Disusun oleh :
Kelompok 8
1. Dantini 2018.C.10a.0963
2. Fitrialiyani 2018.C.10a.0967
3. Fredrick Immanuel 2018.C.10a.0968
4. Sarpika Yena A 2018.C.10a.0985
Puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“Juvenille
Diabetes Pada Anak”.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan masalah........................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit............................................................................................
2.1.1 Definisi....................................................................................................
2.1.2 Klasifikasi................................................................................................
2.1.3 Etiologi....................................................................................................
2.1.4 Patofisiologi (WOC)...............................................................................
2.1.6 Manifestasi klinis....................................................................................
2.1.7 Komplikasi..............................................................................................
2.1.8 Pemeriksaan penunjang...........................................................................
2.1.9 Penatalaksanaan medis............................................................................
2.2 Manajemen Asuhan keperawatan.................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................
4.2 Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Insulinopenia
Memproduksi
autoantibodi pada sel beta
Diabetes Melitus
Asidosis metabolik Peningkatan VLDL Mikroaneurisma dari Glukosa di ginjal Produksi glukosa Penimbunan
berat dari hati arteriola retina meningkat dari simpanan sorbitol di lensa
protein dan lemak
Ph plasma menurun Kadar kolesterol Perdarahan, Perubahan biokimia
Reabsorbsi dalam
plasma darah neurovaskularisasi dalam jar. saraf
batas maksimal Kadar keton dan
pd jar. Parut retina asidosis
Merangsang pusat
CO 2 menurun
pernafasan Tekanan osmotik Mengganggu kegiatan
Kebutaan Nafas berbau keton metabolik sel schwan dan
Sirkulasi ke seluruh hilangnya akson
Respirasi cepat dan tubuh Dehidrasi
dalam (kusmaul) Anoreksia
Resiko Cedera Kec. Konduksi
Hipotensi motorik (-)
Hipovolemia
Pola nafas tidak Defisit Nutrisi
efektif Kelemahan otot
Gangguan perfusi
jaringan
Intoleransi
aktifitas
2.1.5 Manifestasi Klinis
Pada diabetes melitus tipe 1, yang kebanyakan diderita oleh anak-anak
(diabetes melitus juvenil) mempunyai gambaran lebih akut, lebih berat,
tergantung insulin dengan kadar glukosa darah yang labil. Penderita biasanya
datang dengan ketoasidosis karena keterlambatan diagnosis. Mayoritas
penyandang DM tipe 1 menunjukan gambaran klinik yang klasik seperti:
a) Hiperglikemia (Kadar glukosa darah plasma >200mg/dl ).
b) Poliuria
Poliuria nokturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan adanya DM tipe
1 pada anak.
c) Polidipsia
d) Poliphagia
e) Penurunan berat badan , Malaise atau kelemahan
f) Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urine)
g) Ketonemia dan ketonuria
Penumpukan asam lemak keton dalam darah dan urine terjadi akibat
katabolisme abnormal lemak sebagai sumber energy. Ini dapat
mengakibatkan asidosis dan koma.
h) Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat
penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan
katarak.
i) Gejala-gejala lainnya dapat berupa muntah-muntah, nafas berbau aseton,
nyeri atau kekakuan abdomen dan gangguan kesadaran (koma).
Perjalanan klinis DM tipe 1 terbagi atas:
1. Fase Inisial
Dimulai saat timbulnya gejala sampai dengan ditegakkan diagnosis. Fase
ini sering didahului oleh infeksi, goncangan emosi maupun trauma fisik.
2. Fase Penyembuhan
Fase setelah beberapa hari diberikan pengobatan. Keadaan akut penyakit
ini telah teratasi dan sudah terdapat sensitivitas jaringan terhadap insulin.
3. Fase Remisi (Honeymoon period)
Fase ini khas pada penyandang DM tipe 1. Pada saat ini, kebutuhan
insulin menurun sehingga dapat terjadi hipoglikemia bila insulin tidak
disesuaikan. Bila dengan dosis insulin 0.1 IU/kg BB masih menyebabkan
hipoglikemia maka pemberian insulin harus dihentikan. Pada fase ini
perlu observasi dan pemeriksaan urin reduksi secara teratur untuk
memantau keadaan penyakitnya. Fase ini berlangsung selama beberapa
minggu sampai beberapa bulan. Diperlukan penyuluhan pada
penyandang DM atau orangtua bahwa fase ini bukan berarti
penyembuhan penyakitnya.
