Anda di halaman 1dari 79

UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN LUKA

DEKUBITUS DI RUANG ICU RS ISLAM SULTAN


AGUNG SEMARANG

RISET KEPERAWATAN

Oleh
Eka Rohma Wati
1.15.035

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2019
UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN LUKA
DEKUBITUS DI RUANG ICU RS ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG

RISET KEPERAWATAN

Riset Keperawatan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

Oleh
Eka Rohma Wati
1.15.035

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2019

i
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Riset ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun

dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Eka Rohma Wati

Nim : 1.15.035

Tanda Tangan :

Tanggal : Juli 2019

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
RISET KEPERAWATAN UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Sebagai civitis akademik STIKES Telogorejo Semarang, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Eka RohmaWati
NIM : 115035
Program Studi : S-1 Keperawatan
Jenis Karya : Riset Keperawatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKES Telogorejo Semarang Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas riset keperawatan saya yang berjudul: Upaya Perawat
Dalam Pencegahan Luka Dekubitus Di Ruang ICU RS Islam Sultan Agung
Semarang. Dengan Hak Bebas Royaliti Non eksklusif ini STIKES Telogorejo
Semarang berhak menyimpan, mengalih media/formatnya, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa
meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, Juli 2019

Yang menyatakan

Eka Rohma Wati

iv
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES TELOGOREJO SEMARANG

Penelitian, Mei 2019

Eka Rohma Wati

Upaya Perawat Dalam Pencegahan Luka Dekubitus Di Ruang ICU RS Sultan Agung
Semarang

xiii +38 + tabel 8 + 1 skema + 12 lampiran

ABSTRAK
Angka kejadian luka dekubitus dirumah sakit merupakan salah satu jenis indikator
standar mutu pelayanan keperawatan. Upaya pencegahan luka dekubitus diantaranya
yaitu mengkaji faktor resiko, perawatan kulit, memperbaiki status nutrisi, support
surface dan memberikan edukasi. Faktor yang mempengaruhi upaya perawat dalam
pencegahan dekubitus yaitu pengetahuan, sikap, motivasi dan prilaku yang dimiliki
oleh perawat. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat upaya perawat dalam
pencegahan luka dekubitus di ruang ICU Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang. Desain penelitian menggunakkan desain deskriptif. Jumlah sampel pada
penelitian adalah 32 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakkan total
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner.
Teknik analisis data distribusi frekuensi untuk katagori upaya perawat dalam
pencgahan luka dekubitus. Hasil penelitian didapatkan bahwa upaya perawat dalam
pencegahan luka dekubitus dengan lembar kuesioner pada katagori baik yaitu sebesar
26 responden (81,2%) dan pada katagori cukup sebesar 6 responden (18,8%). Upaya
perawat dalam pencegahan luka dekubitus di ruang ICU RS Islam Sultan Agung
Semarang dalam katagori yang baik.

Kata kunci : Upaya Perawat, Pencegahan Luka Dekubitus


Daftar Pustaka : 30 (2009-2018)

v
BACHELOR DEGREE OF NURSING TELOGOREJO SCHOOL
OF HEALTH SCIENCES SEMARANG

Research, May 2019

Eka Rohma Wati

Nurses’ Effort to prevent bed sore at ICU of Sultan Agung Islamic Hospital,
Semarang
xiii +38 pages + 8 tables + 1 chart + 12 attachments

ABSTRACT
Bed sore cases taking place at a hospital can be an indicator of nursing service
quality standard. Some preventive efforts for bed sore are risk factor observation,
skin care, nutritional improvement, support surface, and education. Meanwhile,
nurses’ efforts to prevent bed sore will be affected by their knowledge, motivation,
and behavior. This study is conducted to evaluate nurses’ effort level to prevent bed
sore at ICU of Sultan Agung Islamic Hospital, Semarang. This is a descriptive study
with 32 respondents as the samples. Total sampling was employed to take the
samples. Data collection was done using questionnaires; data analysis of nurses’
effort to prevent bed sore. Based on the questionnaire analysis, it is concluded that
nurses’ effort to prevent bed sore is categorized as good and enough with 26
respondents (81.2%), and 6 respondents (18.8%) respectively. Overall, nurses’ effort
to prevent bed sore at ICU of Sultan Agung Islamic Hospital is categorized as good.

Keywords : Nurses’ effort, Bed Sore prevention


References : 30 (2009-2018)

vi
PRAKATA

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan riset yang berjudul “Upaya Perawa Dalam Pencegahan

Luka Dekubitus Di Ruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang” dengan baik dan

lancar. Riset keperawatan ini disusun untuk melakukan penelitian untuk meraih gelar

sarjana keperawatan. Riset keperawatan ini dapat diselesaikan atas bimbingan,

arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis dengan

rendah hati mengucapkan trima kasih kepada :

1. dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kes, Ph.D selaku Ketua STIKES

Telogorejo Semarang

2. dr. Minidian Fasitasari, M. Sc, Sp. GK. selaku Direktur RS Islam Sultan Agung

Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ns. Ismonah, M.Kep. Sp.MB., selaku Pembantu Ketua I STIKES Telogorejo.

4. Ns. Sri Puguh Kristiyawati, M. Kep. Sp.MB., selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan.

5. Ns. Ratnasari, M.Kep., selaku pembimbing satu yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan, serta semangat sehingga riset ini dapat terselesaikan.

6. Maria Suryani, M.Kep., selaku pembimbing dua yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan sehingga riset ini dapat terselesaikan.

7. Musa’adah, MSN., selaku penguji tiga yang memberikan bimbingan dan arahan

sehingga riset ini datap terselesaikan.

8. Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.Kep., selaku dosen wali semester VIII Program

Studi S-1 Keperawatan yang selalu memberikan semangat kepada peneliti.

vii
9. Kepada kedua orang tua, Bapak (Nganteno) dan Ibu (Siswati) serta adik (Seno

Utomo) atas dukungan penuh kasih sayang memberikan doa, semangat, motivasi

dan dukungan moril sehingga riset keperawatan ini dapat selesai.

10. Teman terdekat Wahyun, Arihana, Fifi, Erixa, dan Sarah yang selalu mendukung

memberikan semangat, kritik dan saran dalam penyusunan riset keperawatan.

11. Teman SMA yang mendukung dalam pembuatan riset keperawatan Eden, Bela,

Novi, Wahyu, Myta, Devi, Agis, Adam, Enggal, Fero, Indra, Dany dan Vibi.

12. Teman-teman satu kelompok bimbingan managemen yang selalu memberikan

doa, semangat, kritik dan saran dalam penyusunan riset keperawatan.

13. Teman-teman mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan angkatan 2015

STIKES Telogorejo Semarang atas dukungan, serta saran yang membangun

dalam penyusunan riset ini.

Peneliti menyadari bahwa riset ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun senantiasa peneliti harapkan. Semoga riset ini dapat

memberikan manfaat bagi ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan medikal

bedah dan memberikan manfaat untuk tenaga medis.

Semarang, Juli 2019

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii

PERNYATAAN ORSINALITAS.................................................................... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

PRAKARTA..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xi

DAFTAR SKEMA........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

E. Keaslian Penelitian................................................................................ 6

F. Persamaan dan Perbedaan..................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori........................................................................................ 8

B. Kerangka Teori...................................................................................... 21

ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian.................................................................................. 22

B. Definisi Operasional............................................................................. 22

C. Populasi Dan Sampel............................................................................ 23

D. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 23

E. Etika Penelitian..................................................................................... 24

G. Alat Pengumpulan Data........................................................................ 24

H. Prosedur Pengumpulan Data................................................................. 28

I. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi................................................................................ 32

B. Karakteristik Responden..................................................................... 32

C. Hasil Penelitian................................................................................... 33

D. Pembahasan Penelitian....................................................................... 35

E. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 38

BAB V PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................... 39

B. Saran..................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 6

Tabel 1.2 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti ..................... 7

Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 22

Tabel 3.2 Katagori skor pencegahan luka decubitus........................................ 25

Tabel 3.3 Kisi - Kisi Kuesioner ....................................................................... 26

Tabel 4.1 Karakteristik Responden................................................................... 33

Tabel 4.2 Upaya Perawat Dalam Pencegahan Luka Dekubitus........................ 34

Tabel 4.3 Upaya PerawatPencegahan Luka Dekubitus berdasarkan Domain. . 34

xi
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 21

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 : Plan Of Action (POA)

