1
Penanganan Penyakit Gagal Ginjal Kronik
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
2
PENANGANAN HIPERTENSI
EMERGENSI : HIPERTENSI MALIGNA DAN
HIPERTENSI ENSEFALOPATI
Di RS. Permata Bunda
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 080/MED/2014 2 1/2
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
3
PENANGANAN HIPERTENSI
EMERGENSI : HIPERTENSI MALIGNA DAN
HIPERTENSI ENSEFALOPATI
Di RS. Permata Bunda
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 080/MED/2014 2 2/2
Telp. (0292) 422838
4
PENANGANAN INFEKSI SALURAN KEMIH
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
Pengertian Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat dari invasi mikroba /
patogen pada jaringan sekitar orificium urethra sampai korteks
ginjal atau adanya bakteri dalam urin (bakteriuria) yang
dihubungkan adanya reaksi inflamasi dari tubuh. Bakteriuria
dikatakan bermakna bila didapatkan > 100.000 cfu per ml urin.
Tujuan Mengatasi kegawatan yang disebabkan infeksi saluran kemih
dari berbagai sebab dan mencegah terjadinya kembali infeksi
saluran kemih.
Kebijakan Terapi antibiotika secara empiris dikerjakan sebelum ada kultur
dan tes resistensi.
Prosedur 1. Melakukan pemeriksaan urinalisis untuk memeriksa urin
tanpa sentrifuse maupun sedimen urin.
2. Melakukan pemeriksaan bakteriologis dengan mikroskopis
pada urin segar dengan atau tanpa pewarnaan, biakan bakteri
untuk memastikan diagnosis infeksi saluran kemih,
biokimiawi dan radiologis.
3. Diagnosis berdasarkan klinis dan laboratories.
4. Terapi antibiotika empiris untuk infeksi saluran kemih dan
penyesuaian sesuai hasil kultur sensifitas urin.
Unit Terkait Spesialis Penyakit Dalam, laboratorium, Insalasi Rawat Jalan.
5
No. Dokumen No. Revisi Halaman
082/MED/2010 4 1/2
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Pengertian Gagal Ginjal Akut adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi
mendadak pada ginjal yang sebelumnya normal.
Tujuan Mengatasi kegawatan yang terjadi akibat gagal ginjal akut dan
mencegah kerusakan ginjal yang lebih lanjut.
Kebijakan 1. Diagnosis penyebab gagal ginjal akut harus segera diketahui
agar supaya penanganan gagal ginjal akut dapat tertangani
secara optimal.
2. Melakukan penilaian penyebab gagal ginjal akut : prerenal
(gagal jantung kongestif, penurunan cairan tubuh yang masif
atau karena sepsis), renal (nekrosis tubular akut) atau post
renal (sumbatan saluran kemih).
3. Melakukan pemeriksaan BUN, kreatinin, elektrolit dan urin
rutin.
4. Melakukan pemeriksaan USG ginjal dan foto polos abdomen
jika ada indikasi sumbatan saluran kemih.
5. Pada Nekrosis tubuler akut, terapi dengan obat oral yang
memberikan hasil memuaskan, belum ada penelitian.
Prosedur 1. Memberikan cairan yang memadai pada kasus yang
disebabkan oleh hipovolemik.
2. Mengobati penyakit penyebab.
3. Menghilangkan sumbatan untuk gagal ginjal oleh karena
sumbatan saluran kemih.
4. Hemodialisis hanya diindikasikan untuk gagal ginjal akut, bila
ada kelebihan cairan yang refrakter, hiperkalemia, tanda-tanda
uremia, neuropati dan gangguan status mental.
6
PENANGANAN GAGAL GINJAL AKUT
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
7
BATU SALURAN KEMIH
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
8
BATU SALURAN KEMIH
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 083/MED/2014
Purwodadi
5 2/2
Telp. (0292) 422838
9
PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS
TIDAK TERGANTUNG INSULIN (DM Tipe 2)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS. PERMATABUNDA 084/MED/2014 6 1/4
Jl. Hayam Wuruk 24
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Pengertian Suatu tata cara pengelolaan pasien dengan Diabetes Mellitus tipe
2 di Rumah Sakit Permata Bunda.
Tujuan 1. Bagi Rumah Sakit : Agar prosedur penatalaksanaan pasien
dengan Diabetes Mellitus tipe 2 dapat berjalan baik dan
teratur sesuai tatacara yang telah digariskan.
2. Bagi pasien :
a. Mengupayakan dan mencapai kehidupan normal, bebas
gejala.
b. Mencapai kontrol Diabetes yang optimal, tanpa
hipoglikemia yang berarti.
c. Menyediakan penyuluhan pasien dan perawatan mandiri.
d. Mencegah komplikasi diabetes, akut maupun kronik.
Kebijakan Proses pengelolaan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 harus efektif
dan cepat.
Prosedur 1. Perencanaan makan sesuai keperluan, tinggi kandungan
karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak, terbagi rata sehari.
2. Anjurkan agar pasien mencapai berat badan ideal.
3. Olahraga teratur 3-6 kali per minggu, prinsip lebih baik
bergerak daripada diam, jalan kaki daripada naik becak, naik
tangga daripada naik lift.
10
PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS
TIDAK TERGANTUNG INSULIN (DM Tipe 2)
11
PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS
TIDAK TERGANTUNG INSULIN (DM Tipe 2)
12
PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS
TIDAK TERGANTUNG INSULIN (DM Tipe 2)
13
Penatalaksanaan Keadaan Hiperglikemik
Hiperosmolar
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 085/MED/2014 7 1/3
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
14
Penatalaksanaan Keadaan Hiperglikemik
Hiperosmolar
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 085/MED/2014 7 2/3
Telp. (0292) 422838
15
Penatalaksanaan Keadaan Hiperglikemik
Hiperosmolar
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 085/MED/2014 7 3/3
Telp. (0292) 422838
b. Insulin reguler
Setelah jam kedua masuk cairan
Bila hipoglikemia ditunda sampai kadar K>3,3 Dosis
awal : 0,15 m/kg, bolus dilanjutkan 0,1 M/Kg/jam/drip
bila dalam 1 jam, kadar GD tidak terjadi penurunan 50
mg/dL, cek status hidrasi dan dosis insulin dinaikkan 2x.
