PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kanker otak didiagnosa di Amerika Serikat.Otak juga lokasi yang sering untuk
sebagai penyebab kematian yang disebabkan oleh kanker pada usia 35 sampai
Insiden tertinggi pada tumor otak dewasa terjadi pada dekade kelima, keenam
dan ketujuh, dengan tingginya insiden pada pria. Untuk itu kelompok kami
INTRAKRANIAL “.
B. Tujuan
1
komprehensif meliputi aspek biopsikososial dan spiritual pada klien dengan
kriteri evaluasi.
telah ditentukan.
dilaksanakan.
C. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
penulisan.
2
menguraikan asuhan keperawatan meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Definisi
2. Etiologi
a. Faktor genetik
d. Radiasi
e. Virus tertentu
4
5
4. Klasifikasi
1) Jinak
Acoustic neuroma
Meningioma
Pituitary adenoma
Astrocytoma ( Grade 1 )
2) Ganas
Oligodendroglioma
Ependymoma
b. Berdasarkan lokasi
1) Tumor intradural
a) Ekstramedular
Neurofibroma
Meningioma
b) Intramedular
Ependymoma
Astrocytoma
Oligodendroglioma
Hemangioblastoma
2) Tumor ekstradural
6
c. Berdasarkan letak ( dihubungkan dengan tentorium cerebri )
Pada anak-anak : 40 %
2) Tumor infratentorial
Pada anak-anak : 60 %
Misal: meningioma
payudara
7
2) Meningen / Meninx : Meningioma
3) Mal-development : Craniopharyngioma
5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri kepala
b. Muntah proyektil
c. Gangguan penglihatan
d. Kejang
e. Penurunan kesadaran
f. Perubahan perilaku
g. Hemiparesis
h. Hemipestesia
i. Hemianopia
j. Rinorea ess
k. Perubahan kardiovaskuler
8
Paresis Kejang motorik fokal
Sakit kepala
Acoustic neuroma
Lobus Parietalis
Vertigo
Ataksia Kehilangan sensoris / agnosia
Parestesia dan kelemahan wajah (syaraf Apraksia
kranial V, VII) Gangguan persepsi tubuh
Kehilangan refleks kornea
Penurunan sensitifitas terhadap sentuhan
atau nyeri (syaraf kranial V, XI)
Kehilangan pendengaran unilateral
Lobus Temporalis
Adenoma hipofisis Kehilangan memori baru
Fenomena visual : “déjà vu”
Akromegali Gangguan auditorius : agnosia auditori
Hipopituarisme (penurunan fungsi tiroid, Kejang psikomotor
pankreatik dan gonadal) Halusinasi olfaktorius atau gustatorius
Sindrom Cushing’s Afasia sensori
Wanita : amenorea, sterilisasi
Pria : kehilangan libido, impotensi
Lobus Oksipitalis
Gangguan penglihatan
Diabetes militus
Hipotiroidisme Gangguan visual
Hipoadrenalisme Kebutaan sentral
Diabetes insipidus Kebutaan kortikal dan anosognosia
Ketidaktepatan hormon antidiuretik Halusinasi visual
(ADH)
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Scedel X-Ray
e. Angiography
7. Prognosa
9
c. Gradasi tumor: sampai berapa jauh tumor berkembang.
8. Penatalaksanaan Medik
b. Anti edema
1) Mengurangi nyeri
2) Mencegah komplikasi
10
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data Subyektif
papil edema)
peran
anesthesia
menulis)
hemiparese, paraparese
11
j. Adanya gangguan penglihatan seperti : diplopia, kebutaan,
Data Obyektif
a. Gaya berjalan
b. Orientasi
c. Daya ingat
e. Tingkat kesadaran
f. Gangguan bicara
h. Kejang-kejang
kesamaan
a. Laboratorium:
b. Radiografi:
CT Scan
Electroencephalogram
12
- ray paru dan organ lain untuk mencari adanya metastase
2. Diagnosa keperawatan
tumor.
kranial.
informasi.
kognitif.
13
g. Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
meningitis).
14
l. Potensial komplikasi: meningitis berhubungan dengan iritasi
pembedahan).
Pre Operasi
ekspresi wajah rileks, tanda vital stabil, pola tidur kembali pada
Intervensi Keperawatan:
15
2. Orientasikan klien pada lingkungan RS, alat-alat dan
kegiatan di RS.
dalam perawatannya.
dibutuhkan.
klien.
prognosanya.
16
1. Kaji tingkat kecemasan klien dan pengetahuannya tentang
pembedahan.
pemasangan intubasi.
setelah pembedahan :
scraf).
dapat dikenakan.
17
Yakinkan klien bahwa edema periocular dan echymosis
kemudian.
Post Operasi
Intervensi Rasional
o Kaji semua parameter fungsi pernafasan o Untuk menyediakan data dasar sebagai
setiap 2 jam selama 72 jam, kemudian perbandingan menentukan jika terjadi
dilanjutkan setiap 4-8 jam. masalah pada pernafasan.
o Catat dan evaluasi AGD secara teratur. o Sebagai dasar terapi oksigen dan
mengevaluasi respons terhadap
pengobatan.
18
o Beri oksigen dengan kateter nasal atau o Untuk mempertahankan kestabilan
ventilator mekanik selama AGD stabil oksigenisasi di jaringan otak.
paling sedikit 24-72 jam.
19
Intervensi Rasional
o Kaji lokasi, tipe, durasi, derajat dan o Untuk menilai kebutuhan akan
tingkat keparahan nyeri. pengobatan dan respons terhadap
pengobatan.
o Atur posisi klien dalam keadaan yang o Posisi yang tidak nyaman akan
nyaman. berhubungan dengan lokasi insisi.
20
Intervensi Rasional
o Bantu makan klien dengan menyuapi jika o Untuk menjaga masukan nutrisi secara
diperlukan. adekuat jika klien tidak memungkinkan
makan sendiri.
o Jika klien tidak mampu makan, berikan o Untuk memenuhi kebutuhan cairan,
makanan secara enteral atau parenteral elektrolit, kalori dan protein sampai klien
sesuai pesanan. mampu makan sendiri.
21
Intervensi Rasional
o Jelaskan bahwa rata-rata rambut akan o Klien akan menerima secara realistis.
tumbuh kembali sepanjang ½-¼ inci per
bulan.
o Berikan informasi tentang wig atau o Klien akan tahu alternatif ini.
rambut palsu.
22
Intervensi Rasional
o Siapkan stimulasi untuk semua indera. o Untuk membantu melatih kembali jalur
syaraf sensori mengintegrasikan
penerimaan dan interprestasi dari stimuli.
23
Intervensi Rasional
Masalah-masalah kolaborasi
24
peningkatan metabolisme akibat hypertermi, kejang atau
meningitis)
normal
keperawatan
Intervensi Rasional
o Kaji segera fungsi neurology pada klien o Untuk mengetahui dasar parameter.
yang kembali dari ruang operasi.
o Berikan perawatan aseptik pada daerah o Untuk mencegah infeksi dan kelainan
pembedahan. yang diakibatkan oleh TIK dari eksudat.
o Atur posisi tempat tidur kepala klien o Untuk mempermudah drainage vena
dengan elivasi sampai 30°. kepala, sehingga mengurangi edema
serebral.
o Hindari fleksi leher dan pinggul. o Untuk mencegah obstruksi vena dan
menurunkan resiko dari peningkatan
tekanan intra abdominal yang mana
membatasi pergerakan diafragma,
peningkatan PaCO2, sehingga akan
menurunkan aliran darah serebral dan
menyebabkan edema serebral.
25
o Untuk mencegah peningkatan TIK
o Cegah konstipasi dan mengedan ketika disebabkan oleh manueuver valsalva’s.
defekasi.
o Sebab peningkatan suhu meningkatkan
o Atur peningkatan suhu tubuh. metabolisme serebral dan menyebabkan
peningkatan TIK.
Intervensi Rasional
o Kaji kebersihan atau adanya drainage o Sebagai indikator kebocoran CSF, yang
sedikit menguning dari hidung atau akan meningkatkan resiko terjadinya
telinga. infeksi.
o Jangan memanipulasi hidung atau telinga o Untuk menghindari rembesan cairan lebih
dengan kapas, tapi gunakan kassa yang lanjut sampai area cidera diperbaiki.
halus supaya nyaman.
26
Tujuan / kriteria hasil: tidak terjadi meningitis (tidak terjadi
Intervensi keperawatan:
27
untuk tidak memasukkan jari ke hidung dan
pemasangan NGT.
pembedahan.
pembedahan)
Intervensi keperawatan:
kejang :
28
Pasang pengaman di sisi tempat tidur
jatuh kebelakang
ETT)
1. Implementasi
105)
2. Evaluasi
29
b. Apakah klien mengerti tentang terapi dan mengapa itu harus
dilakukan?
dilaporkan?
berlangsung?
bantuan di masyarakat?
pemahamannya?
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Pajajaran, Bandung
EGC, Jakarta
Clinical Problems
31
8. Suzanne C. Smeltzer (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Jakarta
32