FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN INTERPROFESIONAL EDUCATION
FAMILY ATTACHMENT
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing
196505251993032001
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah dalam 1 tahun terakhir..........11
Tabel 2. Daftar anggota keluarga yang sakit dalam satu tahun terakhir..................................12
Tabel 3. Skor APGAR..............................................................................................................14
Tabel 4 SKOR DIVERSITY....................................................................................................15
Tabel 5. HOUSEHOLD DIETARY DIVERSITY SCORE.....................................................17
Tabel 6. PERILAKU HIDUP SEHAT.....................................................................................19
Tabel 7 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu..............................................................25
Tabel 8. Catatan kesehatan ibu hamil......................................................................................25
Tabel 9. Evaluasi konsumsi tablet Besi....................................................................................27
Tabel 10. CEKLIST PENGETAHUAN IBU HAMIL............................................................31
Tabel 11. SCREEM..................................................................................................................33
Tabel 12. Kartu Skor Poedji Rochjati......................................................................................34
Tabel 13. Status Gizi An. A.....................................................................................................35
Tabel 14. Hasil Recall 24 jam..................................................................................................37
Tabel 15. Kuisioner Identitas Masalah Pertumbuhan-Perkembangan Dan Faktor-Faktor
Risiko.......................................................................................................................................40
Tabel 16 Permasalah Kesehatan dalam Keluarga....................................................................50
Tabel 17. Permasalah Kesehatan Per Daur Hidup...................................................................50
Tabel 18. Permasalahan Utama................................................................................................50
Tabel 19 Tabel permasalahan lainnya......................................................................................51
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung perkembangan
dan pembangunan suatu negara baik dalam segi sosial, ekonomi, maupun budaya.
Kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi penting dalam peningkatan sumber
daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Tingkat kesehatan negara yang satu dengan negara yang lain berbeda-beda. Perbedaan
ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti lingkungan, perilaku, dan fasilitas
kesehatan. Tingkat kesehatan masyarakat Indonesia masih tergolong buruk, dan
kebanyakan disebabkan karena faktor ekonomi atau kemiskinan dan sarana prasarana
yang belum cukup memadai.
Masih banyak yang harus diperhatikan pada tingkat kesehatan masyarakat di
Indonesia seperti Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
cukup tinggi. Disinilah peran negara sangat penting untuk mengurangi angka
kematian tersebut. Pemerintah melakukan pembangunan kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud
peningkatan kesehatan masyarakat. Upaya-upaya pembangunan kesehatan untuk
dapat memenuhi jaminan kesehatan untuk mencakup semua penduduk (universal
coverage) telah banyak diusahakan. Salah satu diantaranya yaitu dengan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Tanggung jawab pemerintah untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara umum dan menjamin masyarakatnya
dapat hidup secara sehat. Titik tolaknya tergantung bagaimana negara itu
memberlakukan jaminan kesehatan. Ada beberapa jaminan kesehatan di Indonesia
saat ini seperti Jamkesmas, Jamkesda, dan Jampersal. Kematian ibu terbanyak
menurut WHO (World Health Organization) adalah kematian yang terjadi saat hamil,
bersalin atau dalam 42 hari pasca persalinan.
Adapun penyebab ibu meninggal adalah tiga terlambat dan empat terlalu. Tiga
terlambat meliputi: terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat mencapai fasilitas kesehatan, terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas
kesehatan. Sedangkan empat terlalu meliputi terlalu muda punya anak (< 20 tahun),
7
terlalu banyak melahirkan (> 3 anak), terlalu rapat jarak melahirkan (< 2 tahun) dan
terlalu tua (> 35 tahun). Faktor resiko penyebab kematian bayi 3 disebabkan oleh
gagal nafas secara spontan dan teratur, berat bayi kurang dari 2500 gram, umur
kelahiran kurang dari 37 minggu serta perubahan warna kuning pada bayi baru lahir
pada mata, kulit, dan lainnya. WHO memperkirakan bahwa di seluruh dunia lebih dari
585 ribu ibu meninggal setiap tahun saat hamil dan bersalin, artinya setiap hari ada 1
perempuan yang meninggal (BKKBN, 2009). Sedangkan menurut Laporan Rutin
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2010, AKI di Indonesia masih berada pada
angka 228 per 100.000 kelahiran hidup atau sedikitnya 11.534 ibu meninggal setiap
tahunnya. Hal ini berarti setiap jam terdapat 2 orang ibu hamil atau bersalin
meninggal karena berbagai sebab. Demikian pula dengan AKB, khususnya angka
kematian bayi baru lahir masih berada pada kisaran 20 per 1000 kelahiran hidup.
Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan
kandungan (SpOG), dokter umum, bidan, dan perawat. Berdasarkan data Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2013, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus
menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di
Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi
Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, dan Sulawesi Utara
99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua 33,31%,
Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2013). Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut
memberikan konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun
sebagai penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas
2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan
(68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun
sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3% kelahiran
saja yang ditolong oleh perawat. Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi
sebagian masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak
8
meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan ibu.
Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan program
terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya didaerah-daerah
terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga
mereka mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang
dengan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana
lainnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui keadaan ibu hamil dan mampu mengidentifikasi permasalahan
keluarga di Kelurahan Meteseh untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
- Mengetahui keadaan ibu hamil dan mampu mengidentifikasi
permasalahan keluarga di Kelurahan Meteseh untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
- Mengetahui kondisi kandungan ibu hamil.
- Mengetahui kondisi bio-psiko-sosial ibu hamil.
