Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

MAGANG/PRAKTIK KERJA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

RSUD H. PADJONGA DG NGALLE


KECAMATAN KALABBIRANG
KABUPATEN TAKALAR

OLEH:
ERSHA PUTRI (1935142003)

JURUSAN GIZI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
LAPORAN AKHIR KEGIATAN
MAGANG/PRAKTIK KERJA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

RSUD H PADJONGA DG NGALLE


KECAMATAN KALABBIRANG, PATALASSANG
KABUPATEN TAKALAR

OLEH:
ERSHA PUTRI (1935142003)

JURUSAN GIZI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
JUNI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan anugrahnya, laporan magang ini dapat diselesaikan. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu dr.Nurussyariah H, M.AppSci, SpN sebagai dosen pembimbing I yang telah
membimbing penulis dalam memahami dan menyusun laporan.
2. Ibu Irma, SKM,M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
penulis dalam menyusun laporan.
3. Ibu Susilawaty Makmur Arie, S.Gz, RD selaku pembimbing lapangan yang telah
membimbing penulis dalam memahami dan menyusun laporan dan telah
memberikan inspirasi serta membantu dan mengarahkan penulis.
Penulis merasa dalam pembuatan laporan ini sangat jauh dari sempurna, sehingga
diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk laporan magang ini. Dan semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Makassar, 31 Juni 2022

Ersha Putri
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan optimal bagi tubuh manusia. Kesehatan sendiri
merupakan keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi. Untuk melakukan
upaya kesehatan, terdapat kelompok orang yang memiliki pengetahuan atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan, atau biasa disebut tenaga
kesehatan. Salah satu jenis tenaga kesehatan adalah ahli gizi (Depkes 2009).
Pelayanan gizi adalah suatu upaya memperbaiki atau meningkatkan gizi,
makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, kesimpulan,
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit. Salah satu jenis
pelayanan gizi yaitu pelayanan gizi klinis, yang erat kaitannya dengan membantu
proses penyembuhan pasien di rumah sakit. Setiap penyakit mempunyai jenis diet
yang berbeda-beda karena tujuan dan syarat diet yang difokuskan sesuai dengan
penyakit pasien juga berbeda-beda (Depkes 2009; Kemenkes RI 2013).
Asupan zat gizi yang baik bagi pasien rumah sakit diperlukan untuk
mempercepat proses penyembuhan, memperpendek lama hari rawat, mencegah
komplikasi, menurunkan mortalitas dan morbiditas, serta akhirnya menghemat
biaya pengobatan. Melalui PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar) pasien
mendapatkan pelayanan gizi yang berkualitas melalui rangkaian aktivitas, mulai
dari identifikasi kebutuhan gizi hingga pemenuhan kebutuhan gizi serta monitoring
dan evaluasi terhadap keadaan gizi pasien tersebut (Kemenkes RI 2013).
Kompetensi ahli gizi dengan tingkat pendidikan S1 menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 374 tahun 2007 tentang Standar Profesi Gizi
terdiri atas 4 tingkatan, yaitu membantu, melaksanakan, mendidik, dan mengelola
dalam kegiatan tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik, pelayanan gizi di
masyarakat, di rumah sakit, dan penyelenggaraan makanan institusi (Kemenkes RI
2013). Program Studi Gizi UNM berada dibawah Fakultas Ekologi Manusia. Salah
satu tujuan program studi ini adalah menghasilkan lulusan di bidang gizi yang
mampu mengembangkan pengetahuan dan teknologi dalam analisis dan
penanggulangan masalah gizi, serta mampu memberikan pilihan solusi,
merencanakan, dan mengelola penyelesaian masalah gizi.
Tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila kegiatan pendidikan hanya
dilaksanakan dalam bentuk kuliah teori dan praktikum di dalam kampus. Oleh
karena itu, diperlukan sebuah kegiatan untuk mengasah keterampilan dan memberi
pengalaman secara langsung kepada para calon ahli gizi dalam melakukan proses
asuhan gizi terstandar, yang bisa didapatkan melalui kegiatan Magang/ Praktik
Kerja di Rumah Sakit.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Kegiatan Magang/Praktik Kerja bidang asuhan gizi klinik ini bertujuan agar
mahasiswa dapat menimba pengalaman bekerja dan wawasan profesional
dalam penatalaksanaan diet berbagai penyakit, dengan cara terlibat langsung
dalam kegiatan asuhan gizi di rumah sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Menilai keadaan gizi pasien.
b. Merumuskan masalah gizi pada pasien.
c. Merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi penatalaksanaan diet pada
pasien berdasarkan diagnosis dokter.
d. Melakukan tindak lanjut pada pasien yang dikelola sendiri.
e. Melakukan usaha pemeliharaan dan peningkatan status gizi baik untuk
individu maupun keluarga.
f. Membekali diri untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja.
1.3 Manfaat
Kegiatan-kegiatan magang/praktek kerja ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang terkait didalamnya.
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan wawasan mengenai
gizi masyarakat beserta implementasi program terkait
b. Sebagai sarana dalam latihan dan penerapan ilmu yang diperoleh dengan
kondisi sebenarnya yang ada dilapangan khususnya dalam bidang gizi
masyarakat seperti program evaluasi gizi, penentuan status gizi dan lain-lain
c. Meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi dengan lingkungan kerja,
secara khusus di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar
1.3.2 Bagi Fakultas Ilmu Keolahragaa
a. Dapat menjalankan fungsi utama dalam hal pendidikan dan pembinaan ke
arah pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
b. Terciptanya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua
belah pihak, yaitu instansi pendidikan (FIK) dan instansi tempat magang
yaitu Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar dalam hal pendidikan
1.3.3 Bagi Instansi Praktik Kerja (RSUD, H. PADJONGA DG. Ngalle Takalar)
a. Turut berperan serta menyukseskan program pemerintah dalam pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia Indonesia
b. Dapat memperoleh masukan mengenai solusi kondisi dan permasalahan
yang dihadapi instansi dari metode yang telah diperoleh dari materi
perkuliahan yang dapat diaplikasikan pada instansi baik secara teknis
maupun administratif
BAB 2
GAMBARAN UMUM MAGANG/PRAKTIK KERJA

