DEFINISI
1. Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke
atas.
3. Psikogeriatri adalah cabang dari ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah
kesehatan jiwa yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif serta masalah psikososial yang menyertai lanjut usia.
4. Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan / atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin.
5. Pelayanan pasien geriatri adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien lanjut
usia ( 60 tahun keatas ) dengan kriteria :
10. Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara bersama-sama
menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunya masing-masing.
12. Klinik Asuhan Siang adalah (day care ) adalah klinik rawat jalan yang memberikan
pelayanan rehabilitasi, kuratif, dan asuhan psikososial.
13. Hospice adalah pelayanan kepada pasien dengan penyakit terminal dalam bentuk
meringankan penderitaan pasien akibat penyakit (paliatif), pendampingan psikis
dan spiritual sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dan terhormat.
14. Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan lanjut usia dengan prinsip tata
kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan kepada
pasien lanjut usia.
15. Penyakit kronis adalah jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau
bertahan dalam jangkan waktu yang sangat lama, yakni lebih dari enam bulan.
16. Penyakit akut adalah penyakit yang durasinya pendek kurang dari enam bulan,
penyakit yang ringan atau mungkin serius, berkembang dengan cepat dan
membutuhkan pengobatan segera.
RUANG LINGKUP
Pelayanan geriatri diberikan kepada pasien lanjut usia ( 60 tahun keatas ) dengan
kriteria :
f) Selain pasien lanjut usia sebagaimana yang dimaksud, pelayanan geriatri juga
diberikan pada pasien usia 70 (tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu)
penyakit fisik / atau psikis.
Berdasarkan kemampuan pelayanan di Rumah Sakit Tugu Ibu, maka dipilih jenis
pelayanan geriatri tingkat sederhana, suatu bentuk pelayanan geriatri yang
mempunyai kegiatan hanya berupa pelayanan poliklinik dan kunjungan rumah (home
care) pasca rawat jalan.
Pelayanan Poliklinik Rumah Sakit Tugu Ibu yang terkait dengan pelayanan geriatri terdiri
dari pelayanan dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis ( Syaraf, penyakit dalam,
jantung, THT, kulit, obgiene, paru, mata, psikiatri, bedah, rehab medik )
Kunjungan rumah ( home care ) dilakukan pada pasien yang telah dipilih dan ditentukan
oleh Tim Terpadu Geriatri Rumah Sakit.
c) Dokter
e) Apoteker
g) Fisioterapis
Pasien geriatri merupakan pasien yang membutuhkan pelayanan khusus, hal ini berarti
bahwa pasien geriatri di RS Tugu Ibu diberikan perlakuan khusus, diantaranya jalur cepat
( fast track ), adalah sebagai berikut :
Pada kondisi tertentu di mana pasien geriatri membutuhkan pelayanan khusus di luar
kemampuan tingkat pelayanannya, maka dapat dilakukan sistem rujukan, baik rujukan
internal yaitu rujukan di dalam Rumah Sakit atau rujukan eksternal yaitu antar fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada lanjut usia, maka terdapat dua prinsip
utama yang harus dipenuhi yaitu pendekatan holistik serta tatakerja dan tatalaksana
secara Tim.
Prinsip Holistik :
1. Seorang warga lanjut usia harus dipandang sebagai manusia seutuhnya. Aspek
diagnosis penyakit pada pasien lanjut usia menggunakan asesmen geriatri, meliputi
seluruh organ, sistem kejiwaan dan lingkungan sosial ekonomi.
2. Sifat holistik mengandung arti secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal
berarti pemberian pelayanan harus dimulai dari masyarakat sampai ke pelayanan
rujukan tertinggi ( Rumah sakit yang mempunyai pelayanan subspesialis geriatri ).
