Anda di halaman 1dari 49

PENERIMAAN PASIEN ICU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu tata cara menerima pasien untuk dirawat di ICU yang
mengalami kegawatan.
TUJUAN Pasien yang mengalami kegawatan terancam jiwanya sewaktu -
waktu agar dapat memperoleh pengobatan, perawatan dan
pemantauan intensif sesuai dengan kondisi yang dialami pasien.
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR 1. Ruangan yang akan mengirim pasien memberi tahu terlebih


dahulu ke ICU bahwa akan ada pasien masuk dan dokter ICU
sendiri memberi persetujuan.
2. Menyiapkan perlengkapan peralatan pasien dan bed ICU
dilengkapi dengan status pasien dan trolley emergency.
3. Menerima pasien, timbang terima beserta catatan medik yang
lengkap.
4. Pasien disambut oleh dokter, perawat, dan petugas ICU, pasien
dipindahkan dari brankar ke tempat tidur ICU oleh perawat
pelaksana dan petugas perakarya, dan dibantu juga oleh
keluarga bila diperluan dengan meperhatikan pasien safety.
5. Memasang oksigen, bed side monitor, ventilator ( jika
diperlukan )
6. Mengganti pakaian pasien dengan pakaian ICU.
7. Observasi semua kebutuhan pasien mulai dari ventilasi dan
sirkulasi (SpO2, EKG, RR, Tamp) intake dan Output pasien.
8. Observasi keadaan lainnya seperti tingkat kesadaran, pupil,
fungsi motorik, output pasien.
9. Cek kepatenan seluruh peralatan yang telah terpasang
sebelumnya.
PENERIMAAN PASIEN ICU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
10. Observasi pemeriksaan darah terakhir dan lakukan
pemeriksaan darah sesuai kebutuhan.
11. Observasi hasil radiologi terakhir dan lakukan pemeriksaan
radiologi yang dibutuhkan.
12. Memberitahukan keluarga tentang keadaan pasien dan tata
tertib ICU.
13. Memasukkan data pasien ke register rakam medik (RM).
14. Dokter jaga bekerjasama dengan perawat ICU untuk
memberikan therapy yang diberikan seperti obat- obatan,
nutrisi dan cairan.
15. Mengadakan komunikasi dengan keluarga pasien minimal
sekali dalam sehari (terutama pada waktu kunjungan keluarga).
UNIT KERJA 1. IGD
2. OK
3. Instalasi Rawat Inap
PEMINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu prosedur memindahkan pasien dari ICU pada pasien yang
kondisinya sudah terbebas dari kegawatan.
TUJUAN 1. Supaya proses pengobatan dan perawatan pasien yang sudah
tidak memerlukan lagi fasilitas ICU dapat dilanjutkan di ruang
rawat inap biasa.
2. Perlu diupayakan kelangsungan proses pengobatan dan
perawatan di rawat inap berkesinambungan dengan
pengobatan dan perawatan di ICU, agar dapat dicegah
berulangnya kegawatan atau deteksi dini keadaan tersebut
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ………………………………….

PROSEDUR 1. Memberitahu rawat inap, bahwa akan ada pasien pindah dari
ICU dan meminta persetujuan pihak rawat inap tersebut.
2. Meminta konfirmasi rawat inap tentang waktu kesiapan untuk
menjemput pasien dari ICU.
3. Menyiapkan pasien dan kelengkapannya.
4. Pasien dijemput ke rawat inap dengan memperhatikan sarat –
sarat tranportasi pasien.
5. Melakukan serah terima pasien dengan perawat rawat inap,
yang di serah terimakan adalah :
a. lengkapan catatan medik dan keperawatan pasien.
b. Masalah yang perlu diperhatikan dalam perawatan dan
pengobatan selanjutnya sehingga dapat dilakukan deteksi
dini apabila timbul kegawatan kembali.
c. Semua hasil pemeriksaan ( yang telah dikerjakan ) baik
yang sudah selesai maupun yang belum.
6. Terapi dan perawatan lanjutan sesuai dengan pengantar dari
dokter ICU
PEMINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

7. Memberikan pesan agar menghubungi ICU kembali apabila


terdapat hal – hal yang belum jelas atau atau terjadi kegawatan
ulang.
8. Selanjutnya perawatan terhadap pasien menjadi tanggung
jawab perawat dan dokter ruang rawat inap.
UNIT KERJA 1. IGD
2. OK
3. ICU
4. Instalasi Rawat Inap
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan emergensi untuk mengatasi keadaan henti jantung
dan henti nafas.
TUJUAN Menyelamatkan kehidupan :
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau respirasi melalui
pengenalan dan intervensi segera.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi
melalui RJP.
3. Memberikan oksigenasi kepada otak, jantung dan organ -organ
vital lainnya serta mengembalikan fungsi jantung dan ventilasi
yang normal.
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR 1. Pastikan adanya henti nafas dan atau henti jantung.


2. Mintalah pertolongan.
3. Posisikan pasien terlentang.
4. Pasang pengalas keras.
5. Atur posisi penolong :
a. Penanganan airway ( posisi pada bagian atas kepala )
b. Penanganan sirkulasi ( posisi bagian samping bahu kanan
pasien )
c. Penyedia obat ( posisi dekat dengan emergensi troli )
d. Leader
6. Beri bantuan nafas dengan ambubag.
7. Lakukan kompresi jantung ( 30 : 2 )
8. Berikan obat – obat emergensi sesuai ketentuan.
9. Lakukan tindakan sesuai algoritm.
10. Jika berhasil siapkan untuk penanganan lebih lanjut.
11. Dokumentasikan tiap langkah kegiatan.
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

UNIT KERJA 1. IGD


2. ICU
3. Ruang Perinatologi.
4. Instalasi Rawat Inap
TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/3


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Terapi Oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi.
TUJUAN 1. Mengatasi keadaan hipoksia
2. Menurunkan kerja pernafasan
3. Menurunkan beban kerja otot jantung ( miocard )

Indikasi :
a. Pasien dengan kadar O2 yang diketahui melalui hasil AGD
/ BGA.
b. Pasien dengan peningkatan kerja napas dimana tubuh
berrespon terhadap keadaan hipoksia melalui peningkatan
laju dan dalamnya pernapasan, serta adanya kerja otot –
otot tambahan pernapasan.
c. Pasien dengan peningkatan kerja jantung dimana jantung
berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui
peningkatan laju pompa jantung yang lebih kuat.
d. Pada pasien selama dan sesudah pembedahan.