Setelah kadar glukosa mencapai 300 mg/dL, turunkan
dosis insulin 0,05 0,1 M/Kg/jam + D5% dalam 0,454%
Saline, total cairan 150-250 ml/jam. Kondisi
dipertahankan hingga kadar GD 250-300 y/dL,
osmolaritas 315 mOsm/Kg dan kesadaran pasien baik.
c. Kalium
Diberikan bila kadar serum < 5,0 mEg/L, insulin ditunda
bila kadar < 3,3 dan diberikan 40 mEq K+/jam sampai
K+ > 3,3, jika kadar 3,3 > K+ < 5 berikan K+ 20-30 mEq,
cek kadar K+/2 jam.
d. Pemberian Antibiotik
Berikan Antibiotika jika ada kecurigaan infeksi sebagai
pencetus :
Penicillin G : 1 MU/ 6 jam, IM (tidak boleh jika
hipotensi/alergi)
Ampicillin : 2 gram / 6 jam, IV + Gentamycine 1-2
mg/KgBB/dosis terbagi
Sefalosforin + Amiroglikasid
Sefalosporin 2-6 gr/hari.
Unit Terkait IGD, Poliklinik, ICU, Laboratorium
16
Panatalaksanaan Pasien Koma Ketoasidosis
Diabetik
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 086/MED/2014 0 1/4
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
17
Panatalaksanaan Pasien Koma Ketoasidosis
Diabetik
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 086/MED/2014 0 2/4
Telp. (0292) 422838
18
Panatalaksanaan Pasien Koma Ketoasidosis
Diabetik
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 086/MED/2014 0 3/4
Telp. (0292) 422838
19
Panatalaksanaan Pasien Koma Ketoasidosis
Diabetik
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 086/MED/2014 0 4/4
Telp. (0292) 422838
20
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 087/MED/2014
Purwodadi 0 1/2
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Pengertian Suatu tata cara pengelolaan pasien dengan krisis tiroid di Rumah
Sakit Permata Bunda.
Tujuan 1. Bagi Rumah Sakit : Agar prosedur penanganan pasien
dengan krisis tiroid berjalan dengan baik dan sesuai dengan
tata cara yang telah digariskan.
2. Bagi Pasien :
a. Menegakkan diagnosis krisis tiroid
b. Menghilangkan gejala klinis
c. Memperbaiki kadar hormon tiroid menjadi normal
kembali
Kebijakan Prosedur pengelolaan pasien dengan krisis tiroid harus efektif
dan cepat.
Prosedur Sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, tetapi sudah
dapat dimulai.
Terapi ditujukan untuk menghambat sintesis dan sekresi hormon
tiroid; mengatasi efek metabolik hormon tiroid yang telah
beredar dalam sirkulasi; mencari dan mengobati faktorr
pencetus, seperti infeksi atau lainnya; dan memberikan terapi
suportif umum yang diperlukan.
Terapi Krisis Tiroid
1. Obat Anti Tiroid
a. Propiltiourasil (PTU), 4 6 dd 200 mg per-oral, atau
b. Metimazol (Neomercazol), 4 6 dd 20 mg per-oral
21
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 087/MED/2014
Purwodadi 0 2/2
Telp. (0292) 422838
2. Kontrol sekresi hormon tiroid
a. Solusio Lugol, 30 tetes/hari
b. Natrium Yodida, 1 g/ 8 jam intravena secara perlahan.
3. Mengatasi efek metabolik hormon tiroid
a. Propanolol (Beta blocker), 4 6 dd 1 2 mg intravena
atau 3 6 dd 20 mg per-oral
b. Reserpin, 4 6 dd 1,0 2,5 mg intramuskuler
c. Sulfas guanetidina, 50 150 mg/hari per-oral
4. Terapi bantuan umum
a. Cairan dekstrosa, elektrolit, dan vitamin
b. Kompres dingin, kipas angin, atau matras dingin
c. Hidrokortison, 200-300 mg/hari intravena
d. Digitalisasi, sedativa, antibiotika sesuai dengan keperluan
Terapi Infus pada Krisis Tiroid
1. Laevulose 10% (20%) 1500 ml/hari
2. Triofusin E, atau PE 900 1000 ml/hari
3. Dekstrosa 5% atau Ringer dekstrosa
4. Maltosa (Martos 10%)
5. Aminofusin TPN, Aminovel 600 500 ml/hari
6. Plasma ekspander, Dextran L
Jika dengan terapi konservatif di atas 12 24 jam kemudian
belum ada perbaikan dapat dilakukan dialisis peritoneal, dengan
cara ini diharapkan tiroksina dapat dikurangi lewat cairan
dialisat sampai 60 80% dari kadar semula.
Unit Terkait ICU, Poliklinik, rawat inap, Laboratorium
22
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 088/MED/2014
Purwodadi 0 1/2
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
23
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 088/MED/2014
Purwodadi 0 2/2
Telp. (0292) 422838
Prosedur Selama kehamilan
1. Obat antidiabetik oral (OAD) harus diganti dengan insulin
aksi pendek, 2-4 kali suntik sehari, bahkan mungkin
diperlukan lebih dari 4 kali sehari. Campuran insulin aksi
pendek dan aksi sedang (intermediate) dapat digunakan, atau
insulin aksi sedang pada malam hari (sebelum tidur) sedang
aksi pendek pada pagi hari.
2. Campuran insulin aksi sedang dan aksi pendek (seperti
Mixtard, Insulin 30/70) dapat diberikan dua kali sehari,
mungkin dengan tambahan insulin aksi pendek pada pra
makan siang.
3. Selama kehamilan kebutuhan insulin meningkat, mungkin
diperlukan sampai > 100 Unit/hari. Kebutuhan insulin
menurun pada trimester tiga, dan sangat menurun atau
bahkan tidak diperlukan pada saat persalinan.
Selama Persalinan
1. Diperlukan insulin 1-4 unit/jam
2. Pantau KGD setiap jam
3. Jika terjadi partus lama atau resiko tinggi, berikan larutan
dekstrose 10% 100 mL/jam, iv.
4. Insulin dapat diberikan melalui syringe driver (50 Unit
insulin) dalam 50 mL NaCl 0,9%)
5. Beta agonis yang sering diberikan pada persalinan prematur
mempunyai efek meningkatkan resistensi insulin.
6. Anestesi umum (GA) dan bedah sesar meningkatkan
kebutuhan insulin.
7. Pasca persalinan kebutuhan insulin turun mendadak
8. Pasien DMG umumnya tidak memerlukan insulin lebih
lanjut.
