Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DIABETES MELLITUS
HIPERGLIKEMI”
Diajukan sebagai
Tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan

Disusun Oleh :
1. Auliana Sari (P1337421023093)
2. Arin Bakhtiar (P1337421023094)
3. Rizki Aginda Saputra (P1337421023095)
4. Setianingrum (P1337421023098)
5. Septy Ira Ardana (P1337421023101)
6. Elza Widya Ayuni (P1337421023102)

Dosen Pengampu :
Suparjo, S.Kep, M.Kep

PRODI D III KEPERAWATAN TEGAL


POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah – Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah – Nya serta berbagai upaya, tugas
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Keperawatan. Dalam makalah ini, penulis menjelaskan tentang “Analisa Kasus Dalam Proses
Keperawatan” dan ditulisberdasarkan informasi dari media massa yang berhubungan dengan
judul makalah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns. Fatchurrozak H,
S.Kep.M.Kep selaku dosen mata kuliah Metodologi Keperawatan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambahpengetahuan dan wawasan. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan,
sehingga penulisan makalah ini dapat dibuat dengan sebaik – baiknya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagaimasukan yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Tegal, 17 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Makalah.................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................5
D. Metode...................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6

A. Definisi Diabetes Militus......................................................................................6


B. Etiologi Diabetes Militus......................................................................................7
C. Klasifikasi Diabetes Militus..................................................................................7
D. Manifestasi Klinis Diabetes Militus….................................................................8
E. Faktor Resiko Diabetes Militus…........................................................................8
F. Contoh Kasus Praktek Proses Keperawatan….....................................................8

BAB III PENUTUP.........................................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Sampai saat ini, penyakit kanker Data dari International Diabetes Federation (IDF),
2019 terdapat 463 juta orang (9,3%) berusia 20-79 tahun di seluruh dunia menderita
diabetes. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes pada tahun
2019 yaitu 9% pada wanita dan 9,65% pada pria. Prevalensi diabetes diperkirakan
meningkat seiring bertambahnya usia penduduk, mencapai 19,9% atau 111,2 juta orang
berusia 66-79 tahun. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai
578 juta pada tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045 (IDF, 2019). Indonesia menempati
urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah penderita sebanyak 10,7 juta. Indonesia
merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk dalam daftar tersebut, sehingga
dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia terhadap prevalensi kasus diabetes di
Asia Tenggara (IDF, 2019). Pada tahun 2014, 8,5% menderita diabetes mellitus pada usia
18 tahun, dan pada tahun 2019 penyakit diabetes mellitus menyebabkan 1,5 juta kematian
(WHO, 2020).
Jumlah penderita diabetes mellitus di Provinsi Jawa Tengah semakin meningkat
setiap tahunnya. Kasus diabetes mellitus di Provinsi Jawa Tengah mencapai 496,181 kasus
pada tahun 2018, meningkat menjadi 652,822 kasus pada tahun 2019 (Dinkes Provinsi
Jateng, 2019). Menurut hasil diagnosa medis, prevalensi diabetes mellitus pada penduduk
usia 15 tahun ke atas di Provinsi Jawa Tengah meningkat sebesar 0,5% yaitu dari 1,6%
pada tahun 2013 menjadi 2,1% pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2019).
Menurut data prevalensi RSUD Kardinah Kota Tegal didapatkan data pasien rawat
inap yang menderita DM pada tahun 2019 sebanyak 366 pasien, kemudian pada tahun 2020
menurun menjadi 315 pasien. Diabetes mellitus dapat menimbulkan berbagai dampak,
antara lain fisik, psikologis dan yang paling parah adalah kematian. Dampak fisik yang
terjadi seperti bertambahnya frekuensi buang air kecil, merasa haus dan lapar, berkeringat
dingin, luka yang sukar sembuh, gemetaran, pusing. Adapun salah satu dampak psikologis,
yaitu pasien tidak bisa menerima kondisi sakitnya, sehingga pasien mengalami kecemasan
(Hidayat & Putri, 2015). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Loriza (2017) dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan tingkat

4
stress pada lansia penderita diabetes mellitus.

