ASMA BRONKIALE
PEMBIMBING
PENYUSUN
KOTA BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
Prevalensi asma di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun hasil penelitian
pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC
(Internationla Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 prevalensi
asma masih 2,1%, sedangkan pada tahun 2003 meningkat menjadi 5,2%. Hasil
survei asma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia (Medan, Palembang,
Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang dan Denpasar) menunjukkan
prevalensi asma pada anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7%-6,4%,
sedangkan pada anak SMP di Jakarta Pusat sebesar 5,8% tahun 1995 dan tahun
2001 di Jakarta Timur sebesar 8,6%. Berdasarkan gambaran tersebut di atas,
terlihat bahwa asma telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu
mendapat perhatian secara serius.
LAPORAN KASUS
Nama : An.S
No. RM : 304618
Anamnesis
Alloanamnesis
Keluhan Utama
Sejak 1 hari SMRS pasien mulai mengeluhkan sesak napas dan batuk-batuk.
Sesak napas timbul bila pasien terpapar udara dingin. Sesak terutama timbul pada
malam dan pagi hari, sehingga mengganggu aktivitas dan tidur. Sesak napas
bertambah bila pasien batuk. Batuk pasien berdahak dengan warna bening kental.
Napas pasien berbunyi “ngik”.
Sejak 2 jam SMRS sesak napas yang dirasakan makin berat. Batuk dirasakan
semakin menjadi-jadi. Pasien dibawa ke IGD RSAU Salamun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah sakit seperti ini sebelumnya. Pasien memiliki riwayat alergi udara dingin.
Ibu rutin melakukan pemeriksaan ANC ke bidan. Selama hamil ibu tidak ada
masalah, demam tidak ada, hipertensi tidak ada, diabetes tidak ada,
mengkonsumsi obat-obatan atau jamu tidak ada, mengkonsumsi alkohol tidak
pernah.
Pasien anak pertama dari dua bersaudara, lahir spontan ditolong oleh dokter, BBL
3200 gram, lahir langsung menangis kuat.
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
BeratBadan : 14 kg
Suhu : 36,7oC
SPO2 : 90%
III. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Bentuk : Normochepali
Leher
Thorax
Abdomen
Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Ekstremitas
Superior & Inferior : akral hangat, CRT <2 detik, tidak edema
Hematokrit : 38,4 %
Leukosit : 14.000/mm3
Trombosit : 299.000/mm3
V. DIAGNOSA KERJA
VI. TATALAKSANA
Futrolit 10 tpm
VII. PROGNOSIS
PEMBAHASAN KASUS
PEMBAHASAN DIAGNOSIS
Anamnesa :
Pemeriksaan Fisik :
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas dapat disimpulkan bahwa pasien
tersebut didiagnosa dengan asma. Sebenarnya ada pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis asma bronkiale yaitu:
PEMBAHASAN TATALAKSANA
Pada pasien ini mendapat terapi yaitu Nebulizer combiven tiap 6 jam.
Alur TatalaksanaSerangan Asma pada Anak
Klinik / IGD
Tatalaksanaawal
nebulisasi -agonis 1-3x, selang 20 menit (2)
nebulisasi ketiga + antikolinergik
jika serangan berat, nebulisasi. 1x (+antikoinergik)
O2 Nasal canule
PEMBAHASAN PROGNOSIS
Pada pasien ini memiliki riwayat alergi dimana setiap terpapar allergen tersebut
maka akan mencetuskan asma, sehingga susah untuk sembuh sempurna
Daftar Pustaka
1. National Institure of Health. Global strategy for asthma management and prevention. USA:
National Institutes of Health;2007.
3. Centers for Disease Control and Prevention. Asthma [internet]. USA: CDC; 2013 [disitasi
tanggal 11 Mei 2015] Tersedia dari: http://www.cdc.gov/asthma/asthmadata. htm.
5. Waldo EM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi ke-15. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2012.
6. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku ajar respirologi. Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI;2010.