Unit Terkait ICU, Poliklinik, rawat inap, Laboratorium
24
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 089/MED/2014
Purwodadi 0 1/2
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
25
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 089/MED/2014
Purwodadi 0 2/2
Telp. (0292) 422838
Prosedur Cara Pemberian
Sekali suntik : untuk orang tua, yang tidak sanggup menyuntik
sendiri.
Dua kali suntik : untuk hampir semua pasien lainnya
Suntikan tambahan menjelang tidur : pagi insulin campuran aksi
pendek sebelum makan malam-aksi sedang sebelum tidur malam
Basal-bolus : insulin aksi panjang pada malam hari-bolus aksi
pendek sebelum makan.
Segi Praktis
Subkutan (SK) : dinding perut, paha, pinggul dan lengan
Waktu suntik : 15 30 menit sebelum makan.
Latihan jasmani : memerlukan ekstra kalori sebelum latihan
Infus insulin : kecepatannya bervariasi, untuk mereka yang
koma atau brittle
Komplikasi tersering adalah hipoglikemia
Unit Terkait IGD, Poliklinik, rawat inap, Laboratorium
26
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 090/MED/2014
Purwodadi 0 1/1
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Pengertian Suatu tata cara penanganan pasien yaang dirawat dengan koma/
syok hipoglikemia di Rumah Sakit Permata Bunda.
Tujuan 1. Bagi Rumah Sakit : Agar penanganan pasien koma/syok
hipoglikemia dilakukan dengan cepat dan tepat.
2. Bagi pasien : Agar pasien terlepas dari serangan akut dan
mencegah timbulnya serangan ulang.
Kebijakan Prosedur pelayanan pasien koma / syok hipoglikemia harus cepat
dan tepat.
Prosedur 1. Hipoglikemia reaktif : pasien harus makan dengan porsi kecil,
karbohidrat kompleks, hindari gula murni.
2. Pada pasien DM yang diobati, pengaturan makan dan makanan
selingan (snack) yang baik dan teratur.
3. Jika masih sadar : karbohidrat yang mudah dicerna, air teh-
gula atau kopi-gula, kemudian makanan kecil.
4. Kesadaran terganggu : sirup gula.
5. Koma : Dekstrose 50% - 50 ml atau glukosa 20% - 100 ml IV.
6. Glukagon 1 mg IM (kalau tersedia di pasaran) diikuti dengan
karbohidrat kompleks setelah sadar, mungkin tidak efektif
pada malnutrisi dan intoksikasi alkohol.
7. Jika hipoglikemia karena sulfonilurea, atau insulin dosis tinggi,
atau kausanya tidak diketahui, sebaiknyaa pasien dikirim ke
rumah sakit, untuk observasi dan infus Dekstrose.
Cara terapi lain : pembedahan untuk insulinoma, tumor penghasil
insulin like growth factor dan nesidioblastosis.
Unit terkait IGD, Poliklinik, rawat inap, Laboratorium
27
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 091/MED/2014
Purwodadi
0 1/2
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
28
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 091/MED/2014
Purwodadi
0 2/2
Telp. (0292) 422838
Dispepsia
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
29
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 092/MED/2014
Purwodadi
0 1/2
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Dispepsia
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
30
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 092/MED/2014
Purwodadi
0 2/2
Telp. (0292) 422838
31
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 093/MED/2014
Purwodadi
0
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
32
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 093/MED/2014
Purwodadi
0 2/2
Telp. (0292) 422838
Sirosis Hepatis
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
33
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 094/MED/2014
Purwodadi
0 1/2
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Sirosis Hepatis
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
34
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 094/MED/2014
Purwodadi
0 2/2
Telp. (0292) 422838
35
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
36
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 096/MED/2014 0 1/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
37
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 095/MED/2014 0 2/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
38
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 096/MED/2014 0 1/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
39
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 096/MED/2014 0 2/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Prosedur Penatalaksanaan :
a. Pada manifestasi non-organ vital (kulit, sendi, fatigue) dapat
diberikan klorokuin 4 mg/kgBB/hari. Untuk artritis dapat
ditambahkan obat anti inflamasi non-steroid dan metotreksat
dosis rendah (7,5 mg/minggu). Bila efeknya tidak adekuat,
berikan prednison dosis rendah (15 mg/hari).
b. Bila mengenai organ vital, berikan prednison 1 1,5
mg/kgBB/hari selama 6 minggu, kemudian dilakukan
tapering off.
c. Bila terdapat peradangan yang terbatas hanya pada 1-2 sendi,
dapat diberikan injeksi steroid intraartikular.
d. Pada kasus berat atau mengancam nyawa dapat juga
diberikan pulse metilprednisolon 1 gram/hari IV selama 3
hari berturut-turut, dilanjutkan dengan prednison 40-60
mg/hari peroral.
e. Bila pada pemberian glukokortikoid selama 4 minggu tidak
diperoleh hasil yang memuaskan, maka harus dimulai
penambahan imunosupresif lain, misalnya siklofosfamid
500-1000 mg/m2 sekali sebulan selama 6 bulan, kemudian
tiap 3 bulan sampai 2 tahun.
f. Imunosupresan lain yang dapat diberikan adalan azatioprin,
siklosporin-A.
g. Proteksi terhadap sinar matahari, sinar ultraviolet, kadang-
kadang juga sinar fluoresein. Bila perlu, gunakan sunscreen
atau sunblock.
h. Penyuluhan.
Unit Terkait Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Saraf, Psikiatri
Penatalaksanaan Osteoartritis
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
40
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 097/MED/2014 0 1/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Penatalaksanaan Osteoartritis
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
41
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 097/MED/2014 0 2/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Kebijakan Penatalaksanaan :
a. Obat anti infamasi non steroid, seperti Na-diklofenak 50 mg
b.i.d, piroksikam 20 mg o.d, meloksikam 7.5 mg o.d.
b. Proteksi sendi, terutama pada stadium akut
c. Fisioterapi, terapi akupasi. Bila perlu diberikan ortosis
d. Penyuluhan
Unit Terkait Spesialis Penyakit Dalam, Rehabilitasi medis.