Kontra Indikasi :
a. Mutlak tidak ada.
b. Untuk PPOM berat pemberian O2 dimulai dengan 2 LPM
dinaikkan secara bertahap.
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter,
humidifier.
2. Catheter nasal / kanul nasal / sungkup muka sederhana /
sungkup muka dengan kantong udara / sungkup muka dengan
parsial rebreathing.
TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0 2/3


RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Langkah – langkah :
1. Kateter nasal / Kanul nasal :
a. Cuci tangan.
b. Memberi tahu pasien.
c. Isi tabung humufider dengan water for irigation batas yang
tertera.
d. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen /
sentral oksigen.
e. Cek fungsi flow meter dan humufider dengan memutar
pangatur konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya
gelembung udara dalam tabung flow meter.
f. Menghubungkan kateter nasal / kanul nasal dengan flow
meter.
g. Alirkan oksigen ke :
 Kateter nasal dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
 Kanul nasal dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
h. Cek aliran kateter nasal / kanul nasal dengan menggunakan
panggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran
oksigen.
i. Pasang alat kateter nasal / kanul nasal pada klien.
j. Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir sesuai
yang di inginkan.
k. Cuci tangan.
l. Rapikan peralatan kembali.
m. Dokumentasikan pada status klien.

2. Sungkup muka partial rebreathing.


a. Cuci tangan.
b. Memberi tahu pasien.
c. Isi tabung humidifier dengan water for irigation setinggi
batas yang tertera.
d. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen /
sentral oksigen.
e. Cek fungsi flow meter dan humidifier dengan memutar
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara
dalam tabung flow meter.
TERAPI OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0 3/3


RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
f. Menghubungkan sungkup muka partial rebreathing dengan
flow meter.
g. Alirkan oksigen ke sungkup muka partial rebreathing
dengan aliran udara 8 – 12 lt/mnt.
h. Cek aliran oksigen ke sungkup dengan cara menutup
sungkup dengan salah satu tangan dan amati aliran oksigen
yang masuk ke dalam kantong.
i. Pasang alat sungkup muka partial rebreathing pada klien.
j. Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir sesuai
dengan yang diinginkan.
k. Cuci tangan.
l. Rapikan peralatan kembali.
m. Dokumentasikan pada status klien.

3. Hal – hal yang harus diperhatikan :


a. Bandingkan hasil PaO2, SaO2, SpO2 klien sebelum dan
sesudah pemberian O2.
b. Kaji dan bandingkan status pernapasan sebelum dan
sesudah pemberian O2.
c. Cek kulit dan membran mukosa klien.
d. Cek kepatenan alat.
e. Observasi adanya keluhan terutama mual dan muntah.
f. Tanyakan kenyamanan terhadap
UNIT KERJA 1. IGD
2. OK
3. Instalasi Rawat Inap
4. Ruang Perinatologi
5. Ruang Kebidanan
MONITOR SATURASI OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Monitor saturasi oksigen merupakan tekhnik monitoring non
invasive untuk mengukur saturasi oksigen arteri dan fungsi
hemoglobin, nilai normal 97 – 99 %.
TUJUAN Diagnostik :
1. Menilai data dasar saturasi oksigen yang merupakan bagian
pengakajian oksigenasi.
2. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering berubah
terutama pada keadaan kritis.
3. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas oksigenasi
pasien seperti suction, reposisi, merubah konsentrasi O2.
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR 1. Persiapan alat : Pulse oximeter beserta sensornya.


2. Cara kerja :
a. Cuci tangan.
b. Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah / kotoran lain.
c. Pilih sensor yang tepat sesuai lokasi tempat sensor.
d. Sambungkan oximeter dengan menekan tombol power on /
off.
e. Set alarm secara tepat dan cek fungsi lainnya.
f. Untuk mematikan tekan kembali tombol power on / off.
g. Sambungkan sensor lempeng / klip pada tangan / kaki /
telinga.
3. Hal – hal yang harus diperhatikan : Lokasi tempat penempatan
sensor.
a. Sensor klip ditempatkan pada jari telunjuk tangan atau
telinga.
b. Sensor lempeng di tempatkan pada jari – jari, ibu jari kaki,
hidung.
MONITOR SATURASI OKSIGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

UNIT KERJA 1. IGD


2. ICU
3. OK
4. Instalasi Rawat Inap
5. Ruang Perinatologi.
6. Ruang Kebidanan
ASISTENSI INTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan pipa endotrachea ke dalam trachea.
TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas.
2. Untuk pemberian pernafasan mekanik.
3. Untuk mempermudah penghisapan sekresi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Laringoscope dengan bilah yang sesuai.
2. Magills untuk membantu memasukkan pipa.
3. Maudrin ( bila ada kesulitan saat memasukkan tube ).
4. OTT / NTT sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Xylocain jelly.
6. Sarung tangan.
7. Obat – obatan untuk persiapan intubasi antara lain :
a. Sedasi : midazolam, propofol, pentotal .
b. Muscle relaxan : Succinyl cholin, rocuronium, atracurium,
vecuronium.
8. Xylocain spray / semprot.
9. Pressure cuff / spuit cuff.
10. Guedell / mayo.
11. Stetoscope.
12. Suction catheter untuk menghisap sekresi.
13. Emergency trolly yang berisi obat – obat emergency.
14. Air viva, face mask untuk oxigenasi.
15. Plester / pita untuk fiksasi.
16. Suction dinding / sentral / manual.

Cara Kerja :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Cek suction sentral dan atur tekanan antara 100 – 200 mmHg
atau suction manual dan sambungkan selang catheter steril.
ASISTENSI INTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

4. Nilai kesadaran pasien, bila sadar diberitahu.


5. Bersihkan jalan nafas dengan cara suctioning.
6. Sambungkan pasien ke EKG monitor dan ukut tensi, nadi dan
pernafasan ulang, saturasi oksigen.
7. Posisi pasien terlentang / flat dan ekstensikan leher pasien
(sesuaikan dengan kondisi pasien ).
8. Bantu tindakan intubasi sesuai dengan tahapannya.
9. Ikat selang trakea / trakeostomi dengan tali / plester.
10. Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan.

Hal – hal yang perlu di perhatikan :


1. Keadaan umum pasien, terutama tensi, nadi dan pernafasan,
saturasi, oksigen.
2. Monitoring EKG.
3. Pengisian cuff ( balon ).
4. Fiksasi.
Penghisapan sekresi dengan tehnik yang semestinya.
UNIT KERJA 1. IGD
2. OK
3. ICU
EXTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Pengangkatan pipa endotrachea dari trachea.
TUJUAN 1. Sebagai tahap akhir proses penyapihan dari ventilator.
2. Pasien sudah tidak mengalami sumbatan ( potensial sumbatan
jalan nafas ).
3. Supaya pasien dapat bernafas seperti semula.
4. Dapat berbicara dan menelan seperti biasa.
5. Supaya pasien dapat batuk dengan efektif dan dapat
mengeluarkan sputum sendiri.