5
Berdasarkan keterangan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus Hiperglikemi Di RS Mitra Siaga
Kota Tegal” Dengan harapan pasien mampu mengenali, mengekspresikan dan
mendemonstrasikan teknik untuk mengontrol kecemasan serta mendapatkan gambaran
tentang asuhan keperawatan dengan penyakit diabetes mellitus hiperglikemi menggunakan
proses keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud diabetes mellitus?
2. Apa etiologi dari diabetes mellitus?
3. Apa saja klasifikasi dari diabetes mellitus?
4. Apa saja manifestasi klinis dari diabetes mellitus?
5. Apa saja faktor resiko dari diabetes mellitus?
6. Bagaimana contoh kasus praktek proses keperawatan pada pasien diabetes
mellitus hiperglikemi?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :


1. Mengetahui pengertian dari diabetes mellitus
2. Mengetahui etiologi dari diabetes mellitus
3. Mengetahui klasifikasi dari diabetes mellitus
4. Mengetahui manifestasi klinis dari diabetes mellitus
5. Mengetahui faktor resiko dari diabetes mellitus
6. Mengetahui contoh kasus praktek proses keperawatan pada pasien diabetes
mellitus hiperglikemi

D. Metode Masalah

Metode dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan
dengan caramencari dari sumber – sumber dan literatur tentang penyakit diabetes mellitus
hiperglikemi.

6
BAB II

PEMBAHASA

A. Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya
hiperglikemi yang terjadi karena ketidakmampuan pankreas mensekresi insulin, gangguan
kerja insulin, ataupun keduanya. Hiperglikemia kronis dapat menyebabkan kerusakan
jangka panjang dan kegagalan berbagai organ, seperti mata, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah (American Diabetes Association, 2020).
Diabetes mellitus atau sering disebut kencing manis merupakan penyakit kronis
yang terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat cukup insulin atau tidak dapat menggunakan
insulin (resistensi insulin) dan didiagnosis dengan mengontrol kadar gula darah. Insulin
yaitu hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas yang berperan dalam menyerap
glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh, yang digunakan sebagai sumber energi (IDF,
2019).
Menurut WHO (2020), diabetes mellitus adalah penyakit metabolik kronis dan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang buruk sebagai akibat kegagalan fungsi
insulin.

B. Etiologi Diabetes Mellitus


Faktor penyebab diabetes mellitus yaitu sebagai berikut :\
a. Usia
Diabetes mellitus tipe 2 rentan di alami pada usia 40 tahun. Pada usia tersebut resiko terkena
diabetes mellitus tipe 2 lima kali dibanding dengan usia dibawah 240 tahun. Penderita diabetes
mellitus terbanyak berada pada kelompok usia 51-60 tahun (Betteng, Pangemanan, 2014).
b. Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri. melainkan kecenderungan genetik
atau kecenderungan untuk mengembangkan diabetes tipe 1. Kecenderungan genetik ini
ditemukan pada orang yang memiliki jenis antigen HLA (human leukocyte antigen) tertentu.
HLA adalah kumpulan gen yang bertanggung jawab untuk antigen transplantasi melalui proses
kekebalan lainnya (Rendy & Margareth, 2019).

7
c. Obesitas
Obesitas merupakan faktor utama dalam diabetes tipe 2 dengan peningkatan resistensi insulin.