- Mengetahui keadaan keluarga ibu hamil beserta derajat kesehatan dan
pengetahuan kesehatannya.
- Melakukan tatalaksana lebih lanjut berdasarkan keadaan bio-psiko-sosial
ibu hamil yang telah dilakukan survey.
- Memperoleh feedback dari kinerja kesehatan, sarana prasarana kesehatan,
dan program pemerintah yang sudah ada.
- Melatih kemampuan berkomunikasi langsung dengan responden selaku
klien kesehatan.
9
BAB II
HASIL KEGIATAN
2.1 Hasil Pengkajian dan Permasalahan
2.1.1 Identitas responden dan keluarga
IDENTITAS KK (Kepala Keluarga)
Nomor KK : 3374102706140014
Telp/No. HP : 085640840504
10
2.1.3 Genogram
Perempuan
Ibu Hamil
Laki-laki
11
1. Pemeriksaan kehamilan
2. Imunisasi TT
3. Pemberian Fe
4. Cek Hb
- KB
Ibu Lanny pernah mengikuti program Keluarga Berencana (KB). Responden
menggunakan kontrasepsi suntik tiga bulan selama 18 bulan. Ibu Lanny tidak
mengalami keluhan selama menjadi akseptor KB. Pelayanan KB tersebut
diperoleh dari Bidan.
- Kesehatan Bayi
Balita pada keluarga responden selalu ditimbang setiap bulannya di
Puskesmas. Balita juga telah memperoleh imunisasi dasar yang lengkap.
3. Fungsi Psikologi
Berdasarkan anamnesis, ibu lanny tidak memiliki gangguan psikologis dan
hubungan antar keluarga tergolong baik. Pengambilan keputusan dalam masalah
kesehatan pada keluarga responden adalah Ibu Lanny.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan rata-rata kepala keluarga per bulang adalah sebesar Rp 2.500.000,-
atau ≥ UMR (Upah Minimum Regional)
5. Fungsi Pendidikan
Keluarga responden tidak memiliki dana khusus untuk pendidikan anak. Ibu
Lanny juga belum menyusun perencanaan pendidikan anak.
6. Fungsi Religius
Ibu Lanny rutin beribah di rumah. Akan tetapi, keluarga responden tidak
memiliki ruangan khusus untuk beribah.
7. Fungsi Sosial Budaya
Ibu Lanny aktif mengikuti kegiatan Arisan. Menurut ibu lanny, tokoh yang
berpengaruh di daerah tempat tinggalnya adalah tokoh agama. Responden
menganut kepercayaan bahwa ibu yang mengandung dan suami dari ibu tersebut
tidak boleh membunuh binatang.
12
8. Skor APGAR
N PERTANYAAN JAWABAN
O Selalu Kadang- Tidak
Kadang Pernah
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada √
keluarga (teman-teman) saya, untuk
membantu saya pada waktu saya mendapat
kesusahan (Adaptation)
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman- √
teman) saya, untuk membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah
dengan saya (Partnership)
3. Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) √
saya menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru. (Growth)
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman- √
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya seperti
marah, sedih, atau mencintai (Affection)
5. Saya puas dengan cara keluarga saya (teman- √
teman) saya dan saya menyediakan waktu
bersama-sama (Resolve)
13
dikarenakann memang keluarga Ibu Lanny lebih sering masak makanan
sendiri.
14
sayuran lokal lainnya
15
seperti coklat, permen, kue
dan cake.
Tingkat Apakah anda atau siapapun dalam rumah tangga anda makan 0
rumah apapun (makanan atau snack) DI LUAR rumah kemarin?
tangga
= 11 (beragam/tinggi)
16
Cut-off point bergantung pada keadaan lokal (berlaku kebiasaan makan)
- <3 : Rendah
- 4-5 : sedang
->6 : tinggi
17
JAWABAN
No Indikator
YA TIDAK
Pertolongan persalinan oleh tenaga
1. √
kesehatan
Bayi diberi ASI saja sampai berusia 6
2. √
bulan
Balita minimal ditimbang 8x dalam
3. √
satu tahun
Mengkonsumsi makanan dalam
jumlah cukup untuk memenuhi zat
4. √
gizi: Energi, protein, lemak, vitamin,
dan mineral.
Keluarga memanfaatkan air bersih
5. √
untuk masak, mandi, dan cuci
Keluarga menggunakan jamban
6. keluarga sehat yang berbentuk leher √
angsa
Setiap anggota keluarga membuang
7. √
sampah pada tempatnya
Setiap anggota keluarga menempati
8. √
ruangan rumah minimal 9 m2
Semua ruangan tempat tinggal
9. √
berlantai kedap air, bukan tanah
Anggota keluarga yang berumur > 10
10
tahun melakukan aktifitas fisik 30 √
.
menit/hari minimal 3x/minggu
11 Anggota keluarga tidak ada yang
√
. merokok didalam rumah
Anggota keluarga mencuci tangan
12
dengan sabun sebelum makan dan √
.
sesudah BAB
13 Anggota keluarga menggosok gigi √
minimal 2x sehari dengan sikat gigi
18
masing-masing
Anggota keluarga tidak ada yang
14 membeli, menjual dan menggunakan √
miras serta narkoba
Anggota keluarga menjadi anggota
pemeliharaan kesehatan (termasuk
15 √
danasehat, ASKES, ASKES KIN,
Jamsostek, JKN, KIS, dan lain-lain)
Melakukan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) yang dibuktikan
16 √
dengan tidak adanya jentik baik di
dalam maupun di luar rumah
Sehat Paripurna : 16
19
Gambaran denah rumah, dilengkapi dengan foto kondisi rumah yang memiliki
risiko kesehatan!
Kamar mandi
Dapur
Kamar
Ruang
Keluarga
Kamar Ruang
Utama Tamu
Gambar 2
Tampak depan rumah responden
20
Gambar 3. Tampak keadaan rumah dalam tahap renovasi
21
tidak terlalu silau sehingga dapat untuk membaca normal. Dalam keluarga
responden tidak ada yang memelihara hewan ternak di rumah.
B. Sarana Sanitasi
Sarana pembuangan air limbah yang ada di keluarga responden dialirkan
ke selokan terbuka, serta sarana pembuangan sampahnya kedap air dan
tertutup. Sarana air bersih yang ada di kerluarga responden adalah PAM.
Jamban keluarga yang dimiliki keluarga responden adalah berupa leher
angsa.
C. Akses ke Sarana Kesehatan
Jarak dari rumah responden untuk menuju pelayanan kesehatan terdekat
tidak begitu jauh sangat mudah diakses karena hanya 1 km dari rumah
responden. Transportasi yang biasa digunakan untuk menuju sarana
pelayanan kesehatan terdekat yaitu menggunakan motor.
2.1.8 Pengkajian Sasaran (PUS dan ibu hamil, Nifas dan BBL)
A. Identitas Ibu dan Suami
Identitas Ibu
1. Nama : Lanny Anggraeni
2. Tanggal Lahir : 25 Januari 1995
3. Usia : 22 tahun
4. Pendidikan : SMA
5. Status perkawinan : Sudah menikah
6. Perkawinan ke :1
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Penghasilan :-
9. Lama Menikah : 3 tahun
10. Agama : Islam
11. Golongan darah :A
12. Alamat : Jl. Tunggu Meteseh RT 3 RW 9
13. No Hp :-
Identitas Suami
1. Nama : Zainal Arifin
2. Usia : 24 tahun
22
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Swasta
5. Penghasilan : > 2,5 juta
6. Perkawinan ke :1
7. Agama : Islam
8. Golongan darah :-
9. Alamat : Jl. Tunggu Meteseh RT 3 RW 9
10. No Hp : 085640840504
23
C. Status Obstetri G2P1A0
Tabel 7 Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
No Tahun Jenis Persalinan Jenis Penolong Usia Komplikasi Komplikasi Keadaan Keadaan BB/PB
Kelamin Persalinan Gestasi Kehamilan Persalinan Bayi Saat Anak Saat Saat Lahir
dan Atau Lahir Ini
Nifas
Tg Kelu TD BB Usia Konj Auskulta TF Letak DJJ TB Kaki Hasi Tindak Edukasi Keterangan: Kap Kesi
l han Keha ungt si U Janin J Ben l an yang an mpul
Seka milan iva Jantung/ gkak Lab (terapi: disamp - Tempat Haru an
Pelayan
rang Ane Paru TT/FE, aikan s
an
mis rujukan - Nama Kem
umpan Pemerik bali
balik) sa
24
- lema 0 hari - bidan
16 s
25
15 - 11 61 24min - Normal 19 Kepala 11- - - - Istiraha - Puskesm 2-4- -
-3- 0/7 ggu cm di atas 11- t as 17
17 0 12 - bidan
No Bulan Konsumsi tablet Fe Jumlah tablet besi yang dikonsumsi dalam satu bulan
1 Oktober V - V -
2 November V - V -
3 Desember V - V -
4 Januari V - V -
5 Februari V - v -
Ibu Lanny telah merencanankan persalinannya dan merencanakan untuk bersalin di Puskesmas dengan bantuan Bidan. Selama bersalin,
pendamping persalinan ibu Lanny adalah suaminya. Dana yang dibutuhkan untuk bersalin yaitu dana yang disipakan sendiri dair hasil kerja
suami dan sarana yang digunakakan untuk pergi ke tempat bersalin adalah kendaraan pribadi. Bu Lanny juga sudah mengetahui informasi
terkait IMD.
26
2.1.9 Pengkajian Ibu Hamil
A. Pengetahuan Gizi Ibu Hamil
Ny. L merupakan ibu hamil dengan pengetahuan gizi yang kurang. Hal ini
diketahui ketika dilakukan pengambilan data, Ny. L hanya sebatas tahu bahwa
saat sedang hamil Ibu hamil disarankan mengkonsumsi makanan yang
beragam akan tetapi Ny. L tidak tahu mengenai kebutuhan gizi saat
hamil.Kurangnya pengetahuan responden mengenai kebutuhan saat hamil
terlihat dari hasil food recall selama 3 hari masih menunjukkan jumlah asupan
yang masih kurang dari kebutuhan.
Kebutuhan gizi saat hamil merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan dengan tepat dan cukup. Kebutuhan
zat gizi ibu hamil juga terkait dengan kecukupan energi terlebih Ny. L telah
memasuki masa kehamilan trimester II dimana sepanjang trimester II dan III,
kebutuhan akan terus membesar sampai pada akhir kehamilan.Energi
tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta
penumpukan lemak. Energi tambahan selama trimester III digunakan untuk
pertumbuhan janin dan plasenta.
Responden sangat rajin untuk memeriksakan kehamilannya di bidan atau
puskesmas terdekat. Akan tetapi, petugas kesehatan tidak memberikan edukasi
yang tepat mengenai gizi ibu hamil. Hal ini terlihat ketika dilakukan
wawancara, Ny. L tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan
mengenai gizi ibu hamil dan menjawab beberapa pertanyaan berdasarkan
asumsi sendiri.
B. Kebutuhan Gizi
Perhitungan
Usia : 22 tahun
BB : 61,5 kg
TB : 158,5 cm
27
: 9,99×61,5 + 6,25×158,5 – 4,92×22- 161
: 1334 kkal
AF : 50% × 1334
: 667 kkal
: 200 kkal
: 2501 kkal
C. Kebiasaan makan
- Frekuensi
Pola makan Ny. L tidak tentu sehari 3 – 4 kali dan jarang
mengkonsumsi snack ringan. Ny. L lebih sering mengkonsumsi buah-
buahan daripada cookies, jajanan, atau snack ringan.
- Jenis Makanan
Jenis makanan yang dikonsumsi Ny. L termasuk beragam dibuktikan
dengan skor DDS keluarga tersebut. Makanan yang sering dikonsumsi Ny.
L adalah sayuran dan buah-buahan. Sedangkan untuk lauk hewani, Ny. L
jarang mengkonsumsi. Lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah telur,
ayam, dan ikan pindang.
- Jumlah Makanan
28
Zat Gizi Kebutuhan FFQ % Kecukupan Interpretasi
Energi 2501 kkal 2028 kkal 81 % Kurang
Karbohidrat 343 gr 379,3 gr 110 % Normal
Protein 156 gr 42 gr 26 % Kurang
Lemak 83 gr 37,9 gr 45 % Kurang
Vitamin C 85 mg 77 mg 90 % Normal
Thiamin 1,4 mg 0,49 mg 32 % Kurang
Kalsium 1300 mg 319 mg 24,5 % Kurang
Fosfor 700 mg 701 mg 100 % Normal
Magnesium 350 mg 223 mg 63 % Kurang
Besi 35 mg 7 mg 20 % Kurang
Zinc 14 mg 6 mg 42 % Kurang
Mangan 2 mg 11 mg 550 % Lebih
Serat 36 mg 17 gr 47 % Kurang
Kolesterol - 116 gr - -
Vitamin A 800 µg 1104 µg 138 % Lebih
As. Folat 600 µg - - -
Vitamin B2 1,7 mg - - -
Vitamin B6 1,7 mg - - -
29
%
Zat Gizi Kebutuhan Recall 1 Recall 2 Recall 3 Rerata
Kecukupan
Energi 2501 kkal 1128 kkal 1190 kkal 1784 kkal 1368 kkal 54 %
Karbohidra 343 gr 133,5 gr 117,4 gr 252,7 gr 168 gr 49 %
t
Protein 156 gr 52,5 gr 92,7 gr 61,8 gr 69 gr 44 %
Lemak 83 gr 41,3 gr 37,1 gr 55,8 gr 58,6 gr 70 %
Vitamin C 85 mg 285,8 mg 72,4 mg 176,7 mg 178,3 mg 209 %
Thiamin 1,4 mg 0,5 mg 1,2 mg 0,8 mg 2,5 mg 178 %
Kalsium 1300 mg 671,3 mg 757,1 mg 739 mg 822 mg 63 %
Fosfor 700 mg 938,8 mg 1434 mg 1069 mg 1147 mg 167 %
Magnesium 350 mg 306,4 mg 405,7 mg 389 mg 367 mg 104 %
Besi 35 mg 6,6 mg 14,5 mg 9,5 mg 10,2 mg 29 %
Zinc 14 mg 6,6 mg 8,1 mg 5,9 mg 6,8 mg 48,5 %
Serat 36 mg 15,6 g 30,5 gr 24,8 mg 23,6 mg 65,5 %
Kolesterol 207,4 mg 149,9 gr 62,7 gr
Vitamin A 800 µg 996,7 µg 1832,7 µg 2886 µg 1901 µg 237 %
As. Folat 600 µg 86,7 µg 276,5 µg 233 µg 198 µg 33 %
Vitamin B2 1,7 mg 0,5 mg 1,4 mg 1,6 mg 1,2 mg 70 %
Vitamin B6 1,7 mg 1,2 mg 1,5 mg 1,9 mg 1,5 mg 88 %
Dari data Food Recall-24 hours selama 3 hari tidak berturut-turutdidapatkan bahwa
masih banyak zat gizi yang belum terpenuhi. Selain itu, asupan energi rerata hanya
mencukupi 54 % dari kebutuhan. Bila hal ini terjadi secara terus menerus, maka Ny. L
berisiko mengalami kurang gizi dan dapat berakibat buruk bagi janin yang dikandung. Zat
gizi ibu saat hamil sangat menentukan bayi yang dikandung.
E. Makanan Pantangan
Ny. L tidak memiliki pantangan makanan yang khusus. Akan tetapi, Ny. L
memiliki alergi terhadap ikan tongkol sehingga Ny. L menjauhi makanan
tersebut. Selain itu, Ny. L mendapat anjuran untuk menghindari beberapa
makanan seperti durian, jamu, nanas, dan rumput fatimah oleh tenaga
kesehatan yang melakukan pemeriksaan terhadap Ny. L.
30
Tabel 10. CEKLIST PENGETAHUAN IBU HAMIL
YA TIDAK YA TIDAK
2 SADARI V v
3 Kontrasepsi v v
PERAWATAN KEHAMILAN v v
10 HIV/AIDS v v
31
15 TT ibu hamil v v
16 Kehamilan beresiko v v
17 Stiker P4 A v v
18 Buku KIA v v
20 Senam Hamil v v
32
Tabel 11. SCREEM
Dari survey Family SCREEM maka keluarga dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil dari
perhitungan survey yaitu skornya 16 yang artinya bahwa sumber dalam keluarga memadai.
33
Tabel 12. Kartu Skor Poedji Rochjati
I II III IV
KEL NO Masalah/Faktor Resiko SKOR Triwulan
F.R I II III.1 III.2
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 tahun 4
3 Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 tahun 4
4 Terlalu lama hamil lagi ≥10 tahun 4 4
5 Terlalu cepat hamil lagi ≤2 tahun 4
6 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
7 Terlalu tua umur ≥35 tahun 4
8 Terlalu pendek ≤145 cm 4
9 Pernah gagal kehamilan 4
10 Pernah melahirkan dengan: 8 4
a. Terikan tang/vakum
b. Uri dirogoh 4
c. Diberi infus/tranfuse 4 4
II 11 Penyakit pada ibu hamil 4
a. Kurang darah
b. Malaria
c. TBC paru 4
d. Payah jantung
e. Kencing manis (diabetes) 4
f. Penyakit menular seksual 4
12 Bengkak pada muka/tungkai dan tekanan 4
darah tinggi
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak lintang 8
34
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklamsi/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR 14
Berdasarkan pengkajian kartu skor Poedji Rochjati didapatkan jumlah skor 14 (≥12)
yang artinya bahwa bu Lanny lebih dianjurkan bersalin di RS / SpOG.
Hasil Z-score subjek untuk BB/PB yaitu -0,78 dengan kategori normal, BB/U
yaitu -0,91 dengan kategori normal, dan PB/U -0,79 dengan kategori normal. Dilihat
dari besar lingkar kepala, responden dalam kategori normal dengan lingkar kepala
sebesar 49 cm. Data lingkar lengan / LILA responden 17 cm juga sudah tergolong
normal.
Analisis permasalahan responden dari segi asupan dilakukan dengan cara recall
24 jam selama 3 hari melalui orang tua subjek dan hasilnya menunjukkan bahwa
asupan energi rata-rata perharinya sejumlah 912 kkal atau sekitar 78% dari total
kebutuhan energi subjek sebenarnya yaitu sekitar 1168 kkal/hari.
Dalam kesehariannya responden menunjukkan perkembangan-perkembangan
seperti mencoret sesuatu di kertas, dan sudah dapat menggenggam pensil dengan
benar. Kesimpulannya, dari segi antropometri fisik maupun dari segi perkembangan
responden tergolong dalam kategori normal.
35
B. Perhitungan Kebutuhan Anak
1168
Protein = 15% × = 43.8 gr
4
1168
Lemak = 25% × = 32.4 gr
9
1168
Karbohidrat = 60% × = 175 gr
4
Serat = 16 gr
Vitamin A = 400 mcg
Vitamin B1 = 0,6 mg
Vitamin C = 40 mg
Kalsium = 650 mg
Magnesium = 60 mg
Fosfor = 500 mg
Zat Besi = 8 mg
36
Sodium = 1000 mg
37
Z-score BB/TB (-0,78)
38
Z-ScoreTB/U (-0,79)
39
Tabel 15. Kuisioner Identitas Masalah Pertumbuhan-Perkembangan Dan Faktor-
Faktor Risiko
40
22 Apakah orang tua beranggapan terdapat program kesehatan yang v
bertentangan dengan agama/budaya?
23 Apakah orang tua selektif dalam menyikapi teknologi? v
24 Apakah orang tua memiliki peraturan mengenai jam menonton V
televisi/bermain game atau gadget?
25 Apakah imunisasi dasar anak lengkap? V
26 Apakah seluruh anggota keluarga sudah mengikuti program BPJS? v
27 Apakah orang tua memiliki buku KIA untuk anak? V
28 Apakh orang tua mengetahui fungsi buku KIA? v
29 Apakah orang tua membawa anak ke fasilitas kesehatan/puskesmas V
bila anak sakit?
30 Apakah orang tua lebih percaya pengobatan alternatif dibandingkan v
medis?
31 Apakah anak rutin dibawa ke posyandu? V
32 Apak kedua orang tua ebkerja di luar rumah? v
33 Apakah anak dititipkan di tempat penitipan anak? v
34 Apakah anak mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini? v
35 Siapakah yang merawat anak sehari-hari? Ibu, bapak
(ibu/bapak/kakek-nenek/pengasuh)
No Identifikasi Faktor Risiko Lingkungan Meso
36 Apakah terdapat Posyandu di lingkungan anak? V
37 Apakah Puskesmas yang terdekat mudah dijangkau? V
38 Bila lokasi puskesmas jauh, apakah terdapat fasilitas kesehatan yang V
lebih dekat?
39 Apakah terdapat PAUD yang cukup dekat dengan tempat tinggal V
anak?
40 Apakah terdapat fasilitas pendidikan formal (SD/SMP/SMU) yanag V
cukup dekat dengan tempat tinggal anak?
41 Apakah terdapat tempat penitipan anak yang cukup dekat dengan
tempat tinggal anak? (bila kedua orang tua bekerja)
42 Menurut orang tua apakah program acara televisi nasional saat ini Tidak baik
sudah baik?
No Identifikasi Lingkungan Makro
41
Sebutkan program-program pemerintah dan dasar hukumnya yang menurut anda dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak?
1. MPASI 6 bulan
CATATAN:
Nama : Alfaro
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat badan lahir anak : 3200 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lahir segera nangis : Ya
Tubuh kemerahan : Ya
Inisiasi menyusui dini dalam 1 jam kelahiran pertama : Ya
Vit. K1 : Ya
Salep antibiotik mata : Ya
RR : 22x/menit
HR : 76x/menit
Lingkar kepala : 48 cm
Interpretasi :
42
2.1 Permasalahan yang ditemukan dan Perencanaan Intervensi
N MASALAH DATA FOKUS TUJUAN RENCANA INTERVENSI
O
1. Seluruh anggota keluarga Kurangnya pengetahuan - Seluruh anggota Intervensi pada keluarga responden dilakukan
responden tidak mengikuti tentang pentingnya keluarga mengetahui minimal dua kali dalam satu bulan. Intervensi
program Jaminan mengikuti program JKN pentingnya mengikuti yang akan dilakukan meliputi :
Kesehatan Nasional (JKN) program JKN 1. Identifikasi lebih lanjut faktor penyebab
- Seluruh anggota kurangnya pengetahuan tentang program
keluarga reponden JKN
menjadi peserta JKN 2. Berikan Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE) program JKN
Meliputi :
Manfaat JKN
Pelayanan JKN
Cara pembayaran JKN
2. Gizi pada ibu hamil tidak Kurangnya pengetahuan - Ibu hamil mengetahui Intervensi pada keluarga responden dilakukan
tercukupi tentang gizi ibu hamil pentingnya minimal dua kali dalam satu bulan. Intervensi
mengkonsumsi makro yang akan dilakukan meliputi :
dan mikronutrien bagi 1. Identifikasi lebih lanjut faktor penyebab
ibu dan janin selama kurangnya pengetahuan tentang gizi ibu
43
kehamilan sampai hamil
dengan masa laktasi 2. Berikan KIE nutrisi ibu hamil
- Ibu hamil mengetahui Meliputi :
jenis pangan yang Pentingnya mengkonsumsi
esensial selama masa asupan zat gizi yang adekuat
kehamilan dan laktasi selama kehamilan sampai dengan
- Ibu hamil mengetahui laktasi
dan dapat memenuhi Jenis asupan zat gizi yang harus
kebutuhan gizi selama dikonsumsi selama kehamilan
kehamilan sampai sampai dengan masa laktasi
dengan masa laktasi Kebutuhan zat gizi selama
kehamilan sampai dengan masa
laktasi
Prognosis pada ibu dan janin
akibat konsumsi zat gizi yang
tidak adekuat
3. Ibu hamil dan balita sering - Kurangnya nutrisi - Keluarga responden Intervensi pada keluarga responden dilakukan
sakit pada ibu hamil dapat melakukan minimal dua kali dalam satu bulan. Intervensi
Perilaku Hidup Bersih
44
- Tidak selalu mencuci dan Sehat di Rumah yang akan dilakukan meliputi :
tangan sebelum Tangga (PHBS RT) 1. Melakukan rencana intervensi gizi pada
makan - Meningkatkan ibu hamil
- Terdapat polusi udara kepatuhan minum 2. Berikan KIE pada keluarga responden
di rumah dan obat pada ibu hamil tentang PHBS meliputi :
lingkungan sekitar dan balita Pentingnya PHBS RT dalam
rumah. penyebab meningkatkan status kesehatan
polusi udara di keluarga
lingkungan rumah 6 langkah cuci tangan untuk
antara lain : pencegahan infeksi
terdapat anggota Bahaya merokok bagi perokok
keluarga yang aktif maupun pasif
merokok Merekomendasikan
terdapat bahan penggunaan masker pada
bangunan di perokok pasif terutama ibu
teras rumah hamil dan balita
asap Merekomendasikan perokok
pembakaran aktif untuk mengurangi jumlah
sampah rokok yang dikonsumsi, tidak
- Kepatuhan minum merokok di lingkungan rumah,
obat pada ibu hamil dan mengganti baju setelah
45
kurang merokok
3. KIE pentingnya kepatuhan minum obat
untuk mencegah komplikasi penyakit
4. Kurangnya pengetahuan Tidak ada sosialisasi - keluarga responden Intervensi pada keluarga responden dilakukan
tentang kesehatan, meliputi Infeksi Menular Seksual mengetahui cara minimal dua kali dalam satu bulan. Intervensi
penyakit menular seksual, (IMS), IMD (Inisiasi pencegahan IMS yang akan dilakukan meliputi :
SADARI (Pemeriksaan menyusui dini) - perempuan pada 1. KIE tentang kesehatan organ reproduksi
Payudara Sendiri), dan dan SADARI dari tenaga keluarga responden (pria & wanita) dan payudara meliputi :
IMD (Inisiasi menyusui kesehatan setempat dapat melakukan Pentingnya pencegahan IMS dan
dini) SADARI komplikasi yang dapat
- Keluarga mengetahui ditimbulkan oleh IMS
dan memahami Cara pencegahan IMS
mengenai IMD. Pentingnya melakukan SADARI
- Dapat menerapkan secara berkala
IMD pada persalinan Cara melakukan SADARI
berikutnya. 2. KIE tentang IMD meliputi :
Tujuan dan manfaat IMD
Cara melakukan IMD
5. Karies gigi pada balita - Balita mengkonsumsi Intervensi pada keluarga responden dilakukan
pangan tinggi glukosa minimal dua kali dalam satu bulan. Intervensi
dan rendah serat yang akan dilakukan meliputi :
46
(balita tidak suka 1. KIE tentang kesehatan gigi balita kepada
makan buah) orang tua meliputi :
- Balita tidak Cara menyikat gigi yang benar
mengkonsumsi susu Edukasi mengenai makanan yang dapat
formula melainkan menimbulkan karies gigi pada balita
susu kental manis 2. Mengurangi konsumsi susu kental manis
- Balita tidak menyikat secara bertahap dan mengganti susu
gigi secara teratur kental manis dengan susu formula pada
balita
3. Meningkatkan konsumsi makanan tinggi
serat pada balita
6. Status Gizi Balita berisiko - Hasil z-score BB/TB - Keluarga Intervensi pada keluarga responden dilakukan
mengalami gizi kurang. pada balita -0,61 mengetahui minimal dua kali dalam satu bulan. Intervensi
- Hasil z-score BB/U kebutuhan gizi yang akan dilakukan meliputi :
pada balita -0,91 bagi balita 1. KIE mengenai gizi pada balita dan
- Hasil z-zscore TB/U - Mencegah perkembangan pada balita
pada balita -0,99 terjadinya gizi 2. Konseling mengenai gizi pada balita dan
- Hasil recall 24 jam kurang pada balita cara perubahan perilaku makan pada
47
48
BAB III
PELAKSANAAN INTERVENSI
49
wilayah tersebut. Permasalahan pada Ibu Hamil yaitu gizi selama masa kehamilan
tidak tercukupi. Gizi ibu hamil dinilai menggunakan recall 24 jam. Data recall
menunjukkan bahwa energi hanya tercukupi 54% dari total kebutuhan, sedangkan
beberapa zat gizi makronutrien dan mikronutrien yang kurang. Data ceklis
pengetahuan ibu hamil juga menunjukkan kurangnya pengetahuan ibu hamil terkait
ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). ASI eksklusif dan IMD berperan
penting terhadap status kesehatan anak, namun Ibu Lanny tidak memberikan ASI
eksklusif dan melakukan IMD pada anak pertamanya. Permasalahan pada balita
adalah, gigi balita mengalami karies, balita sering sakit, dan balita berisiko
mengalami gizi kurang. Karies gigi yang timbul pada balita disebabkan oleh
kebiasaan konsumsi makanan manis dan jarang menggosok gigi. Selain itu, data
recall 24 jam pada balita menunjukkan bahwa energi hanya tercukupi 78% dari
kebutuhan serta terdapat beberapa zat gizi makronutrien dan mikronutrien kurang
dari kebutuhan.
Permasalahan utama pada keluarga responden adalah asupan gizi yang tidak
adekuat pada ibu hamil dan pengetahuan kesehatan ibu hamil terkait ASI Eksklusif
& IMD kurang. Oleh karena itu, diperlukan intervensi untuk mengatasi masalah
tersebut. Intervensi yang diberikan berupa KIE Gizi dan pengetahuan terkait
pentingnya ASI eksklusif dan IMD ibu hamil. Intervensi diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran responden untuk kesehatan janin serta
persiapan kelahiran berikutnya.
3.2 Tujuan
3.2.1 Tujuan Umum
Memberikan intervensi terhadap permasalahan kesehatan yang
ditemukan pada keluarga Ibu Lanny.
3.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya gizi ibu hamil.
b. Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya IMD.
c. Meningkatkan motivasi untuk melakukan IMD pada kelahiran bayi
berikutnya.
d. Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya ASI eksklusif.
50
e. Meningkatkan motivasi untuk memberikan ASI eksklusif pada
kelahiran bayi berikutnya.
f. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjadi pesera JKN
g. Meningkatkan motivasi keluarga untuk membuat kartu JKN.
h. Meningkatkan pengetahuan mengenai gizi pada balita.
i. Meningkatkan pengetahuan mengenai menjaga kesehatan gigi pada
balita.
51
Kurangnya pengetahuan mengenai gizi dan karies gigi
2. Balita
pada balita.
52
NO MASALAH DATA FOKUS
3.3.21. Seluruh anggota keluarga Kurangnya sosialisasi JKN di daerah Ke
responden tidak mengikuti tersebut. gia
program Jaminan tan
Kesehatan Nasional (JKN)
2. Karies gigi pada balita - Balita mengkonsumsi pangan
tinggi glukosa dan rendah serat
(balita tidak suka makan buah)
- Balita mengkonsumsi susu kental
manis
- Balita tidak menyikat gigi secara
teratur
3. Balita berisiko mengalami - Hasil z-score BB/TB pada balita -
gizi kurang. 0,61
- Hasil z-score BB/U pada balita -
0,91
- Hasil z-zscore TB/U pada balita -
0,99
- Hasil recall 24 jam selama 3 hari
menunjukkan asupan yang tidak
adekuat.
- Hasil z-score balita normal, namun
asupan balita tidak adekuat.
Intervensi
A. Kegiatan Intervensi Permasalahan Utama
Edukasi dan konseling mengenai gizi pada ibu hamil
Tujuan - Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang status
gizi pada ibu hamil.
- Memotivasi keluarga terutama ibu hamil untuk
dapat mengubah perilaku terkait dengan
53
peningkatan asupan dan status gizi pada saat hamil.
- Memotivasi keluarga agar dapat memperhatikan
serta memenuhi kebutuhan zat gizi pada ibu hamil.
Sasaran Keluarga dan ibu hamil
Sistem - Edukasi
Edukasi diberikan selama 15 menit kepada ibu hamil
menggunakan media leaflet mengenai penjelasan
pentingnya pemenuhan zat gizi pada saat hamil.
- Konseling
Konseling dilakukan selama kurang lebih 20 menit
kepada ibu hamil. Konseling meliputi diskusi dan
tanya jawab mengenai solusi untuk permasalahan
yang dialami.
54
Media Video
55
Media Poster (terlampir)
56
3.4 Evaluasi Kegiatan Intervensi
3.4.1 Edukasi dan konseling gizi ibu hamil
- Ibu hamil memperhatikan saat penyampaian materi gizi pada ibu hamil.
- Informasi yang diberikan diterima dengan jelas terbukti dari pengulangan
informasi oleh ibu hamil.
- Ibu hamil memahami pentingnya zat gizi pada ibu hamil dan setelah
melahirkan, akan tetapi masih belum menerapkan terbukti dari penjelasan
ibu hamil yang menyatakan bahwa beliau masih mengikuti mitos atau
tradisi yang ada karena sebagai sikap menghormati orang tua.
3.4.2 Edukasi Pengetahuan Kesehatan mengenai ASI Eksklusif dan IMD
- Ibu aktif dalam mendengarkan dan memiliki kemauan untuk
memberikan ASI eksklusif serta melakukan IMD kepada bayinya.
3.4.3 Diskusi dan Edukai terkait JKN
- Diskusi dan edukasi berjalan dengan lancar dan komunikatif
3.4.4 Edukasi Terkait Pentingnya Gizi pada Balita
- Ibu memperhatikan saat penyampaian materi gizi balita.
- Informasi yang diberikan diterima dengan jelas terbukti dari
pengulangan informasi oleh ibu.
3.4.5 Edukasi Terkait Kesehatan Gigi Anak
- Saat edukasi tentang kesehatan gigi anak, orang tua aktif dalam
mendengarkan penjelasan dan aktif dalam menjawab pertanyaan.
- Orang tua juga secara aktif menjelaskan kebiasaan balita menyikat gigi
baik waktu dan cara balita menggosok gigi.
57
Wawancara trimester pada ibu serat.
mendalam hamil
Perubahan Pemberian Terjadi perubahan Ibu menerapkan ASI
perilaku edukasi dan perilaku terkait eksklusif dan IMD
mengenai ASI konseling pemberian ASI pada kehamilan
eksklusif, eksklusif, berikutnya dan
penerapan IMD penerapan IMD hilangnya
pada kehamilan dan mitos mitos kepercayaan pada
berikutnya dan pada ibu mitos-mitos ibu
mitos-mitos menyusui. menyusui.
mengenai ibu
menyusui
Kesehatan gigi Pemberian Perbaikan Ibu menerapkan
anak edukasi mengenai kebiasaan kebiasaan gosok gigi
pentingnya menggosok gigi dengan cara dan
menjaga pada anak dan frekuensi yang benar
kesehatan gigi kurangnya pada anak.
konsumsi
makanan manis.
58
C. Edukasi Kesehatan Gigi
1. Monitor kebiasaan sikat gigi dan pemilihan makanan yang sehat
pada anak
2. Monitor cara menggosok gigi yang benar pada anak
D. Edukasi Gizi Balita
1. Monitoring asupan pada balita dengan recall 24 h
2. Pemantauan BB dan TB balita
3. Konseling ibu terkait gizi balita
E. Diskusi dan edukasi tentang BPJS
Motivasi kepada kepala keluarga untuk segera mendaftarkan anggota
keluarga menjadi peserta JKN
Kepala keluarga belum berpikiran untuk membuat JKN terlihat dari
tidak dibuatnya JKN sampai sekarang.
3.5.2 Rencana Tindak Lanjut pada Puskesmas
A. Puskesmas memberikan penyuluhan mengenai kebutuhan gizi saat
kehamilan dan menyusui pada ibu hamil
B. Puskesmas memberikan penyuluhan kesehatan mengenai ASI eksklusif
dan Inisiasi Menyusui Dini kepada ibu hamil. Puskesmas juga
memantau kegiatan IMD pasca persalinan.
C. Puskesmas memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai JKN
D. Puskesmas memberikan penyuluhan mengenai gizi balita dan kesehatan
gigi pada balita
E. Puskesmas sebaiknya melakukan sosialisasi kepada perwakilan warga
seperti kader atau ibu RT/RW mengenai tata cara persiapan sebelum,
saat, dan setelah melahirkan.
F. Puskesmas melakukan follow up secara berkala untuk menilai kinerja
perwakilan warga (kader) mengenai kegiatan pembinaan kesehatan ibu
hamil
3.5.3 Rencana Tindak Lanjut pada Kader
A. Memfasilitasi pendampingan ibu hamil melalui kelas ibu hamil untuk
meningkatkan pengetahuan ibu seperti
59
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas
kebutuhan gizi ibu hamil
KB pasca persalinan
perawatan bayi baru lahir
B. Melakukan skrining untuk mengetahui risiko kehamilan pada ibu hamil
sehingga mendapatkan penanganan yang tepat.
3.8 Saran
a. Untuk Tenaga Kesehatan dan Kader
Perlunya penggiatan program untuk memantau kesehatan ibu hamil dan
pemantauan serta perbaikan gizi ibu hamil
60
DAFTAR PUSTAKA
61
LAMPIRAN
62
Lampiran 2. Dokumentasi Rumah Responden
63
Lampiran .3 Leaflet edukasi karies gigi
64
Lampiran 5. Poster Cara Menyikat dan Merawat Gigi
65
Lampiran 6. Leaflet Edukasi JK
66
67
Lampiran 7. Leaflet Media Edukasi Gizi Ibu Hamil
68
69
Lampiran 8. Leaflet Media Edukasi Gizi Bayi dan Balita
70
71