Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

U DENGAN DIABETES
MELLITUS DESA TUNONG KECAMATAN BLANG MANGAT KOTA
LHOKSEUMAWE

Untuk Memenuhi Tugas Praktek Lapangan Keperawatan Keluarga


Pendidikan Profesi Ners Universitas Bumi Persada

Disusun Oleh:

Ismu Azis.,S.Kep
NPM. 2214901140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN TEKNOLOGI DAN SAINS
UNIVERSITAS BUMI PERSADA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing, Laporan Kuliah Kerja
Mahasiswa (KKM) Keperawatan Gerontik Prodi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Kesehatan Teknologi dan Sains Universitas Bumi Persada Lhokseumawe Tahun
Ajaran 2023 di Desa Tunong Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

Telah disetujui

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

(Ns. Linur Steffi Hereknsia M.Kep) (Ns. Linur Steffi Hereknsia M.Kep)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga Laporan Asuhan
Keperawatan Gerontik Pendidikan Profesi Ners Mahasiswa Universitas Bumi
Persada di Desa Tunong Kecamatan Blang Mangat sudah dapat diselesaikan
dengan baik atas bimbingan dan pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan
laporan ini. Shalawat dan salam juga kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kegelapan kealam yang berilmu pengetahuan.

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini merupakan Laporan Stase


Keluarga Mahasiswa Universitas Bumi Persada Program Studi Profesi Ners dalam
menjalani Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di desa Tunong Kecamatan Blang
Mangat Kota Lhokseumawe. Kuliah Kerja Mahasiswa ini salah satu bentuk aplikasi
ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya bagi dan untuk masyarakat sebagai tolak ukur
dalam merubah perilaku hidup sehat.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Abdul Wahab, M.Pd., selaku Pembina Yayasan Bina Bumi Persada
Lhokseumawe.
2. Bapak Muhammad Yani, SE selaku Ketua Yayasan Bina Bumi Persada
Lhokseumawe.
3. Ibu Rika Mursyida, S.SiT., M.Kes., selaku Dekan FKTS Universitas Bumi
Persada.
4. Ns.Linur Steffi Herkensia, M.Kep., selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Bumi Persada.
5. Ns.Linur Steffi Herkensia, M.Kep., selaku dosen pembimbing stase
keperawatan Prodi Profesi Ners Universitas Bumi Persada.
6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiwa/i telah memberikan masukan dan bantuan
dalam menyelesaikan laporan ini.

ii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap laporan ini
dapat menjadi bahan masukan bagi semua instansi yang terlibat.

Lhokseumawe, Oktober 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULAUN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 1
C. Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 4
A. Konsep Keperawatan Keluarga ............................................................ 4
1. Pengertian ...................................................................................... 4
2. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga ......................................... 4
3. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga ........................................ 5
4. Ruang LingkupAsuhan Keperawatan Keluarga ............................. 6
5. Kegiatan PokokAsuhan Keperawatan Keluarga ............................ 7
6. Peran Perawat Dalam PemberianAskep Keluarga ......................... 8
B. Konsep Diabetes Mellitus .................................................................... 11
1. Definisi Diabetes Mellitus ............................................................. 11
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus ......................................................... 12
3. Etiologi Diabetes Mellitus ............................................................. 13
4. Tanda dan Diabetes Mellitus.......................................................... 13
5. Komplikasi Diabetes Mellitus ........................................................ 14
6. Patofisiologi Diabetes Mellitus ...................................................... 16
7. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus ................................................ 16
8. Faktor resiko Diabetes Mellitus .................................................... 16
BAB III TINJAUAN KASUH ....................................................................... 24
A. Pengkajian ........................................................................................... 24
B. Analisa Data ......................................................................................... 32
C. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 33
D. Skoring / Prioritas Masalah .................................................................. 33
E. Perencanaan ......................................................................................... 36
F. Implementasi dan Evaluasi .................................................................. 37
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 38
A. Kesimpulan ......................................................................................... 38
B. Kritik & saran ....................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang

disebabkan oleh gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin

secara memadai. Penyakit ini bisa dikatakan sebagai penyakit kronis karena

dapat terjadi secara menahun. Berdasarkan penyebabnya diabetes mellitus

digolongkan menjadi tiga jenis, diantaranya diabetes mellitus tipe 1, tipe 2 dan

diabetes mellitus gestasional (Kemenkes RI, 2020). Diabetes mellitus tipe 1

disebabkan karena reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh

menyerang sel beta pada pankreas sehingga tidak bisa memproduksi insulin

sama sekali. Sedangkan diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena akibat adanya

resistensi insulin yang mana sel-sel dalam tubuh tidak mampu merespon

sepenuhnya insulin.diabetes gestasional disebabkan karena naiknya berbagai

kadar hormon saat hamil yang bisa menghambat kerja insulin (International

Diabetes Federation, 2019). Maka dari itu, untuk ,mengetahui bahwa seseorang

mengidap penyakit diabetes mellitus dapat ditegakkan melalui pemeriksaan

kadar gula darah.