Indikasi :
1. Pasien sudah kompos mentis dan kooperatif.
2. Tensi nadi dan pernafasan normal.
3. Suhu badan tidak panas karena bila sebelum panas kebutuhan
oksigen meningkat dan metabolisme naik.
4. Bisa batuk secara efektif.
5. Hasil thorax foto terakhir keadaannya bersih, tidak ada retensi
sputum.
6. Tidak ada gejala hypoxia, hiperkarbi dan tachikardi.
7. Tidal volume cukup.
8. Hasil AGD normal individual.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Laringoscope.
2. Peralatan suction yang lengkap.
3. Spuit cuff.
4. Pinset, spirometer.
5. Alat – alat untuk memberikan pelembaban dan oksigen. misal
= O2 + NRM
O2 + binasal.
EXTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

6. Peralatan lengkap untuk intubasi.


Cara kerja :
1. Pertama ukur nadi, tensi, suhu dan pernafasan, kesadaran.
2. Ukur TV pasien.
3. Periksa AGD.Bila ada instruksi dokter ( misal :
dexametason )
4. Beritahu pasien untuk pengangkatan pipa pernafasan.
5. Lakukan penghisapan sekresi sampai bersih dan cuff
dikempeskan.
6. Lepaskan fikasasi tube.
7. Waktu pengangkatan tube, suction katheter yang baru harus
berada di dalam sambil tube diangkat ( jangan dipakai
suction katheter bekas untuk membersihkan mulut ).
8. Selesai pengangkatan tube pasang NRM.
9. Satu jam kemudian periksa AGD ulang.

Hal – hal yang harus diperhatikan :


1. Terutama keadaan umum pasien.
2. Ukur tensi, nadi dan pernafasan, kesadaran.
3. Perhatikan apakan ada stridor dan kelainan pernafasan lain.
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
3. Instalasi Rawat Inap
PERAWATAN BALON ( CUFF ) DI ENDOTRACHEA ( ETT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL ½


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Pengertian balon pipa trachea merupakan cara untuk
mempertahankan tekanan pada balon ETT tetap normal ( 15-25
mmHg ).
TUJUAN 1. Mempertahankan posisi tube dan oksigenasi jaringan.
2. Mencegah aspirasi dan kerusakan jaringan mukosa sekitar cuff.
Indikasi :
Dilakukan pada pasien yang terpasang pipa trachea atau pipa
tracheostomy dengan cuff.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan :
1. Persiapan alat :
a. Personalia : 1 orang perawat.
b. Perlengkapan :
 Cuff inflator ( portex ).
 Selang konektor ( dipakai untuk monitoring tekanan
cuff secara kontinyu ).
2. Cara kerja :
Pengisian balon ETT:
a. Cuci tangan.
b. Suctioning pasien dan suruh pasien untuk batuk.
c. Sambungkan katup pilot balon dengan alat cuff inflator,
kempeskan cuff dengan menekan tombol merah sampai
mencapai nilai nol.
d. Untuk pengisian balon ETT, pompakan alat cuff inflator
dengan memijat balon karret inflator sampai mencapai
angka dibawah tanda merah ( 30 mmHg ) kemudian turun
sedikit sampai pada angka normal ( tekanan normal 15 – 25
mmHg )
PERAWATAN BALON ( CUFF ) DI ENDOTRACHEA ( ETT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

3. Monitoring tekanan balon ETT ( Cuff ) secara terus menerus:


a. Cuci tangan.
b. Sambungkan katup pilot balon dari pipa tracheostomy atau
endotracheal ke slang konektor.
c. Sambungkan ujung slang konektor lainnya ke alat cuff
inflator.
d. Pompakan cuff inflator secara cepat sampai batas nilai
normal ( tanda hijau 15 – 25 mmHg ) kemudian lepaskan.
e. Gunakan pengait belakang cuff inflator untuk
menempatkan cuff inflator pada tempat yang aman dan
untuk dimonitor.

Perhatian :
1. Untuk mengempeskan balon ETT, tekan tombol merah untuk
menurunkan tekanan.
2. Pada tekanan cuff diatas 25 mmHg dapat menyebabkan
iskhemik jaringan sekitar cuff.
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
PENGUKURAN VOLUME TIDAL DAN TEKANAN NEGATIF
INSPIRASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT JABAL
RAHMAH MEDIKA MUARA 1/1
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Merupakan cara untuk mengukur kapasitas tidal paru dan tekanan
negatif inspirasi pasien saat bernapas dengan menggunakan alat
ukur.
TUJUAN 1. Mengevaluasi kekuatan otot – otot pernafasan pasien.
2. Mengevaluasi adekuasi volume tidal.
3. Mengkaji kemampuan napas spontan, misalkan pada pasien
post operasi.
4. Menentukan apakah pasien memerlukan intubasi dengan dan
atau menggunakan ventilator mekanik
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan alat :


Spirometer portable ( respirometer portable ) Langkah -langkah :
1. Cuci tangan.
2. Sambungkan konektor ke jalan napas pasien.
3. Hubungkan spirometer portable ke jalan napas pasien.
4. Anjurkan pasien untuk napas dalam sebisa mungkin, dan 0 kan
spirometer dan suruh pasien untuk mengeluarkan napas.
5. Untuk menempatkan jarum pada titik 0 tekan tombol yang
berwarna putih.
6. Untuk mengunci hasil pengukuran yang di dapat, tekan tombol
merah.
7. Untuk mengembalikan jarum pengukuran setelah penguncinya
( menekan tombol merah ) tekan tombol hijau sehingga
spirometer dapat untuk mengukur kembali.
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
SPIROMETRI INTENSIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/1


RAHMAH MEDIKA MUARA
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Terapi latihan pernafasan dengan menggunakan alat ukur untuk
menambah kemampuan inspirasi pernapasan pasien.
TUJUAN Terapi untuk mencegah atelektesis, meningkatkan oksigenasi dan
expansi paru.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR 1. Cuci tangan .


2. Beri tahu pasien.
3. Persiapkan pasien dan beri posisi yang nyaman ( lebih
diutamakan posisi duduk atau semi fowler ).
4. Instruksikan pasien untuk meletakkan selang spirometri di
mulut dan tarik nafas dalam selama 3 detik.
5. Instruksikan pasien untuk expansi secara lambat dan bernapas
secara normal kembali.
6. Instruksikan pasien untuk nafas dalam kembali dan usahakan
agar kekuatan inspirasi bertambah 100 ml –250 ml tiap kali
nafas dalam.
7. Setelah volume maximum tercapai instruksikan pasien untuk
latihan napas dalam 10 kali. Anjurkan pasien untuk latihan ini
minimal 3x /hari.
8. Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
3. Ruang Rawat Inap
FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/1


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan yang diberikan pada penderita dengan jalan latihan
bernapas, menepuk daerah dinding dada, menggetarkan daerah
dinding dada serta menghisap sekresi yang dikeluarkan untuk
memperlancar pernapasan.
TUJUAN 1. Untuk mempertahankan, memperbaiki dan mencapai ke
efektifan dari seluruh bagian paru.
2. Mencegah kolaps dari pada paru yang disebabkan karena
terhambatnya sekresi untuk keluar.
3. Menghindarkan terjadinya komplikasi, misal :
bronkopneumonia.
4. Untuk mempertahanan kelancaran sirkulasi darah.
5. Untuk mencegah atropi otot – otot.