8
d. Lingkungan (makanan, infeksi, toksin, stress)
Kekurangan protein kronis dapat menyebabkan pankreas kurang aktif. Infeksi virus Coxsackie
pada individu yang rentan secara genetik Stress fisiologis dan emosional meningkatkan kadar
hormone stress (kortisol, epineprin, glukagon, dan hormon pertumbuhan), sehingga
meningkatkan kadar gula darah (Simamora & Antoni, 2018).
e. Gaya hidup
Merokok, kurang olahraga, kurang istitahat dan stress (Brunner & Suddarth, 2014).
f. Hipertensi
Pada orang dewasa jika tekanan darah ≥130/85mmHg, kolesterol HDL 235 mgdL, serta kadar
trigliderida >250 mg/dl.

C. Klasifikasi Diabetes Mellitus


Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2021, ada empat tipe utama
dari penyakit diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe I, diabetes mellitus tipe II,
diabetes tipe spesifik, dan diabetes mellitus tipe gestasional.
a. Diabetes Mellitus Tipe I atau (Insulin Dependet Diabetes Mellitus/IDDM)
Diabetes jenis ini disebabkan oleh kerusakan sel beta di pankreas, yang menyebabkan
kekurangan insulin. Penyebab IDDM belum jelas, tetapi sangat diyakini disebabkan oleh
infeksi virus yang menyebabkan autoimunitas berlebihan untuk menghancurkan virus.
Akibatnya, sel pertahanan tubuh tidak hanya menghilangkan virus, tetapi juga merusak
sel Langerhans (ADA, 2017).
b. Diabetes Mellitus Tipe II atau (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus/NIDDM)
Diabetes jenis ini disebabkan oleh penurunan progresif sekresi insulin akibat resistensi
insulin. NIDDM diyakini disebabkan oleh faktor genetik dan dipicu oleh gaya hidup
yang tidak sehat, namun terlihatnya sudah terlambat. Proses penuaan juga menjadi
penyebab terjadinya kontraksi progresif sel beta, sehingga terjadi penurunan sekresi
insulin dan penurunan sensitivitas reseptor (ADA, 2017).
c. Diabetes Tipe Spesifik
Contoh dari DM tipe spesifik (ADA,2021), yaitu Sindrom diabetes monogenik
(Diabetes neonatus dan Diabetes oneset maturitas di usia muda). Penyakit pankreas
eksokrin (cystic fibrosis dan pankreatitis). Diabetes yang diinduksi obat atau bahan
kimia (penggunaan glukokortikoid pada HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ).
d. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes terdiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dan tidak ada riwayat
diabetes sebelum kehamilan (ADA,2021). Penyebab adanya riwayat keluarga DM,

9
obesitas, usia ibu saat hamil, riwayat kelahiran bayi besar, dan riwayat penyakit lain
(Febrinasari et al., 2020).

D. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus


a. Poliuria (peningkatan pengeluaran urine)
Merupakan suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menyerap kembali kelebihan
glukosa di dalam darah. Glukosa ini akan menarik air keluar dari jaringan. Akibatnya,
sering buang air kecil dan juga dehidrasi (Tarwoto et al, 2012).
b. Polidipsi (peningkatan rasa haus)
Peningkatan output urin yang sangat besar dapat menyebabkan dehidrasi ekstraseluler.
Dehidrasi intraseluler mengikuti ekstraseluler, karena air intraseluler berdifusi dari sel
menjadi plasma hipertonik setelah penurunan gradien meditasi. Dehidrasi intraseluler
merangsang pelepasan ADH (hormon antidiureti) dan menyebabkan rasa haus (Anggit,
2017).
c. Polifagia (peningkatan rasa lapar)
Merupakan suatu kondisi glukosuria yang timbul karena tubulus ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Akibat glukosa diekskresikan dalam urin, pasien
akan mengalami keseimbangan protein negatif dan penurunan berat badan dan rentan
terhadap polifagia (Tarwoto et al, 2012).
d. Penurunan Berat Badan
Karena otot tidak mendapatkan cukup glukosa untuk mengubah menjadi energi, jaringan
otot dan lemak yang mereka konsumsi harus dipecah untuk memenuhi kebutuhan energi
(Tarwoto et al, 2012).
e. Luka yang sulit sembuh
Akibat infeksi yang parah, kuman atau jamur yang mudah tumbuh saat gula darah
tinggi, kerusakan dinding pembuluh darah, aliran darah yang gelisah di kapiler yang
menghambat penyembuhan luka, kerusakan saraf, dan luka yang tidak dapat dirasakan
karena pada penderita diabetes tidak di perhatikan lukanya dan biarkan membusuk
(Tarwoto et al, 2012).
f. Kelainan pada mata
Hiperglikemia menyebabkan aliran darah menjadi lambat, aliran darah ke pembuluh
darah tidak merata, bahkan pada mata, yang dapat merusak retina dan mengaburkan
lensa (Tarwoto et al, 2012).

