Disusun Oleh :
1. Auliana Sari (P1337421023093)
2. Arin Bakhtiar (P1337421023094)
3. Rizki Aginda Saputra (P1337421023095)
4. Setianingrum (P1337421023098)
5. Septy Ira Ardana (P1337421023101)
6. Elza Widya Ayuni (P1337421023102)
Dosen Pengampu :
Suparjo, S.Kep, M.Kep
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah – Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah – Nya serta berbagai upaya, tugas
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Keperawatan. Dalam makalah ini, penulis menjelaskan tentang “Analisa Kasus Dalam Proses
Keperawatan” dan ditulisberdasarkan informasi dari media massa yang berhubungan dengan
judul makalah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns. Fatchurrozak H,
S.Kep.M.Kep selaku dosen mata kuliah Metodologi Keperawatan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambahpengetahuan dan wawasan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan,
sehingga penulisan makalah ini dapat dibuat dengan sebaik – baiknya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagaimasukan yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Makalah.................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
D. Metode...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
A. Kesimpulan............................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Sampai saat ini, penyakit kanker Data dari International Diabetes Federation (IDF),
2019 terdapat 463 juta orang (9,3%) berusia 20-79 tahun di seluruh dunia menderita
diabetes. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes pada tahun
2019 yaitu 9% pada wanita dan 9,65% pada pria. Prevalensi diabetes diperkirakan
meningkat seiring bertambahnya usia penduduk, mencapai 19,9% atau 111,2 juta orang
berusia 66-79 tahun. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai
578 juta pada tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045 (IDF, 2019). Indonesia menempati
urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah penderita sebanyak 10,7 juta. Indonesia
merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk dalam daftar tersebut, sehingga
dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia terhadap prevalensi kasus diabetes di
Asia Tenggara (IDF, 2019). Pada tahun 2014, 8,5% menderita diabetes mellitus pada usia
18 tahun, dan pada tahun 2019 penyakit diabetes mellitus menyebabkan 1,5 juta kematian
(WHO, 2020).
Jumlah penderita diabetes mellitus di Provinsi Jawa Tengah semakin meningkat
setiap tahunnya. Kasus diabetes mellitus di Provinsi Jawa Tengah mencapai 496,181 kasus
pada tahun 2018, meningkat menjadi 652,822 kasus pada tahun 2019 (Dinkes Provinsi
Jateng, 2019). Menurut hasil diagnosa medis, prevalensi diabetes mellitus pada penduduk
usia 15 tahun ke atas di Provinsi Jawa Tengah meningkat sebesar 0,5% yaitu dari 1,6%
pada tahun 2013 menjadi 2,1% pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2019).
Menurut data prevalensi RSUD Kardinah Kota Tegal didapatkan data pasien rawat
inap yang menderita DM pada tahun 2019 sebanyak 366 pasien, kemudian pada tahun 2020
menurun menjadi 315 pasien. Diabetes mellitus dapat menimbulkan berbagai dampak,
antara lain fisik, psikologis dan yang paling parah adalah kematian. Dampak fisik yang
terjadi seperti bertambahnya frekuensi buang air kecil, merasa haus dan lapar, berkeringat
dingin, luka yang sukar sembuh, gemetaran, pusing. Adapun salah satu dampak psikologis,
yaitu pasien tidak bisa menerima kondisi sakitnya, sehingga pasien mengalami kecemasan
(Hidayat & Putri, 2015). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Loriza (2017) dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan tingkat
4
stress pada lansia penderita diabetes mellitus.
5
Berdasarkan keterangan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus Hiperglikemi Di RS Mitra Siaga
Kota Tegal” Dengan harapan pasien mampu mengenali, mengekspresikan dan
mendemonstrasikan teknik untuk mengontrol kecemasan serta mendapatkan gambaran
tentang asuhan keperawatan dengan penyakit diabetes mellitus hiperglikemi menggunakan
proses keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud diabetes mellitus?
2. Apa etiologi dari diabetes mellitus?
3. Apa saja klasifikasi dari diabetes mellitus?
4. Apa saja manifestasi klinis dari diabetes mellitus?
5. Apa saja faktor resiko dari diabetes mellitus?
6. Bagaimana contoh kasus praktek proses keperawatan pada pasien diabetes
mellitus hiperglikemi?
C. Tujuan Masalah
D. Metode Masalah
Metode dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan
dengan caramencari dari sumber – sumber dan literatur tentang penyakit diabetes mellitus
hiperglikemi.
