Anda di halaman 1dari 22

A.

SOL ( SPACE OCCUPYI NG LESION)

a. Pengertian

SOL (Space-occupying Lesion) merupakan generalisasi masalah tentang ada lesi pada
ruang intracranial khususnya mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat
menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan
tumor intracranial karena cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang
terfiksasi maka lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. (Cross, 2014).
Space occupying lesion intrakranial (lesi desak ruang intrakranial) didefinisikan sebagai
neoplasma, jinak atau ganas, primer atau sekunder, serta setiap inflamasi yang berada di
dalam rongga tengkorak yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan
menempati ruang di dalam otak. Space occupying lesion intrakranial meliputi tumor,
hematoma, dan abses (Simamora&janariah, 2017).
b. Etiologi
Space-occupying lesion (SOL) intrakranial mempunyai beberapa etiologi, dimana
semuanya menimbulkan ekspansi dari volume dari cairan intrakranial yang kemudian
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Pembengkakan pada otak dapat
dibagi dua yaitu diffuse dan fokal (Khoirinnisa, 2010). Pembengkakan diffuse sering
terjadi akibat peningkatan umum cairan di otak diakibatkan oleh vasodilatasi atau
edema. Gangguan sistem vasomotor dapat menyebabkan vasodilatasi yang kemudian
meningkatan aliran darah di serebrum.Hal ini terjadi sebagai respons terhadap
hypercapnia dan hipoksia, dan juga terjadi akibat head injury.Selain itu, edema dapat
terjadi dari tiga mekanisme yaitu vasogenik, sitotoksik dan interstisial.Pada edema
vasogenik terjadi peningkatan permeabilitas pembuluh darah serebral akibat disfungsi
sawar otak.Pada edema sitotoksik terjadi jejas terhadap sel endotel, sel glia dan
neuron pada otak.Pada edema interstisial terjadi kerusakan pada ventrikel-ventrikel
otak, sering ditemukan pada kasus hidrosefalus (Utina, 2013).Fokal dapat terjadi akibat
abses serebral, hematoma, atau neoplasma.Lesi menyebar ekstrinsik seperti hematoma
subdural dan meningioma juga meningkatkan tekanan pada kavitas otak dan disebut
sebagai space-occupying lesion (Utina, 2013). Pada neoplasma dapat ditemukan faktor-
faktor resiko berikut Utina, 2013):

1. Riwayat trauma kepala

2. Faktor genetik

3. Paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik


4. Virus tertentu

5. Defisiensi imunologi

6. Kongenital

c. Klasifikasi

Berdasarkan jenis tumor dapat dibagi menjadi (Satyanegara, 2010):

1. Jinak

a) Coustic neuroma

b) Meningioma

c) Pituitary adenoma

d) Astrocytoma (grade 1)

2. Malignan

a) Astrocytoma (grade 2,3,4)

b) Oligodendroglioma

c) Apendymoma

Berdasarkan lokasi tumor dapat dibagi menjadi (satyanegara, 2010):

1. Tumor Intradural

a) Ekstramedular

b) Cleurofibroma

c) Meningioma intramedural

d) Apendimoma

e) Astrocytoma

f) Oligodendroglioma

g) Hemangioblastoma

2. Tumor Ekstradural

a) Merupakan metastase dari lesi pertama.


d. Gejala dan Tanda Klinis

Gejala dan tanda klinis dari space-occupying lesion (SOL)

meliputi tanda-tanda lokal, tanda-tanda umum, dan tanda-tanda lokal

palsu.Gejala yang timbul tiba-tiba sering menandakan lesi

serebrovaskuler sementara lesi-lesi lain menimbulkan gejala secara

perlahan-lahan.

1. Tanda dan gejala peningkatan TIK( Syaiful Saanin, 2012) :

a. Nyeri kepala

b. Muntah tanpa diawali dengan mual

c. Perubahan status mental

d. Ataksia dan gangguan keseimbangan.

e. Papil edema

2. Tanda-tanda melokalisir, (Syaiful Saanin, 2012):

a. Lobus temporalis

Lesi pada lobus temporalis sering menimbulkan

gangguan psikologis yang umum seperti perubahan perilaku

dan emosi.Selain itu pasien juga dapat mengalami halusinasi

dan déjà vu.Lesi pada lobus temporalis juga dapat

menyebabkan afasia.

b. Lobus frontalis

Lesi pada lobus frontalis dapat menyebabkan terjadinya

anosmia.Gangguan perilaku juga dapat terjadi dimana pasien

itu cenderung berperilaku tidak sopan dan tidak jujur.Afasia

dapat terjadi apabila area Broca terlibat.

c. Lobus parietal

Lesi pada lobus parietal dapat menyebabkan terjadinya


astereognosis dan disfasia.Selain itu dapat juga terjadi

kehilangan hemisensorik.

d. Lobus occipital

Lesi sebelum chiasma optic dari mata akan

menyebabkan gangguan pada satu mata sahaja. Lesi pada

chiasma optic tersebut akan menyebabkan gangguan kedua

mata. Lesi di belakang.

e. Sudut serebellopontin

Lesi pada sudut serebellopontin dapat menyebabkan tuli

ipsilateral, tinnitus, nystagmus, penurunan refleks kornea, palsi

dari sarat kranial fasialis dan trigeminus.

f. Mesensefalon

Tanda-tanda seperti pupil anisokor, inabilities menggerakkan mata ke


atas atau ke bawah, amnesia, dan kesadaran somnolen sering timbul
apabila terdapat lesi pada mesensefalon. Penegakan diagnostik SOL
intracranial Perubahan tanda vital, Lombardo (2006) dalam Thamburaj
(2014):
1). Denyut nadi
2). Pernafasan
3). Tekanan Darah

4). Suhu Tubuh


5). Reaksi Pupil

Pemeriksaan fisik neurologis dalam menegakan diagnosis yaitu:

a) Pemeriksaan mata yaitu ukuran pupil,

b) Pemeriksaan funduskopi \

c) Pemeriksaan motorik yaitu gerak, kekuatan, tanus, trofi, refleks

fisiologi, reflek patologis, dan klonus.

d) Pemeriksaan sensibilitas.
e) Pemeriksaan Penunjang

f) Elektroensefalografi (EEG)

5) Foto polos kepala

6) Arteriografi

7) Computerized Tomografi (CT Scan)

8) Magnetic Resonance Imaging (MRI)

f. Penatalaksanaan Medis

1. Pendekatan pembedahan (Craniotomy)

2. Pendekatan kemoterapi

a. Segera setelah pembedahan/tumor reduction kombinasi

dengan terapi radiasi.

b. Setelah tumor recurance

3. Stereotaktik

g. Komplikasi

Menurut ( Smeltzer, 2013) komplikasi dari SOL yaitu:

1. Kehilangan memori

2. Paralisis

3. Peningkatan ICP

4. Kehianagan/kerusakan verbal/berbicara

5. Kehilangan/kerusakan sensasi khusus

4. Pendekatan kemoterapi

a. Segera setelah pembedahan/tumor reduction kombinasi

dengan terapi radiasi.

b. Setelah tumor recurance

5. Stereotaktik
h. Komplikasi

Menurut ( Smeltzer, 2013) komplikasi dari SOL yaitu:

6. Kehilangan memori

7. Paralisis

8. Peningkatan ICP

9. Kehianagan/kerusakan verbal/berbicara

10. Kehilangan/kerusakan sensasi khusus

11. Mental confusion

Peningkatan TIK yang di sebabkan edema cerebral/perdarahan

adalah komplikasi mayor pembedahan intracranial, dengan

manifestasi klinik:

1. Perubahan visual dan verbal

2. Perubahan kesadaran (Level of conciousnes/LOC)

berhubungan dengan sakit kepala

3. Perubahan pupil

4. Kelemahan otot/paralisis

5. Perubahan pernafasan

Di samping terjadi komplikasi diatas, ada beberapa juga

temuan gangguan yang terjadi yaitu:

1. Gangguan fungsi neurologis

2. Gangguan kognitif

3. Gangguan tidur dan mood

4. Disfungsi seksual

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas klien
.

b. Riwayat penyakit

c. Pemeriksaan fisik

1) Pola pengkajian

a) Pola persepsi manajemen kesehatan


.
b) Pola nutrisi metabolik

c) Pola eliminasi

d) Pola latihan aktivitas

e) Pola kognitif perseptual

f) Pola istirahat dan tidur

g) Pola konsep diri persepsi diri

h) Pola peran hubungan

i) Pola reproduksi seksual.

j) Pola koping stres

2. Analisa data

3. Perumusan masalah

4. Diagnosis keperawatan
(NANDA, 2018- 2020).Perumusan diagnosa keperawatan :

a. Aktual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan

data klinik yang ditemukan.

b. Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi

jika tidak di lakukan intervensi.

c. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data

tambahan untuk memastikan masalah keperawatan

kemungkinan.

d. Wellness : keputusan klinik tentang keadaan

individu,keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat


sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.

e. Sindrom : diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa

keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan

muncul atau timbul karena suatu kejadian atau situasi

tertentu.

Diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada klien dengan pasca operasi

Craniotomy atas indikasi SOL adalah (Herdman, 2012) :

1) Nyeri akut (00132)

Definisi :pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang

aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan

sedemikian rupa, kesakitannya yang tiba-tiba atau lambat dari

intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi

atau diprediksi.

Faktor yang berhubungan :

a) Agens cidera (misalnya, biologi, fisik, zat kimia, psikologis)

b) Peningkatan tekanan intra kranial

2) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (00201)

Definisi : Rentan mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak

yang dapat mengganggu kesehatan

Faktor resiko yang berhubungan :

a) Agens farmaseutikal

b) Embolisme

c) Hipertensi

d) Koagulasi intravascular diseminata

e) Neoplasma otak
f) Tumor otak (mis; gangguan serebrovascular, penyakit

neurogis, trauma, tumor).

3) Resiko Infeksi (00004)

Definisi : Rentan mengalami invasi dan multipikasi mengalami

peningkatan resiko terserang organism patogenik.

Faktor resiko yang berhubungan :

Prosedur infasif/pembedahan

Gangguan integritas kulit

4) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.

5) Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.


Faktor yang berhubunga

a) Ketidakmampuan makan

b) Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien.

c) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

d) Ketidakmampuan menelan makanan.

e) Faktor psikososial

f) Kurang asupan makan

6) Resiko kerusakan integritas kulit

Definisi : perubahan pada epidermis dan dermis

Faktor resiko :

Eksternal :

a) Hipertermia atau hipotermia

b) Kelembaban udara dan kulit

c) Imobilitas

fisik Internal :

a) Perubahan status metabolic


b) Tulang menonjol

7) Kurang pengetahuan

Faktor yang

berhubungan :

a. Keterbatasan kognitif

b. Salah interpretasi informasi

c. Kurang pajanan

d. Kurang minat dalam belajar

e. Kurang dapat mengingat

f. Tidak familiar dengan sumber informasi

5. Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan Pada Klien Dengan SOL Berdasarkan


NANDA dan NIC NOC
N Diagnosa NOC NIC
o Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Resiko Status Sirkulasi (0406) Cerebral Cyrculatory Care
ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitor vital sign
perfusi jaringan selama …. jam status perfusi jaringan Monitor status neurologi
otak (00201) normal dengan indikator : Posisikan kepala klien head up
Faktor resiko 30O
yang Menunjukkan kemampuan kognitif, Monitor suhu dan kadar leukosit
berhubungan: ditandai dengan indikator: Kolaborasi pemberian antibiotik
a.Tumor otak a. Tidak ada hipotensi otastik Monitor ukuran, bentuk,
(mis: gangguan Indikator 1,2,3,4,5 kesimetrisan dan reaktifitas pupil
serebrovaskular dipertahankan/ditingkatkan pada Monitor level kesadaran, level
, penyakit skala … orientasi dan GCS
neurologis, b. Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai Monitor reflek kornea, reflek batuk
trauma,tumor) dengan usia serta kemampuan Indikator Monitor tonus otot, pergerakan
b. Neoplasma 1,2,3,4,5 motorik, tremor, kesimetrisan wajah
otak dipertahankan/ditingkatkan pada
skala … Monitor Tekanan Intra Kranial
c. Menunjukkan perhatian Monitor suhu dan kadar leukosit
Indikator 1,2,3,4,5 Bantu pemasangan insersi alat untuk
dipertahankan/ditingkatkan pada memonitor TIK
skala … Cek pasien untuk tanda nuchal
d. Konsentrasi serta orientasi rigidity (kaku kuduk)
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …
e. Menunjukkan memori jangka lama
dan saat ini
zat gizi tertentu dipertahankan/ditingkatkan pada skala magenta, scarle
c. Kehilangan berat …
badan dengan h. Intake cairan intravena
asupan makanan Indikator 1,2,3,4,5
yang adekuat dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Melaporkan skala …
asupan makanan i. Intake cairan parenteral
yang tidak adekuat Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …
Keterangan skala:
1= Tidak Adekuat
2= Sedikit Adekuat
3= Cukup Adekuat
4= Sebagian besar Adekuat 5=
Sepenuhnya Adekuat
3 Nyeri akut Kontrol Nyeri (1605) Pain Manajemen
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Lakukan pengkajian nyeri
dengan Agens selama …. jam masalah nyeri akut secara komprehensif
cidera fisik (00132) teratasi dengan indikator : termasuk lokasi,
a. Kapan nyeri terjadi karakteristik, durasi,
Indikator 1,2,3,4,5 frekuensi, kualitas dan
Batasan dipertahankan/ditingkatkan pada skala faktor presipitasi
Karakteristik : … Observasi reaksi nonverbal
a. Perubahan selera b. Menggambarkan faktor penyebab dari ketidaknyamanan
makan. Indikator 1,2,3,4,5 Kaji kultur yang
b.Perubahan dipertahankan/ditingkatkan pada mempengaruhi respon nyeri
tekanan darah. skala … Bantu keluarga untuk mencari
c. Perubahan c. Menggunakan analgesik dan menemukan dukungan
frekuensi jantung. yang direkomendasikan Kurangi faktor presipitasi
d.Perubahan Indikator 1,2,3,4,5 nyeri
frekuensi dipertahankan/ditingkatkan pada Kaji tipe dan sumber nyeri
pernafasan. skala … untuk menentukan intervensi
e. Laporan d. Melaporkan nyeri yang terkontrol Berikan analgetik untuk
isyarat. Indikator 1,2,3,4,5 mengurangi nyeri
f.Diaforesis. dipertahankan/ditingkatkan pada Evaluasi keefektifan kontrol
g. Perilaku skala … nyeri
distraksi. Tingkatkan istirahat
h. Mengekspres Keterangan Skala : Kolaborasikan dengan dokter
ikan perilaku 1 = Tidak pernah menunjukkan jika ada keluhan dan tindakan
(merengek, 2 = Jarang menunjukkan nyeri tidak berhasil
menangis, 3 = Kadang-kadang menunjukkan
gelisah). 4 = Sering menunjukkan Analgesic Administration
i. Sikap melindungi 5 = Secara konsisten menunjukkan Tentukan lokasi,
area nyeri. karakteristik, kualitas, dan derajat
j. Melaporkan nyeri sebelum pemberian obat
nyeri secara non Cek instruksi dokter tentang
erbal. jenis obat, dosis, dan frekuensi
k. Perubahan Cek riwayat alergi
posisi untuk Pilih analgesik yang
melindungi nyeri. diperlukan atau kombinasi
l. Gangguan tidur. dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)
5 Resiko infeksi Kontrol Infeksi (1924) Infection Control (Kontrol
dengan faktor Setelah dilakukan tindakan infeksi)
ketidakadekuatan keperawatan kontrol infeksi selama Bersihkan lingkungan setelah
pertahanan primer ...............................jam dipakai pasien lain
(kerusakan kulit, diharapkan tidak ada infeksi sehingga Pertahankan teknik isolasi
trauma jaringan resiko infeksi tidak terjadi. Dengan Batasi pengunjung bila perlu
lunak, prosedur indikator : Instruksikan pada pengunjung
invasiv/pembedahan a. Kemerahan Indikator untuk mencuci tangan saat
) (00004) 1,2,3,4,5 berkunjung dan setelah
dipertahankan/ditingkatkan pada berkunjung meninggalkan
skala … pasien
b. Vesikel yang tidak mengeras Gunakan sabun antimikrobia
permukaannya untuk cuci tangan
Indikator 1,2,3,4,5 Cuci tangan setiap sebelum
dipertahankan/ditingkatkan pada dan sesudah tindakan
skala … keperawatan
c. Cairan (luka) Gunakan baju, sarung tangan
Indikator 1,2,3,4,5 sebagai alat pelindung
dipertahankan/ditingkatkan pada Pertahankan lingkungan
skala … aseptik selama pemasangan alat
d. Drainase Indikator Tingkatkan intake nutrisi
1,2,3,4,5 5.10Berikan terapi antibiotik
dipertahankan/ditingkatkan pada bila
skala … perlu
e. Demam
Indikator 1,2,3,4,5 InfectionProtection(proteksi
dipertahankan/ditingkatkan pada terhadap infeksi)
skala … Monitor tanda dan gejala
f. Nyeri infeksi sistemik dan lokal
Indikator 1,2,3,4,5 Monitor hitung granulosit,
dipertahankan/ditingkatkan pada WBC
skala … Monitor kerentanan terhadap
g. Malaise infeksi
Indikator 1,2,3,4,5 Batasi pengunjung
dipertahankan/ditingkatkan pada Saring pengunjung terhadap
skala … penyakit menular
h. Menggigil Indikator Pertahankan teknik isolasi k/p
1,2,3,4,5 5.17Inspeksi kulit dan membran
dipertahankan/ditingkatkan pada mukosa terhadap kemerahan,
skala … panas, drainase
i. Peningkatan jumlah sel darah putih Inspeksi kondisi luka / insisi
Indikator 1,2,3,4,5 bedah
dipertahankan/ditingkatkan pada Dorong masukkan nutrisi yang
skala … cukup
Dorong masukan cairan
Skala : Instruksikan pasien untuk
1 = Berat minum antibiotik sesuai resep
2 = Cukup berat 5.22Ajarkan dan keluarga tanda
3 = Sedang
4 = Ringan dan
5 = Tidak ada gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
6 Resiko Kerusakan Tissue Integrity : Skin and Mucous Pengawasan Kulit
integritas kulit Membranes Inspeksi kondisi luka operasi
dengan factor (1101) Observasi ekstremitas untuk
imobilitas fisik warna, panas, keringat, nadi,
dan kelembaban Setelah dilakukan tindakan tekstur, edema dan luka
(00248) keperawatan selamajam diharapkan Inspeksi kulit dan membrane
Batasan integritas mukosa untuk kemerahan, panas
Karakteristik : jaringan kulit dan mukosa normal, Monitor kulit pada area
a. Gangguan pada dengan indikator : kemerahan
bagian tubuh a. Suhu kulit Indikator Monitor penyebab tekanan
b. Kerusakan pada 1,2,3,4,5 Monitor adanya infeksi
lapisan kulit dipertahankan/ditingkatkan pada Monitor kulit adanya rashes
c. Gangguan skala … dan abrasi
permukaan kulit b. Sensasi Monitor warna dan
Indikator 1,2,3,4,5 temperature kulit
dipertahankan/ditingkatkan pada Catat perubahan kulit
skala … dan membrane mukosa
c. Elastisitas Indikator
1,2,3,4,5 Pressure Management
dipertahankan/ditingkatkan pada 6.10Monitor status nutrisi pasien
skala … 6.11Monitor sumber tekanan
d. Hidrasi 6.12Mobilisasi pasien minimal
Indikator 1,2,3,4,5 tiap
dipertahankan/ditingkatkan pada 2 jam
skala … 6.13Ajarkan orang tua pasien
e. Keringat untuk memberikan baju
Indikator 1,2,3,4,5 kepada pasien yang longgar.
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …
f. Tekstur
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …
g.Integritas kulit
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …
Keterangan Skala :
1 = Sangat terganggu 2 =
Banyak terganggu 3 =
Cukup terganggu 4 =
Sedikit terganggu 5 =
Tidak terganggu

7 Kurang pengetahuan Knowledge: Health Behavior Healtheducation (Pendidikan


(00126) (Pengetahuan: Perilaku Sehat) (1805) Kesehatan)
Batasan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kenali faktor internal atau
Karakteristik : selama … jam defisiensi pengetahuan eksternal yang dapat
Perilaku hiperbola tidak terjadi dengan kriteria hasil : meningkatkan atau menurunkan
Ketidakakuratan a. Praktik gizi sehat motivasi perilaku sehat
mengikuti perintah Indikator 1,2,3,4,5 Tentukan konteks pribadi dan
Ketidakakuratan dipertahankan/ditingkatkan pada sejarah sosial budaya individu,
melakukan tes skala … keluarga, atau komunitas perilaku
Perilaku tidak tepat b. Strategi untuk mengatur stres sehat
(mis: histeria, Indikator 1,2,3,4,5 Tentukan pengetahuan
bermusuhan, agitasi, dipertahankan/ditingkatkan pada kesehatan saat ini dan perilaku
apatis) skala … gaya hidup invidu, keluarga, dan
Pengungkapan c. Pola tidur-bangun normal target kelompok
masalah Indikator 1,2,3,4,5 Bantu individu, keluarga, dan
dipertahankan/ditingkatkan pada komunitas untuk menjelaskan
skala … nilai dan keperacayaan kesehatan
d. Layanan promosi kesehatan Kenali karakteristik dari target
Indikator 1,2,3,4,5 populasi yang mempengaruhi
Faktor yang dipertahankan/ditingkatkan pada strategi seleksi pembelajaran
berhubungan : skala … Rumuskan tujuan dari program
Keterbatasan e. Layanan perlindungan kesehatan pendidikan kesehatan
kognitif Salah Indikator 1,2,3,4,5 Kenali sumber (misalnya:
interpretasi dipertahankan/ditingkatkan pada personal, ruang, peralatan, dan
informasi skala … uang) yang dibutuhkan untuk
Kurang pajanan f. Tehnik melindungi diri Indikator mengadakan program
Kurang minat 1,2,3,4,5 Pertimbangkan aksesibilitas,
dalam belajar dipertahankan/ditingkatkan pada pilihan konsumen, dan biaya
Kurang dapat skala … dalam rencana program
mengingat Letakkan
Tidak familiar Knowledge: Disease Process secara
dengan sumber (Pengetahuan: Proses Penyakit) strategis
informasi (1803) iklan
Indikator: yang
a. Proses penyakit
Indikator 1,2,3,4,5 menarik
dipertahankan/ditingkatkan pada untuk
skala … mendap
b. Faktor penyebab dan pendukung atkan
Indikator 1,2,3,4,5 perhatia
dipertahankan/ditingkatkan pada n dari
skala … masyara
c. Dampak penyakit kat
Indikator 1,2,3,4,5 Hindari
dipertahankan/ditingkatkan pada untuk
skala … menggu
d. Tanda dan gejala penyakit nakan
Indikator 1,2,3,4,5 tehnik
dipertahankan/ditingkatkan pada menaku
skala … ti
e. Pelajaran sederhana dari proses sebagai
penyakit strategi
Indikator 1,2,3,4,5 untuk
dipertahankan/ditingkatkan pada memoti
skala … vasi
f. Strategi untuk meminimalisir orang
lain
untuk
mengga
nti
perilaku
atau
gaya
hidup
sehat
Tekank
an
segera
keuntun
gan
jangka
pendek
kesehat
an yang
dapat
diterima
dari
gaya
hidup
positif
dari
pada
keuntun
gan
jangka
panjang
atau
dampak
negatif
ketidak
patuhan
Gabung
kan
strategi
untuk
mening
katkan
harga
diri
target
masyara
kat
Kemban
gkan
materi
edukasi
tertulis
pada
tingkat
membac
a yang
tepat
untuk
target
masyara
kat
Ajarkan
strategi
yang
dapat
digunak
an
untuk
menola
k
perilaku
tidak
sehat
atau
mengambil risiko daripada
perkembangan penyakit menyarankan untuk
Indikator 1,2,3,4,5 menghindari atau mengganti
dipertahankan/ditingkatkan pada perilaku
skala … Jaga penyajian yang terfokus,
g. Komplikasi penyakit yang singkat, dan dimulai serta diakhiri
potensial Indikator 1,2,3,4,5 pada tujuan utama
dipertahankan/ditingkatkan pada Gunakan grup presentasi
skala … untuk menyediakan dukungan dan
h. Tanda dan gejala dari komplikasi mengurangi ancaman terhadap
penyakit peserta didik yang mengalami
Indikator 1,2,3,4,5 masalah yang sama atau perhatian
dipertahankan/ditingkatkan pada yang tepat
skala … Libatkan individu, keluarga,
i. Tindakan untuk mencegah dan kelompok dalam
komplikasi penyakit merencanakan dan
Indikator 1,2,3,4,5 mengimplementasikan rencana
dipertahankan/ditingkatkan pada untuk perubahan gaya hidup dan
skala … perilaku sehat
j. Dampak psikososial dari penyakit Tekankan dukungan keluarga,
terhadap diri sendiri rekan dan komunitas untuk
Indikator 1,2,3,4,5 menyampaikan perilaku sehat
dipertahankan/ditingkatkan pada Bagikan informasi secara tepat
skala … untuk tingkat perkembangan
k. Dampak psikososial dari penyakit Gunakan bahasa yang familiar
terhadap keluarga
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …
l. Keuntungan dari memanajemen
penyakit
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …
m.Tersedianya kelompok pendukung
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …
n. Sumber terpercaya tentang
informasi yang spesifik
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkan pada
skala …

Keterangan Skala :
1 = Tidak ada pengetahuan
2 = Pengetahuan terbatas
3 = Pengetahuan sedang
4 = Pengetahuan banyak
5 = Pengetahuan sangat banyak
6. Tindakan Keperawatan

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana

tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu

pasien mencapai tujuan yang diharapkan.

7. Evaluasi Keperawatan

Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan

keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat

dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman atau

rencana proses tersebut.

8. Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis/ tercetak yang

diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang

berwenang,
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, F. B. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan


Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Bittmann S, Luchter E, Thiel M, Kameda G, Hanano R, & Langer A.


(2010). Does Honey Have a Role in Pediatric Wound Management.British
Journal of Nursing.

Carpenito, (2007).Rencana Asuhan


dan Pendokumentasian.Keperawatan.Alih
Bahasa Monika Ester.Edisi 2.Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. Patofisiologi : buku saku. Jakarta. EGC. 2009. p.

45 Espay AJ. (2013). Hydrocephalus

Available
from:http://emedicine.medscape.com/article/1135286-overview. Diakses tanggal
02 Januari 2018

Ghofur, A., (2012). Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut.


Yogyakarta: Mitra Buku.

Guyton, A. C., Hall, J. E. (2007). Aliran darah serebral, cairan


serebrospinal dan metabolisme otak.Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta:
EGC
Herdman, HT. (2012). Diagnosa Keperawatan, Definisi Dan
Klasifikasi, Jakarta: EGC

Ibrahim S, Rosa AB, Harahap AR. (2012).Hydrocephalus in children.


In: Sastrodiningrat AD, ed. Neurosurgery lecture notes. Medan: USU Press.

Johnstone, L., Spence, D., & Kaziol, M. (2010).Oral hygiene care in


the pediatric intensive care unit: Practice recommendation. Pediatric
Nursing,

Kidd, E. A. M. dan Bechal, S. J. (2012), Dasar-Dasar Karies:


Penyakit Dan Penanggulangannya. Ed. ke-3, Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC

Kusumawardani, Endah.(2011). Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut.


Yogyakarta:Siklus

Anda mungkin juga menyukai