IMUNOLOGI
DI SUSUN OLEH
F202303001
F1 FARMASI
PRODI S1 FARMASI
KENDARI
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul "anti gen dan antibody " ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari teman-teman yang memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah imunologi dasar.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh makhluk hidup memiliki suatu sistem pertahanan untuk melindungi diri
dari benda asing yang mungkin bersifat patogen. Sistem pertahanan tubuh inilah yang
disebutsistem imun. Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan, dan organ yang
membentukimunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit.
Sistem imun memiliki beberapa fungsi pada tubuh, yaitu penangkal“benda” asing yang
masuk ke dalam tubuh,menjaga keseimbangan fungsi tubuh, sebagai pendeteksi adanya
sel-sel yang tidak normal,termutasi, atau ganas dan segera menghancurkannya.
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang
bisamasuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia
melekat pada protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen
tersebut dikenal denganistilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier
respon non spesifik (eksternal maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk
dan berikatan dengan sel limfosit Byang akan mensintesis pembentukan
antibodi. Contoh hapten diantaranya
adalah toksin poison ivy, berbagai macam obat (seperti penisilin), dan zat kimia lainy
a yang dapatmembawa efek alergik
Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen
adalah dengan cara meniadakan antigen tersebut, secara non spesifik yaitu dengan cara
fagositosis.Dalam hal ini, tubuh memiliki sel-sel fagosit yang termasuk ke dalam 2
kelompok sel, yaitukelompok sel agranulosit dan granulosit. Kelompok sel agranulosit
adalah monosit danmakrofag, sedangkan yang termasuk kelompok sel granulosit adalah
neutrofil, basofil,eosinofil yang tergolong ke dalam sel PMN (polymorphonuclear ).
Respon imun spesifik bergantung pada adanya pemaparan benda asing dan pengenalan
selanjutnya, kemudianreaksi terhadap antigen tersebut. Sel yang memegang peran
penting dalam sistem imunspesifik adalah limfosit. Limfosit berfungsi mengatur dan
bekerja sama dengan sel-sel laindalam sistem fagosit makrofag untuk menimbulkan
respon immunologic.
1
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan
lainuntuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system
pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap
kebutuhan gi'i untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun,
dapat menekan system pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan
berbagai penyakit fatal.Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh
neutrofil, monosit sertamakrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri
gram negative dapat mangataasi komplemen jalur alternative tanpa adanya
antibody.kerusakan jaringan yang terjaddi ini adalah akibat efek samping dari
mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri.Sitokin juga merangsang
demam dan sintesis protein.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan imunologi?
2. Apa saja yang termasuk dalam system imun ?
3. Apa yang di maksud dengan anti gen, antibody system komplemen dan
sitokin?
4. Apa saja macam-macam penyakit imunitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang imunologi
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam system imun
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan antigen,antibody,system
komplemen dan sitokin
4. Untuk mengetahui apa saja penyakit dari imunitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imunologi
Imunologi adalah ilmu yang mencakup kajian mengenai semua aspe ksistem
imun(kekebalan) pada semua organisme. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada
berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa sub disiplin seperti 2
malfungsi system imun pada gangguan imunologi ( penyakit
autoimun,hipersensitivitas,defisiensi imun, penolakan allograft : karakteristik fisik,
kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen system imun. Imunologi juga di katakan
sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang meliputi penelitian dasar dan penerapan klinis
, membahas masalah antigen, antibodi, dan fungsi 3 fungsi berperantara sel terutama
yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit ,reaksi biologik yang bersifat
hipersensitif, alergi dan penoloakan jaringan asing.
B. Sistem Imun
Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat di
timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah
sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis
luar dengan mengidentifikasidan membunuh patogen serta sel tumor . Imunitas atau
sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas alami atau system imunnon spesifik
dan imunitas adaptif atau system imun spesifik .
Sistem istem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel
T yang terdiridari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel T delayed
hypersensitivity. Salahsatu cara untuk mempertahankan sistem imun berada dalam
kondisi optimal adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang. Kedua sistem imun
3
ini bekerja sama dengan saling melengkapi secara humoral, seluler, dan sitokin dalam
mekanisme yang kompleks dan rumit.
4
respon dan pengaturan imun bawaan. Sel NK mengenal dan melisiskan sel
terinfeksi patogen dan sel kanker. Sel NK melisiskan sel dengan melepaskan
sejumlah granul sitolitik di sisi interaksi dengan target. Komponen utama
granul sitolitik adalah perforin. Sel NK juga menghasilkan sitokin dan kemokin
yang digunakan untuk membunuh sel target, termasuk IFN-Y TNF-a, IL-5, dan
IL-13. Sistem imun yang ada pada tubuh dapat kita lihat dari sel darah kita.
6
penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang
dibenahi secara immologi, seperti pada asma. Antigen endogen adalah antigen yang
terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-antigen berikut: antigen senogeneik
(heterolog), antigen autolog dan antigen idiotipik atauantigen alogenik (homolog).
Antigen senogeneik adalah antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang
secara filogenetik tidak ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk
mendiagnosa penyakit. Selompok-kelompok antigen yang paling banyak mempunyai
arti klinik adalah kelompok-kelompok antigen yang digunakan untuk membedakan satu
individu spesies dengan individu spesies yang sama. Pada manusia determinan antigen
semacam ini terdapat pada sel darah merah,sel darah putih trombosit, protein serum,
dan permukaan sel-sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh, termaksud antigen-
antigen histokompatibilitas. Antigen ini dikenal antigen polomorfik, karena adanya dua
atau lebih bentuk-bentuk yang berbeda secara genetik didalam populasi.ciri 3 ciri
antigen yangmenentukan imunogenitas dalam respon imun:
a. Keasingan,yaitu imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing
terhadap hospes
b. Ukuran molekul
c. kompleksian kimia dan struktura
d. Penentu antigen ( epilop )
e. Konstitusi genetik inang.
f. Dosis, jalur, dan saat pemberian anti gen
2. Antibodi
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh
Vertebrata lainnya, dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.
Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai.Tiap antibodi memiliki
dua rantai berat besar dan dua rantai ringan. Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah
yang disebutsel Sel B.
Terdapat beberapa tipe yang berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe
antibody yang berbeda, yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan
pada tiap rantai berat mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui
berada pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong
mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang
7
ditemui. Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen
spesifik yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama, digolongkan
menurut cara kerja seperti agglutinin, bakteriolisin,hemolisin, opsonin, atau presipitin.
Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkandengan pengikatan antigen
pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya menjadi AB
(Dorlan).
Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai
immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat
pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang
menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody terdiri atas
empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain)yang identik dan dan dua
rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan oleh jembatan disulfida
untuk membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y
itu terdapat daerah variabel (V)rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan
asam amino pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain.
Daerah V rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama membentuk
suatu kontur unik tempat pengikatan antigen milik antibodi.Interaksi antara tempat
pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya:
ikatan nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing
molekul(Campbell)
Protein komplemen terutama disintesis oleh hati dan sel fagositik. Karena tidak
tahan panas , komplemen dinonaktifkan pada suhu 56 ₒ C selama 30 menit. Efek - efek
biologik utama komplemen yakni opsonisasi, anafilaktosin, sitolisis .
9
imun alamiah dengan cara mengatur atau mengontrol perkembangan, differensiasi,
aktifasi, lalulintas sel imun, dan lokasi sel imun dalam organ limfoid. Sitokin
merupakan suatu kelompok” messenger intrasel” yang berperan dalam proses
inflamasi melalui aktifasi sel imun inang. Sitokin juga memainkan peran mediator
poten untuk inflamasi sel. Sitokin dan kemokin menghasilkan hubungan kompleks
yang dapat mengaktifkan atau menekan respon inflamasi. Telah dikenal lebih 30
sitokin. Sebagian besar sel sistem imun dan beberapa sel lainnya melepaskan
sitokin. Interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor-a (TNF-a) contoh sitokin
yang berperan penting dalam merespon infeksi bakteri, keduanya merupakan
polipeptida berbobot molekul kecil yang memiliki efek yang luas dalam berbagai
reaksi dalam tubuh,termasuk respon imunologi, inflamasi, dan hematopoiesis.
b. Sitokin dan inflamasi
Endotoksin dan trauma fisik dapat pula menimbulkan pelepasan sitokin yang
berperan pada inflamasi akut, yang lokal maupun yang sistematik.
c. Sitokin dan pengobatan
Sitokin dapat digunakan sebagai pengganti komponen sistem imun yang
defesiensi atau untuk menggerahkan sel - sel yang diperlukan dalam menanggulangi
defisiensi imun primer atau sekunder, merangsang sistem sel imun dalam respons
terhadap tumor infeksi bakteri atau virus yang berlebihan. Antisitokin telah
digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun dan pada keadaan dengan sistem
imun yang terlalu aktif /patologik.
6. Imunologi
Imunologi terbagi menjadi 2 yaitu imunologi infeksi dan imonologi kanker
a. Imunologi infeksi
Bila suatu mikroorganisme menembus kulit atau selaput lendir, maka tubuh
akan mengerahkan keempat komponen sistem imun untuk menghancurkannya, yaitu
antibodifagosit, komplemen dan sel - sel sistem imun. Bila suatu antigen pertama
masuk kedalam tubuh, dalam beberapa hari pertama antibodi dan sel sistem imun
spesifik lainnya lainnya belum memberikan respons. Tetapi komplemen dan pagosit
serta komponen imun nonspesifik lainnya dapat bekerja langsung untuk
menghancurkannya.
b. Imunologi kanker
10
Peran penting imunitas lainnya adalah untuk menemukan dan menghancurkan
tumor . Seltumor menunjukan antigen yang tidak ditemukan pada sel normal. Untuk
sistem imun,antigen tersebut muncul sebagai antigen asing dan kehadiran mereka
menyebabkan sel imun menyerang sel tumor. Antigen yang ditunjukan oleh tumor
memiliki beberapa sumber, beberapa berasal dari virus onkogenik seperti papilloma
virus, yang menyebabkan kanker leher rahim, sementara lainnya adalah protein
organisme sendiri yang muncul pada tingkat rendah pada sel normal tetapi mencapai
tingkat tinggi pada sel tumor. Salah satu contoh adalah enzim yang disebut tirosinase
yang ketika ditunjukan pada tingkat tinggi, merubah beberapa sel kulit
(sepertimelanosit) menjadi tumor yang disebu tmelanoma. Kemungkinan sumber
ketiga antigen tumor adalah protein yang secara normal penting untuk mengatur
pertumbuhan dan proses bertahan hidup sel, yang umumnya bermutasi menjadi kanker
membujuk molekul sehingga sel termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan
seltumor. Sel yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor
disebutonkogen.
Respon utama sistem imun terhadap tumor adalah untuk menghancurkan sel
abnormal menggunakan sel T pembunuh, terkadang dengan bantuan sel T pembantu.
Antigen tumor ada pada molekul MHC kelas I pada cara yang mirip dengan antigen
virus. Hal inimenyebabkan sel T pembunuh mengenali sel tumor sebagai sel abnormal.
Sel NK juga membunuh sel tumor dengan cara yang mirip, terutama jika sel tumor
memiliki molekul MHC kelas I lebih sedikit pada permukaan mereka daripada keadaan
normal; hal ini merupakan fenomena umum dengan tumor. Terkadang antibodi
dihasilkan melawan sel tumor yang menyebabkan kehancuran mereka oleh sistem
komplemen
Beberapa tumor menghindari sistem imun dan terus berkembang sampai
menjadikanker. Sel tumor sering memiliki jumlah molekul MHC kelas I yang
berkurang pada permukaan mereka, sehingga dapat menghindari deteksi oleh sel T
pembunuh. Beberapa sel tumor juga mengeluarkan produk yang mencegah respon
imun; contohnya dengan mengsekresikan sitokinTGF-B, yang menekan aktivitas
makrofaga dan limfosit. Toleransi imunologikal dapat berkembang terhadap antigen
tumor, sehingga sistem imun tidak lagi menyerang sel tumor. Makrofaga dapat
meningkatkan perkembangan tumor ketika sel tumor mengirim sitokin yang menarik
makrofaga yang menyebabkan dihasilkannya sitokin dan faktor pertumbuhan yang
memelihara perkembangan tumor. Kombinasi hipoksia pada tumor dan sitokin
11
diproduksi oleh makrofaga menyebabkan sel tumor mengurangi produksi protein yang
menghalangi metastasis dan selanjutnya membantu penyebaran sel kanker. Telah
mengidentifikasikan sel kanker. Ketika melampaui batas menyatukan dengan sel
kanker, makrofaga (sel putih yang lebih kecil) akan menyuntkan toksin yang akan
membunuh seltumor.
D. Penyakit imunitas
Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim pertahanan tubuh yang
terintegras isejak awal konsepsi (pembuahan). Merupakan sistim pertahanan tubuh
yang sudah merupakan software bawaan. Tetapi sistim imun tersebut dapat juga
berubah menjadi suatu penyakit yang dalam beberapa jenis tidak bisa disembuhkan.
Contoh saat udara dingin, sering kita mengalami hidung tersumbat, bersin-bersein pada
saluran nafas kita (hidung), ini merupakan mekanisme untuk menghangatkan dan
melembabkan udara luar yang kita hirup kedalam paru-paru, tetapi pada orang - orang
tertentu, justru udara dingin tersebut akan memicu timbulnya reaksi yang berlebihan,
yaitu timbulnya serangan sesak nafas (astma), bisa juga timbulnya gatal - gatal di
sekujur tubuh (biduran/urtikaria). Berikut ini merupakan penyakit akibat merendahnya
sistem imun
1. Hipersensitivitas
Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respons imun
yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakaan jaringan tubuh. Reaksi tersebut
oleh gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan dan
mekanisme imun yangterjadi, yaitu tipe I, II, III dan IV. Reaksi itu dapat terjadi
sendiri - sendiri, tetapi sering dua atau lebih jenis tersebut terjadi Bersama
2. Autoimunitas
Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi sistem imun terhadap antigen
jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen sedangkan antibodi yang
dibentuk disebut autoantibodi. Penyakit autoimun dapat dibagi atas beberapa
golongan, yaitu :.
▪ Berdasarkan organ terdiri atas penyakit autoimun organ spesifik dan non
organ spesifik.
▪ Berdasarkan mekanisme penykit autoimun melalui antibodi ( anemia
hemolitik autoimun,miastenia gravis dan tirotoksikosis ), penyakit autoimun
12
melalui kompleks imun ( LES-AR ), penyakit autoimun melalui sel T dan
penyakit autoimun melalui komplemen.
3. HIV-AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency syndrome, merupakan
sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV disertai gejala infeksi
yang oportunistik yang diakibatkan adanya penurunan kekebalan tubuh akibat
kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus.
4. Lupus
Penyakit lupus yang dalam bahasa kedokterannya dikenal sebagai systemic lupus
erythematosus (SLE) adalah penyakit radang yang menyerang banyak sistem dalam
tubuh, dengan perjalanan penyakit bisa akut atau kronis, dan disertai adanya
antibody yang menyerang tubuhnya sendiri. Penyakit lupus atau systemic lupus
erythematosus(SLE) lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti ras kulit hitam,
Cina, dan Filipina. Penyakit ini terutama diderita oleh wanita muda dengan puncak
kejadian pada usia 15-4 tahun (selama masa reproduktif) dengan perbandingan
wanita dan laki-laki 1:5. Penyakit ini sering ditemukan pada beberapa orang dalam
satu keluarga.
Penyebab dan mekanisme terjadinya SLE masih belum diketahui dengan jelas.
Namun diduga mekanisme terjadinya penyakit ini melibatkan banyak faktor seperti
genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan humoral. Faktor genetik yang abnormal
menyebabkan seseorang menjadi rentan menderita SLE, sedangkan lingkungan
berperan sebagai faktor pemicu bagi seseorang yang sebelumnya sudah memiliki
gen abnormal. Sampai saat ini, jenis pemicunya masih belum jelas, namun diduga
kontak sinar matahari,infeksi Virus/bakteri, obat golongan sulfa, penghentian
kehamilan, dan trauma psikismaupun fisik.
Gejala klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat timbul
mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh.!unculnya
penyakit dapat spontan atau didahului faktor pemicu. Setiap serangan biasanya
disertai gejala umum, seperti demam, badan lemah, nafsu makan berkurang dan
berat badan menurun.Infeksi juga lebih mudah terjadi pada penderita SLE ,
sehingga penderita dianjurkan mendapat terapi pencegahan dengan antibiotika bila
akan menjalani operasi gigi, saluran kencing, atau tindakan bedan lainnya. Salah
satu bagian dari pengobatan SLE yang tidak boleh terlupakan adalah memberikan
13
penjelasan kepada penderita mengenai penyakit yang dideritanya, sehingga
penderita dapat bersikap positif terhadap terapi yang akan dijalaninya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan
oleh sil dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan
benar,sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannyamelindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen,
termasuk virus yangmenyebabkan demam dan flu, dapa berkembang dalam tubuh.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan,karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu penulis
mengharapkan kritik dansaran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji
ulang agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya
15
DAFTAR PUSTAKA
Abbas AK, Lichtman AH, Pober js (1994) Cytokines an molecular imumunology, international
edition, WB Sounders Co, Philadelpia, London, Toronto, Monreal, Sydneey, Tokyo,
P. 240-260
Bartawidjaja KG. 2012. Imunologo Dasar. Edisi 10. Jakarta: Balai penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
George H. Fried, Ph.D and George J. Hademenos, Ph.D. 2005.Schaum’s Outlines of Theoryand
Problems of BIOLOGY – Second Edition. By The McGraw-Hill Companies(Original
ISBN: 0-07-022405-6). Jakarta: Erlangga
MACKENZIE, D. 2006. The bird flu threat. New Scientist. i -vii. Specia Sup, 7 January.Stoane,
Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula (Anatomy and physiology: an
easylearner) ISBN 979-448-622-1. Jakarta: EGC
16