Asuhan yang berkualitas mempunyai beberapa elemen (ICN) : 1. Meningkatnya kesehatan dalam
waktu sesingkat mungkin, 2. Menekankan kepada pencegahan, penemuan dini, dan treatment, 3.
Diberikan pada waktu yang tidak tertunda, 4. Dengan landasan pemahaman terjadi kerjasama dan
partisipasi klien dalam membuat keputusan tentang proses asuhan, 5. Berdasarkan prinsip-prinsip
ilmiah dan cakap dalam penggunaan teknologi dan sumber-sumber keprofesian, 6. Menunjukan
kesadaran akan stres dan kecemasan klien (dan keluarga) dengan concern akan kesejahteraan klien
secara menyeluruh, 7. Memanfaatkan dengan efisien teknologi yang tepat dan sumber-sumber asuhan
kesehatan lain, dan 8. Secara memadai didokumentasikan untuk memungkinkan kontinuitas asuhan
dan telaah sejawat.
Asuhan yang berkualitas dapat dicapai dengan adanya profesionalisme keperawatan. Pelayanan
keperawatan profesional di RS diberikan oleh kelompok keperawatan. Kelompok keperawatan yang
bertanggung jawab untuk terlaksananya peran dan kegiatan perawat di RS dapat berupa komite yang
berada dalam struktur tetapi menjalankan peran fungsional. Komite Keperawatan di RS merupakan
media utama untuk mengakomodasi dan memfasilitasi tumbuhnya komunitas profesi keperawatan
melalui sistem pengampu keilmuan yang dapat mempertahankan profesionalisme pelayanan
keperawatan yang diberikan.
A. Pengertian
Komite Keperawatan merupakan wadah non struktural yang berkembang dari struktur organisasi
formal rumah sakit bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan pendapat
dan ide-ide perawat/bidan sehingga memungkinkan penggunaan gabungan pengetahuan,
keterampilan, dan ide dari staf profesional keperawatan.
Komite Keperawatan merupakan oganisasi yang berfungsi sebagai wahana bagi tenaga keperawatan
untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal-hal yang terkait masalah profesi dan
teknis keperawatan.
H. Susunan organisasi
1. Komite Keperawatan:
a. Terdiri dari ketua, wakil dan sekretaris dan anggota.
b. Ketua dipilih anggota dari 3 (tiga) calon ketua.
c. Dipilih setiap 3 tahun dan ditetapkan dengan SK direksi.
d. Anggota dipilih dari perwakilan bidang keahlian dan kelompok tenaga keperawatan, misalnya
medikal bedah, anak, kritikal dan kelompok Perawat Klinik, peer manager dll.
e. Komite Keperawatan mempunyai sub komite.
1. 1. PENGERTIAN
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan keempat unsur: standart,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip- prinsip nilai yang diyakini dan akan menentuakan kualitas produksi/
jasa layanan keperawatan.
Proses keperawatan:
Pengkajian
Perencanaan
Intervensi
evaluasi
Pendidikan klien:
Pencegahan penyakit
Mempertahankan kesehahatan
Informed consent
Rencana pulang/ komunitas
Sistem MAKP:
Fungsional
Tim
Primer
Modifikasi
Faktor- faktor yang berhubungan dengan perubahan MAKP:
MINIMAL CARE
PARTIAL CARE
TOTAL CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih
lama
A. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta dorong
atau kursi roda
B. Membutuhkan latihan pasif
C. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau NG tube
(sonde)
D. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
E. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
F. Dimandikan perawat
G. Dalam keadaan inkontinensia
H. 24 jam post operasi mayor
I. Pasien tidak sadar
J. Keadaan pasien tidak stabil
K. Observasi TTV setip kurang dari jam
L. Perawatan luka bakar
M. Perawatan kolostomi
N. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
O. Menggunakan WSD
P. Irigasi kandung secara terus menerus
Q. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
R. Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/ leher
S. Gangguan emosional berat, bingung dna disorientasi
KLASIFIKASI PASIEN
1. 3. TUJUAN MAKP
A. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
B. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
C. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
D. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
E. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan
bagi setiap tim keperawatan
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya
adalah
3) Pengarahan
4) Pengawasan
5) Pengendalian
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan
keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan
proses keperawatan
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan
metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK,
maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.
Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada
visi dan misi rumah sakit
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap
asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu model yang baik adalah model
asuhan keperawatan yang dapat menunjang terhadap kepuasan pelanggan.
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja
perawat. Oleh karena itu model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan
perawat bukan justru menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaannya.
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar
pertimbangan penentuan model. Model asuhan keprawatan diharapkan dapat
meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan
lainnya.