42
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 097/MED/2014 0 1/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
43
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 097/MED/2014 0 2/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Prosedur Penatalaksanaan
a. Pengobatan fase akut
i. Kolkisin. Dosis 0.5 mg diberikan tiap jam sampai terjadi
perbaikan inflamasi atau terdapat tanda-tanda toksik atau
dosis telah mencapai 8 mg/ 24 jam.
ii. Obat anti inflamasi non-steroid
iii. Glukokortikoid dosis rendah bila ada kontra indikasi
pemberian kolkisin dan obat anti inflamasi non-steroid.
b. Pengobatan hiperurisemia
i. Diet rendah purin
ii. Obat penghambat xantin oksidase (untuk tipe produksi
berlebih). Misalnya allopurinol
iii. Obat urikosurik (untuk tipe sekresi rendah)
iv. Obat anti hiperurisemik tidak boleh diberikan pada
stadium akut.
Unit Terkait Spesialis Penyakit Dalam, Instalasi gizi
Demam
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
44
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 098/MED/2014 0 1/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Demam
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
45
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 098/MED/2014 0 2/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Proosedur Kalau perlu buka baju pasien, kemudian basahi tubuh pasien
dengan air (suhu kamar, bukan air es/dingin) dan biarkan
menguap dengan sendirinya, atau mandi dengan air suhu
37C untuk beberapa menit.
Obat antipiretik :
1. Parasetamol (PO), dosis 1,5 3 g/hari dalam dosis terbagi,
atau
2. Asetil Salisilat (PO), dosis 1,5 3 g/hari dalam dosis terbagi
bila perlu.
Unit Terkait 1. Poliklinik Dalam
2. Poliklinik SMF terkait
3. Instalasi : rawat inap, Radiologi, ICU
46
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 099/MED/2014 0 1/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
47
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 099/MED/2014 0 2/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
DEMAM TIFOID
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
48
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 100/MED/2014 0 1/3
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2014 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
DEMAM TIFOID
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
49
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 100/MED/2014 0 2/3
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
DEMAM TIFOID
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 100/MED/2014
Purwodadi
0 3/3
Telp. (0292) 422838
50
Prosedur Follow up :
a. Observasi harian : hasi terapi (suhu, perubahan fisik, keluhan
baru, dsb)
b. Evaluasi kemungkinan penyebab lain dari demam.
c. Evaluasi kemungkinan komplikasi, misal : nyeri perut, nadi
cepat, tekanan darah turun, dll
d. Bila suhu turun << 5 hari terapi teruskan
e. Bila > 5 hari suhu belum turun, tapi cenderung turun terapi
teruskan
f. 2 3 hari suhu meningkat ganti obat intravena
g. 2 3 hari tetap suhu tinggi pertimbangkan pemberian
steroid
h. Suhu yang tidak segera turun / naik lagi, mungkin :
Infeksi campuran
Resistensi obat
Infeksi nosokomial : UTI, phlebitis, aspirasi
i. Tidak patuh tirah baring
Unit Terkait Spesialis Penyakit Dalam
Spesialis Bedah
Laboratorium
51
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
52
Prosedur Jika didapat tanda-tanda penyembuhan dan pasien dapat
minum sekitar 2 liter selama 24 jam dengan tidak didapatkan
tanda-tanda hemokonsentrasi dan AT > 50 ribu/mm3 maka
infus dapat dikurangi.
Pemeriksaan tanda vital dilakukan setiap 6 jam dan apabila
didapatkan perburukan atau tanda-tanda syok, maka
pemeriksaan diperketat.
Tanda-tanda syok harus sedini mungkin dikenali : tampak
gelisah, penurunan kesadaran,, akral dingin, pucat, urine
menurun < 0,5 ml/KgBB/jam, tekanan darah menurun, TD
sistolik < 100 mmHg, tekanan nadi < 20 mmHg, nadi cepat
dan kecil.
Apabila didapatkan tanda-tanda tersebut harus segera
diberikan penanganan syok.
Transfusi trombosit hanya diberikan pada DBD dengan
perdarahan masif (4-5 ml/KgBB/jam) dengan AT < 100
ribu/mm3 dengan atau tanpa DIC.
Catatan :
1. Infus RL digrojok sampai ada kecenderungan penurunan
Hmt/Hb
2. Infus RL dihentikan dalam waktu 1 x 24 jam setelah keadaan
klinis penderita membaik, tidak timbul perdarahan spontan,
dan terdapat kecenderungan peningkatan trombosit pada
pemeriksaan 2 kali berturut-turut.
3. Dextran bila diberikan maksimal 1 lt/hari
4. Infus plasma segar atau darah segar diberikan sesuai indikasi.
53
Prosedur 5. Penderita dengan asidosis (PH 7.00 atau bikarbonat <
12meq/I dapat diberi 44-132 meq/I bikarbonat (30-80 tetes
permenit dalam 500 cc Dextrose 5%).
6. Tranfusi FWB diberikan bila perdarahan profus atau Hb<10
gr%
7. Antibiotika hanya diberikan bila ada tanda-tanda infeksi
bakterial atau atas dasar indikasi.
8. DBD derajat I tanpa keluhan : observasi dan minum banyak
Unit Terkait Spesialis Penyakit Dalam, laboratorium, rawat jalan, rawat inap.
54
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
55
Prosedur Campuran glukosa 5% dalam garam fisiologis perbandingan
1:2 / 1:1
Plasma, pengganti plasma (mis. Dextran 40) atau 5%
albumin (50 g/L)
Pemasangan alat tekanan vena sentral (TVS) mungkin perlu
pada DSS.
Pemberian cairan pengganti dihentikan bila hematokrit
mendekati 40% atau tetesan pemeliharaan.
Larutan glukosa 5% dalam garam fisiologis atau RL
diberikan cepat (kurang 20 menit) IV bolus 10-20 ml tiap
KgBB. Bila perlu bolus cairan 20-30 ml/KgBB
Memberikan oksigen dan cek Hmt bila tetap syok
Bila tekanan darah menurun, nadi cepat, diuresis menurun,
kadar albumin menurun, foto toraks menunjukkan edema
paru, diperlukan cairan koloid (plasma expander, FPP atau
albumin dan furosemide daalam RL).
Bila perlu vasopressor (Dopamin/Dobutamine/Epinephrin)
Kadar elektrolit dan analisa gas darah (AGD) pada kasus
yang berat sangat diperlukan kemungkinan natrium defisit
atau adanya asidosis metabolik.
Penggaantian volume cairan dan pemberian natrium
bikarbonat menghasilkan perbaikan kondisi.
