Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN DISCHARGE PLANNING DENGAN

TINGKAT KESIAPAN KLIEN DALAM


MENGHADAPI PEMULANGAN
DI RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

AZIMATUNNISA’
070201121

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
HUBUNGAN DISCHARGE PLANNING DENGAN
TINGKAT KESIAPAN KLIEN DALAM
MENGHADAPI PEMULANGAN
DI RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA1

Azimatunnisa‟2, Kirnantoro3

INTISARI

Latar Belakang : Kesiapan menghadapi pemulangan merupakan faktor penentu dari keberhasilan
perawatan ketika berada dirumah paska hospitalisasi. Sebelum pemulangan, pasien dan keluarga harus
mengetahui bagaimana cara memanajemen pemberian perawatan dirumah dan apa yang diharapkan di
dalam memperhatikan masalah fisik yang berkelanjutan. Kegagalan untuk mempersiapkan
pemulangan atau ketidakberhasilan pasien dan keluarganya untuk memahami pembatasan atau
implikasi masalah kesehatan dapat menyebabkan kondisi pasien menjadi lebih buruk dan
meningkatkan resiko komplikasi dan rehospitalisasi ulang.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan discharge planning dengan tingkat
kesiapan klien dalam menghadapi pemulangan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan metode pendekatan
Cross sectional populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang di rawat di bangsal Arafah
dan Marwah PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil 15%
dari populasi yaitu sebanyak 43 orang. Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni sampai Juli 2011,
dengan menggunakan kuesioner yang berisi tentang discharge planning dan tingkat kesiapan klien
dalam menghadapi pemulangan. Teknik analisa data menggunakan uji korelasi Kendall.
Hasil : Hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi Kendall sebesar 0,334 dan nilai signifikan (p)
sebesar 0,007. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara discharge
planning dengan tingkat kesiapan klien dalam menghadapi pemulangan.
Kesimpulan : Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa discharge
planning berhubungan dengan tingkat kesiapan klien dalam menghadapi pemulangan di PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Saran : Dari hasil penelitian ini disarankan kepada perawat untuk lebih meningkatkan kualitas
pemberian discharge planning yang diberikan dengan meningkatkan keterampilan perawat dalam
berkomunikasi dan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya serta
memperhatikan faktor – faktor lain yang berpengaruh terhadap kesiapan klien dalam menghadapi
pemulangan.

Kata Kunci : Tingkat kesiapan, Discharge planning


Referensi : 23 Buku (1998-2011), 3 Artikel, 2 Jurnal
Jumlah Halaman : xiv, 75 lembar, 8 gambar, 10 tabel, 12 lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Pendidikan Ners-PSIK STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Program Pendidikan Ners-PSIK STIKES „Aisyiyah Yogyakarta

2
THE CORRELATION OF DISCHARGE PLANNING
WITH READINESS REPATRIATION’S LEVEL
IN PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

Azimatunnisa‟, Kirnantoro

ABSTRACT

Background : Repatriation of preparedness is an important determinant of success treatment when


the patient was at home after hospitalization. Before discharge, patients and families should know
how to manage the provision of home care and what to expect a sustained attention to physical
problems. Failure to prepare the return and doesn‟t understand the implications of restrictions or
health problems can cause the patient's condition became worse and increase the risk of complications
and hospitalization.
The Aims : This study aims to determine the relationship within discharge planning and the client's
readiness repatriation in RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Reasearch methods : This study is a correlational research with Cross-sectional methods. population
approach in this study were all patients hospitalized in Arafah and Marwah PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. The samples in this study were drawn 15% of the population as many as 43 people. The
research was conducted from June to July 2011, using a questionnaire which containing about
discharge planning and client's level of preparedness repatriation using Kendall correlation test
techniques.
The result : The results by Kendall correlation coefficient is 0.334 and a significant value (p) is
0.007. The results of this study showed a significant relationship between the discharge planning with
the client's readiness repatriation.
Conclusion: From the research that has been done. we can conclude that the discharge planning
associated with the client's readiness of repatriation in PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Suggestion: From the results of this study, suggested to the nurses to further improve the quality of
discharge planning and their skills in communicating and providing health education to patients and
their families as well as the consideration factors and other factors which affecting the client's
readiness repatriation.
Keywords : Level of readiness, Discharge planning

PENDAHULUAN
Kesiapan menghadapi pemulangan Kegagalan untuk mempersiapkan
merupakan faktor penentu dari pemulangan atau ketidakberhasilan pasien
keberhasilan perawatan ketika berada dan keluarganya untuk memahami
dirumah paska hospitalisasi. Sebelum pembatasan atau implikasi masalah
pemulangan, pasien dan keluarga harus kesehatan dapat menyebabkan kondisi
mengetahui bagaimana cara memanajemen pasien menjadi lebih buruk dan
pemberian perawatan dirumah dan apa meningkatkan resiko komplikasi serta
yang diharapkan didalam memperhatikan hospitalisasi ulang.
masalah fisik yang berkelanjutan.

3
1
Thesis Title
2
Student of School of Nursing, „Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3
Lecturer of School of Nursing, „Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
Pendidikan kesehatan kepada akan pulang seperti intervensi medis dan
pasien merupakan komponen discharge non medis yang sudah diberikan, jadwal
planning yang penting, pasien memiliki kontrol, serta gizi yang harus dipenuhi
peran yang penting dalam manajemen setelah dirumah.
terhadap dirinya sendiri. Discharge Berdasarkan Studi Pendahuluan
planning adalah proses antisipasi dan yang dilakukan oleh penulis di RS PKU
perencanaan yang dibutuhkan pasien dan Muhammadiyah Yogyakarta, pelaksanaan
keluarga setelah kembali ke rumah, yang discharge planning sebagian besar belum
merupakan bagian penting dalam dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perawatan kesehatan secara komprehensif standar dan prosedur pelaksanaan. RS
dan harus dilakukan pada setiap PKU Muhammadiyah sendiri juga belum
perancanaan perawatan pasien. Beberapa memiliki Standar Operasional Prosedur
penelitian sebelumnya mencatat bahwa 50- dari discharge planning, namun
80% pasien Diabetus Melitus memiliki pentingnya pemberian discharge disadari
pengetahuan dan keterampilan yang betul oleh pihak rumah sakit dan perawat,
kurang dalam mengelola penyakitnya. jadi untuk sementara discharge yang
Didapati 80% diantaranya menyuntik diberikan adalah discharge dari dokter.
insulin dengan cara yang tidak tepat, 58% Perawat menyebutkan bahwa akan ada
memakai dosis yang salah dan 75% tidak pembahasan mengenai standar operasional
mengetahui diit yang dianjurkan. Penderita prosedur discharge planning dalam waktu
diabetes yang diberikan pendidikan dan dekat ini.
pedoman dalam perawatan diri akan
meningkatkan pola hidupnya yang dapat BAHAN DAN CARA PENELITIAN
mengontrol gula darah dengan baik. Penelitian ini menggunakan desain
Kemudian pada kasus pasca bedah penelitian korelasional dengan
abdomen didapat 2% pasien mengalami menggunakan metode pendekatan cross
pecahnya jahitan pembedahan, 10% sectional yaitu rancangan penelitian yang
mengalami komplikasi sekunder dan 50% pengukuran atau pengamatannya
abses. dilakukan secara simultan pada suatu saat
Kesuksesan tindakan discharge atau sekali waktu (Hidayat, 2007).
planning menjamin pasien dan keluarga Rancangan penelitian ini bertujuan untuk
mampu melakukan tindakan perawatan menemukan ada tidaknya hubungan antara
lanjutan yang aman dan realistis setelah discharge planning dengan tingkat
meninggalkan rumah sakit. kesiapan klien dalam menghadapi
Di Indonesia sendiri pelayanan pemulangan di RS PKU Muhammadiyah
keperawatan telah merancang berbagai Yogyakarta.
bentuk format discharge planning pasien, Pupulasi yang digunakan pada
alurnya telah disusun dengan sangat rapi penelitian ini adalah seluruh pasien yang
sehingga mempermudah perawat untuk dirawat dibangsal Arafah dan Marfah RS
menjalankannya sebaik mungkin, namun PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dari
sangat disayangkan kebanyakan hanya data rekam medis, diketahui jumlah pasien
dipakai dalam bentuk pendokumentasian yang menjalani rawat inap di bangsal
resume pasien pulang, berupa informasi Arafah dan Marwah pada tahun 2010
yang harus disampaikan pada pasien yang adalah 3369 pasien, sehingga dalam satu