Secara horizontal berarti pelayanan kesehatan harus merupakan bagian dari
pelayanan kesejahteraan warga lanjut usia secara menyeluruh, harus bekerja secara
lintas sektoral dengan dinas/lembaga terkait di bidang kesejahteraan, misalnya
agama, pendidikan dan kebudayaan serta dinas sosial. Kontinuitas pelayanan
kesehatan geriatri secara garis besar dapat dibagi menjadi :
Pada pelayanan ini, rumah sakit yang telah melakukan layanan geriatri bertugas
membina warga lanjut usia yang berada di wilayahnya, baik secara langsung
atau tidak langsung melalui pembinaan pada puskesmas yang berada di wilayah
kerjanya “ transfer of knowledge “ berupa lokakarya, simposium, ceramah-
ceramah baik kepada tenaga kesehatan ataupun kepada awam perlu selalu
bersedia bertindak sebagai rujukan dari layanan kesehatan yang ada di
masyarakat.
c. Pelayanan kesehatan warga lanjut usia berbasis Rumah Sakit ( Hospital Based
Geriatric Service )
Pada layanan ini, pelayanan kesehatan geriatri yang dilaksanakan di rumah sakit
dilakukan secara terpadu. Rumah sakit menyediakan berbagai layanan bagi para
lanjut usia, mulai dari layanan sederhana berupa poliklinik lanjut usia sampai
pada layanan yang lebih maju, misalnya bangsal akut, klinik siang terpadu (day
hospital), bangsal kronis dan /atau panti rawat werdha (nursing home).
Pelayanan ini sebaiknya dilaksanakan con joint care antara unit geriatri rumah
sakit umum dengan unit psikogeriatri rumah sakit jiwa untuk menangani
penderita gangguan fisik dengan komponen gangguan psikis berat atau
sebaliknya.
Tim terpadu geriatri merupakan bentuk kerjasama multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin dalam mencapai tujuan pelayanan geriatri. Pada tim multidisiplin kerjasama
terutama bersifat pada pembuatan dan penyerasian konsep, sedangkan pada tim
interdisiplin kerjasama meliputi pembuatan dan penyerasian konsep serta penyerasian
tindakan.
A. Persyaratan Bangunan
1. Konstruksi Bangunan
a. Jalan
Jalan menuju ke pelayanan geriatri harus cukup kuat, rata, tidak licin
serta disediakan jalur khusus untuk pasien / pengunjung dengan kursi
roda.
b. Pintu
c. LIstrik
Daya listrik harus cukup dengan cadangan daya bila suatu saat
memerlukan tambahan penerangan sehingga diperlukan stabilisator
untuk menjamin stabilitas tegangan, dilengkapi dengan generator listrik.
d. Penerangan
e. Lantai
Lantai harus rata, mudah dibersihkan tetapi tidak licin, bila ada undakan
atau tangga harus jelas terlihat dengan warna ubin yang berbeda untuk
mencegah jatuh.
f. Langit-langit
g. Dinding
Dinding Harus permanen dan kuat dan sebaiknya dicat berwarna terang.
Khusus untuk dinding ruang latihan, sebaiknya dipilih warna yang bersifat
memberi semangat dan di sepanjang dinding, terdapat pegangan yang
kuat sebaiknya terbuat dari kayu ( hand rail ).
j. Air
Penyediaan air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan harus cukup dan
memenuhi persyaratan. Semua fasilitas gedung dan lingkungan harus
mengacu kepada pedoman pekerjaan umum tentang standar teknis
eksesibilitas gedung dan lingkungan.
l. Agar dihindari sudut-sudut yang tajam pada dinding atau bagian tertentu
untuk menghindari kemungkinan terjadinya bahaya / trauma
2. Kebutuhan Ruangan
Ruangan ini harus cukup luas untuk penempatan meja tulis, lemari arsip
untuk penyimpanan dokumen medik pasien. Letaknya dekat dengan
ruang tunggu, sehingga mudah dilihat oleh pasien yang baru datang.
Harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik untuk pasien dari
luar ataupun dari bangsal yang menggunakan kursi roda atau tempat
tidur.
c. Ruang periksa
2) Ruang anggota
B. Persyaratan Peralatan
1. Ruang periksa
c. EKG
d. Light box
TATA LAKSANA
Perencanaan tatalaksana pasien geriatri disesuaikan dengan jenis pelayanan yang ada di
rumah sakit yaitu pelayanan geriatri tingkat sederhana.
