Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KAJIAN KLINIK KEISLAMAN

PANDANGAN ISLAM CARA MENGONTROL MARAH PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN JIWA

Disusun guna melengkapi tugas dalam Praktek Klinik Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH:
1. ABDUL KHALIM (A115011
2. IQBAL AL FARIZY (A11501129)
3. MUCHAMMAD HADI M (A11501157)
4. MUHAIMIN EKA A (A11501158)
5. NURUL UTAMI (A11501172)
6. OKTIANA FATMAWATI (A11501174)
7. RHAMDANTY WULAN S (A11501181)
8. RIYANTI DWI S (A11501182)
9. TAUFIK KADARUSMAN (A11501205)
10. YUNUS YULIANA P (A11501220)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan Makalah Ini Sebatas Pengetahuan Dan Kemampuan Yang
Dimiliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Gombong, Juni 2018

Penulis

KAJIAN KLINIK KEISLAMAN


A. KASUS
Klien Tn.A umur 25 tahun dirawat di RSJ Magelang dengan alasan masuk
memukul ibunya dan mencekik ketua RW. Mempunyai riwayat broken home
yaitu masing masing ayah dan ibunya sudah menikah lagi. Klien ingin
bertemu ayah kandungnya tetapi jauh dan tidak tahu dimana keberadaannya
sehingga pasien mengalami depresi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari perilaku marah ?
2. Bagaimana menurut pandangan islam perihal cara mengontrol marah pada
pasien resiko perilaku kekerasan?
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian marah
Marah dalam bahasa Arab yaitu Ghadha. Kata Ghadhab berasal dari
akar kata ghadhiba-yaghdhabu-ghadhaban berarti marah. Marah berarti
gusar, jengkel, muak dan sangat tidak senang karena diri diperlakukan
tidak sepantasnya.
Orang yang marah tidak akan bisa mempertimbangkan baik dan
buruk. Ia akan bertindak sekehendak nafsu amarahnya. Ia bertindak
berdasarkan emosi saja. Dengan demikian akan mudah dipengaruhi setan.
Sebagai orang beriman dan bertakwa kita harus bisa mengendalikan diri
dari amarah, karena mengendalikan diri dari marah adalah salah satu ciri
orang yang bertakwa, Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran Ayat
134:
Kemarahan merupakan suatu gejolak kehidupan. Jika seorang naik
darah atau berbuat kekeliruan, pekerjaan dan kegiatan mungkin
terganggu, suasana kerja yang menyebalkan. Amarah senantiasa merusak.
Sungguh sangat aneh yang mudah takut dengan arus yang datang, tetapi
tidak berusaha menahan marah. Untuk menghindari gangguan tersebut,
Rasulullah SAW telah mengajarkan pada seorang sahabat agar dapat
menghindari hal-hal yang dapat memicu kemarahan:
Emosi marah bukan hal yang dilarang, karena ia merupakan naluri
yang tidak hilang dari tabi’at seseorang. maksud kata larangan di atas
adalah sesuatu usaha untuk mengendalikannhya dengan latihan. Seperti
pendapat al-Khaththabi, makna sabda Nabi SAW ‘Jangan marah’ adalah
jauhi sebab - sebab yang menimbulkan kemarahan dan jangan mendekati
hal-hal yang mengarah kepadanya.”
2. Cara mengontrol marah menurut pandangan islam pada pasien RPK
Jika seorang pernah diminta untuk santai, tenang, atau sabar ketika
gejolak amarah sedang memuncak. Permintaan-permintaan seperti di atas
hanya sedikit ucapan menimbulkan efek yang jauh berbeda dari yang
diharapkan, bahkan sering kali justru memperburuk keadaan.
Setidaknya,n ucapan semacam itu tidak memiliki pengaruh apa pun
terhadap gejolak yang tengah dirasakan. Berpindah ke posisi tenang
begitu gejolak muncul bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, karena
itu akan menentang seluruh respons fisiologi yang mempersenjatai
seorang sejak lahir. Mengendalikan amarah sangat penting dalam upaya
mengubah amarah menjadi energi positif, minimal dapat mengurangi
unsur negatifnya.
Salah satu cara untuk mengontrol marah yaitu dengan terapi agama.
Al-Qur’an dan juga mengingatkan agar manusia dapat mengendalikan
emosi marah, karena ketika seseorang sedang marah pemikirannya akan
macet dan kehilangan kemampuan untuk memberikan penilaian yang
benar. Said Hawa (1994), dalam kitab al-Mustakhtas fi tazkiyatin nufus
menjelaskan bahwa kemarahannya telah berkobar hebat itu tadi jalan lain
pengobatannya hanyalah dengan obat atau penawar yang berupa ilmu dan
amal.
a) Mengucapkan Istii’adzah
Ketika amarah dating memohon perlindungan dan berdoa kepada
Allah SWT dari godaan setan
b) Mengubah posisi
Jika cara membaca ta’audz juga amarah belum reda, maka hendaklah
duduk (posisi berdiri), dan berbaring jika dalam posisi duduk dan
teruskanlah dekatkan dengan tanah yang merupakan asal
penciptaanmu.
c) Selalu Mengingat Bahwa Setan Senantiasa Berambisi Untuk
Menggoda dan Menghalangi Manusia dari Kebaikan.
d) Meningkatkan Perdebatan dan Memilih Sikap Diam.
e) Wudhu’
f) Memperbanyak Mengingat Allah (Dzikirullah)
D. KESIMPULAN
Bahaya yang timbul akibat yang berlebihan dan tidak terkendalisungguh
banyak memberikan dampak negatif bagi orang suka marah senantiasa
merusak. Pertumpahan darah sering terjadi, dendam,peperangan yang tiada
henti bahkan sampai permusuhan yang berujung pembunuhan menyebabkan
ketidak stabilan kehidupan bermasyarakat sehingga kehidupan akan terasa
hampa. Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim perlu menerapkan cara
mengontrol marah dengan terapi Agama.

Anda mungkin juga menyukai