4
bulan ada 281 pasien yang dirawat dikedua HASIL DAN PEMBAHASAN
bangsal tersebut. Menurut Arikunto (2006) Hasil penelitian tentang hubungan
sampel adalah sebagian atau wakil discharge planning dengan tingkat
menurut dari populasi yang diteliti. kesiapan klien dalam menghadapi
Apabila subyeknya lebih dari 100 dapat pemulangan di RS PKU Muhammadiyah
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau Yogyakarta disajikan dalam bentuk tabel
lebih. Penelitian ini mengambil 15 % dari yang meliputi karakteristik responden,
total populasi sehingga jumlah sampel deskripsi kategori data discharge planning,
yang digunakan adalah sebanyak 43 orang. deskripsi kategori data kesiapan, dan tabel
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah silang hubungan discharge planning
pasien yang telah menjalani parawatan di dengan tingkat kesiapan klien dalam
ruang rawat inap lebih dari dua hari dan menghadapi pemulangan di RS PKU
telah mendapat discharge secara maksimal Muhammadiyah Yogyakarta.
atau tidak serta akan dipulangkan pada hari
itu juga. a. Karakteristik Responden
Instrumen yang digunakan dalam Tabel 1. Distribusi Frekuensi
penelitian ini adalah angket atau kuesioner Karakteristik responden di
Bangsal Arafah dan Marwah
berstruktur bentuk tertutup. Instrumen
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
tersebut dirancang sendiri dan dibuat 24 Juni – 15 Juli 2011
sendiri oleh penelti yang didasarkan pada Karakteristik Pasien
teori discharge planning dan dimodifikasi Responden f (%)
isinya dengan pertanyaan tentang Jenis Kelamin
Laki – laki 21 49%
informasi yang harus diketahui oleh pasien
Perempuan 22 51%
dan keluarganya sebelum pemulangan. Umur (Tahun)
Dalam setiap nomor pertanyaan diberikan 20 – 30 15 35%
jawaban “ya” atau “tidak”. Uji validitas 31 – 40 9 21%
41 – 50 7 16%
instrument menggunakan rumus product 51 – 60 10 23%
moment, syarat minimum dianggap valid 61 – 70 2 5%
jika menghasilkan hitung yang positif dan Pekerjaan
ada korelasi yang signifikan antara masing Pensiunan 2 5%
– masing skor total dimana r hitung ≥ r Petani 2 5%
Buruh 3 7%
tabel. Instrument uji reliabilitas Guru 3 7%
menggunakan rumus Alpha Cronbach ≥ r Karyawan 3 7%
tabel. Mahasiswa 5 12%
Pengolahan data pada penelitian ini Wiraswasta 11 28%
menggunakan uji korelasi Kendall karena Ibu Rumah Tangga 14 32%
Suku Bangsa
skala variabel yang digunakan adalah
Padang 1 1%
ordinal by ordinal hubungan dikatakan Batak 1 1%
signifikan apabila nilai signifikan kurang Jawa 41 41%
dari 0,05 (sig<0,05). Untuk uji signifikansi Pendidikan Terakhir
dilakukan dengan rumus Z. Bila Z hitung SD 8 19%
lebih kecil dari Z tabel maka hubungan SMP 9 21%
SMA 22 52%
tidak signifikan (Ho diterima dan Ha S1 3 9%
ditolak).