Pemeriksaan klinis merupakan data penunjang yang dapat digunakan

untuk menegakkan diagnosa terhadap suatu penyakit. Salah satunya pada

penderita diabetes mellitus yang dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula darah

dengan glukometer. Menurut PERKENI (2015) ada empat kriteria dalam

menegakkan diagnosis DM, diantaranya melakukan pemeriksaan kadar gula

5
darah anteprandial, kadar gula darah post prandial, kadar gila darah acak dan

pemeriksaan HbA1c. Namun, pemeriksaan kadar gula darah dengan HbA1c

saat ini tidak digunakan lagi sebagai alat diagnosis ataupun evaluasi

dikarenakan tidak semua laboratorium di indonesia memenuhi standar.

Menurut International Diabetes Federation (2019) jumalh penderita

diabetes mellitus diseluruh dunia mengalami peningkatan menjadi 463 juta jiwa

pada tahun 2019 dan jumlah kematian pada kasus ini yaitu 4,2 juta jiwa yang

mana Indonesia menjadi urutan ke 7 dengan jumlah penderita 10,7 juta.

IDIABETIC FOOT juga memperkirakan bahwa pada tahun 2045 kasus diabetes

akan meningkat menjadi 700 juta.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan Diabetes mellitus

2. Tujuan Khusus

a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan Keluarga tentang Diabetes

mellitus

b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan

keperawatan keluarga tentang Diabetes mellitus

c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan

keperawatan keluarga tentang Diabetes mellitus

d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan

keperawatan keluarga tentang Diabetes mellitus

6
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan

keperawatan keluarga tentang Diabetes mellitus

f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan

keperawatan keluarga tentang Diabetes mellitus

g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep

asuhan keperawatan keluarga tentang Diabetes mellitus

C. Manfaat

1. Manfaat teoritis.

Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat

pengetahuan tentang Diabetes mellitus di masyarakat.

2. Manfaat praktis.

a. Bagi penulis

Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan

keperawatan, khususnya mengenai pengetahuan tentangDiabetes

mellitus

b. Bagi Masyarakat

Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan

masyarakat tentangDiabetes mellitus

c. Bagi institusi pendidikan Stikes Bumi Persada Lhokseumawe

Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran pengetahuan

mengenai diabetes mellitus.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Keluarga

1. Pengertian

Menurut UU No.10 Tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau

ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Sedangkan menurut WHO,

keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Keluarga adalah dua atau lebih

individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling berbagi

pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta

mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman,

2010). Menurut Sudiharto (2012), keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Sedangkan menurut Harmoko (2012), keluarga adalah perkumpulan dua

atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau

adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada

tatanan komunitas yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan

yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan, dalam

8
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (kelompok kerja

keperaatan CHS, 1994; Mc Closkey % grace, 2001).

2. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga

Secara umum tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalah

mengoptimalkan fungsi dan kemampuan keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya.

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan

kemampuan keluarga dalam :

1. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan

keluarga dan menangani masalah kesehatan meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

b. Memutuskan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi

masalah kesehatan keluarga

c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada

anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh

dan/atau keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan

kemampuan keluarga

2. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan

3. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat

anggota keluarganya

9
3. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah :

1. Keluarga sehat, memerlukan antisipasi terkait dengan siklus

perkembangan manusia dan tahapan tumbang, fokus pada promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit.

2. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga

dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya

ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis

menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,

penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan

tertentu (mental atau fisik).

3. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang

memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)

ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko

tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita

dengan BGM, keluarga dengan neonatesBBLR, keluarga dengan usia

lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.

4. Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan Keluarga

Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan

(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada

klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan

keluarga. Berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif,

preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.