Penunjang Medis
Poliklinik ( Farmasi, Gizi, IGD
Laboratorium, Radiologi )
Kunjungan Rumah
( HOME CARE )
Anggota
ALUR PELAYANAN PASIEN GERIATRI TINGKAT SEDERHANA
Masalah Geriatri :
Pelayanan geriatri diberikan kepada pasien lanjut usia ( 60 tahun keatas ) datang ke
Rumah Sakit Tugu Ibu melakukan pendaftaran khusus geriatri, baik yang akan menuju
poliklinik ataupun IGD.
Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik / IGD akan dilakukan triase apakah
tergolong ke dalam pasien geriatri yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit. Apabila
tergolong pasien geriatri, masalah yang muncul seperti Kondisi medis umum,
penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan kognitif, dimensia, jatuh –
osteoporosis dan inkontinensia serta masalah sosial dan lingkungan, kemudian akan
dilakukan asesmen geriatri komprehensif.
Untuk pelayanan geriatri tingkat sederhana setelah dilakukan tatalaksana di rawat jalan
( poliklinik & IGD ) maka pasien geriatri tersebut dilakukan kunjungan rumah ( home
care ) pasca rawat jalan. Adapun khreteria pasien geriatri yang dilakukan kunjungan
rumah (home care) pasca rawat jalan adalah sebagai berikut :
1) Tidak dapat kontrol rawat jalan > 3 kali berturut-turut ( + 3 bulan ) pada kasus
penyakit kronis.
2) Program kunjungan rumah ( home visite ) pasca rawat jalan hanya di jadwalkan
satu kali untuk penyakit kronis.
DOKUMENTASI
Tim Terpadu Geriatri wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan
geriatri secara berkesinambungan. Evaluasi mutu tersebut dilakukan dalam bentuk
kegiatan pencatatan dan pelaporan. Pencatatan pelaporan tersebut memuat :
1) Lama Perawatan
Lama rawat pasien geriatri diruang rawat inap akut tergantung dari kemampuan
TTG ( Tim terpadu Geriatri ) serta dukungan sarana dan prasarana. Makin terampil
dan lengkap lama rawat akan semakin singkat. Rata-rata lama rawat pasien geriatri
yang masuk karena mengalami geriatric giants dan dirawat inap dengan
menerapkan pengkajian paripurna pasien geriatri adalah 12 hari.
2) Status fungsional
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit sampai saat
pemulangan. Diukur rata-rata kenaikan skor status fungsional pasien geriatri dengan
karakteristik seperti di atas adalah 4/20 jika menggunakan instrumen ADL Barthel.
3) Kualitas hidup
5) Kepuasan pasien
Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan instrumen yang secara sahih
dapat mengukur kepuasan pasien. Salah satu instrumen yang sering digunakan
adalah patiens’s satisfaction Questionair (PSQ) yang telah diuji kesahihan
(Spearman correlation coefficient : 0,383 – 0,607). Instrumen ini memiliki nilai
standar minimal 190.
Tim Terpadu Geriatri melakukan monitoring dan evaluasi serta pelaporannya hanya
pada area pelayanan rawat jalan dan kunjungan rumah (home care) pasca rawat
jalan, sedangkan pelaporan untuk rawat inap menggunakan sumber data dari
laporan bulanan instalasi rawat inap Rumah Sakit Tugu Ibu.
Pencatatan dan pelaporan terkait pelayanan geriatri tingkat sederhana di Rumah Sakit
Tugu Ibu tersebut di tandatangani oleh ketua Tim Terpadu Geriatri, dan dilaporkan
secara berkala dalam bentuk laporan semester dan laporan tahunan.
Dokumen lainnya yang perlu disiapkan adalah fomulir rencana kegiatan ( discharge
planning )
Darmojo R.Boedhi dan Martono ( 2004 ) Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.
Edisi ke 3 ) Jakarta : Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Allender, J.A, & Spradley. B.W.( 2005 ). Community health nursing promoting and
protecting the public health. (6 th ed), Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins.
Anderson, E.T, & Mc. Farland, J. (2000). Community as partner teory and practice
in nursing. (3 th ed). Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Stanhoppe, M. & Lancaster. (2005). Community and publik health nursing (5rd
ed). St. Louis : Mosby – Year Book Inc.