56
Prosedur Kriteria memulangkan pasien :
Tidak ada demam lagi sedikitnya 24 jam tanpa menggunakan
antipiretika.
Kembalinya nafsu makan
Kemajuan klinis terlihat nyata
Produksi urine normal
Hamtokrit stabil normal
Terbebasnya dari syok sedikitnya 2 hari
Tidak ada gangguan pernafasan akibat edema paru, efusi
pleura/ascites
Jumlah trombosit > 50.000/ml
Unit Terkait Instalasi : laboratorium, PMI, Farmasi
57
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
58
Prosedur 1. Usaha penghentian darah dengan transamine, ranitidin, atau
2. vitamin K
3. Pasang NGT spoeling air es tiap 6 jam, segera masukkan
antasida cair dalam membantu menghentikan perdarahan
lambung.
4. Makan minum stop, kebutuhan kalori diganti dengan diet
parenteral.
5. Monitor keadaan klinis.
6. Monitor laboratorium.
7. Bila terdapat leukopeni berat perlu pemberian antibiotika.
8. Bila perdarahan lambung terhenti dan keadaan klinis
membaik dapat dimulai diet lambung I dilanjutkan diet
lambung II, dan seterusnya.
9. Hemostasis perlu diulang setiap 24 jam.
10. Bila perdarahan terus berlanjut, siapkan pasien untuk dirujuk
ke RS yang lebih lengkap
Unit Terkait Instalasi : Laboratorium, PMI, Farmasi.
Diare Akut
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 104/MED/2010
Purwodadi
0 1/3
Telp. (0292) 422838
59
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Diare Akut
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24
Purwodadi 104/MED/2010 0 2/3
Telp. (0292) 422838
60
2. Rehidrasi :
Prosedur
Oral
Intra vena/infus
Jumlah tergantung :
Derajat dehidrasi
Berat jenis plasma
Kecepatan : rehidrasi initial selesai 2 jam
Lanjutkan pemberian infus dengan cairan
maintenance
3. Ukuran suhu, tensi, nadi
4. Terapi kausal
Antibiotik/antiparasit : tergantung penyebab
Lactobaccilus : menekan bakteri tumbuh lampau atau
infeksi
Kortikosteroid : untuk allergi makanan atau inflamatorik
5. Terapi lain tergantung :
Komplikasi
Penyakit lain yang menyertai
Simtomatik
6. Ukur balance cairan tubuh pada jam 6 12 18 24 dan
catat di lembar observasi
7. Lakukan EKG pada penderita yang umurnya di atas 50 tahun
8. Infus dilepas, bila penderita sudah dapat kencing dan tidak
BAB lagi
9. Tulis semua tindakan dalam lembar observasi
Diare Akut
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
61
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 104/MED/2010
Purwodadi 0 3/3
Telp. (0292) 422838
Prosedur Pilihan pemberian terapi spesifik diare akut bisa mencakup
Rotavirus/Norwalk/HIV : simtomatik
Salmonella spp : Ampicillin, Cotrimoksazol, Quinolone
Shigella spp : Ampicillin, Cotrimoksazol, Quinolone
Vibrio kholera : Tetrasiklin
E. Coli patogen : Simtomatik/antimikroba
C. Difficile : Metronidazole, Vancomycin 1-2 mgg
E. Hystolitica : Metronidazole, Tinidazol, Omidazol
G. Lamblia : Derivat nitroimidazole
C albicans : Nistatin, probiotik
S stercoralis : Tiobendazole
T trichuria : Mebendazole
Unit Terkait Instalasi : laboraorium, Farmasi
62
LEPTOSPIROSIS
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 105/MED/2010
Purwodadi
0 1/2
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
63
LEPTOSPIROSIS
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 105/MED/2010
Purwodadi
0 2/2
Telp. (0292) 422838
64
Penanganan Malaria Berat
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
65
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 106/MED/2010 0 1/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
66
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 106/MED/2010 0 2/2
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Prosedur 6. Klorokuin
7. Dosis loading : Klorokuin 10 mg basa/kg BB dilarutkan 500
cc cairan isotonis dan diberikan dalam 8 jam, dilanjutkan
dengan dosis 5 mg basa/kg BB per infus selama 8 jam
diulangi 3 kali (dosis total 25 mg/kg BB selama 32 jam) Bila
cara i.v. per infus tidak memungkinkan, diberikan secara
intra muskuler atau subkutan dengan cara :
8. 3,5 mg/kg BB klorokuin basa tiap 6 jam interval atau 2,5 i/kg
BB klorokuim basa tiap 4 jam interval.
9. Bila penderita sudah dapat minum oral segera pengobatan
parenteral dihentikan, umumnya setelah 2 kali pemberian
parenteral.
10. Injeksi kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin (Fansidar)
11. Ampul 2 ml berisi 200 mg S-D + 10 mg Pirimetamin
12. Ampul 2,5 ml berisi 500 mg S-D + 25 mg Pirimetamin
13. Fansidar tidak memiliki efek antipiretik sehingga harus
disertai parasetamol.
14. Pemberian anti konvulsan pengobatan tambahan pada
malaria serebral berguna untuk menghindari aspirasi.
Diazepam i.v. 10 mg
Paraldehid 0,1 mg/kg BB
Kormetiazol 0,8% larutan infus sampai kejang hilang
Fenitoin 5 mg/kg BB i.v. diberikan selama 20 menit
Fenobarbital 3,5 mg/kg bb (umur di atas 6 tahun)
Unit terkait Spesialis Penyakit Dalam, laboratorium, rawat inap, ICU,
Spesialis Saraf
Koma
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
67
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 107/MED/2010 0 1/8
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
Koma
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
68
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 107/MED/2010 0 2/8
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Koma
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
69
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 107/MED/2010 0 3/8
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Prosedur j. Leher, fraktur vert serv, jk tak ada periksa kaku kuduk
k. Toraks, periksa paru-paru, jantung
l. Abdomen, periksa hepar (koma hepatik), ginjal (koma
uremik), kandung, seni (retensio urin).