10
a) Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga

dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,

pemeliharaan kesehatan baik individu maupun semua anggota keluarga,

pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan

pendidikan seks.

b) Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan

kesehatan terhadap keluarga melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan

kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,

pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan

kehamilan, nifas dan menyusui.

c) Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit

atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit

dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau

rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan

buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir

d. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat

dirumah atau keluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu

seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik

pada penderita kusta, patch tulang dan lain sebagainya, kegiatan

fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll

e. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita

(anggota keluarga) ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan

oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila

11
5. Kegiatan Pokok Asuhan Keperawatan Keluarga

Berdasarkan dengan lingkup pelayanan keperawtan keluarga, maka

kegiatan pelayanan keperawatan yang dilakukan mencakup :

1. Melaksanakan tindakan keperawatan (nursing treatment) sesuai

kebutuhan perkembangan keluarga.

2. Melakukan tindakan kolaborasi dengan tim kesehatan terkait, seperti

tim medik, gizi, fisioterapi, dan lain-lain.

3. Melakukan observasi (pengamatan) dan pemantauan status kesehatan

seluruh anggota keluarga.

4. Melakukan tindakan kedaruratan dalam pelayanan keperawatan

keluarga.

5. Melakukan kontrol infeksi (infection control) dirumah.

6. Melakukan konseling baik yang bersifat dorongan maupun kritikal.

7. Melibatkaan keluarga dalam penanganan masalah kesehatan

anggotanya dan pemantauaan keteraturan atau kepatuhan klien dan

keluarga melaksanakan intervensi keperawatan dan pengoban.

8. Memfasilitasi pemanfaatan sumber-sumber dikomunitas guna

menunjang penanganaan masalah kesehatan anggota keluarga.

9. Melakukan rujukan terutama kasus kontak serumah.

10. Melakukan perawatan tindak lanjut (follow up care) serta penilaian

hasil.

12
6. Peran Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan keluarga

diantaranya adalah:

a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah

keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,

melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang

telah diberikan kepada keluarga.

b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga secara

terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi

perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan

mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun

hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan

perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional

dan intelektual.

c. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang

baik dalam bidang kesehatan kepada keluarga tentang bagaimana tata

cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh anggota keluarga.

13
d. Sebagai pembela (Client Advocate)

Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya

melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela

klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di

dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan

kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,

2005).Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab

membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari

berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain

yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas

tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.

Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak

klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah

sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak,

2005).

e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan keluarga diharapkan dapat mengelola berbagai

kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan

beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f. Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,

ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat

14
proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama

merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap

proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk

merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah

menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.

Perencanaan ini dapat diberikan kepada keluarga yang sudah mengalami

perbaikan kondisi kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi pada keluarga yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan

keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan

melalui kunjungan rumah, observasi dan pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,

merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,

karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,

2005).

15
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and

Leader)

Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang

berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat

perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney

mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan

masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah,

menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,

mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan

mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari

proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini

(Mubarak, 2005).

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari

perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan,

perawatmembantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan

menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan

perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

k. Fasilitator

Membantu keluarga menghadapi kendala dengan memfasilitasi

kebutuhan keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan.

16
B. Konsep Diabetes Mellitus

1. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang

ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat

kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smeltzer dan

Bare, 2015).

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau

gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan

kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh

terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (PERKENI, 2015

dan ADA, 2017).

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

DM dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis (Smeltzer dan

Bare,2015), yaitu :

a) DM tipe 1

DM tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus),

dapat terjadi disebabkan karena adanya kerusakan sel-β, biasanya

menyebabkan kekurangan insulin absolut yang disebabkan oleh

proses autoimun atau idiopatik. Umumnya penyakit ini berkembang

ke arah ketoasidosis diabetik yang menyebabkan kematian. DM tipe 1

terjadi sebanyak 5-10% dari semua DM. DM tipe 1 dicirikan dengan

17
onset yang akut dan biasanya terjadi pada usia 30 tahun (Smeltzer dan

Bare,2015).

b) DM tipe 2

DM tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus),

dapat terjadi karena kerusakan progresif sekretorik insulin akibat

resistensi insulin. DM tipe 2 juga merupakan salah satu gangguan

metabolik dengan kondisi insulin yang diproduksi oleh tubuh tidak

cukup jumlahnya akan tetapi reseptor insulin di jaringan tidak

berespon terhadap insulin tersebut. DM tipe 2 mengenai 90-95%

pasien dengan DM. Insidensi terjadi lebih umum pada usia 30 tahun,

obesitas, herediter, dan faktor lingkungan. DM tipe ini sering

terdiagnosis setelah terjadi komplikasi (Smeltzer dan Bare, 2015).