Indikasi :
1. Pasien dengan ventilator.
2. Pasien dengan retensi sputum / reflek batuk, tidak baik namun
tidak aktif.
3. Pasien tidak aktif.

Kontra indikasi :
1. Pasien dalam keadaan shock .
2. Relatif : fraktur iga.
3. Pasien dengan TIK meningkat.
4. Pasien dengan miocard infark
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Cara kerja :


1. Cuci tangan.
2. Beritahu pasien.
3. Jika pasien sadar anjurkan pasien untuk latihan napas dalam
dengan cara memegang perut pasien dengan kedua tangan
kemudian tarik napas dalam lewat hidung, tahan, kemudian
keluarkan lewat mulut.
FISIOTERAPI DADA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0 2/2


RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Lakukan tindakan tersebut minimal 10 kali, jika pasien masih
mampu lakukan lagi dalam 1 periode (10 x ).Auskultasi seluruh
lapang paru.
4. Posisikan pasien tidur dengan miring kiri atau kanan.
5. Tempatkan handuk diatas dada pasien.
6. Lakukan penepukan / claping dengan kedua tangan di seluruh
lapang paru dalam waktu 1– 3 menit.
7. Lakukan vibrasi saat pasien ekspirasi dalam waktu 1 – 3
menit.
8. Lakukan claping dan vibrasi pada dada yang satunya dengan
lama waktu yang sama.
9. Jika pasien sadar lakukan postural drainage dan posisikan
pasien sesuai daerah paru dimana sekret akan dialirkan.
10. Jika pasien mampu batuk efektif anjurkan pasien untuk batuk
efektif.
11. Jika pasien tidak mampu batuk efektif lakukan suctioning
dengan tekanan 60 – 100 mmHg untuk bayi, 100 – 120 mmHg
untuk anak – anak, 100 – 300 mmHg untuk dewasa, jika
pasien dengan VM berikan O2 100 pre, post dan diantara
tindakan suctioning.
12. Catat jumlah, warna dan konsistensi sputum.
13. Kembalikan pasien pada posisi semula.
14. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan tindakan.

Hal – hal yang harus diperhatikan :


Didalam melakukan fisioterapi dada harus melihat keadaan umum
penderita, sehingga kita dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.
Tindakan yang berhubungan dengan fisioterapi dada :
1. Latihan bernapas / breathing exercise .
2. Penepukan / clapping .
3. Menggetarkan / vibrating.
4. Drainage posisi.
5. Penghisapan / Suction
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
3. Ruang Perawatan
INHALASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Terapi inhalasi adalah terapi penghirupan partikel udara yang
mengandung obat selama inspirasi.
TUJUAN 1. Hidrasi, dan pembersihan jalan nafas.
2. Mengencerkan sekret.
3. Pemberian obat.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………..

PROSEDUR Persiapan :
1. Persiapan alat :
a. Hansel mask ( masker inhalasi ).
b. Oksigen sentral / tabung.
c. Flow meter yang berisi air.
d. Obat bronkodilator ( misal : ventolin, bisolvon, solution,
alupent ).
e. Aqua for injection.
2. Persiapan pasien :
a. Jelaskan tujuan dan langkah prosedur kepada pasien /
keluarga.
b. Posisikan pasien semi fowler.

Langkah – langkah :
1. Cuci tangan.
2. Tempatkan obat bronkodilator pada reservoar masker ( pada
obat tertentu memerlukan pengenceran dengan aqua for
injection ).
3. Sambungkan selang oksigen ke flow meter, alirkan oksigen 6 –
8 lt/menitCek adanya penguapan obat, bila ada letakkan
masker menutupi mulut dan hidung pasien.
4. Instruksikan pasien untuk nafas dalam – dalam, lambat sambil
menghirup partikel uap obat sampai obat habis.
5. Observasika, pengembangan dada pasien, lakukan auskultasi.
INHALASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
6. Setelah obat habis, lepaskan masker dan anjurkan pasien untuk
membatukkan sekret yang ada atau dilakukan penghisapan
dengan lembut.
7. Monitoring adanya sesak napas dan perubahan tanda vital
selama terapi.

Hal –hal yang perlu di perhatikan :


Perubahan tanda vital pasien.
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
3. Instalasi Rawat Inap
BRONCHIAL WASHING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL ½


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Bronchial washing adalah tindakan untuk membantu
mengencerkan sekresi yang terdapat pada dinding bronchus
dengan menggunakan cairan NaCL 0,9 %, perasat ini dikerjakan
pada pasien yang memakai ETT dan TT.
TUJUAN 1. Membantu mengencerkan sputum kental, untuk mempermudah
mengeluarkan sputum dari paru – paru.
2. Mengurangi penumpukan CO2 di paru – paru sehingga
mencegah obstruksi jalan napas.
3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia.
4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi keseluruhan jaringan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Peralatan oksigenasi → self inflating bag.
2. Spuit cuff.
3. Cairan NaCL 0,9 % .
4. Peralatan suction yang lengkap.
5. Pinset, bengkok.
6. Ember yang berisi larutan salvon untuk tempat suction kateter
bekas.
7. Handuk untuk alas dada.

Cara kerja :
1. Sebelum melakukan bronchial washing harus observasi dulu :
saturasi, nadi, pernafasan, tekanan darah, monitoring EKG.
2. Berikan oksigenasi dengan konsentasi tinggi melalui air viva.
3. Tuangkan NaCL 0,9 % ke dalam mangkok / wadah yang steril
secukupnya lalu hisap dengan spuit 10 cc.
4. Semprotkan cairan NaCL 0,9 % yang ada dalam spuit kedalam
bronchus melalui ETT / TT sebanyak 5 cc dan pada waktu
memasukkan cairan, posisi pasien disebut flower / ditinggikan.
5. Lakukan secepatnya pemompaan dengan air viva beberapa kali
supaya cairan menyebar pada bagian -bagian bronchus.
BRONCHIAL WASHING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
6. Buat posisi drainage ( bila pasien memungkinan ) kemudian
lakukan penghisapan secepatnya.Berikan kembali oksigen
dengan konsentrasi tinggi melalui air viva.
7. Perasat ini boleh diulang sampai sekresi benar – benar sudah
bersih / banyak berkurang.
8. Pada penghisapan terakhir kita kempeskan isi cuff, lamanya
pemasangan cuff sesuai dengan diisi kembali secukupnya.
9. Setelah perasat ini selesai cuff diisi kembali secukupnya.
10. Kalau ada ukur volume dengan menggunakan wright
spirometer.
11. Alat–alat dirapikan kembali.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :


1. Bronchial washing dilakukan sesudah chest fisioterapi.
2. Perawat harus cuci tangan.
3. Dikerjakan sebelum makan.
4. Dikerjakan oleh 3 orang perawat :
a. Memasukkan cairan NaCL 0,9 % dan melakukan suction.
b. Memompa dengan self inflating bag setelah cairan masuk.
c. Merubah posisi tempat tidur penderita.
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
SUCTIONING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suctioning merupakan tindakan mengangkat sekresi yang terdapat
pada dinding bronchus atau trachea. Tindakan ini dilakukan pada
pasien yang terpasang ET, TT.
TUJUAN 1. Mengangkat secret yang tidak bisa dikeluarkan sendiri atatu
dibatukkan oleh pasien.
2. Mengurangi penumpukan CO2 di paru – paru.
3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia.
4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi ke seluruh jaringan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Peralatan oksigenasi : air viva, oksigen + selang.
2. Peralatan suction yang lengkap : suction dinding, selang
suction, tubing / kateter suction steril yang sesuai dengan usia
dan nomor.
3. Sarung tangan steril atau pinset steril.
4. Ember yang berisi larutan savlon untuk tempat suction kath
bekas.
5. Handuk untuk alas dada.

Cara kerja :
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Observasi saturasi, nadi, pernapasan, tekanan darah, dan irama
EKG.
4. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi melalui air viva atau
ventilador.
5. Atur tekanan pada suction, bayi = 60 –100 mmHg, Dewasa =
120 –200 mmHg.
6. Gunakan sarung tangan atau pinset steril.
SUCTIONING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
7. Sambungkan kateter suctioning pada selang suction.
8. Lakukan ventilasi dengan air viva 3 x, dengan oksigen 12 –15
lt / menit.
9. Masukkan kateter dalam keadaan terbuka, jika ada reflek
trachea angkat katheter 1– 2 cm kemudian tutup kateter dan
angkat kateter dengan gerakan memutar ( lama tindakan 5 – 15
detik ).
10. Berikan kembali oksigen dengan konsentrasi tinggi 12 – 15
lt/menit melalui air viva.
11. Perasat ini boleh diulangi sampai bersih / banyak berkurang.
12. Monitor kembali hemodinamik dan tana vital pasien.
13. Jika akan suction hidung dan mulut lakukan suctioning ETT /
TT dahulu sampai selesai, kemudian suctioning hidung dan
yang terakhir adalah mulut.
14. Bilas selang kateter dengan air yang asa diember, matikan
suction dan buang suction pada ember penampung tersebut.
15. Alat – alat dirapikan kembali dan dokumentasikan.
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
3. OK
4. Rawat Inap
PENGAMBILAN DARAH ARTERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan pengambilan darah arteri untuk pemeriksaan AGD.
TUJUAN 1. Diagnostik
2. Mengetahui oksigenasi dan CO2 .
3. Membedakan status keseimbangan asam basa tubuh pasien.

Indikasi :
Pemeriksaan AGD diambil pada pasien yang mengalami gangguan
pernapasan dan keseimbangan asam basa.
Kontra indikasi :
1. Pasien dengan terapi antikoagulan.
2. Riwayat gangguan pembekuan darah.
3. Penyakit pembuluh darah perifer yang berat.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika


No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan :
1. Persiapan etiket :
a. Nama pasien
b. Tanggal dan jam pengambilan.
c. Pemakaian O2 pada waktu pengambilan AGD

2. Persiapan alat :
a. Spuit ukuran 2 ½ cc ( untuk dewasa ), jarum ukuran 23 G.
b. Karet atau jenis lainnya.
c. Desinfektan : kapas alkohol 70 % steril.
d. Heparin
Cara kerja :
1. Cuci tangan .
2. Spuit terlebih dahulu dibasahi dengan heparin, kemudian
heparin dikeluarkan dari spuit.
PENGAMBILAN DARAH ARTERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
3. Lakukan Allen test.
4. Tentukan tempat penusukan / pengambilan darah arteri.
5. Desinfektan daerah tusukan dengan alkohol 70 % steril.
6. Darah arteri yang diambil cukup ½ - 1 cc.
7. Kemudian setelah cukup, jarum langsung di cabut, dikeluarkan
udara yang ada didalam spuit, posisi jarum diatas tegak lurus (
cara mengeluarkan harus hati – hati, jangna tercampur dengan
udara luar atau memasukkan udara luar ke spuit dapat
mempengaruhi hasil, terutama PCO2), langsung di tutup
dengan karet.
8. Pada arteri bekas tusukan pengambilan langsung di tekan
dengan kapas alkohol 70 % steril dalam waktu lebih kurang
lima menit dan tekan yang lebih kuat, sampai darah berhenti
keluar.
9. Beri etiket kuat, spuit yang berisi darah arteri tersebut
kemudian periksa.

Hal –hal yang perlu diperhatikan :


1. Lokasi : Arteri radialis ( diutamakan ), arteri brakhialis, arteri
femoralis, arteri dorsopedis.
2. Bila darah baru bisa diperiksa setelah lebih dari 15 menit maka
darah harus di simpan dulu di lemari es atau termos es, agar
komponen darah tidak rusak dan mencapai hasil yang aktual.
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
3. Rawat Inap
4. Laboratorium
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN KULTUR DAN
SENSITIVITAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT JABAL
RAHMAH MEDIKA MUARA 1/3
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu cara pengambilan baik berupa urin, darah, sputum ataupun
ujung kateter vena sentral, guna pemeriksaan biakan kuman dan
uji sensitivitas antibiotik dari bahan tersebut.
TUJUAN Diagnostik :
Mencari data pengkajian guna menegakkan diagnosa medis
keperawatan.

Terapi :
Mengevaluasi efisiensi tindakan atau terapi kedokteran /
keperawatan.

Indikasi :
1. Pasien yang dirawat di ICU selama 3 hari atau lebih.
2. Pasien yang terpasang kateter CVC, peralatan invasif dan non
invasif lainnya.
3. Pasien dengan infeksi sistemik atau lokal.
4. Penggunaan antibiotik sebelumnya tidak adekuat.
5. Ada instruksi medis tentang pemeriksaan kultur dan
sensitivitas.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR KULTUR DAN SENSITIVITAS DARAH


1. Persiapan alat dan bahan :
a. Spuit 5 cc.
b. Alkohol 70 % steril.
c. Botol kultur / batek.
d. Kapas / kassa steril.
e. Torniquet / karet pembendung.
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN KULTUR DAN
SENSITIVITAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT JABAL
RAHMAH MEDIKA MUARA 2/2
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