2.1 Gambaran Umum RSUD H Padjong Daeng Ngalle Takalar


RSUD H Padjonga Daeng Ngalle adalah Rumah Sakit Umum Daerah Tipe C
yang terletak di pusat kota Takalar, tepatnya di Jl.Inde Husain Daeng panani No.1
Takalar. Rumah sakit ini adalah milik pemerintah Kab.Takalar yang didirikan pada
tahun 1981, dan merupakan Unit pelaksanaan terknis daerh yang dipimpin oleh
seorang Direktur.
RSUD H Padjonga Daeng Ngalle Takalar merupakan salah satu unsur organisasi
perangkat daerah yakni dengan disahkannya peraturan daerah tentng pembentukan
susunan organisasi dan tata kerja RSUD H Padjonga Daeng Ngalle. Dengan adaya
peraturan Daerah ini, maka rumah sakit menjadi unsur lembaga tehnik Daerah
(LTD) dalam bidang pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Daerah TK II Kab. Takalar.
Perubahan tipe rumah sakit dari tipe D menjadi tipe C terjadi pada tanggal 21
Agustus 2003 dengan status menjadi BLUD (badan layanan umum daerah) dengan
keputusan Bupati Takalar NO.306 tahun 2013 tentang penerapan PPK RSUD H
Padjonga Daeng Ngalle
RSUD H Padjonga Daeng Ngalle menyediakan fasilitas rawat inap mulai dari
kelas III,III,VIP. Adapun pelayanan kesehatan yang ada adalah :
2.1.1 Pelayanan Medik Umum
2.1.1.1 Poliklinik Umum
2.1.1.2 Poliklinik Gigi dan Mulut
2.1.1.3.PONEK
2.1.1.4 Unit gawat Darurat Bedah dan Non Bedah
2.1.2 Pelayanan Medik Spesialistik
Pelayanan medic Spesialistik
2.1.2.1 Poliklinik Penyakit Umum
2.1.2.2 Poliklinik Bedah Umum
2.1.2.3 Poli Kebidanan dan Penyakit kandungan
2.1.2.4 Poliklinik Kesehatan Anak
2.1.2.5 Poliklinik THT
2.1.2.6 Poliklinik Mata
2.1.2.7 Poliklinik Saraf
2.1.2.8 Poliklini Jiwa
2.1.2.9 Poliklinik Orthipedic
2.1.2.10 Poliklinik Gizi
2.1.2.11 Poliklinik Kulit dan Kelamin
2.1.2.12 Poliklinik Geriatri
2.1.2.13 Poliklinik TB
2.1.2.14 Instalasi Bedah Sentral
Pelayanan Sub Spesialistik
2.2.1 Dokter Spesialis Bedah Digestif
2.2.2 Dokter Spesialis Bedah Orthopedi
2.2 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit
2.2.1 Visi
Visi RSUD H Padjonga Ngalle adalah mewujudkan RSUD H Padjonga Daeng
Ngalle menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan kesehatan terbaik di kelasnya Tahun
2003
2.2.2 Misi
Misi RSUD H Padjoga Daeng Ngalle Adalah :
2.2.2.1 Memberikan Pelaayanan Spesialistik berkualitas, dan terjangka
2.2.2.2 Meningkatkan kualitas SDM yang maju, unggul, sejahtera dan bermanfaat
2.2.2.3 Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar rumah sakit
2.2.3 Motto
Kepercayaan anda adalah semangat kerja kami
2.3 Data Demografis Kabupaten Takalar
RSUD Takalar terletak kurang lebih 40 Km dari Ibu Kota Propinsi Sulawesi
Selatan,Makassar dan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten
Je’neponto. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Takalar adalah merupakan bagian
integral dari pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten Takalar
tentunya dituntut kemampuannya dalam hal memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu bagi masyarakat bukan saja yang berdomisili di Kabupaten Takalar, tetapi
juga memberikan pelayanan bagi masyarakat yang berdomilisi didaerah lain.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN MAGANG/PRAKTIK KERJA