c) DM tipe tertentu

DM tipe ini dapat terjadi karena penyebab lain, misalnya,

defek genetik pada fungsi sel-β, defek genetik pada kerja insulin,

penyakit eksokrin pankreas (seperti fibrosis kistik dan pankreatitis),

penyakit metabolik endokrin, infeksi, sindrom genetik lain dan karena

disebabkan oleh obat atau kimia (seperti dalam pengobatan HIV/AIDS

atau setelah transplantasi organ) (Smeltzer dan Bare, 2015).

d) DM gestasional

DM ini merupakan DM yang didiagnosis selama masa

kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada

18
masa kehamilan. Terjadi pada 2-5% semua wanita hamil tetapi hilang

saat melahirkan (Smeltzer dan Bare, 2015).

3. Etiologi Diabetes Mellitus

Umumnya diabetes mellitus disebabkan oleh rusaknya sebagian

kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans pada

pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi

kekurangan insulin. Disamping itu diabetes mellitus juga dapat terjadi

karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa

kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain

yang belum diketahui. (Smeltzer dan Bare, 2015). Diabetes mellitus atau

lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa

penyebab, antara lain :

a. Pola makan

b. Obesitas (kegemukan)

c. Faktor genetis

d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

e. Penyakit dan infeksi pada pankreas

f. Pola hidup

g. Kadar kortikosteroid yang tinggi. Kehamilan diabetes gestasional.

h. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.

i. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

19
4. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Beberapa gejala penyakit diabetes mellitus menurut shanty (2011,p.25);

Fady (2015,p.8), adalah:

a. Banyak kencing (poliura)

b. Banyak minum (polidipsi)

c. Banyak makan (polifagia)

d. Lemas

5. Komplikasi diabetes mellitus

Komplikasi yang dapat disebabkan oleh diabetes menurut

pudiastuti(2013,p.56), yaitu:

a. Komplikasi yang dapat terjadi adalah serangan jantung dan stroke,

kerusakan pada pembuluh darah mata menyebabkan gangguan

penglihatan akibat kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum),

kelainan fungsi ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal.

b. Kerusakan pada safarf menyebabkan kulit lebih sering mengalami

cedera.

c. Berkurangnya aliran darahke kulit dapat menyebabkan ulkus (borok)

dan semua penyembuhan luka berjalan lambat.

d. Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika

satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah

lengan atau tungkai bisa secara tiba-tiba menjadi lemah.

20
e. Jika saraf yang menuju tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan

(polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai dapat

dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.

6. Patofisiologi Diabetes Mellitus

Diabetes tipe I terjadi akibat ketidakmampuan sel-sel pancreas

memproduksi insulin yang biasaya disebabkan oleh rusak nya sel-sel

pancreas akibatproses autoimun. Ketika konsentrasi glukosa dalam darah

cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang

tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebt diekskresikan dalam urin

(glukosuria). Kondisi tersebut akan disertai dengan dieresis osmotic yaitu

pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan dengan meningkatnya

frekuensi dalam berkemih (poliuri) sehingga pasien juga akan merasa

sering haus (polidipsi). Pada diabetes tipe II terjadi penurunan sensitivitas

jaringan terhadap insulin (resistensi insulin). Hal ini diperberat oleh

bertambahnya usia yang mempengaruhi berkurangnya jumlah insulin dari

sel-sel beta, lambatnya pelepasan insulin dan atau penurunan sensitivitas

perifer terhadap insulin. Akibat defesiensi insulin adalah pemecahan lemak

menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah

menjadi badan keton oleh hati. Badan keton bersifat asam dan bila

bertumpuk dalam sirkulasi darah akan menimbulkan asidosis metabolic.

Ketosis dan asodosis menimbulkan gejala gastrointestinal seperti

anoreksia, mual, muntah, dan nyeri abdomen. (Smeltzer & Bare, 2002

dalam Fady, 2015; rumahorbo, 2014; ernawati, 2013).