10
E. Faktor Resiko Diabetes Mellitus
Faktor resiko yang dapat di modifikasi yaitu :
1. Gaya Hidup
Gaya hidup yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam aktivitas sehari-hari.
Olahraga tidak teratur, makanan cepat saji. merokok, pola makan, minuman bersoda
merupakan salah satu pemicu terjadinya diabetes mellitus tipe II (1DF, 2017).
2. Obesitas (kegemukan)
Pengaruh indeks massa tubuh pada diabetes mellitus dapat disebabkan oleh kurangnya
aktivitas fisik dan tingginya konsumsi protein, karbohidrat dan lemak yang merupakan
faktor risiko terjadinya obesitas (Isnaini, 2018). Kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatan asam lemak atau free fatt (FFA) dalam sel. Peningkatan FFA ini akan
menyebabkan terjadinya resistensi insulin di otot dan jaringan lemak (Isnaini, 2018).
3. Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan peredaran gula di dalam sel tidak bekerja
dengan baik sehingga menyebabkan gula dan kolesterol menumpuk di dalam darah. Jika
tekanan darah di atas 120/90 mmHg mempunyai risiko 2x lipat terkena diabetes mellitus
dibanding orang dengan tekanan darah normal (Brunner&Suddart, 2015).
4. Stress
Menurut penelitian (Berkat, 2018), ada hubungan antara tingkat stress dengan kadar gula
darah pada penderita diabetes. Saat Anda stress, hormon yang memengaruhi kadar gula
darah meningkat, seperti adrenalin, kortisol, glukagon, kortikosteroid dan tiroid. Stres
fisik dan emosional mengaktifkan sistem neuroendokrin dan sistem saraf simpatik
sehingga meningkatkan kadar gula darah.
5. Merokok
Menurut (Halim, C. 2017), Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi ketebalan plasma
dinding pembuluh darah (aterosklerosis) dan dapat menyebabkan komplikasi
kardiovaskular.
6. Faktor resiko yang tidak bisa di modifikasi
- Usia
Faktor usia mempengaruhi kemunduran pada semua sistem tubuh, termasuk sistem
endokrin. Usia lanjut menyebabkan keadaan resistensi insulin, yang menyebabkan
kadar gula darah tidak stabil, itulah sebabnya banyak kasus diabetes mellitus.
- Riwayat keluarga
Menurut silsilah keluarga, diabetes mellitus dapat menurun. Hal ini terjadi karena

11
DNA penderita diabetes mellitus juga dilaporkan pada gen berikut yang berhubungan
dengan penurunan produksi insulin.

F. Contoh Kasus Praktek Proses Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DIABETES MELLITUS HIPERGLIKEMI
1. Pengkajian

a. Identitas Pasien
Nama : Ny. W
Umur : 61 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Babakan 01/02
No RM : 223884
Diagnosa Medis : DM Hiperglikemia

b. Riwayat Penyakit
 Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas, kepalanya terasa pusing, setiap kali makan terasa mual
tetapi tidak ada muntah
 Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak pagi sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh badannya lemas, mual
sejak 1 minggu yang lalu dan kepala pusing. Pada tanggal 22 Februari 2020 pukul
19.15 WIB pasien dibawa ke IGD RS Mitra Siaga
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sudah menderita Diabetes Mellitus sejak 20 tahun yang lalu, dan
pasien tidak mempunyai riwayat penyakit Hipertensi
 Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
Diabetes Mellitus

c. Perubahan Pola Kesehatan


12
 Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
a) Pandangan / persepsi pasien dan keluarga terhadap sakit
Pasien mengatakan hanya mengetahui penyakit diabetes adalah “kencing
manis”. Pasien mengetahui bahwa glukosa darahnya naik karena adanya
pikiran
b) Pengetahuan pasien terhadap sakitnya
Pasien mengatakan mengontrol makanan sehari-hari, rutin melakukan senam
lansia di puskesmas setiap 2 minggu sekali namun tidak bisa mengontrol
stress dan jarang minum obat jika gula darahnya tinggi
c) Pengetahuan pasien terhadap terapi yang dijalaninya
Pasien mengkonsumsi obat-obatan dari puskesmas namun beberapa hari
pasien tidak mengkonsumsi obat diabetes karena pasien merasa bosan untuk
terus- menerus mengkonsumsi obat.
Di Rumah Sakit : GDS pasien pertama kali masuk RS pukul 19.55 = 285
mg/dl dan mendapatkan injeksi insulin Nevorapid 12 unit
d) Program
diet Nasi
lunak
e) Rute
diet Oral
f) Nutrisi sebelum masuk RS
- Sebelum sakit klien makan menggunakan nasi 3x 1hari, nafsu makan baik
dan jarang memperhatikan pantangan diit diabetes mellitus
- Selama di RS pasien diberikan program diit nasi lunak dan selama di
rawat nafsu makan pasien menurun, hanya menghabiskan ½ porsi dan
minum sebanyak 2500 cc/hari
g) Buang air besar
- Di rumah : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lunak dengan warna kecoklatan
- Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan BAB terakhir kali pagi tadi,
frekwensi 1 kali, konsistensi lunak, warna BAB kecoklatan.
h) Buang air kecil
- Di Rumah : Pasien mengatakan BAK sehari 3 kali, warna BAK normal
kuning, bau khas urine

13
- Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan BAK sehari 4 kali, warna BAK

14
normal kuning, bau khas urinepasien tidak terpasang kateter urine.
 Pola Aktivitas
a) Aktivitas dianjurkan
Mobilitas ringan di
bed
b) Kemampuan perawatan diri
- Di Rumah : Makan, minum dan aktivitas selama di rumah pasien
melakukan secara mandiri
- Di Rumah Sakit : Makan dan minum dilakukan secara mandiri,mandi,
toileting berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah dan
ambulasi/ROM harus dibantu olehanak atau keluarganya
 Pola Istirahat dan Tidur
a) Jumlah jam tidur/hari
- Di Rumah : Pasien mengatakan di rumah tidur selama 7-8 jam tidak ada
ganggguan pada pola tidur
- Di Rumah Sakit : Pasien mengatakan selama di rumah sakit pasien tidur
siang ± 2 jam dan malam tidur ±7 jam tidak ada gangguan pada pola
tidur
b) Waktu tidur
- Di Rumah : Pasien mengatakan waktu tidur pasien pada malam hari
pukul 21:00 –05:00.
- Di Rumah sakit : Pasien mengatakan saat di rumah sakit lebih awal
tidurnya yaitu pukul 20.00-05.00
 Pola Perseptual
a) Penglihatan : Normal
b) Pendengaran : Normal
c) Pengecapan : Normal
d) Sensori : Normal
 Pola Persepsi Diri
a) Tingkat Kecemasan (Skala BARS)
Skala 2
b) Pandangan pasien terhadap sakitnya
Pasien selalu berpikir positif bisa disembuhkan jika selalu mematuhi perintah
dari dokter, perawat dan petugas kesehatan di RS