5. Dokter melakukan PEMERIKSAAN NEUROLOGIK
Pemeriksaan kesadaran dengan Skala koma Glasgow
Pemeriksaan Aktifitas Penderita Angka
Membuka Mata Membuka mata spontan 4
Membuka mata atas perintah 3
Membuka mata dengan 2
dirangsang
Tidak dapat membuka mata 1
Bicara orientasi baik 5
Kalimat dan kata baik isi 4
inadekuat
Kata baik, kalimat tidak baik 3
Keluar kata yang tak dapat 2
dimengerti
Tidak keluar suara 1
Gerakan Motorik Mengikuti perintah 6
Dapat menunjuk lokasi 5
Penarikan (gerakan aduksi) 4
Fleksi 3
Respon ekstensor 2
Tidak ada gerakan 1
Koma
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 107/MED/2010
Purwodadi
0 4/8
Telp. (0292) 422838
70
Prosedur 6. Dokter melakukan pemeriksaan untuk menetapkan letak
proses
a. Observasi umum
b. Fungsi nukleus batang otak masih baik tandanya : ada
gerakan menelan, membasahi bibir, menguap.
c. Kejat mioklonik, multifokal dan berulang kali (tanda
gangguan metabolisme sel hemisfer otak).
d. Posisi dekortikasi, letak kedua, lengan dan ttungkal
dalam keadaan fleksi (gangguan di hemisferiurn).
e. Posisi deserebrasi, letak kedua, lengan dan tungkai dalam
keadaan ekstensi (gangguan di batang otak).
f. Observasi pola, pernafasan
Cheyne-Stokes (apneu, diikuti pernafasan dangkal,
kemudian berangsur-angsur bertambah besar
amplitudonya hingga maksimum, setelah itu bertahap
mengecil hingga apneu, siklus baru lagi), lesi di
hemisfer/batang otak bagian atas.
Hiperventilasi neurogen sentral (pernafasan cepat dan
dalam), lesi di tegmenturn (batas mesensefalon dan
pons).
Pernafasan apneistik (inspirasi dalam, diikuti
penghentian ekspirasi yang lama) lesi di pons.
Pernafasan ataksik (pernafasan cepat, dangkal tak
teratur), lesi di formasio retikularis bagian
dorsomedial med oblongata.
Koma
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 107/MED/2010
Purwodadi
0 5/8
Telp. (0292) 422838
71
Prosedur 7. Dokter melakukan pengamatan pupil dan gerakan bola mata
a. Besar, isokori atau anisokor, refleks cahaya dan
konsensual
b. Gerakan bola mata
Deviasi konjugat (ggn gerak mata pada garis horizontal)
Lesi area 8 lobus frontalis (kedua bola mata lihat ke
lokasi lesi)
Lesi di talamus (kedua bola mata melihat ke hidung)
Lesi di pons (kedua bola mata berada di tengah-tengah,
dengan perasat dolls eye, yaitu kepala digerakkan ke
samping, tidak terlihat gerakan bola mata ke arah
samping berlawanan.
Lesi di serebelum (sulit melihat ke samping / ke arah lesi)
Refleks sefalik
Refleks pupil (refleks cahaya & konsensual) lesi di
mesensefalon
Perasat dolleye
Refl okulo-auditorik (telinga dirangsang suara keras,
mata nutup
Refleks okulo-vestibular (lesi di pons, bila dari lubang
telinga dirangsang, dg memasukkan air hangat (44
derajat), tak terlihat gerak bola mata ke telinga yang
dirangsang)
Refleks kornea (merangsang kornea dengan kapas halus,
menyebabkan penutupan kelopak mata).
Refleks (merangsang kornea dengan kapas halus,
menyebabkan penutupan kelopak mata)
Refleks muntah (lesi di med oblangata, akan hilangkan
reflek ini)
Koma
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 107/MED/2010
Purwodadi
0 6/8
Telp. (0292) 422838
72
Prosedur 8. Dokter memeriksa reaksi terhadap rangsa nyeri
Rangsang nyeri pada arkus orbita, stemum, jaringan di
bawah kuku, reaksi yang terlihat :
Gerakan abduksi (seakan-akan penderita menghalau
rangsangan, fungsi hemisfer baik)
Gerakan fleksi lengan & tungkai (ggn hemisfer)
Bila dirangsang, kedua lengan dan kedua tungkai
mengambil posisi ekstensi (ggn batang otak)
9. Dokter melakukan pemeriksaan fungsi traktus piramidalis
untuk :
i. Mengetahui adanya kelumpuhan :
Merangsang dengan rangsang nyeri (adakah gerakan
ekstremitas, sisi yang tak bergerak menandakan
kelumpuhan, berarti lesi sentral).
Menempatkan ekstremitas pada posisi sulit, bandingkan
mana yang lebih mudah terjatuh (tak dapat pertahankan
posisi), menandakan kelumpuhan.
Menjatuhkan lengan atau tungkai bandingkan kanan &
kiri, yang lebih dulu jatuh menandakan kelumpuhan
ii. Reftes tendinei
Pada fase akut gangguan traktus piramidalis, sisi
kontralateral, lesi terdapat penurunan refleks.
iii. Reflkes patologik
Pada sisi kontralateral reflkes patologik positif.
iv. Tonus Sisi Kontralateral lesi akan dijumpai penurunan
tonus.
Koma
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 107/MED/2010
Purwodadi
0 7/8
Telp. (0292) 422838
73
Prosedur 10. Dokter memberikan pengantar untuk
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah (fs ginjal, fungsi hepar, elektrolit, faal hemostatis,
gula)
Bila tidak ada kontraindikasi dapat diperiksa cairan
serebrospinal (dengan indikasi tertentu)
11. Dokter memberikan pengantar untuk
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT
Oftalmoskop
EEG
Ct-Scan
12. Dokter melakukan tata laksana Koma secara umum yaitu
Pernafasan, usahakan bebas obstruksi, berilah oksigen
Tekanan darah, pertahankan pada kondisi optimal
Otak, waspadai timbulnya udem serebri, turunkan segera
TIK
Hentikan segera setiap kejang
Obati setiap infeksi yang ada
Perhatikan kandung kemih, fungsi ginjal, dan miksi
Perhatikan kebutuhan nutrisi, dan defekasi
Awasi dan pertahankan suhu tubuh
Pertimbangkan antidotum spesifik dan Kontrol setiap
agitasi
Koma
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
74
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 107/MED/2010 0 8/8
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
SEPSIS
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 108/MED/2010
Purwodadi
0
Telp. (0292) 422838
75
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
SEPSIS
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 108/MED/2010
Purwodadi
0 2/2
Telp. (0292) 422838
76
Pengertian Syok Septik : sepsis dengan hipotensi walaupun telah dilakukan
resusitasi dengan cairan yang adekuat.
