TB PARU
1
dan konsultasikan kepada tenaga medis terlebih
dahulu sebelum vaksin
7. Ibu menderita TB aman untuk memberikan ASI pada
bayinya dengan catatan menghindari cara penularan
TB
8. Jalankan terapi obat dengan teratur dan jangan
sampai putus tanpa instruksi
9. Berhenti merokok dan berhenti minum alkohol
10. Olah raga secara teratur , makan makanan yang
bergizi serta istirahat cukup
7 evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub komite mutu keperawatan
9 kepustakaan NANDA NIC-NOC EDISI REVISI JILID 3
2
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
3
diobati dengan kortikosteroid oral atau inhalasi
7. Gunakan alat penyaring udara dan penyejuk ruangan
8. Bersihkan rumah sekurang – kurangnya sekali dalam
seminggu
9. Gunakan obat secara teratur
10. Hindari asap rokok dan berhenti merokok
7 evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
ditetapkan
9 Penelaah kritis Sub komite mutu keperawatan
10 kepustakaan NANDA NIC-NOC REVISI JILID 3
DOENGES, MERILYN E 2000.RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN : PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN DAN
PENDOKUMENTASIAN PERAWAT PASIEN EDISI 3, ALIH
BAHASA I MADE KARIASA ,dkk.ECG.JAKARTA
4
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
BRONKIEKTASIS
5
yang ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub komite mutu keperawatan
9 kepustakaan NANDA NIC-NOC REVISI JILID 1
6
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
KANKER PARU
7
6 Informasi & 1. Konsultasikan dengan dokter tentang
edukasi/(discharge penanganan lanjutan (kemoterapi, radiasi,
planing pembedahan)
2. Tidak merokok sejak usia muda ,
3. Berhenti merokok dapat mengurangi resiko
4. Tingkatkan daya tahan tubuh , cukup istirahat,
makan makanan yang bergizi
7 evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC
serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang ditetapkan
9 Penelaah kritis Sub komite mutu keperawatan
10 kepustakaan NANDA NIC-NOC REVISI JILID 1
DOENGES, MERILYN E 2000.RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN : PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN
DAN PENDOKUMENTASIAN PERAWAT PASIEN EDISI
3, ALIH BAHASA I MADE KARIASA
,dkk.ECG.JAKARTA
8
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
PNEUMOTHORAK
9
5. Kenali tanda dan gejala penyakit dan kurangi stress
6. Tindakan observasi hanya dilakukan bila luas lesi 15%
jika pasien di rumah jelaskan kepada keluarga dan
pasien untuk mengetahui keadaan emergency
pneumothoraks supaya cepat dibawa ke rumah sakit
7. Control foto thoraks ulang setelah beberapa hari,
diperlukan untuk evaluasi
8. Apabila selama 7 hari pengamatan masih terdapat
pneumothoraks maka diperlukan tindakan aspirasi
ataupun pemasangan WSD
7 evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
ditetapkan
9 Penelaah kritis Sub komite mutu keperawatan
10 kepustakaan NANDA NIC-NOC REVISI JILID 3
DOENGES, MERILYN E 2000.RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN : PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN DAN
PENDOKUMENTASIAN PERAWAT PASIEN EDISI 3, ALIH
BAHASA I MADE KARIASA ,dkk.ECG.JAKARTA
10
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
PNEUMONIA
11
- Ikuti jadwal imunisasi (untuk anak)
3. Bayi : ASI eksklusif 6 bulan , karena didalam
kandungan ASI adanya system kekebalan tubuh yang
dapat menjaga tubuh anak sehingga tidak mudah
terserang penyakit
4. Gizi seimbang dan cukup sesuai dengan usia anak
5. Tutup mulut saat batuk karena pneumonia banyak
berasal dari percikan batuk , bersin pasien pneumonia
6. Hindari rokok, dan pemajanan asap rokok
7 evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
ditetapkan
9 Penelaah kritis Sub komite mutu keperawatan
10 kepustakaan NANDA, DOENGES, MERILYN E 2000.RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN : PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN DAN
PENDOKUMENTASIAN PERAWAT PASIEN EDISI 3, ALIH
BAHASA I MADE KARIASA ,dkk.ECG.JAKARTA
12
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
EFFUSI PLEURA
13
menguntungkan bagi kesehatan seperti merokok,
minum minuman beralkohol
6. Menjaga kebersihan luka post WSD
7. Menjaga kebersihan ruang tempat tidur , udara dapat
bersirkulasi dengan baik
8. Memberikan pendidikan kepada keluarga “
penumpukan cairan didalam paru-paru dapat
disebabkan dari beberapa penyakit seperti gagal
jantung, adanya neoplasma ( akibat metastase tumor
yang berasal dari organ lain) TB Paru, infark paru,
trauma, pneumonie, sindrom neprotik, hipo albumin
7 evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
ditetapkan
9 Penelaah kritis Sub komite mutu keperawatan
10 kepustakaan NANDA, DOENGES, MERILYN E 2000.RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN : PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN DAN
PENDOKUMENTASIAN PERAWAT PASIEN EDISI 3, ALIH
BAHASA I MADE KARIASA ,dkk.ECG.JAKARTA
14
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
ASMA BRONKIALE
15
9. Anjurkan pada ibu pasien agar pasien
menghindarimakanan yang sangat panas atau dingin
10. Ajarkan pasien untuk menurunkan viskositas sekresi
6 Informasi & 1. Kenali alergen yang akan muncul yang dapat
edukasi/(discharge menimbulkan asthma
planing 2. Pelajari cara penanganan pertama pada asthma dan
cara menggunakan obat-obatan asthma
3. Hindari faktor pemicu :kebersihan lantai rumah, debu-
debu, karpet ,bulu binatang dsb.
