus
bertindak.
12. Mudah bagi saya untuk tetap
berpegang pada tujuan dan mencapai
tujuan saya.
13. Saya tahu bagaimana menangani
situasi yang tidak terduga.
14. Apapun yang terjadi selama proses
cuci darah, saya akan siap
menanganinya.
15. Saya akan segera mengunjungi dokter
ketika ada perubahan pada tubuh
saya.
Cakupan Tingkah Laku
(Generality))
16. Saya merasa mampu menghadapi
penyakit yang saya derita.
17. Saya merasa cuci darah mampu
memperpanjang usia hidup saya.
18. Saya selalu bisa mengatasi masalah
sulit saya, jika saya bisa melakukan
usaha yang maksimal.
19. Untuk setiap masalah saya
mempunyai pemecahan jalan keluar.
NO TIDAK KADANG- SERING SELALU
PERNYATAAN PERNAH KADANG
20. Saya dapat menghadapi kesulitan
dengan tenang, karena saya selalu
dapat mengandalkan kemampuan
saya.
Sumber : Wahid (2018)
KDQOL
(Kidney Desease Quality of Life)
Pernyataan ya tidak
13. mengurangi waktu dalam melakukan pekerjaan (tetap)
atau aktivitas lain
14. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna
15. hanya dapat melakukan pekerjaan / aktivitas tertentu
16. sulit melaksanakan pekerjaan atau aktifitas pokok atau
anda membutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan hal
tersebut
selama 1 bulan terakhir, apakah pekerjaan anda atau aktivitas rutin yang lain
terganggu karena masalah emosional seperti berikut ini (depresi/stres/cemas)
Pernyataan ya Tidak
17. Mengurangi waktu dalam melakukan pekerjaan (tetap)
atau aktivitas lain
18. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna
19. Tidak melakukan pekerjaan (rutin) atau aktivitas lain
secermat biasanya
20. selama 1 bulan terakhir, seberapa besar kesehatan fisik atau masalah
emosional menghalangi aktivitas sosial anda yang normal bersama
keluarga, teman, tetangga, atau kelompok ?
1. tidak sama sekali 4. Agak besar
2. sedikit 5. Sangat besar
3. lumayan
21. seberapa besar rasa nyeri pada tubuh yang anda rasakan selama 1 bulan
terakhir ini
1. tidak ada sama sekali 4. Nyeri sedang
2. nyeri sangat ringan 5. Nyeri sekali
3. nyeri ringan 6. Luar biasa nyeri
22. selama 1 bulan terakhir, apakah sering rasa nyeri tersebut menggangu
pekerjaan normal anda (termasuk pekerjaan di dalam dan di luar rumah)
1. tidak sama sekali 4. Cukup sering
2. sedikit 5. Sangat sering
3. sedang – sedang
pertanyaan ini mengenai perasaan anda dan bagaimana pikiran anda selama 1
bulan terakhir, setiap pertanyaan berikut satu jawaban yang mendekati dengan
apa yang anda rasakan dalam 1 bulan terakhir :
Pernyataan setiap sering Kadang Sekali jarang tidak
waktu kadang pernah
23. apakah
penuh
semangat ?
24. apakah anda
selalu ragu-
ragu dalam
menghadapi
sesuatu ?
25. pernahkah
anda merasa
begitu
tenteram ?
26. apakah anda
merasa
begitu
tentram ?
27. apakah anda
merasa
penuh energy
?
28. apakah anda
merasa
kecewa atau
sedih ?
29. apakah anda
merasa lelah
atau loyo ?
30. apakah anda
merasa orang
yang bahagia
31. apakah anda
merasa capek
32. selama 1 bulan terakhir seberapa lama kesehatan fisik atau masalah emosi
yang mengganggu aktifitas sosial anda (seperti mengunjungi kawan,
saudara dan yang lainnya)
1. selalu 4. Sekali – sekali
2. sering sekali 5. Tidak pernah
3. kadang – kadang
menurut anda seberapa besar pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan
anda, kalau sesuai seberapa benar, kalau tidak sesuai seberapa salah ?