Tabel 3 Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant&Massey (1997) dan Marquis&
Huston (1998)
(1) Fungsional
Kelebihannya:
(a) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik
(c) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawatan
pada pasien diserahkan kepada perawat junior
Kelemahannya:
(c) Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja
Metode ini menggunakan tim yang tdd anggota yang berbeda- beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien
Kelebihannya:
(c) Menungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kelemahannya:
(a) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada wakt- waktu
sibuk
(a) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan
(b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin
(d) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang
(c) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
(b) Pengorganisasian
(c) Pengarahan
Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik
Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sika[
Menginformasikan hal- hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
askep pasien
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
(d) Pengawasan
Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan katim tentang
pelaksanaan tugas.
Evaluasi
Audit keperawatan
(3) Keperawatan primer
Kelebihan:
(b) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil akan
memungkinkan pengembangan diri
(c) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan rumah sakit
Kelemahan:
(a) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction kemampuan mengambil keputusan
yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntable serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin
(h) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat
(c) Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
(f) Membuat 1- 2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi
(d) PP dibantu oleh perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat
asisten
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolasi,
intensive care
Kelebihannya:
Kelemahannya:
(b) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Penetapan sistem
model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan:
(a) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena sebagai perawat primer
harus mempunyai latar beakang pendidikan S1 keperawatan atau setara
(b) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim
(c) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan
dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu karena saat
ini jenis pendidikan perawat yang ada di RS, sebagian besar adalah lulusan SPK, maka
akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Peran masing- masing komponen kepala ruangan, Perawat primer dan perawat assosiate
a) Lingkungan kerja
(1) (Gambaran umum jumlah tempat tidur, lokasi dan denah ruangan, fasilitas untuk
pasien, fasilitas untuk petugas kesehatan, fasilitas peralatan dan bahan kesehatan,
fasilitas peralatan dan bahan kesehatan
3) Sistem pendokumentasian
b) Sistem administrasi
1. Analisa data
1. Rumusan masalah
2. Perencanaan
1) Pengorganisasian
2) Rencana strategis
1. Pengertian
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002).
2. Tujuan :
3. Langkah-langkah
1. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
A. Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien
1. Persiapan
1. Pelaksanaan
Dalam penerapan sistem MPKP : Primer, timbang terima dilaksanakan oleh perawat
primer kepada perawat primer yang mengganti jaga pada shift berikutnya :
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat jaga berikutnya
- Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya
5) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi tanya jawab
terhadap hal-hal yang ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
7) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rincian
8) Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap pasien dan melakukan validasi
data.
9) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat primer
PASIEN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
MASALAH :
Teratasi
Belum teratasi
Teratasi sebagian
1. 1. PENGERTIAN
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah
satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian
secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir. Upaya sistematik meliputi uraian
terinci tentang pengelolaan obat secara tepat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk
tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Sentralisasi obat ( tehnik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada
perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Bilamana ada penambahan / perubahan jenis, dosis atau perubahan rute pemberian
obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format pemberian obat pada kolom
terima.
6. Obat khusus.
1. Obat disebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan pada waktu tertentu.
2. Pemberian obat khusus didokumentasikan di format pemberian obat (tidak ada
format khusus)
3. Informasi yang diberikan pada klien/ keluarga yaitu nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian dan tempat obat
sebaiknya diserahkan/ ditunjukkan pada keluarga setelah pemberian. Usahakan
terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.
PENDEKATAN PERAWAT
DOKTER
KELUARGA/ PASIEN
FARMASI/ APOTIK
KELUARGA/ PASIEN
Surat persetujuan
Lembar serah terima obat
KLIEN
A. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN SENTRALISASI
OBAT.
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri, anak,
istri, suami, orang tua, dan lain-lain.
2. Nama Klien, Umur, Jenis kelamin, alamat, no.reg diisi sesuai dengan data klien yang
bersangkutan.
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang menyetujui
dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.
Terim
a
Nama
Nama Obat:
Dosis:
Cara
Pemberian
(rute):
Sisa
Nama
Nama
Dosis:
Cara
Pemberian
(rute):
Sisa
Nama
1. 1. Pengertian
1. Tujuan Ronde :
a. Tujuan Umum
b. Tujuan khusus
1. 3. Manfaat
A. Masalah pasien dapat teratasi
B. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
C. Terciptanya komunitas perawatan yang profesional
D. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
E. Perawat dapat melaksanakan model keperawatan dengan tepat dan benar
1. 4. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
- Memberikan reinforcement
PP
validasi data
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
Inform Concernt
Hasil Pengkajian/ Validasi data
Penyajian
Masalah
Lanjutan-diskusi di Nurse Station
1. 7. Kriteria Evaluasi
A. Struktur
1. Proses
- Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
1. Hasil
- Perawat dapat :