4. Fase Intensifikasi
Fase ini timbul 16-18 bulan setelah diagnosis ditegakan. Pada fase ini
terjadi kekurangan insulin endogen.
2.1.6 Komplikasi
Diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang menyerang
beberapa organ dan yang lebih rumit lagi, penyakit diabetes tidak menyerang satu
alat saja, tetapi berbagai organ secara bersamaan. Komplikasi ini dibagi menjadi
dua kategori (Schteingart, 2006):
Komplikasi metabolik akut yang sering terjadi :
1. Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh
kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar, keringat
dingin, pusing, dan sebagainya. Hipoglikemia yaitu kadar glukosa darah
kurang dari 80 mg/dl. Hipoglikemi sering membuat anak emosional,
mudah marah, lelah, keringat dingin, pingsan, dan kerusakan sel
permanen sehingga mengganggu fungsi organ dan proses tumbuh
kembang anak. Hipoglikemik disebabkan oleh obat anti-diabetes yang
diminum dengan dosis terlalu tinggi, atau penderita terlambat makan,
atau bisa juga karena latihan fisik yang berlebihan.
2. Koma Diabetik
Koma diabetik ini timbul karena kadar darah dalam tubuh terlalu
tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik yang
sering timbul adalah:
1. disertai panas badan karena biasanya ada infeksi dan penderita koma diabetik
harus segara dibawa ke rumah sakit
Komplikasi- komplikasi vaskular jangka panjang (biasanya terjadi
setelah tahun ke-5) berupa :
1. Mikroangiopati : retinopati, nefropati, neuropati. Nefropati diabetik
dijumpai pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1.
2. Makroangiopati : gangren, infark miokardium, dan angina.
Komplikasi lainnya (FKUI. Ilmu Kesehatan Anak) :
1. Gangguan pertumbuhan dan pubertas
2. Katarak
3. Arteriosklerosis (sesudah 10-15 tahun)
4. Hepatomegali
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl.
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl).
Bukan DM Belum pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena <110 110-199 >200
Darah Kapiler <90 90-199 >200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena <110 110-125 >126
Darah Kapiler <90 90-109 >110
b. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
d. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
e. Elektrolit :
Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun
Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun.
Fosfor : lebih sering menurun
f. Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
g. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
h. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/
penurunan fungsi ginjal)
i. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada (pada
tipe 1) atau normal sampai tinggi (pada tipe II) yang mengindikasikan
insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan
antibody . (autoantibody)
j. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
k. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
2.1.8 Penatalaksanaan Medis
Dalam jangka pendek, penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan
/ mengurangi keluhan/gejala DM. Sedangkan untuk tujuan jangka panjangnya
adalah mencegah komplikasi. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara
menormalkan kadar glukosa, lipid, dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya
tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien secara
holistik dan mengajarkan kegiatan mandiri.
Tabel Kriteria pengendalian DM.
Baik Sedang Buruk
Glukosa darah plasma vena
(mg/dl) 80-109 110-139 >140
- puasa 110-159 160-199 >200
-2 jam
HbA1c (%) 4-6 6-8 >8
Kolesterol total (mg/dl) <200 200-239 >240
Kolesterol LDL
- tanpa PJK <130 130-159 >159
- dengan PJK <100 11-129 >129
Kolesterol HDL (mg/dl) >45 35-45 <35
Trigliserida (mg/dl)
- tanpa PJK <200 <200-249 >250
- dengan PJK <150 <150-199 >200
BMI/IMT
- perempuan 18,9-23,9 23-25 >25atau
- laki-laki 20 -24,9 25-27 <18,5
>27 atau <20
Tekanan darah (mmHg) <140/90 140-160/90- >160/95
95
Pemeriksaan penunjang :
Riwayat kesehatan
1. aktivitas/istirahat
Letih, lemah, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun
2. sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi, AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi,
perubahan tekanan darah
3. Integritas ego
stress, ansietas
4. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria), diare Perubahan
pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
5. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan,
haus, penggunaan diuretik.
6. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
7. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
8. Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / Batuk
dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak) tidak)
9. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
2.2.3 Intervensi
dx.1 Resiko Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan
dengan penyakit melitus .