15
c) Jaminan
Pengobatan BPJS

16
d) Pengendalian
emosi Stabil
e) Kepatuhan
pasien Patuh
 Pola Seksual dan Reproduksi
- Keluhan (fertilitas, libido, menstruasi, kontrasepsi, dll)
Pasien mengatakan tidak ada keluhan tentang reproduksi, pasien
mengatakan pasien sudah sejak lama menopose.
 Pola Peran dan Hubungan
a) Anggota keluarga yang
menunggu 2 orang (anak)
b) Dukungan anggota terhadap
keperawatan Baik
c) Interaksi pasien dan petugas
keluarga Baik
d) Interaksi pasien dengan petugas medis
Baik, pasien mematuhi semua tindakan yang dianjurkan oleh dokter
dan perawat
e) Interaksi pasien dengan pasien
lain Baik
 Pola Manajemen Koping Stres
a) Perubahan terbesar dalam hidup yang dirasakan
Pasien mengatakan selama dirawat di RS tidak bisa beraktivitas seperti
biasanya karena sakitnya. Pasien tidak mengetahui cara mengontrol stress
karena pikiran terhadap penyakitnya.
b) Usaha/ perilaku dalam mencari pengobatan
Pasien mau menjalani program terapi pengobatan yang dilakukan selama
dirawat di RS.
 Sistem Nilai dan Keyakinan
a) Kegiatan keagamaan pasien
Selama dirawat di RS pasien hanya berdoa meminta kesembuhan pada Allah
SWT, agar penyakitnya segera disembuhkan
b) Keluhan
Pasien mengatakan tidak bisa melakukan ibadah sholat karena terpasang infus

17
d. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
Penampilan :Keadaan umum pasien lemah, pasien hanya berbaring di atas
tempat tidur
Kesadaran:
Composmentis GCS : 4-6-
5
Vital Sign :TD : 120/80
mmHg RR : 22x/menit
N
:80x/menit S
: 36°C
 Kepala
Bentuk kepala mesocepal, rambut sedikit beruban, rambut tipis ,kepala tidak ada
benjolan atau lesi, wajah terlihat simetris
 Mata
Konjungtiva anemis, mata simetris, pupil Ø <3, Sklera ikterik (-/-), pergerakan
bola mata normal, refleks cahaya (+/+), tidak ada edema palpebra
 Mulut
Hidung simetris, perdangan (-), polip (-), sekret (-), nafas spontan, pernafasan
cuping hidung (-), membrane mukosa lembab, lidah bersih, tidak ada perdarahan
gusi
 Leher
Tidak ada benjolan atau massa pada leher, tidak ada lesi, dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
 Thorax, paru, dan jantung
Bentuk dada simetris, pergerakan dinding dada simetris, retraksi dada (+/+), pola
nafas regular, tidak ada nyeri tekan,. Suara jantung S1 – S2 normal.
 Abdomen
Inspeksi : Dinding abdomen supel, perut simetris, mual (+), muntah (-).
Palpasi :Tidak Ada nyeri tekan daerah epigastristik, tidak ada pembesaran
liver dan organ yang lainnya.Bunyi timpani
 Genitalia
18
Genetalia bersih , tidak terpasang kateter urin
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih.

19
 Ektrenitas
- Akral hangat tidak ada krepitasi pada persendian kekuatan gerak bebas.
- Kekuatan Gerak Bebas

e. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaa Hasil Nilai normal
n Diagnostik Pasien 1
Tanggal 24/02/020
pemeriksaan
Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin 12.00 g/dl 11.0-15.0
Jumlah Leukosit 9.600 10^3/ul 4.000-10.000
Jumlah Eritrosit 4.00 10^6/ul 3.5-5.00
Hematokrit L 34.3 % 33.0-42.0
Jumlah Trombosit 560.000 10^3/ul 150.000-
350.000
MCV 84,7 Fl 82.0-95.0
MCH 30.0 Pg 27.0-31.0
MCHC 35.0 g/dL 32.0 – 36.0
DIFF COUNT
Limph% 34 % 20-40
Mid% 10 % 3-9
Gran% 56 % 50-70
Kimia Klinik
Ureum 46 mg/dL 17-43
Creatinin 1.3 mg/dL 0.7-1.1
SGOT 20 U/L < 31
SGPT 11 U/L < 34
Gamma GT 24 U/L < 32

f. Terapi Pasien
- Nacl 20 tpm
- Nevorapid 12 unit

20
- Ondan 2x 8 mg per IV
- Betahistin 2 x 1 Tab
- Mecobalamim 1 x 500 mg per IV

g. Analisis Data
No Hari, tanggal Data Etiologi Problem
1. 22 Februari 2020 DS : Pusing, lemas, Resistensi Insulin Ketidakstabilan
sering merasa haus gula darah
DO : Kadar glukosa
dalam darah tinggi,
klien tampak lelah,
klien
tampak sering minum
2. 22 Februari 2020 DS : Merasa ingin Gangguan Nausea
mual, nafsu makan Biokimiawi
menurun
DO : -
3. 22 Februari 2020 DS : Klien mudah lelah Imobilitas Intoleransi
DO : Aktivitas klien Aktivitas
tampak dibantu
keluarga
4. 22 Februari 2020 DS : Pasien merasa Asupan nutrisi Defisit Nutrisi
mual tidak cukup
DO : Tidak ada muntah, untuk memenuhi
nafsu makan menurun, kebutuhan
BAB sejak dirawat 1 metabolisme
kali (konsistensi lunak)

21
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan menurut teori SDKI yaitu :
1. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin ( D.0027 )
2. Nausea berhubungan dengan biokimiawi ( D.0076 )
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas ( D.0056 )
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme ( D.0019 )

22
BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah di lakukan pada Ny. W dengan
Diabetes Melitus Hiperglikemia pada tanggal 21 Februari 2023 dapat
disimpulkan :
1) Pengkajian
Pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus dapat
dilakukan dengan baik dan tidak ada mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data
2) Diagnosa
Pada diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus
Hiperglikemia didapatakan 4 diagnosa ditinjauan kasus,yaitu
a. Ketidakstabilan gula darah b.d. resistensi insulin
b. Nausea b.d gangguan biokimiawi
c. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas
d. Defisit nutrisi b.d Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolism
3) Perencanaan asuhan keperawatan
Pada perencanaan asuhan keperawatan pasien Ny. W dengan Diabetes
Melitus hiperglikemia 2023 semua perencanaan dapat diterapkan pada
tinjauan kasus. Tujuan yang diharapkan dari asuhan keperawatan dengan
Diabetes Melitus yaitu : agar gula darah membaik, nyeri berkurang , dan
gangguan system pencernaan membaik, intoleransi aktivitas membaik

B. Saran

Bagi Mahasiswa Supaya bisa menjadi reverensi dalam membuat Karya Tulis
Ilmiah diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan
memperluas wawasan mengenai pasien dengan Diabetes Melitus dengan adanya
pengetahuan dan wawasan yang luas, mahasiswa akan mampu mengembangkan
diri dalam masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat
mengenai Diabetes Melitus , dan faktor-faktor pencetusnya serta bagaimana
23
pencegahan untuk kasus tersebut. 2. Bagi Institusi Pendidikan Peningkatan
kualitas dan

24
pengembangan ilmu mahasiswa melalui studi kasus agar dapat menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus. Bagi Rumah Sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan dan
mempertahankan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan pasien
yang ditujukan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang optimal.
Dan adapun untuk pasien yang telah mengalami kasus Diabetes Melitus maka
harus segera dilukukan perawatan, agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit
Diabetes Melitus.

25

Anda mungkin juga menyukai