4. Keluarga perlu memahami tentang pengobatan ,nama
obat,dosis,efek samping ,waktu pemberian.
5. Pelajari cara kontrol kecemasan ,takut, stress
6. Lakukan istirahat yang cukup dan latihan ,termasuk
latihan nafas.
7. Hubungi dokter jika serangan asthma masih timbul
sesudah diobati dengan kortikosteroid oral atau inhalasi
8. Gunakan alat penyaring udara dan penyejuk ruangan
9. Bersihkan rumah sekurang-kurangnya sekali seminggu
10. Gunakan obat asthma secara teratur
11. Hindari asap rokok dan berhenti merokok
12. Jika hamil segera konsultasikan dengan tenaga medis
sehingga asthma dapat terkontrol.
7 evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta
analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
ditetapkan
8 Penelaah kritis Sub komite mutu keperawatan
9 kepustakaan NANDA, DOENGES, MERILYN E 2000.RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN : PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN DAN
PENDOKUMENTASIAN PERAWAT PASIEN EDISI 3, ALIH
BAHASA I MADE KARIASA ,dkk.ECG.JAKARTA
16
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
4 Kriteria evaluasi/ 1. status : Bersihan jalan napas efektif, ventilasi dan jalan
nursing outcome nafas paten
2. Respiratory status : pertukaran gas terpenuhi, ventilasi
dan tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Nutrition Management: asupan makanan terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan
Airways manajement
- Buka jalan nafas
- Posisikan pasien semi fowler
- Lakukan fisioterapi dada bila perlu
- Keluarkan mucus dengan batuk efektif atau suction
- Auskultasi suara nafas
- Kolaborasi pemberian bronchodilator
17
Gangguan pertukaran gas
Airways management, respiratory monitoring
- Monitor peningkatan restlessness dan cemas.
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor warna kulit
- Kaji tingkat kesadaran
18
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
CHF
19
meliputi edema ekstremitas bawah, peningkatan berat badan,
hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia, mual dan
nokturia.
Edema dimulai pada kaki dan tumit juga secara
1. bertahap bertambah ke tungkai, paha dan akhirnya ke
genetalia eksterna serta tubuh bagian bawah.
2. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas
abdomen terjadi akibat pembesaran vena di hepar. Bila
proses ini berkembang, maka tekanan dalam pembuluh
darah portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar
rongga abdomen, suatu kondisi yang dinamakan ascites.
Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat
menyebabkan tekanan pada diafragma dan distress
pernafasan.
3. Anoreksia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan
statis vena dalam rongga abdomen.
4. Nokturia terjadi karena perfusi renal yang didukung oleh
posisi penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling
sering pada malam hari karena curah jantung membaik saat
istirahat.
5. Kelemahan yang menyertai gagal jantung sisi kanan
disebabkan karena menurunnya curah jantung, gangguan
sirkulasi, dan pembuangan produk sampah katabolisme
yang tidak adekuat dari jaringan
20
peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur,
dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
21
antikoagulan.
Rasional : tipe dan dosis diuretik tergantung pada derajat
gagal jantung dan status fungsi ginjal. Penurunan preload
paling banyak digunakan dalam mengobati pasien dengan
curah jantung relative normal ditambah dengan gejala
kongesti. Diuretik mempengaruhi reabsorpsi natrium dan
air. Vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah
jantung, menurunkan volume sirkulasi dan tahanan vaskuler
sistemik, juga kerja ventrikel. Antikoagulan digunakan untuk
mencegah pembentukan thrombus/emboli pada adanya
faktor risiko seperti statis vena, tirah baring, disritmia
jantung.
8. Pemberian cairan IV.
Rasional : karena adanya peningkatan tekanan ventrikel
kiri, pasien tidak dapat mentoleransi peningkatan volume
cairan (preload). Pasien GJK juga mengeluarkan sedikit
natrium yang menyebabkan retensi cairan dan
meningkatkan kerja miokard.
9. Pantau seri EKG dan perubahan foto dada.
Rasional : depresi segmen ST dan datarnya gelombang T
dapat terjadi karena peningkatan kebutuhan oksigen
miokard, meskipun tak ada penyakit arteri koroner. Foto
dada dapat menunjukan pembesaran jantung.
10. Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh BUN, kreatinin.
Rasional: peningkatan BUN/Kreatinin menunjukan
hipoperfusi/gagal ginjal.
22