Sindroma Gagal Multiorgan (MODS) : Gangguan fungsi
beberapa organ yang menunjukkan kegagalan hemostasis
Tujuan Agar dicapai perawatan intensif dengan pemakaian antibiotika
yang sesuai dan pengobatan suportif, sehingga angka kematian
dapat diturunkan.
Kebijakan 1. Pengenalan dini kasus sepsis
2. Memberantas mikroorganisme penyebab
3. Menunjang sistem hemodinamik dan respiratorik
4. Menghilangkan sumber infeksi
Prosedur 1. Terapi antimikroba :
Empirik
Segera
Dosis rekomendasi maksimal
2. Jalur intravena
3. Pencarian dan manajemen spesifik terhadap sumber infeksi :
Drainase
Penggantian kateter
4. Terapi suportif : hemodinamika, respirasi dan kelainan
metabolik
5. Terapi suportif umum
6. Nutrisi
7. Pencegahan : perlukaan kulit, trombosis vena dalam, infeksi
nosokomial, stress ulcer
Terapi sepsis mutakhir / eksperimental (daalam penelitian)
Unit Terkait ICU, laboratorium
SYOK SEPTIK
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 109/MED/2010
Purwodadi
0
Telp. (0292) 422838
77
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
SYOK SEPTIK
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 109/MED/2010
Purwodadi
0 2/2
Telp. (0292) 422838
78
Prosedur 3. Perbaikan volume dengan darah (bila anemia), plasma, atau
koloid; cairan Dextrose/saline lebih baik dari laktat; HCO 3,
untuk menaikkan pH menjadi 7,27,3; mungkin memerlukan
tambahan cairan sampai 8-12 liter dalam beberapa jam;
pemberian cairann harus tetap cepat walau ada oliguria.
4. Antibiotika : memerlukan kultur darah dan dari tempat yang
diduga sebagai sumber infeksi. Bila kausa telah diketahui
berikan kombinasi gentamisin (atau tobramisin) dan
sefalosporin atau penisilin semisintetik.
5. Tindakan bedah : fokus infeksi (abses, infrak atau nekrosis
usus, radang kandung empedu, infeksi uterus, pielonefrosis)
harus dibuang atau dilakukan drainase.
6. Obat vasoaktif : Dopamin dimulai dengan dosis 2-5
g/kg/menit, dapat dinaikkan sampai curah urine atau tekanan
darah membaik (sekitar 20 g/kg/menit, terutama stimulan
alpha-adrenergik dan dapat dijumpai vasokonstriksi ginjal
dan sirkulasi splanknikus); isoproterenol mempunyai efek
vasodilatasi dan inotropik positif terhadap jantung pada
pemberian 2-8 g/menit.
7. Diuretika : Apabila penggantian volume telah tercapai,
upayakan mempertahankan curah urine > 30-40 ml/jam.
8. Glukokortikoida : manfaatnya pada syok septik masih
kontroversial, mungkin bermanfaat bila diberikan awal; metil
prednisolon (30 mg/kg) atau deksametason (3 mg/kg), dapat
diulang tiap 4 jam.
Unit Terkait Laboratorium , ICU
TETANUS
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 110/MED/2010
Purwodadi
0
Telp. (0292) 422838
79
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
TETANUS
Di RS. Permata Bunda Purwodadi
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 110/MED/2010
Purwodadi
0 2/2
Telp. (0292) 422838
80
Tujuan Mencegah komplikasi akibat spasme dan kejang (fraktur
vertebrac), obstruksi nafas, robekan otot, dll.
Prosedur 1. Persiapan :
a. Menyediakan infus set, abbocath, suction, NGT, kateter
urin, cairan infus D 5%, RL dan nutrisi.
b. Menyediakan obat : ATS, Human tetanus imunoglobulin,
Penicilin, Clindamisin, eritromisin, metronidasol,
diazepam, midasolam, barbiturat, klorpromasin, agen
pelemas otot/vekuronium, agen penghambat alfa/beta :
clonidin, morfin
2. Terapi
a. Luka dieksplorasi hati-hati, dibersihkan dan debridement
menyeluruh serta diambil sample biakan luka.
b. Pemberian Human TIG 3000 6000 (5000 IU) im, dalam
dosis terbagi atau ATS 100.000 unit sebagian IM
sebagian IV (minimal 10.000 unit).
c. Pemberian Penicilin 10-20 juta unit perhari selama 10
hari
d. Bila alergi penisilin bisa diganti : Clindamisin,
eritromisin, metronidasol.
e. Pengendalian spasme otot dengan diazepam /
midasolam / barbiturat / klorpromasin, atau jika tidak
respon terapi daapat digunakan agen vekuronium kalau
perlu intubasi atau trakeostomi dan pemasangan
ventilator
f. Bila ada disfungsi otonomik dapat diberikan agen
alfa/beta bloker, Clonidin dan morfin sulfat
Unit Terkait Spesialis Penyakit Dalam, ICU, Spesialis THT, Saraf
CARDIAC ARREST
81
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 111/MED/2010 0 1/4
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
PENGERTIAN Henti jantung adalah keadaan klinis berhentinya sirkulasi secara
mendadak karena berhentinya kerja pompa jantung pada seseorang.
Keadaan ini terutama disebabkan fibrilasi ventrikel (VF) atau
tachycardia ventrikel serius dan sebagian kecil disebabkan asistole
ventrikel dan disosiasi elektromekanik.
CARDIAC ARREST
82
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 111/MED/2010 0 2/4
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
4. Periksa nadi penderita (pada A.Carotis).
Bila tidak ada nadi Segera lakukan chest compression.
Persiapkan defibrillator dan pasang
monitor ECG (lihat protap
Pemasangan Defibrillator).
5. Periksa ritme pada monitor
Bila VT atau VF segera lakukan shock asychronized, 3 kali
berturut-turut dengan kekuatan 200 J, 300 J dan 360 J.
6. Pasang IV line (larutan NS) dan intubasi segera.
7. Beri Epinephrine 1 mg IV push (dorong dengan bolus cairan 20
30 ml), diulang setiap 3 5 menit.
8. 30 60 detik sesudah pemberian adrenalin, ulangi shock 3 kali
berturut-turut dengan kekuatan 360 J.