5
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Tabel 2. Kategori data Discharge
pasien paling banyak adalah Ibu Rumah Planning di Bangsal Arafah dan Marwah
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Tangga yaitu 32%. Faktor aktivitas
24 Juni – 15 Juli 2011
menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi minat dan kemampuan
seseorang untuk merawat dirinya ketika Hasil Penelitian
Kategori
f (%)
sakit. Semakin berat aktivitas seseorang Baik 32 74,41%
maka minat dan kemampuan diri untuk Cukup Baik 7 16,28%
melakukan perawatan paska sakit menjadi Kurang Baik 3 9,97%
semakin minim. Sedangkan Ibu Rumah Tidak Baik 1 2,33%
Tangga cenderung tidak terlalu sibuk Total 43 100%
dengan aktivitasnya sehingga
memungkinkan untuk melakukan Discharge Planning adalah
perawatan dengan baik ketika dirumah. ukuran kemampuan klien
Status pendidikan seseorang juga menangkap arti atau makna tentang
mempengaruhi minat seseorang dalam keterangan ataupun penjelasan
menjalankan dan mematuhi informasi yang terkait pendidikan kesehatan yang
diberikan. Pasien diketahui rata – rata diberikan ketika di rumah sakit
berpendidikan SMA yaitu sebanyak sebagai persiapan perawatan saat
(51%). Pada penelitian sebelumnya kembali kerumah. Sumber
disebutkan bahwa terdapat hubungan yang informasi ini bisa bermacam –
signifikan antara tingkat pendidikan macam ada yang diberikan oleh
dengan pengetahuan dan pemahaman perawat atau dokter yang ada
seseorang. Status pendidikan disana, ada juga yang diperoleh
mempengaruhi kesempatan untuk dari orang lain. Komponen yang
memperoleh informasi secara lebih baik. digunakan untuk mengukur tingkat
Hal itu dikarenakan pemahaman terhadap discharge planning ini meliputi :
prosedur discharge planning pada waktu kontrol, lanjutan perawatan
kenyataannya akan mendukung pasien dirumah, aturan diit dan nutrisi,
untuk mampu dan memiliki keinginan serta pembatasan aktifitas.
yang baik dalam melakukan upaya Dari hasil penelitian juga
perawatan ketika dirumah. didapatkan bahwasannya sebanyak
8 pasien (8,1%) menyatakan tidak
b. Pelaksanaan Discharge Planning mengetahui pentingnya jadwal
kontrol yang diberikan oleh dokter.
Tabel 2 menunjukkan bahwa Hal ini akan menjadi sesuatu yang
sebagian besar pasien yaitu 32 orang sangat serius bagi pasien dengan
(74,41%) memiliki pemahaman yang baik kebutuhan perawatan ekstra setelah
mengenai discharge planning yang hospitalisasi, seperti contohnya
diberikan. Sedangkan 1 responden pasien yang mendirita penyakit
diantaranya memiliki pemahaman yang terminal atau pasien dengan
rendah mengenai discharge planning yang kecacatan permanen. Pasien dan
diterima. keluarganya harus mengetahui

6
informasi seputar semua rencana Tabel 3. Kategori data Kesiapan
pemulangan dan perawatan menghadapi pemulangan di
Bangsal Arafah dan Marwah
lanjutan yang harus dijalankan.
PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Ketidaktahuan seseorang 24 Juni – 15 Juli 2011
terhadap pentingnya sumber
informasi akan membuat seseorang Hasil
Kategori Penelitian
untuk cenderung mengabaikan atau
f (%)
menghindari materi isi dari Kesiapan I 2 4,65%
informasi tersebut. Ketidaktaatan Kesiapan II 4 9,32%
terhadap program terapi contohnya Kesiapan III 5 11,62%
Kesiapan IV 32 74,41%
pada pasien stroke berkontribusi
Jumlah 43 100%
terhadap peningkatan kejadian
stroke baru, stroke ulang dan Tabel 3 menunjukkan bahwa
tingginya angka kematian. sebagian besar pasien yaitu
Hal ini bisa menjadi informasi sebanyak 32 orang (74,41%)
yang positif bagi perawat dan pihak berada pada tingkat kesiapan IV.
rumah sakit untuk memberikan Hal ini berarti bahwa responden
tindakan khusus dengan memiliki motivasi yang tinggi
mengajarkan dan mengkaji secara untuk melakukan hal – hal yang
individu dalam mempertahankan dapat membantu mereka semakin
atau memulihkan kembali kondisi cepat sembuh, baik dalam hal
pasien secara optimal dan tindakan pengobatan di rumah,
mengevaluasi kesinambungan tanda – tanda bahaya, upaya
asuhan keperawatan yang harus perawatan ketika dirumah, aktivitas
diberikan kepada pasein. di rumah, diet maupun dalam hal
perawatan lanjutan.
c. Tingkat kesiapan klien Karakteristik responden jika
menghadapi pemulangan dilihat dari umur, paling banyak
adalah dewasa madya. Pada saat
Kesiapan klien menghadapi seorang dewasa madya sudah mulai
pemulangan adalah kemampuan merasakan penurunan fungsi fisik
yang mencakup pengetahuan, akan lebih memperhatikan masalah
pengalaman dan keterampilan serta kesehatannya.
keinginan yang mencakup Seorang dewasa madya juga
keyakinan, komitmen dan motivasi mampu memprediksi kebutuhan
dari pasien dan keluarga untuk mereka akan informasi yang mudah
melakukan aktifitas atau kegiatan dimengerti sebanyak mungkin
yang dianjurkan serta diajarkan sebelum mereka menghadapi
oleh perawat. Berikut adalah hasil pemulangan.
penelitian mengenai tingkat Tingkat kesiapan pasien
kesiapan klien dalam menghadapi dalam penelitian ini termasuk
pemulangan di PKU kategori suportif-edukatif, yaitu
Muhammadiyah Yogyakarta. pasien mampu melakukan atau

