dr. Sayidiman Magetan PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RSUD dr. SAYIDIMAN MAGETAN JAWA TIMUR 2019-2021
Jalan Pahlawan No. 2
Magetan TALASEMIA Pengertian (Definisi) Suatu kelompok anemia hemolitik kongenital herediter yang diturunkan secara autosomal resesif, disebabkan oleh kekurangan sintesis rantai polipeptida yang Menyusun molekul globin dalam hemoglobin Anamnesis 1. Pucat yang lama (kronis) 2. Mudah infeksi 3. Perut membesar akibat hepatosplenomegali 4. Pertumbuhan terhambat/pubertas terlambat. 5. Riwayat tranfusi berulang (jika sudah pernah tranfusi sebelumnya) 6. Riwayat keluarga yang menderita talasemia
Pemeriksaan Fisik 1. Anemia / pucat
2. Facies cooley 3. Gizi kurang/buruk 4. Perawatan pendek 5. Ikterus 6. Pubertas terlambat 7. Hepatosplenomegali 8. Hiperpigmentasi Kriteria Diagnosis a. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik darah tepi 1. Hb rendah dapat mencapai 2-3 g% 2. Gambaran morfologi eritrosit mikrositik hipokromik, sel target, anisositosis berat dengan maroovalositosis, mikrosferosit, polikromasi, basophilic stippling, benda Howell-Jolly, poikilositosis dan sel target 3. Retikulosit meningkat b. Pemeriksaan khusus: 1. HbF meningkat: 20-90% Hb total 2. Elektroforesis Hb: hemoglobinopati lain dan mengukur kadar HbF 3. Pemeriksaan pedigree: kedua orang tua pasien thalassemia mayor merupakan trait (carrier) dengan HbA2 meningkat (>3,5% dari Hb total) c. Pemeriksaan lain: 1. Foto Ro tulang kepala: gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan trabekula tegak lurus pada kortek 2. Foto tulang pipih dan ujung tulang Panjang: perluasan sumsum tulang sehingga trabekula tampak jelas Diagnosis Kerja Talasemia (ICD10:D56.9) Diagnosis Banding 1. Hemoglobinopati 2. Anemia defisiensi besi 3. Anemia hemolitik autoimun 4. Anemia karena infeksi menahun 5. Anemia sideroblastic 6. Anemia karena keracunan timah hitam (Pb) Pemeriksaan Penunjang 1. Hemoglobin (ICD9:90.59) 2. Indeks eritrosit (ICD9:90.59) : MCV, MCH dan MCHC manurun, RDW meningkat. Bila tidak menggunakan cell counter, dilakukan uji resistensi osmotik 1 tabung (fragilitas) 3. Hapusan darah tepi (ICD9:90.56) Hb rendah dapat mencapai 2-3 g% Gambaran morfologi eritrosit mikrositik hipokromik, sel target, anisositosis berat dengan makroovalositosis, mikrosferosit, polikromasi, basophilic stippling, benda Howell- Jolly, poikilositosis dan sel target. Gambaran ini lebih kurang khas. Retikulosit meningkat 4. Pemeriksaan khusus 5. HbF meningkat : 20-90% Hb total 6. Elektroforesis Hb : hemoglobinopati lain dan mengukur kadar HbF 7. Pemeriksaan pedigree : kedua orang tua pasien thalassemia mayor merupakan trait (carrier) dengan HbA2 meningkat (>3,5% dari Hb total). 8. Pemeriksaan lain Foto Ro tulang kepala : gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan trabekula tegak lurus pada korteks Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang sehingga trabekula tampak jelas
Terapi 1. Transfusi darah
a. Prinsipnya pertimbangkan sebelum memberikan transfusi darah. b. Transfusi darah pertama kali diberikan bila : Hb <7 g/dL yang diperiksa 2 kali berturutan dengan jarak 2 minggu. Hb ≥7 g/dL disertai gejala klinis : perubahan muka/facies Cooley, Gangguan tumbuh kembang, fraktur tulang 2. Curiga adanya hematopoietik ekstrameduler, antara lain massa mediastinum. Pada penanganan selanjutnya, transfusi darah diberikan Hb≤8g/dL sampai kadar Hb 10-11g/dl. 3. Bila tersedia, transfusi darah diberikan dalam bentuk PRC rendah leukosit (leucodepleted). 4. Medikamentosa a. Asam Folat : 2x1 mg/hari b. Vitamin E : 2X200 IU/hari c. Vitamin C : 2-3 mg/kg/hari (maksimal 50mg pada anak<10 tahun dan 100mg pada anak ≥10 tahun, tidak melebihi 200mg/hari) dan hanya diberikan saat pemakaian deferioksamin (DFO), tidak dipakai pada pasien dengan gangguan fungsi jantung d. Kelasi Besi dilakukan bila pasien telah melakukan tranfusi sebanyak 10-20x. - Deferipron: 25mg/kgbb/x sebanyak 3x/hari peroral - Desferoxamine: 25-50 mg/kgBB/hari - Deferasirox: 20-30 mg/kgBB/hari
Edukasi 1. Anemia kronis memberikan dampak pada proses
(Hospital Health tumbuh kembang, sehingga diperlukan perhatian Promotion) dan pemantauan tumbuh kembang penderita. 2. Anemia kronis dan kelebihan zat besi dapat menimbulkan gangguan fungsi jantung (gagal jantung), hepar (gagal hepar), gangguan endokrin (diabetes mellitus, hipoparatiroid) dan fraktur patologis. 3. Pemeriksaan kadar feritin setiap 1-3 bulan, karena kecenderungan kelebihan besi sebagai akibat absorbsi besi meningkat dan transfusi darah berulang. 4. Kepatuhan orang tua dalam memberikan obat. 5. Efek samping kelasi besi yang dipantau : demam, sakit perut, sakit kepala, gatal, sukar bernafas. Bila hal ini terjadi kelasi besi dihentikan.
Prognosis 1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanationam : dubia ad bonam 3. Ad fungsionam : dubia ad bonam Tingkat Evidens Tingkat Rekomendasi Penelaah Kritis 1. dr. Nadia Masdiati Arief, SpA 2.dr. Siti Ariffatus Saroh, SpA 3. dr. Rahma Anindita, Sp.A Indikator Medis Kadar hemoglobin dipertahankan rata-rata 9,5 g/dL Perbaikan gejala klinis Keadaan umum, kesadaran (tidak gelisah/ cengeng), Vital sign baik Target 80% Talasemia mengalami perbaikan dalam 5 hari perawatan Kepustakaan Pedoman Pelayanan Medis, Ikatan Dokter Anak Indonesia Anak Edisi I Tahun 2009