6
BAB II
PEMBAHASA
7
c. Obesitas
Obesitas merupakan faktor utama dalam diabetes tipe 2 dengan peningkatan resistensi insulin.
8
d. Lingkungan (makanan, infeksi, toksin, stress)
Kekurangan protein kronis dapat menyebabkan pankreas kurang aktif. Infeksi virus Coxsackie
pada individu yang rentan secara genetik Stress fisiologis dan emosional meningkatkan kadar
hormone stress (kortisol, epineprin, glukagon, dan hormon pertumbuhan), sehingga
meningkatkan kadar gula darah (Simamora & Antoni, 2018).
e. Gaya hidup
Merokok, kurang olahraga, kurang istitahat dan stress (Brunner & Suddarth, 2014).
f. Hipertensi
Pada orang dewasa jika tekanan darah ≥130/85mmHg, kolesterol HDL 235 mgdL, serta kadar
trigliderida >250 mg/dl.
9
obesitas, usia ibu saat hamil, riwayat kelahiran bayi besar, dan riwayat penyakit lain
(Febrinasari et al., 2020).
10
E. Faktor Resiko Diabetes Mellitus
Faktor resiko yang dapat di modifikasi yaitu :
1. Gaya Hidup
Gaya hidup yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam aktivitas sehari-hari.
Olahraga tidak teratur, makanan cepat saji. merokok, pola makan, minuman bersoda
merupakan salah satu pemicu terjadinya diabetes mellitus tipe II (1DF, 2017).
2. Obesitas (kegemukan)
Pengaruh indeks massa tubuh pada diabetes mellitus dapat disebabkan oleh kurangnya
aktivitas fisik dan tingginya konsumsi protein, karbohidrat dan lemak yang merupakan
faktor risiko terjadinya obesitas (Isnaini, 2018). Kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatan asam lemak atau free fatt (FFA) dalam sel. Peningkatan FFA ini akan
menyebabkan terjadinya resistensi insulin di otot dan jaringan lemak (Isnaini, 2018).
3. Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan peredaran gula di dalam sel tidak bekerja
dengan baik sehingga menyebabkan gula dan kolesterol menumpuk di dalam darah. Jika
tekanan darah di atas 120/90 mmHg mempunyai risiko 2x lipat terkena diabetes mellitus
dibanding orang dengan tekanan darah normal (Brunner&Suddart, 2015).
4. Stress
Menurut penelitian (Berkat, 2018), ada hubungan antara tingkat stress dengan kadar gula
darah pada penderita diabetes. Saat Anda stress, hormon yang memengaruhi kadar gula
darah meningkat, seperti adrenalin, kortisol, glukagon, kortikosteroid dan tiroid. Stres
fisik dan emosional mengaktifkan sistem neuroendokrin dan sistem saraf simpatik
sehingga meningkatkan kadar gula darah.
5. Merokok
Menurut (Halim, C. 2017), Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi ketebalan plasma
dinding pembuluh darah (aterosklerosis) dan dapat menyebabkan komplikasi
kardiovaskular.
6. Faktor resiko yang tidak bisa di modifikasi
- Usia
Faktor usia mempengaruhi kemunduran pada semua sistem tubuh, termasuk sistem
endokrin. Usia lanjut menyebabkan keadaan resistensi insulin, yang menyebabkan
kadar gula darah tidak stabil, itulah sebabnya banyak kasus diabetes mellitus.
- Riwayat keluarga
Menurut silsilah keluarga, diabetes mellitus dapat menurun. Hal ini terjadi karena
11
DNA penderita diabetes mellitus juga dilaporkan pada gen berikut yang berhubungan
dengan penurunan produksi insulin.
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 61 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Babakan 01/02
No RM : 223884
Diagnosa Medis : DM Hiperglikemia
b. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas, kepalanya terasa pusing, setiap kali makan terasa mual
tetapi tidak ada muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak pagi sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh badannya lemas, mual
sejak 1 minggu yang lalu dan kepala pusing. Pada tanggal 22 Februari 2020 pukul
19.15 WIB pasien dibawa ke IGD RS Mitra Siaga
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sudah menderita Diabetes Mellitus sejak 20 tahun yang lalu, dan
pasien tidak mempunyai riwayat penyakit Hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
Diabetes Mellitus
13
- Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan BAK sehari 4 kali, warna BAK
14
normal kuning, bau khas urinepasien tidak terpasang kateter urine.
Pola Aktivitas
a) Aktivitas dianjurkan
Mobilitas ringan di
bed
b) Kemampuan perawatan diri
- Di Rumah : Makan, minum dan aktivitas selama di rumah pasien
melakukan secara mandiri
- Di Rumah Sakit : Makan dan minum dilakukan secara mandiri,mandi,
toileting berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah dan
ambulasi/ROM harus dibantu olehanak atau keluarganya
Pola Istirahat dan Tidur
a) Jumlah jam tidur/hari
- Di Rumah : Pasien mengatakan di rumah tidur selama 7-8 jam tidak ada
ganggguan pada pola tidur
- Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan selama di rumah sakit pasien tidur
siang ± 2 jam dan malam tidur ±7 jam tidak ada gangguan pada pola
tidur
b) Waktu tidur
- Di Rumah : Pasien mengatakan waktu tidur pasien pada malam hari
pukul 21:00 –05:00.
- Di Rumah sakit : Pasien mengatakan saat di rumah sakit lebih awal
tidurnya yaitu pukul 20.00-05.00
Pola Perseptual
a) Penglihatan : Normal
b) Pendengaran : Normal
c) Pengecapan : Normal
d) Sensori : Normal
Pola Persepsi Diri
a) Tingkat Kecemasan (Skala BARS)
Skala 2
b) Pandangan pasien terhadap sakitnya
Pasien selalu berpikir positif bisa disembuhkan jika selalu mematuhi perintah
dari dokter, perawat dan petugas kesehatan di RS
15
c) Jaminan
Pengobatan BPJS
16
d) Pengendalian
emosi Stabil
e) Kepatuhan
pasien Patuh
Pola Seksual dan Reproduksi
- Keluhan (fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi, dll)
Pasien mengatakan tidak ada keluhan tentang reproduksi, pasien
mengatakan pasien sudah sejak lama menopose.
Pola Peran dan Hubungan
a) Anggota keluarga yang
menunggu 2 orang (anak)
b) Dukungan anggota terhadap
keperawatan Baik
c) Interaksi pasien dan petugas
keluarga Baik
d) Interaksi pasien dengan petugas medis
Baik, pasien mematuhi semua tindakan yang dianjurkan oleh dokter
dan perawat
e) Interaksi pasien dengan pasien
lain Baik
Pola Manajemen Koping Stres
a) Perubahan terbesar dalam hidup yang dirasakan
Pasien mengatakan selama dirawat di RS tidak bisa beraktivitas seperti
biasanya karena sakitnya. Pasien tidak mengetahui cara mengontrol stress
karena pikiran terhadap penyakitnya.
b) Usaha/ perilaku dalam mencari pengobatan
Pasien mau menjalani program terapi pengobatan yang dilakukan selama
dirawat di RS.
Sistem Nilai dan Keyakinan
a) Kegiatan keagamaan pasien
Selama dirawat di RS pasien hanya berdoa meminta kesembuhan pada Allah
SWT, agar penyakitnya segera disembuhkan
b) Keluhan
Pasien mengatakan tidak bisa melakukan ibadah sholat karena terpasang infus
17
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Penampilan :Keadaan umum pasien lemah, pasien hanya berbaring di atas
tempat tidur
Kesadaran:
Composmentis GCS : 4-6-
5
Vital Sign :TD : 120/80
mmHg RR : 22x/menit
N
:80x/menit S
: 36°C
Kepala
Bentuk kepala mesocepal, rambut sedikit beruban, rambut tipis ,kepala tidak ada
benjolan atau lesi, wajah terlihat simetris
Mata
Konjungtiva anemis, mata simetris, pupil Ø <3, Sklera ikterik (-/-), pergerakan
bola mata normal, refleks cahaya (+/+), tidak ada edema palpebra
Mulut
Hidung simetris, perdangan (-), polip (-), sekret (-), nafas spontan, pernafasan
cuping hidung (-), membrane mukosa lembab, lidah bersih, tidak ada perdarahan
gusi
Leher
Tidak ada benjolan atau massa pada leher, tidak ada lesi, dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
Thorax, paru, dan jantung
Bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada simetris, retraksi dada (+/+), pola
nafas regular, tidak ada nyeri tekan,. Suara jantung S1 – S2 normal.
Abdomen
Inspeksi : Dinding abdomen supel, perut simetris, mual (+), muntah (-).
Palpasi :Tidak Ada nyeri tekan daerah epigastristik, tidak ada pembesaran
liver dan organ yang lainnya.Bunyi timpani
Genitalia
18
Genetalia bersih , tidak terpasang kateter urin
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih.
19
Ektrenitas
- Akral hangat tidak ada krepitasi pada persendian kekuatan gerak bebas.
- Kekuatan Gerak Bebas
e. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaa Hasil Nilai normal
n Diagnostik Pasien 1
Tanggal 24/02/020
pemeriksaan
Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin 12.00 g/dl 11.0-15.0
Jumlah Leukosit 9.600 10^3/ul 4.000-10.000
Jumlah Eritrosit 4.00 10^6/ul 3.5-5.00
Hematokrit L 34.3 % 33.0-42.0
Jumlah Trombosit 560.000 10^3/ul 150.000-
350.000
MCV 84,7 Fl 82.0-95.0
MCH 30.0 Pg 27.0-31.0
MCHC 35.0 g/dL 32.0 – 36.0
DIFF COUNT
Limph% 34 % 20-40
Mid% 10 % 3-9
Gran% 56 % 50-70
Kimia Klinik
Ureum 46 mg/dL 17-43
Creatinin 1.3 mg/dL 0.7-1.1
SGOT 20 U/L < 31
SGPT 11 U/L < 34
Gamma GT 24 U/L < 32
f. Terapi Pasien
- Nacl 20 tpm
- Nevorapid 12 unit
20
- Ondan 2x 8 mg per IV
- Betahistin 2 x 1 Tab
- Mecobalamim 1 x 500 mg per IV
g. Analisis Data
No Hari, tanggal Data Etiologi Problem
1. 22 Februari 2020 DS : Pusing, lemas, Resistensi Insulin Ketidakstabilan
sering merasa haus gula darah
DO : Kadar glukosa
dalam darah tinggi,
klien tampak lelah,
klien
tampak sering minum
2. 22 Februari 2020 DS : Merasa ingin Gangguan Nausea
mual, nafsu makan Biokimiawi
menurun
DO : -
3. 22 Februari 2020 DS : Klien mudah lelah Imobilitas Intoleransi
DO : Aktivitas klien Aktivitas
tampak dibantu
keluarga
4. 22 Februari 2020 DS : Pasien merasa Asupan nutrisi Defisit Nutrisi
mual tidak cukup
DO : Tidak ada muntah, untuk memenuhi
nafsu makan menurun, kebutuhan
BAB sejak dirawat 1 metabolisme
kali (konsistensi lunak)
21
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan menurut teori SDKI yaitu :
1. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin ( D.0027 )
2. Nausea berhubungan dengan biokimiawi ( D.0076 )
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas ( D.0056 )
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme ( D.0019 )
22
BAB III
PENUTU
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah di lakukan pada Ny. W dengan
Diabetes Melitus Hiperglikemia pada tanggal 21 Februari 2023 dapat
disimpulkan :
1) Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus dapat
dilakukan dengan baik dan tidak ada mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data
2) Diagnosa
Pada diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus
Hiperglikemia didapatakan 4 diagnosa ditinjauan kasus,yaitu
a. Ketidakstabilan gula darah b.d. resistensi insulin
b. Nausea b.d gangguan biokimiawi
c. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
d. Defisit nutrisi b.d Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolism
3) Perencanaan asuhan keperawatan
Pada perencanaan asuhan keperawatan pasien Ny. W dengan Diabetes
Melitus hiperglikemia 2023 semua perencanaan dapat diterapkan pada
tinjauan kasus. Tujuan yang diharapkan dari asuhan keperawatan dengan
Diabetes Melitus yaitu : agar gula darah membaik, nyeri berkurang , dan
gangguan system pencernaan membaik, intoleransi aktivitas membaik
B. Saran
Bagi Mahasiswa Supaya bisa menjadi reverensi dalam membuat Karya Tulis
Ilmiah diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan
memperluas wawasan mengenai pasien dengan Diabetes Melitus dengan adanya
pengetahuan dan wawasan yang luas, mahasiswa akan mampu mengembangkan
diri dalam masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat
mengenai Diabetes Melitus , dan faktor-faktor pencetusnya serta bagaimana
23
pencegahan untuk kasus tersebut. 2. Bagi Institusi Pendidikan Peningkatan
kualitas dan
24
pengembangan ilmu mahasiswa melalui studi kasus agar dapat menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus. Bagi Rumah Sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan dan
mempertahankan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan pasien
yang ditujukan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang optimal.
Dan adapun untuk pasien yang telah mengalami kasus Diabetes Melitus maka
harus segera dilukukan perawatan, agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit
Diabetes Melitus.
25