R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS SOL (Space Occupying lesion)
DIRUANG HND RSUD DR. R. REMBANG
DISUSUN OLEH:
SITI NURROHMAH
519083
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seperti contusio cerebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor pada
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik
merupakan tumor salah satu susunan saraf pusat, baik ganas maupun
yang berasal dari sel-sel saraf di meningen otak, termasuk juga tumor
Pakistan, periode September 1999 hingga April 2000, dalam 100 kasus
kasus pada wanita. Selain itu, 18 kasus ditemukan pada usia dibawah 12
tahun. 28 kasus terjadi pada rentan usia 20-29 tahun, 13 kasus pada usia
(Iskandar, 2010).
lesi, ukuran, dan lokasi.Namun gejala yang umum terjadi adalah gejala
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap kasus kelolaan
pada pasien Indikasi Space Occupying Lesion (SOL ).
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa kasus kelolaan pada pasien dengan diagnosa
medis Space Occupying Lesion (SOL).
b. Menganalisa intervensi pasien kelolaan dengan diagnosa
medis Space Occupying Lesion(SOL)
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
(Simamora&janariah,2017).
b. Etiologi
sel glia dan neuron pada otak.Pada edema interstisial terjadi kerusakan
berikut Utina,2013):
1. Riwayat traumakepala
2. Faktorgenetik
4. Virus tertentu
5. Defisiensiimunologi
6. Kongenital
perlahan-lahan.
danleher.
atautemporal.
a. Lobustemporalis
menyebabkan afasia.
b. Lobusfrontalis
c. Lobusparietal
kehilangan hemisensorik.
d. Lobusoccipital
e. Sudutserebellopontin
f. Mesensefalon
mesensefalon.
e. Penegakan diagnostik SOL intracranial
1) Denyut nadi
Denyut nadi relatif stabil selama stadium awal dari peningkatan ICP,
yang mungkin terjadi untuk mensuplai darah ke otak dan mekanisme ini
medulla. Apabila tekanan ini tidak dihilangkan, maka denyut nadi akan
2) Pernafasan
daripada batang otak dan pada pasien dewasa, perubahan pernafasan ini
Perubahan pada pola pernafasan adalah hasil dari tekanan langsung pada
3) Tekanan Darah
Tekanan darah dan denyut nadi relatif stabil selama stadium awal dari
tekanan darah, akan terjadi penurunan dari denyut nadi disertai dengan
4) SuhuTubuh
5) Reaks Pupil
yang lebih lambat dari normalnya dapat ditemukan pada kondisi yang
dan herniasi dari lobus temporal yang mengakibatkan dilatasi pupil yang
dimana ketika dibandingkan antara kiri dan kanan, kedua pupil harus
dengan cepat.
d) Pemeriksaan sensibilitas.
e) Pemeriksaan Penunjang
f) Elektro ensefalografi(EEG)
h) Arteriografi
f. Penatalaksanaan Medis
salah satu akibat peningkatan TIK atau dari kerusakan otak yang
tigayaitu:
1. Pendekatan pembedahan(Craniotomy)
ataukemoterapi.
2. Pendekatankemoterapi
pada jenis tumor otak tertentu saja. Hal ini bisa digunakan
padaklien:
dengan terapiradiasi.
b. Setelah tumorrecurance
3. Stereotaktik
langsung ke dalamtumor.
g. Komplikasi
1. Kehilanganmemori
2. Paralisis
3. PeningkatanICP
4. Kehianagan/kerusakanverbal/berbicara
6. Mentalconfusion
klinik:
3. Perubahan pupil
4. Kelemahanotot/paralisis
5. Perubahan pernafasan
2. Gangguan kognitif
4. Disfungsi seksual
Proses keperawatan terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling
keadaan yang normal, jika kesehatan yang optimal tidak dapat tercapai,
1. Pengkajian Keperawatan
data-data mulai dari tingkat sistem, organ, sel, dan molekul/ gen.
a. Identitasklien
b. Riwayatpenyakit
rumahsakit.
c. Pemeriksaan fisik
1) Polapengkajian
menurutGordon:
a) Pola persepsi manajemenkesehatan
b) Pola nutrisimetabolik
kebutuhan
c) Polaeliminasi
d) Pola latihanaktivitas
e) Pola kognitifperseptual
terhadapkemampuan.
h) Pola peranhubungan
i) Pola kopingstres
terdekat, menangis,kontakmata.
2. Analisadata
pengetahuan.
3. Perumusanmasalah
keperawatan :
keperawatankemungkinan.
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada klien atas indikasi SOL adalah
(Herdman, 2012) :
1) Nyeri akut(00132)
atau diprediksi.
mengganggu kesehatan
a) Agensfarmaseutikal
b) Embolisme
c) Hipertensi
d) Koagulasi intravasculardiseminata
e) Neoplasmaotak
neurogis, trauma,tumor).
3) Resiko Infeksi(00004)
Prosedur infasif/pembedahan
metabolik.
e) Faktor psikososial
terhadaptindakan.
a) Ancamankematian
c) Krisissituasi
d) Stresor
Faktor resiko :
Eksternal :
a) Hipertermia atauhipotermia
fisik Internal:
c. Kurang pajanan
5. Intervensi Keperawatan
perasaan, dan
perilaku
Monitor reflek
kornea,reflek batuk
pergerakan
motorik, tremor,
kesimetrisan wajah
kepala
2. Resiko Kerusakan Tissue Integrity : Skin and PengawasanKulit
f. Tekstur
Indikator 1,2,3,4,5
dipertahankan/ditingk
g. Integritas
kulit
Indikator1,
2,3,4,5
dipertahankan/ditingkatkanpad
a skala …
Keterangan Skala:
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu
3. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Kaji fungsi motorik
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. IDENTIFIKASI
PASIEN
Nama : Ny. Y
Umur : 46 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Status Perkawinan :Menikah
Agama/Suku : Islam / Jawa
WargaNegara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
AlamatRumah : Pati
Dx.Medik : Penurunan Kesadaran dd SOL
II. RIWAYAT KESEHATAN
• Keluhan Utama : kelemahan pada tangan dan kaki kiri
• Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami kelemahan pada tangan dan kaki kiri
sejak ±2 minggu yang lalu sehingga pasien hanya berbaring diatas tempat tidur dan
semua aktivitasnya dibantu oleh anak dan suami pasien. Kemudian 2 hari yang lalu
(mulai tanggal 27 Mei 2019) pasien mengalami kesulitan menelan dan tidak nafsu
makan sehingga keadaan pasien semakin memburuk dan akhirnya mengalami
penurunan kesadaran. Oleh keluarganya,pasien segera dibawake RS Budi Agung Pati
yang lebih dekat dengan rumah pasien. Karena di RS Budi Agung Pati tidak ada
pemeriksaan CT-Scan akhirnya pasien di rujuk ke RSUD Dr. R Soetrasno Rembang
dengan keadaan penurunan kesadaran, TD: 120/70 mmHg, N: 145 x/menit, RR: 20
x/menit, S: 38,7ºC, Pemeriksaan Laboratorium: Leukosit: 13,7 10 3/UL (H), GDS: 137
mg/dl, punggung dan area sakrum tampak kemerahan. Advice dokter: pasien
mendapatkan terapi berupa infus RL 20tpm, injeksi citicoline 2x500mg,
dexamethasone 3x5mg, ranitidin 2x50mg, ceftriaxone 2x1gr, antalgin 3x500mg,
pemeriksaan CT-Scan kepala tanpa kontras serta rawat inap di HND. Pasien
dipindahkan keruang HND pada pukul 20.30 untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut.
• Riwayat Kesehatan Lalu :
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat jatuh ±2 tahun yang lalu
dengan posisi jatuh terlentang didapur dan terdapat benjolan dibelakang kepala
pasien. Setelah jatuh pasien dirawat di RS KSH Pati selama 3 hari kemudian pulang.
Setelah 7 hari dirawat dirumah keadaan pasien drop dan dibawa ke RS KSH Pati
untuk mendapatkan perawatan selama ± 1 minggu. Setelah dirawat di RS pasien rutin
kontrol setiap 1 bulan sekali di poliklinik saraf RS KSH Pati.
• Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga pasien mengatakan tidak tahu tentang riwayat penyakit keluarganya.
- TTV:
TD: 120/80mmHg, MAP: 93,3mmHg,
Nadi: 106x/menit, RR: 20x/menit, suhu:
360C
Hasil MS CT-Scan kepala
oparietaluk. ±AP7,15xLL5,04xCC6,77cm
dekubitus
V. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Resiko Status Sirkulasi (0406) Cerebral Cyrculatory Care
pada skala…
Monitor Status Neurologi
e. Menunjukkan memori jangka
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
hHambatan mobilitas fisik
Setelah dilakukan tindakan Kaji fungsi motorik secara berkala
berhubungan dengan keperawatan selama1x24jam, Monitor pada fase akut atau hingga
kelemahan kekuatan otot hambatan mobilitas dapat stabil.
diminimalkan dengan kriteria Hasil: Ubah posisi secara perlahan
Mempertahankan posisi Inspeksi kulit setiap hari
fungsi yang dibuktikan Kaji terhadap area yang tertekan
dengan tidak adanya dan memberikan perawatan kulit
kontraktur. Food trop secara teliti
Meningkatkan kekuatan tidak Membantu mendorong pulmonary
terpengaruh/kompenssi hygiene seperti napas dalam,batuk
bagian tubuh Menunjukan efektif ,suction
teknik perilaku yang
Kaji dari kemerahan,
menginginkinkandi mulainya
bengkak/ketegangan otot jaringan
kembali kegiatan
betis
Mobility (0208)
Keseimbangan terjaga
Koordinasi terjaga
Bergerak dengan mudah
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kerusakan integritas TissueIntegrity:Skin and Mucous Pengawasan Kulit
2jam
yang longgar.
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
BABIV
PEMBAHASAN
Asuhan keperawatan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan
pelayanan keperawatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimilikinya secara
mandiri maupun bekerjasama dengan anggota kesehatan lainnya (DepkesRI,2016).
A. Pengkajian
Menurut Smeltzer (2017) pengkajian keperawatan berfokus pada bagaimana klien berfungsi,
bergerak dan berjalan, beradaptasi terhadap kelemahan atau paralisis dan untuk melihat dan
kehilangan kemampuan bicara dan adanya kejang. Pengkajian dibuat terhadap gejala-gejala yang
menyebabkan distress bagi klien. Terdiri dari nyeri, masalah pernapasan, masalah eliminasi dan
berkemih, gangguan tidur dangan gangguan integritas kulit, keseimbangan cairan, dan
pengaturan suhu. Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh invasi tumor. Perawat dapat
bekerjasama dengan pekerja sosial untuk mengkaji dampak penyakit klien pada keluarga dalam
hal perawatan dirumah, perubahan hubungan, masalah keuangan, keterbatasan waktu dan
masalah-masalah dalam keluarga. Informasi ini penting dalam membantu keluarga menguatkan
ketrampilan koping mereka. Pengumpulan data dibagi menjadi 3 yaitu:
Anamnesa adalah pertanyaan terarah yang ditunjukkan kepada pasien, untuk mengetahui
keadaan pasien dan faktor yang dimiliknya. Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
Autoanamnesa adalah anamnesa yang dilakukan langsung kepada pasien. Pasien sendirilah
yang menjawab semua pertanyaan dan menceritakan kondisinya. Allonamnesa adalaha
namnesa yang dilakukan dengan orang lain guna mendapatkan informasi yang tepat tentang
kondisi pasien.
Adapun pengkajian yang perlu diperhatiakan dalam pengkajian pada pasien dengan diagnosa
medis Tumor Otak (Astrocytoma) adalah sebagai berikut: Identitas Pasien yang meliputi nama,
umur, alamat, status perkawinan, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian dan diagnosa medis. Neurosensori Gejala: Pusing,sakit kepala,
kelemahan, hilangnya rangsangan sensorik kontralateral, gangguan rasa pengecapan,
penciuman dan penglihatan, penurunan kesadaran sampai dengan koma. Sirkulasi Gejala:
Nyeri dada (angina) Tanda: Distritmia (Vibrilasi Atrium), Iramagallop, mur-mur, peningkatan
darah dengan tekananan yang kuat, takikardi saat istirahat, sirkulasi kolaps (krisistirotoksikosi)
Pernafasan Gejala: Frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru
(padakrisistirotoksikosis). Nyeri/Ketidaknyamanan. Gejala: Adanyan nyeri deraja tbervariasi,
misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat (dihubungkan dengan proses penyakit).
Makanan/cairan Gejala: Kesulitan menelan (gangguan pada reflex palatum dan Faringeal),
nafsu makan hilang, kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan, kehilangan berat
badan yang mendadak, kehausan, mual, muntah, kebiasaan diet buruk (misalnya rendah serat,
tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet rasa). Eliminasi Gejala: Perubahan pola berkemih dan
buang airbesar (Inkontinensia) misalnya nyeri, bising usus negatif. Seksualitas Gejala: Adanya
gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas, Pengaruh/hubungan penyakit terhadap
seksualitas. Tanda: Perubahan pola respon seksual. Aktivitas/Istirahat Gejala: Perubahan pola
istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
seperti nyeri, ansietas, dan keringat malam
B. Diagnosa
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
Tahap 1 :persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang
Tahap 2 :intervensi
dependen,interdependen.
Tahap 3 :dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
D. Evaluasi Keperawatan
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sasaran evaluasi adalah sebagai
berikut:
dokumentasikeperawatan.
tercapainyatujuan.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
sebagai berikut :
1. Bidang keperawatan
2. Perawat
3. Institusi Pendidikan
klinik.
DAFTAR PUSTAKA
ofNursing.
Ghofur, A., (2012). Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta:
Mitra Buku.
EGC
Jakarta: EGC
Johnstone, L., Spence, D., & Kaziol, M. (2010).Oral hygiene care in the
Medika
pada pasien pasca operasi dengan anastesi umum di ruang mawar RSUD Dr.
Universitas Jember.
Pustaka Utama