7
belajar tentang perawatan diri, dan ke fasilitas kesehatan setelah
intervensi keperawatan yang perlu dipulangkan, sedangkan pasien
dilakukan oleh perawat lebih yang tidak tahu menahu mengenai
kepada memotivasi responden informasi perawatan ketika
untuk melakukan pengetahuan dirumah akan mengalami
yang sudah diterima. kekhawatiran yang memaksa
Kemampuan yang sudah mereka untuk melakukan
dimiliki responden dalam kunjungan tidak rutin kepada salah
penelitian ini antara lain motivasi satu fasilitas kesehatan setelah
yang tinggi untuk melakukan dipulangkan.
perawatan diri setelah dirumah. Berikut adalah tabel
Dan dalam keadaan ini perawat korelasi discharge planning dengan
sebaiknya selalu meningkatkan dan tingkat kesiapan klien dalam
mendorong keterlibatan pasien menghadapi pemulangan di PKU
untuk mencapau perawatan yang Muhammadiyah Yogyakarta.
lebih efektif.
Tabel 4. Koefisien Korelasi Kendall
d. Hubungan Discharge Planning Hubungan Koefisien
Sig (p)
Variabel Korelasi
dengan tingkat kesiapan klien
Y.X 0,334 0,007
menghadapi pemulangan
Dari tabel 4 dapat diketahui
Berdasarkan hasil penelitian hasil perhitungan koefisien korelasi
dapat diketahui hubungan antara kendall antara Discharge Planning
discharge planning dengan tingkat dengan kesiapan klien menghadapi
kesiapan klien dalam menghadapi pemulangan sebesar 0,334 dan nilai
pemulangan di RS PKU signifikan (p) yang diperoleh
Muhammadiyah Yogyakarta. Dari adalah 0,007. Hal ini berarti
data penelitian diketahui responden besarnya hubungan antara
paling banyak didapati discharge discharge planning dengan tingkat
planningnya berada pada kategori kesiapan klien menghadapi
baik yaitu sebanyak 32 responden pemulangan. Hasil hitung korelasi
(74,41%). Sedangkan tingkat kendall 0,007 yang lebih kecil dari
kesiapan klien menghadapi 0,05 (p<0,05) maka dapat
pemulangan paling banyak berada disimpulkan bahwa ada hubungan
pada tingkat kesiapan IV. yang signifikan antara discharge
Mayoritas pasien yang planning dengan tingkat kesiapan
mendapatkan informasi mengenai klien dalam menghadapi
informasi seputar penyakit, pemulangan di PKU
manajemen aktivitas, pengobatan, Muhammadiyah Yogyakarta.
nutrisi dan komplikasi pada Artinya semakin baik
umumnya merasakan bahwa tidak kualitas discharge planning
mengalami perasaan khawatir yang diberikan atau semakin baik
membuat mereka akan penerimaan dan pemahaman klien
mengadakan kunjungan tidak rutin