9. Ulangi langkah 7 8 sebanyak 3 set.
10. Berikan Cordarone (Amiodarone 150 mg/3 ml) ,5 mg /kg BB
IV ,Lidocaine (60 mg/3 ml) ,1 1,5 mg/kg BB IV ,Meylon (Na
bicarbonate 1meq/ml) ,1meq/kg BB IV
11. 30 60 detik kemudian, ulangi shock dengan kekuatan 360 J.
12. Periksa ritme pada monitor setiap sesudah melakukan shock.
Irama VF/VT menetap Teruskan langkah-langkah di atas.
Irama sinus Hentikan shock
Asystole Teruskan dengan prosedur Asystole.
13. Irama sinus
Hentikan shock
Periksa airway dan posisi endotracheal tube.
Perbaiki posisi tube.
Bila ada sumbatan, bersihkan jalan nafas
Periksa ventilasi + pasang Pulse oxymetry.
Pernafasan spontan dan adekuat (SaO2 > 95%) Beri
O2 6 l/menit.
Pernafasan spontan tetapi tidak adekuat (SaO2 < 95%)
Berikan bantuan ventilasi dengan Ambu bag.
Periksa tekanan darah dan nadi.
Hipotensi
Berikan bolus cairan 250 500 ml (kecuali pasien
overhidrasi)
CARDIAC ARREST
83
RS. PERMATABUNDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. Hayam Wuruk 24 111/MED/2010 0 3/4
Purwodadi
Telp. (0292) 422838
Bila hipotensi tidak terkoreksi, berikan Dobutamin drip 2,5
10 g/kg BB, ditingkatkan setiap 15 menit sampai
tekanan systolik > 100 mmHg dan tanda-tanda syok tidak
ada.
Bradicardia
Periksa ulang ABC (perbaiki ventilasi dan oksigenisasi)
Bila tidak ada perbaikan, beri Atropin 0,5 mg 1 mg IV,
diulang setiap 5 menit sampai respons yang diinginkan
tercapai (nadi 60 per menit).
Untuk mencegah recurrent VF/VT, berikan Cordarone drip
10 mg/kg BB/24 jam.
Lakukan pemeriksaan ECG 12 lead
Darah : enzyme jantung , elektrolit dan lain-lain yang
dianggap perlu.
Tindakan lain Pasang Urinary catheter, Nasogastric tube
Kirim pasien ke ICCU dan segera konsultasikan dengan
cardiologist on call.
84
CARDIAC ARREST
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 111/MED/2010 0 4/4
Telp. (0292) 422838
VF/PulselessVT Algorithm
DEFIBRILATE
up to 3 times
200 300 360
J
Rhythm after 3
Hypother
PEA ASYSTO
Persistent or Spontaneous
Recurrent
Assess Vital
VF/VT
signs
Support airway
Continue
Support
CPR
Intubate breathing
Epinephrine 1
mg
Administer medication of
probable benefit
Defibrilate 360 J Cordarone 150 mg IV push
after 30 60 Lidocaine 1 1,5 mg / kg
sec Mg SO4 1 2 g in Torsades de
Pointes, hypomagnesemia.
Na Bicarbonate 1 mg / kg
85
ANGINA PEKTORIS
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 112/MED/2010 0 1/1
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
PENGERTIAN Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang berupa serangan
nyeri dada yang khas (lihat IMA), timbul terutama pada saat
melakukan aktifitas, dengan gambaran EKG berupa depresi segmen
ST.
StabilNyeri kurang dari < 15 menit
Nyeri timbul pada saat melakukan aktifitas
Tidak stabil Nyeri 15 30 menit
Nyeri timbul pada waktu istirahat
86
INFARK MIOKARD AKUT
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 113/MED/2010 0 1/4
Telp. (0292) 422838
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
TETAP
01 Maret 2010 Dr. H. Utomo DS, Sp.OG.
PENGERTIAN Infark Miokardium Akut adalah nekrosis miokardium akibat aliran
darah coroner tidak mencukupi disebabkan sumbatan pada satu atau
lebih arteri coroner karena pecahnya atherosclerotic plaque dan
spasme.
TUJUAN Memberi pertolongan sistematis, cepat dan tepat pada pasien infark
miokard akut yang datang ke UGD R.S. St. Elisabeth.
TINDAKAN :
1. Baringkan penderita.
2. Beri oksigen 6 liter/menit melalui canula atau facemask.
3. Sarankan agar pasien tenang, tindak banyak bergerak dan tidak
mengedan.
87
INFARK MIOKARD AKUT
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 113/MED/2010 0 2/4
Telp. (0292) 422838
4. Rekam ECG 12 lead.
5. Pasang IV line dan ambil sampel darah untuk pemeriksaan
enzyme jantung (CPK, CKMB, SGOT dan SGPT).
88
INFARK MIOKARD AKUT
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 113/MED/2010 0 3/4
Telp. (0292) 422838
Bradycardia
Apabila terjadi hipotensi, pasien segera dibaringkan posisi
Trendelenburg.
Nause dan vomitus dapat di atasi dengan pemberian Primperan
1 amp im.
6. Persiapan terapi thrombolitik :
Kontra indikasi absolut :
Ada perdarah interna aktif
Tersangka aortic dissection
Traumatik CPR
Hipertensi (systolic/diastolik 180/110 mmHg)
Mengalami CVD dalam 6 bulan terakhir.
Hamil.
Kontra indikasi relatif :
Mengalami trauma atau bedah besar dalam 2 bulan
terakhir.
Ulcus pepticum aktif.
Riwayat CVD, tumor, cedera atau bedah otak
Gangguan hemostasis
Disfungsi Hepar dan gagal ginjal.
Telah mendapat streptokinasi atau anistreplase dalam 12
bulan terakhir
CPR yang lama
Kanker atau penyakit lain dengan kelainan thorak,
abdomen atau intrakranial
Terapi thrombolitik diberikan setelah konsultasi
dengan dokter ahli jantung yang merawat.
7. Bradicardia Bila nadi < 60 / menit disertai gejala
hipotensi atau ventricular ectopy.
Berikan Atropin 0,5 1 mg IV.
89
INFARK MIOKARD AKUT
RS. PERMATABUNDA
Jl. Hayam Wuruk 24 No. Dokumen No. Revisi Halaman
Purwodadi 113/MED/2010 0 4/4
Telp. (0292) 422838
Hiperdinamic state pada orang muda (biasanya disertai
peningkatan tekanan darah).
Gagal jantung atau hipovolemia.
Tindakan sesuai dengan penyebabnya.
90
91