2. Cara kerja :
a. Cuci tangan dan persiapkan alat.
b. Instruksikan pasien untuk meletakkan tangan dan pilih vena
yang baik untuk ditusuk.
c. Letakkan torniquet diatas tempat penusukkan.
d. Lihat dan palpasi vena dan bersihkan daerah tersebut
dengan alkohol 70 % kemudian keringkan.
e. Tekan vena yang akan ditusuk dengan jari., kemudian 30
tusuk dibawahnya dengan ketinggin 5 – 3 5 , m a s u k k a n
jarum kedalam vena.
f. Lepaskan torniquet.
g. Arsipkan spuit sampai didapat darah minimal 5 cc.
h. Tarik jarum dan tekan daerah tusukan dengan kassa steril
selama 2 – 4 menit.
i. Masukkan darah tersebut sebanyak 5 cc kedalam botol
kultur / batek.
Catatan :
Tindakan ini dilakukan dengan tehnik steril.
KULTUR DAN SENSITIVITAS SPUTUM
1. Persiapan alat :
a. Sarung tangan steril.
b. Mucus extractor steril ( selang suction dengan kontainer )
atau jika tidak tersedia dengan selang suction steril dan
spuit steril 10 cc.
c. Peralatan suction.
d. Personal : 2 orang perawat.
e. Lokasi : suctioning melalui endotrakeal tube, tracheostomy
tube, hidung.
f. NaCL 0,9 % steril, 2– 6 cc.
2. Cara kerja :
a. Cuci tangan.
b. Hidupkan mesin suction.
c. Beri oksigen 100 %.
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN KULTUR DAN
SENSITIVITAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RUMAH SAKIT JABAL
RAHMAH MEDIKA MUARA 3/3
01/SPO/PPI/II/2019 0
BUNGO

d. Gunakan sarung tangan steril, tangan kiri memegang selang


dari alat suction.
e. Instruksikan perawat lain untuk memegang selang dari alat
suction
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
3. Rawat Inap
4. Laboratorium
CHALLENGE TEST

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Penambahan cairan extra untuk meningkatkan volume cairan
tubuh / preload yang tidak identik dengan tekanan atrium kanan
sebagai testing atas keadaan hemodinamik
TUJUAN Untuk mengukur kekurangan / deficit cairan melalui tekanan vena
sentral.
Indikasi :
Hypovolemik oleh karena kehilangan banyak cairan atau darah
atau juga oleh karena pemberian obat – obatan vasodilator.
Kontra indikasi :
a. Dekompensasi jantung
b. Edema paru ( relatif )
Ada instruksi medis untuk melakukan challenge test
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR 1. Persiapan alat : cairan koloid / kristaloid


2. Cara kerja :
a. Memberikan cairan melalui infus selama 10 menit
b. Bila : CVP < 8 cm H2O → guyur cairan ( RL ) 200 cc
c. Bila : CVP 8 – 14 cm H2O → guyur cairan ( RL )100 cc
d. Bila : CVP > 14 cm H2O → guyur cairan ( RL ) 50 cc
3. Hal – hal yang harus diperhatikan :
a. Bila CVP naik 0 – 2 cm H2O → coba guyur sebanyak
jumlah semula
b. Bila CVP naik 2 – 5 cm H2O → guyur ½ dosis
c. Bila CVP naik 5 cm H2O → tidak perlu
UNIT KERJA 1. ICU
KOREKSI ALBUMIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Menambahkan sejumlah albumin ke dalam tubuh untuk mencapai
kadar normal albumin ke dalam darah ( nilai normal : > 2,5 gr %
TUJUAN Untuk mengikat dan membawa sari makanan dan kompertemen
yang lain dalam tubuh yang berfungsi untuk mempertahankan
fungsi tubuh / faal tubuh.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR 1. Persiapan
a. Pasien dipasang infus
b. Cairan albumin
c. Jarum udara
2. Cara kerja
a. Cuci tangan kemudian beritahu pasien
b. Cek kondisi dan tanggal kadaluarsa albumin
c. Cairan albumin dipasang dan dihubungkan ke infus set
d. Pasang jarum udara pada tutup botol albumin
e. Atur tetesan infus, kecepatan infus max 2 cc/mnt atau
4 jam/btl.
f. Monitor pasien adanya reaksi alergi pada albumin
g. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
3. Hal – hal yang harus diperhatikan
Perhitungan kebutuhan albumin :
( D – A ) ( BW x 40 ) x 2 = x gr alb
100

D : Desired Albumin Level ( Level albumin yang diinginkan )


A : Actual Albumin Level ( Level albumin yang ada )
KOREKSI ALBUMIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2
RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
3. Rawat Inap
4. Laboratorium
PEMAKAIAN SYRINGE DAN INFUS PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/3
RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Merupakan alat pengontrol pemberian infuse secara volume yang
menggunakan tekanan positif dalam mengalirkan cairan ke tubuh
pasien ( Non Gravitasi )
TUJUAN Untuk dapat memberikan volume cairan dan dosis obat pada
pasien dengan tepat.
Indikasi :
1. Pemberian cairan atau obat – obatan secara infus dengan
kecepatan yang konstan dan akurat.
2. Memfiltrasi obat – obat / cairan.
3. Pemberian cairan atau obat – obat dalam jumlah yang sangat
kecil.
4. Pemberian infus jangka lama.

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika


No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Cara kerja pemakaian syringe pump :


1. Cek instruksi dokter tentang cairan atau obat – obatan yang
akan diberikan.
2. Cuci tangan.
3. Oplos obat dan tempatkan obat atau cairan pada syringe
ukuran 20, 30, 50 ml sesuai dengan kebutuhan khusus untuk
perfusor Braun gunakan syringe Braun 50 cc.
4. Sambungkan syringe ke tube / selang syringe.
5. Sambungkan perfusor ke sumber listrik.
6. Tekan tombol ON / OFF pada bagian belakang perfusor untuk
menghidupkan alat ( pada layar akan tampak pengaman FT
syringe type printer setelah alat berfungsi )
7. Lepaskan knop putar, letakkan syringe dan kunci knop putar.
8. Sambungkan selang syringe ke jalur intra vena.
PEMAKAIAN SYRINGE DAN INFUS PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/3
RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
9. Tentukan kecepatan pemberian obat / cairan dengan menekan
tombol angka sesuai nilai yang diinginkan, kemudian tekan
tombol START / STOP, kemudian tekan tombol C sampai
tampak nilai 00,0 di layar. Tekan tombol angka untuk
menentukan volume yang akan diberikan kemudian tekan
tombol START / STOP.
10. Untuk mematikan alat tekan tombol ON / OFF.
11. Fungsi – fungsi spesial :
♫ Suara alarm yang akan berbunyi selama 2 menit.

C Pakai untuk pengguna external


C
Gambaran / memberi informasi mengenai cairan
yang telah masuk

Cara kerja pemakaian infus pump :


1. Cek instruksi dokter tentang obat / cairan yang akan
diberikan.
2. Cuci tangan
3. Sambungkan infus set kebotol infus dan isi infus set dengan
cairan tersebut untuk menghilangkan udara kemudian klem
infus set ( gunakan infus set / intravix khusus untuk infus
pump jika menggunakan infusomat Braun ).
4. Buka infus pump, masukkan chamber drop ( bilik tetesan dari
infus set ) kedalam sensor tetesan dari infus pump ( khusus
untuk infusomat braun ).
5. Sambungkan infus pump ke sumber listrik.
6. Gunakan tombol ON / OFF untuk menyalakan alat.
7. Sambungkan set infus ke pasien.
8. Tetapkan kecepatan pemberian tetesan dengan menekan
tombol angka ( lihat nilainya pada layar infus pump )
9. Gunakan tombol start / stop untuk memulai pemberian infus.
10. Jika alarm berbunyi tekan tombol alarm ( ♫ ) yang dapat
berbunyi selama 2 menit.
11. Jika ingin merubah / membatalkan cairan yang akan diberikan
tekan tombol start / stop kemudian tekan tombol C sampai
tampak angka 0000 pada layar atas. Kemudian tekan tombol
untuk menentukan kecepatan pe,berian cairan yang baru.
12. Untuk mematikan alat ini tekan dan tahan tombol ON / OFF.
PEMAKAIAN SYRINGE DAN INFUS PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 3/3


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Fungsi Khusus :
1. Layar bawah yang akan menginformasikan data jika tombol
dibawah ini difungsikan.
2. Tombol ml ( volume ) digunakan untuk memasukkan data
volume cairan yang akan diberikan.
3. Tombol time, digunakan untuk memasukkan data waktu yang
dibutuhkan untuk pemberian cairan, caranya : tekan tombol
time, kemudian tekan tombol angka untuk menentukan waktu
yang dibutuhkan ( Jika waktu yang dibutuhkan 3 jam, 30
menit maka tekan angka 330 sedangkan jika waktu yang
dibutuhkan 1 jam 7 menit maka tekan angka 107 ).
4. Tombol ml/h, digunakan untuk memastikan volume cairan
yang diberikan perjamnya.
5. Tombol fungsi / model khusus, digunakan untuk fungsi :
a. Stand By
b. Seleksi obat
c. Model CC
d. Adanya tekanan karena sumbatan
e. Kontrol tetesan
f. Kapasitas akumulator
g. Mengunci data
UNIT KERJA 1. IGD
2. OK
PEREKAMAN EKG

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu tindakan merekam perubahan potensial listrik jantung
dengan menggunakan alat elektrokardiograf.
TUJUAN Dengan EKG dapat diketahui :
1. Penyakit jantung koroner.
2. Gangguan irama jantung / aritmia.
3. Hipertropy dari atrium dan ventrikel
4. Gangguan elektrolit ( hipokalemia dan hiperkalemia )
5. Efek obat jantung ( digitalis )
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan penderita :


1. Penerangan tujuan pemeriksaan.
2. Reaksi selama pemeriksaan :
a. Hindari gerakan – gerakan anggota tubuh.
b. Tidak diajak bicara.
3. Persiapan sebelum pencatatan.
Kulit dibersihkan dari lemak dan rambut.

Persiapan alat :
1. Mesin EKG.
2. Kertas Grafik / Kertas EKG.
3. Plat ekstremitas elektrode
4. Jelly
5. Tissue
6. Tempat tidur
7. Pena / spidol
PEREKAMAN EKG

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Cara kerja :
1. Cuci tangan
2. Siapkan peralatan dan lingkungan, jaga privasi pasien.
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Instruksikan pasien tidur refleks ( tangan, tungkai tidak
bersentuhan )
5. Instruksikan pasien tidak menyentuh tepi tempat tidur.
6. Pasang flat dan elektroda pada dada pasien dengan ketentuan :
a. Kabel merah ( R ) : Pasang di tangan kanan ( RA )
b. Kabel kuning ( K ) : Pasang di tangan kiri ( LA )
c. Kabel hijau ( F ) : Pasang di tungkai kiri ( RL ), kabel
dapat dipasang lain bila ada petunjuk khusus dari alat
EKG yang di pakai.
d. Kabel hitam ( G ) : Pasang ditungkai kanan (Grounding)
e. V1 : Ruang Intercostal IV garis sternal kanan.
f. V2 : Ruang Intercostal IV garis sternal kiri.
g. V3 : Di tengah antara V2 dan V4
h. V4 : Ruang Intercostal V garis mid clavícula.
i. V5 : Setinggi V4 garis axila depan kiri.
j. V6 : Setinggi V4 garis axila tengah kiri.
k. V7 : Setinggi V4 axila belakang kiri.
l. V8 : Setinggi V4 garis spacula kiri
m. V9 : Setinggi V4 garis columna vertebra kiri.
n. V3R : Sama seperti V3 tapi sebelah kanan.
7. Mesin di ON kan : untuk pemanasan
8. Mulai kalibrasi.
9. Pilih lead selector diputar pada hantaran : I, II, III, Arf, Avf,
VI sampai V6 min direkam 3 – 4 QRS kompleks.
10. Setelah selesai kalibrasi kembali.
11. Lepaskan kabel dan electrode dari tubuh pasien bersihkan
tubuh pasien dari jeli / air.
12. Jika perlu : voltage diperkecil atau diperbesar ( beri tanda
sebelum dan sesudahnya dengan kalibrasi )
13. Beri :
a. Nama lead masing – masing.
b. Nama pasien
c. Tanggal dan jam pembuatan.
PEREKAMAN EKG

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 3/3


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
d. Nama pembuat perekaman.
14. Rapihkan peralatan dan dokumentasikan tindakan.
UNIT KERJA 1. IGD
2. OK
3. ICU
4. Instalasi Rawat Inap
5. Perinatologi
6. Kebidanan
PEMBERIAN DOPAMIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu pemberian obat dopamine dengan dosis tertentu dengan
menggunakan syringe pump.
TUJUAN 1. Untuk meningkatkan kekuatan kontraklitit otot jantung
( inotropik jantung )
2. Memperbaiki fungsi ginjal.
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan alat :

1. Obat dopamine 200 mg


2. Spuit 50 cc : 2
3. Extention tube 1
4. D5% RL atau Nacl
5. Syringe pump

Cara kerja :
1. Cek instruksi dokter dan konfersikan kebutuhan pasien dalam
hitungan ml/jam
2. Sambungkan infus set / selang perfusor dengan CVP atau
vena besar.
3. Labeling dan tempelkan perhitungan dosis pada infus /
perfusor.
4. Monitor hemodinamik pasien.
5. Dokumentasikan tindakan dan rapihkan peralatan pasien.
PEMBERIAN DOPAMIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Nama Pasien : ............................. Nama Pasien : .............................
BB : .......................Kg BB : .......................Kg
DOPAMIN 200 mg / 50 cc DOPAMIN 400 mg / 50 cc
1 cc = 200 mg/50 = 4 mg = 4000 mcg 1 cc = 400 mg/50 = 8 mg = 8000 mcg
Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit
1 meg = 1 x BB X 60 = ........... cc / jam 1 meg = 1 x BB X 60 = ........... cc / jam
4000 8000
2 meg = ............cc / jam 2 meg = ............cc / jam
3 meg = ............cc / jam 3 meg = ............cc / jam
4 meg = ............cc / jam 4 meg = ............cc / jam
5 meg = ............cc / jam 5 meg = ............cc / jam
6 meg = ............cc / jam 6 meg = ............cc / jam
7 meg = ............cc / jam 7 meg = ............cc / jam
8 meg = ............cc / jam 8 meg = ............cc / jam
9 meg = ............cc / jam 9 meg = ............cc / jam
10 meg = ............cc / jam 10 meg = ............cc / jam