3.1 Pelaksanaan Kegiatan Magang/Praktik Kerja


Nama : Ersha Putri
NIM : 1935142003
Jurusan : Gizi
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
3.2 Waktu dan Pelaksanaan
3.2.1 Waktu
Kegiatan magang/praktik kerja dilaksanakan mulai tanggal 14 Maret –
14 April 2022 yang dimulai pada pukul 07.30 – 14.00 WITA pada hari
Senin – Sabtu.
3.2.2 Tempat
Kegiatan Magang/Praktik Kerja ini bertempat di RSUD H. Padjonga Dg.
Ngalle, Jl. H. Ince Husain Dg Parani No 1, Kelurahan Kalabbirang,
Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar.
3.3 Metode Pelaksanaan
Cara atau metode yang digunakan pada pelaksanaan magang adalah:
3.3.1 Melakukan Studi Kasus (Gizi Klinik)
Cara atau metode yang digunakan pada pelaksanaan magang adalah:
3.3.1 Observasi atau pengamatan secara langsung di lokasi magang
untuk mendapatkan informasi dan data terkait kegiatan yang
dilakukan
3.3.2 Wawancara langsung dengan pasien dan penanggung jawab
penyelenggaraan makanan yang berkaitan dengan proses informasi
terkait kegiatan yang dilakukan
BAB 4
HASIL YANG DICAPAI MAGANG/PRAKTIK KERJA

Dalam kegiatan magang lapangan ini, penulis mampu melakukan beberapa


kegiatan dan juga beberapa hal yang terkait dengan kegiatan penyelenggaran proses
asuhan gizi klinik dan manajemen penyelenggaraan makanan. Adapun rincian kegiatan
yang dilaksanakan penulis selama periode magang berlangsung, berikut penjelasan
kegiatan selama magang dan hasil yang penulis yang capai dari proses magang tersebut
sebagi berikut :
4.1 Proses Asuhan Gizi Klinik
4.1.1 Melakukan Skrining gizi awal
4.1.2 Melakukan Pengukuran Antropometri
4.1.3 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian/assessment
4.1.4Mahasiswa mampu menentukan diagnosis gizi yang tepat pada pasien
4.1.5 Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi yang terdiri dari intervensi diet
dan edukasi gizi pada pasien dan keluarga pasien (Terlampir)
4.1.6 Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi asupan gizi pasien
4.5 Pengolahan
4.2.1 HACCP
4.2.1.1 Mampu mengetahui pengolahan bahan makanan
4.2.1.2 Mendeskripsikan produk
4.2.1.3 Mengidentifikasi tujuan penggunaan
4.2.1.4 Menyusun diagram alir
4.2.1.5 Mengkonfirmasi diagram alir
4.2.1.6 Melakukan analisis bahaya
4.2.1.7 Menentukan titik pengendalian Kritis
4.2.1.8 Menentukan batas – batas kritis untuk masing-masing CCP
4.2.1.9 Menentukan suatu sistem untuk masing-masing CCP
4.2.1.10 Menentukan Tindakan koreksi jika ada penyimpangan dari batas
kritis
4.2.1.11 Menentukan prosedur verifikasi
4.2.2 MOPM (Manajemen Operasional Penyelengaraan Makanan)
4.2.2.1 Perencanaan Menu
4.2.2.2 Pengadaan Bahan Makanan
4.2.2.3 Penerimaan Bahan Makanan
4.2.2.4 Persiapan Bahan Makanan
4.2.2.5 Pengolahan Bahan Makanan
4.2.2.6 Pemorsian
4.2.2.7 Distribusi
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam pelayanan gizi di rumah sakit mampu melakukan asuhan gizi klinik
dimana untuk mengetahui pelaksanaan asuhan gizi yang tepat pada pasien System
HACCP dapat dikaitkan pula sebagai alat pengukur atau pengendali yang
memfokuskan perhatiannya pada jaminan kemanan pangan, terutama sekali untuk
mengeliminasi adanya bahaya (hazard) yang berasal dari bahaya mikrobiologi
(biologi), kimia, dan fisika, dengan cara mencegah dan mengantisipasi terlebih
dahulu dari pada memeriksa/menginspeksi saja.MOPM (Manajemen Operasional
Penyelenggaraan Makanan) dapat melaksanakan, menganalisis, mengevaluasi
perencanaan proses produksi penyelenggaraan makanan dan mengevaluasi menu.
5.2 Saran
Melakukan asuhan gizi klinik pasien diharapkan memnuhi dan menerapkan jenis
diet yang diberikan dengan harapan kondisi pasien semakin membaik. Ketika
melakukan proses pembuatan menu makanan diharapkan kepada seluruh staf, baik
ahli gizi maupun jasa bogar lebih memperhatikan peralatan baik pemakaian APD
maupun wadah makanan agar makanan yang akan disajikan tidak terkontaminasi
bakteri ataupun serangga.
BAB 6
REFLEKSI DIRI

Penulis selaku pelaksana magang/praktik kerja menyadari berbagai macam


kesalahan dan kelalaian yang telah diperbuat, sehingga dalam pelaksanaan magang ini
masih banyak kekurangan-kekurangan yang tentunya perlu perbaikan untuk agenda
kegiatan yang dilasanakan. Terlepas dari itu, penulis harus tetap bersyukur kepada tuhan
YME karena di beri kesadaran untuk intropeksi diri sebagai ajang perbaikan untuk
proyeksi kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
Alhamda S, Sriani Y. 2015. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta (ID):
Deepublish.
Almatsier S. 2011. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama
. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. 2009. Seri Asuhan Keperawatan: Klien
Gangguan Ginjal. Jakarta (ID): Penerbit EGC.
[CDC] Centers for Diseases Control and Prevention. 2002. 2000 CDC Growth Charts
for the United States: Methods and Development. Washington (US): National
Center for Health Statistics.
[DEPKES] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009.Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Gizi. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Escott-Stump S. 2012. Nutrition and Diagnosis-Related Care. Baltimore (US):
Lippincott Williams & Wilkins.
Geavlete PA. 2015. Endoscopic Diagnosis and Treatment in Urethral Pathology.
California (US): Elsevier Academic Press.
Hartriyanti Y, Triyanti. 2007. Penilaian Status Gizi dalam Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada.
Hess B. 2006. Acid-base metabolism: implications for kidney stones formation. Journal
of Urological Research. 34 (1): 134.
Hurst M. 2008. Hurst Reviews: Pathophysiology Review. Mississippi (US): McGraw-
Hill.
Juwono T. 2014. Pemeriksaan Klinik Neurologi dalam Praktik, Edisi 2. Jakarta (ID):
EGC. Kamuh SSP, Mongan AE, Memah MF. 2015. Gambaran nilai hematokrit
dan laju endap darah pada anak dengan infeksi virus dengue di Manado. Jurnal
eBiomedik. 3 (3): 738 – 742.
[KEMENKES RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta (ID):
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
LAMPIRAN 1.1 Catatan Asuhan Gizi Klinik
Nama : An. RR
Alamat : Ciniayo
No. Register :-
Ruang : Asoka
Usia : 3 tahun 9 bulan
Diagnose Penyakit : Diare Akut
ASSESMENT/REASSESMENT Kesimpulan
ANTROPOMETRI LLA : 12 cm Status Gizi Kurang
BBA : 7,4 kg
BBI : 14 kg
TB : 71 cm

Nilai Z Score BB/U = < -3SD (Berat Badan sangat kurang)


Nilai Z Score TB/U = < -3 SD (Sangat Pendek)
Nilai Z Score BB/TB = -3SD - < -2SD (Gizi Kurang)
DATA BIOKIMIA Pemeriksaan Hasil Satuan Acuan

Hemoglobin 10,6 g/d3l g/dl 12.0-15.6


Hemoglobin rendah,
Trombosit 404 103 /mm3 3
10 /mm
3
150-500 hemotokrit rendah
3 3
10 /mm

Leukosit 8.5 103 /mm3 3


10 /mm
3
4.0-10.00
3 3
10 /mm
HCT 30.3% % 40-54.0%
FISIK KLINIS Parameter Hasil Nilai Normal & Satuan

Suhu 36,5°C 36-37°C

Nadi 110x/mnt 90-140 denyut/menit


Pernapasan 24x/mnt 23-35 kali/mnt
RIWAYAT GIZI 1. Makan 3-4x sehari
2. Makanan yang paling sering dikonsumsi adalah bubur
dan susu formula
3. Frekuensi makan dari pasien adalah 3-4x sehari
4. Sekali makan 3 sdm atau setara dengan 120 gr
5. Tidak bisa makan makanan padat karena pasien sulit
menelan
6. Jika diberikan makanan padat maka dimuntahkan
Perhitungan Kebutuhan Gizi memakai pantunan terapi gizi
buruk
1. Fase Transisi 1
Energy = 100 kkal X BBA
= 100 X 7,4
= 740 kkal
Protein = 2 gr X BBA
= 2 X 7,4
= 14.8 gr
Cairan = 150 ml X BBA
= 150 X 7,4
= 1.110 ml
2. Fase Transisi 2
Energy = 150 kkal X BBA
= 150 X 7,5
= 1.125 kkal
Protein = 3 gr X BBA
= 3 X 7,5
= 22.5 gr
Cairan = 150 ml X BBA
= 150 X 7,5
= 1.125 ml
3. Fase Rehabilitas
Energi = 200 kkal X 7,6
= 1.520
Protein = 5 gr X 7,6
= 38 gr
Cairan = 200 ml X 7,6
= 1.520 ml
Lemak = (40% X 1.520) : 9
= 608 : 9
= 67.5 gr
Karbohidrat = 100- 10 – 40 = 50%
= (50 % X 1520) : 4
= 190 gr

RECAL 24 JAM
E = 266.8 kkal (36%)
P = 9.7 gr (1%)
( Defisit tingkat berat)
RIWAYAT PERSONAL RIWAYAT KELUARGA:

Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang sama

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:

Kejang

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

Diare Akut

KEBIASAN HIDUP

Ayah seorang perokok berat

DIAGNOSA GIZI NI-2.1 Asupan makanan dan minuman per oral tidak adekuat
berkaitan dengan adanya mual, muntah dan batuk ditandai recall
asupan dibawah 50% (defisit tingkat berat)
NC-2.2 Perubahan data lab terkait gizi (hemoglobin, hamatokrit)
berkaitan dengan diare ditandai dengan rendahnya kadar
hemoglobin 10,6 g/dL (rendah), Hematokrit 30,3% (rendah)
NC-3.1 Berat badan kurang berkaitan dengan pola makan salah
ditandai dengan status gizi kurang (Z Score BB/TB -2 SD s/d <-
2 SD
INTERVENSI GIZI Tujuan
1. Memberikan makanan sesuai daya terima pasien dan
sesuai kebutuhan untuk mempercepat pemulihan dan
memperbaiki status gizi menuju normal
2. Memberikan makanan porsi kecil tapi sering untuk
mencapai berat badan normal
Prinsip
1. Gizi seimbang
2. Bentuk makanan lumat
3. Frekuensi makan 3 kali makanan utama, 2-3 kali
makanan selinang
4. Rute diet secara oral

PRESKRIPSI DIET Syarat:


1. Asupan energy dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan
kebutuhan gizinya
2. Protein cukup yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total
3. Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total
4. Produksi susu dan produk olahannya, atau susu yang
digunakan rendah/bebas laktosa
5. Suhu makanan tidak terlalu panas atau dingin
6. Makanan diberikan sering dalam porsi kecil
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
AD 1.1 Peningkatan berat badan
BD-1.1.9 Tanda-tanda vital
FH-2.1.1 Monitoring asupan makan
Lampiran 2. Dokumen HACCP

No. Dokumen :
DOKUMEN HACCP
Revisi :
Tanggal :
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BAHAYA (P1)
Halaman :

Identifikasi Bahaya Analisis Bahaya Control Measure Selection


Bahan baku/ Accep table
No Likelihoo
bahan kemas/ Kategor Sumber level in end Severity Signifika
. Bahaya d Category Control Measure
proses i bahaya product (keparahan) nsi
(Risiko)
1. PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
1.1 Penetapan spesifikasi
Tempe - Pasir bahan makanan,
- Penanggung Bebas dari Tidak
- Rambut ketaatan SOP/SPO
Fisik jawab bahan pasir pada L(1) L(1) signifika PRP
- Batu penerimaan bahan
makanan produk akhir n (1)
makanan, pencucian
bahan makanan
Biologi - Salmonella Bakteri dan Bebas dari L(1) M(2) Tidak PRP Penetapan spesifikasi
- E.Coli mikroba dari bakteri dan Signifika bahan makanan,
bahan baku
ketaatan SOP/SPO
- Staphylococcu (tempe), dan mikroba
penerimaan bahan
s aerues penanggung n (3)
makanan, pencucian
jawab bahan
bahan makanan
makanan

2. PERSIAPAN BAHAN MAKANAN


- Pasir Tidak Menjaga personal
- Penjamah Bebas dari
- Rambut signifika hygiene penjamah
Fisik makanan pasir, rambut L(1) L(1) PRP
- Debu n makanan
- Timbangan dan debu
(1)
2.1 Penimbangan -E. Coli Bebas dari Menjaga personal
Bakteri dan
-Salmonella bakteri dan Tidak hygiene penjamah
mikroba dari
Biologi -Staphylococcus mikroba L(1) L(1) signifika PRP makanan
bahan baku
aureus n (3)
(tempe)

3. PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN


Bebas dari Tidak
Penjamah Menggunakan celemek
Fisik - rambut rambut pada L(1) L(1) signifika PRP
makanan dan hand gloves
proses akhir n (1)
3. Bebas dari Menjaga personal
Pemasakan - E. Coli Bahan baku
1 bakteri dan Signifik hygiene penjamah
tempe Biologi - Salmonella dan penjamah L(1) L(1) CCP
mikroba an (36) makanan
makanan

Kimia Tidak ada - - - - - - -


Benda asing Tenaga
Bebas dari
Tidak Makanan disimpan dalam
Fisik penjamah L (1) L(1) signifikan PRP
(rambut) makanan
benda asing
(1)
kondisi tertutup

Makanan disimpan
Penyimpanan - lalat, semut - lingkungan - bebas dari dalam kondisi tertutup
4 Signifika
sementara Biologi - debu sekitar lalat, semut M(2) H(3) CCP Menjaga kebersihan
n (18)
- bahan baku dan debu alat makan dan
lingkungan sekitar
Kimia Tidak ada - - - - - - -
5. Pengiriman Fisik Benda asing udara, alat Bebas dari L (1) L (1) Tidak PRP Menutup container
makanan (debu, rambut) angkut, tenaga benda asing signifika makanan, pengecekan
penjamah n kebersihan peralatan
(1) dan alat angkut,
menjaga personal
hygiene penjamah
makanan
Makanan disimpan
Tenaga Signifika dalam kondisi tertutup
Biologi Salmonella penjamah M (2) H (3) n CCP Menjaga kebersihan
makanan (18) alat makan dan
lingkungan sekitar
Kimia Tidak ada - - - - - - -
Menggunakan APD
Benda asing Udara, Tidak lengkap dan benar
Bebas dari
Fisik (debu dan penjamah L (1) L(1) signifika PRP Menutup pintu dan
benda asing
rambut) makanan n (1) jendela saat melakukan
pemorsian
6. Pemorsian Tenaga
penjamah, Mematuhi SOP dan
Salmonella Signifika
Biologi Salmonella makanan, L (1) H (1) CCP menjaga kebersihan alat
n (18)
kontaminasi saji
alat saji
Kimia Tidak ada - - - - - - -
Lingkungan Bebas dari Tidak Makanan dalam dalam
Fisik Debu L (1) L(1) signifikan PRP
sekitar debu (1)
kondisi tertutup

Kereta Tidak
5 Distribusi Bebas Menjaga kebersihan
Biologi Serangga makanan L(2) L(1) signifika PRP
serangga kereta makan
n (1)
Kimia Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai