White Book
Komite Keperawatan
yang baru di Indonesia, keselamatan telah menjadi issue sentral. Salah satu upaya untuk
menuju keselamatan pasien tersebut adalah mencegah terjadinya kecelakaan medis akibat
inkompetensi tenaga keperawatan di rumah sakit. Penjelasan pasal 11 ayat 2 peraturan menteri
kesehatan no. 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan menetapkan bahwa dalam nursing
staf bylaws diatur tentang kewenangan klinis (clinical privilege) setiap tenaga keperawatan di
rumah sakit.
proses kredensial dengan baik dirumah sakit. Selama ini proses kredensial hanya ditujukan
untuk penerimaan perawat baru saja tanpa melakukan pengaturan tentang kewenangan klinis
secara terinci (delineation of clinical privilege). Untuk itu maka komite keperawatan RSUD
Lubuk Basung menyusun buku putih ini sebagai pedoman daftar kewenangan klinis setiap
jenjang perawat.
Semoga buku pedoman ini dapat digunakan untuk membantu sub komite kredensial
komite keperawatan RSUD Lubuk Basung dalam melaksanakan proses kredensial dan re-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah, jenis maupun
kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak geografis,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan serta kebijakan yang ada.
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit terdiri dari berbagai jenis pelayanan seperti
pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik yang diberikan kepada pasien dalam
pengobatan dan / atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan kemanfaatan dan
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
Salah satu tonggak keselamatan pasien adalah akuntabilitas sumber daya manusia
yang terlibat dalam layanan kesehatan. Dokter, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya dituntut
untuk memiliki kompetensi yang adekuat. Berpijak pada prinsip dasar gerakan keselamatan
pasien untuk “non blaming culture” atau budaya tidak menyalahkan, jaminan kompetensi yang
adekuat inipun berbasis pada pendekatan sistem. Oleh karena itu, dalam tataran makro (sistem
layanan kesehatan nasional), dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengakomodasi kebutuhan
jaminan kompetensi tersebut. Jaminan kompetensi ini telah diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan, dimana ditetapkan bahwa
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
kewenangan klinis (clinical privilege) setiap perawat yang bekerja di rumah sakit tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
kompetensi.
2. Tujuan khusus
yang bermutu sesuai dengan jenjang karir yang jelas dan sesuai dengan
BAB II
A. KREDENSIAL PERAWAT
ditetapkan kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan lingkup praktiknya. Proses kredesial adalah proses mereview, memverifikasi dan
pelayanan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar praktek profesional yang
maksimal, proses ini mencakup verifikasi diri, evaluasi peer dan review supervisor. Proses
kredensial dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap kewenangan klinis
tertentu yang dimiliki seorang perawat harus ditinjau secara berkala, sesuai dengan
Model kredensial di RSUD Lubuk Basung bertumpu pada tiga proses inti. Pertama,
praktisi keperawatan mengisi aplikasi clinical pivilege dengan metode self assessment. Kedua,
mitra bestari (assessor ) mengkaji dan memberikan persetujuan aplikasi berdasarkan buku
putih (white paper) yang memuat syarat dan kewenangan klinis seorang perawat melakukan
rekomendasi dari mitra bestari. Secara periodik setiap tiga tahun, perawat tersebut akan
melalui proses rekredensial, di mana tiga proses inti tersebut akan diulang. Selain itu, jika
data pendukung.
3. Manajemen rumah sakit dalam hal ini di wakilkan kepada bidang Pelayanan
5. Sub komite keperawatan mengundang mitra bestari ( assessor) dan perawat yang
sebagai berikut :
6. Hasil assessment dilaporkan kepada ketua komite dan selanjutnya dilakukan analisa
dan ketua komite memberikan surat rekomendasi kepada direktur untuk diterbitkan
Pedoman Pengembangan jenjang karir Profesional yang di terbitkan oleh Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan, Dirjen Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI tahun 2006
sebagai berikut :
N5 Expert PK V PM IV PP III PR II
N4 Proficient PK IV PM III PP II PR I
N3 Competent PK III PM II PP I
N2 Advance beginner PK II PM I
N1 Novice/ beginner PK I
N0 Fresh graduated
Keterangan :
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
Perawat Klinik adalah perawat yang menjalankan fungsi asuhan keperawatan individu
secara langsung di rumah sakit meliputi rawat inap, rawat jalan, perawatan kritis, IGD, kamar
bedah dan kamar bersalin. PK terdapat 5 (lima) tingkatan (PK I-PK V). Untuk meningkatkan ke
jenjang karir yang lebih tinggi perawat klinik harus memenuhi persyaratan tingkat pendidikan,
pengalaman kerja klinik keperawatan sesuai area ke-khususan serta persyaratan kompetensi
Perawat Klinik I (novice) adalah: Perawat lulusan SPK dan DI kebidanan memiliki
pengalaman kerja < 10 tahun, DIII keperawatan dan telah memiliki pengalaman kerja
pelajaran.