Lampiran 2 : Surat pengajuan studi pendahuluan

Lampiran3 : Surat balasan studi pendahuluan dari RS Islam Sultan Agung

Semarang

Lampiran 4 : Surat permohonan responden

Lampiran 5 : Surat persetujuan responden

Lampiran 6 : Lembar Kuesioner

Lampiran 7 : Bukti izin penggunaan kuesioner

Lampiran 8 : Lembar konsultasi

Lampiran 9 : Surat permohonan penelitian

Lampiran 10 : Surat balasan ijin penelitiandari RS Islam Sultan Agung Semarang

Lampiran 11 : Surat keterangan ethical clereance

Lampiran 12 : Surat keterangan selesai penelitian

Lampiean 13 : Surat keterangan ASPAC

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dekubitus adalah cidera yang terjadi pada kulit yang disebabkan karena

rusaknya intregitas kulit, kerusakan intregritas kulit merupakan gangguan atau

kerusakan lapisan kulit yang potensial dan aktual yang terjadi karena penurunan

atau tidak adanya mobilitas yang menyebabkan kematian jaringan dengan area

terbatas akibat adanya gangguan atau oklusi suplai darah karena tekanan

(Kneale, 2011, hlm.90). Angka kejadian luka dekubitus dirumah sakit

merupakan salah satu jenis indikator standar mutu pelayanan keperawatan di

ruang Intensive Care Unit (ICU) (Nursalam, 2015, hlm.344).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 22 Februari 2019 di RS Islam

Sultan Agung Semarang didapatkan data bahwa angka kejadian dekubitus di

ruang ICU pada tahun 2014 sebanyak 4 kasus dengan kejadian dekubitus. Pada

tahun 2015 terjadi peningkatan 7 kasus, ditahun 2016 terjadi peningkatan 16

kasus, tahun 2017 18 kasus dan ditahun 2018 peningkatan sebanyak 22 kasus

dengan kejadian dekubitus.

1
2

Luka dekubitus merupakan suatu masalah yang terjadi pada pasien yang

mengalami gangguan mobilitas seperti stroke, cedera tulang belakang, atau

penyakit degenerative. Resiko terjadinya luka dekubitus sebagian besar pasien

dengan persepsi sensori, penurunan kesadaran, mobilisasi, adanya gesekkan, dan

perubahan posisi yang kurang (Nursalam, 2015, hlm. 307-308). Di dalam

penelitian yang dilakukan oleh Hastuti, et al., (2013) didapatkan hasil bahwa

adanya hubungan mobilisasi dengan kejadian luka dekubitus dirumah sakit

(73,3%).

Adanya luka dekubitus akan menyebabkan nyeri berkepanjangan, rasa tidak

nyaman, dan adanya komplikasi berat yang mengarah ke sepsis, infeksi kronis,

selulitis, osteomyelitis dan meningkatkan prevalensi mortalitas pada pasien

lanjut usia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Netty, et al., (2013)

mengatakan bahwa luka dekubitus termasuk salah satu daftar penyebab kematian

yaitu sebesar (7-8%).

Upaya pencegahan dekubitus diantaranya yaitu mengkaji faktor resiko,

perawatan kulit, memperbaiki status nutrisi, support surface dan memberikan

edukasi (Morison, 2013, hlm.92-98). Didalam penelitian yang dilakukan

Oktatiranti, et al., (2013) didapatkan hasil bahwa perawat mempunyai upaya

pencegahan yang kurang baik sebesar (44,12%). Didalam penelitian yang

dilakukan Noviyanto, et al., (2018) didapatkan hasil bahwa mengkaji faktor

resiko dekubitus mendapatkan hasil yang baik yaitu sebesar (60,0%),

memperbaiki status nutrisi dalam pencegahan luka dekubitus didapatkan hasil

yang baik sebesar (66,7%), pada upaya pencegahan support surface


3

mendapatkan hasil yang baik sebesar (80,0%), dan sebesar (86,7%) didapatkan

hasil yang baik pada upaya perawat dalam memberikkan edukasi.

Di dalam upaya pencegahan dekubitus faktor yang mempengaruhi perawat yaitu

pengetauhan, sikap, motivasi dan prilaku yang dimiliki oleh perawat. Didalam

penelitian yang dilakukan oleh Aziz, et al., (2014) menunjukkan hasil (59,9%)

memiliki perilaku yang mendukung dan (40,5%) memiliki prilaku yang kurang

mendukung dalam pencegahan luka dekubitus. Di jelaskan bahwa prilaku

perawat didalam pencegahan luka dekubitus akan terwujud dengan tindakan-

tindakan perawat dalam pencegahan luka dekubitus.

Bagi tenaga keperawatan, adanya luka dekubitus akan meningkatan beban kerja

perawat, karena membutuhkan pendekatan perawatan yang berbeda. Sehingga

dibutuhkan pencegahan yang berkesinambungan untuk mencegah terjadinya

luka dekubitus (Morison, 2013, hlm.92). Menurut Nursalam (2015, hlm.307)

luka dekubitus yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan masa

perawatan menjadi panjang dan peningkatan biaya rumah sakit. Pada studi

pendahuluan di RS Islam Sultan Agung Semarang prevalensi Lenght of stay

(LOS) yaitu pada tahun 2016 sebesar (0,09%), pada tahun 2017 didapatkan hasil

sebesar (0,08%), dan pada tahun 2018 sebesar (0,08%).

Dari hasil studi pendahuluan di ruang Intensive Care Unit (ICU) yang

memerlukan perawatan jangka panjang pada pasien dengan ketergantungan

penuh, mengakibatkan tirah baring dalam jangka waktu lama. Di RS Islam

Sultan Agung Semarang sudah memiliki SOP alih baring untuk pencegahan luka
4

dekubitus. Total pasien yang dilakukan alih baring pada tahun 2014 berjumlah

505 pasien, pada tahun 2015 jumlah pasien meningkat menjadi 600, tahun 2016

berjumlah 719 pasien, tahun 2017 meningkat menjadi 830 pasien dan pada tahun

2018 jumlah pasien yang dialih baring 994 pasien. Dari hasil wawancara kepala

ruang di ruang ICU, perawat sudah melakukan upaya penceghan luka dekubitus

seperti melakukan pengkajian faktor resiko dekubitus, memberikan krim

pelembab, melakukan alih baring setiap 2 jam, dan melakukan edukasi. Tapi

pada kenyataanya masih ada kejadian luka dekubtus diruang ICU.

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dan berdasarkan penelitian yang

sudah ada peneliti tertarik untuk meneliti tentang upaya perawat dalam

pencegahan luka dekubitus di ruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang.

B. Rumusan Masalah

Perawat sebagai tim kesehatan yang melaksanakan pelayanan secara menyeluruh

memiliki tanggung jawab dalam pelayanan kesehatan, salah satunya upaya

pencegahan terjadinya luka dekubitus. Berdasarkan uraian pada latar belakang

tersebut, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut upaya perawat

dalam pencegahan luka dekubitus di Ruang ICU Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang?

C. Tujuan Penelitian
5

Tujuan dari penelitian ini yaitu menilai tingkat upaya perawat dalam pencegahan

luka dekubitus di ruang ICU Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

perawat tentang pencegahan dekubitus di Ruang ICU RS Islam Sultan

Agung Semarang.

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perawat

mengenai pencegahan dekubitus. Masukan dari penelitian ini diharapkan

dapat lebih maksimal dalam pencegahan dekubitus supaya angka kejadian

dekubitus dapat menurun.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai data dasar untuk

melakukan penelitian selanjutnya mengenai upaya perawat dalam pencegahan

luka dekubitus di ruang ICU. Penelitian yang berkesinambungan serta

berkelanjutkan sangat diperlukan dibidang keperawatan, agar dapat mengatasi

permasalahan sesuai dengan fenomena yang terjadi.

E. Keaslian Penelitian
6

Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

Penelitian Judul Metode Hasil


Hastuti, et Faktor-faktor yang Jenis penelitian Berdasarkan hasil penelitian
al., 2013 berhubungan adalah survey dapat disimpulkan bahwa
dengan kejadian analitik dengan adanya hubungan mobilisasi
dekubitus pada menggunakan dengan kejadian luka
pasien di ruang rancangan Cross dekubitus dirumah sakit
Intensive Care Unit Sectional Study. (73,3%).
rumah sakit ibnu Pengambilan
sina makasar sample dengan
menggunakan
purposive
sampling dengan
jumlah sampel 30.
Aziz, et al., Hubungan antara Jenis penelitian Berdasarkan hasil penelitian
2014 perilaku pasien adalah deskriptif dapat disimpulkan bahwa
yang dirawat lebih analitik didapatkan hasil adanyanya
dari tujuh hari observasional pengaruh pemberian posisi
dengan pencegahan dengan metode alih baring untuk
luka dekubitus di Cross sectional kemungkinan kecil
RSUD Salewangan terjadinya luka dekubitus
Maros sebesar (72,7%) dan (18,2%)
kemungkinan terjadinya luka
dekubitus.

Nuru, et al., Knowledge and Penelitian Berdasarkan hasil penelitian


(2014) practice of nurses menggunakan dapat disimpulkan hampir
towards prevention survai cross setengah perawat memiliki
of pressure ulcer sectional. pengetauhan yang baik
and associanted dalam pencegahan luka
factors in Gondar dekubitus yaitu sebesar
university hospital, (54,4%).
northwest Ethiopia.
Nofiyanto, et Gambaran peran Jenis penelitian Berdasarkan hasil penelitian
al., 2018 perawat dalam adalah kuantitatif dapat disimpulkan bahwa
pencegahan luka dengan desain mengkaji faktor resiko
dekubitus dibangsal deskriptif dekubitus mendapatkan hasil
wijaya kusuma menggunakkan yang baik yaitu (60,0%).
RSUD Wates pendekatan waktu Untuk memperbaiki status
Kulon Progo. cross sectional nutrisi dalam pencegahan
dengan sampel luka dekubitus mendapatkan
15. hasil yang baik yaitu sebesar
(66,7%). Pada upaya
pencegahan support surface
Penelitian Judul Metode Hasil
mendapatkan hasil sebesar
(80,0%). Sedangkan pada
upaya pencegahan dekubitus
untuk edukasi mendapatkan
hasil (86,7%).

Oktatiranti, Resiko terjadinya Jenis penelitian Berdasarkan hasil penelitian


et al., (20 luka dekubitus adalah deskriptif didapatkan hasil bahwa
13) berdasarkan tingkat dan jumlah perawat mempunyai upaya
ketergantungan sample berjumlah pencegahan yang kurang
pasien diruang 80. baik sebesar (44,12%.)
7

perawatan
neorologi.
Kosegeran, Analisa faktor- Jenis penelitian Berdasarkan hasil penelitian
et al., (2016) faktor yang adalah Observasi dapat disimpulkan bahwa
berhubungan analitik survey danya hubungan yang
dengan kinerja dengan signifikan antara beban kerja
perawat dalam menggunakan dengan kinerja peraawat
pencegahan data kuantitatif, dalam pencegahan luka
kejadian luka dengan dekubitus yaitu nilai
dekubitus diruang pendekatan cross p=0,001<0,05.
rawat khusus RSUP sectional.
PROF.DR.R.D.
Komando Manado

F. Persamaan Dan Perbedaan Dengan Peneliti

Tabel 1.2
Pesamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti

Analisa Penelitian Terkait Penelitian Peneliti


Persamaan :
1. Alat ukur 1. Lembar kuesioner 1. Lembar kuesioner
(Andika, et al., 2011).
Perbedaan :
1. Subjek atau 1. Pasien yang mengalami 1. Perawat diruang ICU yang
responden. trauma orthopedic di ruang memenuhi syarat inklusi
B3 (Andika, et al., 2011). dan ekslusi.
2. Jenis penelitian 2. Deskriptif dengan teknik 2. Deskriptif dengan teknik
purposive sampling (Andika, total sampling
3. Waktu et al., 2011). 3. April 2019 selama 1 bulan.
3. Februari 2009-Februari 2010
(Andika, et al., 2011).
Lampiran 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Dekubitus

a. Pengertian Dekubitus

Dekubitus adalah matinya jaringan sel (nekrosis) pada suatu daerah kulit

yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dikarena tekanan yang

lama dan terus menerus (Ely & Payapo, 2010, hlm.111).

b. Faktor Resiko Dekubitus

Faktor resiko dekubitus menurut Nursalam (2015, hlm.307-308) yaitu:

1) Mobilitas dan aktivitas

Mobilatas adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi

tubuh, sedangkan aktivitas adalah kemampuan untuk berpindah.Pasien

yang berbaring terus menerus ditempat tidur tanpa mampu untuk

mengubah posisinya beresiko tinggi terjadinya luka dekubitus.

2) Penurunan persepsi sensoris

Pasien dengan penurunan persepsi sensoris akan mengalami

penurunan kemampuan untu merasakan sensasi nyeri akibat tekanan

diatas tulang yang menonjol. Bila sudah terjadi dalam durasi yang

sudah lama, pasien akan mudah terkena dekubitus.

3) Kelembaban

8
9

Kondisi pada kulit pada pasien yang sering sekali mengalami

kelembaban akan mengkontribusi kulit menjadi maserasi kemudian

dengan adanya gesekkan dan pergeseran, memudahkan kulit

mengalami kerusakan.

4) Pergesekkan

Adanya pergesekkan terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan

arah yang berlawanan, pergesekkan dapat mengakibatkan abrasi dan

merusak permukaan epidermis kulit.Pergesekkan ini bisa terjadi pada

saat pergantian sprai pasien yang tidak hati-hati.

5) Nutrisi

Hipoalbuminemia, kehilangan berat badan, rendahnya kadar albumin

atau malnutrisi umumnya didentifikasikan sebagai faktor presdiposisi

untuk terjadinya dekubitus.

6) Usia

Pasien yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi untuk terkena

dekubitus karena kulit jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.

Penuaan mengakibatkan kehilangan otot, penuaan kadar serum

albumin, penurunan respon inflamatori, penurunan elastisitas kulit,

penurunan kohesi antar epidermis dan dermis.

7) Tekanan arteriolar yang rendah

Tekanan arteriolar yangrendah akan mengurangi toleransi kulit

terhadap adanya tekanan sehingga dengan aplikasi tekanan yang

rendah sudah mampu mengakibatkan jaringan menjadi iskemik.

Tekanan sistolik dan tekanan distolik yang rendah berkontribusi pada

perkembangan dekubitus.
10

8) Stress emosional

Depresi dan stress emosional kronik, misalnya pada pasien psikiatrik,

juga merupakan faktor resiko untuk perkembangan dari dekubitus.

9) Merokok

Kandungan nekotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan

aliran darah dan mempunyai efek toksik terhadap endothelium

pembuluh darah.

10) Temperatur kulit

Peningkatan temperatur merupakan faktor yang signifikan dengan

terjadinya dekubitus.

2. Pencegahan luka dekubitus

a. Pencegahan luka dekubitus

Pencegahan luka dekubitus adalah prioritas perawatan pada pasien dan

tidak dibatasi pada pasien dengan restriksi mobilisasi saja.Gangguan

integritas kulit bukan masalah yang biasa pada individu yang sehat dan

dapat melakukan mobilisasi, tetapi merupakan masalah yang serius yang

berpotensi mengancam kehidupan pada pasien yang lemah dan sakit

(WOCN, 2003 dalam Potter & Perry, 2009, hlm.566). Didalam penelitian

yang dilakukan oleh Andika (2011) Tahap pertama pencegahan adalah

mengkaji faktor-faktor resiko klien. Kemudian perawat mengurangi

faktor-faktor yang mempercepat terjadinya dekubitus.

Berdasarkan National Pressure Ulcer Advisory panel (2014 didalam

Wijaya, 2018, hlm.112) untuk mencegah kejadian dekubitus yaitu:


11

1) Mengkaji faktor resiko

Kaji resiko dekubitus seharusnya dilakukan pada saat pasien masuk

rumah sakit dan diulang dengan pola yang teratur atau ketika adanya

perubahan atau penurunan status kesehatan.Penilaian risiko terjadinya

dekubitus menurutPerry & Potter (2011, hlm.1252) dapat

menggunakan beberapa tool atau skala penilaian risiko luka dekubitus

yaitu:

a) Skala Norton

Skala Norton Skala Norton pertama kali ditemukan pada tahun

1962, dan skala ini menilai lima faktor resiko terhadap kejadian

pressure ulcer diantaranya adalah : kondisi fisik, kondisi mental,

aktivitas, mobilisasi, dan inkontinensia. total nilai 5 sampai 20.

Nilai 16 dianggap sebagai nilai yang beresiko dekubitus.

b) Skala Braden

Dalam skala Braden terdapat 6 (enam) subskala untuk

menentukan tingkatan risiko terjadinya luka tekan, Subskala

tersebut antara lain adalah: persepsi sensorik, kelembapan,

aktivitas, mobilisasi, nutrisi, friksi dan gesekan. Nilai total berada

pada rentan 6 sampai 23, nilai rendah menunjukkan resiko tinggi

terhadap kejadian dekubitus. Apabila skor yang didapat mencapai

≤16, maka dianggap resiko tinggi dekubitus.

c) Skala Waterlow
12

Hasil revisi pada tahun 2005, pada skala Waterlow terdapat 9

kategori klinik yang meliputi: tinggi badan, peningkatan berat

badan, tipe kulit area resiko yang tampak, jenis kelamin, usia,

skrining malnutrisi, mobilitas, malnutrisi jaringan, defisit

neurologis, riwayat pembedahan atau trauma, serta riwayat

pengobatan. Semakin tinggi skor, semakin tinggi resiko terjadinya

dekubitus.Skor ≥20 diprediksi memiliki resiko sangat tinggi

terjadinya dekubitus.

d) Skala Gosnell

Skala Gosnell pertama kali ditemukan pada tahun 1973.skala ini

mengacu pada skala Norton, namun pada skala ini juga ada

beberapa point penilaian yang digantikan seperti: kondisi fisik

menjadi nutrisi, dan inkontinensia dirubah menjadi kontinensia.

Skala ini menilai 5 faktor diantaranya: status mental, kontinensia,

mobilisasi, aktivitas, dan nutrisi. Total nilai berada pada rentang

antara 5 sampai 20 dimana total nilai tinggi mengidentifikasi

resiko kejadian dekubitus.

e) Skala Knoll

Pada skala ini ada 8 faktor resiko terhadap kejadian dekubitus

diantaranya: status kesehatan umum, status mental, aktivitas,

mobilisasi, inkontinesia, asupan nutrisi melalui oral, asupan

cairan melalui oral, dan penyakit yang mengalami predisposisi.

Total nilai berada pada rentang 0 sampai 33, nilai tinggi

menunjukkan resiko tinggi terjadinya dekubitus, nilai resiko

berada pada nilai 12 atau lebih.


13

2) Hygiene atau Perawatan Kulit

Pasien dengan gangguan mobilisasi tidak mampu memenuhi

kebutuhan hygiene secara individu, maka perawat berperan dalam

menjaga kulit supaya terjaga kelembabannya dan utuh. Pada

perlindungan dasar untuk mencegah kerusakan kulit, maka kulit

pasien dikaji terus-menerus oleh perawat.Saat memandikan pasien

perawat harus meminimalkan daya dan gesekkan pada kulit,

menggunkan agen pembersih yang ringan yang dapat meminimalkan

iritasi dan kekeringan.

Perawatan kulit yang disini adalah dengan cara menjaga kebersihan

kulit dan kelembaban kulit dengan memberikan lotion atau creams

supaya tidak kering. Kulit pasien harus tetap bersih, kering, serta

bebas dan setiap iritasi dan maserasi akibat urine, fases, keringat,

pengeringan yang kurang kering setelah mandi, penggunaan sabun,

atau alkohol dan melakukan masase untuk menstimulasi sirkulasi

darah yang bertujuan untuk pencegahan luka dekubitus.

3) Memperbaiki status nutrisi

Dekubitus disebabkan karena adanya kerusakan kulit dan jaringan

dibawahnya rusak, tetapi risiko dekubitus dapat meningkat jika tidak

memenuhi kebutuhan nutrisi.Nutrisi yang baik membuat kulit lebih

sehat dan dapat mengurangi risiko terjadinya dekubitus (Departement

of Nutrition and Dietetics, 2015). Status nutrisi merupakan keadaan

yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan

(intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requeirement) oleh


14

tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik,

perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lain-lainya).

Memberikan nutrisi seperti asupan kalori, protein, vitamin, dan zat

besi yang tidak adekuat diyakini merupkan faktor resiko dekubitus.

Untuk mencegah terjadinya dekubitus menurut Kozier, (2010,

hlm.322) sebisa mungkin mengkonsumsi makanan tinggi protein,

minum air 6-8 gelas setiap hari, dan konsumsi kalori yang cukup

untuk menjaga berat badan.Defisiensi protein menyebabkan luka

dengan pengurangan kekuatan regangan, sintesa kolagen mengalami

gangguan bila terdapat defisiensi vitamin C. Oleh karena itu

pengkajian status nutrisi segera setelah ia masuk rumah sakit

merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, dengan bantuan

ahli diet, dilakukan koreksi pada setiap defisiensi. Pasien harus tetap

hidrasinya dengan baik.

4) Support surface

Intervensi pengaturan posisi diberikan untuk mengurangi takanan dan

gaya gesek pada kulit. Dengan menjaga bagian kepala tempat tidur

setinggiketika pasien diposisikan kurang dari 30 derajatakan

menurunkan peluang terjadinya luka dekubitus akibat dari gaya gesek.

Posisi klien immobilisasi harus diubah sesuai dengan tingkat aktivitas,

kemampuan persepsi, dan rutinitas sehari-hari. Oleh karena itu standar

perubahan posisi dengan interval 1 sampai 2 jam mencegah terjadinya

dekubitus pada beberapa pasien. Telah direkomendasikan penggunaan

jadwal tertulis untuk mengubah dan menentukan posisi tubuh klien


15

minimal setiap 2 jam. Didukung dengan penelitian yang dilakukan

oleh Novitasari, et al., (2016) didapatkan hasil apabila pasien

dilakukan alih baring 2 jam kemungkinan besar tidak akan terjadi luka

dekubitus yaitu sebesar (72,7%).

Berbagai jenis alat pendukung menurut Kozier (2010, hlm.322)

seperti kasur dan tempat tidur khusus, telah dibuat untuk

menghilangkan tekanan. Berdasarkan hasil penelitian Rustina, et al.,

(2015) menyatakan bahwa ada pengaruh pengguanaan kasur anti

dekubitus terhadap pencegahan luka dekubitus yaitu 𝜌value 0,046.

5) Memberikan edukasi

Pendidikan kesehatan pada keluarga dilakukan secara terprogram dan

komprehensif sehingga keluarga diharapkan berperan serta secara

aktif dalam perawatan pasien, topik pendidikan kesehatan yang

dianjurkan yaitu: etiologi dan faktor resiko dekubitus, aplikasi

penggunaan tool pengkajian resiko dekubitus, pengkajian kulit,

memilih dan atau mengurangi dukungan permukaan, perawatan kulit

individual, demontrasi posisi yang tepat untuk mengurangi resiko

dekubitus, dokumentasi yang akurat dari data yang berhubungan,

demontrasi posisi untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan, dan

sertakan mekanisme untuk mengevaluasi program dalam mencegah

dekubitus. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ivana, Erna et al.,

(2018) Sebagian besar perawat memiliki peran yang baik dalam

memberikan edukasi yaitu (86,7%), dan (13,3%) memiliki peran yang

cukup.
16

b. Penatalaksaan dalam pencegahan luka dekubitus

Penatalaksaaan dekubitus menurut Morison (2013, hlm.106) yaitu:

1) Kaji resiko pasien terhadap adanya pengembangan dekubitus

dengan menggunnakan alat pengkajian yang teruji dan valid dalam

1 jam setelah pasien masuk.

2) Lakukan pengkajian ulang bilamana terdapat perubahan material

pada kondisi pasien.

3) Pilihlah suatu system penyangga bagi pasien yang sesuai dengan

skor resiko pasien dalam 1 jam setelah masuk ruangan.

4) Rencanakan jadwal mobilisasi atau jadwal pergantian posisi yang

sesuai dengan resiko pasien, hindarkan pasien dari kerusakan kulit,

dan tempat yang beresiko sangat tinggi sebanyak mungkin dan

harus diingatkan kebutuhan pasien untuk beristirahat, makan,

waktu menerima kunjungan dan catat perubahan posisinya.

5) Inspeksi tempat-tempat yang beresiko tinggi secara teratur,

contohnya setiap kali merubah posisi pasien, dan lakukan

pengkajian ulang adanya dekubitus setiap hari.

6) Pertahankan integritas kulit, bersihkan selalu setelah pasien

mengalami inkontinensia urin atau fekal, hindari menggosok kulit

dengan keras karena dapat mengakibatkan trauma pada kulit,

gunakan air hangat dan sabunyang lembut, keringkan badan pasien

menggunakan handuk secera perlahan, berikanlah pelembab pada

pasien setelah dimandikan untuk mengembalikan kelembaban

pasien, bila pasien menggunakan diapres pilih yang daya serapnya


17

yang baik supaya mengurangi kelembaban kulit akibat

inkontinensia.

7) Dengan bantuan ahli diet, lakukan pengkajian status nutrisi pasien

dan semua diet khusus yang diperlukan dan jagalah agar pasien

mendapatkan hidrasi yang baik.

8) Ringankan pengaruh dari kondisi melemahkan yang lain yang

terjadi secara bersamaan bila memungkinkan.

9) Lakukan identifikasi dan coba untuk mengkoreksi setiap masalah

yang berhubungan dengan tidur.

10) Jangan lupa pentingnya dukungan psikologis.

c. Faktor yang mempengaruhi upaya perawat dalam pencegahan dekubitus

Upaya pencegahan dekubitus menurut Nursalam (2015, hlm.37):

1) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tau dari seseorang setelah menggunakan

panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, terhadap

suatu objek (Notoatmojo, 2010, hlm.98). Perawat memliliki

tanggungjawab utama dalam membantu pasien dalam pencegahan

luka dekubitus, oleh karena itu seorang perawat harus menerapkan

pengetauhan terbaik yang dimilikinya dalam upaya pencegahan luka

dekubitus. Didalam penelitian Nuru, et al., (2015) mendapatkan hasil

bahwa hampir sebagian perawat memiliki pengetahuan yang baik

dalam pencegahan luka dekubitus yaitu sebesar (54,4%) dan

didapatkan hasil pengetauhuan kurang sebesar (45,6%).

2) Sikap
18

Merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perawat terhadap suatu

objek baik perasaan mendukung atau memihak. Seorang perawat

harur memiliki sifat yang positif yang akan mempengaruhi dalam

prilakunya. Sikap yang perlu dimiliki perawat dalam mencegah

dekubitus dimanifestasikan dalam bentuk tanggapan atau respon

perasaaan positif perawat terhadap tindakan-tindakan dalam

pencegahan luka dekubitus.Didalam penelitian yang dilakukan

Mirwanti et al., (2015) didapatkan hasil adanya hubungan antara sikap

perawat dalam pencegahan luka dekubitus yaitu (r= 0,633 , 0,005).

3) Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuanya (Nursalam,

2014, hlm. 119). Didalam penelitian yang dilakukan oleh Koesegeran

(2016) mendapatkan hasil adanya hubungan dengan motivasi dengan

pencegahan perawat yaitu sebanyak (85,9%) memiliki pencegahan

dengan baik dan (5,7%) dengan pencegahan yang kurang baik.

4) Perilaku

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada

manusia itu sendiri, prilaku juga bisa dijelaskan apa yang dikerjakan,

baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung. Dalam hal ini

prilaku terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan, dengan demikian

suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi prilaku tertentu

(Notoadmojo, 2010, hlm. 94). Untuk itu seorang perawat harus

memahami masalah yang dihadapi oleh pasien selama dirawat


19

dirumah sakit. Dalam pencegahan bahkan penangulangan sesuatu

penyakit tanpa memperhatikan peilaku, mustahil akan berhasil dengan

baik. Prilaku perawat dalam mencegah luka dekubitus akanterwujud

dengan tindakan-tindakan perawat dalam penencegahan dekubitus.

Didalam penelitian yang dilakukan oleh Setiyawan (2010) didapatkan

hasil bahwa adanya hubungan prilaku perawat dalam pencegahan luka

dekubitus yaitu menunjukkan nilaisebesar 0,544 dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak.

d. Faktor karakteristik perawat dalam upaya pencegahan dekubitus

berdasarkan

Upaya pencegahan luka dekubitus dipengaruhi berdasarkan karakteristik

perawat. Menurut Nurningsih (2012, hlm.67) menyatakan bahwa

karakteristik perawat dikategorikan menjadi usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, dan lama kerja.

1) Usia

Usia bisa mempengaruhi seseorang dalam pencegahan luka dekubitus,

karena sesorang yang bertamabahnya usia maka akan cenderung

mengalami perubahan potensi dan produktivitas dalam berkerja. Usia

produktif dikatakan produktif mulai dari usia 20 sampai 35 tahun

tahun karena pada usia tersebut seseorang identik memiliki idealism

tinggi dan tenaga yang masih prima.

2) Jenis kelamin
20

Pengaruh jenis kelamin dalam melakukan pekerjaan tergantung dari

jenis pekerjaan itu sendiri.Menurut Robbins didalam Nursalam (2015,

hlm.37) menyatakan antara pria dan wanita tidak memiliki perbedaan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah, keterampilan analisa,

motivasi dan bersosialisasi.

3) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah suatu kondisi jenjang pendidikan yang

dimiliki seseorang melalui pendidikan formal yang dipakai oleh

pemerintah dan disahkan oleh departemen pendidikan.Tingkat

pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi upaya perawat dalam

pencegahan luka dekubitus, karena tingkat pendidikan seseorang bisa

mempengaruhi seseorang dalam berkerja.

4) Lama kerja

Lama kerja yaitu lama waktu untuk melakukan suatu kegiatan atau

lama waktu seseorang yang sudah berkerja. Hasil penelitian Hendro,

et al., (2017) didapatkan hasil adanya hubungan lama kerja perawat

dalam pencegahan luka dekubitus yaitu kategori baik sebanyak

(7,1%), cukup (42,9), dan kategori kurang (50,0).

B. Kerangka Teori

Pengetauhan Sikap Motivasi Perilaku

Mengkaji Memperbaiki
Hygieneatau Tingkat upaya perawatSupport Memberikan
Jenis
Usia
Tingkat
faktor resiko Kejadian dekubitus
status nutrisi lukasurface
Perawatan dalampencegahan edukasi
Lama kerja
kelamin
pendidikan kulit dekubitus
21

Sumber: National Pressure Ulcer Advisory panel(2014 didalam Wijaya,


2018, hlm.112), Nurningsih (2012, hlm.67), Nursalam (2015,
hlm.37), Potter & Perry (2009, hlm.566).

Skema 2.1
Kerangka Teori
Lampiran 1

BAB III

METOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan

menggunakan desain deskriptif.

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Penelitian Ukur
Tingkat upaya Tindakan perawat untuk kuesioner 1. Baik Ordinal
perawat dalam mencegah luka dekubitus upaya 89-102
dalam yang mencakup 5 domain perawat 2. Cukup
pencegahan yang dinilai dengan lembar dalam 63-88
dekubitus kuesioner. pencegahan 3. Kurang
luka 38-62
dekubitus.
Dengan
jumlah 38
pertanyaan.

C. Populasi Dan Sampel

22
23

1. Populasi

Populasi penelitian ini yaitu perawat yang ada di ruang ICU di RS Islam

Sultan Agung Semarang yang berjumlah 32 perawat.

2. Sampel

Kreteria sampel dalam penelitian ini :

a. Kriteria Responden dibagi menjadi dua anatara lain :

1) Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah:

Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah Perawat diruang ICU RSI

Sultan Agung Semarang yang bersedia menjadi responden dan

menandatangani informed consent.

2) Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah perawat yang sedang cuti

3. Teknik sampling

Penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

D. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Pengambilan data sudah dilakukan diruang ICU RS Islam Sultan Agung

Semarang.

2. Waktu

Pengambilan data sudah dilakukan pada bulan April - Mei 2019.

E. Etika Penelitian
24

Prinsip-prinsip etika penelitian dalam keperawatan menurut Sulistyaningsih

(2011, hlm146-147) yaitu:

1. Menjamin kerahasian responden

Saya berusaha meminimalisir segala bentuk kerugian dan ketidaknyamanan

responden dengan hanya menulis nama dengan inisial.

2. Menjamin keamanan responden

Saya tidak memaksa responden untuk berpartisipasi apabila responden

menolak.

3. Bertindak keadilan

Saya sudah berperilaku adil kepada semua responden baik sebelum, selama

dan sesudah ikut partisipasi dalam penelitian ini.

4. Mendapatkan persetujuan dari responden

Saya sudah merahasiakan informasi atau data yang sudah diberikan oleh

responden.

5. Informend consent

Saya sudah meminta Informend Consent pada responden yang bersedia untuk

ikut serta dalam penelitian ini.

F. Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen

Intsrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar

kuesioner Ivana, Erna (2018) dengan judul gambaran peran perawat dalam

pencegahan luka dekubitus.

a. Kuesioner data demografi


25

Kuesioner data demografi meliputi nama (inisial), usia, jenis kelamin,

pendidikan, dan lama berkerja.

b. Kuesioner upaya perawat dalam pencegahan luka dekubitus

Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya pencegahan luka

dekubitus oleh perawat pada pasien. Kuisioner ini terdiri dari 38

pertanyaan pernyataan Favorabel selalu = 3, jarang = 2, dan tidak pernah

= 1, pernyataan Unfavorabel selalu = 3, jarang = 2, dan tidak pernah = 3.

Pernyataan dari kuesioner dikatakan Baik jika skor (89-102), Cukup (63-

88) dan dikatakan kurang (38-62). Pertanyaan mewakili domain yang di

teliti yaitu mengkaji faktor resiko terdiri dari nomer 5, 6, 9, 12, 16, dan 21

dikatakan Baik jika skor (14-18), Cukup (11-14) dan Kurang (6-9).

Perawatan kulit terdiri dari nomer 4, 7, 8, 11, 14, 15, 19, 20, 22, 26, 28,

30, 31, 34, 35, 37, dan 38 dikatakan Baik jika skor (40-51), Cukup (29-39)

dan Kurang (17-28). Memperbaiki status nutrisi terdiri dari nomer 3, 10,

13, 17, 23, 29, dan 35 dikatakan Baik jika skor (19-24), Cukup (13-18)

dan Kurang (8-12). Support Surface terdiri dari nomer 2, 24, 27, dan 32

dikatakan Baik jika skor (9-12), Cukup (5-8), dan kurang (≤4).

Memberikan edukasi terdiri dari nomer 1, 8, dan 25 dikatakan Baik jika

skor (7-9), Cukup (4-6) dan kurang (2-3).

Tabel 3.2
Katagori skor pencegahan luka dekubitus

Keterangan Katagori upaya pencegahan


38-62 Kurang
63-88 Cukup
89-102 Baik
26

Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner
No. Domain Pertanyaan Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1. Mengkaji faktor 6, 9 ,16, dan 21 5, 12 6
resiko
2. Hygine atau 4, 7, 8, 11, 14, 15, 20, 8, 19, 22, 34, 17
perawatan kulit 26, 28, 30, 31, dan 35 37, dan 38
3. Memperbaiki status 3, 10, 13, 23, 29, dan 17 dan 23 8
nutrisi 35
4. Support surface 2, 27, dan 32 2 dan 24 4
5. Memberikan edukasi 1 dan 8 25 3

c. Uji Validitas

Kuesioner ini tidak di uji validitas, dikarenakan sudah dilakukan uji

validitas pada penelitian saudari Ivana, Erna (2018). Uji validas

menggunakkan korelasi person product moment, dengan rumus:

Keterangan:

r hitung : Koefisien korelasi / indeks korelasi

N : Jumlah responden

: Jumlah skor total item

: Jumlah skor total tim

XY : Skor item dikali skor total


27

R tabel 0,632 dari total 10 responden. Uji validitas dikatakan valid jika r

hitung > 0,632. Hasil validitas dari 51 pertanyaan didapatkan 38

pertanyaan > 0,632 dikatakan valid dan 13 pertanyaan dikatakan tidak

valid dikarena r hitung < 0,632.

d. Uji Reabilitas

Kuesioner ini tidak dilakukan uji reliabilitas karena sudah dilakukan uji

reliabilitas pada penelitian saudari Ivana, Erna (2018). Penelitian ini

menggunakan teknik reliabilitas internal karena peneliti dalam

menganalisa data hanya memberikan kuesioner kepada responden satu

kali pengetesan saja. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji

reliabilitas adalah rumus koefisien reliabilitas alpha cronbach adalah

sebagai berikut :

Keterangan:

ri = Reliabilitas instrument

k = Mean kuadrat antara subjek

= Mean kuadrat kesalahan

= Varian total

Penelitian dikatakan reliabel dengan ketentuan jika didapat nilai

koefisien reliabilitas (ri) > 0,6 atau dengan menggunakkan perbandingan

nilai r tabel dan nilai koefisien reliabilitas alpha cronbach > r tabel maka

dikatakan reliabel (Arikonto, 2010, hlm.88). Hasil yang didapatkan nilai

koefisien reliabilitas alpha cronbach 0,992 dari 38 pertanyaan dalam

kuesioner sehingga dinyatakan reliable.


28

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan langkah-

langkah sebgai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti membuat proposal penelitian

b. Mendapatkan surat ijin dari ketua STIKES Telogorejo Semarang untuk

melakukan studi pendahuluan.

c. Mendapatkan surat ijin dari RS Islam Sultan Agung Semarang .

d. Mendapatkan surat permohonan penelitian dari Direktur RS Islam Sultan

Agung Semarang untuk studi pendahuluan.

e. Peneliti melakukan studi pendahuluan di RS Islam Sultan Agung

Semarang.

f. Peneliti mendapatkan data yang menunjang dalam penelitian.

g. Peneliti menyelesaikan proposal penelitian

h. Mendapatkan ijin dari ketua STIKES Telogorejo Semarang sebagai

rekomendasi penelitian.

i. Mendapatkan surat permohonan penelitian dari Direktur RS Islam Sultan

Agung Semarang untuk pengambilan data.

2. Tahap pelaksanaan

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam proses pengambilan data yaitu

a. Peneliti meminta ijin kepada kepala ruang untuk melakukan pengambilan

data di ruang ICU.


29

b. Peneliti menjelaskan kepada kepala ruang tentang prosedur dan tujuan

pengumpulan data menggunakkan lembar kuesioner upaya perawat dalam

pencegahan luka dekubitus.

c. Peneliti sudah menentukan responden dengan teknik total sampling dan

memilih responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

d. Peneliti bertanya kepada responden mengenai kesediaan menjadi

renponden dalam pengisian lembar kuesioner.

e. Peneliti memberikan informed consent kepada responden.

f. Peneliti membagikan lembar kuesioner upaya perawat dalam pencegahan

luka dekubitus kepada setiap responden pada setiap sift.

g. Pada saat pengisian kuesioner apabila responden kurang jelas akan

ditanyakan kepada peneliti.

h. Peneliti meminta kembali lembar kuesioner apabila responden sudah

selesai mengisi.

i. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu di ruang ICU RS Islam Sultan

Agung Semarang.

j. Peneliti memeriksa kembali kelengkapan ataupun kecocokan dari data

pengukuran, apabila data kurang lengkap maka akan memintakan

responden untuk melengkapi kembali.

k. Peneliti mendapatkan hasil dari pengisian kuesioner.

l. Peneliti memasukkan data ke Excel dan mengolah menggunakan SPSS.


30

B. Pengelolaan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengelolaan data sudah dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Sebelum mengolah data peneliti meneliti kembali kelengkapan pengisian

kuesioner.

a. Scoring

Berdasarkan jumlah pertanyaan 38 dari kuesioner akan didapatkan hasil

minimal 38 dan maksimal 102.

b. Coding

Upaya perawat dalam pencegahan dekubitus dikatagorikkan menjadi 3

yaitu baik, cukup dan kurang. Baik diberikan kode (1) dengan skor 89-

102, Cukup (2) dengan skor 63-88 dan Kurang (3) dengan skor 38-62.

c. Entry data

Memasukkan data yang telah dikumpulkan selanjutnya dimasukkan ke

data base komputer yang berupa numerik dan katagorik, selanjutnya data

akan diolah menggunkan SPSS.

d. Cleaning

Dalam penelitian ini semua data yang sudah selesai dimasukkan peneliti

akan memeriksa kesalahan kode, ketidaklengkapan data yang tidak

lengkap yang kemudian jika terjadi kesalahan dan data yang tidak lengkap

tersebut akan dilakukan koreksi atau pembetulan.


31

2. Analisa data

Analisa Univariate

Analisis univariate dalam penelitian ini adalah tingkat upaya perawat dalam

pencegahan luka dekubitus menggunakan distribusi frekuensi dan

persentase dari variabel.


Lampiran 1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Didalam bab 4 ini akan dibahas mengenai penelitian dan pembahasan setelah

dilakukan pengumpulan data mengenai upaya perawat dalam pencegahan luka

dekubitus diruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang mulai tanggal 29 April - 9

Mei 2019.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang. Rumah

sakit ini adalah tipe B yang terletak di Jl. Raya Kaligawe Km.4. Ruang ICU

dibagi menjadi beberapa ruang yaitu PICU, NICU, dan dewasa yang terletak

dilantai satu. Jumlah perawat di ruang ICU sebanyak 33 perawat yang terdiri

dari 1 kepala ruang, 3 kepala tim dan 29 perawat pelaksana. Jumlah tempat tidur

yang ada diruang ICU sebanyak 18.

B. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah semua perawat di ruang

ICU RS Islam Sultan Agung Semarang yang berjumlah 32. Karakteristik

responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama kerja

32
33

Tabel 4.1
Berdasarkan karakteristik responden di RS Islam Sultan Agung Semarang
pada tahun 2019 (n = 32)

No variabel Frekuensi Persentase Rata- SD Min-


(%) rata Max
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 9 28,1
b. Perempuan 23 71,9
2. Tingkat Pendidikan
a. D3 23 71,9
b. S1 0 0
c. Ners 9 28,1
3. Usia 29,0 3,7 24 - 36
(tahun)
4. Lama Kerja (tahun) 5,6 3,4 1 - 13

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa karakteristik responden perawat

di ruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang paling banyak berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 responden (71,9%), perawat dengan

tingkat pendidikan paling banyak adalah D3 yaitu sebanyak 23 responden

(71,9%). Rata-rata usia perawat diruang ICU yaitu 29,0 tahun dan rata-rata

lama kerja perawat 5,6 tahun.

C. Hasil Penelitian

Upaya perawat dalam pencegahan luka dekubitus di ruang ICU RS Islam Sultan

Agung Semarang diukur menggunakan lembar kuesioner dengan jumlah

pernyataan sebanyak 38 dari skor jawaban menggunakan skala likert 1-3.

Tabel 4.2
34

Upaya perawat dalam pencegahan luka dekubitus di ruang ICU RS Islam


Sultan Agung Semarang pada tahun 2019 (n=32)

Upaya perawat dalam pencegahan Frekuensi Persentase (%)


luka decubitus
Baik 26 81,2
Cukup 6 18,8
Kurang 0 0
Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketauhi dari 32 responden di ruang ICU

RS Islam Sultan Agung Semarang sebagian besar perawat memiliki upaya

perawat dalam pencegahan luka dekubitus dalam katagori baik yaitu sebesar

26 responden (81,2%) dan dalam katagori yang cukup sebesar 6 responden

(18,8%).

Tabel 4.3
Upaya perawat yang dikatagorikan baik berdasarkan pada setiap domain
dalam pencegahan luka dekubitus di ruang ICU RS Islam Sultan Agung
Semarang pada tahun 2019 (n=32)

No. Domain pencegahan luka dekubitus Frekuensi Persentase (%)


1. Mengkaji faktor resiko dekubitus 3 9,4
2. Perawatan kulit 31 96,9
3. Memperbaiki status nutrisi 25 78,1
4. Support surface 16 50,0
5. Memberikan edukasi 24 75,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketauhi bahwa dari 5 domain upaya

pencegahan luka dekubitus yang dilakukan perawat di ruang ICU RS Islam

Sultan Agung Semarang yang paling baik pada domain perawatan kulit yaitu

sebesar 31 responden (96,9%).

D. Pembahasan Penelitian
35

Upaya perawat dalam pencegahan luka dekubitus di ruang ICU RS Islam Sultan

Agung Semarang memiliki upaya pencegahan pada katagori baik sebanyak 26

responden (81,2%). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nofiyanto

(2018) didapatkan hasil bahwa perawat dalam pencegahan luka dekubitus pada

katagori baik yaitu sebesar (66,7%). Penelitian ini dilakukan di ruang penyakit

dalam. Di ruang penyakit dalam dan ruang ICU untuk penangananya berbeda.

ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang khusus untuk pasien krisis yang

memerlukan perawatan intensif dan observasi berkelanjutan (Musliha, 2010,

hlm.13). Rata-rata pasien di ruang ICU sangat membutuhkan bantuan dalam

melakukan perawatan diri, mobilisasi dan pasienya memiliki gangguan

kesadaran. Di ruang penyakit dalam rata-rata pasiennya memiliki gangguan

dalam mobilisasi dan pasien masih dalam keadaan sadar. Upaya perawat dalam

pencegahan luka dekubitus sangatlah dibutuhkan untuk mengurangi angka

kejadian luka dekubitus dirumah sakit.

Upaya perawat dalam pencegahan luka dekubitus salah satunya dipengaruhi

adanya faktor mobilisasi pasien. Didalam penelitian yang dilakukan oleh Hastuti

et al., (2013) didapatkan hasil bahwa adanya hubungan mobilisasi dengan

kejadian luka dekubitus dirumah sakit sebesar (73,3%). Pasien dengan gangguan

mobilisasi tidak mampu memenuhi kebutuhan hygiene perawatan kulitnya

secara mandiri, maka perawat berperan dalam menjaga kulit supaya tetap kering

dan utuh (Nursalam, 2015, hlm.307). Dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi upaya perawat dalam pencegahan luka dekubitus


36

pada pasien dengan gangguan mobilisasi yaitu perawat sangat berperan penting

dalam menjaga hygiene atau perawatan kulit pasien dengan baik.

Lama rawat inap di rumah sakit juga menjadi faktor yang mempengaruhi

terjadinya luka dekubitus. Didalam penelitian yang dilakukan oleh Dewandono

(2014) hubungan lama rawat inap di rumah sakit dengan angka kejadian luka

dekubitus didapatkan hasil sebanyak (1,4%) dari 100 pasien memiliki resiko

terjadinya luka dekubitus. Lama rawat inap atau Length of stay (LOS) adalah

ukuran berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada suatu priode

perawatan (Sabarguna, 2009, hlm.76). Lama rawat inap di rumah sakit bisa

menjadi faktor meningkatnya angka kejadian luka dekubitus dirumah sakit.

Perawat di ruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang memiliki rata-rata

berkerja 5.63 tahun. Didalam penelitian yang dilakukan Kumajas (2014) lama

kerja perawat >3 tahun memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan

lama kerja perawat <3 tahun yaitu sebesar 21 responden (60%). Karena pada

perawat yang memiliki lama kerja lebih dari 5 tahun memiliki tingkat upaya

pencegahan luka dekubitus lebih tinggi.

Robbins (2008) dalam Nursalam (2014, hlm.89) menyatakan semakin lama

seseorang bekerja, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki. Sebaliknya,

semakin singkat masa kerja, maka semakin sedikit pengalaman yang diperoleh.

Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja.

Sebaliknya, terbatasnya pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan


37

keterampilan yang dimiliki makin rendah. Pengalaman bekerja merupakan

modal utama seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu.

Berdasarkan National Pressure Ulcer Advisory panel (2014 didalam Wijaya,

2018, hlm.112) dalam mencegah adanya kejadian luka dekubitus ada 5 domain

yaitu dengan mengkaji faktor resiko, perawatan kulit, memperbaiki status

nutrisi, support surface dan memberikan edukasi. Berdasarkan dari 5 domain

pencegahan luka dekubitus terutama pada domain perawatan kulit memiliki

upaya pencegahan dalam katagori baik yaitu sebanyak 31 responden (81.2%).

Didengan penelitian yang dilakukan Andika (2011) didapatkan hasil bahwa

upaya yang dilakukan perawat dalam perawatan kulit pada kategori yang baik

sebesar (77,8%). Diharapkan supaya perawat selalu melakukan perawatan kulit

pada setiap harinya.

Perry & Potter (2011, hlm.1252) menyatakan bahwa pasien dengan gangguan

mobilisasi tidak mampu memenuhi kebutuhannya dalam perawatan diri secara

individu. Oleh sebab itu maka perawat berperan penting dalam perawatan kulit

pasien supaya tidak terjadiadanya luka dekubitus. Pada penelitian Noviyanto

(2018) perawatan kulit sangat penting dan harus dilakukan oleh seorang perawat,

dalam penelitian ini dijelaskan bahwa peran perawat pada domain perawatan

kulit pada katagori baik yaitu sebesar (60,0%).

Faktor yang mempengaruhi perawat di ruang ICU RS Islam Sultan Agung dalam

melakukan upaya pencegahan luka dekubitus pada domain perawatan kulit yaitu

perawat selalu menjaga kebersihan kulit agar kulit pasien tetap bersih, menjaga
38

kelembaban kulit dengan memberikan lotion supaya tidak kering, serta kulit

pasien bebas dari setiap iritasi dan maserasi akibat urine, fases, dan keringat.

Perawat saat mandikan pasien menggunaan sabun yang lembut dan kulit pasien

selalu dikeringkan setelah mandikkan. Diharapkan agar perawat selalu

melakukan perawatan kulit pasien dengan baik dan benar setiap harinya.

E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini dalam proses pengisian data pada kuesioner yang

disebarkan sangat tergantung pada kejujuran responden.


Lampiran 1

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Sebagian besar perawat di ruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang

memiliki upaya pencegahan luka dekubitus dalam katagori yang baik

sebanyak 26 responden (81,2%) dan pada katagori cukup sebanyak 6

responden (18,8%).

B. Saran

1. Bagi Institusi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan bagi rumah sakit untuk lebih

meningkatkan upaya perawat dalam pencegahan luka dekubitus dirumah

sakit.

2. Bagi profesi keperawatan

Penelitian ini bisa digunakan sebagai masukan tindakan keperawatan oleh

profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

dirumah sakit. Selain itu sebagai bahan masukan untuk meningkatkan

upaya perawat dalam pencegahan luka dekubitus.

3. Bagi penelitian lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh penelitian selanjutnya

tentang pencegahan luka dekubitus dan penelitian selanjutnya bisa

menambahkan faktor yang berhubungan dengan pencegahan luka

dekubitus.

39
Lampiran 1

39
Lampiran 1

39
Lampiran 1

LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 1

PLAN OF ACTION (POA)

Riset Keperawatan “Upaya Perawat Dalam Pencegahan Luka Dekubitus di Ruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang”

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan BAB I
3 Penyusunan BAB II
4 Penyusunan BAB III
5 Pengumpulan Proposal
6 Ujian Proposal
7 Perbaikan Proposal
8 Pengurusan ijin
9 Pengambilan Data
10 Penyusunan BAB IV
11 Penyusunan BAB V
12 Sidang Riset
13 Perbaikan Riset
14 Pengumpulan Riset
Lampiran 1
Lampiran 1
SURAT PENGAJUAN STUDI PENDAHULUAN DI RS ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG
SURAT BALASAN STUDI PENDAHULUAN DARI RS ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG
SURAT PERMOHONAN RESPONDEN

Semarang, 2019

Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Saudari Calon Responden
Penelitian di RS Islman Sultan Agung Semarang

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Eka Rohma Wati
NIM : 115035

Merupakan mahasiswa S-1 Keperawata STIKES Telogorejo Semarang, yang sedang


melakukan penelitian dengan jududl “Upaya Perawat Dalam Pencegahan Luka
Dekubitus Di Ruang ICU RS Islam Sultan Agung Semarang”.

Dengan peneliti mohon kesediaan dari bapak/ibu/saudara/saudari untuk ikut serta


menjadi responden penelitian ini. Penelitian ini tidak menimbulkan hal yang
merugikan bapak/ibu/saudara/saudari sebagai responden, data yang diberikan akan
dijaga kerahasiannya oleh peneliti dan hannya digunakan dalam penelitian. Apabila
bapak/ibi/saudara/saudari tidak bersedia untuk menjadi responden maka tidak ada
ancaman apapun. Bila bapak/ibu/saudara/saudari bersedia untuk menjadi responden
maka saya mohon kesediaanya untuk menandatangani surat persetujuan dan
mengikuti prosedur yang di berikan. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

Eka Rohma Wati


SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan dibawah ini adalah responden:

No. Responden :

Usia :

Jenis Kelamin :

Setelah saya mendengarkan penjelasan dari saudari Eka Rohma Wati mahasiswa S-1
Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang, dengan judul penelitian “UPAYA
PERAWAT DALAM PENCEGAHAN LUKA DEKUBITUS DI RUANG ICU
RS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG”. Penelitian ini tidak menimbulkan
kerugian maka saya akan memberikan informasi dengan sungguh-sungguh sesuai
yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat
dijadikan pertimbangan.

Semarang, 2019

Yang membuat pernyataan

(.............................)
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN
UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN DEKUBITUS

Petunjuk Umum:

1. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan baik, cermat, dan teliti,

sebelum Saudara/i menjawab.

2. Jawaban seluruh pernyataan dibawah ini sesuai dengan pentunjuk

yang ada pada setiap bagian.

3. Kuesioner ini dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama yaitu

identitas responden dan bagian kedua yaitu pernyataan upaya perawat

dalam pencegahan dekubitus

A. IDENTITAS RESPONDEN

Petunjuk:

1. Bagian ini merupakan pertanyaan seputar identitas Saudara/i dan

data yang berhubungan dengan pekerjaan Saudara/i.

2. Berikan jawaban yang sesuai dengan identitas Saudara/i sesuai

dengan pertanyaan berikut dengan mengisi titik dibawah dan

memberikaan tanda checklist (√) pada jawaban dibawah ini:

a. Umur :….. tahun

b. Jenis Kelamin:

฀ Laki-laki ฀ Perempuan

c. Tingkat Pendidikan:

฀ D-III ฀S-1 ฀Ners ฀S-2

d. Lama Kerja :….. tahun


B. KUESIONER PERAN PERAWAT

Pernyataan berikut ini adalah penilaian Saudara/i terhadap upaya anda

sebagai perawat dalam pencegahan dekubitus :

Petunjuk:

1. Berikan jawaban Saudara/i tentang pernyataan berikut dengan cara

mengisi kolom yang tersedia dengan tanda checklist (√) pada salah

satu katagori yang berada di sebelah kanan pernyataan sesuai

dengan kondisi Anda.

2. Katagori

a. Pernyataan favorable

1 2 3

Tidak Pernah Jarang Selalu

b. Pernyataan unfavorable

3 2 1

Tidak Pernah Jarang Selalu

No. Pertanyaan Selalu Jarang Tidak


pernah
1. Saya melakukan demontrasi posisi
yang tepat untuk mengurangi dekubitus
2. Saya mengunakan balutan berbentuk
donat pada bagian tumit pasien
3. Saya mengecek kadar hemoglobin
pasien
4. Saya mengkaji tanda-tanda kerusakan
integritas kulit
5. Saya tidak tahu bagaimana perasaan
pasien
6. Saya melakukan pengkajian status
persepsi sensori pasien
7. Saya mengeringkan kulit pasien dari
keringat berlebih
8. Saya memberikan memberikan minyak
kayu putih untuk menjaga kelembaban
kulit pasien
9. Saya mengkaji status kemandirian
pasien dalam perawatan diri dan
mobilisasi
10. Saya mengidentifikasi adanya masalah
pencernaan pasien
11. Saya akan menjaga agar linen tetap
kering, bersih dan bebas dari kerutan
dan mengganti linen 1 kali dalam
sehari.
12 Saya melakukan pengkajian resiko
dekubitus menggunakan Barthel Indek
13 Saya mengecek kadar albumin serum
pasien
14 Saya membersihkan air liur pasien
15 Saya mengukur suhu tubuh pasien
secara rutin
16. Saya melakukan pengkajian riwayat
merokok pasien
17. Saya memberikan makanan tinggi serat
kepada pasien
18. Saya melakukan pendidikan kesehatan
tentang perawatan kulit pasien
19. Saya melakukan pemijatan pada daerah
penonjolan tulang
20. Saya memandikan pasien 2 kali sehari
21. Saya melakukan pengkajian mengenai
usia pasien
22. Saya hanya melakukan inspeksi
keadaan kulit pasien pada saat baru
masuk ruangan
23. Saya memberikan makanan sesuai
permintaan pasien
24 Saya menggunkan kasur anti dekubitus
berdasarkan orderan dari dokter
25. Saya malas melakukan pendidikan
kesehatan tentang pencegahan
dekubitus kepada keluarga pasien
26. Saya melakukan tindakan untuk
mengatur kelembaban ruangan yang
konstan
27. Saya meletakan bantal dibawah kaki
bagian bawah pasien
28. Saya menggunakan sabun yang lembut
saat memandikan pasien
29. Saya mengkaji kemampuan
mengunyah pasien
30. Saya melakukan massage punggung
31. Setelah memandikan pasien saya
mengeringkan kulit pasien
menggunakan handuk
32. Saya melakukan tindakan alih baring
setiap 2 jam
33. Saya mengkaji riwayat pembedahan
pada pasien
34. Saya melakuakan pemijatan pada kulit
pasien yang kemerahan
35. Saya memandikan pasien
menggunakan air hangat
36. Saya menghitung IMT pasien
37. Saya membersihkan bagian parineal
untuk membersihkan sisa fases pasien
38. Saya mengganti diapers pasien 1 kali
sehari
Lampiran 1

BUKTI IZIN PENGGUNAAN KUESIONER


Lampiran 1

LEMBAR KONSULTASI
LEMBAR KONSULTASI
Lampiran 1
Lampiran 1

SURAT KETERANGAN PERMOHONAN PENELITIAN DI RS SULTAN


AGUNG SEMARANG
Lampiran 1

SURAT BALASAN IJIN PENELITIAN DI RS ISLAM SULTAN AGUNG


SEMARANG
Lampiran 1

SURAT KETERANGAN ETHICAL CLEREANCE


Lampiran 1

SURAT KETERANGAN ASPAC

Anda mungkin juga menyukai