21
7. PenatalaksanaanDiabetes Mellitus

Penatalaksanaan diabetes mellitus menurut rumohorbo (2014, p. 25);

shanty (2011, p. 32), antara lain:

1) Edukasi

Edukasi penyandang diabetes dimaksudkan untuk memberinformasi

tentang gaya hidup yang perlu diperbaiki secara khusus memperbaiki

pola makan dan pola latian fisik.

2) Terapi gizi

Pengaturan zat gizi pada penyandang diabetes diarahkan pada gizi

seimbang serta pengaturan jumlah kalori, jenis makanan dan jadwal

makan. Keteraturan jadwal makan merupakan hal penting bagi

penyandang diabetes yang menggunakan obat hipoglikemik baik oral

maupun injeksi.

3) Latihan fisik

Latihan fisik penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya

dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi factor risiko

kardiovaskuler.

4) Farmakoterapi

Obat hipoglikemik dapat diberikan dalam bentuk tablet atau injeksi.

Biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan olahraga

gagal menurunkan kadar gula darah. Obat hipoglikemik oral (OHO)

berdasarkan cara kerjanya dibagi atas 4 golongan yaitu:

22
a. Pemicu sekresi insulin seperti Sulfonil Urea dan Glinid.

b. Penambah sensitivitas tehadap insulin seperti metformin dan

tiazolindion.

c. Penghambat glukoneogenesis (metformin).

d. Penghambat absorbs glukosa seperti penghambat glukosidase alfa.

8. Faktor Resiko Diabetes Mellitus

Menurut kemenkes (2013), faktor resiko DM dibagi menjadi :

1. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

a. Usia

b. Riwayat keluarga dengan DM (anak penyandang DM)

c. Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir bayi > 4000 gram atau

pernah menderita DM saat hamil (DM Gestasional).

2. Faktor resiko yang dapa dimodifikasi

a. Overweight/berat badan lebih (indeks massa tubuh . 23 kg/m2)

Salah satu cara untuk mengetahui kriteria berat badan adalah

dengan menggunakan indeks masa tubuh (IMT).

Berdasarkan dari BMI atau kita kenal dengan Body Mss Index

diatas, maka jika berada diatas 30 sudah termasuk obesitas. Awali

dengan makan buah atau sayuran stiap kali anda makan.

b. Aktifitas fisik kurang

Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur sangat

bermanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan

23
kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi

jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.

c. Merokok

Penyakit dan tingginya angka kematian (Hariadi S, 2008).

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara merokok

dengan kejadian DM tipe (p = 0,000). Hal ini sejalan dengan

penelitian oleh Houston yang juga mendapatkan bahwa perokok

aktif memiliki risiko 76% lebih tinggi terserang DM tipe 2

dibanding dengan yang tidak (Irawan, 2010).

d. Hipertensi

Jika tekanan darah tinggi, maka jantung akan bekerja lebih keras

dan resiko untuk penyakit jantung dan diabetes pun lebih tinggi.

24
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS UMUM

a. Identitas kepala keluarga

Nama : Ny.U Pekerjaan : Petani

Umur : 45 tahun Alamat : Desa Tunong

Agama : Islam No HP :-

Suku : Aceh

Pendidikan : SMP

b. Daftar anggota keluarga

No Nama L/P Hub.dg Umur Pendidikan Imunisasi KB Kesehatan

KK

1 Tn.MH L Suami 50 Tamat SD - - Sehat

2 Ny.U P Istri 45 Tamat - - DM

SMP

3 An.A L Anak 4 - - - Sehat

25
c. Genogram

d. Tipe keluarga

1) Nuclear family (keluarga Inti)

2) Masalah yang trjadi dilihat dari type keluarga : Keluarga tidak

memiliki masalah

e. Suku bangsa

1) Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga

Asal suku bangsa klien yaitu suku aceh

2) Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara

etnis bersifat homogen)

Lingkungan klien bersuku bangsa aceh

3) Kegiatan keagaman, sosial dan budaya

Klien mengatakan kegiatan keagamaan yang dilakukan adalah

pengajian rutin di meunasah

4) Kebiasaan berbusana sehari-hari

Tertutup, karena klien bertempat tinggal di aceh dimana adanya syariat

islam dan klien beragama islam.

26
5) Struktur kekuasaan keluarga

Struktur kekuasaan keluarga adalah Tn,MH sebagai kepala keluarganya

6) Bahasa yang digunakan sehari-hari

Bahasa yang digunakan klien sehari-hari adalah bahasa aceh

7) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi

Polindes, puskesmas dan rumah sakit

f. Agama dan kepercayaan

1) Agama yang dianut keluarga: Islam

2) Apakah antara anggota keluarga ada yang berbeda keyakinan

keagamaan mereka: Tidak ada.

3) Seberapa aktif keluarga terlibat dalam kegiatan keagamaan atau

organisasi keagmaan: Cukup aktif.

4) Adakah kepercayaan dan nilai keagamaan yang berpengaruh terhadap

kesehatan keluarga: Ada.

g. Status sosial ekonomi keluarga

1) Berapa penghasilan keluarga perbulan: Rp . 4.000,000

2) Apakah keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

penghasilan saat ini: Klien mengatakan insya Allah cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3) Apakah keluarga memiliki tabungan untuk keperluan yang akan

datang: Ada .

4) Apakah keluarga memiliki tunjangan kesehatan

Ada, yaitu BPJS

27
5) Bagaimana aktifitas rekreasi keluarga

Bepergian kesawah atau kebun menurut klien itu sudah termasuk

rekreasi

h. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga sudah dewasa karena anak pertamanya

sudah menikah jadi bisa membantu dalam pengambilan keputusan

b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada

i. Riwayat kesehatan keluarga inti

a. Riwayat kesehatan keluarga masalalu

Tidak ada

b. Riwayat kesehatan keluarga saat ini

Ny.U hanya memiliki penyakit diabetes mellitus selama lebih dari 2

tahun lalu. Anaknya sehat

c. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan keluarga:

Polindes/Bides

j. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah tinggal

Gambaran tipe rumah

- rumah sendiri - permanen

- memiliki WC - jumlah ruangan : 2 kamar tidur, 1

kamar mandi, ruang tamu dan dapur

28
2) Denah Lokasi Rumah

KT
dapur W
CC

Ruang KT
tamu

pintu

3) Gambaran kondisi rumah

a. Ruang tamu/Ruang keluarga

Bersih dan nyaman, diruang tamu ada TV, kipas dan tikar untuk

duduk, dengan ventilasi yang bagus udara masuk melalui pintu

b. Kamar tidur: Bersih, ada tempat tidur dan kipas angin

c. Kamar mandi: Bersih

4) Pola kebersihan rumah dan lingkungan rumah

Lingkungan bersih dan nyaman

5) Perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tinggal keluarganya

Keluarga mengatakan nyaman

6) Tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga: Dibakar

7) Karakteristik tetangga dan lingkungan rumah

Klien mengatakan nyaman karna bertetangga dengan anak kandung

sendiri dilingkungannya.

29
8) Mobilitas geografus keluarga

Rumah klien lumayan jauh dari kota jika barang dan kebutuhan sejari-

hari hanis dapat di jangkau menggunakan roda dua dan becak.

9) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ny.U selalu mengikuti kegiatan pengajian rutin setiap hari jumat di

meunasah.

10) Sistem pendukung keluarga

Klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit mereka akan

mengunjungi bides atau puskesmas memaki BPJS

k. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi yang digunakan adalah terbuka dilihat ketika

mahasiswa melakukan pengkajian. Pengambilan keputusan biasanya

dilakukan oleh kepala keluarga

2) Struktur peran

Bapak M dan Ny.U sebagai orang tua sering memberikan nasehat

kepada istrinya dalam hal apapun.

3) Nilai norma keluarga

Laki-laki harus menafkahi istrinya jadi Tn.Mh menjadi tulang punggung

keluarga saat ini yang bekerja sebagai petani keluarga bapak Mh sangat

menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama islam dan masih

mengikuti adat masyarakat setempat.

30
l. Fungsi keluarga

1) Fungsi efektif

Keluarga Ny.U mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antara

anggota keluarga, saling menyanyangi dan menghormati, hidup rukun

dan tentram apabila ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga

yang lain berusaha membantu.

2) Fungsi sosialisasi

Dalam keluarga ini terlihat rukun karena mereka selalu bercanda

terdapat interaksi yang baik.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Ny.U sering menanyakan bagaimana mengatasi penyakit diabetes

mellitus.

4) Fungsi reproduksi : Jumlah anak ada 1

5) Fungsi ekonomi : Kebutuhan keluarga semua sudah terpenuhi.

m. Stress dan koping keluarga

1) Stress

a) Stress jangka pendek : Bisa diatasi dengan dibicarakan

b) Stress jangka panjang : Ny. U berharap dapat segera melakukan

penanganan yang tepat terhadap diabetes mellitusnya

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga Tn.Mh memecahkan masalah dengan cara bermusyawarah

bersama keluarga inti. Jika ada anggota keluarga yang sakit akan

31
segera berobat ke puskesmas, jika sakitnya tidak terlalu parah seperti

batuk pilek makan Tn.Mh hanya akan merawat dirumah saja.

n. Harapan keluarga

1) Apakah harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi

Keluarga berharap Ny.U dapat sehat selalu dan dapat penanganan yang

tepat terhadap penyakitnya.

2) Apa harapan keluarga terhadap petugas kesehatan keluarga

Keluarga mengatakan petugas kesehatan dapat mengecek tekanan

darah Ny.U setiap minggu

B. Analisa data

Data fokus Diagnosa keperawatan


DS:
1. Ny. U mengatakan mengeluh banyak Ketidakstabilan kadar gula darah b/d
minum, banyak makan dan kencing Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
dalam sehari lebih dari 6 kali disertai keluarga yang sakit diabetes mellitus pada Ny. U.
2. Ny. U mengatakan jarang mengontrol
gula darah ke fasilitas kesehatan.
3. Keluarga mengatakan Ny. U sering
mengkonsumsi makanan dan minuman
tinggi gula seperti nasi putih, gorengan,
dan kopi.
DO:
- Terdapat bekas hitam di kaki Ny. U
- Keluarga terlihat bingung saat
menyebutkan urutan perawatan luka
yang benar

C. Diagnose keperawatan

• Ketidakstabilan kadar gula darah b/d Ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus tipe pada Ny. U.

32
D. Scoring/prioritas masalah

No Criteria Bobot Skor Pembenaran


1 Sifat masalah: 1 3/3x1=1 Masalah sudah terjadi dan apabila
a. Potensial (1) masalah tidak diatasi dapat
b. Resiko (2) menimbulkan komplikasi
c. Actual (3)
2 Kemungkinan masalah 2 1/2x2=1 Masalah dapat diubah tergantung
untuk diubah : peran aktif Ny.U dalam mematuhi
a. Mudah (2) terapi pengobatan dan diet
b. Sebagian (1)
c. Tidak dapat
diubah (0)
3 Potensial masalah untuk 1 2/3x1=2/3 Perlu kepatuha dan waktu untuk
dicegah: mengubah kebiasaan hidup sehat.
a. Tinggi (3)
b. Cukup (2)
c. Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah: 1 2/1x1=2 Keluarganya menyadari pentingnya
a. Segera (2) masalah untuk segera diatasi
b. Tidak segera (1) sehingga dapat meningkatkan
c. Tidak dirasakan derajat kesehatan Ny.U
(0)

Skor total 14/3


Daftar diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas:

• Ketidakstabilan kadar gula darah b/d Ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus tipe pada Ny. U skor : 1 4/3.

33
E. PERENCANAAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan Evaluasi Rencana


Keluarga Umum Khusus Kriteria Standar Tindakan
Ketidakstabilan kadar gula Setelah 1. Setelah dilakukan kunjungan 1x30 menit 1. Keluarga mampu 1. DM merupakan kondisi kadar 1. Kaji
darah b/d ketidakmampuan dilakukan keluarga mampu mengenal masalah DM menyebutkan gula darah sewaktu diatas 180 pengetahuan
keluarga dalam merawat kunjungan 2. Setelah dilakukan kunjungan 1x30 menit definisi DM dengan mg/dl dan gula darah puasa keluarga
anggota keluarga yang sakit sebanyak 2 keluarga mampu memutuskan untuk bahasa sendiri diatas 125 mg/dl tentang DM
DM Ny.U kali keluarga merawat anggota keluarga dengan DM 2. Keluarga mampu 2. Penyebab Dm yaitu faktor 2. Diskusikan
mampu 3. Setelah dilakukan kunjungan 1x30 menit menyebutkan dari 8 genetik, pola makan yang dengan
mengenal keluarga mampu memodifikasi dan penyabab dari DM tidak teratur, kurangnya keluarga
dan menciptakan lingkungan yang sehat 3. Keluarganya aktifitas fisik atau olahraga, tentang
memahami untuk menunjang kesehatan keluarga menyebutkan 6 dari stress, obesitas, obat-ibatan pengertian,
bagaimana 4. Setelah dilakukan kunjungan 1x30 menit tanda dan gejala DM dan infeksi. penyebab,
perawatan keluarga mampu memutuskan untuk 4. Keluarga mampu 3. Tanda dan gejala DM yaitu tanda dan
DM merawat anggota keluarga dengan DM menyebutkan 5 dari sering kencing, sering haus, gejala, dan
5. Setelah dilakukan kunjungan 1x30 menit 7 cara pencegahan rasa gatal, mudah lelah, luka pecegahan
keluarga mampu menggunakan dan DM yang sulit sembuh atau infeksi DM dengan
memanfaatfasilitas kesehatan yang ada pada kulit, pandangan kabur, menggunakan
dan kesemutan. Booklet
4. Pencegahan DM antara lain 3. Beri
menerapkan pola hidup sehat kesempatan
terapkan pola makan yang keluarga
baik dan sehat, jaga kondisi untuk
mental spiritual, melakukan bertanya
aktifitas fisik secara rutin, jaga 4. Beri
BB ideal, jauhi roko dan reinforcement
minuman alkohol serta positif
konsumsi berbagai herbal
yang dapat mencegah DM.