pengalaman kerja > 10 tahun, D III Keperawatan dengan pengalaman kerja 5 tahun
atau Ners dengan pengalaman kerja 3 tahun, dan mempunyai sertifikat peningkatan
Lulusan SPK yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi tidak dapat
Perawat Klinik III (Competent) adalah : Perawat lulusan D III keperawatan dengan
pengalaman kerja 9 tahun atau Ners dengan pengalaman klinik 6 tahun atau Ners
pendidikan ke jenjang lebih tinggi tidak dapat melanjutkan jenjang karir perawat klinik
selanjutnya.
Perawat klinik IV (Proficient) adalah : Ners dengan pengalaman kerja 9 tahun atau
Ners spesialis dengan pengalaman kerja 2 tahun, atau Ners spesialis konsultan dengan
pelajaran.
Lulusan Ners yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi tidak dapat
Perawat klinik V (Expert) adalah : Ners spesialis dengan pengalaman kerja 4 tahun
atau Ners spesialis konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun dan memiliki sertifikat
BAB III
Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang
mencakup:
undangan yang berlaku serta memperhatikan budaya dan adat istiadat klien.
c. Pengembangan profesional,
Adalah kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri serta keilmuan
keperawatan.
Pengelompokan perawat klinik dibagi dalam lima kategori yaitu dari PK I, PK II, PK III,
generalis (umum). Perbedaan dari PK I dan II didasarkan pada tingkat kedalaman dari tiga
perawat tersebut mempunyai kewenangan klinis untuk melakukan tindakan. Pada situasi
tertentu perawat dapat melakukan tindakan yang bukan merupakan kompetensi dan
kewenangannya dengan bimbingan penuh atau terbatas oleh perawat yang memiliki
Kompetensi perawat klinik dalam pedoman ini merupakan kompetensi pokok untuk
setiap tingkat perawat klinik.Pembagian area kompetensi perawat klinis didasarkan pada
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
kekhususan pelayanan keperawatan sesuai dengan dimana perawat tersebut bertugas. yaitu
perawatan medikal bedah yang terdiri dari : perawatan bedah, perawatan penyakit dalam,
neurologi, perawatan paru, kamar operasi. Kemudian perawatan anak, kebidanan dan
Dalam bab ini akan di bahas hanya 5 kompetensi area khusus yaitu medikal bedah,
perawatan kebidanan, perawatan anak, perawatan jiwa, dan perawatan gawat darurat
dan neurologi)
kemampuannya)
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk kepada perawat
p. Penanggulangan infeksi
C. Pengembangan Profesional
menguasai kompetensi PK I.
melindungi klien/pasien dari tindakan yang dapat merugikan baik fisik maupun
material).
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait praktik
b. Sistem respirasi.
c. Sistem kardiovaskuler.
d. Sistem hematologi.
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
e. Sistem sensori.
f. Sistem neurologi.
g. Sistem pencernaan.
h. Sistem muskuloskletal.
i. Sistem urinaria.
j. Sistem endokrin.
k. Sistem integumen.
l. Sistem reproduksi.
b. Melakukan observasi.
e. Melakukan tindakan keperawatan pada klien pre dan post operasi kecil.
i. Membimbing PK I
C. Pengembangan Profesional
a. Kompetensi PK II
a. Kompetensi PK II
b. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik secara efektif
dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan
lain)
secara moral untuk mengambil keputusan yang baik dan menolak keputusan
yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat
darurat)
3. Melaksanakan praktik secara legal pada level kompetensi PK I,II dan III.
5. Melakukan tindakan keperawatan pada klien medikal bedah dengan komplikasi pada
a. Melakukan observasi.
g. Memberikan konseling.
C. Pengembangan Profesional
a. Kompetensi PK III
mempertahankan kompetensi.
didik
2. Dapat melakukan asuhan keperawatan medical bedah atau sub spesialisasi secara
a. Sistem imunisasi
b. Sistem respirasi
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem hematology
e. Sistem sensori
f. Sistem neorologi
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
g. Sistem pencernaan.
h. Sistem muskuloskletal.
i. Sistem urinaria.
j. Sistem endokrin
k. Sistem integumen.
l. Sistem reproduksi.
4. Bertindak sebagai pendidik bagi pasien, keluarga, sesama teman dan peserta didik.
C. Pengembangan Profesional
Kompetensi PK IV
a. Kompetensi PK IV
Kompetensi PK IV.
medikal bedah.
secara mandiri.
6. Melakukan konseling.
C. Pengembangan Profesional
Kompetensi PK IV.
a. Kompetensi PK IV.
kemampuannya)
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk kepada perawat
keperawatan.
kembang.
2) Melakukan Observasi.
a. kebutuhan bernafas.
j. Kebutuhan komunikasi .
k. Kebutuhan spiritual.
m. Kebutuhan rekreasi.
n. Kebutuhan Belajar.
o. Pemberian obat.
q. Perawatan luka.
kesehatan.
C. Pegembangan Profesional
PK I
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
melindungi klien/pasien dari tindakan yang dapat merugikan baik fisik maupun
material)
a. Kompetensi PK I
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait praktik
3. Mengumpulkan data
TANPA KOMPLIKASI dari perawat klinik yang lebih tinggi pada: Prenatal,
b. Melakukan observasi
h. Mengelola pelayanan KB
l. Melakukan evaluasi
o. Membimbing PK I
C. Pengembangan Profesional
a. Mengembangkan Kompetensi PK II
a. Kompetensi PK II
pada kompetensi PK II
b. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik secara efektif
dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan
lain).
secara moral untuk mengambil keputusan yang baik dan menolak keputusan
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat
darurat)
3. Melaksanakan praktik secara legal dan menguasai asuhan keperawatan pada level
kompetensi PK II.
dengan komplikasi dari perawat klinik yang lebih tinggi pada: prenatal, intranatal,
sebagai berikut :
b. Melakukan observasi
e. Mengelola bayi segera setelah lahir dari ibu yang mengalami komplikasi.
3. Melakukan evaluasi.
6. Membimbing PK II.
C. Pengembangan Profesional
mempertahankan kompetensi.
didik.
kompetensi PK IV.
C. Pengembangan Profesional
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
maternitas .
dalam kelompok.
C. Pengembangan Profesional
Kompetensi PK IV.
kemampuannya).
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk kepada perawat
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait praktik
keperawatan.
kembang.
2) Melakukan observasi.
a) Kebutuhan bernafas
k) Melakukan komunikasi.
l) Kebutuhan spiritual.
n) Kebutuhan rekreasi.
o) Kebutuhan belajar.
p) Pemberian obat.
r) Perawatan Luka.
C. Pengembangan Profesional
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
a. Menguasai kompetensi PK I.
melindungi klien/pasien dari tindakan yang dapat merugikan baik fisik maupun
material).
3. Melaksanakan praktik secara legal dan menunjukan tindakan yang sesuai dengan
regulasi yang berlaku terkait praktik keperawatan / dan kode etik keperawatan.
keperawatan.
dari PK III.
kembang.
2) Melakukan observasi.
f. Melakukan evaluasi.
4. Memberikan asuhan keperawatan dasar pada anak dengan kasus infeksi/ non
a. Melakukan pengkajian.
f. Melakukan evaluasi.
C. Pengembangan Profesional
a. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik secara efektif
dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan
lain).
secara moral untuk mengambil keputusan yang baik dan menolak keputusan
yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat
darurat).
keperawatan.
a. Melakukan pengkajian.
f. Melakukan evaluasi.
C. Pengembangan Profesional.
mempertahankan kompetensi.
didik.
Kompetensi PK IV.
keperawatan.
a. Melakukan pengkajian.
f. Melakukan evaluasi.
keperawatan/kesehatan.
C. Pengembangan Profesional
keperawatan.
a. Melakukan pengkajian.
f. Melakukan evaluasi.
keperawatan/kesehatan.
C. Pengembangan Profesional
kemampuannya).
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk kepada perawat
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait praktik
keperawatan.
tumbuh kembang.
2) Melakukan observasi.
a) Kebutuhan bernafas.
f) posisi tubuh.
kondisi.
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
l) Kebutuhan komunikasi.
m) Kebutuhan spiritual.
o) Kebutuhan rekreasi.
p) Pemberian obat.
r) Perawatan Luka
kesehatan.
C. Pengembangan Profesional
Kompetensi PK I
a. Komptensi PK I
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
melindungi klien/pasien dari tindakan yang dapat merugikan baik fisik maupun
material).
3. Melaksanakan praktik secara legal dan menunjukan tindakan yang sesuai dengan
regulasi yang berlaku terkait praktik keperawatan / dan kode etik keperawatan.
1. Memahami konsep dasar yang terkait dengan kondisi yang membutuhkan bantuan
keperawatan.
menggunakan prinsip A -B – C – D.