Pernyataan sangat benar tidak salah salah
benar tahu sama
sekali
33. saya kelihatan lebih
mudah sakit dibandingkan
orang lain
34. saya merasa sama
sehatnya seperti orang
lain yang saya kenal
35. saya merasa kesehatan
saya akan memburuk
36. kesehatan saya baik luar
biasa
MASTER TABEL
EFIKASI DIRI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
Karakteristik Responden Efikasi Diri
No U JK PT PK LH X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X JL KD ED
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 45 T 1
2 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 49 T 1
3 5 1 5 6 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 52 T 1
4 6 1 3 6 1 0 1 1 1 1 2 2 0 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 26 S 2
5 3 2 3 1 2 0 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 0 3 2 2 3 43 T 1
6 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 45 T 1
7 5 1 5 6 1 0 0 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 1 3 1 0 0 1 1 2 20 R 3
8 4 2 1 2 2 3 1 3 3 2 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 53 T 1
9 5 2 5 5 1 1 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 2 1 3 2 3 3 2 2 1 46 T 1
10 5 2 2 4 1 1 0 0 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 1 26 S 2
11 4 1 6 5 1 1 1 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 50 T 1
12 4 1 4 2 1 0 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 29 S 2
13 5 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 29 S 2
14 4 2 3 4 3 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 53 T 1
15 5 1 3 2 2 1 0 0 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 T 1
16 4 1 5 5 1 0 1 1 1 1 1 3 1 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 30 S 2
17 4 1 5 5 1 1 3 2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 T 1
18 5 2 5 5 1 1 1 0 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 41 T 1
19 4 2 2 4 2 0 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 36 S 2
20 4 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 53 T 1
21 3 2 3 4 2 2 3 1 3 2 2 3 0 0 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 44 T 1
22 3 2 5 3 3 1 1 1 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 45 T 1
23 4 2 5 5 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 48 T 1
24 3 2 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 41 T 1
25 4 2 3 6 2 1 3 2 2 1 1 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 46 T 1
26 4 2 3 4 1 1 3 3 2 3 3 3 0 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 51 T 1
27 3 2 3 4 1 2 1 2 1 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 44 T 1
28 4 1 3 8 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 56 T 1
29 3 1 5 5 3 1 3 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 44 T 1
30 3 1 3 2 2 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 T 1
31 4 1 5 5 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 52 T 1
32 4 2 1 4 3 1 1 3 1 2 2 3 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37 S 2
33 5 1 5 6 3 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 46 T 1
34 5 1 3 2 1 1 1 2 3 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 37 S 2
35 4 2 2 4 1 1 0 1 2 0 0 1 1 1 0 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 20 R 3
36 6 2 3 4 1 0 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 1 33 S 2
37 5 2 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 57 T 1
38 5 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 49 T 1
39 5 2 1 4 1 0 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 R 3
40 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 51 T 1
41 5 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 56 T 1
42 4 2 2 4 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 56 T 1
43 4 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 57 T 1
44 2 2 5 7 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 52 T 1
45 4 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 T 1
46 3 2 1 4 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 3 3 3 1 2 3 3 47 T 1
47 3 1 5 5 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 2 2 2 48 T 1
48 3 2 5 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 54 T 1
49 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 54 T 1
50 3 1 3 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 59 T 1
51 2 2 5 2 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 19 K 3
52 1 1 5 7 1 1 1 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 40 T 1
53 3 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 53 T 1
54 5 1 2 1 1 1 2 3 2 1 1 3 2 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 32 S 2
Keterangan :
No : Nomor Responden JK : Jenis Kelamin PT : Pendidikan Terakhir
U : Usia 1 = Laki-Laki 1 =SD 6 =S2
1 =17-25 Thn 5 =56-65 Thn 2 = Perempuan 2 =SMP
2 =26-35 Thn 6 =66-75 Thn 3 =SMA
3 =36-45 Thn 4 =Diploma
4 =26-55 Thn 5 =S1
1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 4 1 1 6 4 4 5 5 3 3 5 3 3 4 2 3 3 86 B 1
2 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 5 1 3 2 3 85 B 1
3 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 3 3 4 93 B 1
4 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 48 K 2
5 5 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 5 5 5 4 2 3 2 2 4 5 3 5 2 3 2 2 1 86 B 1
6 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 76 B 1
7 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 45 K 2
8 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 6 3 6 6 6 4 3 3 2 5 2 3 2 5 86 B 1
9 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 5 3 4 3 5 4 5 4 4 2 2 3 90 B 1
10 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 49 K 2
11 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 5 1 4 4 5 3 5 5 5 3 4 2 2 4 92 K 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 45 K 2
13 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 5 4 4 3 3 3 89 B 1
14 3 1 1 2 1 2 2 3 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 1 5 90 B 1
15 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 3 4 5 3 3 3 1 1 3 1 4 2 4 1 4 76 B 1
16 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 49 K 2
17 3 1 1 2 1 2 3 1 1 1 3 3 2 1 1 1 2 1 1 3 4 3 6 4 6 6 6 4 4 6 4 3 4 3 4 3 104 B 1
18 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 6 3 1 4 4 3 3 86 B 1
19 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 49 K 2
20 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 3 4 2 3 2 88 B 1
21 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 2 4 4 6 5 6 6 4 4 4 4 5 1 2 2 2 4 92 B 1
22 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 6 4 6 6 6 4 3 6 3 3 2 4 2 4 92 B 1
23 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 4 3 3 3 4 4 4 3 3 5 3 3 4 3 4 2 84 B 1
24 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 6 4 4 4 4 4 1 5 1 3 3 2 1 4 88 B 1
25 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 5 1 5 5 5 4 4 5 4 3 3 3 3 3 84 B 1
26 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 6 1 5 5 5 1 4 6 4 3 1 3 2 4 85 B 1
27 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 5 4 4 5 6 4 4 4 4 3 4 3 2 4 92 B 1
28 3 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 3 4 3 6 1 5 5 6 3 4 5 4 3 4 3 2 4 95 B 1
29 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 3 5 1 6 5 5 1 4 4 4 5 3 4 1 3 86 B 1
30 3 4 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 1 5 3 1 3 1 4 1 4 82 B 1
31 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 4 3 6 3 5 5 5 4 3 5 3 3 4 3 2 4 100 B 1
32 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 94 B 1
33 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 2 2 2 4 5 4 5 2 4 3 4 2 90 B 1
34 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 47 K 2
35 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 46 K 2
36 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 47 K 2
37 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 6 1 5 5 5 1 4 5 4 3 3 3 2 4 83 B 1
38 3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 6 4 4 4 6 3 3 3 3 3 4 3 3 4 88 B 1
39 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 47 K 2
40 4 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4 4 5 5 5 5 3 3 5 4 5 4 3 2 4 92 B 1
41 4 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 89 B 1
42 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 2 4 84 B 1
43 4 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 4 3 4 4 5 5 5 3 3 4 4 3 4 2 3 4 92 B 1
44 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 84 B 1
45 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 90 B 1
46 4 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 3 3 3 87 B 1
47 4 2 1 1 2 1 1 3 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 4 2 6 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 92 B 1
48 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 3 4 3 6 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 2 2 4 93 B 1
49 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 6 1 5 6 6 1 4 5 3 3 2 4 2 4 91 B 1
50 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 4 5 5 4 4 5 5 5 3 3 2 2 2 90 B 1
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 47 K 2
52 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 4 4 4 3 4 5 4 2 1 4 1 4 82 B 1
53 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 87 B 1
54 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 5 4 5 4 3 3 4 5 5 4 5 3 3 4 1 2 91 B 1
Keterangan :
No : Nomor/Responden
JL : Jumlah
KH : Kualitas Hidup
KD ; Kode Kualitas Hidup
1 = Baik ≥ 50
2 = Kurang Baik ≤ 50
Uji Normalitas, Univariat dan Bivariat SPSS
Uji Normalitas
Cases
Unstandardized
Residual
N 54
Positive .069
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .508
Frequencies
Statistics
Pendidikan Lama
Usia Jenis Kelamin Terakhir Pekerjaan Hemodialisis
N Valid 54 54 54 54 54
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Descriptives
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 54
Frequencies
Statistics
N Valid 54 54
Missing 0 0
Frequency Table
Efikasi Diri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
Kualitas Hidup
Total Count 43 11 54
N of Valid Casesb 54
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.85.
Penulis adalah seorang yang tumbuh dan dibesarkan dari keluarga yang
sederhana, dilahirkan di desa Pebotoa pada tanggal 23 Maret 2000 Kecamatan Bumi
Raya Kabupaten Morowali. Dari pasangan suami istri yaitu ayah Misi Sule dan
almarhuma ibu Dinar, Penulis adalah putra 2 dari 4 orang bersaudara. Pendidikan
yang penulis tempuh selama menimbah ilmu mulai lulus SDN Pebotoa tahun 2012,
lulus SMPN 1 Bumi Raya 2015, lulus SMAN 1 Bumi Raya 2018 dan pada Tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk STIKes Widya Nusantara Palu melalui jalur
PMDK Rapor di STIKes Widya Nusantara Palu dan diterima di Program Studi Ilmu
Keperawatan.
Selama menempuh jenjang perkuliahan, penulis adalah mahasiswa aktif yang
tergabung di beberapa organisasai mahasiswa yang ada di kampus STIKes Widya
Nusantara Palu salah satunya pernah menjabat sebagai Sekertaris Umum II di Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) Periode 2019/2020 dan periode 20220/2021 sampai
periode 2021/2022 masih bergabung di organisasai ini dan menjabat sebagai anggota
di Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia BEM KM STIKes Widya
Nusantara Palu. Selain itu penulis juga tergabung di Paduan Suara Mahasiswa PMK
EL-Gibort STIKes Widya Nusantara dalam mengikuti beberapa lomba yang di buat
oleh lembaga tersebut. Dan untuk organisasai eksternal kampus penulis tergabung di
Hipunan Pelajar Mahasiswa Bumi Raya (FPPMBR) menjabat sebagai Sekertaris
Umum.