34
F. IMPLEMENTASI & EVALUASI

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Ketidakstabilan kadar gula 1. mengkaji pengetahuan keluarga S:
darah b/d Ketidakmampuan tentang DM 1. Keluarga Ny.U mengatakan
keluarga merawat anggota = Keluarga tampak bingung saat paham mengenai
keluarga yang sakit diabetes dikaji tentan penyakit DM pengertian,penyebab, tanda
mellitus pada Ny. U. 2. menjelaskan kepada keluarga dan gejala dan penyebab dan
tentang pengertian DM pencegahan DM
= keluarga tampak sudah paham 2. Ny.U mengatakan masih
tentang pengertian DM banyak makan. Minum dan
3. menjelaskan kepada keluarga kencing.
tentang penyebab DM O:
= keluarga tampak masih bingung GDS : 218 mg/dl
4. menjelaskan kepada keluarga
tentang tand dan gejala DM A: Masalah Teratasi
= keluarga tampak sudah paham
tentang tanda dan gejala DM P:
5. menjelaskan kepada keluarga Hentikan Intervensi
tentang pencegahan DM
= keluarga tampak masih bingung

37
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ny.U dengan Diabetes
Melitus di desa Tunong Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe maka
dapat di ambil kesimpulan:
1. Dalam pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang
dapat di kumpulkan di peroleh mudah karena adanya kerja sama antara
keluarga Ny.U
2. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncakan beberapa tindakan
keperawatan dengan menentukan rasional dari tindakan tersebut.
3. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sangat di perlukan kerjasama
yang baik antara keluarga, tim kesehatan yang lain untuk mendapatkan
tindakan keperawatan yang berkesinambungan.
B. Kritik dan saran

Saran penulis ditujukkan kepada pihak Unit Pelayanan Kesehatan


Masyarakat dan Institusi pendidikan
1. Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Diharapkan agar dapat meningkatkan lagi mutu pelayanan yang sudah
tercapai dengan baik.
2. Institusi pendidikan
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan membimbing kami
terutama dalam pembuatan serta penyusunan tugas Asuhan keperawatan.
Untuk mahasiswa-mahasiswi semoga dengan adanya tugas ini, dapat
menambah ilmu dan wawasan kalian tentang Asuhan keperawatan
Keluarga, serta lebih giat belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Denpasar:

Sagung Seto.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga. Ponorogo: Graha Ilmu.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2018 Laporan Nasional 2018, (Online).

(http://www.depkes.go.id, diakses pada 27 Januari 2020).

Bakri, Maria H. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka

Mahardika.

Brunner & Sudarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 Edisi 8.

Jakarta: EGC.

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 2016. Profil Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun

2016,(Online).(http://www.depkes.go.id/profil-kota-Pekanbaru-2016/

diakses 24 Maret 2020).

Imelda, Sonta. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Diabetes

Mellitus di Puskesmas Harapan Raya Tahun 2018. Jurnal Akademi

Kebidanan Dharma Husada Pekanbaru (Online) Volume 8, No. 2

(https://media.neliti.com, diakses 24 Maret 2020).

Izati, Zikra. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diabetes Mellitus Di

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Karya Tulis Ilmiah. Padang:

Politeknik Kesehatan Padang.


Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai