07/10/2017 1
Pengertian
Koma didefinisikan sebagai kondisi tidak sadar
dalam yang tidak berespon terhadap rangsang
ekstemal.
Kejadian pasien koma dapat terjadi akibat proses
intracranial dan ekstrakranial.
Penilaial pasien koma dilakukan dengan
menggunakan Glasgou Coma Scale (GCS), dengan
skor kurang dari sama dengan 3
07/10/2017 2
Tujuan
penatalakasanaan pasien koma yang seragam
memberikan pelayanan yang komprehensif
terhadap seluruh pasien koma
07/10/2017 3
Prinsip penanganan pasien koma
Pastikan oksigenasi adekuat
Pertahankan sirkulasi
Kontrol gula darah
Turunkan tekanan intrakranial
Hentikan kejang
Atasi infeksi
Perbaiki ketidak seimbangan asam basa dan elektrolit
Selaraskan suhu tubuh
Pertimbangkan antidotum spesifik
07/10/2017 4
Tatalaksana
Pastikan airway, breathing dan circulation aman
Rawat pasien di ruang intensif
Cari penyebabnya :
- Intrakranial
- Ekstrakranial
07/10/2017 5
Intrakranial
Adanya lesi intracranial peningkatan tekanan
tinggi intracranial penurunan kesadaran
Prinsip penanganan adalah menurunkan tekanan
intracranial secepatnya agar tidak terjadi
secondary brain injury atau bahkan herniasi.
07/10/2017 6
Cara menurunkan TTIK
Oksigenisasi yang adekuat pemasangan ETT
Pemberian ventilasi menggunakan ventilator
dengan target PaCo2 35-45 mmHg
mempertahakan perfusi ke otak dengan
mempertahankan MAP > 65
Pemberian obat anti hipertensif, osmotic diuretic
07/10/2017 7
Pemeriksaan
Lakukan CT scan kepala gambaran perdarahan
intracranial atau penumpukan cairan
serebrospinal di ruang ventrikel, segera konsulkan
ke Bedah Saraf untuk evaluasi.
Jika sesuai dengan indikasi, lakukan operasi
Sedangkan jika terjadi gambaran sumbatan di
pembuluh darah otak, segera konsulkan ke
neurologi
07/10/2017 8
Ekstrakranial:
1. Kondisi hipoglikemia
2. Kondisi Hiperglikemia
3. Kejang
4. Infeksi
5. Pemberian antidotum spesifik
6. Pasien koma di ruang intensif
07/10/2017 9
1. Kondisi hipoglikemia
Hipoglikemi adalah kadar gula darah < 60 g/dl atau
kadar gula darah dibawah normal yang sudah
menimbulkan gejala.
Pada pasien koma, lakukan pemeriksaan gula darah
segera setelah airway dan breathing teratasi.
Lakukan koreksi hipoglikemi cepat dengan Dextrose
40% sebanyak 50 ml (2 fls).
Lakukan evaluasi ulang gula darah
Terapi ini dapat diulang sampai kondisi gula darah
kembali normal
07/10/2017 10
2. Kondisi Hiperglikemia
Hipergilkemia dikatakan jika kadar gula darah yang
sangat tinggi menyebabkan kejadian Ketoasidosis
Diabetikum (KAD) atau Hiperosmolar Non Ketotik
Diabetikum (HONK).
KAD merupaka kondisi mengancam jiwa yang
merupakan komplikasi diabetes mellitus terutama tipe
l.
Pasien datang umunnya dengan penunrunan
kesadaran.
Setelah airway dan breathing teratasi, akses intravena
didapat, lakukan pemeriksaan penunjang
07/10/2017 11
Tatalaksana KAD bertujuan untuk
Resusitasi cairan
kehilangan cairan bebas kurang lebih 6 liter atau sekitar 1OO
mg/kgbb. Resusitasi cairan menggunakan cairan NaCl 0.9% 1000
ml/jam
reversal dari asidosis dan ketosis Jika sesuai indikasi, lakukan
hemodialisa
mengembalikan gula darah plasma menjadi normal
Berikan terapi insulin 0,02-0,05 IU/Kgbb/jam intravena atau
berikan short acting insulin 0.1 IU/Kgbb subcutan setiap 2 jam
Target gula darah 150-200g/dl untuk pasien KAD dan 200-300
g/dl pada pasien HONK.
koreksi elektrolit dan koreksi kehilangan cairan
Gangguan elektrolit yang umum adalah hiponatremi dan
hyperkalemia
07/10/2017 12
3. Kejang
Kejalg dapat diakibatkan dari intracranial maupun
ekstrakranial.
Prinsip dasar penanganan kejang , menjaga airway dan
breathing yang adekuat serta atasi kejang
07/10/2017 15
5. Pemberian antidotum spesifik
Kondisi koma dapat juga disebabkan dari overdosis opioid.
Gejala yang ditunjukkan mulai dari hipopneu atau apneu,
miosis dan stupor serta riwayat konsumsi obat-obatan.
Langkah pertama yang dilakukan menjaga airway dan
breathing tetap adekuat untuk mencapai oksigenisasi.
Selanjutnya pasien dapat diberikan antidotum naloxone
dengan dosis inisal 0.04 mg iv dan dapat dititrasi naik
setiap 2-3 menit sampai respon pernafasan atau kesdaran
membaik dengan batas maximal pemberial adalah 15 mg iv.
07/10/2017 16
6. Pasien koma di ruang intensif
Pasien yang dirawat di ruang intensif dibuat dalam
kondisi koma untuk menurunkan kebutuhan oksigen
dikarenakan kondisi pasien yang sakit berat.
Kondisi koma yang disengaja ini juga dapat digunakan
untuk memproteksi otak akibat trauma yang berat dan
mencegah terjadinya secondary brain injury.
Obat yang digunakan seperti propofol dengan dosis
0,5-6 mg/kgbb/jam, midazolam 0,04-0,2
mg/kgbb/jam atau dexmedetomidine dengan dosis
inisial 1 mcg/kgbb diberikan dalam 20 menit
dilanjutkan dengan 0,2-0,7 g/kgbb/jam.
07/10/2017 17
6. Pasien koma di ruang intensif
Beberapa analgetik yang bisa digunakan sebagai sedasi
di ruang intensif seperti fentanyl dengan dosis 0,7-10
mcg/kgbb/jam atau morfin 2-30 mg/jam.
Untuk pasien yang diinduksi koma di ruang intensif,
kedalaman sedasi harus diukur secara berkala
menggunakan Richmond Agitation Sedation Scale
(RASS) dengan target 4 yaitu tidak berespon terhadap
stimulus suara namun berespon terhadap stimulus
kontak fisik dan pergeralan.
Setiap 24 jam, obat sedasi dihentikan dan pasien
dinilai ulang kesadaranya.
07/10/2017 18
Penutup
Koma merupakan kondisi dimana pasien tidak sadar
dengan GCS < 3.
Penyebab pasien menjadi koma harus dicari dan diterapi
secepatnya (proses intracranial dan ekstrakranial)
Terapi yang agresif dalam penanganan pasien akan
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
Pasien yang sengaja di buat koma di ruang intensif
bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen pada
pasien yang sakit berat, sebagai brain protection pada
pasien dengan TTIK, dan mencegah gelisah pada pasien
yang dihubungkan dengan ventilasi mekanik.
Pada pasien yang sengaja dibuat koma, kesadarannya harus
dinilai setiap hari
07/10/2017 19
07/10/2017 20