8
terhadap discharge planning yang teliti dan mengetahui kesiapan
diberikan maka akan senakin baik klien dalam menghadapi
pula tingkat kesiapan klien dalam pemulangan.
menghadapi pemulangan Berdasarkan hasil kesimpulan
yang sudah diperoleh, peneliti
KETERBATASAN PENELITIAN mengajukan saran sebagai berikut :
Pada penelitian ini, peneliti a. Bagi Pimpinan PKU
tidak mengikutsertakan variabel sikap Muhammadiyah Yogyakarta
dan keterampilan mendetail untuk Hendaknya menyegerakan
mengukur keahlian klien terhadap
untuk pembuatan SOP
discharge planning yang diberikan,
discharge planning dan
penelitian ini juga bersifat terbatas
sehingga tidak bisa digeneralisasi di
mengaplikasikannya ke setiap
semua rumah sakit karena akan bangsal yang ada sesuai dengan
berbeda pemberi dan penerima ketentuan yang berlaku atau
discharge planningnya, dan yang sesuai dengan format discharge
terakhir adalah kurang planning yang telah
representatifnya jawaban discharge disempurnakan.
planning yang diberikan karena b. Bagi Perawat dan tenaga
penelitian dilakukan pada saat pasien kesehatan lain di PKU
akan dipulangkan sehingga ada faktor Muhammadiyah Yogyakarta.
ketergesaan dalam pengisian
Perawat hendaknya melakukan
kuesioner yang diberikan.
discharge planning kepada
semua pasien dengan tujuan
KESIMPULAN DAN SARAN
untuk mempersiapakan pasien
menghadapi pemulangan
Pelaksanaan dan pemahaman
dimana pasien mampu
pasien mengenai discharge
melakuakan perawatan
planning di RS PKU
berkelanjutan dirumah. Selain
Muhammadiyah Yogyakarta
itu perawat hendaknya
berada pada kategori baik.
memotivasi pasien dan
Sedangkan tingkat kesiapan klien
keluarganya untuk
dalam menghadapi pemulangan di
mengimplementasikan
RS PKU Muhammadiyah
pengetahuan yang sudah
Yogyakarta berada kategori IV.
diterima.
Penelitian ini masih bersifat
c. Bagi peneliti lain
kuantitatif, untuk itu perlu
Bagi peneliti yang akan datang
dilakukan penelitian lebih lanjut
hendaknya dapat melanjutkan
dengan menggunakan penelitian
penelitian ini dengan
kualitatif baik dengan observasi
menghubungkan kesiapan
secara langsung, wawancara
menghadapi pemulangan
ataupun dengan metode kualitatif
dengan faktor lain yang diduga
yang lain. Hal tersebut untuk
mempunyai hubungan yang
mengetahui kualitas pelaksanaan
sigifikan dan kontributif
discharge planning secara lebih
terhadap kesiapan pemulangan.

9
DAFTAR PUSTAKA Haryono, R. (2008). Gambaran
Pelaksanaan Discharge Planning
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian pada Pasien Diabetes Militus di
Suatu Pendidikan Praktik, Rineka IRNA I RSUP Dr. Sardjito
Cipta ; Jakarta Yogyakarta, Skripsi tidak
dipublikasikan. Fakultas
Birroudhah, F. (2003). Gambaran Kedokteran Universitas Gadjah
Pelaksanaan Discharge planning Mada; Yogyakarta.
Pasien Stroke di Ruang
Flamboyan RSUD Swadana Kozier, B. Erb, G. & Berman, A.J. (2004).
Jombang, Skripsi tidak Fundamentals of Nursing
dipublikasikan. Fakultas Concepts Process and Practice.
Kedokteran Universitas Gadjah 1st volume, 6th edition. New
Mada ; Yogyakarta. Jersey : Pearson/prentice Hall

Carpenito, L.J. dan Moyet (2004) Nursing Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi


Careplans & Documentation. Penelitian Kesehatan, Rineka
Nursing Diagnose and Cipta ; Jakarta.
Collaborative (hlm.24-26), fourth Nursalam. (2001). Pendekatan Praktis
adition, elseiver mosby ; new Metodologi Riset Keperawatan,
jersey. sagung seto; Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai