Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

HIPONATREMIA
KELOMPOK STAF MEDIS (KSM) PENYAKIT DALAM

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
136/PPK/YANMED-AH/
VIII/ 2022

Ditetapkan oleh :
Direktur Aulia Hospital
Tanggal Terbit:
PANDUAN
PRAKTEK KLINIK
10 Februari 2022
dr. Ranika Paramita, MKM

Suatu keadaan dimana kadar Natrium (Na) plasma <135 mEq /L. Hiponatremia
yang terjadi <48 jam dan membutuhkan penanganan segera. Sedangkan
hiponatremia kronis adalah hipontremia yang berlangsung > 48 jam. Gejala
akan muncul jika kadar natrium < 125 mEq/L . Hiponatremia dibagi menjadi tiga
PENGERTIAN
bagian:
1. Isotonik Hiponatremia
2. Hipertonik hiponatremia
3. Hipotonik hiponatremia
Umumnya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang berhubungan dengan
disfungsi susunan pusat seprti mual, muntah, sakit kepala, kram otot, agitasi,
disorientasi, kejang bahkan koma. Pada kasus asimptomatik dapat dimulai
ANAMNESIS
bermanifestasi kehilangan kestabilan sehingga berisiko jatuh. Riwayat penyakit
yang diderita. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan atau jamu dalam waktu yang
lama.

Perubahan kesadaran atau perubahan kepribadian, hipotermia, reflek menurun,


PEMERIKSAAN
pola pernapasan cheyne stokes, pseudobulbar palsy, kulit dingin dan basah,
FISIK
tremor, dan disertai gangguan saraf sensorik.

KRITERIA
Memenuhi kriteria anamnesis , pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA Hiponatremia
1. Laboratorium: natrium serum <125 mEq/L
2. Osmolaritas serum : menurun kecuali pada kasus pseudohiponatremia ,
azotemia, intoksikasi etanol & metanol.
3. Berat jenis urin.
4. Natrium urin
PEMERIKSAAN
5. Fungsi ginjal: ureum, creatinin, asam urat
PENUNJANG
6. Glukosa darah, (setiap peningkatan glukosa 100 mg/dl menurunkan natrium
2,4 mEq/l)
7. Profile lipid
8. Fungsi tiroid
9. Radiologi
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Cepat lambatnya onset penyakit
- Derajat, durasi, dan gejala dari hiponatremia
- Ada atau tidaknya faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko
komplikasi neurologis.
TATALAKSANA 2. Menyingkirkan diagnosis pseudohiponatremia atau hipertonik hiponatremia (
hiperglikemia)
3. Mengatasi penyakit dasar
4. Hiponatremia asimptomatik : menaikkan natrium dengan kecepatan <0,5
mEq/L/jam
5. Hiponatremia akut simptomatik:
- Tujuan: meningkatkan kadar natrium 1,5-2 mEq/L/jam sampai gejala
berkurang atau sampai konsentrasi natrium serum >118 mEq/L dan
mengobati penyakit dasarnyaa.
- Peningkatan kadar natrium harus <12 mEq/L dalam 24 jam pertama
dan <18 mEq/L dalam 48 jam pertama untuk menghindari demielinisasi
osmotik.
- Cairan saline hipertonik 3% diberikan secara infus intravena dengan
kecepatan 1-2 ml/kg /jam dan ditambah loop diuretic.
- Jika ada gejala neurologik berat: kecepatan dapat dinaikkan menjadi 4 –
6 ml/kg/jam.
- Jika gejala sudah menghilang dan kadar natrium > 118 Eq/L ,
pemberian cairan diturunkan menjadi maksimal 8 mEq/L dalam 24 jam
sampai target kadar natrium 125 mEq/L .
- Pemantauan ketat natrium serum dan elektrolit sampai terjadi kenaikan
kadar natrium dan gejala menghilang.
6. Hiponatremia kronik simptomatik
- Jika tidak diketahui durasi atau onset gejala, koreki dilakukan dengan
hati-hati karena otak sudah beradaptasi dengan kadar natrium yang
rendah.
- Jika gejala berat: tataklaksana seperti kasus hipernatremia akut.
Peninkatan natrium tidak melebihi 10-12 mEq/l pada 24 jam pertama,
dan < 6 mEq/L /hari pada hari berikutnya.
- Jika gejala ringan sampai sedang: koreksi dilakukan secara perlahan. 0,5
mEq/L/jam, sampai target tercapai terapi tetap diteruskan. Maksimal
pemberian 10 mEq/L dalam 24 jam.
7. Hiponatermia kronik asimptomatik
tujuan terapi: mencegah penuruan natrium serum dan menjaga kadar
natrium mendekti normal
8. Hipervolemia hiponatremia : Restriksi cairan 1000-1500 ml/ hari dan restriksi
natrium. CHF : Furosemide dan ACE ( angiotensin converting enzyme)
inhibitor.
9. Euvolemik hiponatremia ( SIADH) : retriksi cairan 1000-1500 ml/hari.
10. Hipovolemia hiponatremia: berikan normal saline ( Ns) atau d5Ns.
Rumus untuk mengetahui jumlah natrium dalam larutan natrium hipertonik
yang diberikan:
Na infus – Na serum
TBW +1

TBW ( total-body water): berat badan (kg) x konstanta


Konstanta: 0,6 (laki-laki) 0,5 (perempuan) 0,5 (laki-laki lanjut),
0,45 (perempuan usia lanjut)

Kejang, herniasi batang otak, kerusakan otak permanen , koma disebabkan


KOMPLIKASI
karena edema serebral.
Wanita yang belum menopause, anak prepubertas, dan pasien dengan hipoksia
PROGNOSIS seberal lebih besar kemungkinan berkembang menjadi ensepalopati dan sekuele
gejala neurologik yang berat.

PENELAAH KRITIS SMF Penyakit Dalam

KEPUSTAKAAN 1. Alwi I. Salim S, hidayat R, Kurniawan J, Tahapary D. Gangguan Natrium-


Hiponatremia. Dalam: Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu PEnyakit Dalam
Panduan Praktis Klinis Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia Edisi 4. Jakarta : interna Publishing: 2019. 400-4
2. Nathania M. Hipokalemia- Diagnosis dan Tatalaksana. CDK-273: 2(46).
2019.103-8.
3. Siregar P. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Dalam: Alwi
Isetiawati S, Setiyohadi B Simadribata M, Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I edisi IV . Jakarta : interna Publishing:2006.134-42.

Anda mungkin juga menyukai