KELAS I C 2014
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam tentang
“PERAWATAN ORANG SAKIT”,
Adapun makalah pendidikan agama islam tentang perawatan orang sakit ini telah
kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya, maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan berbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sakit merupakan kondisi dimana tidak diinginkan oleh semua orang. Setiap orang
ingin selalu sehat dan berupaya menjaga kesehatan. Tetapi, sakit kadang mesti diterima
sebagai takdir dan cobaan.
Keperawatan islami adalah keperawatan kepada klien baik dalam tindakan, asuhan
keperawatan, sikap, cara merawat pasien yang semuanya berpedoman pada nilai-nilai islami,
tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dapat menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani dan
rohani. Setiap Muslim wajib percaya bahwa Allah SWT yang menurunkan penyakit dan
hanya Dia Yang Mahakuasa menyembuhkan.
Ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan jika serorang muslim dalam keadaan
sakit dalam pandangan islam, diantaranya adalah :
Juga membantu untuk beribadah / shalat karena dalam keadaan apapun seorang
muslim diwajibkan untuk melaksanakan shalat kecuali dalam keadaan tidak sadarkan diri,
membaca Al-Qur’an, mendengar radio, berilah hiburan yang berjiwa keagamaan, ciptakan
pula suasana yang Islami dan sebagainya. Namun, bila pasien sudah dalam keadaan sakaratul
maut, ia dituntun membaca : Laa ilahaa illallah, muhammadarrusulullah. Apabila ia
meninggal, segera tutupkan kelopak mata dan mulutnya, kemudian menutupinya dengan kain
yang bersih.
2. Ramah
Ramah merupakan satu diantara prinsip perawatan pada pasien (orang sakit) yakni
Komunikasi dengan pasien dan keluarganya dengan cara :
- Good Communication (sifat Tabligh)
- Muka Cerah / berseri
- Senyum, Senyum bagaikan penyejuk hati, Senyum non obat bagi pasien tetapi
stimulus untuk ketenangan dan keakraban.
- Bersikap menyejukkan
“Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak dengan hartamu, maka
(dapat juga) kamu menolong mereka dengan muka berseri dan pekerti yang baik”
(HR. Abu Ya’la)
3. Amanah
Sifat amanah diantaranya :
- dapat dipercaya
- jujur
- bertanggung jawab
4. Istiqomah
Istiqomah ini merupakan perbuatan yang didasari oleh rasa sungguh-sunggah.
Istiqomah ini juga memiliki banyak makna diantaranya ialah :
- Konsisten
- Komitmen tinggi
- Bekerja secara sungguh-sungguh
- Bekerja keras, ulet
- Tidak mengenal lelah yakni merupakan Salah satu sifat Rasulullah SAW
5. Sabar
Yakni sebuah kata yang memiliki arti untuk tetap menahan amarah, menahan
nafsu dari perbuatan tidak terpuji serta menjadi keimanan diri sebagai hamba Allah SWT.
Sabar ini juga memiliki banyak pengertian diantaranya sebagai berikut :
- Bekerja dengan tenang
- Tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat
- Tetap sabar walaupun pasien / keluarganya rewel
- Sabar tidak berarti lamban
- Innallaaha ma’ashobiriin (Sesungguhnya Allah menyukai orang yang sabar)
6. Ikhlas
Bekerja harus ikhlas, jangan terpaksa. Ikhlas ini suatu kata yang mudah saja diucapkan
oleh stiap otang, tetapi sangat sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan atau untuk
dilaksanakan. Oleh itulah butuh perbaikan niat setiap saatnya agar setiap yang kita lakukan
bernilai pahala di mata Allah, tanpa mengharap pujian dari manusia.
- Al ‘amalu bin niyah (Setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya)
- Niat ikhlas maka Allah akan memberi pahala.
- Tidak ikhlas maka konsekuensinya tidak berpahala
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)
Dari aspek sosiologis, manusia adalah makhluk social (zoon politicon), memiliki
rasa kemanusiaan, belas kasihan dan tolong menolong. Profesi keperawatan merupakan
refleksi dari rasa kemanusiaan.
"Perumpamaan orang-orang beriman di dalam kecintaan, kasih sayang, dan
hubungan kekerabatan mereka adalah bagaikan tubuh. Bila salah satu anggotanya
mengaduh sakit maka sekujur tubuhnya akan merasakan demam dan tidak bisa tidur."
Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia.akan
tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai dengan syari’ah
islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam.dalam Al-
Qur’an disebutkan bahwa:
“Bertolong-tolonglah kamun dalam hal kebaikan,dan janganlah kamu bertolong-
tolong dalam hal keburukan atau kejahatan”.
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an menganjurkan untuk
membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada keadaan sakit.
Seperti yang dicontohkan oleh Rufaidah di zaman Rasulullah Saw.sebagai perumpamaan
dalam penerapan asuhan keperawatan yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam
islam.misalnya adalah bagaimana cara bersuci dan shalat bagi pasien yang sedang sakit.
Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185:
Artinya : “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu”(QS.Al-baqarah;185)
Para pemimpin rumah sakit-rumah tidak boleh menugaskan seorang perawat laki-laki
dan seorang perawat wanita untuk piket dan jaga malam bersama, ini suatu kesalahan dan
kemungkaran besar, dan ini artinya mengajak kepada perbuatan keji. Jika seorang laki-laki
hanya berduaan dengan seorang wanita di suatu tempat, tidak bisa dijamin aman dari godaan
setan untuk melakukan perbuatan keji dan sarana-sarananya.
Karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepian dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya)
kecuali yang ketiganya setan"
Menurut islam kesehatan yang bersifat (Preventif) lebih diutamakan dari pada Kuratif
(pengobatan).
Hak dan kewajiban petugas kesehatan lebih besar dari pada hak dan kewajiban pasien
karna hak dan kewajiban petugas kesehatan bertanggung jawab atas jiwa dan raga pasien.
Menurut Islam bahwasanya orang sakit wajib melakukan berobat untuk mengobati penyakit
nya.sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
“Berobatlah kamu, hai hamba-hamba Allah! Sebab sesungguhnya Allah SWT tidak
membuat penyakit kecuali membuat pula obat nya, selain itu penyakitnya, ialah sakit tua.”
(Hadis riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)
Menurut hukum Islam, seseorang yang melakukan praktek kedokteran dan
pengobatan, sedangkan ia bukan ahlinya, misalnya, ia “Kunter” (dukun yang melakukan
praktek dokter seperti operasi), atau “Terkun “ (dokter yang melakukan praktek dukun).
Seperti ia tidak memberikan resep obat kepada pasiennya yang sesuai dengan disiplin ilmu
kedokteran yang ia pelajari, tetapi ia harus bertanggung jawab atas kerugian pasien nya, jiwa
/ materialnya. Hal ini berdasarkan sabda Hadist Nabi :
“Barang siapa melakukan praktek kedokteran/pengobatan, sedangkan ia bukan
ahlinya, maka ia harus bertanggung jawab menggung kerugian”.
Kemudian ketika memberikan pelayanan perawatan bagi pasien yang perempuan
hendaknya dirawat oleh perawat perempuan begitu juga sebaliknya,pasien laki-laki dirawat
oleh perawat laki-laki pula.
Ruang lingkup itu mencakup berbagai aspek dan keadaan yang sesuai dengan kaidah
dan aturan dalam islam, misalnya
Tata cara dan aturan tentang alat kontrasepsi atau KB
Proses dan pasca melahirkan
Transplantasi organ tubuh
Tranfusi darah
Aturan dan cara pengadopsian anak dan lain sebagainya.
Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional sesuai fungsi
dan tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan demikian, dapat tercapai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan syari’ah Islam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan islami adalah keperawatan kepada klien baik dalam tindakan, asuhan
keperawatan, sikap, cara merawat pasien yang semuanya berpedoman pada nilai-nilai islami,
tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ada beberapa kewajiban yang harus
dilakukan jika serorang muslim dalam keadaan sakit dalam pandangan islam, diantaranya
adalah :
B. SARAN
Sebagai manusia biasa kami menyadari bahwa dalam makalah tersebut masih terdapat
banyak kekurangan dan permasalahan, meskipun kami sudah berusaha semaksimal mungkin,
tapi itulah hasil usaha kami. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca yang bersifat motivasi
sangatlah kami harapkan sebagai saran buat kami untuk ke depannya.