1) Shock/renjatan.
2) Cidera fisik.
3) Cidera tulang.
4) Tenggelam.
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
5) Keracunan.
6) Luka bakar.
7) Nyeri akut/kolic.
8) Kedaruratan persalinan.
C. Pengembangan Profesional
a. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik secara efektif
dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan
lain).
secara moral untuk mengambil keputusan yang baik dan menolak keputusan
yang buruk dari teman sejawat dan tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat
darurat).
C. Pengembangan Profesional
mempertahankan kompetensi.
didik .
kompleks.
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
C. Pengembangan Profesional
1. Memberikan asuhan keperawatan khusus atau sub spesialisasi dalam lingkup gawat
darurat.
C. Pengembangan Profesional
BAB IV
kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya. Dalam
profesi tenaga keperawatan dikenal tindakan yang bersifat mandiri dan tindakan yang bersifat
delegasi. Tindakan yang bersifat mandiri merupakan kompetensi utama dari profesi tenaga
keperawatan yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Tindakan yang bersifat mandiri
ini merupakan kewenangan yang melekat dan menjadi tanggung jawab penuh dari tenaga
tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan Kewenangan Klinis tertentu dan perlu
dikredensial. Dengan demikian, tindakan medik yang bersifat delegasi, tetap menjadi tanggung
Kewenangan klinis dasar ini merupakan daftar intervensi keperawatan dan kebidanan
yang sangat mendasar dan merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh semua perawat
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
1 Safety precautions
3 Pemeriksaan fisik
5 Pemeriksaan diagnostic
anatomi
6 Oksigenasi
7 Nutrisi
8 Eleminasi
12 Ambulasi
dan pronasi.
atau sebaliknya
atau sebaliknya.
diri
15 Sakaratul maut
kondisi pasien
1. Daftar kewenangan klinis area medikal bedah ( Bedah, penyakit dalam, paru
dan neurologi).
No Intervensi Karakteristik
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
Intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
menggunakan OPA
Paru
parenteral
Perawat klinis III mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I, II dan III ditambah
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I, II, dan III ditambah
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
pemasangan Gips.
(spooling).
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I, II, III dan IV ditambah
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Paru
parenteral
Kategori
No Intervensi
intervensi
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II dan III ditambah
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II, III dan IV ditambah
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Paru
parenteral
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II dan III ditambah
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
normal
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II, III dan IV ditambah
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Paru
parenteral
pulse oksimetri
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
ruangan neurologi.
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II dan III ditambah
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II, III dan IV ditambah
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
parenteral
pulse oksimetri
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II dan III ditambah
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
elektrolit,GDS.
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II, III dan IV ditambah
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
Kategori
No Intervensi
intervensi
kebidanan.
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
menggunakan OPA
parenteral.
pulse oksimetri.
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II dan III ditambah
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II, III dan IV ditambah
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
No Intervensi Karakteristik
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
intervensi
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
penyakit.
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II dan III ditambah
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
intra cranial
4. Perawat klinis V
Perawat klinis V mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II, III dan IV ditambah
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
neurologi
nasofaringeal)
universal precaution.
Karakteristi
No Intervensi k
intervensi
3. Perawat klinis IV
Perawat klinis IV mempunyai kewenangan perawat Klinis 0, I,II dan III ditambah
Karakteristi
No Intervensi
k intervensi
pemeriksaan elektrolit.
4. Perawat klinis V
Karakteristi
No Intervensi
k Intervensi
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
dan Keluarga.
1) Perawat Klinis I
sebagai berikut:
Karakteristik
No Intervensi
Intervensi
A Pre operasi
pakai
B Intra operasi
memakai alat.
C Post operasi
2) Perawat Klinis II
No Intervensi Karakteristik
WHITE BOOK KOMITE KEPERAWATAN
Intervensi
III di ruang perawatan ruang OK adalah berperan sebagai asisten I dokter spesialis
Karakteristik
No Intervensi
intervensi
operasi.
BAB V
PENUTUP
Pengembangan penyusunan white paper ini dalam konteks sistem jenjang karir dan
dan diperlukan dalam penataan Keperawatan RSUD Lubuk Basung. Untuk meningkatkan
motivasi dan karir professional perawat dan untuk memperjelas kewenangan klinis masing-
masing jenjang. disamping pada akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang sebagai ujung tombak citra pelayanan Rumah sakit secara keseluruhan.
Dengan adanya white paper ini diharapkan seluruh perawat RSUD Lubuk Basung dapat
Dengan rancangan ini diharapkan pihak manajemen rumah sakit dan tim sub komite
kredensial dapat menggunakan acuan ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan akhir dari