Anda di halaman 1dari 2

PPANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

TB PARU

1. Pengertian Tuberculosis Paru merupakan penyakit infeksi menular disebabkan


oleh Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru dan hampir
seluruh organ tubuh lainya (Sylvia A.Price, 2015)

2. Asesmen Keperawatan 1. Pasien mengeluh batuk berdahak, terus menerus, dahak kental
berwarana kuning kehijauan ± 3-4 minggu, demam, sering
berkeringat malam hari tanpa aktifitas, berat badan menurun secara
drastis, kurang nafsu makan dan badan sering terasa Lelah
2. Suhu 39°C
3. BB 42 Kg, TB 160 cm, IMT 16.4 (berat badan kurang)
4. Makan hanya 3 - 5 sendok, minum sedikit
5. KU lemah, tampak batuk berdahak kental warna kuning kehijauan,
terlihat gelisah dan berkeringat
6. Auskultasi: ronkhi diseluruh area paru
7. Saturasi oksigen 97% tanpa O2
8. Pemeriksaan sputum BTA SPS (+++ pos), Lekosit 16rb/dL
9. Foto thorax: gambaran infiltrat/kavitas/fibrosis

3. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas


2. Hipertermi
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Risiko penularan penyakit
5. Risiko ketidakpatuhan terhadap rezimen pengobatan

4. Kriteria Evaluasi 1. TTV dalam batas normal (suhu 36 – 37.5 °C)


2. Leukosit 4rb – 10.5 rb
3. SpO2 95-100 % tanpa O2
4. Auskultasi: vesikuler simetris (tidak ada ronkhi)
5. Nafsu makan meningkat, BB meningkat, IMT ≥ 18.5,
6. Pasien kooperatif dengan program pengobatan dan pencegahan
penularan TB Paru
7. Foto thorax: adanya progres perbaikan paru, infiltrat dan kavitas
berkurang
8. Sputum BTA konversi negatif

5. Intervensi Keperawatan 1. Observasi TTV, SpO2 dan perubahan suara napas (ronkhi)
2. Monitor peningkatan intensitas batuk dan perubahan suhu tubuh
serta melaporkan setiap perubahan yang terjadi
3. Berikan kompres hangat
4. Bila ada keluhan sesak napas, berikan oksigen sesuai hasil saturasi
dan posisikan fowler/semifowler
5. Berikan diet TKTP
6. Konsulkan diet dengan nutrisionis/gizi klinik
7. Kolaborasi medis untuk pemberian OAT, nebulisasi,
roboransia/suplemen, antipiretik dan antibiotik
8. Cek lab (leukosit, elektrolit, sputum BTA SPS dan lab terkait
lainnya untuk evaluasi progres pengobatan
9.
6. Informasi dan Edukasi 1. Ajarkan cara batuk efektif
2. Anjurkan minum ± 1000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi
3. Anjurkan menggunakan pakaian tipis/menyerap keringat
4. Anjurkan intake nutrisi yang adekuat
5. Anjurkan pasien untuk selalu menggunakan masker
6. Anjurkan untuk membuang dahak pada sputum pot tertutup yang
di isi air + disinfektan
7. Ajarkan cara pencegahan penularan penyakit TB Paru dan etika
jika batuk/bersin
8. Jelaskan tentang program pengobatan TB Paru (OAT) dan
risiko/bahaya bila pengobatan dihentikan sebelum waktunya.

7. Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan


intervensi dan dibandingkan dengan kriteria evaluasi serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan

8. Penelaah Kritis Komite Keperawatan

9. Kepustakaan A, Sylvia., M, Lorraine. (2015). Patofisiologi Edisi 6 Vo 2 Konsep


Klinis Proses- Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Strategi Nasional


Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020

SDKI, SIKI dan SLKI

Anda mungkin juga menyukai