TTD TTD
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
PEMBERIAN DOBUTAMIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2
RUMAH SAKIT JABAL 01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Suatu pemberian obat dobutamine dengan dosis tertentu dengan
menggunakan syringe pump.
TUJUAN 1. Untuk meningkatkan kekuatan kontraklitas otot jantung
(inotropik jantung)
2. Memperbaiki fungsi ginjal.
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Obat dobutamin 250 mg
2. Spuit 50 cc : 2
3. Extention tube 1
4. D5% RL atau Nacl
5. Syringe pump

Cara kerja :
1. Cek instruksi dokter dan konfersikan kebutuhan pasien dalam
hitungan ml atau tetesan.
2. Sambungkan infus set / selang perfusor dengan CVP atau
vena besar.
3. Labeling dan tempelkan perhitungan dosis pada infus /
perfusor.
4. Monitor hemodinamik pasien.
5. Dokumentasikan tindakan dan rapihkan peralatan pasien.
PEMBERIAN DOBUTAMIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Nama Pasien : ............................. Nama Pasien : .............................
BB : .......................Kg BB : .......................Kg
DOBUTAMIN 250 mg / 50 cc DOBUTAMIN 500 mg / 50 cc
1 cc = 250 mg/50 = 5 mg = 5000 mcg 1 cc = 500 mg/50 = 10 mg = 10000 mcg
Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit Dosis = ............. Meg / KgBB / Menit
1 meg = 1 x BB X 60 = ........... cc / jam 1 meg = 1 x BB X 60 = ........... cc / jam
4000 8000
2 meg = ............cc / jam 2 meg = ............cc / jam
3 meg = ............cc / jam 3 meg = ............cc / jam
4 meg = ............cc / jam 4 meg = ............cc / jam
5 meg = ............cc / jam 5 meg = ............cc / jam
6 meg = ............cc / jam 6 meg = ............cc / jam
7 meg = ............cc / jam 7 meg = ............cc / jam
8 meg = ............cc / jam 8 meg = ............cc / jam
9 meg = ............cc / jam 9 meg = ............cc / jam
10 meg = ............cc / jam 10 meg = ............cc / jam

TTD TTD
UNIT KERJA 1. IGD
2. ICU
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN prosedur pemasangan NGT sesuai SOP. NGT atau singkatan
dari nasogastric tube yaitu suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung hingga ke lambung sebagai alternatif pemenuhan
kebutuhan nutrisi klien.
TUJUAN a. Sebagai alternatif dalam memberikan makanan berupa cairan
ataupun obat-obatan
b. Mengirigasi atau mengeluarkan isi lambung karena
keracunan/perdarahan
c. Mengurangi respon mual muntah
d. Sebagai alternatif pengambilan spesimen di lambung
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR Alat – alat yang di persiapkan :


1. Selang NGT sesuai ukuran yang dipakai
2. Jelly NGT
3. Near baken/bengkok
4. Plester
5. Guntung plester
6. Kapas alkohol
7. Klem
8. Pinset anatomis
9. Hand scoon
10. Stetoskop
11. Spuit 10cc disesuaikan
12. Penlight
13. Handuk/pengalas

Prosedur pemasangan NGT


1. Siapkan spuit ukuran besar yaitu 50 cc.
2. Siapkan makanan berupa cairan seperti susu, jus atau makanan
olahan lainnya.
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
3. Tempatkan handuk di dada klien dan siapkan bengkok.
4. Masukkan spuit tadi ke ujung selang NGT, sebelumnya
pendorong spuit dilepas terlebih dahulu lalu tuangkan
makanan cair tersebut ke spuit tunggu secara perlahan biarkan
makanan mengalir ke selang hingga habis dan lanjutkan
kembali.
5. Apabila ingin memasukkan jenis makanan yang berbeda
diharapkan spuit dicuci terlebih dahulu dengan aquabides. Jika
sudah selesai dalam pemberian makan aliri spuit dengan air
menuju selang NGT agar selang dan spuit bersih.
6. Rapihkan pasien dan rapihkan alat.
UNIT KERJA 1. IGD
2. OK
3. ICU
4. Instalasi Rawat Inap
5. Perinatologi
6. VK
PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 1/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
Ditetapkan :
Tanggal terbit: Direktur RS. Jabal Rahmah Medika
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Umaima Kamila, MARS


PENGERTIAN Pemberian Cairan Intravena Dengan Menggunakan IV catheter.
TUJUAN 1. Pemberian cairan melalui parenteral.
2. Pemberian theraphy intravena.
KEBIJAKAN Keputusan direktur rumah sakit jabal rahmah medika
No. /KEP/DIR/ / Tentang ……………………………………...

PROSEDUR 1. Alat – alat yang di persiapkan :


a. Sarung tangan / hanscoon 1 pasang
b. Selang infuse sesuai kebutuhan (micro drip atau makro
drip)
c. Cairan parenteral sesuai program.
d. Jarum intravena (ukuran sesuai)
e. Kapas alcohol dalam kom.
f. Desinfektan.
g. Toriquet.
h. Perlak dan pengalas.
i. Bengkok 1 buah.
j. Plaster/hipafix/tegadem.
k. 1 kasa steril.
l. Penunjuk waktu/jam tangan.
2. Melakukan ferifikasi data.
3. Melakukan prosedur universal precaution.
4. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
5. Memberikan salam untuk pendekatan treapeutik.
6. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada pasien dan
keluarga.
7. Memberikan sentuhan treapeutik
8. Menutup sampiran / horden.
9. Menutup saluran infus.
10. Memasukan cairan infus dengan benar.
11. Menggantung botol cairan pada standar infus.
PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT JABAL 2/2


01/SPO/PPI/II/2019 0
RAHMAH MEDIKA MUARA
BUNGO
12. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda.
13. Mengalirkan cairan infuse hingga tidak ada udara dalam selang
infus, langkah 1- 6 lakukan 2X (jika akan dipasang three way)
14. Mengatur posisi pasiendan pilih vena yang akan di tusuk.
15. Memasang perlak dan alasnya.
16. Membebaskan darah yang akan di insersi.
17. Memasang tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk.
18. Membersihkan kulit yang akan di tusuk dengan kapas alcohol.
19. Mempertahankan vena dalam posisi stabil.
20. Memasang IV cateter dengan kemiringan sudut 30°C.
21. Menusuk Vena dengan Lubang jarum menghadap Keatas.
22. Memastikan IV catetermasuk intavena kemudian menarik
mandarin ± 0,5 cm.
23. Me
UNIT KERJA 7. IGD
8. OK
9. ICU
10. Instalasi Rawat Inap
11. Perinatologi
12. VK

Anda mungkin juga menyukai