KELOMPOK 2
IKHDALIA 1935142004
JURUSAN GIZI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
laporan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya mungkin kami tidak akan
sanggup menyelesaikan laporan “Laporan Manajemen Operasional Penyelenggaraan
Makanan” dengan baik.
Laporan ini berisi tentang semua kegiatan Praktek Kerja Lapangan Manajemen
Penyelenggaraan Makanan di RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Takalar.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan laporan Manajemen Operasional Penyelenggaraan Makanann dan
dengan penuh harapan semoga laporan ini dapat memberi manfaat.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I HASIL DAN PEMBAHASANN
A. PERENCANAAN MENU
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
B. PENGADAAN MAKANAN
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
C. PENERIMAAN BAHAN
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
D. PENYIMPANAN
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
E. PERSIAPAN
A. ANALISIS KONDISI LAHAN
B. ANALISIS PERMASALAHAN
C. REKOMENDASI
F. PENGOLAHAN
A. ANALISIS KONDISI LAHAN
B. ANALISIS PERMASALAHAN
C. REKOMENDASI
G. PEMORSIAN
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
H. DISTRIBUSI
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
BAB I
A. PERENCANAAN MENU
1. Nama Pelaksanaan : menganalisis pelaksanaan dan
perancanaan menu
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Takalar
3. Tanggal kegiatan : 8 april 2022
4. Aktivitas 1 :Melaksanakan, menganalisis,
mengevaluasi perencanaan proses
produksi di penyelenggaraan makanan
5. Penugasan 1 : menganalisisi pelaksanaan dan
perancanaan evaluasi menu
6. Hasil penugasan :
a. Analisisi kondisi lahan
Semur tahu Opor Banjar bb acar Sup kacang Bandeng presto Cepa bb. Rujak Banjar bb balado bandeng bb kakap goreng tepung banjar bb acar baronang bakar
Pecal ayam+kentang+wo Oseng tahu merah Lodeh labu Sambel goreng tempe Tahu bacem rujak tahu asam manis oseng tahu cah tahu
rtel Cah kacang siam+kacang Bening labu karedok semur tahu semur terong lodeh labu sayuran(kacang
Tempe bb opor panjang+worte panjang kuning+bayam acar telur siang+kacang panjang+woretl)
l cah panjang
kangkung+tonge
Tabel 2. Master menu makanan diet RSUD
Kakap Pepes tempe Acar telur Daging Bandeng pepes Oseng tempe Telur balado metimun Kakap masak belibing Semur telur Omelegt telur
goreng Omlet telur Bening labu balado Pepes tahu Fung yu hai Cah kentang+wortel Omelet telur Stup wortel metimun
tepung Cah kuning Banjar bb Sambel goreng Cah labu kuning Stup labu kuning
Kakap bb kentang+wortel rujak telur
akari Omelet telur metimun
Telur semur Sup tahu
metimun Sup tanpa
tahu
Tabel 3. Menu makanan standar RSUD H.Padjonga Dg.Ngalle Takalar
c. Rekomendasi
b. Analisis Permasalahan
RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar sudah memiliki spesifikasi bahan
makanan akan tetapi pada form pemesanan yang dilakukan oleh petugas dapur
instalasi gizi belum tercantumkan jenis bahan makanan berdasarkan golongan.
Pada form pemesanan dan pembelian bahan makanan sudah sesuai dengan teori.
Pada rencana pemesanan bahan makanan basah dilakukan H-1 hari dengan
melihat jumlah pasien makan siang. Pada form pemesanan dan pembelian bahan
makanan belum mencantumkan spesifikasi bahan makanan. Adapun persyaratan
pemesanan dan pembelian bahan makanan menurut Permenkes (2013) yaitu :
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengadaan bahan makanan
2. Tersedianya dana untuk bahan makanan
3. Adanya spesifikasi bahan makanan
4. Adanya menu dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan selama periode
tertentu
5. Adanya pesanan bahan makanan untuk 1 periode menu
c. Rekomendasi
Berdasarkan analisis masalah yang telah dilakukan, perlu dicantumkan
spesifikasi bahan makanan dalam form pemesanan serta menambahkan poin
jumlah makanan yang dipesan dan diterima serta jumlah makanan yang
dikembalikan ( tidak sesuai spesifikasi) agar dapat diganti dengan yang baru
sehingga memudahkan rekanan untuk memperhatikan kembali spesifikasi bahan
makanan yang diinginkan.
Lampiran 2
REKOMENDASI FORM PEMESANAN BAHAN MAKANAN BASAH
D. PENYIMPANAN
1. Nama pelaksanaan : Menganalisis proses penyimpanan bahan
makanan pada institusi penyelenggaraan makanan
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar
3. Tanggal Pelaksanaan : 24 Maret 2022
4. Aktivitas 4 :Merencanakan, melaksanakan,
menganalisis, mengevaluasi, menyusun
rekomendasi pada kegiatan pengadaan bahan
makanan yang terjamin di institusi penyelenggaraan
makanan
5. Penugasan 4 : Menganalisis proses penyimpanan bahan
makanan pada institusi penyelenggaraan makanan
6. Kode penugasan :
7. Hasil Penugasan :
a. Analisis kondisi lahan
Penyimpanan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD H. Padjonga Dg
Ngalle Takalar dibedakan antara bahan makanan kering dan bahan makanan
basah. Penyimpanan bahan makanan dilakukan bila ada bahan makanan yang
perlu disimpan karena ada pula sebagian bahan makanan yang langsung
digunakan saat setelah penerimaan bahan makanan. Penyimpanan bahan makanan
menggunakan sistem FIFO (Frist In First Out) dimana bahan makanan pertama
masuk (disimpan) akan pertama dikeluarkan (digunakan).
Penyimpanan bahan makanan disesuaikan dengan bahan makanannya dan
suhu penyimpanan. Bahan makanan kering disimpan pada suhu ruang. Bahan
makanan basah, lauk hewani disimpan di freezer, buah biasanya disimpan pada
suhu ruang tetapi biasanya langsung digunakan, sayuran dan lauk nabati biasanya
disimpan di lemari es atau biasanya langsung digunakan. Lama waktu
penyimpanan biasanya satu hari untuk bahan basah.
b. Analisis permasalahan
1) Penyimpanan bahan kering
Menurut Bakri dkk (2018) penyusunan bahan makanan sebaiknya
diletakkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh petugas. Selain itu,
pencatatan bahan makanan hanya dilakukan pada kartu stock bahan makanan
serta terdapat bahan makanan yang belum terdapat kartu stock (pencatatan).
Berdasarkanpengamatan yang dilakukan, bahan makanan yang belum
dilengkapi dengan kartu stock adalah kayu manis, terasi, keluwek, dan asam
jawa. Menurut Bakri dkk (2018) pada gudang penyimpanan bahan makanan
harus dilengkapi dengan pencatatan bahan makanan yang disimpan harus
tepat, akurat, konsisten. Setiapjenis makanan memiliki kartu stok berukuran
20 30 cm yang diletakkan pada bahan agar dapat segera diketahui. Jenis
pencatatan yang harus ada pada gudang penyimpanan adalah :
a) Kartu stock di setiap jenis bahan makanan
b) Buku registrasi/buku induk keluar masuknya bahan makanan
c) Formulir permintaan dan pengiriman bahan makanan
2) Penyimpanan bahan makanan basah
Penyimpanan bahan makanan basah pada lemari pendingin belum
dilengkapi dengan lubang perforasi. Menurut Kementerian Pertanian (2018),
pengemasan pada beberapa sayur-sayuran dan buah-buahan segar memiliki
persayaratan yaitu permeabilitas yang tinggi atau kemampuan yang dimiliki
untuk meloloskan sejumlah partikel yang melaluinya seperti terhadap gas,
tembus pandang, didesain dengan baik sehingga transpirasi dari produk dapat
diatur dan mengkerutnya produk dapat ditekan serta memiliki lubang
perforasi. Pemberian lubang-lubang perforasi pada plastik pengemas
bertujuan untuk permeasi oksigen.
c. Rekomendasi
Berdasarkan analisis permasalahan, rekomendasi yang dapat diberikan
adalah edukasi kepada petugas tentang pemberian lubang perforasi pada
penyimpanan sayur dan buah serta tempat penyimpanan bahan basah lemari
pendinginnya harus dibersihkan dan sebagian lemari pendingin harus tertutup
rapat.
E. PERSIAPAN
1. Nama pelaksanaan : Menganalisa ketepatan persiapan bahan
makanan
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar
3. Tanggal kegiatan : 24 Maret 2022
4. Aktivitas 5 : Merencanakan, melaksanakan,
menganalisis, mengevaluasi, menyusun
rekomendasi pada kegiatan persiapan bahan
makanan pada penyelenggaraan makanan
5. Penugasan 5 : Menganalisis ketepatan dalam proses
persiapan bahan makanan
6. Kode penugasan :
7. Hasil penugasan :
a. Analisis Kondisi Lahan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan
bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan,
memotong, mengupas, mengocok, merendam, dan sebagainya.
Persiapan bahan makanan disesuaikan agar tidak terjadi pengurangan nilai
gizi dan tidak melebihkan biaya operasional. Persiapan bahan makanan juga
dipenuhi oleh kapasitas alat, fungsi dan kondisi alat yang memadai yang sesuai
dengan perencanaan menu sehingga efisien dalam proses persiapan bahan
makanan.
Pada proses persiapan juga langkah-langkahnya sudah sesuai seperti
dilakukan pencucian terlebih dahulu pada sayuran baru dipotong agar tidak terjadi
kehilangan nilai gizi. Lain juga ada dilakukan thawing (pencairan) untuk bahan
makanan yang dibekukan.
Tempat persiapan terbuat dari bahan yang kuat dan aman. Lantainya
mudah dibersihkan dan tidak licin. Dindingnya mudah dibersihkan, dan halus.
Langit-langit tinggi sehingga udara panas dapat bersikulasi dengan baik.
Penerangan cukup dan terdapat ventilasi sehingga ruangan tidak panas dan tidak
terjadi pengembunan pada lantai dan dinding. Akan tetapi tempat persiapan belum
sesuai karena tergabung dengan tempat pengolahan, tempat penyajian untuk
pendistribusian, tempat pencucian yang sebaiknya terpisah. Berikut SOP
persiapan bahan makanan:
b. Analisis Permasalahan
F. PENGOLAHAN
1. Nama pelaksanaan : Menganalisa ketepatan proses pengolahan
makanan pada institusi penyelenggaraan makanan
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Takalar
3. Tanggal kegiatan : 24 Maret 2022
4. Aktivitas 6 : Merencanakan, melaksanakan, menganalisis,
mengevaluasi, menyusun rekomendasi pada
kegiatan pengolahan bahan makanan pada
penyelenggaraan makanan
5. Penugasan 6 : Menganalisis ketepatan proses pengolahan bahan
makanan pada institusi penyelenggaraan makanan
6. Kode penugasan :
7. Hasil penugasan :
a. Analisis Kondisi Lahan
Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti pelayanan medis meliputi tempat
proses pelayanan kesehatan bagi masyarakat mulai dari diagnosis, pengobatan,
perawatan sampai rehabilitasi. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan medis
tidak lepas dari keberadaan sejumlah mikroba pathogen. Hal ini dimungkinkan
karena rumah sakit merupakan tempat perawatan segala macam jenis penyakit,
rumah sakit merupakan gudangnya mikroba pathogen. Bila sanitasi rumah sakit
tidak terjamin dengan baik, maka semakin besar risiko terjadinya ancaman infeksi
pada penderita yang sedang dalam proses penyembuhan (Jiastuti, 2018).
Agar dapat menunjang kegiatan pelayanan medis diperlukan tempat
pengolahan makanan yang kegiatannya berada di instalasi gizi rumah sakit.
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan penunjang yang
mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu
sesingkat mungkin. Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakanhabis
akan mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat. Penyelenggaraan
makanan yang higienis dan sehat menjadi prinsip dasar penyelenggaraan makanan
di rumah sakit. Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar oleh
penjamah makanan dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan
keracunan akibat bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat
pula menimbulkan berbagai penyakit (Adam, 2011)
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah
(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas,
dan aman untuk dikonsumsi.
Pengolahan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD H. Padjonga Dg
Ngalle Takalar hanya mengolah makanan utama sedangkan makanan untuk snack
biasanya dipesan.
Pengolahan bahan makanan disesuaikan dengan standar porsi, penggunaan
standar resep, waktu pemasakan, suhu pemasakan, suhu penyajian makanan,
prosedur kerja dalam pemasakan dan ketepatan penggunaan alat. Selain itu juga
dilakukan uji citra rasa dan analisis tenaga pengolah makanan.
Metode produksi terpusat adalah sistem penyelenggaraan makanan banyak
dimana tempat produksi terpisah dari tempat penyajian atau pelayanan kepada
konsumen. Pada metode ini proses pemasakan dan penyajian dilakukan pada
waktu dan tempat yang berbeda. Makanan dimasak di dapur pusat kemudian
didistribusikan dalam porsi besar atau porsi siap saji atau dalam bentuk
dingin/beku kemudian dihangatkan di ruang penyajian atau dapur satelit (Palacio,
2016). Kegiatan pengolahan makanan terbagi menjadi 4 (empat)area kerja, yaitu:
1). Area pengolahan snack diet khusus dan makanan cair
2). Arean pengolahan makan pasien RSUD (KELAS I, II, III)
3). Area pengolahan makan pasien kelas VIP.
4). Area pengolahan makanan pokok
Sedangkan, waktu pengolahan makanan terbagi menjadi 3 waktu yaitu :
1) Makan pagi 06:00 - 07:30
2) Makan siang 12:00 – 13:00
3) Makan sore 18:00 – 19:00
Berdasarkan pembagian waktu di atas maka petugas dibagi menjadi dua
shift, yaitu shift pagi dan shift sore. Dan berikut SOP pengolahan makanan RSUD
H. pdajonga Dg. Ngalle:
b. Analisis Permasalahan
Perbandingan antara SOP dengan kejadian saat obeservasi sangatlah
penting, apakah sesuai dengan SOP atau sebaliknya. Perbandingan ini bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat masih kesimpangan pada pelaksanaan
pengolahan bahan makanan. Berikut ini SOP yang diterapkan dalam pengolahan
bahan makanan :
SOP Pengolahan Bahan Makanan
b) Tenaga kerja
d) Peralatan
b. Analisi permasalahan
Besar porsi sering kali menjadi hal yang salah saat
menyajikan makanan, terutama dalam pemorsian makanan. Masih
terjadi kelebihan dan kekurangan porsi karena tidak ada ukuran yang
tepat dalam pemorsian makanan pokok. Pemorsian makanan ini
harus sesuai dengan standar porsi yang telah ditentukan oleh pihak
instalasi gizi rumah sakit. Besar porsi akan berpengaruh langsung
terhadap standar porsi yang terkandung dalam suatu makanan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal
yang masih belum sesuai, seperti pemorsian nasi terlalu berlebihan,
lauk nabati dan sayuran kadang tidak cukup sesuai kebutuhan.
Lampiran 5
Hari/Tanggal :
MENGETAHUI
RAWAT INAP