Intervensi :
1. Monitor kadar gula darah
2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia dan hipoglikemia
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Berikan terapi insulin sesuai program kepada pasien dan keluarga
mengenai pencegahan dan pengenalan tanda-tanda hiperglikemia dan
hipoglikemia dan managemen hiperglikemia dan tanda hiperglikemia
5. Instruksikan kepada pasien untuk selalu patuh terhadap dietnya
dx.2 Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy
metabolik ditandai dengan sering lelah, lemah, pucat, klien tampak
letargi /tidak bergairah.
Intervensi :
1. Diskusikan dengan pasien dan keluarga kebutuhan aktivitas
2. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari
3. Monitor TTV
dx.3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak mampu dalam mengabsorbsi makanan
karena factor biologi (defisiensi insulin) ditandai dengan lemas, berat
badan pasienmenurun walaupun intake makanan adekuat, mual dan
muntah, konjungtiva tampak pucat, pasien tampak lemah, GDS >200
mg/dl.
Intervensi :
1. monitor berat badan tiap hari
2. ciptakan lingkungan yang optimal saat mengkonsumsi makanan
3. berikan terapi insulin sesuai dengan program
4. kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
5. libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makanan sesuai indikasi
dx.4 Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak
adekuat (penurunan fungsi limfosit).
Intervensi :
1. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
2. Tingkatkan upaya pencegahan dengan cara cuci tangan yang pada
semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasien
sendiri.
3. Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif
4. Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam
dx.5 Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi sensori.
Intervensi :
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Orientasikan pasien dengan lingkungan sekitarnya
3. Pantau adanya keluhan parestesia,nyeri atau kehilangan sensori
2.2.4 Implementasi
Merupakan tahap dimana rencana keperawatan dilaksanakan sesuai
dengan intervensi. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien
dalam mencapai peningkatan kesehatan baik yang dilakukan secara
mandiri maupun kolaborasi dan rujukan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf
keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan
untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan
(Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes mellitus adalah :
1. Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.
2. Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan tidak
ada tanda-tanda malnutrisi.
3. Infeksi tidak terjadi
4. Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah
5. Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan
proses pengobatan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian :
a. Identitas :
b. Nama : An. B
c. Umur :10 th
d. Jenis kelamin : Laki-laki
e. Keluhan Utama : Banyak makan, banyak minum, banyak
kencing,
f. Riwayat keluarga : -
g. Riwayat kesehatan sekarang : Diabetes Melitus tipe 1
h. Hasil pemeriksaan :BB = 25,5 kg, PB =135 cm suhu = 37,4 c
nadi = 88 kali/menit, respirasi = 24kali/menit, tekanan darah =
110/70 mmHg. Turgor kulit kembali segera. Kulit kering,
membrane mukosa lembab.
i. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : Hb : 11,2 gr/dl
haematokrit ; 30% eritrosit : 4,0 (10 6 )
1. Aktivitas / istirahat (Doengoes, 1993)
Gejala: Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan tidur / istirahat.
Tanda: a) Takikardi dan takipnea Pada keadaan istirahat / dengan
aktivitas
b) Letargi / disorientasi, koma
c) Penurunan kekuatan otot
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi : IM akut.
Klaudiliasi, liebas dan kesemutan pada ekstremitas ulkus pada liali,
penyembuhan yang lama
Tanda: a) Takikardi
b) Perubahan tekanan darah postural, hipertensi
c) Nadi yang menurun
d) Disritmia
3. Integritas ego
Gejala : a) Stress, tergantung pada orang lain.
b) Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
4. Eliminasi
Gejala : a) Perubahan pola kemih (poliuria) nokturia.
b) Rasa nyeri / terbatas, kesulitan berkemih, isk baru / berulang
c) Nyeri tekan
d) Diare lancer
Tanda : a) Urine encer, pucat, kuning, poliuri
b) Urine berkabut
c) Abdomen keras, adanya asites
d) Makanan / cairan
Gejala: a) Hilang nafsu makan.
b) Mual/muntah
c) Tidak mengikuti diet
d) Penurunan BB
Tanda: a) Kulit bersisik, turgor jelek.
b) Keluarkan / distensi abdomen, muntah
c) Pembesaran tiroid
d) Neurosensori
e) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri
Tanda: Wajah meringis dengan palpitasi: tampak berhati-hati
f) Pernafasan
Gejala: Merasa kekurangan O2, batuk dengan / tanpa sputum purulen
Tanda: Lapar udara, frekuensi pernafasan
g) Keamanan
Gejala:Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda: a) Demam, diaforesis
b) Kulit rusak, lesi / ulserasi
ANALISA DATA
Luka
PRIORITAS MASALAH
P : Intervensi dilanjutkan
Selasa, 10 1. Mengidentifikasi tanda dan gejalaS : Fitrialiyani
November hypovolemia
2020 2. Memonitor intake dan output cairan 1. Pasien mengatakan masih sering kecing
07.00- 3. Menghitung kebutuhan cairan dan mengompol pada malam hari
4. Memberikan asupan cairan oral 2. Pasien mengatakan sering minum
14.00 3. Pasien mengatakan sakit kepalanya
Dx. 2 sudah berkurang
O:
1. Pasien tampak sering minum
2. Pasien tampak pucat
3. Pasien tampak lemah
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Pasien mengatakan gatal pada badannya
1. Mengidentifikasi penyebab gangguan berkurang
Selasa, 10
integritas kulit O:
November
2. Menggunakan produk berbahan petrolium 1. Kulit pasien tampak bersisik
2020
atau minyak pada kulit kering 2. Pasien tampak menggaruk badannya Fitrialiyani
07.00-
3. Menganjurkan menggunakan pelembab 3. keluarga menggunakan pelembab pada
14.00 4. Menganjurkan meningkatkan asupan kulit pasien
nutrisi
Dx. 3
5. A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Selasa, 10 1. Memonitor tingkat kemandirian S: Fitrialiyani
November 2. Menyediakan lingkungan yang 1. Pasien mengeluh tubuhnya masih terasa
2020 terapeutik lelah
07.00- 3. Menyiapkan keperluan pribadi 2. Pasien mengatakan pergerakannya
(parfum, sikat gigi, dan sabun mandi) terbatas
14.00
4. Memfasilitasi kemandirian
Dx. 4 5. Menjadwalkan rutinitas perawatan diri O:
6. Menganjurkan melakukan perawatan 1. Mulut pasien masih berbau tidak sedap/
bau keton
diri secara konsisten sesuai kemampuan
2. ADL masih dibantu oleh perawat dan
keluarga
3. Badan pasien teraba hangat
4. Kuku jari pasien tampak panjang dan
kotor
5. Tangan kiri terpsang infus
P : Intervensi dilanjutkan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penderita terbanyak diabetes mellitus tipe 1 adalah usia anak dan remaja.
Perlu kewaspadaan pada tenaga medis mengenai penyakit ini maupun komplikasi
yang mungkin terjadi yang seringkali salah diagnosis. Keterlambatan dalam
diagnosis akan berakibat fatal bagi keselamatan jiwa penderita DM tipe 1.
4.2 Saran
Penulis tentu menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kesalahan dan kekurangan didalamnya. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan
pendahuluan ini, supaya dapat menjadi laporan pendahuluan yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf sebesar-
besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/15996339/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_AN
AK_DENGAN_DM_JUVENILE
http://macrofag.blogspot.com/2013/02/makalah-diabetes-pada-anak.html
Brink SJ, Lee WRW, Pillay K, Kleinebreil (2010). Diabetes in children and
adolescents, basic training manual for healthcare professionals in
developing countries, 1sted. Argentina: ISPAD, h 20-21.
Weinzimer SA, Magge S (2005). Type 1 diabetes mellitus in children. Dalam:
Moshang T Jr. Pediatric endocrinology. Philadelphia: Mosby Inc, h 3-18.
Rustama DS, Subardja D, Oentario MC, Yati NP, Satriono, Harjantien N (2010).
Diabetes Melitus. Dalam: Jose RL Batubara Bambang Tridjaja AAP Aman B.
Pulungan, editor. Buku Ajar Endokrinologi Anak, Jakarta: Sagung Seto 2010, h
124-161.ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009. Pediatric
Diabetes 2009: 10.
http://repository.maranatha.edu/3415/3/0910085_Chapter1.pdf (Diakses pada
tanggal 1 Maret 2015)